Peningkatan Keterampilan Menulis Puisi Bebas Menggunakan Pendekatan Kontekstual Siswa Sekolah Dasar
Peningkatan Keterampilan Menulis Puisi Bebas Menggunakan Pendekatan Kontekstual Siswa Sekolah Dasar
Peningkatan Keterampilan Menulis Puisi Bebas Menggunakan Pendekatan Kontekstual Siswa Sekolah Dasar
ABSTRACT
The purpose of this study is to describe the planning, implementation and results of free poetry
writing skills in the Indonesian language class V SDN 004 Bangkinang with Contextual Approach.
This research uses qualitative method of Type Class Action Research. Data obtained in the analysis
using qualitative and quantitative data analysis. Stages of data analysis are described as follows:
reviewing the data that has been collected either through observation, rectification, recording, or
documentation, data reduction, presenting data and concluding the research results. The results of
research after done on the cycle I skill of writing free poetry with a perspecage of 59.09%. Then cycle
II of free poetry writing skills has increased with the percentage of 86.36%. Teacher activity in the
first cycle of the first meeting of 65.71% and at the second meeting increased to 74.28%. Then in cycle
II the first meeting of teacher activity increased to 82.85% and at the second meeting increased to
88.57% ". Student activity on first cycle of the first meeting of 62.85% and at the second meeting
increased to 68.57% with the category of "Good". Then in cycle II the first meeting of teacher activity
increased to 77.14% and at the second meeting increased to 85.71%. Thus it can be concluded that by
using Contextual Approach Can Increase the Skill of writing poetry free Student Class V SDN 004
Bangkinang district Bangkinang City.
95
Jurnal Publikasi Pendidikan | Volume 7 Nomor 2, Juni 2017 | 96
Sedangkan menurut Tarmizi (2013:14) puisi kelas dan mendorong peserta didik membuat
adalah salah satu bentuk karya sastra yang hubungan antara pengetahuan yang
tersaji secara monolog, menggunakan kata- dimilikinya dengan menerapakannya dalam
kata yang indah dan kaya akan makna. Dapat kehidupan mereka sebagai anggota keluarga
disimpulkan bahwa puisi adalah salah satu dan masyarakat.
bentuk karya sastra yang menggunakan kata- Untuk mengaitkannya bisa dilakukan
kata yang indah dan penuh dengan makna. berbagai cara, selain karena memang materi
Berdasarkan observasi dan wawancara yang dipelajari secara langsung terkait dengan
awal yang dilakukan dengan guru kelas V kondisi faktual, juga bisa disiasati dengan
SDN 004 Bangkinang kecamatan Bangkinang pemberian ilustrasi atau contoh, sumber belajar,
Kota kabupaten Kampar, bahwa hasil belajar media, dan lain sebagainya, yang memang baik
siswa khususnya pada mata pelajaran Bahasa secara langsung maupun tidak langsung
Indonesia terutama menulis puisi masih belum maupun tidak diupayakan terkait atau ada
sesuai dengan yang diharapkan. Dapat dilihat hubungan dengan pengalaman hidup nyata.
dari nilai rata-rata ulangan dengan KKM 75. Maka pembelajaran selain akan lebih menarik,
Data awal jumlah siswa 31 orang, hanya 6 juga akan dirasakan sangat dibutuhkan oleh
siswa ( 19,36%) yang tuntas, sedangakan 25 setiap siswa karena apa yang dipelajari
siswa ( 80,64% ) mendapat nilai dibawah dirasakan langsung manfaatnya (Rusman,
KKM. Maka dapat dikatakan bahwa dalam 2014:187).
pembelajaran Bahasa Indonesia dengan materi Maka dapat disimpulkan bahwa
menulis puisi di SDN 004 Bangkinang pembelajaran kontekstual adalah usaha untuk
mengalami permasalahan. Adapun membuat siswa aktif dan memompa
permasalahannya yaitu: (1) tidak adanya kemampuan diri tanpa merugi dari segi
umpan balik antara guru dan siswa, (2) siswa manfaat, serta merangsang otak siswa sehingga
tidak berani bertanya meskipun mengalami siswa berusaha mempelajari konsep sekaligus
kesulitan saat proses pembelajaran, (3) guru menerapkan dan mengkaitkannya dengan
begitu bingung bagaimana cara agar siswa dunia nyata.
mengerti cara menulis puisi, (4) siswa begitu Pendidikan Bahasa Indonesia merupakan
kesulitan untuk mencari tema yang akan salah satu aspek penting yang perlu diajarkan
dituliskan, (5) siswa asyik bermain dan tidak kepada para siswa di sekolah. Maka mata
memperhatikan penjelasan guru. pelajaran ini kemudian diberikan sejak masih
Permasalahan guru yang kesulitan untuk bangku Sekolah Dasar (SD) karena dari situ
menyampaikan materi yang akan diajarkan diharapkan siswa mampu menguasai,
membuat siswa tidak memahami materi yang memahami dan dapat mengimplementasikan
diajarkan guru. Kondisi kelas yang tidak keterampilan berbahasa. Seperti membaca,
kondusif, siswa asyik bermain dan tidak menyimak, menulis dan berbicara.
mendengarkan penjelasan dari guru membuat Permendiknas No. 22 Tahun 2006,
suasana kelas menjadi ribut dan tidak tenang. Bahasa memiliki peran sentral dalam
Sikap siswa yang tidak mengerti dengan materi perkembangan intelektual, sosial, dan
yang diajarkan guru, maka guru perlu strategi emosional peserta didik dan merupakan
pembelajaran yang baru. Upaya yang penunjang keberhasilan dalam mempelajari
dilakukan adalah melalui Pendekatan semua bidang studi. Pembelajaran bahasa
Kontekstual. diharapkan membantu peserta didik mengenal
Johnson (dalam Rusman, 2014:187) dirinya, budayanya, dan budaya orang lain,
mengatakan pembelajaran kontekstual adalah mengemukakan gagasan dan perasaan,
sebuah sistem yang merangsang otak untuk berpartisipasi dalam masyarakat yang
menyusun pola-pola yang mewujudkan makna. menggunakan bahasa tersebut, dan
Johnson mengatakan bahwa pembelajaran menemukan serta menggunakan kemampuan
kontekstual adalah suatu sistem pembelajaran analitis dan imaginatif yang ada dalam dirinya.
yang cocok dengan otak yang menghasilkan Pembelajaran Bahasa Indonesia diarahkan
makna dengan menghubungkan muatan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik
akademis dengan konteks dari kehidupan dalam Bahasa Indonesia dengan baik dan
sehari-hari siswa. benar.
Taufik (2011:189) berpendapat bahwa Salah satu materi Bahasa Indonesia yang
pendekatan kontekstual adalah suatu model harus dikuasai siswa sekolah dasar (SD) adalah
pembelajaran dimana guru harus menulis puisi. Tarmizi (2013:12) menulis
menghadirkan situasi dunia nyata ke dalam merupakan salah satu dari empat keterampilan
berbahasa (mendengarkan, berbicara, suasana kelas menjadi ribut dan tidak tenang.
membaca, dan menulis), menulis merupakan Sikap siswa yang tidak mengerti dengan materi
suatu proses bagaimana mengomunikasikan yang diajarkan guru, maka guru perlu strategi
ide kepada orang lain dengan baik, sehingga pembelajaran yang baru. Upaya yang
orang lain dapat memahami apa yang dilakukan adalah melalui Pendekatan
disampaikan melalui tulisan. Sedangkan Kontekstual.
menurut Abidin (2014:19) menulis merupakan Johnson (dalam Rusman, 2014:187)
kegiatan yang ekspresif karena dengan menulis mengatakan pembelajaran kontekstual adalah
seseorang dapat mengungkapkan gagasan, sebuah sistem yang merangsang otak untuk
maksud, pikiran, atau pesan yang dimilikinya menyusun pola-pola yang mewujudkan makna.
kepada orang lain. Maka dapat disimpulkan Johnson mengatakan bahwa pembelajaran
menulis adalah suatu proses kegiatan yang kontekstual adalah suatu sistem pembelajaran
dilakukan seseorang untuk mengungkapkan yang cocok dengan otak yang menghasilkan
gagasan, pikiran dan mengkomunikasikan ide makna dengan menghubungkan muatan
kepada orang lain dengan baik disamapikan akademis dengan konteks dari kehidupan
melalui tulisan. sehari-hari siswa.
Franscatoro (Ganie, 2015:58) puisi adalah Taufik (2011:189) berpendapat bahwa
tiruan cita-cita atau ide-ide yang tersembunyi pendekatan kontekstual adalah suatu model
dalam kehidupan transcendental (dunia ilahi) pembelajaran dimana guru harus
atau dunia di luar pengalaman lahir manusia. menghadirkan situasi dunia nyata ke dalam
Sedangkan menurut Tarmizi (2013:14) puisi kelas dan mendorong peserta didik membuat
adalah salah satu bentuk karya sastra yang hubungan antara pengetahuan yang
tersaji secara monolog, menggunakan kata- dimilikinya dengan menerapakannya dalam
kata yang indah dan kaya akan makna. Dapat kehidupan mereka sebagai anggota keluarga
disimpulkan bahwa puisi adalah salah satu dan masyarakat.
bentuk karya sastra yang menggunakan kata- Untuk mengaitkannya bisa dilakukan
kata yang indah dan penuh dengan makna. berbagai cara, selain karena memang materi
Berdasarkan observasi dan wawancara yang dipelajari secara langsung terkait dengan
awal yang dilakukan dengan guru kelas V kondisi faktual, juga bisa disiasati dengan
SDN 004 Bangkinang kecamatan Bangkinang pemberian ilustrasi atau contoh, sumber belajar,
Kota kabupaten Kampar, bahwa hasil belajar media, dan lain sebagainya, yang memang baik
siswa khususnya pada mata pelajaran Bahasa secara langsung maupun tidak langsung
Indonesia terutama menulis puisi masih belum maupun tidak diupayakan terkait atau ada
sesuai dengan yang diharapkan. Dapat dilihat hubungan dengan pengalaman hidup nyata.
dari nilai rata-rata ulangan dengan KKM 75. Maka pembelajaran selain akan lebih menarik,
Data awal jumlah siswa 31 orang, hanya 6 juga akan dirasakan sangat dibutuhkan oleh
siswa ( 19,36%) yang tuntas, sedangakan 25 setiap siswa karena apa yang dipelajari
siswa ( 80,64% ) mendapat nilai dibawah dirasakan langsung manfaatnya (Rusman,
KKM. Maka dapat dikatakan bahwa dalam 2014:187).
pembelajaran Bahasa Indonesia dengan materi Maka dapat disimpulkan bahwa
menulis puisi di SDN 004 Bangkinang pembelajaran kontekstual adalah usaha untuk
mengalami permasalahan. Adapun membuat siswa aktif dan memompa
permasalahannya yaitu: (1) tidak adanya kemampuan diri tanpa merugi dari segi
umpan balik antara guru dan siswa, (2) siswa manfaat, serta merangsang otak siswa sehingga
tidak berani bertanya meskipun mengalami siswa berusaha mempelajari konsep sekaligus
kesulitan saat proses pembelajaran, (3) guru menerapkan dan mengkaitkannya dengan
begitu bingung bagaimana cara agar siswa dunia nyata.
mengerti cara menulis puisi, (4) siswa begitu
kesulitan untuk mencari tema yang akan METODE PENELITIAN
dituliskan, (5) siswa asyik bermain dan tidak Penelitian ini menggunakan metode
memperhatikan penjelasan guru. kualitatif yang berjenis Penelitian Tindakan
Permasalahan guru yang kesulitan untuk Kelas. Ebbut (dalam Kunandar, 2012:43)
menyampaikan materi yang akan diajarkan penelitian tindakan adalah kajian sistemik dari
membuat siswa tidak memahami materi yang upaya perbaikan pelaksanaan praktik
diajarkan guru. Kondisi kelas yang tidak pendidikan oleh sekelompok guru dengan
kondusif, siswa asyik bermain dan tidak melakukan tindakan-tindakan dalam
mendengarkan penjelasan dari guru membuat
Data yang diperoleh di analisis dengan B. Deskripsi Hasil Tindakan Tiap Siklus
menggunakan analisis data kualitatif dan Perbandingan hasil belajar siswa dari
kuantitatif. Model data kualitatif oleh Miles pratindakan, siklus I, dan siklus II pada materi
dan Huberman (1992:16) yakni analisis data menulis puisi bebas dengan menggunakan
dimulai dengan menelaah sejak pengumpulan pendekatan kontekstual. Untuk mengetahui
data sampai seluruh data terkumpul. Tahap perekembangan hasil belajar siswa dari
analisi data diuraikan sebagai berikut: sebelum tindakan, siklus I dan II dengan
1. Menelaah data yang telah terkumpul baik menggunakan pendekatan kontekstual pada
melalui observasi, pencacatan, perekaman, siswa kelas V SDN 004Bangkinang secara
maupun dokumentasi. Kegiatan penelaahan jelas dapat dilihat pada tabel berikut ini.
ini diawali dengan transkripsi data hasil 1. Aktivitas guru
pengamatan, kemudian menganalisis, Setelah dilakukan tindakan aktivitas guru
mensintesis, dan menyeimpulkan. meningkat dari 69,99% dengan kategori
Penelaahan ini dilakukan secara “Baik” karena berada pada rentang 61% - 80%
menyeluruh sejak awal data dikumpulkan pada siklus pertama, dan siklus II meningkat
hingga semua data terkumpul. menjadi 85,71% dengan kategori “Baik sekali”
2. Reduksi data, meliputi pengkategorian dan karena berada pada rentang 81% - 100%.
mengklasifikasian. Semua data yang telah Terdapat peningkatan pada aktivitas guru
terkumpul diseleksi dan dikelompok- dalam proses belajar mengajar dengan
kelompokkan sesuai dengan masalah menggunakan pendekatan kontekstual kelas V
penelitian. Yang telah diklasifikasikan di SDN 004 Bangkinang. Pada siklus I dari
tersebut kemudian diseleksi mana yang pertemuan pertama dan kedua dengan
relevan dan mana yang tidak relevan. Data persentase 69,99% dengan kategori “Baik” dan
yang relevan selanjutnya dianalisis dan data meningkat pada siklus II dengan persentase
yang tidak relevan dibuang. 85,71% dengan kategori “Baik sekali”.
3. Menyajikan data dilakukan dengan cara Dapat disimpulkan bahwa pada aktivitas
mengorganisasikan informasi yang telah guru meningkat pada siklus I pertemuan
direduksi. Data tersebut dipaparkan pertama dari 65,71% dengan kategori “Baik”
menurut jenisnya sesuai dengan masalah dan pada pertemuan kedua meningkat menjadi
penelitian. 74,28% dengan kategori “Baik”. Kemudian
4. Menyimpulkan hasil penelitian. Kegiatan pada siklus II pertemuan pertama aktivitas
penyimpulan hasil penelitian dilakukan guru meningkat menjadi 82,85% dengan
dengan menafsirkan makna sesuatu kategori “Baik sekali” dan pada pertemuan
fenomena yang terjadi selama tindakan kedua meningkat menjadi 88,57% dengan
berlangsung. kategori “Baik sekali”.
guru meningkat menjadi 77,14% dengan dan pada pertemuan terakhir aktivitas
kategori “Baik sekali” dan pada pertemuan meningkat menjadi lebih baik dengan
kedua meningkat menjadi 85,71% dengan menggunakan pendekatan kontekstual.
kategori “Baik sekali”. Setelah itu hasil ulangan harian siswa
menulis puisi bebas pada siklus I dan siklus II
3. Keterampiran Siswa Menulis Puisi Bebas juga mengalami peningkatan. Pada siklus I
Hasil keterampilan menulis puisi bebas kemampuan menulis puisi bebas siswa masih
dengan menggunakan pendekatan kontekstual belum mencapai 85%, dan dilakukan tindakan
kelas V di SDN 004 Bangkinang pada siklus I siklus II dengan hasil yang memuaskan
dan siklus II terdapatnya peningkatan pada meningkat dengan melebihi 85%.
keterampilan menulis puisi bebas dengan Sudah jelas hasil yang diperoleh dalam
menggunakan pendekatan kontekstual kelas V kemampuan menulis puisi bebas dengan
di SDN 004 Bangkinang. Pada ulangan harian menggunkan pendekatan kontekstual siswa
siklus I dengan persentase 59,09% dengan kelas V SDN 004 Bangkinang kecamatan
kategori “Cukup” dan meningkat pada siklus II Bangkinang Kota Kabupaten Kampar. Dari
dengan persentase 86,36% dengan kategori hasil penelitian dan pembahasan yang telah
“Baik sekali”. Dapat disimpulkan bahwa pada diuraikan diatas, diketahui bahwa pendekatan
keterampilan menulis puisi bebas siswa kontektual dapat meningkatkan keterampilan
meningkat dari data awal sebelum tindakan menulis puisi. Johnson mengatakan bahwa
keterampilan siswa dalam menulis puisi bebas pembelajaran kontekstual adalah suatu sistem
19,36% dengan kategori “Kurang”. Kemudian pembelajaran yang cocok dengan otak yang
dilakukan tindakan dengan menggunakan menghasilkan makna dengan menghubungkan
pendekatan kontekstual pada siklus I muatan akademis dengan konteks dari
keterampilan menulis puisi bebas siswa kehidupan sehari-hari siswa.
mencapai 59,09% dengan kategori “Cukup” Taufik (2011:189) berpendapat bahwa
kemudian meningkat pada siklus II menjadi pendekatan kontekstual adalah suatu model
86,36% dengan kategori “Baik sekali”. pembelajaran dimana guru harus
Setelah melihat proses dan perubahan menghadirkan situasi dunia nyata ke dalam
yang telah dipaparkan, peneliti hanya kelas dan mendorong peserta didik membuat
melakukan dua siklus. Karena sudah jelas hasil hubungan antara pengetahuan yang
yang diperoleh pada tiap pertemuan dimilikinya dengan menerapakannya dalam
mengalami peningkatan. Pada aktivitas guru kehidupan mereka sebagai anggota keluarga
siklus I pertemuan pertama masih banyak dan masyarakat.
kekurangan dan pada pertemuan kedua guru Berdasarkan hasil penelitian ini
mencoba untuk memperbaiki kesalahan membuktikan bahwa hipotesis Jika diterapkan
dengan hasil yang cukup meningkat. Pendekatan Kontekstual, maka hasil belajar
Kemudian pada siklus II guru melakukan Bahasa Indonesia materi Menulis Puisi “dapat
perubahan dengan hasil yang bagus dan pada meningkatkan keterampilan menulis puisi
pertemuan terakhir guru melakukannya dengan bebas Kelas V SD Negeri 004 Bangkinang
begitu baik sehingga hasil aktivitas guru Kecamatan Bangkinang Kota Kabupaten
meningkat pada tiap pertemuan. Kampar”.
Setelah itu aktivitas siswa kelas V SDN
004 Bangkinang juga mengalami peningkatan KESIMPULAN & SARAN
pada tiap pertemuannya. Siklus I pertemuan Berdasarkan hasil analisis data, baik hasil
pertema aktivitas siswa saat proses belajar data observasi aktivitas kegiatan guru dan
mengajar siswa masih bingung dengan siswa maupun hasil keterampilan menulis puisi
langkah-langkah pembelajaran yang guru siswa pada siklus I dan siklus II, hasil
lakukan. Awalnya saat proses pembelajaran penelitian yang telah dijelaskan pada Bab IV,
siswa tidak terbiasa dengan kelompok diskusi. maka dapat diambil kesimpulan bahwa Siswa
Sehingga siswa masih bermain-main saat Kelas V SDN 004 Bangkinang Kecamatan
melakukan diskusi. Dan pada pertemuan Bangkinang Kota Kabupaten Kampar sebelum
keduanya siswa sudah mulai terbiasa dengan tindakan hanya mencapai persentase 19,36%
pembelajaran diskusi membuat mereka dengan kategori “Kurang sekali”, karena
termotivasi untuk mengerjakan tugas bersama- berada pada rentang 0% - 20%. Setelah
sama. Kemudian pada siklus II pertemuan dilakukan tindakan dengan menggunakan
pertama siswa mulai aktif dalam pembelajaran Pendekatan Kontekstual pada siklus I
membuat aktivitas meningkat dari sebelumnya keterampilan menulis puisi bebas siswa
Putri Hana Pebriana. Peningkatan Keterampilan Menulis… , halaman 95-101
Jurnal Publikasi Pendidikan | Volume 7 Nomor 2, Juni 2017 | 101