Optimasi Teknik Western Blot Untuk Deteksi Ekspresi Protein Tanaman Padi (Oryza Sativa L.)
Optimasi Teknik Western Blot Untuk Deteksi Ekspresi Protein Tanaman Padi (Oryza Sativa L.)
Optimasi Teknik Western Blot Untuk Deteksi Ekspresi Protein Tanaman Padi (Oryza Sativa L.)
net/publication/342231621
Optimasi Teknik Western Blot untuk Deteksi Ekspresi Protein Tanaman Padi
(Oryza sativa L.)
CITATIONS READS
0 1,727
4 authors, including:
Unang Supratman
Universitas Padjadjaran
203 PUBLICATIONS 1,005 CITATIONS
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
Potential effect of nutmeg for preventing sarcopenia in aging rats View project
All content following this page was uploaded by Susianti . on 17 June 2020.
JURNAL
BIOTEKNOLOGI & BIOSAINS INDONESIA
*Email: susianti@unpad.ac.id
ABSTRACT
Western blot (WB) technique has been widely used for analyzing protein expression and for
identifying specific proteins derived from animals, plants, and microorganisms. During the use
of WB, especially in agricultural studies, some difficulties are encountered such as unclear or
unspecific protein bands, the presence of bubbles, and the absence of protein bands on
membrane. This study aims to determine the WB conditions appropriate for the protein
expression of rice plants (Oryza sativa L.). Protein from rice plant was extracted and the
obtained protein lysate was then used for proteomic analysis using WB with β-actin antibody.
Our experiment showed that some optimized parameters like blocking buffers, the
concentration of primary antibody and the ratio of secondary antibody determined the clarity
of the results. β-actin was used as internal control that measured the success of the WB
technique. Results showed that lysis process was important in determining good WB results
in addition to the optimal blocking solution using a BSA of 0.2%, a primary antibody
concentration of 1 μg mL–1, and a secondary antibody of 1:10,000. Optimizing techniques
during extraction, incubation, and documentation facilitated good WB results.
ABSTRAK
Teknik western blot (WB) telah banyak digunakan untuk analisis ekspresi protein dan
mengidentifikasi protein spesifik dari hewan, tumbuhan dan mikroorganisme. Dalam
implementasi teknik WB, khususnya studi dalam bidang pertanian, beberapa kesulitan ditemui
seperti pita protein tidak jelas, tidak spesifik, adanya gelembung, hingga tidak munculnya pita
protein pada membran. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi WB yang tepat untuk
deteksi protein tanaman padi (Oryza sativa L.). Protein tanaman padi diekstraksi, kemudian lisat
protein yang didapat dianalisis dengan metode WB menggunakan antibody β-actin. Penelitian
kami menunjukkan bahwa beberapa parameter yang dioptimasi seperti larutan blocking,
konsentrasi antibodi primer dan rasio antibodi sekunder akan menentukan hasil yang jelas. β-
actin digunakan sebagai kontrol internal yang menjadi tolok ukur keberhasilan teknik WB. Hasil
menunjukkan bahwa proses lisis menjadi hal penting dalam menentukan hasil WB yang baik
disamping larutan blocking yang optimal menggunakan BSA 0,2%, konsentrasi antibodi primer
1 µg mL–1 dan antibodi sekunder 1:10.000. Mengoptimalkan teknik selama ekstraksi, inkubasi
dan dokumentasi membantu mendapatkan hasil WB yang baik.
174
J Bioteknol Biosains Indones – Vol 6 No 2 Thn 2019
175
Optimasi Teknik Western Blot Untuk Deteksi.... Susianti et al.
Ekstraksi protein
Ekstraksi protein daun tanaman padi
dilakukan dengan metode Lin dan Wang
(2014) yang telah dimodifikasi dengan
penghilangan bahan kimia fenol dalam
dapar ekstraksi, penghilangan tahapan
pencucian pelet menggunakan aseton dan
pengeringan vakum (Tabel 1). Sebanyak
1,5 g daun tanaman padi dihaluskan hingga
menjadi serbuk dengan mortar dan alu
menggunakan nitrogen cair. Ekstraksi
dilakukan pada suhu 4ºC. Selanjutnya
ditambahkan 5 mL larutan dapar ekstraksi,
59,5 cm dan 0,5 g polivinilpirolidon sambil ditumbuk,
dan ditambahkan kembali 5 mL larutan
dapar ekstraksi, ditumbuk hingga berbuih.
Lalu protease inhibitor ditambahkan
sebanyak 25 μL dan larutan dapar ekstraksi
sebanyak 5 mL. Campuran ditumbuk hingga
berbuih. Setelah itu, campuran dipindahkan
ke dalam tabung 1,5 mL dan disentrifugasi
dengan kecepatan 15.000 rpm pada suhu
4ºC selama 20 menit. Filtrat disaring dan
dipindahkan ke dalam tabung baru 1,5 mL,
ditambahkan dapar pengendap ke dalam
filtrat dengan perbandingan 3:1 dan
diinkubasi pada −20ºC selama 4 jam.
Campuran disentrifugasi selama 20 menit,
15.000 rpm 4ºC. Pelet dicuci sebanyak 2 kali
dengan 1,8 mL larutan dapar pengendap.
Gambar 1. Sampel tanaman padi Pelet diresuspensi menggunakan larutan
176
J Bioteknol Biosains Indones – Vol 6 No 2 Thn 2019
177
Optimasi Teknik Western Blot Untuk Deteksi.... Susianti et al.
tahapan paling penting dalam teknik WB, Pencucian dengan aseton biasanya
terutama pada sampel tanaman (Vilhena et dilakukan untuk membantu menghilangkan
al. 2015), dikarenakan jaringan tanaman sisa garam natrium asetat dari larutan dapar
memiliki jumlah protease yang tinggi dan pengendap yang digunakan sebelumnya, dan
kandungan metabolit sekunder yang juga untuk mengurangi terjadinya degradasi
biasanya menjadi pengganggu pada proses protein (Rodrigues et al. 2012).
ekstraksi karena sulit untuk dihancurkan
(Wang et al. 2008), sehingga untuk Kuantifikasi protein
mendapatkan hasil lisat protein yang tinggi Jumlah lisat protein daun tanaman padi
bergantung pada pemilihan protokol ekstraksi diukur menggunakan metode Lowry. Hasil
protein dan setiap tahapan dari ekstraksi kuantifikasi protein dari lisat daun tanaman
protein tersebut (Niu et al. 2018). padi yang didapat sebesar 239,5 µg µL–1.
Ekstraksi protein dilakukan Menurut Kurien dan Scofield (2015),
menggunakan metode Lin dan Wang (2014) pengukuran protein metode Lowry
yang telah dimodifikasi dengan penghilangan berdasarkan pada dua reaksi. Pertama,
bahan kimia fenol dalam larutan dapar pembentukan kompleks ion tembaga dengan
ekstraksi, penghilangan tahapan pencucian ikatan amida membentuk tembaga tereduksi
pelet menggunakan aseton dan pengeringan (disebut juga kromofor biuret) dan biasanya
vakum. Fenol digunakan dalam larutan dapar stabil dengan penambahan natrium-kalium
ekstraksi sebagai pengikat protein dan untuk tartrat. Reaksi kedua yaitu reduksi reagen
mengurangi degradasi protein. Metode Folin-Ciocalteu oleh kompleks tembaga-
ekstraksi protein menggunakan fenol memiliki amida beserta residu tirosin dan triptofan.
aktivitas yang baik untuk mengurangi Warna biru yang terbentuk dapat diukur
interaksi molekuler antara protein dan bahan absorbansinya dengan spektrofotometer.
lain, namun fenol memiliki sedikit BSA dijadikan sebagai standar untuk
kecenderungan untuk melarutkan asam perhitungan konsentrasi protein.
nukleat dan polisakarida (Chatterjee et al.
2012). Selain itu, fenol termasuk ke dalam Elektroforesis gel poliakrilamida
bahan berbahaya yang bersifat racun karena Untuk melihat pemisahan protein daun
sulit diuraikan oleh organisme sehingga tanaman padi berdasarkan berat molekulnya,
dalam penelitian ini larutan dapar ekstraksi digunakan teknik elektroforesis gel
dibuat tanpa penambahan fenol, sedangkan poliakrilamida (Bass et al. 2017). Lisat protein
penghilangan tahapan pencucian pelet ditambahkan larutan dapar sampel lalu
menggunakan aseton dan pengeringan didenaturasi pada suhu 95ºC selama 5 menit.
vakum bertujuan untuk mencegah hilangnya Dapar sampel terdiri dari gliserol yang
protein yang lebih banyak pada saat ekstraksi berfungsi untuk meningkatkan densitas
dan efisiensi waktu ekstraksi protein. sampel sehingga sampel dengan mudah
120—
90—
50—
34—
26—
20—
178
J Bioteknol Biosains Indones – Vol 6 No 2 Thn 2019
turun ke dasar sumur gel, bromophenol blue terperangkap di antara gel dan membran
sebagai tracking dye, dan 2-merkaptoetanol yang dapat mengakibatkan hasil transfer
yang berfungsi untuk mereduksi ikatan tidak optimal (Mahmood dan Yang 2012).
disulfida menjadi protein yang bermuatan Metode transfer yang digunakan yaitu
sehingga pada saat elektroforesis transfer basah, dimana selama proses
berlangsung, sampel akan bermigrasi melalui transfer, larutan dapar digunakan untuk
gel dari katoda (−) menuju anoda (+) meningkatkan permeabilitas gel
(Mahmood dan Yang 2012). poliakrilamida, sehingga membantu proses
transfer protein menjadi lebih cepat (Gibbons
Pewarnaan gel (pewarnaan perak) 2014).
Gel hasil elektroforesis dilakukan Membran yang digunakan dalam
pewarnaan menggunakan metode proses transfer protein yaitu nitroselulosa.
pewarnaan perak untuk melihat pemisahan Biasanya membran nitroselulosa digunakan
protein. Hasil pewarnaan pada Gambar 3 untuk protein yang memiliki afinitas tinggi
menunjukkan bahwa protein tanaman padi (Mahmood dan Yang 2012). Tanaman padi
terseparasi dengan baik sesuai dengan diketahui mengandung protein HKT (High-
ukuran berat molekulnya. Pada pewarnaan affinity K+ Transporter) yang berperan dalam
perak, ion perak yang berasal dari reagen mempertahankan homeostatis Na+/K+ pada
perak nitrat berikatan dengan rantai samping tanaman (Ariyarathna et al. 2016, Zhang et al.
yang bermuatan negatif dari protein sehingga 2017a).
dihasilkan warna coklat kehitaman pada gel Untuk melihat keberhasilan proses
poliakrilamida. Pewarnaan gel menggunakan transfer protein, dilakukan pewarnaan
metode pewarnaan perak 30−100 kali lebih membran menggunakan Ponceau S (Bass et
sensitif dari metode coomassie blue (Zhao et al. 2017). Ponceau S merupakan metode
al. 2012). pewarnaan negatif dimana akan berikatan
dengan gugus amino yang bermuatan positif.
Transfer protein Protein yang ditransfer (> 200 ng) akan
Setelah proses elektroforesis muncul sebagai pita merah jambu. Hasil
poliakrilamida selesai, dilanjutkan proses pewarnaan Ponceau dilakukan pada 2
transfer protein dari gel ke membran (blotting) membran, dan didapatkan hasil pita merah
dengan membuat “sandwich”: Katoda(−) - jambu seperti terlihat pada Gambar 4 yang
sponge pad (kasa) - kertas saring - gel - menandakan bahwa proses transfer protein
membran - kertas saring - sponge pad (kasa) dari gel ke membran berhasil dengan baik.
- Anoda(+). Harus dipastikan posisi Kelebihan dari pewarnaan Ponceau S yaitu
penempatan gel dan membran tidak terbalik pengerjaannya sederhana, cepat, dan
serta tidak ada gelembung yang reversible (Goldman et al. 2016).
90— 90—
50—
34—
50—
26—
20—
34—
26—
A B
Gambar 4. Hasil pewarnaan Ponceau S. (L: Ladder protein, 1-7: Lisat protein daun tanaman padi) A. Membran untuk
blocking menggunakan susu skim 0,2%, B. Membran untuk blocking menggunakan BSA 0,2%
179
Optimasi Teknik Western Blot Untuk Deteksi.... Susianti et al.
180
J Bioteknol Biosains Indones – Vol 6 No 2 Thn 2019
menghasilkan pita protein yang intensitasnya extraction protocol compatible with two-
dapat dihitung dengan menggunakan dimensional electrophoresis and mass
software digital densitometri (Luo et al. 2011, spectrometry from recalcitrant phenolic
Bass et al. 2017). rich roots of chickpea (Cicer arietinum
Hasil WB pada Gambar 5 menunjukkan L.) Int J Proteomics 2012:1–10. doi:
bahwa antibodi yang digunakan spesifik dan 10.1155/2012/536963
cukup sensitif untuk mendeteksi protein Cima-Cabal MD, Vazquez F, de Los Toyos
target. Namun, masih diperlukan optimasi JR, Del Mar García-Suárez M
lebih lanjut untuk konsentrasi BSA yang (2019) Protein expression analysis by
digunakan karena pita protein yang western blot and protein–protein
dihasilkan belum konsisten. interactions. Methods Mol Biol
1968:101–111. doi: 10.1007/978-1-
KESIMPULAN 4939-9199-0_9
Esa NM, Ling TB, Peng LS (2013) By-
Optimasi kondisi WB dengan mengatur products of rice processing: An
formulasi larutan blocking menggunakan BSA overview of health benefits and
0,2%, dan konsentrasi antibodi primer 1 µg applications. J Rice Res 1:107. doi:
mL–1 khususnya β-actin dan antibodi 10.4172/ jrr.1000107
sekunder yang bersesuaian dengan Esteves CV, de Campos WG, de Souza MM,
konsentrasi 1:10.000 akan memberikan Lourenço SV, Siqueira WL, Lemos-
gambaran pita protein yang lebih jelas dan Júnior CA (2019) Diagnostic potential
baik. of saliva proteome analysis: A review
and guide to clinical practice. Braz Oral
UCAPAN TERIMA KASIH Res 33:1–13. doi:10.1590/1807-
3107bor-2019.vol33.0043
Penelitian ini didanai oleh Hibah Feckova B, Kimáková P, Ilkovičová L,
Internal Unpad dalam skema Hibah Riset Szentpéteriová E, Debeljak N, Solárová
Tenaga Kependidikan Universitas Z, Sačková V, Šemeláková M, Bhide
Padjadjaran Gelombang I Tahun 2018 M, Solár P (2016) Far-western blotting
kepada Susianti. as a solution to the non-specificity of the
anti-erythropoietin receptor antibody.
DAFTAR PUSTAKA Oncol Lett 12:1575–
1580. doi:10.3892/ol.2016.4782
Alegria-Schaffer A, Lodge A, Vattern K (2009) Ghosh R, Gilda JE, Gomes AV (2014) The
Performing and optimizing western necessity of and strategies for
blots with an emphasis on improving confidence in the accuracy of
chemiluminescent detection. Methods western blots. Expert Rev Proteomics
Enzymol 463:573–599. doi: 11:549–560. doi:
10.1016S0076-6879(09)63033-0 10.1586/14789450.2014.939635
Ariyarathna HA, Oldach KH, Francki MG Gibbons J (2014) Western blot: Protein
(2016) A comparative gene analysis transfer overview. North Am J Med Sci
with rice identified orthologous group II 6:158–159. doi:10.4103/1947-
HKT genes and their association with 2714.128481
Na+ concentration in bread wheat. BMC Gilda JE, Gomes AV (2013) Stain-free total
Plant Biol 16:21. doi: 10.1186/s12870- protein staining is a superior loading
016-0714-7 control to β-actin for western blots. Anal
Bass JJ, Wilkinson DJ, Rankin D, Phillips BE, Biochem 440:186–188. doi:
Szewczyk NJ, Smith K, Atherton PJ 10.1016/j.ab.2013.05.027
(2017) An overview of technical Goldman A, Harper S, Speicher DW (2016)
considerations for western blotting Detection of proteins on blot
applications to physiological research. membranes. Curr Protoc Protein Sci
Scand J Med Sci Sports 27:4–25. doi: 86:1–11. doi: 10.1002/cpps.15
10.1111/sms.12702 Gorr TA, Vogel J (2015) Western blotting
Chatterjee M, Gupta S, Bhar A, Das S (2012) revisited: Critical perusal of
Optimization of an efficient protein underappreciated technical issues.
181
Optimasi Teknik Western Blot Untuk Deteksi.... Susianti et al.
Proteomics Clin Appl 9:396–405. doi: Mahmood T, Yang P-C (2012) Western blot:
10.1002/prca.201400118 Technique, theory, and trouble
Gulcicek EE, Colangelo CM, McMurray W, shooting. North Am J Med Sci 4:429–
Stone K, Williams K, Wu T, Zhao H, 434. doi: 10.4103/1947-2714.100998
Spratt H, Kurosky A, Wu B (2005) Mishra M, Tiwari S, Gomes AV (2017) Protein
Proteomics and the analysis of purification and analysis: Next
proteomic data: An overview of current generation western blotting techniques.
protein-profiling technologies. Curr Expert Rev Proteomics 14:1037–1053.
Protoc Bioinformatics 13:1–40. doi: doi: 10.1080/14789450.2017.1388167
10.1002/ 0471250953. bi1301s10 Nie X, Li C, Hu S, Xue F, Kang YJ, Zhang W
Huang YT, van der Hoorn D, Ledahawsky LM, (2017) An appropriate loading control
Motyl AAL, Jordan CY, Gillingwater TH, for western blot analysis in animal
Groen EJN (2019) Robust comparison models of myocardial ischemic infarction.
of protein levels across tissues and Biochem Biophys Rep 12:108–113. doi:
throughout development using 10.1016/j.bbrep.2017.09.001
standardized quantitative western Niu L, Yuan H, Gong F, Wu X, Wang W
blotting. J Vis Exp (2018) Protein extraction methods
146:e59438. doi:10.3791/59438 shape much of the extracted
Kurien BT, Scofield RH (2015) Western proteomes. Front Plant Sci 9:802. doi:
blotting: Methods and protocols. Methods 10.3389/fpls.2018.00802
in Molecular Biology Vol 1312. Springer Petras M, Drgova A, Kovalska M, Tatarkova
Science-Business Media, New York Z, Tothova B, Krizanova O, Lehotsky J
Lesmana R, Hanna G (2017) Fisiologi (2017) Effect of hyperhomocysteinemia
molekuler seri prosedur dan protokol on redox balance and redox defence
laboratorium western blot. Fakultas enzymes in ischemia–reperfusion injury
Kedokteran Universitas Padjadjaran, and/or after ischemic preconditioning in
Jatinangor rats. Cell Mol Neurobiol 37:1417–1431.
Li Q, Liu H, Du D, Yu Y, Ma C, Jiao F, Yao H, doi: 10.1007/s10571-017-0473-5
Lu C, Zhang W (2015) Identification of Rodrigues EP, Torres AR, da Silva Batista JS,
novel laminin- and fibronectin-binding Huergo L, Hungria M (2012) A simple,
proteins by far-western blot: Capturing economical and reproducible protein
the adhesins of Streptococcus suis type extraction protocol for proteomics
2. Front Cell Infect Microbiol 5:82. doi: studies of soybean roots. Genet Mol
10.3389/fcimb.2015.00082 Biol 35:348–352. doi: 10.1590/S1415-
Li R, Shen Y (2013) An old method facing a 47572012000200016
new challenge: Re-visiting Schurer JM, Nishimwe A, Hakizimana D, Li H,
housekeeping proteins as internal Huang Y, Musabyimana JP, Tuyishime
reference control for neuroscience E, MacDonald LE (2019) A one health
research. Life Sci 92:747–751. doi: systematic review of diagnostic tools for
10.1016/j.lfs.2013.02.014 Echinococcus multilocularis surveillance:
Li X, Bai H, Wang X, Li L, Cao Y, Wei J, Liu Towards equity in global detection.
Y, Liu L, Gong X, Wu L, Liu S, Liu G Food Waterborne Parasitol 15:1–24.
(2011) Identification and validation of doi:10.1016/j.fawpar.2019.e00048
rice reference proteins for western Taylor SC, Posch A (2014) The design of a
blotting. J Exp Bot 62:4763–4772. doi: quantitative western blot experiment.
10.1093/jxb/err084 BioMed Res Int 2014:361590. doi:
Lin D-G, Wang C-S (2014) Extraction of total 10.1155/2014/361590
proteins from rice plant. Bio-protocol Vavilis T, Delivanoglou N, Aggelidou E,
4:e1277. doi: 10.21769/BioProtoc.1277 Stamoula E, Mellidis K, Kaidoglou A,
Luo H, Rankin GO, Straley S, Chen YC Cheva A, Pourzitaki C, Chatzimeletiou
(2011) Prolonged incubation and K, Lazou A, Albani M, Kritis A (2015)
stacked film exposure improve Oxygen–glucose deprivation (OGD)
sensitivity in western blotting. J modulates the unfolded protein
Pharmacol Toxicol Methods 64:233– response (UPR) and inflicts autophagy
237. doi: 10.1016/j.vascn.2011.06.001 in a PC12 hypoxia cell line model. Cell
182
J Bioteknol Biosains Indones – Vol 6 No 2 Thn 2019
183