Penerapan Weighted Sum Model (WSM) Dalam Penentuan Peserta Jaminan Kesehatan Masyarakat
Penerapan Weighted Sum Model (WSM) Dalam Penentuan Peserta Jaminan Kesehatan Masyarakat
Penerapan Weighted Sum Model (WSM) Dalam Penentuan Peserta Jaminan Kesehatan Masyarakat
net/publication/318793124
Article in Jurasik (Jurnal Riset Sistem Informasi dan Teknik Informatika) · July 2017
DOI: 10.30645/jurasik.v2i1.17
CITATIONS READS
5 3,041
4 authors:
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
All content following this page was uploaded by Andysah Putera Utama Siahaan on 31 July 2017.
Abstract
Community Health Insurance is one of the government programs for the people of
Indonesia in obtaining treatment services at Puskesmas. The program is very helpful
for people who are low income and live below the poverty line. Indicators for the
government in providing this service consists of 10 (ten) criteria that are House
Ownership Status, Floor Area per Household Member, Type of Floor of House, Type of
Wall House, Lighting House Used, Fuel Used, Frequency Of Eating In A Day, Ability Buy
meat/chicken/milk in a week, Employment of head of household, Education of head of
household. In the application, of course, has constraints in deciding who the
participants who get the Jamkesmas service. With the application of one of Multi-
Criteria Decision Making (MCDM) able to overcome obstacles faced by government.
Some methods of MCDM such as Simple Additive Weighting(SAW), Weighted
Product(WP), Weighted Sum Model(WSM) can solve this problem. By applying the
WSM is relatively easy and fast, is believed to be able to get the best results.
Abstrak
Jaminan Kesehatan Masyarakat merupakan salah satu program pemerintah untuk
rakyat Indonesia dalam mendapatkan layanan perobatan pada Puskesmas. Program
sangat membantu bagi rakyat yang berpenghasilan rendah dan hidup dibawah garis
kemiskinan. Indikator bagi pemerintah dalam memberikan pelayanan ini terdiri
dari 10 (sepuluh) kriteria yaitu Status Kepemilikan Rumah, Luas lantai per anggota
rumah tangga, Jenis lantai rumah, Jenis dinding rumah, Penerangan rumah yang
digunakan, Bahan bakar yang digunakan, Frekuensi makan dalam sehari,
Kemampuan membeli daging/ayam/susu dalam seminggu, Pekerjaan kepala rumah
tangga, Pendidikan kepala rumah tangga. Pada penerapannya tentu memiliki
kendala kendala dalam memutuskan siapa peserta yang mendapatkan pelayanan
Jamkesmas tersebut. Dengan penerapan salah satu Multi-Criteria Decision Making
(MCDM) mampu untuk mengatasi kendala yang dihadapi pemerintah. Beberapa
metode dari MCDM diantaranya Simple Additive Weighting, Weighted Product,
Weighted Sum Model dapat mengatasi permasalahan ini. Dengan menerapkan WSM
yang tergolong mudah dan cepat, diyakini mampu mendapatkan hasil yang terbaik.
I. PENDAHULUAN
Jaminan kesehatan masyarakat atau disebut dengan jamkesmas merupakan
salah satu upaya pemerintah untuk menjamin akses penduduk miskin terhadap
pelayanan kesehatan, sebagaimana yang telah diamanatkan oleh Undang-Undang
Dasar 1945 pasal 28 H, yang menetapkan bahwa kesehatan adalah hak dasar setiap
individu dan semua warga negara berhak mendapatkan pelayanan kesehatan
termasuk masyarakat miskin.
Seiring keberhasilan yang telah dicapai pada program Jamkesmas ini, masih
ada permasalahan yang perlu dibenahi, salah satunya dalam hal penentuan peserta
Jamkesmas itu sendiri. Karena saat ini banyak Jamkesmas yang dinilai tidak tepat
sasaran, dimana masih banyak orang yang seharusnya berhak, justru tidak
mendapatkan jamkesmas tersebut, begitu juga sebaliknya. Selama ini kepesertaan
Jamkesmas ditetapkan langsung oleh Pemerintah Daerah. Hal ini berdampak
adanya subjektifitas di dalam penentuan peserta Jamkesmas, terutama jika
beberapa calon peserta yang ada memiliki tingkat kelayakan yang tidak jauh
berbeda.
Fakta di atas merupakan salah satu masalah yang dihadapi oleh pemerintah
saat ini. Oleh karenanya, guna membantu mempercepat dan mempermudah serta
mengurangi subjektifitas di dalam proses pengambilan keputusan penentuan
peserta Jamkesmas, diperlukan suatu bentuk sistem pendukung keputusan.
Tujuannya adalah untuk membantu pengambil keputusan memilih berbagai
alternatif keputusan yang merupakan hasil pengolahan informasi-informasi yang
diperoleh atau tersedia dengan menggunakan metode-metode pengambilan
keputusan[1][2].
Beberapa metode yang dapat diterapkan dalam sistem pendukung keputusan
diantaranya, metode Simple Additive Weighting (SAW), Weighted Sum Model(WSM),
Weighted Product(WP) merupakan metode yang tergolong sederhana
penyelesaiannya[3][4][5] bila dibandingkan dengan Technique For Orders
Preference By Similarity To Ideal Solution (TOPSIS), Elimination and Choice
Expressing Reality ( ELECTRE) ataupun Promethee II, EXPROM II[2][6]. Metode
WSM dipilih dikarenakan kemudahannya dalam mencari alternatif terbaik dari
beberapa alternatif yang ada.
Berdasarkan kriteria yang telah ditentukan maka metode ini dapat melakukan
perangkingan terhadap setiap atribut dan menghasilkan alternatif yang berhak
menjadi peserta jamkesmas berdasarkan kriteria-kriteria yang ditentukan. Apabila
proses pengambilan keputusan tersebut dibantu oleh sebuah sistem pendukung
keputusan yang terkomputerisasi, subjektifitas dalam pengambilan keputusan
diharapkan bisa dikurangi dan diganti dengan pelaksanaan seluruh kriteria bagi
calon peserta Jamkesmas. Dengan demikian hanya peserta yang benar-benar
layaklah yang diharapkan akan terpilih. Namun demikian dalam sistem ini yang
memegang peranan penting adalah pengambil keputusan karena sistem hanya
menyediakan alternatif keputusan, sedangkan keputusan akhir tetap ditentukan
oleh decision maker (pengambil keputusan).
2. METODOLOGI PENELITIAN
2.1. Sistem Pemdukung Keputusan
Menurut Wibisono D (2003) sistem pendukung keputusan dapat membantu
pengambil keputusan untuk mengatasi berbagai masalah yang terjadi melalui
interaksi antara database yang tersedia pada suatu perusahaan dengan perangkat
lunak dari sistem pendukung keputusan[1][3].
Raymond (1995) mendifinisikan bahwa sistem pendukung keputusan
ditujukan untuk masalah masalah tertentu yang harus di selesaikan oleh manager
sebagai pengambil keputusan dalam tingkatan manajemen[7].
Dapat disimpulkan bahwa dengan pemakaian komputer yang mengelola baik
database maupun sistem informasi yang terdapat pada suatu perusahaan dapat
membantu manajer untuk mengatasi permasalahan permasalahan yang timbul di
tingkat manajemen sehingga menghasilkan keputusan dibutuhkan manajer dalam
menyelesaikan suatu masalah yang terjadi[8].
n
AWSM score w x , fori 1,2,3,...
j ij
i
j 1 ……………………(1)
Dimana :
n = jumlah kriteria
wj = bobot dari setiap kriteria
xij = nilai matrik x
Pada kriteria tabel 1 akan ditentukan bobot untuk tiap tiap kriteria. Penentuan
bobot berdasarkan dari lima bilangan fuzzy yaitu, sangat rendah (SR), rendah (R),
cukup (C), tinggi (T), dan sangat tinggi (ST) seperti terlihat pada gambar 2 berikut.
Pada kriteria yang terdapat di tabel 1 dapat dijabarkan sesuai dengan bobot yang
telah ditentukan pada tabel 2 yang terlihat penjabarannya pada tabel 3.
Dari perhitungan di atas bahwa A4 > A1 > A5 > A2 > A3 sehingga dapat diputuskan
bahwa A4 merupakan alternatif yang terbaik dari alternatif yang lain dan
merupakan di urutan pertama dalam daftar peserta yang mendapatkan Jaminan
Kesehatan Masyarakat.
4. SIMPULAN
Dari uraian penjelasan di atas bisa disimpulkan bahwa metode WSM salah satu
dari MCDM yang sangat sederhana penerapannya yang dapat membantu pengambil
keputusan menghasilkan suatu keputusan yang terbaik dari beberapa alternatif.
Penerapan WSM tidak membedakan kriteria benefit ataupun cost, sehingga kisaran
bobot sangat mempengaruhi perhitungan hasil yang terbaik.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Kusrini, Konsep dan Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan. Yogyakarta: Andi,
2007.
[7] T.-P. Turban, E., Aronson, J., & Liang, Decision Support Systems And Inteligence
[9] S. Sarika, “Server Selection by using Weighted Sum and Revised Weighted
Sum Decision Models,” Int. J. Inf. Commun. Technol. Res., vol. 2, no. 6, pp. 499–
511, 2012.