Dara Silfiana (07-18-18-07-23-41)
Dara Silfiana (07-18-18-07-23-41)
Dara Silfiana (07-18-18-07-23-41)
Abstract
This research was aimed to depict and analyze the economic development of China
under The Deng Xiaoping Theory and The Concept of Three Representatives. This is
a descriptive research, in which the author systematically and factually depicts the
China’s economic development under the concept that being used in this research.
The data that is presented is a secondary data derived from various literature,
including both online and offline books, journals and articles. The analysis technique
is a qualitative analysis to elaborate and classify any data that obtained to be
interpreted as aground base of arguments in this research.The result shows that
China’s economic development under The Deng Xiaoping Theory was implemented
through the modernization in four main sectors, those are agriculture, industry,
sciences and technology and also the national defense. These modernization acts
began in 1978, reach the economic efficiency, capital accumulation, and the
integration of China’s economy into the international economy system. The Concept
of Three Representatives is a form of legal standing for private business in China. It
accommodates every interest of private company within China economy system by
acknowledgment, enactment and protection.
Pendahuluan
RRC merupakan negara dengan sistem politik komunis sejak berdiri pada 1 Oktober
1949.Di bawah sistem politik satu partai, Cina menjalankan sistem ekonomi sosialis
yang tersentralisasi.Kegagalan sistem ekonomi sosialis di masa Mao Zedong yang
mengakibatkan kelaparan massal dan stagnasi ekonomi, membuat pemerintah Cina
berupaya memperbaiki ekonomi Cina dengan mengubah orientasi ekonominya.Sejak
reformasi ekonomi tahun 1978 di bawah kepemimpinan Deng Xiaoping, orientasi
ekonomi Cina berubah ke arah kapitalisme.Hal ini dilakukan melalui implementasi
kebijakan modernisasi dalam empat sektor utama Cina, antara lain pertanian, industri,
ilmu pengetahuan dan teknologi serta pertahanan.Sistem ekonomi Cina yang menjadi
cenderung terbuka terhadap interaksi dengan pihak asing, sekalipun secara teoritis
bertolakbelakang dengan sistem politik komunisme, ternyata mampu berdampak pada
peningkatan ekonomi makro dan mikro dalam negeri.
1
Mahasiswi Program S1 Ilmu Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,
Universitas Mulawarman. Email: darenodara@gmail.com
eJournal Ilmu Hubungan Internasional, Volume 6, Nomor 3, 2018: 1065-1078
1066
Ekonomi Cina Berdasarkan Teori Deng Xiaoping & Konsep Tiga Perwakilan (Dara Silfiana)
tradisional menuju sistem yang lebih modern dan maju, sesuai dengan perkembangan
dunia. Proses modernisasi ini pada praktiknya mengintegrasikan sistem ekonomi Cina
dengan sistem perekonomian global.
Metodologi Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif.Data yang digunakan
merupakan data sekunder yang dikumpulkan melalui metode telaah pustaka dengan
menggunakan buku, jurnal serta artikel yang bersifat daring maupun luring.Adapun
teknik analisis yang digunakan adalah teknik analisis kualitatif dengan menjelaskan
dan menganalisis berbagai data yang telah didapatkan, kemudian mengklasifikasikan
data dan fakta yang ada ke dalam kategori tertentu untuk melakukan pemaknaan
sebagai landasan argumentasi.
Hasil Penelitian
Kebijakan empat modernisasi yang dilakukan pada tahun 1978 dibawah
kepemimpinan Deng Xiaoping, menghapus sistem sentralisme dalam sistem ekonomi
di Cina.Dalam sektor pertanian, sistem komune pertanian digantikan oleh sistem
tanggungjawab yang memungkinkan pengelolaan lahan pertanian secara mandiri dan
liberalisasi harga komoditas pertanian di pasar.Dalam sektor industri, pemerintah
Cina memberlakukan kebijakan Gaige Kaifang yang berarti keterbukaan terhadap
pihak asing.Hal ini memicu laju arus masuk investasi asing di Cina yang kemudian
menjadi penggerak bagi sektor industri yang dipusatkan di kawasan Zona Ekonomi
Khusus.Kebijakan keterbukaan di Cina mempermudah hubungan kerjasama luar
negeri Cina dengan negara-negara lain, organisasi internasional dan kerjasama
regional. Hal tersebut mendorong pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
serta nilai ekspor Cina melalui kerjasama pendidikan luar negeri, keanggotaan WTO
dan kerjasama ASEAN-China Free Trade Area.
1067
eJournal Ilmu Hubungan Internasional, Volume 6, Nomor 3, 2018: 1065-1078
Sumber:<http://www.china.org.cn/english/zhuanti/china2003/73289.htm>
Berdasarkan tabel 1.1 pada tahun 1978 dengan jumlah petani mencapai lebih dari
700 juta orang, sektor pertanian Cina memproduksi beras sebanyak 30.477 ton,
1068
Ekonomi Cina Berdasarkan Teori Deng Xiaoping & Konsep Tiga Perwakilan (Dara Silfiana)
hampir tiga kali lipat daripada tahun 1949 yang hanya 11.318 ton, dan terus
meningkat hingga tahun 2002.Selain beras, tebu dan buah-buahan merupakan
komoditas pertanian yang jumlah produksinya paling besar hingga tahun 2002.
Peran pemerintah dikurangi namun tidak dihapus sepenuhnya. Pemerintah Cina
semula mengatur harga dari 1.336 barang, dan pada tahun 1998 hanya tersisa 58
barang saja. Pada awal tahun 1978 hanya 5% dari ekonomi Cina yang dimakertisasi,
pada tahun 1999 angka tersebut meningkat hingga 50%.((I Wibowo. 2004).Hal ini
berarti bahwa separuh dari perekonomian Cina telah berjalan dengan mekanisme
pasar pada tahun 1999.Liberalisasi pertanian merupakan wujud dari upaya
pemerintah Cina untuk mengoptimalkan penggunaan sumber daya di sektor
pertanian untuk mencapai keuntungan maksimal dan meminimalisir terbuangnya
sumber daya produktif.
Modernisasi berdampak pada perbaikan pendapatan harian rakyat Cina. Para petani
merasakan dampak kenaikan pendapatan dari 16 dolar pertahun menjadi 317 dolar
pertahun dalam dua puluh lima tahun semenjak dilakukannya reformasi ekonomi
tahun 1978.(I Wibowo. 2004).Walaupun demikian, terdapat perbedaan jumlah
pendapatan antara masyarakat di pedesaan yang mayoritas bekerja sebagai petani
dan masyarakat di wilayah perkotaan yang mayoritas merupakan pekerja industri
atau perusahaan yang lebih modern.
Berdasarkan grafik 1.1, pada tahun 1990 pendapatan perkapita masyarakat perkotaan
berkisar 6000 yuan, sementara pendapatan perkapita masyarakat pedesaan berkisar
4000 yuan. Perbedaan perkapita penduduk kedua wilayah tersebut tidaklah terlalu
jauh.Dalam 10 tahun berikutnya perkembangan industri di wilayah perkotaan sangat
pesat hingga pada tahun 2010, perbedaan pendapatan perkapita penduduk di dua
wilayah ini terlihat sangat signifikan.Pendapatan perkapita penduduk perkotaan
berkisar 34.000 yuan mencapai hampir tiga kali lipat daripada di wilayah pedesaan
yang berkisar 13.000 yuan.Hal ini membuktikan bahwa pembangunan ekonomi yang
1069
eJournal Ilmu Hubungan Internasional, Volume 6, Nomor 3, 2018: 1065-1078
Dalam prinsip efisiensi ekonomi menurut Pareto, individu hanya dapat mencapai
kekayaan dengan mengurangi kekayaan sebagian individu lain.
(https://www.investopedia.com/terms/e/economic_efficiency.asp, diakses pada 18
Maret 2018). Artinya, parameter tercapainya efisiensi ekonomi adalah dari dampak
yang ditimbulkan yakni kesenjangan sosial dalam masyarakat.Maka,
ketidaksamarataan pendapatan masyarakat menunjukkan bahwa modernisasi di Cina
menitikberatkan pada optimalisasi alokasi sumber-sumber daya yang terbatas.
1070
Ekonomi Cina Berdasarkan Teori Deng Xiaoping & Konsep Tiga Perwakilan (Dara Silfiana)
Sumber: <http://www.berkeleysg.com/china-manufacturing-distribution-map/>
1071
eJournal Ilmu Hubungan Internasional, Volume 6, Nomor 3, 2018: 1065-1078
Wilayah Asia Pasifik menjadi penyumbang terbesar FDI di Cina karena pemerintah
Cina menggunakan strategi proses round-tripping.(I Wibowo. 2004). Proses ini
melibatkan perusahaan di kedua negara yang melakukan sebuah barter dalam
penjualan aset dari suatu perusahaan ke perusahaan lain yang pada momen yang sama
juga melakukan kesepakatan untuk membeli kembali sejumlah aset dengan besaran
nilai yang sama. Dengan kata lain, dana FDI tersebut merupakan sejumlah uang dari
Cina yang dicatatkan di luar negeri (untuk keperluan pajak) dan kemudian dikirimkan
kembali ke Cina sebagai FDI. Mekanisme round-tripping termasuk sebagai proses
pemupukan modal melalui pengelolaan keuntungan yang diperoleh dari kegiatan
bisnis yang kemudian diinvestasikan kembali sebagai modal.
1072
Ekonomi Cina Berdasarkan Teori Deng Xiaoping & Konsep Tiga Perwakilan (Dara Silfiana)
negeri.Hal ini merupakan upaya pemupukan modal dalam hal peningkatan kualitas
SDM melalui pendidikan dan pelatihan keterampilan ahli.Terdapat 450 ribu
mahasiswa Cina belajar sains dan teknologi di universitas-universitas luar negeri
seperti Harvard, Columbia, Princeton, John Hopkins, MIT, Cal Tech, Oxford,
Cambridge dan Berlin. Kemudian, pada tahun 2002 dilaporkan sekitar 150 ribu
mahasiswa kembali ke Cina.(I Wibowo. 2004).
Para praktisi tersebut bekerja di Cina dan menjadi suatu modal bagi pembentukkan
industri-industri teknologi canggih. Mereka merupakan tenaga terampil
yangmemudahkan proses transfer teknologi dari perusahaan-perusahaan asing.
Transfer teknologi merupakan salah satu mekanisme pemupukan modal melalui
inovasi dalam teknologi terapan yang bertujuan untuk meningkatkan produktivitas
ekonomi.(https://www.economicshelp.org/blog/glossary/capital-accumulation/,
diakses pada 18 Maret 2018). Salah satu contohnya adalah kerjasama joint venture
dengan General Electric Company(G.E.) yang berasal dari Amerika Serikat.Melalui
kerjasama dengan G.E., Cina memperoleh teknologi turbin gas, mesin pesawat, mesin
bor dan pertambangan.Hal ini membantu pemerintah Cina mengembangkan industri
penerbangan, transportasi massal, eksplorasi dan pengelolaan sumber daya minyak
dan gas, industri digital, teknologi penerangan serta pelayanan kesehatan.
1073
eJournal Ilmu Hubungan Internasional, Volume 6, Nomor 3, 2018: 1065-1078
Dalam aspek pertahanan dan militer, modernisasi di Cina berdampak pada pembaruan
alat utama sistem persenjataan (alutsista) militer Cina.Dengan membeli teknologi
persenjataan dari Rusia, Cina memproduksi sendiri persenjataan militernya dengan
biaya yang lebih murah yang kemudian dijadikan komoditas ekspor.Hasilnya, Cina
menjadi negara pemasok senjata militer ketiga terbesar
dunia.(<https://www.dw.com/id/sipri-penjualan-senjata-dan-peralatan-militer-global-
meningkat-lagi/a-41742971> diakses 27 Juni 2018).
Cina bergabung dengan WTO sejak tahun 2001.Bagi Cina, keanggotaannya dalam
WTOakan meningkatkan pendapatan Cina melalui mekanisme ekspor, penanaman
modal asing dan masuknya teknologi yang maju sehingga mampu mempercepat
industrialisasi di Cina. Selain itu, dengan bergabung dalam pusaran liberalisme
internasional, pemerintah Cina akan memperoleh prestise internasional dan dapat
memperkuat legitimasinya di dalam dan luar negeri.(I Wibowo. 2004).Di sisi lain,
masuknya Cina ke dalam keanggotaan WTO juga menguntungkan negara-negara
maju dan para pelaku bisnis internasional dengan tersedianya barang-barang murah
hasil ekspor dari Cina.
1074
Ekonomi Cina Berdasarkan Teori Deng Xiaoping & Konsep Tiga Perwakilan (Dara Silfiana)
Dengan bergabung ke dalam pusaran globalisasi ekonomi, Cina bertujuan untuk dapat
mempengaruhi dan mengubah rezim perdagangan internasional.Cina belum
seluruhnya menghapus proteksi dan restriksi dalam negeri sebagaimana disyaratkan
oleh WTO, karena Cina justru lebih berpihak pada negara-negara berkembang yang
kebanyakan dirugikan oleh praktik-praktik pelanggaran WTO yang dilakukan negara-
negara maju. Seperti pada Konferensi WTO di Cancun, Mexico pada Bulan
September 2003, Cina bersama “Group 21” yang merupakan negara-negara
berkembang, menuntut penghapusan subsidi pertanian oleh Amerika dan Uni Eropa.
(I Wibowo. 2004).Dengan semakin bertumbuhnya perekonomian Cina,
memungkinkannya untuk dapat mendapat bargaining position yang menguntungkan
dan akan melancarkan agendanya untuk mempengaruhi rezim perdagangan
internasional dari dalam.
Pemerintah Cina berupaya menciptakan iklim usaha dan perekonomian yang ramah
bagi pengusaha dan swasta.Pemerintah mewujudkan suatu payung hukum bagi
keterlibatan pengusaha dan swasta dalam pembangunan ekonomi dengan
mengamandemen UUD RRC pada tahun 1999.Amandemen ketiga UUD RRC ini
menegaskan bahwa pengusaha dan pihak swasta merupakan komponen utama dalam
perekonomian.Hal ini termaktub dalam Artikel 11 UUD RRC yang telah
diamandemen, yang menegaskan bahwa pemerintah melindungi hak-hak pengusaha
dan swasta, mengarahkan, mengawasi dan mengatur administrasi usaha swasta dan
individu (pengusaha).
Kemudian pemerintah Cina melalui Kongres Rakyat Nasional pada tahun 2000 mulai
memberlakukan Undang-Undang Perusahaan Dengan Dana Individu, dan pada Bulan
Januari 2001 ditambah pula dengan peraturan yang menetapkan syarat pendaftaran
bisnis swasta dengan biaya RMB 1 atau setara dengan Rp 1.000,-.(I Wibowo.
2004).Segala kebijakan tersebut dibuat oleh pemerintah guna mengakomodir
kebutuhan pengusaha swasta sebagai pondasi pembangunan ekonomi.
1075
eJournal Ilmu Hubungan Internasional, Volume 6, Nomor 3, 2018: 1065-1078
Mailman Group (1999), Baidu (2000), Shanghai Film Group Corporation (2001),
Sinovac Biotech (1999), Sinoenergy (2004).
Dengan demikian, Konsep Tiga Perwakilan berperan untuk memastikan PKC mampu
mengakomodir kepentingan seluruh rakyat Cina dari segala kelompok baik petani,
buruh pekerja pabrik, karyawan perusahaan baik BUMN maupun swasta dan para
pemilik modal. Hanya dengan demikian pemerintah Cina akan mampu menjalankan
pembangunan ekonomi yang efisien dan berkelanjutan dengan kondisi politik yang
stabil.
Kesimpulan
Pembangunan ekonomi Cina berdasarkan Teori Deng Xiaoping dilakukan melalui
modernisasi pertanian, industri, ilmu pengetahuan dan teknologi serta
pertahanan.Dalam sektor pertanian, pengembalian hak kepemilikan lahan pribadi,
marketisasi harga barang dan perizinan usaha-usaha swasta milik perseorangan,
meningkatkan produksi komoditas dalam negeri dan pendapatan perkapita penduduk
Cina.Hal ini menunjukkan tercapainya sebuah efisiensi ekonomi melalui optimalisasi
alokasi sumber-sumber daya ekonomi, baik SDA maupun SDM.Modernisasi di sektor
industri mendorong berkembangnya industri mikro dengan pemberdayaan masyarakat
bagi usaha kecil-menengah dan industri makro melalui pembentukan Zona-zona
Ekonomi Khusus.Modernisasi sektor industri membuka peluang kerjasama investasi,
kesepakatan transfer teknologi serta peningkatan kualitas SDM melalui pendidikan
dan pelatihan keterampilan ahli, sebagai upaya pemupukan modal bagi perkembangan
industri dalam negeri.Modernisasi dalam ilmu pengetahuan dan teknologi
menciptakan zona teknologi tinggi dan pabrik manufaktur canggih yang
dikembangkan melalui mekanisme transfer teknologi dari perusahaan-perusahaan
asing. Dampaknya adalah peningkatan produksi komoditas manufaktur yang diekspor
dan diperdagangkan di seluruh dunia melalui kerjasama Free Trade Area di tingkat
regional dan internasional.Kerjasama regional dan multilateral digiatkan sebagai
wujud integrasi ekonomi dalam negeri terhadap sistem perekonomian
internasional.Di samping itu, Konsep Tiga Perwakilan sebagai metode pemerintah
Cina untuk mengakomodir kepentingan pengusaha swasta yang mengalami perluasan
diberbagai sektor ekonomi di Cina.Perizinan keanggotaan pengusaha dalam partai
adalah wujud penerimaan, penghargaan dan perlindungan bagi pengusaha swasta
yang merupakan komponen penting yang penggerak arus investasi, modal dan tenaga
kerja, serta ujung tombak ketahanan ekonomi Cina.Inti dari pembangunan ekonomi
Cina adalah mengerakkan sistem ekonomi kapitalis di bawah sistem politik yang
sosialis komunis dengan satu komando melalui Partai Komunis Cina.
1076
Ekonomi Cina Berdasarkan Teori Deng Xiaoping & Konsep Tiga Perwakilan (Dara Silfiana)
Daftar Pustaka
Buku dan Jurnal
Bakry, Umar Suryadi. 2015. Ekonomi Politik Internasional Suatu
Pengantar.Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
LeBaron, Dean with Donna Carpenter. 2002. Mao, Marx &The Market: Capitalist
Adventures in Russia and China. New York: John Wiley&Sons, Inc.
Meredith, Robyn. 2007. Menjadi Raksasa Dunia: Fenomena Kebangkitan India dan
Cina yang Luar Biasa dan Pengaruhnya terhadap Kita. New York: W.W.
Norton & Company. Terjemahan.
Pattiradjawane, Rene L., dalam Simon Saragih, 2006.Cermin Dari China. Jakarta:
Penerbit Buku Kompas.
Sanjaya, Rico at al. 2015. Peranan Deng Xiaoping dalam Reformasi Cina Tahun
1978.Jurnal Pendidikan dan Penelitian Sejarah Vol.3 No.1. FKIP UNILA.
Vogel, Erza F. 2011. Deng Xiaoping And The Transformation of China. London: The
Belknap Press of Harvard University Press.
Wibowo, I. 2004. Belajar Dari Cina: Bagaimana Cina Meraih Peluang dalam Era
Globalisasi. Jakarta: Penerbit Buku Kompas.
Sumber Internet
Economic Efficiency dalam
<https://www.investopedia.com/terms/e/economic_efficiency.asp>
1077
eJournal Ilmu Hubungan Internasional, Volume 6, Nomor 3, 2018: 1065-1078
Rehman, Scheherazade. How Communist Can China Be With All Those Billionaires
dalam <https://www.usnews.com/opinion/blogs/world-
report/2013/04/30/chinas-communist-billionaires>
SIPRI: Penjualan Senjata dan Peralatan Militer Global Meningkat Lagi dalam
<https://www.dw.com/id/sipri-penjualan-senjata-dan-peralatan-militer-global-
meningkat-lagi/a-41742971>
1078