Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Analisis Kandungan Vitamin C Bahan Makanan Dan Minuman Dengan Metode Iodimetri

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 9

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/340183226

Analisis Kandungan Vitamin C Bahan Makanan dan Minuman dengan Metode


Iodimetri

Article  in  Science Education and Application Journal · March 2020


DOI: 10.30736/seaj.v2i1.194

CITATIONS READS

2 8,453

10 authors, including:

Nelius Harefa
Universitas Kristen Indonesia
31 PUBLICATIONS   81 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Students' Science Generic Skills View project

Matching Fund Research Program - Funding by KEMENDIKBUDRISTEK RI 2021 View project

All content following this page was uploaded by Nelius Harefa on 26 March 2020.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Science Education and Application Journal (SEAJ) Bulan Maret, Tahun. 2020 Vol. 2, No,1
Program Studi Pendidikan IPA p-ISSN: 2656-6672
Universitas Islam Lamongan e-ISSN: 2656-8365
http://jurnalpendidikan.unisla.ac.id/index.php/SEAJ pp. 35-42

Analisis Kandungan Vitamin C Bahan Makanan dan Minuman dengan


Metode Iodimetri
1
Nelius Harefa, 2Nella Feronika, 3Angel Djara Kana, 4Romelia Hutagalung, 5Donna
Chaterine, 6Yongkifianus Bela
1, 2, 3, 4, 5, 6
Prodi Studi Pendidikan Kimia, Universitas Kristen Indonesia, Jakarta
Email Korespondensi: nelius.harefa@uki.ac.id

Article Info Abstract


Article History Vitamin C is an essential compound for human. The sources of Vitamin C are
Received: 20 February very abundant both natural and artificial. In this study, analyzed levels of
2020 Vitamin C in natural foods and artificial drinks that can be consumed by human.
Revised: 10 March 2020 The analysis aims to provide the information of Vitamin C levels from these
Published: 25 March 2020 foodstuffs and beverages, so that humans can predict the content of Vitamin C
Keywords that must be consumed. Many methods can be used to determine Vitamin C in a
Iodimetric Method; sample, the method used in determining Vitamin C in a research sample is the
Vitamin C, Food and iodimetric method. Based on the analysis of research data, sample A was 2.286
Beverage Ingredients mg/g, sample B was 2.204 mg/g, sample C was 0.044 mg/g. The data shows that
human need about 18 - 68 grams of sample A material per day to fulfill 40 - 90
mg of Vitamin C needed. Sample B material it was needed around 20 - 70 grams
to fulfill 40 - 90 mg of Vitamin C needed. And, the sample C material is needed
around 56 - 106 grams per day to fulfill 40 - 90 mg of Vitamin C needed.
Informasi Artikel Abstrak
Sejarah Artikel Vitamin C merupakan senyawa esensial bagi tubuh manusia. Sumber Vitamin C
Diterima: 20 Februari 2020 sangat melimpah baik yang alami maupun buatan. Pada penelitian, dianalisis
Direvisi: 10 Maret 2020 kadar Vitamin C pada bahan makanan alami dan minuman buatan yang dapat
Dipublikasi: 25 Maret 2020 dikonsumsi manusia. Analisis bertujuan memberikan informasi kadar Vitamin C
Kata kunci dari bahan makanan dan minuman tersebut, sehingga manusia dapat
Metode Iodimetri; Vitamin memprediksi kandungan Vitamin C yang harus dikonsumsi maupun yang telah
C, Bahan Makanan dan dikonsumsi setiap harinya. Banyak metode yang dapat digunakan untuk
Minuman menentukan Vitamin C dalam suatu sampel, metode yang digunakan pada
penentuan Vitamin C pada sampel penelitian yakni metode iodimetri.
Berdasarkan analisis data penelitian, kadar Vitamin C pada sampel A sebesar
2,286 mg/g sampel, kadar Vitamin C sampel B sebesar 2,204 mg/g sampel, dan
kadar Vitamin C pada sampel C sebesar 0,044 mg/g sampel. Data tersebut
menunjukkan bahwa manusia membutuhkan sekitar 18 – 68 gram bahan sampel
A perhari untuk memenuhi 40 – 90 mg Vitamin C yang dibutuhkan. Bahan
sampel B dibutuhkan sekitar 20 – 70 gram untuk memenuhi 40 – 90 mg Vitamin
C yang dibutuhkan. Bahan sampel C dibutuhkan sekitar sekitar 56 – 106 gram
perhari untuk memenuhi 40 – 90 mg Vitamin C yang dibutuhkan.
Sitasi: Harefa, Nelius., Feronika, Nella., Kana A. D., Hutagalung, R., Chaterine, D., & Bela, Yongkifianus.
(2020). Analisis Kandungan Vitamin C Bahan Makanan dan Minuman dengan Metode Iodimetri. Science
Education and Application Journal. 2(1) 35-42.

PENDAHULUAN
Vitamin C merupakan senyawa esensial bagi tubuh manusia yang sumbernya melimpah baik
yang alami maupun buatan. Sebagian besar sumber Vitamin C merupakan bahan yang dapat
dikonsumsi manusia, dapat ditemukan ditempat umum seperti pasar, swalayan, dan
sebagainya. Sumber Vitamin C dapat berupa buah-buahan, sayur-sayuran, ikan, dan beberapa
produk olahan lainnya. Lestari (2019), memaparkan bahwa buah buni hitam dan buah buni

Science Education and Application Journal (SEAJ) Pendidikan IPA Universitas Islam Lamongan, Maret 2020. Vol. 2, No.1 | |35
Nelius Harefa, et all. Analisis Kandungan Vitamin C ………..

merah merupakan salah satu buah penghasil Vitamin C. Kedua buah ini mengandung 0,43%
dan 0,31% Vitamin C, kadar tersebut tergolong kategori tinggi.
Daun kaktus juga merupakan salah satu penghasil Vitamin C alami yang dapat
dijadikan sayur olahan atau dikonsumsi secara langsung. Kadar Vitamin C daun Kaktus
sebelum dimasak lebih tinggi dibanding kandungan Vitamin C setelah diolah, walaupun
demikian daun kaktus olahan tetap mengandung vitamin C yang tinggi (Sulhan, 2019).
Maulana, dkk (2019) memaparkan bahwa buah delima merah dan daging delima merupakan
sumber Vitamin C alami yang dapat dikonsumsi manusia. Buah delima merah mengandung
Vitamin C lebih tinggi dibanding daging buah delima putih. Tahir, Kusuma, & Ekawati (2018),
memaparkan bahwa jeruk pamelo merupakan sumber vitamin C alami yang baik dikonsumsi
oleh manusia. Kandungan vitamin C jeruk pamelo varietas daging merah lebih tinggi dibanding
varietas daging putih.
Buah naga merah merupakan salah satu sumber vitamin C alami yang dapat dikonsumsi
baik daging maupun kulitnya. Kandungan vitamin C daging buah naga merah lebih tinggi
dibanding kulit buah naga merah (Syarifuddin, et al., 2019). Selain itu, buah jambu biji merah
(Maliku, 2019); buah kelengkeng (Riandini, 2019); buah ara dan buah markisa hutan (Ngginak,
Rupidara, & Daud, 2019); buah kiwi (Mulyani, 2018); buah naga putih (Suhaera, et al., 2018);
Cabai keriting merah, cabai rawit hijau, dan cabai rawit hijau besar (Tambunan, dkk., 2018).
Selain buah-buahan, jenis sayuran seperti sayuran sawi juga termasuk sumber vitamin C alami
yang dapat dikonsumsi manusia (Irayani & Nugrahani, 2016). Selain itu, beberapa jenis ikan
juga dapat dijadikan sebagai sumber vitamin C walau pada konsentrasi rendah (Aisyi, et al.,
2019). Bahkan, beberapa jenis mikroalga juga termasuk penghasil vitamin C alami yang dapat
dijadikan oleh manusia sebagai sumber pemenuhan kebutuhan akan vitamin C (Setiawati &
Sari, 2017).
Namun, kadar Vitamin C sangat dipengaruhi oleh perlakuan yang diberikan selain jenis
bahan yang menjadi sumber Vitamin C (Irjayanti, Budiman, & Baculu, 2018). Putri &
Setiawati (2017), memaparkan bahwa kandungan Vitamin C buah nanas segar lebih tinggi
dibanding buah nanas yang sudah diolah menjadi produk kalengan. Penyimpanan bahan
sumber Vitamin C juga berpengaruh terhadap kadar Vitamin C, semakin lama bahan sumber
Vitamin C disimpan maka kadar Vitamin C dalam bahan tersebut akan semakin menurun
(Rahim & Alimuddin, 2016); (Maajid, Sunarmi, & Kirwanto, 2018). Perlakuan berupa
evaporasi (Nisa, 2018) dan fermentasi dapat mempengaruhi kadar Vitamin C, lama fermentasi
akan menghasilkan Vitamin C yang optimum pada lama waktu fermentasi yang sesuai
(Puspitasari, Palupi, & Nurikasari, 2017).
Kandungan Vitamin C dari bahan makanan maupun minuman yang menjadi sumber
Vitamin C perlu diketahui oleh masyarakat sehingga masyarakat dapat memprediksi
kebutuhannya akan Vitamin C. Oleh sebab itu, diperlukan analisis baik berupa analisis
konvensional maupun analisis modern. Analisis konvensional seperti metode iodimetri dapat
digunakan untuk menganalisis kadar Vitamin C dalam sampel bahan makanan maupun
minuman (Damayanti & Kurniawati, 2017); (Nurjannah, Sabang, & Afadil, 2018). Analisis
modern seperti pemanfaatan spektrofotometri UV-Vis dapat digunakan untuk menganalisis
kadar Vitamin C suatu sampel (Tahir, Hikmah, & Rahmawati, 2016).

METODE
Penelitian dilakukan di laboratorium kimia Universitas Kristen Indonesia pada Oktober 2019.
Sampel penelitian merupakan bahan makanan yang biasa dikonsumsi masyarakat sehari-hari
dan diyakini mengandung Vitamin C yakni buah nanas, minuman kemasan, dan cabai merah.
Science Education and Application Journal (SEAJ) Pendidikan IPA Universitas Islam Lamongan, Maret 2020. Vol. 2, No.1 | |36
Nelius Harefa, et all. Analisis Kandungan Vitamin C ………..

Pada sampel dilakukan analisis Vitamin C dengan metode iodimetri dengan alur penelitian
seperti Gambar 1

Gambar 1. Diagram Alir Penelitian

Vitamin C merupakan salah satu vitamin esensial bagi tubuh manusia yang
pemenuhannya dapat dilakukan dengan mengkonsumsi bahan makanan yang mengadung
Vitamin C. Untuk mengetahui kadar vitamin C suatu bahan makanan, perlu dilakukan analisis
baik analisis modern maupun analisis konvensional. Salah satu analisis konvensional yang
dapat digunakan untuk menganalisis kadar vitamin C bahan makanan dan minuman adalah
metode iodometri. Berdasarkan gambar 1, dilakukan analisis kadar vitamin C buah nanas,
minuman kemasan, dan cabai merah dengan metode iodometri.
Langkah pertama, dilakukan preparasi sampel. Buah nanas dan cabai merah
dibersihkan dari pengotor, kemudian dihancurkan menggunakan alu. Sampel yang telah hancur
kemudian disaring untuk dipisahkan dari filtrat dan residu. Filtrat dari buah nanas dan cabai
merah serta sampel minuman diambil masing-masing sebanyak 1 gram dan ditempatkan ke
dalam Erlenmeyer berbeda. Langkah berikutnya, ditambahkan larutan iodium sebanyak 0,1 mL
pada masing-masing sampel preparat. Ditempat lain, dirancang alat titrasi dengan larutan iodin
sebagai pentiter sebanyak 50 mL. Langkah berikutnya, dilakukan penambahan 2 tetes larutan
amilum pada masing-masing sampel preparat. Langkah berikutnya, dilakukan titrasi pada
sampel preparat hingga terjadi perubahan warna. Setelah titik akhir titrasi tercapai, volume

Science Education and Application Journal (SEAJ) Pendidikan IPA Universitas Islam Lamongan, Maret 2020. Vol. 2, No.1 | |37
Nelius Harefa, et all. Analisis Kandungan Vitamin C ………..

larutan pentiter yang terpakai dicatat dan dianalisis untuk masing-masing sampel. Langkah
akhir, dilakukan olah data hasil penelitian untuk mendapatkan kadar vitamin C pada sampel.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Vitamin C merupakan suplemen bagi tubuh manusia yang dapat diperoleh dari bahan makanan
dan minuman. Oleh sebab itu, dibutuhkan analisis kadar Vitamin C pada bahan makanan dan
minuman yang diyakini masyarakat mengandung Vitamin C yakni buah nanas, minuman
kemasan, dan cabai merah. Analisis demikian sangat penting dilakukan agar masyarakat
mendapatkan informasi yang valid terhadap kadar Vitamin C pada berbagai bahan makanan
tersebut, sehingga masyarakat dapat memprediksi jumlah makanan dan/atau minuman yang
harus dikonsumsi untuk memenuhi kadar Vitamin C yang diperlukan tubuh. Pada penelitian
ini, dilakukan analisis kadar Vitamin C dari beberapa bahan makanan dan minuman dengan
metode iodimetri seperti pada Tabel 1.
Tabel 1. Kadar Vitamin C Bahan Makanan
Bahan
No. Massa Bahan Makanan/minuman Kadar Vitamin C
Makanan/minuman
1. A 1 gram 2,286 mg
2. B 1 gram 2,204 mg
3. C 1 gram 0,044 mg
Berdasarkan Tabel 1 di atas, bahan makanan A (buah nanas) mengandung 2,286 mg
Vitamin C dalam 1 gram sampel. Data tersebut menunjukkan bahwa manusia membutuhkan
sekitar 18 – 68 gram buah nanas perhari untuk memenuhi 40 – 90 mg Vitamin C yang
dibutuhkan. Bahan minuman B (minuman kemasan) mengandung 2,204 mg Vitamin C dalam
1 gram sampel. Data tersebut menunjukkan bahwa manusia membutuhkan sekitar 20 – 70 gram
bahan minuman B perhari untuk memenuhi 40 – 90 mg Vitamin C yang dibutuhkan. Bahan
makanan C (Cabai merah) mengandung 0,044 mg Vitamin C dalam 1 gram sampel. Data
tersebut menunjukkan bahwa manusia membutuhkan sekitar 56 – 106 gram cabai merah
perhari untuk memenuhi 40 – 90 mg Vitamin C yang dibutuhkan. Perbandingan kadar Vitamin
C dari beberapa bahan makanan dan minuman yang menjadi sampel penelitian ditujukan pada
Gambar 2.

Kadar Vitamin C (mg)


2.5 2.286 2.204

1.5
Kadar Vitamin C (mg)
1

0.5
0.044
0
A B C

Gambar 2. Perbandingan Kadar Vitamin C Bahan Makanan dan Minuman

Science Education and Application Journal (SEAJ) Pendidikan IPA Universitas Islam Lamongan, Maret 2020. Vol. 2, No.1 | |38
Nelius Harefa, et all. Analisis Kandungan Vitamin C ………..

Berdasarkan Gambar 2 di atas, bahan makanan A mengandung Vitamin C tertinggi


dibanding dua sampel lainnya. Bahan makanan A (buah nanas) telah dikenal masyarakat
sebagai salah satu penghasil Vitamin C. Buah nanas merupakan bahan makanan yang
direkomendasikan untuk dikonsumsi masyarakat dalam upaya memenuhi kadar Vitamin C
tubuh. Pemenuhan Vitamin C dengan mengkonsumsi buah nanas merupakan metode
konvensional yang minim dampak negatif kecuali bagi mereka yang dilarang dokter karena
penyakit tertentu. Buah nanas tidak mengandung pewarna, pemanis, dan pengawet buatan
sehingga dampak negatifnya tergolong minim.
Bahan minuman B (minuman kemasan) merupakan sampel dengan kadar Vitamin C
tertinggi kedua. Sampel ini dapat dikonsumsi sebagai sumber Vitamin C oleh manusia, namun
tidak direkomendasikan untuk dikonsumsi secara terus menerus. Vitamin C dalam sampel ini
merupakan Vitamin C hasil olahan dengan komposisi yang menyerupai komposisi dasar.
Vitamin C hasil olahan tersebut sangat rentan terhadap cuaca, suhu, sinar matahari, dan
gangguan-gangguan lainnya seperti bau menyengat yang dapat menyebabkan perubahan
struktur dan komposisi Vitamin C. Perubahan komposisi dan struktur Vitamin C, akan
berdampak negatif terhadap tubuh manusia. Selain itu, minuman kemasan cenderung
mengandung pewarna, pemanis, atau pengawet. Kandungan lain seperti pemanis, pengawet,
atau pewarna tersebut justru sangat berbahaya bagi manusia terutama jika dikonsumsi terus
menerus. Pemanis, pewarna, atau pengawet umumnya akan menjadi logam berat yang dapat
merusak jaringan tubuh manusia (Harefa, 2018); (Harefa, 2019).
Bahan makanan C (cabai) merupakan bahan makanan dengan kandungan terendah
dibanding bahan makanan dan bahan minuman yang menjadi sampel pada penelitian. Sampel
ini merupakan salah satu bahan makanan alami yang paling efektif untuk dijadikan sumber
Vitamin C tubuh manusia. Bahan makanan ini merupakan penyedap rasa alami, dimana
sebagian besar makanan mengandung cabai sebagai penyedap. Artinya, cabai menjadi sumber
Vitamin C akumulatif yang efektif untuk memenuhi kebutuhan akan Vitamin C.
Usaha pemenuhan Vitamin C tubuh manusia dapat dilakukan dengan sistem akumulasi.
Artinya, manusia dapat mengkonsumsi beberapa bahan makanan dan/atau bahan minuman
untuk memenuhi kadar Vitamin C. Dengan demikian, pemenuhan kadar Vitamin C dalam
tubuh manusia tidak tergantung pada satu jenis bahan makanan atau minuman saja.
Selain bahan makanan dan minuman yang menjadi sampel penelitian, terdapat banyak bahan
makanan dan minuman yang mengandung Vitamin C dan dapat dikonsumsi masyarakat dalam
upaya pemenuhan kebutuhan Vitamin C. Lestari (2019), memaparkan bahwa buah buni hitam
dan buah buni merah merupakan salah satu buah penghasil Vitamin C. Kedua buah ini
mengandung 0,43% dan 0,31% Vitamin C, kadar tersebut tergolong kategori tinggi.
Daun kaktus juga merupakan salah satu penghasil Vitamin C alami yang dapat
dikonsumsi oleh manusia untuk memenuhi Vitamin C tubuhnya (Sulhan, 2019). Daun kaktus
ini dapat dijadikan sayur (dimasak sebelum dikonsumsi) atau dikonsumsi secara langsung
sebagai sumber Vitamin C, walaupun kadar Vitamin C daun Kaktus sebelum dimasak lebih
tinggi dibanding kandungan Vitamin C setelah dimasak namun daun ini tetap mengandung
Vitamin C yang tinggi. Maulana, dkk (2019), memaparkan bahwa buah delima merah dan
daging delima merupakan sumber Vitamin C alami yang dapat dikonsumsi manusia. Buah
delima merah mengandung Vitamin C lebih tinggi dibanding daging buah delima. Tahir,
Kusuma, & Ekawati (2018), memaparkan bahwa jeruk pamelo merupakan sumber Vitamin C
alami yang baik dikonsumsi oleh manusia. Kandungan Vitamin C jeruk pamelo varietas daging
merah lebih tinggi dibanding varietas daging putih.
Buah naga merah merupakan salah satu sumber Vitamin C alami yang dapat dikonsumsi
baik daging maupun kulitnya. Kandungan Vitamin C daging buah naga merah lebih tinggi
Science Education and Application Journal (SEAJ) Pendidikan IPA Universitas Islam Lamongan, Maret 2020. Vol. 2, No.1 | |39
Nelius Harefa, et all. Analisis Kandungan Vitamin C ………..

dibanding kulit buah naga merah (Syarifuddin, Zantrie, & Marbun, 2019). Selain itu, buah
jambu biji merah (Maliku, 2019); buah kelengkeng (Riandini, 2019); buah ara dan buah
markisa hutan (Ngginak, Rupidara, & Daud, 2019); buah kiwi (Mulyani, 2018); buah naga
putih (Suhaera, Sammulia, & Islamiah, 2018); Cabai keriting merah, cabai rawit hijau, dan
cabai rawit hijau besar (Tambunan, dkk., 2018).
Selain buah-buahan, jenis sayuran seperti sayuran sawi juga termasuk sumber Vitamin C alami
yang dapat dikonsumsi manusia (Irayani & Nugrahani, 2016). Selain itu, beberapa jenis ikan
juga dapat dijadikan sebagai sumber Vitamin C walau pada konsentrasi rendah (Aisyi, Santoso,
& Lisminingsih, 2019). Bahkan, beberapa jenis mikroalga juga termasuk penghasil Vitamin C
alami yang dapat dijadikan oleh manusia sebagai sumber pemenuhan kebutuhan akan Vitamin
C (Setiawati & Sari, 2017). Oleh sebab itu, kekurangan Vitamin C semestinya bukan menjadi
masalah buat kehidupan manusia, karena sumber Vitamin C sejatinya begitu melimpah baik
yang alami maupun buatan.

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian, sampel A mengandung 2,286 mg/g vitamin C, maka manusia
membutuhkan 18 – 68 gram/hari sampel A untuk memenuhi kebutuhan vitamin C ideal.
Sampel B mengandung 2,204 mg/g vitamin C, maka manusia membutuhkan 20 – 70 gram/hari
sampel B untuk memenuhi kebutuhan vitamin C ideal. Sampel C mengandung 0,044 mg/g
vitamin C, maka manusia membutuhkan 56 – 106 gram/hari sampel C untuk memenuhi
kebutuhan Vitamin C ideal. Pemenuhan Vitamin C melalui konsumsi bahan makanan dan
minuman dapat dilakukan dengan pengakumulasian.

SARAN
Vitamin C merupakan vitamin esensial bagi tubuh manusia. Vitamin C merupakan salah satu
vitamin yang pemenuhannya dapat dilakukan dengan mudah, karena sumber Vitamin C
tersedia dari bahan makanan dan/atau minuman yang dikonsumsi manusia. Namun, penting
dilakukan analisis kandungan Vitamin C dari bahan makanan dan minuman tersebut baik dari
segi variasi faktor degradasi Vitamin C maupun penggunaan alat analisis mutakhir dan modern
agar ketersediaan informasi kandungan Vitamin C dari berbagai bahan makanan dan minuman
lebih komprehensif. Dengan demikian, masyarakat dapat memprediksi kebutuhannya akan
Vitamin C serta bahan makanan dan/atau minuman yang dibutuhkan untuk memenuhinya

DAFTAR PUSTAKA
Aisyi, D. R., Santoso, H., & Lisminingsih, R. D. (2019). analisis kadar protein dan vitamin c
pada sambal-ikan sebelum dan sesudah diolah. Jurnal SAINS ALAMI (Known Nature),
2(1). DOI: 10.33474/j.sa.v2i1.2957
Asmal, A. (2018). Analisis Kandungan Vitamin C Dalam Cabai Rawit (Capsicum fructuscens
L.) Secara Iodimetri. Jurnal Farmasi Sandi Karsa, 4(7), 99-103.
Damayanti, E. T., & Kurniawati, P. (2017, November). Perbandingan Metode Penentuan
Vitamin C pada Minuman Kemasan Menggunakan Metode Spektrofotometer UV-Vis
dan Iodimetri. In dalam Seminar Nasoinal Kimia dan Pembelajarannya, Malang.
Harefa, N. (2018). Sensitivitas Ligan Ditizon terhadap Absorbsi Logam Zink dengan Teknik
Emulsi Membran Cair. EduMatSains: Jurnal Pendidikan, Matematika dan Sains, 3(1),
57-68.

Science Education and Application Journal (SEAJ) Pendidikan IPA Universitas Islam Lamongan, Maret 2020. Vol. 2, No.1 | |40
Nelius Harefa, et all. Analisis Kandungan Vitamin C ………..

Harefa, N., Tafonao, G. S., & Sinaga, D. L. (2019). Efektivitas Tawas Hasil Olahan Limbah
Aluminium Terhadap Penyerapan Logam Alkali Tanah dengan Metode Gravimetri.
EduMatSains: Jurnal Pendidikan, Matematika dan Sains, 4(1), 65-76.
Iriyani, D., & Nugrahani, P. (2016). Status Kandungan Vitamin C Beberapa Sayuran Daun
Hasil Budidaya Pertanian Perkotaan di Surabaya. PLUMULA Berkala Ilmiah Agro-
Teknologi, 5(2), 161-167.
Irjayanti, L., Budiman, B., & Baculu, E. P. H. (2018). ANALISIS KANDUNGAN VITAMIN
A DAN C KERIPIK NANGKA (Artocarpus heterophyllus l.) PRODUKSI INDUSTRI
RUMAH TANGGA DI KABUPATEN TOLITOLI. Jurnal Kolaboratif Sains, 1(1). DOI:
10.31934/jom.v1i1.346
Lestari, A. A. (2019, August). ANALISIS KADAR ANTOSIANIN DAN VITAMIN C
SERTA DAYA TERIMA KONSUMEN SIRUP BUAH BUNI. In Prosiding Seminar
Nasional Inovasi Teknologi Hasil Perkebunan (Vol. 1, No. 1, pp. 159-166).
Maajid, L. A., Sunarmi, S., & Kirwanto, A. (2018). PENGARUH LAMA PENYIMPANAN
TERHADAP KADAR VITAMIN C BUAH APEL (Malus sylvestris Mill.). JURNAL
KEBIDANAN DAN KESEHATAN TRADISIONAL, 3(2).
Maliku, R. M. (2019). PENETAPAN KADAR VITAMIN C PADA BUAH JAMBU BIJI
MERAH (Psidium guajava L.) DENGAN METODE TITRASI NA-2, 6
DICHLOROPHENOL INDOPHENOL (DCIP). Media Farmasi, 13(2), 30-35. DOI:
10.32382/mf.v13i2.879
Maulana, A., Abidin, Z., Sadjidin, S., & Naid, T. (2019). Analysis Of Vitamin C Level In Red
And White Pepper (Punica granatum L.) Fruit Spectrophotometry UV-VIS. Window of
Health: Jurnal Kesehatan, 155-161. DOI: 10.33368/woh.v0i0.168
Mulyani, E. (2018). Perbandingan Hasil Penetapan Kadar Vitamin C pada Buah Kiwi
(Actinidia deliciousa) dengan Menggunakan Metode Iodimetri dan Spektrofotometri
UV-Vis. Pharmauho: Jurnal Farmasi, Sains, dan Kesehatan, 3(2). DOI:
10.33772/pharmauho.v3i2.3535
Ngginak, J., Rupidara, A., & Daud, Y. (2019). Analisis Kandungan Vitamin C dari Ekstrak
Buah Ara (Ficus carica L) dan Markisa Hutan (Passiflora foetida L). Jurnal Sains dan
Edukasi Sains, 2(2), 54-59. DOI: 10.24246/juses.v2i2p54-59
Nisa, Q. A. Y. K. (2018). ANALISIS OPTIMASI KADAR VITAMIN C DARI FILTRAT
BUAH NANAS (Ananas comosus L Merr) MENGGUNAKAN SISTEM
EVAPORATOR VACUUM. Jurnal Inovasi Teknik Kimia, 3(2). DOI:
10.31942/inteka.v3i2.2490
Nurjannah, I., Sabang, S. M., & Afadil, A. (2018). Analisis Kadar Vitamin C, Kalsium dan
Posforus pada Cabai Rawit (Capsicum frustescens L.) Hasil Pengawetan. Jurnal
Akademika Kimia, 7(4), 185-188.
Puspitasari, Y., Palupi, R., & Nurikasari, M. (2017). Analisis kandungan vitamin C teh
kombucha berdasarkan lama fermentasi sebagai alternatif minuman untuk antioksidan.
GLOBAL HEALTH SCIENCE (GHS), 2(3), 245-253. DOI: 10.33846/ghs.v2i3.137
Putri, M. P., & Setiawati, Y. H. (2017). Analisis kadar vitamin C pada buah nanas segar
(Ananas comosus (L.) Merr) dan buah nanas kaleng dengan metode spektrofotometri
UV-Vis. Jurnal Wiyata: Penelitian Sains dan Kesehatan, 2(1), 34-38.
Rahim, A., & Alimuddin, A. (2016). Analisis Kandungan Asam Askorbat Dalam Buah Naga
Merah (Hylocereus polyrhizus) Dengan Iodimetri. Jurnal Kimia Mulawarman, 14(1).
Riandini, H. M. (2019). Analisis Kadar Vitamin C Pada Daging Buah Kelengkeng
(Dimocarpus longan L) Segar dan Daging Buah Kelengkeng Kaleng Dengan Metode

Science Education and Application Journal (SEAJ) Pendidikan IPA Universitas Islam Lamongan, Maret 2020. Vol. 2, No.1 | |41
Nelius Harefa, et all. Analisis Kandungan Vitamin C ………..

Spektrofotometri UV-Vis. J-HESTECH (Journal Of Health Educational Science And


Technology), 2(2), 119-126. DOI: 10.25139/htc.v2i2.2068
Setiawati, T., & Sari, M. (2017). Analisis Kandungan Vitamin C Makroalga serta Potensinya
bagi Masyarakat di Kawasan Pantai Timur Cagar Alam Pananjung Pangandaran.
JURNAL ISTEK, 10(2).
Septaria, K., Dewanti, B. A., & Habibbulloh, M. (2019). Implementasi Metode Pembelajaran
Spot Capturing Pada Materi Pemanasan Global untuk Meningkatkan Keterampilan
Proses Sains. Prisma Sains: Jurnal Pengkajian Ilmu dan Pembelajaran Matematika dan
IPA IKIP Mataram, 7(1), 27-37.
Suhaera, S., Sammulia, S. F., & Islamiah, H. (2019). Analisis Kadar Vitamin C pada Buah
Naga Merah (Hylocereus lemairei (Hook.) Britton & Rose) dan Buah Naga Putih
(Hylocereus undatus (Haw.) Britton & Rose) di Kepulauan Riau menggunakan
Spektrofotometri Ultraviolet. PHARMACY: Jurnal Farmasi Indonesia (Pharmaceutical
Journal of Indonesia), 16(1), 146-152. DOI: 10.30595/pharmacy.v16i1.4579
Sulhan, M. H. S. H. (2019). Analisis Kadar Vitamin C Pada Daun Katuk (Sauropus
Androgynus) Segar, Direbus dan Dikukus Dengan Metode Spektrofotometri UV-Vis.
Jurnal Medika Cendikia, 6(01), 55-63. DOI: 10.33482/medika.v6i01.102
Syarifuddin, A. N., Zantrie, R., & Marbun, R. A. T. (2019). IDENTIFIKASI KADAR
VITAMIN C PADA DAGING DAN KULIT BUAH NAGA MERAH (HYLOCEREUS
POLYRHIZUS) DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI UV-VISIBLE.
JURNAL FARMASIMED (JFM), 2(1), 40-46. DOI: 10.35451/jfm.v2i1.285
Tahir, M., Hikmah, N., & Rahmawati, R. (2016). Analisis Kandungan Vitamin C dan β-
Karoten dalam Daun Kelor (Moringa Oleifra Lam.) dengan Metode Spektrofotometri
Uv–vis. Jurnal Fitofarmaka Indonesia, 3(1), 135-140. DOI: 10.33096/jffi.v3i1.173
Tahir, M., Kusuma, A. T., & Ekawati, E. (2018). Analysis of Lycopene and Vitamin C Levels
of Pomelo Citrus Fruit (Citrus maxima (Burm) Merr) Red n White Varieties From South
Sulawesi. JCPS (Journal of Current Pharmaceutical Sciences), 2(1), 125-130.
Tambunan, L. R., Ningsih, W., Ayu, N. P., & Nanda, H. (2018). PENENTUAN KADAR
VITAMIN C BEBERAPA JENIS CABAI (Capsicum sp.) DENGAN
SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS. Jurnal Kimia Riset, 3(1), 1-5. DOI:
10.20473/jkr.v3i1.8874

Science Education and Application Journal (SEAJ) Pendidikan IPA Universitas Islam Lamongan, Maret 2020. Vol. 2, No.1 | |42

View publication stats

You might also like