Analisis Kandungan Vitamin C Bahan Makanan Dan Minuman Dengan Metode Iodimetri
Analisis Kandungan Vitamin C Bahan Makanan Dan Minuman Dengan Metode Iodimetri
Analisis Kandungan Vitamin C Bahan Makanan Dan Minuman Dengan Metode Iodimetri
net/publication/340183226
CITATIONS READS
2 8,453
10 authors, including:
Nelius Harefa
Universitas Kristen Indonesia
31 PUBLICATIONS 81 CITATIONS
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
All content following this page was uploaded by Nelius Harefa on 26 March 2020.
PENDAHULUAN
Vitamin C merupakan senyawa esensial bagi tubuh manusia yang sumbernya melimpah baik
yang alami maupun buatan. Sebagian besar sumber Vitamin C merupakan bahan yang dapat
dikonsumsi manusia, dapat ditemukan ditempat umum seperti pasar, swalayan, dan
sebagainya. Sumber Vitamin C dapat berupa buah-buahan, sayur-sayuran, ikan, dan beberapa
produk olahan lainnya. Lestari (2019), memaparkan bahwa buah buni hitam dan buah buni
Science Education and Application Journal (SEAJ) Pendidikan IPA Universitas Islam Lamongan, Maret 2020. Vol. 2, No.1 | |35
Nelius Harefa, et all. Analisis Kandungan Vitamin C ………..
merah merupakan salah satu buah penghasil Vitamin C. Kedua buah ini mengandung 0,43%
dan 0,31% Vitamin C, kadar tersebut tergolong kategori tinggi.
Daun kaktus juga merupakan salah satu penghasil Vitamin C alami yang dapat
dijadikan sayur olahan atau dikonsumsi secara langsung. Kadar Vitamin C daun Kaktus
sebelum dimasak lebih tinggi dibanding kandungan Vitamin C setelah diolah, walaupun
demikian daun kaktus olahan tetap mengandung vitamin C yang tinggi (Sulhan, 2019).
Maulana, dkk (2019) memaparkan bahwa buah delima merah dan daging delima merupakan
sumber Vitamin C alami yang dapat dikonsumsi manusia. Buah delima merah mengandung
Vitamin C lebih tinggi dibanding daging buah delima putih. Tahir, Kusuma, & Ekawati (2018),
memaparkan bahwa jeruk pamelo merupakan sumber vitamin C alami yang baik dikonsumsi
oleh manusia. Kandungan vitamin C jeruk pamelo varietas daging merah lebih tinggi dibanding
varietas daging putih.
Buah naga merah merupakan salah satu sumber vitamin C alami yang dapat dikonsumsi
baik daging maupun kulitnya. Kandungan vitamin C daging buah naga merah lebih tinggi
dibanding kulit buah naga merah (Syarifuddin, et al., 2019). Selain itu, buah jambu biji merah
(Maliku, 2019); buah kelengkeng (Riandini, 2019); buah ara dan buah markisa hutan (Ngginak,
Rupidara, & Daud, 2019); buah kiwi (Mulyani, 2018); buah naga putih (Suhaera, et al., 2018);
Cabai keriting merah, cabai rawit hijau, dan cabai rawit hijau besar (Tambunan, dkk., 2018).
Selain buah-buahan, jenis sayuran seperti sayuran sawi juga termasuk sumber vitamin C alami
yang dapat dikonsumsi manusia (Irayani & Nugrahani, 2016). Selain itu, beberapa jenis ikan
juga dapat dijadikan sebagai sumber vitamin C walau pada konsentrasi rendah (Aisyi, et al.,
2019). Bahkan, beberapa jenis mikroalga juga termasuk penghasil vitamin C alami yang dapat
dijadikan oleh manusia sebagai sumber pemenuhan kebutuhan akan vitamin C (Setiawati &
Sari, 2017).
Namun, kadar Vitamin C sangat dipengaruhi oleh perlakuan yang diberikan selain jenis
bahan yang menjadi sumber Vitamin C (Irjayanti, Budiman, & Baculu, 2018). Putri &
Setiawati (2017), memaparkan bahwa kandungan Vitamin C buah nanas segar lebih tinggi
dibanding buah nanas yang sudah diolah menjadi produk kalengan. Penyimpanan bahan
sumber Vitamin C juga berpengaruh terhadap kadar Vitamin C, semakin lama bahan sumber
Vitamin C disimpan maka kadar Vitamin C dalam bahan tersebut akan semakin menurun
(Rahim & Alimuddin, 2016); (Maajid, Sunarmi, & Kirwanto, 2018). Perlakuan berupa
evaporasi (Nisa, 2018) dan fermentasi dapat mempengaruhi kadar Vitamin C, lama fermentasi
akan menghasilkan Vitamin C yang optimum pada lama waktu fermentasi yang sesuai
(Puspitasari, Palupi, & Nurikasari, 2017).
Kandungan Vitamin C dari bahan makanan maupun minuman yang menjadi sumber
Vitamin C perlu diketahui oleh masyarakat sehingga masyarakat dapat memprediksi
kebutuhannya akan Vitamin C. Oleh sebab itu, diperlukan analisis baik berupa analisis
konvensional maupun analisis modern. Analisis konvensional seperti metode iodimetri dapat
digunakan untuk menganalisis kadar Vitamin C dalam sampel bahan makanan maupun
minuman (Damayanti & Kurniawati, 2017); (Nurjannah, Sabang, & Afadil, 2018). Analisis
modern seperti pemanfaatan spektrofotometri UV-Vis dapat digunakan untuk menganalisis
kadar Vitamin C suatu sampel (Tahir, Hikmah, & Rahmawati, 2016).
METODE
Penelitian dilakukan di laboratorium kimia Universitas Kristen Indonesia pada Oktober 2019.
Sampel penelitian merupakan bahan makanan yang biasa dikonsumsi masyarakat sehari-hari
dan diyakini mengandung Vitamin C yakni buah nanas, minuman kemasan, dan cabai merah.
Science Education and Application Journal (SEAJ) Pendidikan IPA Universitas Islam Lamongan, Maret 2020. Vol. 2, No.1 | |36
Nelius Harefa, et all. Analisis Kandungan Vitamin C ………..
Pada sampel dilakukan analisis Vitamin C dengan metode iodimetri dengan alur penelitian
seperti Gambar 1
Vitamin C merupakan salah satu vitamin esensial bagi tubuh manusia yang
pemenuhannya dapat dilakukan dengan mengkonsumsi bahan makanan yang mengadung
Vitamin C. Untuk mengetahui kadar vitamin C suatu bahan makanan, perlu dilakukan analisis
baik analisis modern maupun analisis konvensional. Salah satu analisis konvensional yang
dapat digunakan untuk menganalisis kadar vitamin C bahan makanan dan minuman adalah
metode iodometri. Berdasarkan gambar 1, dilakukan analisis kadar vitamin C buah nanas,
minuman kemasan, dan cabai merah dengan metode iodometri.
Langkah pertama, dilakukan preparasi sampel. Buah nanas dan cabai merah
dibersihkan dari pengotor, kemudian dihancurkan menggunakan alu. Sampel yang telah hancur
kemudian disaring untuk dipisahkan dari filtrat dan residu. Filtrat dari buah nanas dan cabai
merah serta sampel minuman diambil masing-masing sebanyak 1 gram dan ditempatkan ke
dalam Erlenmeyer berbeda. Langkah berikutnya, ditambahkan larutan iodium sebanyak 0,1 mL
pada masing-masing sampel preparat. Ditempat lain, dirancang alat titrasi dengan larutan iodin
sebagai pentiter sebanyak 50 mL. Langkah berikutnya, dilakukan penambahan 2 tetes larutan
amilum pada masing-masing sampel preparat. Langkah berikutnya, dilakukan titrasi pada
sampel preparat hingga terjadi perubahan warna. Setelah titik akhir titrasi tercapai, volume
Science Education and Application Journal (SEAJ) Pendidikan IPA Universitas Islam Lamongan, Maret 2020. Vol. 2, No.1 | |37
Nelius Harefa, et all. Analisis Kandungan Vitamin C ………..
larutan pentiter yang terpakai dicatat dan dianalisis untuk masing-masing sampel. Langkah
akhir, dilakukan olah data hasil penelitian untuk mendapatkan kadar vitamin C pada sampel.
1.5
Kadar Vitamin C (mg)
1
0.5
0.044
0
A B C
Science Education and Application Journal (SEAJ) Pendidikan IPA Universitas Islam Lamongan, Maret 2020. Vol. 2, No.1 | |38
Nelius Harefa, et all. Analisis Kandungan Vitamin C ………..
dibanding kulit buah naga merah (Syarifuddin, Zantrie, & Marbun, 2019). Selain itu, buah
jambu biji merah (Maliku, 2019); buah kelengkeng (Riandini, 2019); buah ara dan buah
markisa hutan (Ngginak, Rupidara, & Daud, 2019); buah kiwi (Mulyani, 2018); buah naga
putih (Suhaera, Sammulia, & Islamiah, 2018); Cabai keriting merah, cabai rawit hijau, dan
cabai rawit hijau besar (Tambunan, dkk., 2018).
Selain buah-buahan, jenis sayuran seperti sayuran sawi juga termasuk sumber Vitamin C alami
yang dapat dikonsumsi manusia (Irayani & Nugrahani, 2016). Selain itu, beberapa jenis ikan
juga dapat dijadikan sebagai sumber Vitamin C walau pada konsentrasi rendah (Aisyi, Santoso,
& Lisminingsih, 2019). Bahkan, beberapa jenis mikroalga juga termasuk penghasil Vitamin C
alami yang dapat dijadikan oleh manusia sebagai sumber pemenuhan kebutuhan akan Vitamin
C (Setiawati & Sari, 2017). Oleh sebab itu, kekurangan Vitamin C semestinya bukan menjadi
masalah buat kehidupan manusia, karena sumber Vitamin C sejatinya begitu melimpah baik
yang alami maupun buatan.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian, sampel A mengandung 2,286 mg/g vitamin C, maka manusia
membutuhkan 18 – 68 gram/hari sampel A untuk memenuhi kebutuhan vitamin C ideal.
Sampel B mengandung 2,204 mg/g vitamin C, maka manusia membutuhkan 20 – 70 gram/hari
sampel B untuk memenuhi kebutuhan vitamin C ideal. Sampel C mengandung 0,044 mg/g
vitamin C, maka manusia membutuhkan 56 – 106 gram/hari sampel C untuk memenuhi
kebutuhan Vitamin C ideal. Pemenuhan Vitamin C melalui konsumsi bahan makanan dan
minuman dapat dilakukan dengan pengakumulasian.
SARAN
Vitamin C merupakan vitamin esensial bagi tubuh manusia. Vitamin C merupakan salah satu
vitamin yang pemenuhannya dapat dilakukan dengan mudah, karena sumber Vitamin C
tersedia dari bahan makanan dan/atau minuman yang dikonsumsi manusia. Namun, penting
dilakukan analisis kandungan Vitamin C dari bahan makanan dan minuman tersebut baik dari
segi variasi faktor degradasi Vitamin C maupun penggunaan alat analisis mutakhir dan modern
agar ketersediaan informasi kandungan Vitamin C dari berbagai bahan makanan dan minuman
lebih komprehensif. Dengan demikian, masyarakat dapat memprediksi kebutuhannya akan
Vitamin C serta bahan makanan dan/atau minuman yang dibutuhkan untuk memenuhinya
DAFTAR PUSTAKA
Aisyi, D. R., Santoso, H., & Lisminingsih, R. D. (2019). analisis kadar protein dan vitamin c
pada sambal-ikan sebelum dan sesudah diolah. Jurnal SAINS ALAMI (Known Nature),
2(1). DOI: 10.33474/j.sa.v2i1.2957
Asmal, A. (2018). Analisis Kandungan Vitamin C Dalam Cabai Rawit (Capsicum fructuscens
L.) Secara Iodimetri. Jurnal Farmasi Sandi Karsa, 4(7), 99-103.
Damayanti, E. T., & Kurniawati, P. (2017, November). Perbandingan Metode Penentuan
Vitamin C pada Minuman Kemasan Menggunakan Metode Spektrofotometer UV-Vis
dan Iodimetri. In dalam Seminar Nasoinal Kimia dan Pembelajarannya, Malang.
Harefa, N. (2018). Sensitivitas Ligan Ditizon terhadap Absorbsi Logam Zink dengan Teknik
Emulsi Membran Cair. EduMatSains: Jurnal Pendidikan, Matematika dan Sains, 3(1),
57-68.
Science Education and Application Journal (SEAJ) Pendidikan IPA Universitas Islam Lamongan, Maret 2020. Vol. 2, No.1 | |40
Nelius Harefa, et all. Analisis Kandungan Vitamin C ………..
Harefa, N., Tafonao, G. S., & Sinaga, D. L. (2019). Efektivitas Tawas Hasil Olahan Limbah
Aluminium Terhadap Penyerapan Logam Alkali Tanah dengan Metode Gravimetri.
EduMatSains: Jurnal Pendidikan, Matematika dan Sains, 4(1), 65-76.
Iriyani, D., & Nugrahani, P. (2016). Status Kandungan Vitamin C Beberapa Sayuran Daun
Hasil Budidaya Pertanian Perkotaan di Surabaya. PLUMULA Berkala Ilmiah Agro-
Teknologi, 5(2), 161-167.
Irjayanti, L., Budiman, B., & Baculu, E. P. H. (2018). ANALISIS KANDUNGAN VITAMIN
A DAN C KERIPIK NANGKA (Artocarpus heterophyllus l.) PRODUKSI INDUSTRI
RUMAH TANGGA DI KABUPATEN TOLITOLI. Jurnal Kolaboratif Sains, 1(1). DOI:
10.31934/jom.v1i1.346
Lestari, A. A. (2019, August). ANALISIS KADAR ANTOSIANIN DAN VITAMIN C
SERTA DAYA TERIMA KONSUMEN SIRUP BUAH BUNI. In Prosiding Seminar
Nasional Inovasi Teknologi Hasil Perkebunan (Vol. 1, No. 1, pp. 159-166).
Maajid, L. A., Sunarmi, S., & Kirwanto, A. (2018). PENGARUH LAMA PENYIMPANAN
TERHADAP KADAR VITAMIN C BUAH APEL (Malus sylvestris Mill.). JURNAL
KEBIDANAN DAN KESEHATAN TRADISIONAL, 3(2).
Maliku, R. M. (2019). PENETAPAN KADAR VITAMIN C PADA BUAH JAMBU BIJI
MERAH (Psidium guajava L.) DENGAN METODE TITRASI NA-2, 6
DICHLOROPHENOL INDOPHENOL (DCIP). Media Farmasi, 13(2), 30-35. DOI:
10.32382/mf.v13i2.879
Maulana, A., Abidin, Z., Sadjidin, S., & Naid, T. (2019). Analysis Of Vitamin C Level In Red
And White Pepper (Punica granatum L.) Fruit Spectrophotometry UV-VIS. Window of
Health: Jurnal Kesehatan, 155-161. DOI: 10.33368/woh.v0i0.168
Mulyani, E. (2018). Perbandingan Hasil Penetapan Kadar Vitamin C pada Buah Kiwi
(Actinidia deliciousa) dengan Menggunakan Metode Iodimetri dan Spektrofotometri
UV-Vis. Pharmauho: Jurnal Farmasi, Sains, dan Kesehatan, 3(2). DOI:
10.33772/pharmauho.v3i2.3535
Ngginak, J., Rupidara, A., & Daud, Y. (2019). Analisis Kandungan Vitamin C dari Ekstrak
Buah Ara (Ficus carica L) dan Markisa Hutan (Passiflora foetida L). Jurnal Sains dan
Edukasi Sains, 2(2), 54-59. DOI: 10.24246/juses.v2i2p54-59
Nisa, Q. A. Y. K. (2018). ANALISIS OPTIMASI KADAR VITAMIN C DARI FILTRAT
BUAH NANAS (Ananas comosus L Merr) MENGGUNAKAN SISTEM
EVAPORATOR VACUUM. Jurnal Inovasi Teknik Kimia, 3(2). DOI:
10.31942/inteka.v3i2.2490
Nurjannah, I., Sabang, S. M., & Afadil, A. (2018). Analisis Kadar Vitamin C, Kalsium dan
Posforus pada Cabai Rawit (Capsicum frustescens L.) Hasil Pengawetan. Jurnal
Akademika Kimia, 7(4), 185-188.
Puspitasari, Y., Palupi, R., & Nurikasari, M. (2017). Analisis kandungan vitamin C teh
kombucha berdasarkan lama fermentasi sebagai alternatif minuman untuk antioksidan.
GLOBAL HEALTH SCIENCE (GHS), 2(3), 245-253. DOI: 10.33846/ghs.v2i3.137
Putri, M. P., & Setiawati, Y. H. (2017). Analisis kadar vitamin C pada buah nanas segar
(Ananas comosus (L.) Merr) dan buah nanas kaleng dengan metode spektrofotometri
UV-Vis. Jurnal Wiyata: Penelitian Sains dan Kesehatan, 2(1), 34-38.
Rahim, A., & Alimuddin, A. (2016). Analisis Kandungan Asam Askorbat Dalam Buah Naga
Merah (Hylocereus polyrhizus) Dengan Iodimetri. Jurnal Kimia Mulawarman, 14(1).
Riandini, H. M. (2019). Analisis Kadar Vitamin C Pada Daging Buah Kelengkeng
(Dimocarpus longan L) Segar dan Daging Buah Kelengkeng Kaleng Dengan Metode
Science Education and Application Journal (SEAJ) Pendidikan IPA Universitas Islam Lamongan, Maret 2020. Vol. 2, No.1 | |41
Nelius Harefa, et all. Analisis Kandungan Vitamin C ………..
Science Education and Application Journal (SEAJ) Pendidikan IPA Universitas Islam Lamongan, Maret 2020. Vol. 2, No.1 | |42