Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

ETIA Jurnal

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 8

Hubungan Karakteristik Responden Dengan Gangguan Mental

Emosional Pada WUS Di Masa Pandemic Covid-19 Di Jorong


Laras Minang Tahun 2021

Etia Lusandari
Universitas Dharmas Indonesia/Fakultas Ilmu Kesehatan/PRODI S1 Keperawatan
Email : etialusandari@gmail.com

ABSTRACT

The COVID-19 pandemic has caused mental disorders in the wider community, one of
which is WUS. This disorder can occur due to many factors, and the purpose of this study
is to find out what characteristics of respondents are related to emotional mental
disorders during the covid-19 pandemic. Descriptive analysis research used a cross
sectional design with a total of 89 respondents who had met the inclusion and exclusion
criteria. Data were collected using the SRQ-20 questionnaire. The variables in this study
were age, education, occupation and mental emotional disorders. Data were analyzed
using descriptive analysis and Person Chi-Square test with a significance level of <0.05.
The results showed that age was associated with emotional mental disorders (p = 0.026),
education was associated with emotional mental disorders (p = 0.011), work was
associated with emotional mental disorders (p = 0.023). The results show that mental
emotional disorders can occur during the COVID-19 pandemic. Factors associated with
the disorder are adult age, people who work and have low education. Subsequent
research will focus on psychological support interventions for mental-emotional
disorders that occur due to COVID-19.
Keywords: respondent characteristics, emotional mental disorder; COVID-19

ABSTRAK

Pandemic covid-19 telah menimbulkan gangguan mental pada masyarakat luas, salah
satunya adalah WUS. Gangguan ini dapat terjadi karena banyak faktor, dan tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik responden seperti apa yang
berhubungan dengan gangguan mental emosional selama masa pandemic covid-19.
Penelitian analisis deskriptif menggunakan rancangan cross sectional dengan jumlah
responden sebanyak 89 orang yang telah memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi. Data
dikumpulkan menggunakan kuesioner SRQ-20. Variabel dalam penelitian ini adalah usia,
pendidikan, pekerjaan dan gangguan mental emosional. Data dianalisis menggunakan
analisis deskriptif dan uji Person Chi- Square dengan tingkat signifikansi < 0,05. Hasil
menunjukkan bahwa faktor usia berhubungan dengan gangguan mental emosional (p =
0,026), pendidikan berhubungan dengan gangguan mental emosional (p = 0,011),
pekerjaan berhubungan dengan gangguan mental emosional (p = 0,023). Hasil penelitian
menunjukkan bahwa gangguan mental emotional dapat terjadi selama masa pandemic
COVID-19. Faktor yang berhubungan dengan gangguan tersebut adalah usia dewasa,
orang yang bekerja dan berpendidikan rendah. Penelitian selanjutnya difokuskan pada
intervensi dukungan psikologis terhadap gangguan mental emosional yang terjadi akibat
COVID-19.
Kata kunci : karakterstik responden, gangguan mental emosional; COVID-19

PENDAHULUAN
Coronavirus disease 2019 atau perubahan hormonal karaktersitik
di sebut juga COVID-19 memiliki wanita yang lebih mengedepankan
dampak negative terhadap kesehatan emosional dari pada rasional juga
fisik dan psikologis individu dan berperan. Ketika menghadapi
masyarakat (Banerjee, 2020; Brooke masalah wanita cenderung
dkk.,2020; Zhang dkk., 2020). Salah menggunakan perasaan Marini
satunya adalah gangguan mental (2008) di dalam (Masyarakat, 2012).
emosional. (WHO, n.d.) "Isolasi,
ketakutan, ketidakpastian, kekacauan Di mulai dari berbagai kelompok
ekonomi, itu semua dapat usia, pada tingkat kelompok usia
menyebabkan tekanan psikologis," yang lebih tua beresiko mengalami
gangguan mental. Di karenakan
ujar Direktur Departemen Kesehatan
adanya penurunan kapasitas atau
Mental Organisasi Kesehatan Dunia
kemampuan tubuh akibat dari
(WHO), Devora Kestel. Kestel
penuaan tersebut mengakibatkan
mengatakan, peningkatan kasus
mereka menjadi lebih mudah cemas,
gangguan kesehatan mental
marah, stress, dan gelisah (Suwetty
kemungkinan terjadi selama pandemi
& Kornelis Nama Beni, 2020).
Covid-19. Oleh karena itu,
Kemudian Darmojo (2004) di dalam
pemerintah harus menempatkan
(Masyarakat, 2012) mengatakan pada
masalah kesehatan mental sebagai
tingkat pendidikan, pendidikan yang
prioritas (Republika, 2020).
rendah dihubungkan dengan
Gangguan mental emosional meningkatnya resiko untuk
dapat terjadi pada semua kalangan, terjadinya demensia dan terjadinya
salah satunya adalah wanita usia depresi. Hal ini menunjukkan bahwa
subur. Wanita usia subur adalah tingkat pendidikan sesorang
wanita yang memasuki usia 15- 49 berbanding positif dengan tingkat
tahun tanpa memperhitungkan status kesehatannya. Selanjutnya menurut
perkawinannya (Poltekeskemenkes, beberapa penelitian tingkat sosial
n.d.). Pada masa ini wanita lebih ekonomi keluarga juga merupakan
rentan terkena gangguan mental salah satu faktor yang menentukan
emosional karena disebabkan gangguan emosional , semakin tinggi
perubahan hormonal. Selain sumber ekonomi keluarga akan
mendukung stabilitas dan kebahagian SRQ-20. Analisis data menggunakan
keluarga. SPSS IBM 21, Analisis Deskriptif
dan uji hipotesis menggunakan uji
Sebuah studi di Mordibity and Person Chi- Square dengan taraf
Mortility Weekly Report kesalahan 0,05.
menunjukkan bahwa gejala depresi
dan kecemasan di negara adikuasa HASIL
Amerika Serikat meningkat antara
Analisis Deskriptif
April dan Juni 2020 di bandingkan
dengan periode yang sama pada Berdasar Tabel 1 dapat
tahun 2019 di karenakan COVID – digambarkan hampir seluruh
19 ini . Gejala depresi empat kali responden berusia dewasa (80,9%),
lebih tinggi, dan gejala kecemasan 3 sebagian besar responden
kali lebih tinggi dari tahun berpendidikan rendah (74,2%),
sebelumnya yakni tahun 2019 (Tirto, sebagian besar responden tidak
2020). bekerja (68,5%) dan sebanyak 34,8
% responden mengalami gangguan
Dari data yang didapatkan, mental emotional selama masa
dikarenakan banyaknya kasus pandemic COVID-19.
gangguan mental emosional yang
terjadi pada usia produktif maka Karakteri
N Frekue Persent
peneliti ingin menganalisis lebih stik
o nsi ase
lanjut tentang karakteristik responden
masyarakat seperti apa yang 1 Usia
berhubungan atau dapat menyebakan Masa 17 19,1%
remaja
gangguan kesehatan mental pada
Masa 72 80,9%
wanita usia subur selama masa dewasa
pandemic COVID – 19. 2 Pendidikan
METODE Rendah 66 74,2%
Tinggi 23 25,8%
Rancangan penelitian ini 3 Pekerjaan
adalah cross sectional. Populasi Tidak 61 68,5%
penelitian ini adalah wanita usia bekerja
subur dengan jumlah responden yang Bekerja 28 31,5%
terkumpul sebanyak 89 orang dan 4 Gangguan
bersedia menjadi responden dalam mental
emosional
penelitian ini. Variable Independen
Normal 31 34,8%
dalam penelitian ini adalah usia , Gangguan 58 65,2%
pendidikan, pekerjaan, dan variable Tabel 1.
dependen adalah gangguan mental
emotional. Data dikumpulkan pada
bulan Juli , menggunakan kuesioner
Hasil Uji Hipotesis dari responden yang berpendidikan
rendah (42,4%) mengalami gangguan
Tabel 2. Hubungan antara usia mental emosional selama masa
dengan gangguan mental emosional pandemi COVID-19. Hasil uji person
pada WUS di masa pandemic Chi-square didapatkan nilai p = 0,011
COVID-19 > α (0,05). Hal ini berarti bahwa ada
hubungan antara pendidikan dengan
Gangguan Mental gangguan mental emosional pada
Usia Emosional Jumlah masa pandemi COVID-19.
Normal Ganggua
n Tabel 4. Hubungan antara pekerjaan
F % F % F % dengan gangguan mental emosional
Masa 1 88, 2 11,8 1 80, pada WUS di masa pandemic
Remaj 5 2 7 9
a COVID-19
Masa 4 59, 29 40,3 7 19,
Gangguan Mental
Dewas 3 7 2 1
Pekerja Emosional Jumlah
a
an Normal Ganggua
Total 5 65, 31 34.8 89 100
n
8 2
f % F % F %
p value = 0,026 α = 0,05 X2
Tidak 3 57, 26 42, 6 68,
tabel = 3,841 X2 hitung = 4,926
bekerja 5 4 6 1 5
Berdasarkan tabel 2 diketahui Bekerja 2 82, 5 17, 2 31,
3 1 9 8 5
bahwa terdapat 40,3 % responden
Total 5 65, 31 34, 89 10
berusia dewasa memiliki gangguan 8 2 8 0
mental emosional selama masa p value = 0,023 α = 0,05 X2
pandemi COVID-19. Hasil uji person tabel = 3,841 X2 hitung = 5,186
Chi-square didapatkan nilai p = 0,026
< α (0,05). Hal ini berarti bahwa ada Berdasarkan tabel 4 dapat
hubungan antara usia dengan diketahui bahwa hampir setengah
gangguan mental emosional pada dari responden yang berpendidikan
masa pandemi COVID-19. rendah (42,6%) mengalami gangguan
mental emosional selama masa
Tabel 3. Hubungan antara pandemi COVID-19. Hasil uji person
pendidikan dengan gangguan mental Chi-square didapatkan nilai p = 0,023
emosional pada WUS di masa > α (0,05). Hal ini berarti bahwa ada
pandemic COVID-19 hubungan antara pekerjaan dengan
gangguan mental emosional pada
Gangguan Mental masa pandemi COVID-19.
Pendidik Emosional Jumlah
an Normal Ganggu PEMBAHASAN
an
f % F % F % Usia beresiko mempengaruhi
Rendah 3 57, 28 42, 6 74, mental emosional seseorang. Pada
8 6 4 6 2
Tinggi 2 87, 3 13, 2 25, tingkat kelompok yang lebih tua,
0 0 0 3 8 kebijakan pembatasan fisik dan
Total 5 65, 31 34, 89 10
sosial juga berdampak pada
8 2 8 0
p value = 0,011 α = 0,05 X2 penurunan kognitif/dementia,
tabel = 3,841 X2 hitung = 6,486 menjadikan mereka lebih mudah
Berdasarkan tabel 3 dapat cemas, marah , stress, dan gelisah
diketahui bahwa hampir setengah (Suwetty & Kornelis Nama Beni,
2020). Hasil penelitian menunjukkan rendah.(< 9 tahun bersekolah )
bahwa dari 89 responden yang di (Suwetty & Kornelis Nama Beni,
wawancarai pada responden yang 2020). Hasil penelitian menunjukkan
berusia remaja yang mengalami bahwa dari 89 responden yang di
gangguan mental emosional sebagian wawancarai pada responden yang
kecil yakni 2 responden (11.8%) dan berpendidikan rendah yang
yang tidak mengalami gangguan mengalami gangguan mental
mental emosional hampir seluruhnya emosional sebanyak 28 responden
yakni sebanyak 15 responden (42,4%) dan yang tidak mengalami
(88,2%) sedangkan responden yang gangguan mental emosional
berusia dewasa hampir setengahnya sebanyak 38 responden (57,6%)
yang mengalami gangguan mental sedangkan responden yang
emosional yakni 29 responden berpendidikan tinggi yang
(40,3%) dan setengahnya tidak mengalami gangguan mental
mengalami gangguan mental emosional sebanyak 3 responden
emosional yakni 43 responden (13,0%) dan yang tidak mengalami
(59,7%). Berdasarkan hasil uji gangguan mental emosional
statistic di peroleh, nilai X2 hitung = sebanyak 20 responden (87,0%).
4,926 ≥ X2 = 3,841 dengan Berdasarkan hasil uji statistic di
ketentuan degree reedom (df) = 1 peroleh, nilai X2 hitung = 6, 486 ≥ X2
dan p value = 0,026 ≤ α = 0,05. tabel = 3,841 dengan ketentuan
Maka berdasarkan tabel statistic, hal degree reedom (df) = 1 dan p value =
ini menunjukkan H0 di tolak dan Ha 0,011 ≤ α = 0,05. Maka berdasarkan
diterima yang artinya bahwa ada tabel statistic, hal ini menunjukkan
hubungan yang bermakna antara usia H0 di tolak dan Ha diterima yang
dengan gangguan mental emosional artinya bahwa ada hubungan yang
pada WUS di Jorong Laras Minang bermakna antara pendidikan dengan
pada masa pandemic covid 19 tahun gangguan mental emosional pada
2021 penelitian ini sejalan dengan WUS di Jorong Laras Minang pada
penelitian yang dilakukan oleh masa pandemic covid 19 tahun 2021.
awaliyah dengan hasil analisis Penelitian ini sejalan dengan
dengan uji Chi-square didapatkan p- penelitian yang dilakukan oleh
value yaitu 0,006 ≤ α 0,05. suyoko dengan hasil analisis dengan
uji Chi-square didapatkan p-value
Berdasarkan pendidikan, yaitu 0,002 ≥ α 0,05.
pendidikan rendah dihubungkan
dengan meningkatnya risiko untuk Pekerjaan memiliki hubungan
terjadinya dimensia dan terjadinya secara langsung dengan gangguan
depresi. Pada penelitian-penelitian mental emotional, status ekonomi
sebelumnya didapatkan bahwa pada tahap yang sangat rendah
depresi lebih banyak terjadi pada sehingga kebutuhan dasar saja tidak
seseorang dengan tingkat pendidikan terpenuhi inilah yang akan
menimbulkan konflik dalam keluarga WUS di Jorong Laras Minang pada
yang menyebabkan gangguan mental masa pandemic covid 19 tahun 2021.
emosional. (Murti, 2004). Hasil Penelitian ini sejalan dengan
analisis menunjukkan bahwa dari 89 penelitian yang dilakukan oleh
responden yang di wawancarai pada awaliyah dengan hasil analisis
responden yang tidak bekerja yang dengan uji Chi-square didapatkan p-
mengalami gangguan mental value yaitu 0,001 ≥ α 0,05.
emosional sebanyak 26 responden
(42,6%) dan yang tidak mengalami KESIMPULAN
gangguan mental emosional Hasil penelitian ini
sebanyak 35 responden (57,4%) menunjukkan bahwa selama pandemi
sedangkan responden yang bekerja COVID-19 ada beberapa faktor sosio
yang mengalami gangguan mental demografi yang berdampak pada
emosional sebanyak 5 responden gangguan mental emosional pada
(17,9%) dan yang tidak mengalami WUS. Faktor usia dewasa, tingkat
gangguan mental emosional pendidikan, dan faktor pekerjaan
sebanyak 23 responden (82,1%). sangat berhubungan dengan
Berdasarkan hasil uji statistic di terjadinya gangguan mental
peroleh, nilai X2 hitung = 5,186 ≥ X2 emosional pada WUSt selama
tabel = 3,841 dengan ketentuan pandemi COVID-19. Temuan ini
degree reedom (df) = 1 dan p value = akan perlu diverifikasi dalam studi
0,023 ≤ α = 0,05. Maka berdasarkan populasi yang lebih besar. Penelitian
tabel statistic, hal ini menunjukkan selanjutnya difokuskan pada
H0 di tolak dan Ha diterima yang intervensi dukungan psikologis
artinya bahwa ada hubungan yang terhadap gangguan mental emosional
bermakna antara pekerjaan dengan yang terjadi akibat COVID-19.
gangguan mental emosional pada
DAFTAR PUSTAKA Tangga Di Era Pandemi Covid-19.
Journal of Management : Small and
Arikunto, S. (2013). Prosedur Medium Enterprises (SMEs), 12(2),
Penelitian. Renika Cipta. 239–254.
https://doi.org/10.35508/jom.v12i2.2
Hidayat. (2014). Metode Penelitian
697
Keperawatan. Jakatar : Selemba
Medika. Siti. (2010). BAB II Tinjauan
Pustaka. Unimus.
KEMENKES. (n.d.). COVID-19.
https://www.kemkes.go.id/folder/vie Soekidjo Notoatmodjo. (2012).
w/full-content/structure-faq.html METODOLOGI PENELITIAN
KESEHATAN (Revisi Cet). PT
Lektur. (n.d.). Jenis Kelamin.
RINEKA CIPTA.
Retrieved April 26, 2021, from
https://lektur.id/arti-jenis-kelamin/ Suwetty, A. M., & Kornelis Nama
Beni. (2020). Faktor yang
Masyarakat, S. K. (2012).
Berhubungan Dengan Gangguan
Universitas indonesia.
Mental Emotional Masyarakat di
Notoatmodjo, S. (2012). Metodologi Masa Pandemic COVID-19. Jurnal
Penelitian Kesehatan. Renika Cipta. Penelitian Kesehatan Suara Forikes,
11(4), 135–140.
Nursalam. (2011). Konsep Dan
Penerapan Metodologi Penelitian Suyoko. (2012). faktor-faktor yang
Ilmu Keperawatan (2nd ed.). berhubungan dengan gangguan
Selemba Medika. mental emosional pada lansia.

Poltekeskemenkes. (n.d.). Tinjauan Tirto. (2020). Gangguan Mental


Teori WUS. Retrieved June 9, 2021, Meningkat. https://tirto.id/studi-
from penderita-gangguan-mental-
http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/34 meningkat-selama-pandemi-covid-
27/9/Chapter 2.pdf.pdf 19-f1uj

Republika. (2020). Krisis Kesehatan UII. (2013). Klasifikasi Umur.


Mental. https://dspace.uii.ac.id/bitstream/han
https://www.republika.co.id/berita/qa dle/123456789/11162/07.2 bab
b5a0414/who-pandemi-covid19- 2.pdf?
sebabkan-krisis-kesehatan-mental sequence=8&isAllowed=y#:~:text=
Menurut WHO (2013)%2C
Sari Dewi, K. (2012). Kesehatan klasifikasi,kelompok usia 75-90
Mental (satu). CV. Lestari Media tahun.
Kreatif.
Unair. (2020). Gangguan Kecemasan
Sina, P. G. (2020). Ekonomi Rumah Masyarakat selama Pandemi.
Varghese, C., Oyere, O., Cowan, M.,
Davis, S., & Norrving, B. (2016).
World Health Organization. Stroke,
47(8), e210.
https://doi.org/10.1161/STROKEAH
A.116.014233

WHO. (n.d.). Krisis Kesehatan


Mental. Retrieved March 2, 2021,
from
https://www.republika.co.id/berita/qa
b5a0414/who-pandemi-covid19-
sebabkan-krisis-kesehatan-mental

Yuli Riwayati, D. (2006).


PERBEDAAN KEMATANGAN
EMOSI PADA WANITA USIA 25-35
TAHUN DI TINJAU DARI TINGKAT
PENDIDIKAN DAN USIA
MEMASUKI PERKAWINAN
[UNNES].
https://lib.unnes.ac.id/1214/1/2097.p
df

You might also like