Potensi, Peran Pemerintah, Dan Tantangan Dalam Pengembangan E-Commerce Di Indonesia
Potensi, Peran Pemerintah, Dan Tantangan Dalam Pengembangan E-Commerce Di Indonesia
Potensi, Peran Pemerintah, Dan Tantangan Dalam Pengembangan E-Commerce Di Indonesia
Abstract
E-commerce is one of the rising stars from the rapid internet development and becomes global trends for the past ten years. In
Indonesia, the number of online shopping site usage and also online transactions tends to increase although infrastructure and
regulation are still left behind. These conditions are an opportunity and need a comprehensive policy to leverage how to develop
and multiple the benefit from digitalization activity. This paper aims to analyze (a) the potential of e-commerce application for
supporting economic growth, (b) the role of government in driving the growth of e-commerce activities, and (c) the challenges to
maximize e-commerce activities in the national economy. This paper used a qualitative approach with a literature review method. The
finding showed that e-commerce can improve economic growth because it stimulates saving transaction costs, eliminates space and
time restrictions, reduces shipping costs, minimizes transportation barriers, facilitates communication between sellers and buyers,
and reduces advertising and transportation costs. The government has a pivotal role to implement six strategies for encouraging
digital economics, namely knowledge development, knowledge dissemination, subsidies, mobilization, the direction of innovation,
and standard-setting. To develop e-commerce activities, there are main challenges that should be copped, which are security and
consumer protection, logistics and infrastructure, and taxation related to e-commerce transactions.
Keywords: internet, e-commerce, digital economy
Abstrak
E-commerce merupakan salah satu bentuk kemajuan yang muncul dari pesatnya perkembangan internet dan menjadi tren di
dunia selama sepuluh tahun terakhir. Di Indonesia, angka penggunaan situs belanja online dan transaksi toko online cenderung
meningkat meskipun infrastruktur dan regulasinya masih tertinggal. Hal ini merupakan peluang besar dan membutuhkan kebijakan
yang komprehensif guna dapat mengembangkan dan memanfaatkan aktivitas digitalisasi ekonomi secara optimal. Tulisan ini
bertujuan untuk menganalisis (a) potensi dari penerapan e-commerce terhadap pertumbuhan ekonomi, (b) peran pemerintah
dalam mendorong pertumbuhan aktivitas e-commerce, dan (c) tantangan yang perlu diatasi agar mampu memaksimalkan potensi
dari aktivitas e-commerce dalam ekonomi nasional. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan
metode tinjauan literatur. Hasil temuan menunjukkan bahwa praktik e-commerce mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi
karena dapat menghemat biaya transaksi, menghilangkan batasan ruang dan waktu, mengurangi biaya pengiriman, meminimalkan
hambatan transportasi, memudahkan komunikasi penjual dan pembeli, dan mengurangi biaya periklanan dan transportasi. Di
sisi lain, pemerintah berperan penting untuk melaksanakan enam strategi agar mampu mendorong praktik ekonomi digital, yaitu
pembangunan pengetahuan, penyebaran pengetahuan, subsidi, mobilisasi, pengarahan inovasi, dan penetapan standar. Sedangkan
tantangan dalam rangka pengembangan aktivitas e-commerce adalah keamanan dan perlindungan konsumen, logistik dan
infrastruktur, serta perpajakan terkait transaksi e-commerce.
Kata kunci: internet, e-commerce, ekonomi digital
Rais Agil Bahtiar, Potensi, Peran Pemerintah, dan Tantangan dalam Pengembangan e-Commerce di Indonesia | 13
mikroekonomi kepada individu dan kelompok. Dilihat sebagai fasilitator utama dalam e-commerce. Dalam
melalui ekonomi makro, e-commerce memberikan beberapa tahun terakhir, jumlah pengguna internet
manfaat dalam meningkatkan efisiensi distribusi di seluruh dunia terus menunjukkan peningkatan.
barang dan jasa, mengembangkan skala ekonomi Tiongkok merupakan negara dengan jumlah pengguna
di proses produksi, meningkatkan pertumbuhan internet terbanyak di dunia dengan perkiraan 829
dasar pengenaan pajak, mendorong inovasi dan juta pengguna pada tahun 2019. Negara Asia lain
menambah keahlian pada pemasaran produk. Selain yang memiliki jumlah pengguna internet yang tinggi
itu, manfaatnya bagi individu atau kelompok adalah adalah India dan Indonesia dengan perkiraan jumlah
memberikan akses terhadap informasi, mendorong pengguna mencapai 560 juta dan 143 juta pengguna
kompetensi pemasaran atau kewirausahaan, internet pada tahun 2019 (Lihat Gambar 1).
serta menciptakan peluang untuk mendapatkan Dari Gambar 1, dengan jumlah pengguna
penghasilan dan mengembangkan bisnis keluarga. internet hingga sekitar 143 juta pengguna atau
Manfaat ICT dalam bisnis dan aktivitas ekonomi 54 persen dari total populasi di Indonesia, pasar
menciptakan banyak peluang. Melalui peluang ini, e-commerce telah menjadi sektor bisnis yang
ICT memberikan kontribusi positif untuk mendorong sangat menjanjikan. Perkembangan e-commerce
pertumbuhan dan perkembangan ekonomi sehingga di Indonesia yang sangat pesat didukung oleh
dapat menjadi salah satu jalan untuk membantu data yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia (BI)
mengurangi kemiskinan dalam sebuah negara yang menyebutkan bahwa transaksi toko online
(UNDP, 2001). Pemanfaatan ICT dalam aktivitas (e-commerce) di Indonesia di sepanjang tahun 2018
transaksi e-commerce dilihat sebagai sebuah mencapai Rp77,76 triliun. Angkat tersebut meningkat
peluang khususnya bagi negara berkembang, seperti 151 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang
Indonesia, karena memberikan sarana yang kuat mencapai Rp30,94 triliun.
untuk melaksanakan sistem transaksi multilateral. Dilihat dari potensi-potensi yang telah
E-commerce atau e-business berbeda dengan bisnis dijelaskan sebelumnya, penting bagi pemerintah
secara umum dikarenakan pihak yang berbisnis tidak untuk membuat regulasi yang turut mendorong
memerlukan bangunan fisik, atau memerlukan ruang aktivitas e-commerce ini. Oleh karena itu, tujuan
penyimpanan atau investasi infrastruktur lain, seperti dari penulisan jurnal ini adalah untuk (a) mengetahui
pada bidang ritel secara umum. Hal ini mengurangi secara rinci potensi yang dapat diberikan oleh
biaya bisnis dan mendorong laba yang lebih tinggi penerapan e-commerce terhadap pertumbuhan
untuk pelaku e-commerce (WTO, 2013). ekonomi, (b) bagaimana peran pemerintah dalam
Di berbagai negara di dunia, termasuk Indonesia, mendorong pertumbuhan aktivitas e-commerce,
e-commerce sudah berkembang secara pesat dan (c) tantangan yang perlu diatasi guna dapat
dan memberikan kontribusi yang besar di sektor memaksimalkan potensi-potensi yang dihadirkan
ekonomi. Salah satu hal yang menyebabkan pesatnya fenomena e-commerce dalam ekonomi nasional.
perkembangan e-commerce adalah meningkatnya Sebelum pembahasan dikemukakan, berikut ini
pengguna internet dikarenakan pentingnya internet dijelaskan sumber data dan metode analisis yang
14 | Jurnal Ekonomi & Kebijakan Publik, Vol. 11, No. 1, Juni 2020 13 - 25
digunakan pada sub bagian 2. Kemudian diikuti Sijabat (2016) beranggapan bahwa e-commerce dapat
dengan tinjauan literatur terkait konsep, faktor ditinjau dalam 4 perspektif, yaitu komunikasi, bisnis,
pendorong penggunaan, bentuk-bentuk, dan proses layanan, informasi, atau online. Dalam perspektif
e-commerce pada sub bagian 3 sebagai latar belakang komunikasi, e-commerce adalah pengiriman barang,
analisis. layanan informasi, atau pembayaran melalui jaringan
komputer atau melalui peralatan elektronik lainnya.
METODE Pada perspektif proses bisnis, e-commerce adalah
Data dan informasi yang digunakan untuk aplikasi dari teknologi yang menuju otomatisasi
menganalisis tulisan ini lebih menekankan dari transaksi bisnis dan aliran kerja. Untuk
penggunaan sumber literatur dan data sekunder perspektif layanan, e-commerce merupakan alat
terkait e-commerce dan ekonomi digital, seperti yang memenuhi keinginan perusahaan, konsumen,
buku, jurnal ilmiah, media massa, dan dokumen dan manajemen dalam memangkas biaya layanan
studi dari lembaga survei yang sudah ada. Atas (service cost) ketika meningkatkan kualitas barang
dasar kajian pustaka dan hasil studi sebelumnya, dan meningkatkan kecepatan layanan pengiriman.
kemudian dikompilasi dengan logika deduktif untuk Dari perspektif online, e-commerce menyediakan
mendiskusikan dan menganalisis potensi, peran kemampuan untuk membeli dan menjual barang
pemerintah dan tantangan yang perlu diatasi dalam ataupun informasi melalui internet dan sarana online
mengoptimalkan kehadiran e-commerce untuk lainnya.
perekonomian nasional.
Faktor Pendorong Penggunaan E-commerce dalam
Konsep E-commerce Bisnis
Menurut Laudon & Laudon (1998), e-commerce E-commerce telah menjadi model bisnis baru
merupakan suatu proses membeli dan menjual di berbagai negara dikarenakan usaha para pelaku
produk-produk secara elektronik oleh konsumen dan bisnis yang ingin meningkatkan penjualan dan
dari perusahaan ke perusahaan dengan komputer pendapatannya. Peningkatan pendapatan melalui
sebagai perantara transaksi bisnis. E-commerce e-commerce menjadi faktor pendorong pesatnya
adalah pertukaran bisnis yang rutin dengan perkembangan e-commerce. Chaffey dalam Sijabat
menggunakan transmisi Electronic Data Interchange (2016) menjelaskan bahwa faktor pendorong
(EDI), email, electronic bulletin board, mesin faksimili, perkembangan e-commerce dibagi dua, yaitu
dan Electronic Fund Transfer yang berkenaan dengan dorongan (1) kompetitif dan (2) biaya. Dorongan
transaksi belanja di internet. Sedangkan menurut kompetitif berhubungan dengan kemampuan
Baum (1999) e-commerce merupakan satu set meningkatkan jumlah konsumen serta nilai transaksi
dinamis teknologi, aplikasi, dan proses bisnis yang yang dapat diperoleh melalui permintaan konsumen,
menghubungkan perusahaan, konsumen, dan jaminan kualitas serta keberagaman barang dan jasa,
komunitas tertentu melalui transaksi elektronik dan serta usaha untuk menjaga nilai saham. Dorongan
perdagangan barang, pelayanan, dan informasi yang biaya merupakan minimalisasi berbagai biaya karena
dilakukan secara elektronik. pengurangan berbagai beban biaya, seperti biaya
Perusahaan mengadopsi e-commerce dalam distribusi dan penyimpangan. Dorongan biaya diatasi
berbagai tingkatan. Ada yang sekedar menggunakan dengan cara, misalnya, memotong jalur pemesanan
e-mail untuk bagian tertentu. Misalnya, hanya dan pengiriman produk, mempercepat jalur
diterapkan di bagian penjualan. Namun ada juga yang distribusi informasi barang dan jasa, meminimalkan
menggunakan halaman web untuk menampilkan biaya operasional serta mengurangi beban biaya lain
profil perusahaan beserta produknya. Bahkan yang berhubungan dengan pembelian dan penjualan
beberapa perusahaan memanfaatkan e-commerce barang dan jasa yang dilakukan secara online.
secara terintegrasi untuk seluruh transaksi yang Achjari (2000) berpendapat bahwa e-commerce
dilakukan, baik itu pemesanan, pembayaran hingga menarik bagi dunia bisnis di antaranya adalah karena
ke pengiriman produk (Achjari, 2000). memiliki dua keunggulan, yaitu efektif dan efisien.
WTO (2013) mendefinisikan e-commerce atau E-commerce dianggap efektif karena memungkinkan
e-business merupakan penjualan barang dan jasa untuk menjangkau konsumen secara lebih cepat dan
menggunakan jaringan komputer dengan metode luas. Hal tersebut memungkinkan karena perusahaan
yang dirancang untuk menerima dan melakukan dapat membuka toko virtual selama selama 24 jam
pemesanan barang dan jasa yang dilakukan antar nonstop dengan menampilkan informasi mengenai
perusahaan, antar perseorangan dan rumah tangga, produk dan prosedur pemesanan secara online di
badan pemerintahan atau organisasi publik dan internet. Konsumen juga dimanjakan dengan tampilan
swasta. Secara luas Kalakota & Whinston dalam grafis yang menawan, bahkan dengan video ataupun
Rais Agil Bahtiar, Potensi, Peran Pemerintah, dan Tantangan dalam Pengembangan e-Commerce di Indonesia | 15
animasi yang sudah disiapkan oleh perusahaan. kemampuan aktor e-commerce untuk memastikan
Efisien karena perusahaan bisa mendapatkan bahwa melalui komputer dan internet konsumen
efisiensi dalam hal pemasaran, tenaga kerja, dan dapat menangkap jenis dan karakter barang dan jasa
overhead cost. Misalnya, perusahaan tidak perlu lagi yang ditawarkan.
mencetak katalog baru dan mengirimkannya kepada Kemudahan penggunaan mengacu pada usaha
setiap konsumen karena para konsumen dapat yang diperlukan konsumen ketika mengunjungi situs
melihat langsung di situs web mengenai informasi web dan mencari barang dan jasa yang mereka cari.
produk dan harganya dari detik ke detik. Pemrosesan pesanan merupakan cara penanganan
barang dan jasa ditangani dengan efisien secara
Bentuk-Bentuk E-Commerce online. Pembayaran online terkait dengan solusi
Secara umum transaksi e-business menurut pembayaran untuk penjualan dan pembelian yang
WTO (2013) dapat dikelompokkan menjadi empat, dilakukan secara online. Keamanan berhubungan
yaitu (1) business to business (B2B), (2) business dengan keamanan untuk setiap transaksi
to consumers (B2C), (3) business-to-government pembayaran online dimana konsumen dan produsen
(B2G), dan (4) consumers to consumers (C2C). merasa aman dan terjamin secara hukum ketika
Business to business (B2B) terjadi di antara bisnis melakukan pembayaran online. Sistem pengiriman
seperti produsen dan grosir, antara grosir dan adalah proses akhir di dalam transaksi online untuk
ritel. B2B mencakup pertukaran barang dan jasa, memastikan bahwa waktu yang dibutuhkan di
atau informasi antarbisnis. Kedua adalah business antara waktu pembelian dan waktu ketika konsumen
to consumers (B2C) dimana e-business dilakukan menerima produk singkat. Terakhir adalah purna jual
dengan menjual produk ke masyarakat menggunakan yang berkaitan dengan usaha untuk memberikan
berbagai perangkat lunak melalui internet. Selain layanan baik yang dapat memenuhi kebutuhan
itu, business-to-government merupakan aktivitas konsumen setelah konsumen menerima barang dan
e-commerce antara perusahaan swasta dengan jasa yang dibeli.
badan pemerintahan dengan menggunakan internet
untuk pengadaan barang dan jasa. Terakhir adalah HASIL DAN PEMBAHASAN
consumers-to-consumers (C2C) atau yang sering juga Potensi Manfaat E-Commerce bagi Ekonomi
disebut person-to-person (P2P) merupakan aktivitas Penerapan ICT di dalam ekonomi akan
e-commerce antar perseorangan yang melakukan meningkatkan pertumbuhan ekonomi, membantu
transaksi secara langsung tanpa perantara bisnis keberlangsungan industri lokal dalam kompetisi
apapun dengan media internet (Gambar 2). berbasis pengetahuan, dan mendorong ekspor
(UNCTAD, 2015). Dilihat dari pertumbuhan populasi
Proses Transaksi E-Commerce penduduk dan peningkatan penggunaan smartphone
Perangkat keras utama yang harus ada dan yang cukup pesat, diprediksikan bahwa transaksi
dimiliki untuk melakukan transaksi e-commerce e-commerce akan terus berkembang di Indonesia.
adalah toko elektronik sebagai server, web browser, Perkembangan ini akan memberikan dampak positif
dan koneksi internet yang menghubungkan dua hal terhadap pertumbuhan ekonomi. Menurut riset
tersebut. Selain perangkat keras, proses transaksi yang dilakukan oleh Bank Investasi Multinasional
e-commerce juga memerlukan berbagai instrumen di Amerika Morgan Stanley, persentase transaksi
lainnya. Whiteley dalam Sijabat (2016) menyatakan e-commerce sebesar 8 persen dari total penjualan
proses dan instrumen yang harus dibangun untuk ritel di Indonesia pada tahun 2018 dan akan
mencapai transaksi e-commerce yang baik adalah berkembang hingga mencapai 18 persen pada tahun
visibilitas, kemudahan penggunaan, pemrosesan 2023. Hal tersebut didorong oleh perubahan perilaku
pesanan, pembayaran online, keamanan, pengiriman, konsumen yang rela mengeluarkan uang lebih
dan sistem purna jual. Visibilitas merupakan untuk kemudahan yang lebih. Studi tersebut juga
memperkirakan pasar e-commerce Indonesia akan
senilai USD13 miliar di tahun 2018.
E-Commerce
Belakangan ini, ekonomi digital di Indonesia
juga telah berkontribusi banyak pada pertumbuhan
ekonomi negara. Menurut laporan McKinsey (2018),
Business-to- Business-to- Business-to- Consumers-to- sektor e-commerce Indonesia bernilai USD5 miliar
Business Consumers Government Consumers dari e-tailing formal dan lebih dari USD3 miliar dari
(B2B) (B2C) (B2G) (C2C) perdagangan informal. Bisnis e-tailing adalah bisnis
Sumber: WTO, 2013. yang sudah banyak kita kenal sejenis Tokopedia,
Gambar 2. Bentuk-Bentuk dari E-Commerce Bukalapak, Lazada, dan Shopee. Sedangkan
16 | Jurnal Ekonomi & Kebijakan Publik, Vol. 11, No. 1, Juni 2020 13 - 25
perdagangan informal merupakan aktivitas jual beli di dunia dengan jumlah 122 juta orang dan memiliki
barang dan jasa melalui media yang tidak resmi, seperti salah satu populasi pengguna Instagram terbanyak
sosial media dan platform pesan elektronik, seperti di Asia. Indonesia juga merupakan negara terbesar
Whatsapp dan Facebook. Tidak seperti berbagai kelima dalam hal pengguna Twitter. Dengan angka
negara maju, perdagangan informal berkembang pengguna media sosial yang besar, bukan hal yang
pesat di Indonesia. Menurut data yang tersedia, dari mengherankan jika perkembangan e-commerce
keseluruhan penjualan e-commerce di Indonesia, di Indonesia terus berkembang, khususnya dalam
40 persen merupakan penjualan informal. Hal ini hal perdagangan informal. Pertumbuhan transaksi
menunjukkan bahwa beberapa aktor e-tailing, seperti e-commerce yang ditunjukkan oleh data dan
Tokopedia dan Bukalapak, belum dapat menjangkau informasi di atas menunjukkan potensi pertumbuhan
pasar e-commerce di Indonesia sepenuhnya. ekonomi di mana e-commerce telah menjadi salah
Di antara berbagai hal yang mendorong satu faktor penentu pertumbuhan ekonomi. Hal ini
perkembangan pesat e-commerce di Indonesia terjadi karena meningkatnya aktivitas jual beli secara
adalah peningkatan penggunaan telepon pintar online juga dapat mendorong lebih banyak investasi.
atau yang lebih dikenal dengan smartphone. Hal-hal tersebut juga dapat melahirkan lapangan-
Berbeda dengan pengguna internet di Eropa atau lapangan kerja baru dan meningkatkan pendapatan
Amerika Serikat, sebagian besar orang Indonesia per kapita. Untuk industri ritel, praktik e-commerce
melewatkan evolusi digital dari komputer hingga menunjukkan dapat menyebabkan perubahan dalam
laptop dan tablet, namun langsung melompat ke performa keuangan meskipun tidak secara signifikan
penggunaan smartphone. Hal tersebut dikarenakan terhadap perusahaan ritel di Indonesia (Pramono et
harga smartphone yang jauh lebih terjangkau dari al., 2020). Hal ini menunjukkan bahwa e-commerce
komputer maupun laptop yang membuatnya mudah hingga saat ini tidak berbahaya bagi perusahaan
terjangkau oleh sebagian besar orang Indonesia. ritel yang menerapkan cara berbelanja yang masih
Laporan McKinsey (2018) menyoroti hampir 75 konvensional.
persen pembeli online di Indonesia menggunakan Dengan adanya e-commerce, khususnya dalam
perangkat seluler. Angka tersebut jauh lebih tinggi bentuk B2B, dapat berkontribusi pada perekonomian
dari negara tetangga, yaitu Malaysia (62 persen) dan di negara-negara berkembang. Biaya transaksi dapat
jauh lebih besar dari Amerika Serikat (39 persen) ditekan karena aktivitas pemasaran dapat menjadi lebih
(Gambar 3). efektif dan akses ke pasar global dapat menjadi lebih
Di sisi lain, pertumbuhan perdagangan cepat dan mudah. Hal tersebut yang akhirnya dapat
informal dapat dikaitkan dengan generasi muda di membuat harga barang dan jasa kepada konsumen
Indonesia yang familiar dengan teknologi. Statistik akhir menjadi lebih murah. Salah satu sektor yang
menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia di usia dianggap diberi keuntungan besar dari adanya kegiatan
muda adalah pengguna media sosial. Indonesia e-commerce adalah UMKM. Chaffey dalam Sijabat
memiliki jumlah pengguna Facebook terbanyak ke-4 (2016) menjelaskan bahwa manfaat e-commerce
Keterangan: *Proyeksi
Sumber: www.statista.com, 2019.
Gambar 3. Persentase Populasi Pengguna Smartphone di Indonesia
Rais Agil Bahtiar, Potensi, Peran Pemerintah, dan Tantangan dalam Pengembangan e-Commerce di Indonesia | 17
terhadap UMKM dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu
berwujud dan tidak berwujud. Manfaat yang berwujud
diperoleh melalui peran e-commerce sebagai alat menghemat
biaya transaksi
yang dapat meningkatkan penjualan karena dapat
meminimalkan harga dikarenakan beban biaya yang
dapat ditekan, potensi pasar baru, dan proses penjualan mengurangi menghilangkan
biaya periklanan batasan ruang
yang berulang kali. Salah satu kontribusi penting dan transportasi dan waktu
e-commerce terhadap pengembangan UMKM adalah
kesempatan yang besar untuk meminimalkan beban
biaya karena akses dan waktu yang lebih mudah bagi e-commerce
UMKM untuk bertemu dengan konsumen. Penjualan
online juga dapat mengurangi biaya distribusi dan
memudahkan
pengiklanan. Minimalisasi beban biaya lain dapat juga komunikasi
mengurangi
dicapai dengan mengurangi biaya rantai suplai dan biaya pengiriman
penjual-pembeli
biaya administrasi lainnya.
Sedangkan untuk manfaat tak berwujud dari meminimalkan
e-commerce pada UMKM yang tercipta dengan hambatan
transportasi
penggunaan perangkat, jaringan komputer dan
internet; kefamiliaran merk dapat tercapai secara
lebih efisien, yang mana dapat meningkatkan citra Sumber: Nejadirani et al., 2011.
dari UMKM itu sendiri. Aktivitas e-commerce juga Gambar 4. Potensi Manfaat E-commerce bagi UMKM
dapat memperkuat proses komunikasi pemasaran,
hambatan transportasi, (5) memudahkan komunikasi
mempermudah proses pengembangan produk,
penjual dan pembeli, dan (6) mengurangi biaya
mendorong efektivitas manajemen informasi dan
periklanan dan transportasi. Oleh karena itu,
mempermudah penerimaan kritik dan saran dari para
e-commerce memiliki potensi luar biasa dalam
konsumen. Penggunaan ICT dalam e-commerce dapat
mendorong kegiatan bisnis UMKM khususnya dan
memperkuat masuknya informasi pada UMKM yang
perekonomian nasional secara umum. Hal ini sejalan
akan berdampak positif pada kinerja UMKM. Dalam
dengan apa yang disampaikan Nugrahani (2011)
penggunaan e-commerce di level perusahaan dapat
bahwa pemasaran produk usaha kecil dan menengah
mempercepat proses komunikasi internal di dalam
melalui e-commerce dapat menguntungkan
lingkungan UMKM dan menciptakan manajemen
konsumen dengan memperoleh produk yang lebih
bisnis yang lebih efisien, sedangkan penerapan
murah karena melalui e-commerce usaha kecil dan
e-commerce di level antarperusahaan dapat
menengah dapat memangkas saluran distribusi
mengurangi biaya transaksi dan mempercepat proses
yang otomatis berdampak pada pengurangan harga.
transaksi. Penggunaan ICT di dalam e-commerce juga
Meskipun begitu, pengadopsian e-commerce masih
akan meminimalkan ketidakefisienan yang dapat
rendah di negara-negara berkembang khususnya
muncul karena kurangnya koordinasi di antara
di Indonesia. Banyak di antaranya masih sekadar
UMKM dalam rantai nilai (OECD, 2004).
memanfaatkan karakteristik e-commerce dasar
Di Indonesia, UMKM merupakan salah satu
seperti e-mail dan situs web statis (Rahayu & Day,
bisnis yang memiliki peran penting dalam ekonomi
2017). Maka dari itu, diperlukan kesiapan dari UMKM
melalui kontribusinya dalam penyerapan tenaga
untuk dapat mengadopsi e-commerce dengan
kerja, dan sebagai sektor pertukaran luar negeri.
maksimal. Terdapat empat tingkat pengadopsian
UMKM juga merupakan sektor ekonomi yang cukup
e-commerce oleh UMKM yang dirangkum sebagai
kuat karena terbukti dari kemampuannya untuk
berikut (Triandini et al., 2017) (Tabel 1).
bertahan pada era krisis ekonomi pada tahun 1998.
Pada Tabel 1 dapat dilihat bahwa terdapat
Banyak studi yang telah menemukan manfaat dan
empat tingkat pengadopsian e-commerce. Hal
keuntungan e-commerce bagi UMKM. Manfaat
ini menunjukkan bahwa diperlukan kesiapan dan
dan keuntungan tersebut dapat dirangkum sebagai
kematangan bagi UMKM untuk dapat memanfaatkan
berikut (Nejadirani et al., 2011) (Gambar 4).
e-commerce secara maksimal. Oleh karena itu,
Pada Gambar 4 dapat diperhatikan rangkuman
pelatihan diperlukan untuk UMKM agar dapat
potensi manfaat penerapan transaksi e-commerce
mencapai tingkat tertinggi dalam pengadopsian
dalam pengembangan UMKM. Potensi tersebut
e-commerce.
terdiri dari (1) menghemat biaya transaksi, (2)
menghilangkan batasan ruang dan waktu, (3)
mengurangi biaya pengiriman, (4) meminimalkan
18 | Jurnal Ekonomi & Kebijakan Publik, Vol. 11, No. 1, Juni 2020 13 - 25
Tabel 1. Tingkatan dalam Mengadopsi E-commerce oleh UMKM
Tingkat Deskripsi
E-commerce belum diakui sebagai sarana untuk mencapai manfaat. Terdapat karakteristik
1 (Pendatang)
e-commerce dasar, seperti e-mail, media sosial, dan situs web statis
Ada kesadaran bahwa e-commerce dapat digunakan untuk mencapai manfaat. Terdapat
2 (Berkembang)
penggunaan e-commerce secara umum meskipun mungkin tidak digunakan dengan benar
Praktik terbaik penggunaan e-commerce telah muncul untuk mencapai manfaatnya. Terdapat
3 (Mapan)
fungsi e-commerce yang memungkinkan integrasi dengan proses bisnis pihak ketiga
E-commerce telah memiliki peran strategis dalam mencapai manfaat. Semua proses bisnis
4 (Strategis)
bergantung pada fungsi e-commerce
Sumber: Triandini et al., 2017
Rais Agil Bahtiar, Potensi, Peran Pemerintah, dan Tantangan dalam Pengembangan e-Commerce di Indonesia | 19
dan menengah telah menarik banyak perhatian, b. 20 keluaran sedang berjalan hingga tahun
khususnya di Eropa. Kelompok stakeholder 2019, di antaranya proyek pembangunan
lain yang juga memiliki peran penting di dalam tulang punggung serat optik nasional ke 54
pasar e-commerce adalah organisasi yang dapat kab/kota (Proyek Palapa Ring). Paket barat
memengaruhi perusahaan dalam keputusannya dan tengah telah diselesaikan 100 persen,
untuk mengadopsi e-commerce. Organisasi ini bisa sedangkan paket timur telah mencapai
jadi penyedia layanan internet, penyedia perangkat 87,03 persen.
keras atau perangkat lunak, pembuat kebijakan c. Sisa 27 keluaran lainnya masih dalam
internet, asosiasi pekerja, dan institusi pendidikan. proses pembahasan, seperti Peraturan
Organisasi-organisasi ini dalam hal ini disebut Menteri Perdagangan tentang Ketentuan
sebagai perantara kebijakan karena bertindak di dan Tata Cara Pendaftaran dan Penerbitan
antara pemerintah dan perusahaan atau konsumen. Nomor Identitas Pelaku Usaha Perdagangan
Pemerintah telah mengeluarkan Peta Jalan Melalui Sistem Elektronik (PMSE) yang
Sistem Perdagangan Nasional Berbasis Elektronik merupakan turunan dari PP Perdagangan
(Road Map E-Commerce) tahun 2017-2019 atau Melalui Sistem Elektronik (PMSE).
yang disebut dengan Peta Jalan SPNBE tahun 2017- 2. Finalisasi mengenai Rancangan Peraturan
2019 dalam bentuk Perpres No. 74 Tahun 2017. Pemerintah tentang Perdagangan Melalui Sistem
Perpres ini diterbitkan dengan mempertimbangkan Elektronik (PMSE). Prinsip pengaturan dalam RPP
ekonomi berbasis elektronik yang memiliki potensi PMSE meliputi persamaan perlakuan, kepentingan
tinggi bagi Indonesa. Dengan terbitnya Perpres ini nasional yaitu penguatan pelaku usaha dan produk
Pemerintah berharap dapat mendorong percepatan lokal, serta perlindungan konsumen.
dan pengembangan sistem perdagangan nasional 3. Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian
berbasis elektronik (e-commerce), usaha pemula bekerja sama dengan Kementerian Komunikasi
(start-up), pengembang usaha, dan percepatan dan Informatika serta Asosiasi e-Commerce
logistik. (idEA) mengumpulkan data terkait e-commerce
Peta Jalan SPNBE tahun 2017-2019 mencakup melalui kuesioner pertanyaan. Dari hasil
program pendanaan, perpajakan, perlindungan sementara yang diperoleh dapat disimpulkan
konsumen, pendidikan dan sumber daya manusia, bahwa kegiatan e-commerce masih terpusat di
infrastruktur komunikasi, logistik, keamanan siber, Pulau Jawa, yaitu sebanyak 70 persen visitor dan
dan Pembentukan Manajemen Pelaksana Peta Jalan 79,6 persen seller berada di Pulau Jawa.
SPNBE tahun 2017-2019. Pada tahun 2018 SPNBE 4. Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian
tahun 2017-2019 sudah memiliki capaian sebagai berperan sebagai focal point dan lead
berikut: negotiator Indonesia pada ASEAN Agreement
1. Roadmap e-commerce Indonesia mengamanatkan on e-Commerce (ACCEC), yang bertujuan
62 keluaran (output) yang terdiri dari delapan pilar untuk memfasilitasi transaksi cross-border
(tujuh pilar utama dan satu pilar pendukung), yaitu: e-commerce di ASEAN, mendorong penciptaan
pendanaan, perpajakan, perlindungan konsumen, lingkungan yang kondusif dalam penggunaan
pendidikan dan SDM, infrastruktur komunikasi, e-commerce, meningkatkan kerja sama antara
logistik, keamanan siber, dan manajemen negara anggota ASEAN untuk mengembangkan
pelaksana. Adapun capaian hingga akhir tahun e-commerce, dan mendorong pemanfaatan
2018 sebagai berikut: e-commerce untuk pertumbuhan yang inklusif
a. 15 keluaran SPNBE telah selesai, seperti dan mengurangi kesenjangan di ASEAN. Pada
skema pemberian insentif perusahaan bulan November 2018 di Singapura telah
modal ventura yang ditetapkan melalui PMK dilakukan penandatanganan ASEAN Agreement
No. 48/PMK.03/2018, aturan perpajakan on e-Commerce oleh Menteri Perdagangan RI.
bagi pelaku usaha dengan jumlah peredaran 5. Ekspor melalui e-commerce dilakukan melalui
usaha sampai dengan Rp4,8 miliar per partisipasi Indonesia pada singles day event
tahun yang ditetapkan melalui PP No. 23 (11.11) di Tiongkok. Pada tahun 2018, terdapat
Tahun 2018. Ketentuan pengaturan sarana lima brands yang ikut serta, yaitu Kapal Api,
pemroses transaksi pembayaran yang Indomie, Richeese Nabati, YanTyTy, dan
ditetapkan melalui PBI No.18/40/PBI/2016 Papatonk.
dan PBI No. 19/8/2017, serta domain
Dari capaian tersebut, pada tahun 2019
gratis dari Program Satu Juta Domain yang
Kemenko Perekonomian mengumumkan bahwa ada
dilaksanakan oleh Kemenkominfo.
enam target yang ingin dicapai, yaitu:
20 | Jurnal Ekonomi & Kebijakan Publik, Vol. 11, No. 1, Juni 2020 13 - 25
1. Menyelesaikan Peta Jalan Sistem Perdagangan SPNBE ini juga dibutuhkan mengingat potensi
Berbasis Elektronik (SPNBE) tahun 2017-2019 pajak yang muncul akibat transaksi e-commerce.
kini berada pada tahun ke-2. Tahun 2019 menjadi Penyusunan insentif pajak bagi investor perdagangan
penting karena merupakan tahun terakhir peta berbasis e-commerce dapat menjadi daya tarik bagi
jalan ini. Pada akhir 2019 ditargetkan akan para investor untu mendanai start-up lokal pada
dapat diselesaikan seluruh rencana tindak yang tahap awal. Pengumpulan data e-commerce dapat
menjadi prioritas kebutuhan, dievaluasi rencana menjadi langkah awal dalam menyasar pajak atas
tindak yang sudah tidak relevan (obsolete), dan transaksi e-commerce. Dengan pendataan yang baik,
diidentifikasi isu prioritas yang belum tercantum pelaku usaha online dapat tercatat dengan jelas
dalam rencana tindak Road Map e-commerce sehingga potensi pajak dari usaha-usaha online yang
tahun 2017-2019. ada dapat terjangkau. Proyek pembangunan tulang
2. Menyusun strategi ekonomi digital nasional punggung serat optik nasional ke 54 kabupaten/kota
sebagai tindak lanjut dari evaluasi bahwa isu dapat menjadi fondasi e-commerce. Peningkatan
yang berkembang telah meluas ke ekonomi infrastruktur komunikasi dalam rangka peningkatan
digital maka setelah Roadmap E-commerce kecepatan internet dapat menjadi faktor pendukung
ini diselesaikan pada tahun 2019, dirasakan bagi UMKM di daerah-daerah untuk dapat
perlu untuk menyusun strategi ekonomi digital memasarkan produknya secara lebih luas.
nasional yang dapat diselaraskan dengan Selain delapan pilar yang telah disebutkan dalam
penyusunan RPJMN periode tahun 2020-2024. Peta Jalan SPNBE tahun 2017-2019, pemerintah
3. Mendorong percepatan proses penetapan perlu memerhatikan beberapa poin tambahan
RPP PMSE dan penyusunan aturan turunan misalnya adalah perlindungan data pribadi dan
PMSE. Aturan turunan implementasi RPP PMSE penguatan UMKM serta produk lokal. Perlindungan
terdiri dari aturan mengenai pendaftaran data pribadi penting karena dengan pesatnya
pelaku usaha, iklan elektronik, daftar prioritas perkembangan e-commerce, bermunculan kejahatan
pengawasan, pengawasan pelaksanaan, yang bersumber dari bocornya data pribadi. Salah
kewajiban pengumpulan data, pemberdayaan satunya adalah kasus penyalahgunaan data 87
pelaku usaha dan produk lokal, serta sanksi. juta pengguna Facebook pada awal tahun 2018.
4. Mengumpulkan data e-commerce yang Seiring berjalannya waktu, data menjadi sesuatu
diwajibkan dalam RPP PMSE dan pelaksanaannya yang sangat penting, bahkan menjadi bisnis yang
dikoordinasikan oleh Kementerian Perdagangan. menguntungkan dan menggiurkan. Penguatan
Untuk itu, akan dilakukan penyusunan peraturan UMKM penting untuk menjawab kekhawatiran bagi
teknis pengumpulan data sesuai Pasal 79 RPP UMKM produk lokal yang terancam karena sebagian
PMSE. besar produk e-commerce merupakan produk impor.
5. Menyusun strategi ekspor melalui e-commerce Hal tersebut tidak terlepas dari banyaknya layanan
dan penguatan ekosistem pendukung ekspor aplikasi e-commerce, contohnya Alibaba, Aliexpress,
melalui e-commerce. dan Lazada untuk mengimpor langsung barang dari
6. Mendorong proses ratifikasi ASEAN Agreement Tiongkok dengan ongkos kirim dalam kota. Dalam
on E-commerce setelah seluruh negara hal ini diperlukan kebijakan penguatan daya saing
anggota ASEAN menandatangani perjanjian UMKM dan produk lokal. Hal ini dapat dilakukan
ini (Kementerian Koordinator Bidang dengan mengutamakan penjualan produk lokal di
Perekonomian, 2019). setiap platform, meningkatkan kapasitas pelaku
lokal, dan pemberian fasilitas kepada pelaku usaha
Peta Jalan SPNBE tahun 2017-2019 ini
dalam negeri.
merupakan langkah awal dari pemerintah dalam
memberikan arahan dan langkah-langkah persiapan
Tantangan dalam Mengembangkan E-Commerce di
dalam melaksanakan perdagangan elektronik. Poin
Indonesia
pertama dalam roadmap e-commerce ini, yaitu
Salah satu tantangan yang perlu diatasi
pendanaan merupakan pondasi yang perlu disediakan
untuk mengembangkan e-commerce di Indonesia
saat memulai bisnis. Dengan adanya kebijakan yang
adalah membuat regulasi e-commerce yang dapat
mempermudah dan memperluas akses pendanaan,
memberikan keamanan dalam melakukan aktivitas
diharapkan menjadi dorongan untuk memulai bisnis.
jual beli barang dan jasa. Jaminan kemanan harus
Kemudahan ini diharapkan memberi kesempatan
diperjelas dan disosialisasikan dikarenakan proses
masyarakat untuk mengembangkan startup yang
transaksi yang dilakukan hanya melalui koneksi
inovatif dan solutif bagi perekonomian Indonesia.
internet. Hal tersebut sejalan dengan yang dikatakan
Pengaturan tata cara perpajakan pada Peta Jalan
oleh McKnight (2008) bahwa keamanan dalam
Rais Agil Bahtiar, Potensi, Peran Pemerintah, dan Tantangan dalam Pengembangan e-Commerce di Indonesia | 21
transaksi e-commerce sangat penting karena siber terdiri atas (1) peningkatan keamanan aktivitas
memengaruhi kepercayaan konsumen. Kepercayaan transaksi elektronik, (2) pengawasan dan peningkatan
merupakan faktor penting yang mendorong kesadaran publik terhadap kejahatan dunia maya,
konsumen untuk melakukan pembelian, penjualan dan (3) pengembangan model sistem pengawasan
dan pembayaran menggunakan komputer dan nasional dalam transaksi e-commerce. Sedangkan
jaringan internet. Kepercayaan di dalam e-commerce tiga program perlindungan konsumen adalah (1)
berhubungan dengan dua aspek yaitu kepercayaan penyusunan regulasi transaksi perdagangan melalui
terhadap penjual dan kepercayaan terhadap proses sistem elektronik, (2) membangun kepercayaan
transaksi. konsumen, dan (3) pengembangan gerbang pembayaran
Untuk dapat mendapatkan kepercayaan dalam nasional (National Payment Gateway).
e-commerce, Ratnasingham (1998) mengatakan Wilson (1997) berpendapat bahwa ada empat
bahwa ada beberapa aspek yang harus dipenuhi, faktor yang menjadi persyaratan keamanan dalam
yaitu: e-commerce, yaitu authenticity, integrity, non-
1. Keterbukaan (business practice disclosure) repudiation, dan confidentiality. Pendapat Wilson
Perusahaan harus terbuka dalam hal tersebut sejalan dengan pernyataan Ratnasingham
pelaksanaan transaksi secara elektronik dan (1998) yang menambahkan beberapa aspek yang
melakukan transaksi sesuai dengan perjanjian dibutuhkan untuk menjamin keamanan aktivitas
yang dilakukan dengan konsumen. e-commerce, yaitu authorization, authentication,
2. Integritas transaksi (transaction integrity) integrity, confidentiality, availability, non-repudiation,
Hal ini adalah kontrol atas semua transaksi yang dan privacy. Authorization berkaitan dengan
dilakukan apakah sudah lengkap dan sesuai kewenangan orang yang melakukan transaksi, yang
dengan apa yang dipesan atau disetujui. dimaksud adalah orang yang melakukan transaksi
3. Perlindungan terhadap informasi (information secara online benar-benar orang yang berwenang.
protection) Aunthetication berarti adalah transaksi yang dilakukan
Perusahaan harus menjaga informasi mengenai memang asli bukan fiktif. Salah satu cara untuk
konsumen agar tidak sampai tersebar kepada memastikan keaslian transaksi dalam e-commerce
pihak yang tidak ada sangkut pautnya dengan adalah dengan tanda tangan digital. Yang dimaksud
transaksi yang dilakukan. dengan integrity adalah transaksi yang diterima
Di antaranya faktor-faktor yang memengaruhi memang sesuai dengan apa yang diinginkan atau
kepercayaan konsumen dalam transaksi dikirimkan oleh pesanan tanpa adanya perubahan.
elektronik adalah risiko, kegunaan, kemudahan Confidentiality merupakan jaminan bahwa data
penggunaan, reputasi dari e-marketplace, terkait transaksi e-commerce hanya dapat diakses
reputasi penjual, keahlian penjual, dan oleh pihak yang berkepentingan. Availability
kemudahan bertransaksi (Sfenrianto et al., 2018) berhubungan dengan jaminan atas ketersediaan
akses jasa atau informasi yang resmi. Non-repudiation
UNCTAD (2015) melaporkan bahwa salah satu
berkaitan dengan mekanisme yang digunakan untuk
tantangan e-commerce di Indonesia berkaitan
menyelesaikan masalah yang muncul jika ada salah
dengan pembayaran di mana konsumen merasa ragu
satu pihak yang menyangkal telah melakukan suatu
untuk melakukannya secara online karena takut akan
transaksi. Privacy berarti kerahasiaan informasi
kasus penipuan dan kejahatan siber yang masih tinggi
terkait pelaku transaksi, dalam hal ini informasi atau
di Indonesia. Survei yang dilakukan di tahun 2013
data semua pihak yang bertransaksi tidak boleh
menunjukkan bahwa sepertiga pengguna internet di
dibuka untuk umum atau disebarluaskan kepada
Indonesia mengaku tidak pernah melakukan transaksi
pihak yang tidak berkepentingan.
online dikarenakan takut akan penipuan. Tingginya
Pesatnya perkembangan data digital di
tingkat penipuan di Indonesia didukung oleh data
Indonesia belum dapat diimbangi dengan hukum
pada tahun 2012 di mana terdapat 39 juta serangan
yang dapat mengatur secara rinci mengenai jaminan
siber di Indonesia, hampir seperempat komputer di
perlindungan hak privasi. Hingga saat ini hukum
Indonesia mengalami serangan malware. Indonesia
yang mengatur mengenai perlindungan data pribadi
sendiri berada di peringkat 14 dalam hal kejahatan
masih berupa peraturan menteri dan Undang-
siber.
Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE)
Dalam Roadmap E-commerce Indonesia tahun
yang belum memadai untuk mengatur hal tersebut.
2017-2019 aspek keamanan dan perlindungan
Masalah perlindungan hak privasi perlu segera
konsumen sudah tercakup di dalam enam programnya,
diatasi, terutama setelah bocornya data dari 87 juta
yaitu tiga program keamanan dan tiga program
pengguna Facebook di pertengahan tahun 2018
perlindungan konsumen. Tiga program keamanan
serta maraknya kasus penyalahgunaan data pribadi
22 | Jurnal Ekonomi & Kebijakan Publik, Vol. 11, No. 1, Juni 2020 13 - 25
yang terjadi belakangan ini. Salah satu perundang- internet sebagai medianya memiliki karakter yang
undangan yang dianggap dapat secara komprehensif berbeda dengan perdagangan konvensional. Saat
melindungi data pribadi adalah General Data ini transaksi e-commerce sulit dikenakan pajaknya
Protection Regulation (GDPR) di Uni Eropa. GDPR dikarenakan beberapa kondisi. Kondisi pertama
mencakup beberapa hal, yaitu pengaturan terhadap adalah tingkat anonimitas tinggi. Kedua, mudahnya
penyelenggara pengumpulan data, kejelasan untuk terjun dalam bisnis e-commerce, sehingga
relevansi penggunaan data yang dikumpulkan, batas siapapun itu yang memiliki jaringan internet dapat
waktu dalam akses data pribadi, dan kemudahan melakukan transaksi e-commerce. Ketiga, transaksi
dalam mengakses dan menghapus data pribadi, tanpa batas wilayah. Keempat, transaksi data
artinya platform harus memberikan kemudahan elektronik tidak dapat begitu saja dipercaya. Untuk
bagi pengguna untuk menghapus data yang sudah itulah, tantangan sebenarnya dalam mengenakan
diberikan kepada platform. pajak transaksi e-commerce adalah bagaimana
Tantangan lain dalam mengembangkan membuat aturan khusus yang mampu menangkap
e-commerce adalah infrastruktur dan logistik. Melihat potensi pajak atas transaksi e-commerce dengan
pesatnya perkembangan aktivitas e-business di kondisi-kondisi tadi (Sari, 2018). Faktor-faktor
Indonesia, permintaan bagi perusahaan logistik untuk penghambat pemungutan Pajak Penghasilan
mengirimkan barang dari penjual kepada konsumen dan Pajak Pertambahan Nilai terhadap transaksi
juga ikut meningkat. Dengan kondisi geografi di e-commerce di Indonesia dapat dilihat dari faktor
Indonesia yang terdiri dari ribuan pulau, masalah kesadaran pelaku usaha online dalam membayar
logistik menjadi tantangan untuk diselesaikan pajak yang masih rendah, lemahnya penegakan
agar ekosistem digital di Indonesia terintegrasi. hukum terhadap wajib pajak yang tidak memenuhi
Logistik perlu diperhatikan agar konsumen tidak kewajibannya, tidak ada kewajiban memiliki NPWP
dirugikan oleh masalah yang berhubungan dengan bagi pelaku usaha online, serta belum adanya
pengiriman barang/produk e-commerce, misalnya peraturan yang secara khusus mengatur mengenai
keterlambatan pengiriman, kerusakan barang, pengenaan pajak terhadap pelaku usaha online
dan kesalahan pengiriman barang/produk. Hal tersebut (Valentino & Wairocana, 2019).
tersebut dapat terjadi karena standar logistik yang UNCTAD (2015) selanjutnya merekomendasikan
belum memadai, apalagi dengan kondisi geografis bahwa penting bagi pemerintah untuk mengembangkan
Indonesia. Selain masalah logistik, infrastruktur e-commerce sebagai bagian integral dari kebijakan dalam
juga harus menjadi perhatian penting dalam rangka menciptakan masyarakat informasi (information society)
mengembangkan bisnis e-commerce. Dalam proses sehingga tercipta lingkungan ekonomi menjadi kondusif
pelaksanaannya, perdagangan menggunakan media dan terlaksananya e-business. Strategi e-business
elektronik di Indonesia menemui berbagai kendala. nasional dapat mengacu pada praktik terbaik di berbagai
Salah satunya adalah ketidakmerataan infrastruktur negara namun tetap memerhatikan kondisi ekonomi
yang memungkinkan untuk akses internet secara domestik. Dalam merancang strategi e-business,
lancar. Salah satu penyebab dari ketidakmerataan pemerintah harus memerhatikan lima aspek utama.
akses internet ini adalah biaya penetrasi internet Pertama adalah memberikan perhatian khusus pada
yang masih relatif mahal. Hal ini sejalan dengan apa UMKM. Hal ini karena UMKM secara umum tertinggal
yang diungkapkan Tone (2020), bahwa melakukan dalam pelaksanaan e-business, sementara itu UMKM
pengembangan aktivitas e-commerce memerlukan merupakan sektor yang mendapatkan manfaat paling
lebih banyak dukungan berbagai infrastruktur dan banyak dari e-business. Kedua adalah memerhatikan
sistem pendukung daripada aktivitas perdagangan industri atau daerah tertentu. Ketiga adalah merancang
konvensional. Perangkat keras dan perangkat lunak strategi e-business untuk aktivitas domestik dan
yang andal dan aman dibutuhkan, infrastruktur cross-border. Keempat adalah memberi perhatian
komunikasi juga dibutuhkan agar para pengusaha lebih pada dampak dari ICT terhadap hal-hal seperti
kecil maupun konsumen dapat memanfaatkan sosial media dan alternatif pembayaran lain. Kelima
e-commerce dengan maksimal. adalah mengembangkan platform e-business, sistem
Perpajakan juga menjadi tantangan yang harus pengiriman, dan solusi pembayaran dalam e-commerce
diperhatikan dalam mengembangkan e-business. yang lebih pasti yang sesuai dengan kondisi dalam negeri
Karena sifat internet yang tidak mengenal batas dengan melibatkan sektor publik dan swasta.
negara dan tidak bisa dikontrol, maka permasalahan Dalam pengembangan transaksi e-commerce
yang timbul dalam hal pengenaan pajak terhadap tantangan yang harus dihadapi pemerintah
e-commerce cukup rumit. Salah satunya adalah adalah peningkatan keamanan dan perlindungan
sifat internet yang sulit dideteksi wujudnya. Bisnis konsumen, logistik dan infrastruktur, dan perpajakan
e-commerce yang mana menggunakan jaringan transaksi elektronik. Pada bulan November
Rais Agil Bahtiar, Potensi, Peran Pemerintah, dan Tantangan dalam Pengembangan e-Commerce di Indonesia | 23
pemerintah mengeluarkan PP No. 80 Tahun 2019 fenomena baru ini. Perlindungan terhadap UMKM
tentang Perdagangan Melalui Sistem Elektronik. produk dalam negeri perlu dilakukan dalam rangka
Ruang lingkup PP ini dapat dibilang luas, karena penguatan daya saing UMKM dan produk lokal. Hal
tidak terfokus hanya pada aktivitas e-commerce, ini dapat dilakukan dengan mengutamakan penjualan
namun hingga pada ranah perlindungan konsumen. produk lokal di setiap platform, meningkatkan
Poin yang dibahas dalam PP ini adalah pendefinisian kapasitas, dan pemberian fasilitas kepada pelaku
Pelaku Usaha PMSE, perizinan, domain, perlindungan usaha dalam negeri.
konsumen, dan perlindungan data pribadi. Adanya
PP No. 80 Tahun 2019 dapat menghadirkan kepastian
hukum bagi aktivitas e-commerce yang berorientasi
pada perlindungan konsumen. Namun, beberapa DAFTAR PUSTAKA
hal harus diperhatikan dalam implementasi PP ini
salah satunya adalah poin terkait perizinan. PP
PMSE menyebutkan bahwa pelaku usaha wajib
memiliki izin usaha dalam melakukan perdagangan Buku
online. Hal ini dapat menjadi salah satu cara untuk Baum, D. (1999). E-commerce. Jakarta: PT. Gramedia
menyasar pajak pada para pelaku usaha online. Pustaka Utama.
Namun, pengklasifikasian pelaku usaha online
Laudon, K.C., & Laudon, J.P. (1998). Management
yang perlu memiliki usaha harus dilakukan secara
information systems, New approaches to
lebih spesifik mengingat hal ini dapat menyulitkan
organization & technology. 5th Edition. New
para pelaku usaha pemula dan UMKM lokal untuk
Jersey: Prentice Hall.
dapat memanfaatkan aktivitas e-commerce. Dapat
dilihat PP No. 80 Tahun 2019 tentang PMSE telah
Jurnal
mencakup beberapa tantangan dari pengembangan
Achjari, D. (2000). Potensi manfaat dan problem
e-commerce, antara lain keamanan, perlindungan
di e-commerce. Jurnal Ekonomi dan Bisnis
konsumen, dan pondasi untuk mengatasi tantangan
Indonesia, 15(3), 388-395.
terkait perpajakan. Namun terkait pembangunan
infrastruktur dan logistik yang dibutuhkan dalam Nejadirani, F., Behravesh, M., & Rasouli, R. (2011).
menumbuhkan praktik e-commerce tidak tercakup di Developing countries and electronic commerce
dalamnya. the case of SMEs. World Applied Sciences
Journal, 15(5), 756-764.
KESIMPULAN Nugrahani, D.S. (2011). E-commerce untuk pemasaran
Kemajuan ICT telah menghadirkan banyak produk usaha kecil dan menengah. SEGMEN
peluang baru dalam bisnis, salah satunya adalah Jurnal Manajemen dan Bisnis, 7(1), 1-16.
e-commerce. E-commerce adalah proses jual dan
beli barang dan jasa yang dilakukan menggunakan Pramono, C., Wahyono, T., Agnes, M., & Qadri,
komputer maupun perangkat elektronik lain U.L. (2020). Analysis of financial performance
yang terhubung dengan jaringan internet. Praktik comparison before and after the emergence
e-commerce dapat meningkatkan ekonomi negara of e-commerce in Indonesian retail company.
karena menghemat biaya transaksi, menghilangkan International Journal of Research and Review,
batasan ruang dan waktu, mengurangi biaya 7(1), 182-186.
pengiriman, meminimalkan hambatan transportasi, Rahayu, R., & Day, J. (2017). E-Commerce adoption
memudahkan komunikasi penjual dan pembeli, by SMEs in developing countries: Evidence from
dan mengurangi biaya periklanan dan transportasi. Indonesia. Eurasian Bus Rev, 7, 25-41.
Pemerintah dapat melaksanakan enam strategi
guna mendorong praktik ekonomi digital, yaitu Ratnasingham, P. (1998). Trust in web-based electronic
pembangunan pengetahuan, penyebaran commerce security. Information Management &
pengetahuan, subsidi, mobilisasi, pengarahan inovasi, Computer Security, 6(4), 162-166.
dan penetapan standar. Dalam pengembangan Sari, R.P. (2018). Kebijakan perpajakan atas transaksi
aktivitas e-commerce tantangan yang harus dihadapi e-commerce. AKUNTABEL, 15 (1), 67-72.
adalah keamanan dan perlindungan konsumen,
Sfenrianto, S., Wijaya, T., & Wang, G. (2018). Assessing
logistik dan infrastruktur, serta perpajakan terkait
the buyer trust and satisfaction factors in the
transaksi e-commerce. Untuk memanfaatkan potensi
e-marketplace. Journal of Theoretical and Applied
e-commerce ini, diperlukan peran pemerintah
Electronic Commerce Research, 13(2), 43-57.
untuk membuat strategi yang dapat memfasilitasi
24 | Jurnal Ekonomi & Kebijakan Publik, Vol. 11, No. 1, Juni 2020 13 - 25
Tone, K. (2020). A digital e-commerce approach Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian.
for optimizing economic equality in Indonesia. (2019). Program prioritas Kementerian
International Journal of Advance Science and Koordinator Bidang Perekonomian Indonesia
Technology, 29(6), 532-537. 2019. Jakarta: Kementerian Koordinator Bidang
Perekonomian Republik Indonesia Diperoleh
Triandini, E., Djunaidy, A., & Siahaan, D. (2017). A
tanggal 10 April 2019, dari https://ekon.go.id/
maturity model for e-commerce adoption by small
berita/download/4503/3155/booklet-program-
and medium enterprises in Indonesia. Journal of
prioritas-kemenko-perekonomian-2019.pdf.
Electronic Commerce in Organizations, 15(1), 44-58.
McKnight, D., Choudhury, V., & Kacmar, C. (n.d). Trust
Valentino, F., & Wairocana, I G.N. (2019). Potensi
in e-commerce vendors: a-two stage model.
perpajakan terhadap transaksi e-commerce di
Diperoleh tanggal 11 April 2019, dari https://
Indonesia. Kertha Negara, 7(1), 1-15.
www.nr.no/~abie/Papers/00RIP10.pdf.
Wilson, S. (1997). Certificates and trust in electronic
McKinsey. (2018). The digital archipelago: How
commerce. Information Management &
online commerce is driving Indonesia’s economic
Computer Security, 5(5), 175-181.
development. Diperoleh tanggal 10 April 2019,
Wood, C.M. (2004). Marketing and e-commerce as dari https://cdn.indonesia-investments.com/
tools of development in the Asia-Pacific region: documents/McKinsey-The-Digital-Archipelago-
A dual path. International Marketing Review, How-Online-Commerce-is-Driving-Indonesias-
21(3), 301-320. Economic-Development.pdf.
OECD. (2004). ICT, E-business and SMEs. Diperoleh
Prosiding
tanggal 10 April 2019, dari http://www.oecd.
Papazafeiropoulou, A. & Pouloudi, A. (2000). The
org/cfe/smes/31919255.pdf.
government’s role in improving electronic
commerce adoption. ECIS 2000 Proceedings. UNCTAD. (2015). Information economy report:
Association for Information Systems AIS Unlocking the potential e-commerce for
Electronic Library (AISeL). developing countries. Diperoleh tanggal
10 April, 2019, dari http://unctad.org/en/
Sijabat, R. (2016). E-Commerce adoption: A study
PublicationsLibrary/ier2015_en.pdf
on opportunities and challenges in Indonesia.
Paper dipresentasikan di the 2nd Internasional WTO. (2013). E-commerce in developing countries:
Multidisciplinary Conference, Universitas Opportunities and challenges for small and
Muhammadiyah Jakarta, 15-16 November 2016. medium-sized enterprises. Diperoleh tanggal
5 Februari 2016, dari https://www.wto.org/
UNDP. (2001). Partnerships to fight poverty. UNDP
english/res_e/booksp_e/ecom_brochure_e.pdf.
Annual Report. New York: United Nations
Development Programme.
Website
Clement, J. (2019). Countries with the highest number
of internet users as of March 2019 (in millions).
Diperoleh tanggal 8 April 2019, dari https://
www.statista.com/statistics/262966/number-
of-internet-users-in-selected-countries/.
Rais Agil Bahtiar, Potensi, Peran Pemerintah, dan Tantangan dalam Pengembangan e-Commerce di Indonesia | 25