Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Valuasi Ekonomi Air Terjun Sipiso-Piso Dengan Travel Cost Method Dan

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 7

Jurnal Silva Tropika e-ISSN 2621-4113

Vol. 2 No. 3 Desember 2018 p-ISSN 2615-8353

Valuasi Ekonomi Air Terjun Sipiso-piso dengan Travel Cost Method dan
Willingness To Pay
(Economic Valuation of Sipiso-piso Waterfall with Travel Cost Method and Willingness to Pay)

Lely Pratiwi Simanjorang1*), Irwan Sukri Banuwa1), Rahmat Safe’i1), Agus Setiawan1)
1*)
Jurusan Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Lampung, Jl. Soemantri Brojonegoro No. 1 Bandar
Lampung, Indonesia
*) corresponding author : pratiwisimanjorang@gmail.com

ABSTRACT
Sipiso-Piso Waterfall is part of the Lake Toba area which is included in the Indonesian National Tourism
Strategy Area. This study aims to determine the characteristics of visitors and the economic value of Sipiso-piso
Waterfall. Economic assessments are carried out based on the travel costs incurred by visitors to the natural
attractions they enjoy and willingness to pay. This research was conducted by distributing questionnaires to
visitors then analyzed with descriptive. Visitors to Sipiso-piso Waterfall natural attractions are dominated by
young people (18-30 years), with an education level equivalent to high school, working in the private sector,
income levels of 1-4 million per month and are visitors who have no dependents or single . Some visitors come
from Karo Regency, Medan City and Pematang Siantar City, come with groups or families. The total travel costs
obtained amounted to Rp. 26.4 billion / year and total willingness to pay Rp. 1.2 billion / year. Economic value
was obtained at 27.6 billion / year. This shows that the economic value obtained can be taken into consideration
by the manager to increase the entrance ticket rate in line with the increase in facilities, facilities and
infrastructure.

Keywords: characteristics, travel cost method, waterfall, willingness to pay

PENDAHULUAN Pemanfaatan daya tarik dari wisata alam


Wisata alam merupakan kegiatan Air Terjun Sipiso-piso ini tentunya memerlukan
perjalanan atau sebagian dari kegiatan yang upaya pengelolaan, pengembangan,
dilakukan dengan mengunjungi tempat tertentu peningkatan pemasaran, promosi dan informasi
secara suka rela serta bersifat sementara untuk kepada publik dan pemenuhan sarana
menikmati gejala keunikan dan keindahan alam prasarana sebagai penunjang kelestarian
dalam jangka waktu tertentu. Kabupaten Karo wisata alam tersebut (Sembiring, 2016).
memiliki berbagai ragam sumber daya alam Terwujudnya upaya tersebut dapat dilakukan
dan budaya sebagai objek dan daya tarik dengan mengetahui nilai ekonomi dari wisata
wisata (Sulthony, 2014). Salah satu alternatif alam tersebut. Nilai ekonomi dapat diperoleh
pengembangan obyek wisata dan dapat melalui biaya perjalanan dengani pendekatan
dijadikan pilihan para wisatawan sebagai terhadap pengunjung dan kesediaan
daerah tujuan wisata untuk dinikmati membayar dari pengunjung secara sukarela
khususnya di Kabupaten Karo adalah objek terhadap manfaat wisata alam yang diperoleh.
wisata yang terkait dengan pariwisata alam Penentuan nilai jasa wisata ini sangat
(Girsang, 2013). bergantung pada penilai (pengunjung)
Keberadaan kawasan wisata alam Air sehingga perlu diketahui karakteristik
Terjun Sipiso-piso dapat dijadikan salah satu pengunjung objek wisata tersebut.
destinasi wisata andalan. Hal tersebut Nilai ekonomi air terjun tersebut belum
didukung oleh keindahan panorama alam dan diketahui. Penelitian ini perlu dilakukan untuk
keunikan lanskap berupa air terjun. Limpasan memperoleh nilai ekonomi. Berdasarkan, nilai
aliran air terjun tersebut langsung menuju ekonomi yang diperoleh wisata alam Air Terjun
Danau Toba sehingga dapat melihat Sipiso-piso dapat menjadi salah satu bahan
pemandangan Danau Toba dan perbukitan pertimbangan dalam pengembangan bentuk-
yang sangat menarik (Kurniawan dan Tanjung, bentuk layanan oleh manajemen pengelola
2017). objek wisata (Tambunan et al., 2013).

52
Simanjorang
Jurnal et al.
Silva Tropika Valuasi Ekonomi Air Terjun e-ISSN 2621-4113
Sipiso-piso
Vol. 2 No.
Vol. 2 No.3 Desember
3 Desember2018
2018 p-ISSN
dengan Travel Cost Method dan 2615-8353
Willingness
To Pay

METODE PENELITIAN kuisioner sedangkan data sekunder diperoleh


A. Lokasi dan Waktu Penelitian dari Badan Pusat Statistik Kabupaten Karo,
Penelitian ini dilaksanakan di kawasan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Karo,
Wisata Alam Air Terjun Sipiso-piso secara internet dan melalui studi literatur.
administratif terletak di Desa Tongging, Analisis data dilakukan dengan metode
Kecamatan Merek, Kabupaten Karo, Sumatera biaya perjalanan dan kesediaan membayar.
Utara. Air terjun ini terletak di ujung Utara Biaya perjalanan merupakan biaya transportasi
kawasan Danau Toba. Pemilihan lokasi pulang pergi dari tempat tinggal ke lokasi
ditentukan dengan pertimbangan objek wisata wisata dan pengeluaran lainnya selama di
ini termasuk salah satu Air Terjun tertinggi di perjalanan dan di dalam kawasan wisata
Indonesia dan termasuk bagian wisata dari (Aryanto dan Mardjudka, 2005). Secara
Danau Toba (Wirawati, 2017). Danau Toba keseluruhan dihitung dengan rumus :
merupakan salah satu dari 10 Kawasan BPT = BT + (BKr – BKh) + Bdk + BP + BM +
Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) yang Bln
menjadi pariwisata prioritas 2016-2019 Keterangan :
(Ratman, 2016). Penelitian ini telah dilakukan BPT = Biaya Perjalanan Total
pada bulan Maret 2018. (rupiah)
BT = Biaya transportasi
B. Alat dan Obyek Penelitian Bkr = Biaya konsumsi di tempat
Alat yang digunakan pada penelitian ini rekreasi
yaitu, kuisioner, alat tulis, kamera digital, dan Bkh = Biaya konsumsi harian
komputer. Sedangkan, obyek penelitian ini Bdk = Biaya dokumentasi
adalah pengunjung wisata alam Air Terjun BP = Biaya Parkir
Sipiso-piso . BM = Biaya Masuk
Bln = Biaya lain – lain
C. Penentuan Sampel
Dalam penentuan jumlah sampel Perhitungan besarnya biaya rata-rata
digunakan rumus Slovin menurut Arikunto perjalanan pengunjung untuk menuju wisata
(2010), yaitu : alam Air Terjun Sipiso-piso menggunakan
𝑁 rumus :
n = 1 + 𝑁(𝑒)2
BPT
ATC = ∑
65.578
n
n = 1 + 65.578 (0,1)2 , Keterangan:
ATC = Biaya rata-rata perjalanan
65.578 pengunjung (rupiah/orang)
n = 1 + 655,78
BPT = Jumlah biaya perjalanan
total pengunjung (rupiah)
n = 99, 81 ~ 100 responden n = Jumlah pengunjung yang
Keterangan : diwawancarai (orang)
n = Jumlah sampel yang dibutuhkan Biaya rata-rata perjalanan per zona dihitung
N = Jumlah pengunjung rata – rata berdasarkan rumus di bawah ini :
dalam 3 tahun terakhir ∑…
𝑖=1 𝐵𝑃𝑇𝑗𝑖
e = Batas error yang diperkenankan <10% 𝐴𝑇𝐶𝑖 =
𝑁𝑖
1 = Bilangan Konstan Keterangan :
ATCi = Biaya perjalanan rata-rata
D. Jenis dan Analisis Data dari zona i rupiah/ kunjungan /orang)
Jenis data yang dibutuhkan dalam BPTji = Jumlah total biaya perjalanan ke
penelitian ini adalah data primer dan data lokasi (j) dari zona i (rupiah/kunjungan)
sekunder. Pengumpulan data primer dilakukan Ni = Jumlah total pengunjung dari zona i
dengan pengamatan dan wawancara langsung (orang)
terhadap pengunjung dengan bantuan

53
Simanjorang et al. Valuasi Ekonomi Air
Terjun Sipiso-piso
Jurnal Silva Tropika e-ISSN 2621-4113
Vol. 2 No. 3 Desember 2018 dengan Travel Cost Method dan Willingness
Vol. 2 No. 3 Desember 2018 p-ISSN 2615-8353
To Pay
Kesediaan pengunjung membayar/ tidak NE = Nilai Ekonomi
membayar untuk keberadaan suatu tempat TTC = Total biaya perjalanan
wisata dapat diperoleh dugaan rata – rata TWTP = Total kesediaan membayar
dengan cara berikut (Siew et al., 2015).
HASIL DAN PEMBAHASAN
∑𝑛𝐼 𝑊𝑖
𝐸𝑊𝑇𝑃 =
𝑛 A. Karakteristik Pengunjung
Pengunjung yang diwawancarai dominan
Keterangan : laki-laki yaitu sebanyak 64 responden dan
EWTP = Nilai rata – rata kesediaan membayar perempuan sebanyak 36 responden (Gambar
(Willingnes to pay) 1). Umumnya mereka berasal dari 11 daerah
Wi = Nilai WTP Ke i yang terdiri dari 7 Kabupaten, 3 Kota dan 1 luar
n = Jumlah Responden provinsi Sumatera Utara (Gambar 2).
I = Responden ke i yang Pengunjung yang berasal dari Kabupaten Karo
bersedia membayar terbanyak dikarenakan daerah ini yang terdekat
untuk mencapai wisata alam Air Terjun Sipiso-
Nilai Ekonomi wisata alam Air Terjun Piso. Pengunjung yang berasal dari kota
Sipiso-piso berdasarkan biaya perjalanan yang berupaya mencari tempat wisata yang baru
telah dikeluarkan dan kesediaan membayar untuk piknik untuk mengurangi keletihan dari
pengunjung terhadap wisata alam tersebut aktivitas yang dilakukan di perkotaan. Sama
diperoleh dengan menjumlahkan total biaya halnya dengan pengunjung wisata Air Terjun
perjalanan dan kesediaaan membayar. Lahun Dape, Sulawesi Tenggara. Pengunjung
Sehingga rumus untuk mencari nilai yang terbanyak berasal dari Wua-wua yang
ekonominya sebagai berikut (Manik et al., merupakan kota besar di Sulawesi Tenggara
2015). (Arniawati et al. 2017).
NE = TTC + TWTP
Keterangan :
Perempuan 36%
Laki-laki
64%

Gambar 1 Persentase jenis kelamin wisatawan

Kota Binjai Luar Sumatera


4% Utara
6% Kabupaten Karo
24%
Kota Pematang
Siantar
11%
Kabupaten
Simalungun
10%
Kota Medan Kabupaten Dairi
11% 8%

Kabupaten Asahan Kabupaten Tapanuli Utara


8% 6%
Kabupaten Batu
Bara Kabupaten Toba Samosir
7% 5%
Gambar 2 Daerah Asal Pengunjung Air Terjun Sipiso-piso.

54
Jurnal Silva Tropika e-ISSN 2621-4113
Vol. 2 No. 3 Desember 2018 p-ISSN 2615-8353

Berdasarkan sebaran umur pada Prenada et al. (2017) menyatakan bahwa


Gambar 3, sebagian besar responden yang pegawai swasta yang berkunjung ke Kebun
melakukan kunjungan yaitu sebesar 65 % Binatang Bumi Kedaton Resort cenderung
berusia antara 18 – 30 tahun. Menurut Isnan tinggi karena tingkat stres lebih besar sehingga
(2016), umur berpengaruh terhadap keinginan memilih berwisata ke tempat yang memberikan
berwisata, semakin meningkat umur pemandangan alam untuk menjernihkan
seseorang maka akan bertambah pula pemikiran.
hambatan yang akan dialami dalam kegiatan Pengunjung kawasan wisata alam Air
berwisata. Pada usia muda umumnya orang Terjun Sipiso-piso memiliki penghasilan
masih memiliki semangat dan keinginan yang terbanyak terdapat pada kisaran 1-2,5 juta
tinggi, serta kondisi fisik kuat untuk melakukan rupiah per bulan yaitu sebanyak 25 persen
kegiatan rekreasi di alam. (Gambar 6). Selanjutnya, sebanyak 22 persen
Ditinjau dari tingkat pendidikan, responden pendapatannya 2,6-4 juta rupiah per
pengunjung Air Terjun Sipiso-piso lebih banyak bulan. Masing-masing 17 persen untuk
berlatar pendidikan menengah atas dan di responden yang memiliki pendapatan 4,1-5,5
perguruan tinggi (Gambar 4). Pengunjung juta rupiah dan 5,6-7 juta rupiah per bulan.
dengan latar belakang pendidikan lebih tinggi Pendapatan terendah yaitu kurang dari 1 juta
umumnya memiliki kualitas hidup yang baik rupiah sebanyak 12 persen dan pendapatan
dan cenderung memiliki keinginan lebih besar tertinggi yaitu lebih dari 7 juta rupiah sebanyak
untuk mengetahui serta menikmati alam dan 7 persen. Wisata ini memiliki keunikan yang
lingkungan. tinggi diberikan kepada pengunjung sehingga
Sebaran responden yang mengunjungi mampu menarik semua kalangan untuk
air terun Sipiso-piso mayoritas wiraswasta, melakukan rekreasi. Pendapatan tersebut
pegawai swasta dan pegawai negeri sipil menunjukkan bahwa kegiatan wisata ke air
(Gambar 5) menunjukkan kebutuhan rekreasi terjun Sipiso-piso cukup terjangkau, sehingga
yang tinggi akibat rutinitas pekerjaan yang dapat dilakukan oleh pengunjung dari berbagai
menjenuhkan. Hal ini didukung oleh penelitian tingkat pendapatan.
SD SMP
2% 6%
44-53 Diploma/S1/
tahun S2
8% 39%

18-30
tahun
65%
31-43 SMA
tahun 53%
27%

Gambar 3 Sebaran umur responden Gambar 4 Tingkat pendidikan responden

Lainnya 0 >7 Jt
Tingkat Pendapatan

TNI/Polisi 3 5,6 - 7 Jt
Pengunjung

Pegawai Swasta 21 4,1 - 5,5 Jt


Petani 14
1 - 2,5 Jt
PNS 16
<1 Jt
Wiraswasta 32
0 10 20 30
Pelajar 11 Jumlah

Gambar 5 Pekerjaan Responden Gambar 6 Pendapatan responden perbulan

55
Jurnal Silva Tropika e-ISSN 2621-4113
Vol. 2 No. 3 Desember 2018 p-ISSN 2615-8353

B. Biaya perjalanan (Travel cost method) tiket masuk dengan disertai peningkatan
Biaya perjalanan setiap individu pelayanan sarana dan prasana yang
berbeda-beda, adapun biaya perjalana terkecil mendukung.
yaitu sebesar Rp.35.000/ kunjungan berasal
dari Kabupaten Karo sedangkan biaya C. Kesediaan membayar (Willingness to
perjalanan tertinggi yang dikeluarkan oleh Pay)
pengunjung sebesar Rp.1.071.000/ kunjungan Kesediaan membayar pengunjung
berasal dari luar Provinsi Sumatera Utara. diperoleh dari kesediaan membayar
Sehingga dari 100 responden diperoleh jumlah pengunjung atas keindahan wisata alam air
biaya perjalanan total (BPT) sebesar terjun Sipiso-piso yang telah dinikmatinya.
Rp.40.328.000/kunjungan. Biaya perjalanan Sebagian besar pengunjung setuju untuk
rata-rata perjalanan pengunjung (ATC) yang membayar biaya tersebut (Gambar 8). Hal
diperoleh dari jumlah biaya perjalanan total yang mempengaruhi kesediaan membayar
pengunjung (BPT) dibagi dengan jumlah pengunjung ini adalah karakteristik
pengunjung yang diwawancarai sebesar Rp pengunjung. Selain itu juga dipengaruhi juga
403.280/ orang/kunjungan. Total biaya sarana dan prasarana yang ada pada obyek
perjalanan diperoleh dari rata-rata biaya wisata ini.
perjalanan pengunjung (ATC) dikali dengan Pengunjung yang bersedia membayar
jumlah pengunjung dalam setahun yaitu 65.578 hampir semuanya merasa bahwa pengelolaan
sehingga diperoleh Rp 26.466.300.000/tahun. wisata alam masih sangat perlu ditingkatkan
Gambar 7 merupakan rata-rata biaya seperti keamanan, perbaikan tangga jalan
perjalanan yang dikeluarkan oleh pengunjung menuju air terjun, penataan dan kebersihan.
berdasarkan daerah asal. Pengunjung yang bersedia membayar terkecil
Nilai yang dikeluarkan oleh pengunjung sebesar Rp.5.000 dan terbesar sebesar
berbeda-beda disebabkan akomodasi, jarak Rp.100.000. Maka, dari 100 pengunjung yang
dan keinginan yang beragam untuk menikmati diwawancarai diperoleh jumlah total kesediaan
Air Terjun Sipiso-piso. Semakin jauh daerah membayar pengunjung sebesar Rp 1.860.000/
asal pengunjung mengakibatkan pengeluaran kunjungan. Sehingga diperoleh rata-rata
akan biaya perjalanan semakin tinggi (Sihotang kesediaan membayar sebesar
et al., 2014) dan biaya perjalanan dipengaruhi Rp.18.600/orang/ kunjungan. Total kesediaan
oleh jarak rumah menuju tempat obyek wisata membayar sebesar Rp. 1.219.750.000/ tahun
yang akan dinikmati (Effendi et al. 2015). yang diperoleh dari rata-rata kesediaan
Tingginya biaya perjalanan yang dikeluarkan membayar pengunjung dikalikan dengan
pengunjung untuk menikmati wisata alam ini jumlah pengunjung Air Terjun Sipiso-piso
menunjukkan bahwa untuk meningkatkan dalam satu tahun.
pendapatan pengelola dapat menaikkan tarif

1.200.000
Biaya Perjalanan (Rp)

1.000.000
800.000
600.000
400.000
200.000
0

Asal Pengunjung

Gambar 7 Rata-rata biaya perjalanan responden.

56
Simanjorang et al. Valuasi Ekonomi Air Terjun Sipiso-piso
Jurnal Silva Tropika e-ISSN 2621-4113
Vol.
Vol. 2 No.
2 No. 3 Desember
3 Desember 2018
2018 dengan Travel Cost Method dan Willingness
p-ISSN 2615-8353
To Pay

70 58

Jumlah Responden
Tidak 60
Setuju 50
14% 40
30
20 14 14 14
Setuju
86% 10
0
0 (tidak 5.000-20.000 21.000-49.000 >50.000
bersedia)
Besaran harga yang dibayarkan (Rupiah)

Gambar 8 Persentase jumlah Gambar 9 Tingkat kesediaan pengunjung membayar biaya


pengunjung yang bersedia masuk wisata alam Air Terjun Sipiso-Piso
membayar.

D. Nilai Ekonomi Air Terjun Sipiso - Piso Arniawati, Kasim S, Anshar R. 2017. Analisis
Nilai ekonomi wisata alam Air Terjun Jasa Lingkungan Ekowisata Air Terjun
Sipiso-Piso diperoleh dari perhitungan total Lahundape di Kawasan Tahura Nipa –
biaya perjalanan dengan total kesediaan Nipa. Jurnal Ecogreen. 3 (1) : 27-31.
membayar pengunjung sehingga diperoleh Rp Aryanto R, Mardjuka MY. 2005. Valuasi
27.666.050.000 per tahun. Nilai ekonomi yang ekonomi dengan travel cost method
diperoleh dari pengunjung obyek wisata alam pada obyek ekowisata pesisir: kasus
Air Terjun Sipiso-piso jauh lebih tinggi dari kawasan Ujung Genteng Sukabumi.
pendapatan yang diperoleh dari tiket masuk. Jurnal Ilmiah Pariwisata. 10 (1): 58-76.
Berdasarkan hal tersebut, pendapatan objek Effendi A, Bakri S, Rusita .2015. Nilai ekonomi
wisata ini masih dapat ditingkatkan dengan jasa wisata Pulau Tangkil Provinsi
meningkatkan harga tiket masuk oleh Lampung dengan pendekatan metode
pengelola. biaya perjalanan. Jurnal Sylva Lestari.
3(3): 71-84.
KESIMPULAN Ekwarso. 2010. Nilai ekonomi lingkungan dan
faktor-faktor yang mempengaruhi
Karakteristik pengunjung yang permintaan objek wisata air panas
melakukan kunjungan ke obyek wisata Air Pawan di Kabupaten Rokan Hulu
Terjun Sipiso – Piso sangat beragam. Adapun (pendekatan biaya perjalanan). Jurnal
didominasi oleh pengunjung laki-laki yang Ekonomi. 18(3): 103-200.
berada pada usia produktif dengan tingkat Girsang HD. 2013. Analisis Strategi
pendidikan SMA dan belum menikah. Biaya Pengembangan Objek Wisata Air Terjun
perjalanan yang dikeluarkan pengunjung Sipiso-Piso. (Skripsi). Medan:
sebesar Rp 403.280/ orang/ kunjungan dan Rp Universitas Sumatera Utara. 59 hlm.
26.466.300.000/tahun. Rata-rata kesediaan Isnan W. 2016. Karakteristik Dan Preferensi
membayar pengunjung sebesar Rp.18.600/ Pengunjung Wisata Alam Bantimurung.
orang/kunjungan. Diperoleh total kesediaan Jurnal Info Teknis Eboni. 13 (1): 69 – 78.
membayar sebesar Rp. 1.219.750.000/tahun. Kurniawan H, Tanjung MR. 2017. Sistem
Maka, nilai ekonomi yang dihasilkan sebesar informasi geografis objek Wisata Alam di
Rp. Rp 27.666.050.000/tahun. Provinsi Sumatera Utara berbasis mobile
android. Jurnal Ilmiah Sisfotenika. 7 (1):
DAFTAR PUSTAKA 13-24.
Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian : Suatu Manik YM, Nugraha HL, Hani’ah. 2015.
Pendekatan Praktik (Edisi Revisi). Pembuatan peta zona nilai ekonomi
Jakarta. Bineka Cipta. kawasan berdasarkan willingness to pay

57
Jurnal Silva Tropika e-ISSN 2621-4113
Vol. 2 No. 3 Desember 2018 p-ISSN 2615-8353

(wtp) (studi kasus : Lawang Sewu dan


Sam Poo Kong). Jurnal Geodesi. 4 (1):
203-212.
Prenada A, Bakri S, Herwanti, S. 2017.
Penilaian jasa wisata kebun binatang
Bumi Kedaton Resort di Bandar lampung
dengan pendekatan metode biaya
perjalanan. Jurnal Sylva Lestari.5 (2):
102-112.
Purwanto. 2013. Valuasi ekonomi ekowisata
dengan model travel cost dan
dampaknya terhadap usaha kecil
pariwisata. Jurnal Manajemen dan
Kewirausahaan. 15(1): 89-102.
Ratman DR. 2016. Pembangunan Destinasi
Pariwisata Prioritas 2016 – 2019.
Pesona Indonesia. 17-32 hlm.
Sembiring JP. 2016. Strategi komunikasi
pemasaran objek wisata Gundaling dan
pemandian Air Panas Semangat
Gunung. Jurnal Simbolika.2 (1): 1-22.
Siew KM, Yacob MR, Radam A, Adamu A,
Alias EF. 2015. Estimating willingness to
pay for wetland conservation: a
contingent valuation study of Paya Indah
Wetland, Selangor Malaysia. Procedia
Environmental Science Journal.30 : 268-
272.
Sihotang JS, Wulandari C, Herwanti S. 2014.
Nilai ekonomi objek wisata air terjun Way
Lalaan Provinsi Lampung Dengan
Metode Biaya Perjalanan (Travel Cost
Method). Jurnal Sylva Lestari. 2 (3) : 11-
18.
Sulthony Z. 2014. Pengaruh bauran promosi
terhadap pembentuan citra wisata
budaya Berastagi, Kabupaten Karo
Provinsi Sumatera Utara. Jurnal
Manajemen dan Bisnis. 14 (2):110-119.
Tambunan E, Siti L, Pindi P. 2013. Analisis
Nilai Ekonomi Obyek Wisata Alam di
Kabupaten Samosir, Provinsi Sumatera
Utara (Studi Kasus Pemandian Air
Panas di Kelurahan Siogung-ogung,
Kecamatan Pangururan). Peronema
Forestry Science Journal.2 (2) : 80-84.
Wirawati EK. 2017. 50 Best of Sumatera.
Jakarta. Elex Media Komputindo-
Gramedia.

58

You might also like