Pemanfaatan FABA, Tawas Dan Kapur Untuk Menetralkan Air Asam Tambang
Pemanfaatan FABA, Tawas Dan Kapur Untuk Menetralkan Air Asam Tambang
Pemanfaatan FABA, Tawas Dan Kapur Untuk Menetralkan Air Asam Tambang
Abstract. Coal is the most important source of energy for electricity generation and serves as a
basic fuel for industries such as steel and cement production as well as fuel for power generation.
However, it is undeniable that the continuous use of coal also produces negative impacts from the
mining process, namely acid mine drainage and coal processing in power plants, namely Fly Ash and
Bottom Ash (FABA). Coal mining produces waste products in the form of acid mine drainage.
FABA and Acid Mining Water (AAT) are two of the many negative effects of mining, so there is a
need for awareness of the issues of damage that threaten the surrounding environment. FABA is
solid waste produced from the coal combustion process for power generation. This study will discuss
the use of FABA, alum and lime to neutralize acid mine drainage. Acid mine water obtained from
PLTU X has a pH of 3.74. Neutralization of acid mine drainage is done by mixing AAT with FABA,
AAT with alum and AAT with lime. Then proceed with mixing AAT with FABA and alum, mixing
AAT with FABA and lime and mixing AAT with alum and lime. After that, mixing AAT with
FABA, alum and lime. The results of this study provide variations in the composition of FABA,
alum and lime which are good for neutralizing acid mine drainage
1. Pendahuluan
Indonesia merupakan salah satu negara Dengan tingkat produksi saat ini (apabila
yang kaya akan sumberdaya energy dan cadangan baru tidak ditemukan), cadangan
mineral, baik berupa minyak dan gas bumi, batubara global diperkirakan habis sekitar
tembaga, nikel, dan lain-lain. Salah satu 112 tahun ke depan. Cadangan batubara
jenis bahan tambang andalan, diluar minyak terbesar ditemukan di Amerika Serikat,
dan gas, adalah batubara (coal). Batubara Russia, Republik Rakyat Tiongkok (RRT),
termasuk salah satu sumber daya alam dan India.[2]
dengan jumlah cadangan yang begitu Indonesia adalah salah satu produsen dan
banyak. Dalam kehidupan sehari-hari, eksportir batubara terbesar di dunia. Sejak
Batubara dimanfaatkan sebagai sumber tahun 2005, ketika melampaui produksi
energi alternatif sebagai pengganti minyak Australia, Indonesia menjadi eksportir
bumi.[1] terdepan batubara thermal. Porsi signifikan
Batubara adalah sumber energi dari batubara thermal yang diekspor terdiri
terpenting untuk pembangkitan listrik dan dari jenis kualitas menengah (antara 5100
berfungsi sebagai bahan bakar pokok untuk dan 6100 cal/gram) dan jenis kualitas rendah
industri seperti produksi baja dan semen dan (di bawah 5100 cal/gram) yang sebagian
juga sebagai bahan bakar pembangkit listrik. besar permintaannya berasal dari Cina dan
Namun demikian, batubara juga memiliki India.[3]
karakter negatif yaitu disebut sebagai Berkaitan dengan cadangan batubara
sumber energi yang paling banyak global, Indonesia saat ini menempati
menimbulkan polusi akibat tingginya peringkat ke-9 dengan sekitar 2,2 persen dari
kandungan karbon. Sumber energi penting total cadangan batubara global terbukti
lain, seperti gas alam, memiliki tingkat berdasarkan BP Statistical Review of World
polusi yang lebih sedikit namun lebih rentan Energy. Berdasarkan informasi yang
terhadap fluktuasi harga di pasar dunia. disampaikan oleh Kementerian Energi dan
Dengan demikian, semakin banyak industri Sumber Daya Mineral Indonesia, cadangan
di dunia yang mulai mengalihkan fokus batubara Indonesia diperkirakan habis kira-
energi mereka ke batubara.[1] kira dalam 83 tahun mendatang apabila
tingkat produksi saat ini diteruskan. Sekitar
216
ISSN:2302-3333 Jurnal Bina Tambang, Vol. 6, No.4
60 persen dari cadangan batubara total membentuk air tambang yang memiliki sifat
Indonesia terdiri dari batubara kualitas asam.[7]
rendah yang lebih murah (sub-bituminous) Air asam tambang merupakan salah satu
yang memiliki kandungan kurang dari 6100 isu lingkungan yang berpotensi terjadi di
cal/gram.[3] kegiatan penambangan baik batubara
Pada saat ini penggunaan batubara maupun bijih. Air asam tambang terbentuk
dominan di dalam pembangkit listrik. Paling karena adanya mineral sulfida yang
sedikit 27 persen dari total output energi tersingkap akibat kegiatan penggalian dan
dunia dan lebih dari 39 persen dari seluruh penimbunan batuan penutup. Mineral sulfida
listrik dihasilkan oleh pembangkit listrik tersebut kontak dan teroksidasi oleh
bertenaga batubara karena kelimpahan oksidator utama yakni oksigen dan
jumlah batubara, proses ekstrasinya yang membentuk produk-produk oksidasi.
relatif mudah dan murah, dan persyaratan- Produk-produk oksidasi tersebut kemudian
persyaratan infrastruktur yang lebih murah terlindi oleh adanya air (air hujan). [8]
dibandingkan dengan sumberdaya energi Air asam tambang dapat menyebabkan
lainnya. Hingga Bulan Mei 2020, peningkatan keasaman di badan air penerima
penggunaan batubara untuk pembangkit seperti sungai danau dan aliran irigasi yang
listrik energy primer di dalam negeri ditandai dengan rendahnya nilai pH, selain
mencapai 63,92 persen, hal tersebut peningkatan keasaman pembentukan air
merupakan realisasi pemakaian energi asam tambang juga menyebabkan
primer dari total produksi listrik dalam peningkatan terhadap konsentrasi logam-
Gigawatt per hour (Gwh) pembangkit listrik logam terlarut di badan air penerima, hal
di wilayah pengusahaan PT. PLN tersebut mengakibatkan rusaknya ekosistem
(Persero).[4] pada sungai jika air asam tambang tidak
Namun tidak bisa dipungkiri dengan dinetralkan terlebih dahulu sebelum di
penggunaan batubara yang terus menerus alirkan ke badan sungai, Menurut Kepmen
juga mengghasilkan dampak negatif dari No.113 Tahun 2003 Tentang Baku Mutu Air
proses penambangan yaitu air asam tambang Limbah Pada Usaha Penambangan Batubara
dan proses pengolahan batubara di pH Air Limbah Pada Proses Penambangan
pembangkit listrik yaitu Fly Ash dan Bottom Batubara Adalah 6-9.[9]
Ash (FABA), material ini memiliki ukuran Kerusakan lingkungan maupun ancaman
butiran yang halus yang terbawa gas buang kesehatan harus menjadi hal serius dalam
dan diperoleh dari hasil pembakaran upaya meningkatkan kualitas kehidupan,
batubara, sedangkan bottom ash adalah abu limbah pada kegiatan mapun pengolahan
halus yang tertinggal dan dikeluarkan dari batubara harus dimanfaatkan sedemikian
bawah tungku proses pembakaran, abu sisa rupa agar tidak memiliki ancaman yang
pembakaran batubara ini berbentuk partikel terlalu buruk bagi kehidupan sekitar lokasi
halus amorf dan bersifat pozzolan. Abu maupun kualitas pertambangan di Indonesia.
terbang (fly ash) bersifat alkalin di alam, Salah satu limbah yang paling berbahaya
namun pH abu terbang dapat bervariasi dari adalah limbah FABA.[9]
4,5-12. Nilai pH abu terbang sebagian besar FABA dan Air Asam Tambang (AAT)
ditentukan oleh kandungan S (Sulfur) dalam adalah dua hal dari banyaknya efek negatif
bahan induk batubara (Herlina, 2009).[5] penambangan maka perlunya kesadaran
Penggunaan batubara sebagai bahan akan isu-isu kerusakan yang menganc am
bakar menimbulkan beberapa permasalahan, lingkungan sekitar. FABA berupa limbah
salah satu masalah yang terjadi pada PLTU padat yang dihasilkan dari proses
‘’X’’ adalah limbah abu pembakaran atau fly pembakaran batubara untuk pembangkit
ash bottom ash. FABA yang dihasilkan dari listrik. Secara umum FABA berbentuk
kapasitas pembangkit 2 x 1000 watt adalah partikel halus yang berupa abu. Abu yang
400 ton setiap harinya. Penumpukan FABA naik dan terbang disebut dengan fly ash
yang berkepanjangan dan tidak sedangkan abu yang tidak naik atau terbang
dimanfaatkan, menimbulkan keresahan pada disebut dengan bottom ash.[10]
warga sekitar, karena FABA menjadi polusi Beberapa penelitian sebelumnya telah
bagi pemukiman warga (Melda, 2019).[6] membuktikan bahwa FABA, tawas, dan
Limbah air asam tambang merupakan kapur dapat dimanfaatkan untuk
salah satu permasalahan yang cukup sulit menetralkan air asam tambang dengan
diatasi pada kegiatan pertambangan, limbah mencampurkan ketiga bahan diatas untuk
ini terbentuk dari proses oksidasi mineral- menaikan pH air agar sesuai dengan baku
mineral sulfida yang kemudian terekspos mutu limbah, pada penelitian ini penetralan
pada lingkungan sekitar yang kemudian air asam tambang lebih berfokus pada
217
ISSN:2302-3333 Jurnal Bina Tambang, Vol. 6, No.4
pemanfaatan FABA. Karena FABA juga yang kemudian diamati atau diukur
merupakan limbah bahan berbahaya dan dampaknya (Jaedun, 2011).[14]
beracun (B3) limbah yang harus Adapun data-data yang dibutuhkan
dimanfaatkan agar tidak merusak dalam penelitian ini dikelompokkan menjadi
lingkungan, namun dalam penelitian ini dua, yaitu:
penulis berkeinginan untuk mengetahui hasil
dari perbandingan campuran ketiga bahan 2.1 Data Primer
tersebut agar mendapatkan komposisi Data primer merupakan data yang
pencampuran yang optimal untuk diambil sendiri oleh peneliti, seperti:
menetralkan air asam tambang dan lebih a. Data pH air asam tambang
memanfaatkan FABA dalam b. Data komposisi dari berat FABA
pencampurannya. c. Data komposisi dari berat tawas
Sehubungan pemanfaatan FABA, tawas d. Data komposisi dari berat kapur
dan kapur sebagai penetral air asam
tambang, maka penulis tertarik melakukan 2.2 Data Sekunder
penelitian dengan judul “Pemanfaatan Data sekunder bersumber dari laporan
FABA, Tawas dan Kapur untuk penelitian terdahulu dari perusahaan,
Menetralkan Air Asam Tambang” yang instansi terkait studi literatur.
diharapkan dapat membantu
mengoptimalkan penggunaan limbah 3. Pembahasan
penambangan Mineral atau Batubara. 3.1 Limbah FABA
Adapun yang menjadi tujuan penelitian FABA merupakan material yang
ini adalah : memiliki ukuran butiran yang halus
a. Mengetahui nilai pH air asam tambang di berwarna keabu-abuan dan diperoleh dari
Setting Pond CV. X hasil pembakaran batubara. Pada
b. Mengetahui komposisi dari masing- pembakaran batubara dalam PLTU, terdapat
masing media penetral (faba, tawas dan limbah padat yakni fly ash and Bottom Ash.
kapur) untuk menetralkan air asam Partikel abu yang terbawa gas buang disebut
tambang. Fly Ash, sedangkan abu yang tertinggal dan
c. Menentukan komposisi optimal FABA dikeluarkan dari bawah tungku disebut
campur Tawas untuk menetralkan air Bottom Ash. Hal ini akan menimbulkan
asam tambang. masalah, karena jika limbah ini dalam
d. Menentukan komposisi optimal FABA jumlah yang cukup besar, maka akan
campur kapur untuk menetralkan air menimbulkan masalah lingkungan dan
asam tambang. kesehatan seperti; pencemaran udara,
e. Menentukan komposisi optimal tawas penyakit gangguan pernafasan, perairan dan
campur kapur untuk menetralkan air penurunan kualitas ekosistem,
asam tambang. (Wardani,2008).[12]
f. Menentukan komposisi optimal Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU)
campuran FABA, tawas dan kapur untuk X menggunakan batubara sebagai bahan
menetralkan dan menjernihkan air asam bakar untuk menghasilkan listrik. Pada
tambang. proses pemanfaatan batubara sebagai bahan
bakar listrik ini akan menghasilkan limbah
2. Metodologi Penelitian akhir berupa sisa abu (fly ash and bottom
ash/FABA) yang berjumlah sekitar 150-200
Jenis penelitian yang dilakukan adalah ton setiap hari. Pada prosesnya, limbah
penelitian eksperimen (experiment FABA ini kemudian disimpan dan ditumpuk
research). Penelitian eksperimen merupakan dalam ash disposal.[12]
penelitian yang dilakukan secara sengaja
oleh peneliti dengan cara memberikan
perlakuan tertentu terhadap subjek penelitian 3.2 pH Air Asam Tambang di Lokasi
guna membangkitkan sesuatu kejadian atau Penambangan
keadaan yang akan diteliti bagaimana
Air asam tambang adalah air bersifat
akibatnya. Definisi lain menyatakan bahwa
asam dan mengandung zat besi dan sulfat,
penelitian eksperimen adalah penelitian
yang terbentuk pada kondisi alami pada saat
yang dilakukan terhadap variabel yang data-
strata geologi yang mengandung pyrite
datanya belum ada sehingga perlu dilakukan
terpapar ke atmosfir atau lingkungan yang
proses manipulasi melalui pemberian
bersifat oksidasi. Air asam tambang dapat
perlakuan tertentu terhadap subjek penelitian
terbentuk dari tambang batubara, baik pada
218
ISSN:2302-3333 Jurnal Bina Tambang, Vol. 6, No.4
tambang terbuka maupun pertambangan dan AAT. FABA dengan kapur dan AAT.
bawah tanah (underground mining).[13] Kapur dengan tawas dan AAT. Dan yang
Dalam menentukan kualitas air tambang, terakhir pencampuran dari ketiga parameter
diperlukan beberapa kriteria yang dapat tersebut yaitu FABA, kapur, tawas dan AAT
menentukan apakah air tambang dapat sampai mendapatkan nilai pH yang optimal.
dimanfaatkan untuk kehidupan manusia, Pada penelitian ini digunakan air asam
seperti untuk keperluan MCK, irigasi untuk tambang yang berasal dari salah satu
pertanian, air minum untuk peternakan, perusahaan tambang yang ada di Sumatera
hingga pemanfaatan wisata. Adakalanya Barat. Media yang penetralan tawas didapat
juga wilayah kolam air dapat dimanfaatkan dari salah satu pasar yang ada di Kota
sebagai tempat pengembangan permukiman Padang, media batu kapur yang digunakan
atau sering dimanfaatkan sebagai water front pada penelitian ini berasal dari batu kapur
city area.[13] Bukit Tui, Kota Padang Panjang sedangkan
Pada penelitian ini, sampel air asam limbah FABA didapatkan dari salah satu
tambang yang digunakan untuk pengujian PLTU yang ada di Sumatera Barat.
berasal dari lokasi kolam pengendapan
(settling pond) CV. “X”. Air asam tambang 3.4 Komposisi Media Penetralan Air
yang diambil dari settling pond diukur Asam Tambang
secara langsung pH air asam tambang
3.4.1 Pengujian FABA dicampur AAT
tersebut menggunakan pH meter portable
dan menunjukan hasil pengukuran pH yaitu Pencampuran FABA dan AAT dilakukan
3,74. Hal ini menunjukan air asam tambang dengan berbagai komposisi massa yang
di lokasi settling pond CV.”X” termasuk berbeda-beda. Hasil dari pengujian
kedalam air tambang tipe I yang sedikit pencampuran FABA dan AAT dapat dilihat
mengandung alkalinitas (pH <4,5) dan pada Tabel 1 di bawah ini.
mengandung Fe, Al, Mn dan logam lainnya, Tabel 1. Komposisi FABA dengan
asam (H+) dan oksigen dengan konsentrasi AAT
tinggi.[13]
219
ISSN:2302-3333 Jurnal Bina Tambang, Vol. 6, No.4
220
ISSN:2302-3333 Jurnal Bina Tambang, Vol. 6, No.4
Dari hasil Tabel 4 di atas dapat diketahui Gambar 5. Grafik Pengujian FABA + kapur
bahwa untuk penetralan AAT sebanyak 400 dengan AAT
ml dengan pH 3,74 maka dibutuhkan 5 gr Dari gambar grafik diatas terlihat bahwa
FABA dan 0,25 gr tawas, dan mendapatkan pencampuran FABA dan kapur efektif untuk
hasil pH rata-rata 7,73. meningkatkan pH AAT.
3.4.6 Pengujian Tawas, Kapur
dengan AAT
221
ISSN:2302-3333 Jurnal Bina Tambang, Vol. 6, No.4
3.4.7 Pengujian FABA, Tawas dan 1. Didapatkan nilai pH air asam tambang di
Kapur dengan AAT settling pond CV. “X” sebesar 3,74
2. Dari pengujian yang telah dilakukan oleh
Pencampuran FABA, tawas, kapur dan penulis, komposisi optimal untuk
AAT dilakukan dengan berbagai komposisi menetralkan air asam tambang sebanyal
massa yang berbeda-beda. Hasil dari 400 ml maka dibutuhkan FABA
pengujian pencampuran FABA tawas, kapur sebanyak 2 gram. Jika menetralkan air
dan AAT dapat dilihat pada Tabel 7 berikut asam tambang 400 ml menggunakan
ini. media kapur, maka dibutuhkan kapur
Tabel 7. Komposisi FABA, Tawas dan sebanyak 0,04 gram. Dari pengujian
Kapur dengan AAT penetralan air asam tambang
menggunakan tawas, penulis
berkesimpulan bahwa tawas tidak dapat
digunakan untuk menetralkan air asam
tambang.
3. Dari pengujian yang telah dilakukan
penulis, komposisi antara FABA dan
tawas untuk menetralkan 400 ml air
asam tambang didapatkan komposisi 5
gram FABA dan 0,25 gram tawas.
Dari Tabel 7 diatas jika dikonversi 4. Dari pengujian yang telah dilakukan
menjadi grafik, maka grafiknya dapat dilihat penulis, komposisi antara FABA dan
pada gambar 7 dibawah ini: kapur untuk menetralkan 400 ml air
asam tambang didapatkan komposisi 1,5
gram FABA dan 0,03 gram kapur.
5. Dari pengujian yang telah dilakukan
penulis, komposisi antara kapur dan
tawas untuk menetralkan 400 ml air
asam tambang didapatkan komposisi 0,3
gram kapur dan 0,3 gram tawas.
6. Dari pengujian yang telah dilakukan
penulis, komposisi antara FABA, kapur
Gambar 7. Grafik Pengujian FABA, Tawas dan tawas untuk menetralkan 400 ml air
dan Kapur dengan AAT asam tambang didapatkan komposisi
Dari hasil pencampuran FABA,tawas FABA sebesar 3 gram, kapur sebesar
dan kapur untuk menetralkan air asam 0,03 gram dan tawas sebesar 0,25 gram.
tambang sebanyak 400 ml yang mempunyai
pH 3,74 dengan komposisi campuran FABA 4.2 Saran
3 gr, kapur 0,03 gr dan tawas 0,25 gr dapat Berdasarkan hasil penelitian yang telah
meningkatkan pH air asam tambang sampai penulis lakukan, maka diperoleh kesimpulan
rata-rata 7,60. sebagai berikut :
Berdasarkan pengujian campuran FABA, 1. Sebelum air asam tambang di alirkan ke
kapur dan tawas dapat dilihat bahwa adanya sungai sebaiknya harus dinetralkan
kapur dan tawas dalam pemanfaatan FABA terlebih dahulu. Karena pH air asam
untuk menetralkan air asam tambang dapat tambang yang ada di settling pond
menpercepat menaikkan pH air asam sebesar 3,74 yang jauh dari air normal
tambang, tetapi penggunaan tawas disini dan akan menimbulkan kerusakan pada
tidak berfungsi sebagai penetralan air asam lingkungan.
tambang tetapi sebagai mempercepat 2. Sebelum menggunakan air asam
pengendapan dan mempercepat penjernihan tambang untuk dilakukan pengujian, air
air asam tambang. Disini dapat disimpulkan asam tambang yang telah disimpan harus
untuk penetralan air asam tambang yang diaduk dulu agar partikel yang telah
optimal dapat menggunakan FABA dan terendap bisa larut lagi sehingga pH awal
kapur. tetap sama.
3. Sebaiknya FABA jangan di tumpuk pada
4. Kesimpulan dataran tinggi, sebab jika terjadi hujan
4.1 Kesimpulan maka FABA tersebut akan terbawa air
Berdasarkan hasil penelitian yang telah hujan dan menimbulkan lumpur dan
penulis lakukan, maka diperoleh kesimpulan akan mencemari lingkungan sekitar.
sebagai berikut :
222
ISSN:2302-3333 Jurnal Bina Tambang, Vol. 6, No.4
223