Status Gizi, Aktivitas Fisik Dan Produktivitas Kerja Karyawan Tambang Batu Bara PT. Kaltim Prima Coal
Status Gizi, Aktivitas Fisik Dan Produktivitas Kerja Karyawan Tambang Batu Bara PT. Kaltim Prima Coal
Status Gizi, Aktivitas Fisik Dan Produktivitas Kerja Karyawan Tambang Batu Bara PT. Kaltim Prima Coal
ABSTRACT
Work productivity is the ability of a person or group of people to produce goods or services. Increasing
work productivity is required so that the employees can have more efficient, effective, and productive
performance. Nutritional status is one aspect of occupational health that has an important role in terms
of work productivity. The purpose of this study was to analyze the relationship between nutritional
status and work productivity of coal mining employees of PT. Kaltim Prima Coal. The research design
was cross-sectional and involved 95 subjects. Data collection was carried out using google forms and
telephone interviews. Subjects aged 26–55 years with most (63%) had good nutritional status. The
average subject's level of physical activity was relatively light on weekdays (54%) and weekends (40%).
The average level of energy and nutrient adequacy of the subject was still relatively low on weekdays
and weekends. Analysis of differences in employee nutritional adequacy levels showed that there was
no significant difference between weekdays and weekends (p>0.05). The level of physical activity of
the subjects showed that there were differences on weekdays and weekends, especially for the level of
heavy physical activity (p<0.05). The results of the correlation test showed that there was no significant
relationship between physical activity and nutritional status (p>0.05) and there was also no significant
relationship between nutritional status and work productivity (p>0.05).
Keywords: eating habits, employees, physical activity, nutritional status, work productivity
ABSTRAK
Produktivitas kerja merupakan kemampuan seseorang atau kelompok orang untuk menghasilkan barang
atau jasa. Peningkatan produktivitas kerja pegawai adalah agar pegawai mampu memiliki kinerja yang
lebih efisien, efektif, dan produktif. Status gizi merupakan salah satu aspek kesehatan kerja yang memiliki
peran penting dalam kaitan produktivitas kerja. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis hubungan
status gizi dengan produktivitas kerja karyawan tambang batu bara PT. Kaltim Prima Coal. Desain
penelitian adalah cross sectional dan melibatkan 95 subjek. Pengumpulan data dilakukan menggunakan
google form dan wawancara melalui telepon. Subjek berusia 26–55 tahun dengan sebagian besar (63%)
memiliki status gizi baik. Tingkat aktivitas fisik subjek rata-rata tergolong ringan pada weekday (54%)
dan weekend (40%). Tingkat kecukupan energi dan zat gizi subjek rata-rata masih tergolong kurang
untuk weekday maupun weekend. Analisis perbedaan tingkat kecukupan gizi karyawan menunjukkan
bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara saat weekday maupun weekend (p>0,05). Tingkat
aktivitas fisik subjek menunjukkan terdapat perbedaan pada weekday maupun weekend khususnya untuk
tingkat aktivitas fisik berat (p<0,05). Hasil uji korelasi menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan
yang signifikan antara aktivitas fisik dengan status gizi (p>0,05) dan juga tidak terdapat hubungan yang
signifikan antara status gizi dengan produktivitas kerja (p>0,05).
Kata kunci: aktivitas fisik, karyawan, kebiasaan makan, produktivitas kerja, status gizi
*
Korespondensi:
hadiri@apps.ipb.ac.id
Hadi Riyadi
Departemen Gizi Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor, Bogor, 16680
J. Gizi Dietetik, Volume 1, Nomor 1, Juni 2022 34
Zahra & Riyadi
PENDAHULUAN METODE
telepon sesuai jadwal yang sudah disepakati. menggunakan nilai Performance Appraisal yang
Data sekunder yang digunakan dalam didapatkan subjek pada tahun 2019. Performance
penelitian ini didapatkan langsung dari data Appraisal dibagi menjadi 5 golongan yaitu
perusahaan yang sudah tersedia. Data yang nilai A,B,C,D, dan E. Subjek yang memiliki
didapatkan langsung dari perusahaan di antaranya produktivitas kerja yang baik adalah subjek yang
adalah gaji yang didapatkan karyawan setiap mendapatkan nilai A,B, dan C.
bulan menurut posisi pekerjaannya pada tahun
2019 dan data performance aprraisal (penilaian
kerja) karyawan pada tahun 2019. HASIL DAN PEMBAHASAN
bergerak aktif saat bekerja (Kirk dan Rhodes Tingkat kecukupan energi, protein,
2011). Penelitian ini sejalan dengan penelitian lemak, dan karbohidrat diperoleh dengan cara
Yunitasari et al. (2019), bahwa mayoritas membandingkan asupan energi dan zat gizi
seseorang memiliki tingkat aktivitas yang ringan dari pangan yang dikonsumsi selama 2x24 jam
pada hari kerja dan hari libur. dengan angka kebutuhan gizi (AKG 2019). Dari
Tingkat Kecukupan Zat Gizi. Makanan hasil penelitian didapatkan bahwa rata-rata subjek
yang cukup dan beragam harus diperoleh oleh masih memiliki tingkat kecukupan gizi yang
seseorang agar zat gizi yang diperlukan tubuh kurang pada weekday maupun weekend. Rata-
dapat terpenuhi. Menurut Supariasa et al. (2012) rata asupan energi subjek yaitu 1451±508 kkal
konsumsi pangan adalah jenis dan jumlah pangan pada weekday dan 1633±854 kkal pada weekend
yang dikonsumsi seseorang pada waktu tertentu. yang mencukupi 67,6% pada weekday dan 75,5%
Metode ingatan makanan (Food Recall 2x24 jam) pada weekend dengan rata-rata kebutuhan energi
dapat membantu seseorang untuk mengetahui subjek 2182 kkal. Rata-rata asupan protein subjek
jenis dan jumlah pangan yang sudah dikonsumsi yaitu 53±24 g saat weekday dan 58,3±33,8 g saat
selama 24 jam terakhir. Metode ini dilakukan weekend yang mencukupi 65,7% kebutuhan
sebanyak dua kali yaitu pada hari yang mewakili pada weekday dan 72,6% pada weekend dengan
hari kerja dan hari libur. Metode Food Recall juga rata-rata kebutuhan protein subjek 81,8 g. Selain
dilakukan untuk mengetahui tingkat kecukupan tingkat kecukupan energi dan protein, terdapat
energi dan zat gizi yang diperoleh seseorang tingkat kecukupan lemak para subjek. Diketahui
(Soraya et al. 2017). Berikut merupakan tingkat rata-rata asupan lemak subjek yaitu 48±24 g pada
kecukupan energi dan zat gizi subjek penelitian weekday dan 48,4±40,1 g pada weekend yang
yang disajikan pada Tabel 1. mencukupi 81,3% kebutuhan pada weekday dan
Weekday Weekend
Kategori p-value
n % n %
Energi
Kurang (80%) 66 69,5 57 60 0,164
Cukup (80-110%) 24 25,3 23 24,2
Lebih (>110%) 5 5,3 15 15,8
Total 95 100 95 100
Rata-rata±SD 67,6±24,0 75,5±36,7
Protein
Kurang (80%) 70 73,7 66 69,5 0,330
Cukup (80-110%) 18 18,9 16 16,8
Lebih (>110%) 7 7,4 13 13,7
Total 95 100 95 100
Rata-rata±SD 65,7±30,4 72,6±42,8
Lemak
Kurang (80%) 54 56,8 58 61,1 0,251
Cukup (80-110%) 20 21,1 16 16,8
Lebih (>110%) 21 22,1 21 22,1
Total 95 100 95 100
Rata-rata±SD 81,3±38,7 81,0±59,8
Karbohidrat
Kurang (80%) 70 73,7 54 56,8 0,040
Cukup (80-110%) 20 21,1 24 25,3
Lebih (>110%) 5 5,3 17 17,9
Total 95 100 95 100
Rata-rata±SD 63,7±29,0 75,1±38,6
81% pada weekend dengan rata-rata kebutuhan satunya dipengaruhi karena wortel dan pisang
lemak subjek 60,6 g. Hasil penelitian untuk merupakan bahan pangan yang memiliki harga
tingkat kecukupan karbohidrat menunjukkan relatif murah dan mudah ditemukan di berbagai
bahwa rata-rata asupan karbohidrat subjek yaitu daerah (Sayekti et al. 2021). Untuk golongan
205±88 g pada weekday dan 244,4±134 g pada jajanan, yang paling sering dikonsumsi oleh
weekend yang mencukupi 63,7% kebutuhan pada 72,6% subjek adalah bakso.
weekday dan 75,1% pada weekend dengan rata- Produktivitas Kerja. Pada penelitian
rata kebutuhan karbohidrat subjek 327 g. ini yang dimaksud dengan produktivitas kerja
Secara keseluruhan jumlah subjek adalah performance appraisal yang merupakan
yang memiliki kecukupan energi dan zat gizi suatu penggambaran sistematis tentang individu
lebih, jumlahnya lebih tinggi ketika weekend atau kelompok yang berkaitan dengan kelebihan
dibandingkan ketika weekday. Sesuai dengan atau kekurangan dalam suatu pekerjaan sebagai
penelitian Kandinasti dan Farapti (2018) yang bentuk evaluasi bagi individu yang berkaitan
mengatakan bahwa terjadi peningkatan asupan dengan pelaksanaan organisasinya (Cascio
zat gizi makro di akhir pekan dibandingkan hari 1998). Performance appraisal (penilaian
biasa. Hal ini disebabkan karena pada akhir pekan kerja) merupakan bagian penting dari seluruh
banyak keluarga yang meluangkan waktunya proses kegiatan pegawai yang bersangkutan, ini
untuk makan bersama di rumah maupun makan merupakan sistem yang digunakan untuk menilai
bersama di restoran (Liliani 2020). Hasil uji dan mengetahui sejauh mana seorang karyawan
beda Mann-Whitney menunjukkan tidak terdapat telah melaksanakan pekerjaannya secara
perbedaan yang signifikan antara tingkat keseluruhan. Penelitian oleh Almigo (2004)
kecukupan energi, protein, dan lemak subjek saat menggunakan performance appraisal sebagai
weekday maupun weekend (p>0,05). Namun, faktor untuk menentukan produktivitas kerja.
terdapat perbedaan yang signifikan untuk tingkat Hal ini dikarenakan penilaian kerja merupakan
kecukupan karbohidrat (p<0,05). faktor evaluasi bagi pihak perusahaan terhadap
Keragaman Pangan. Hasil penelitian kerja karyawan dan juga evaluasi bagi karyawan
menunjukkan bahwa jenis makanan pokok yang sendiri sebagai perwujudan untuk peningkatan
paling banyak dikonsumsi oleh subjek adalah produktivitas kerja. Tujuannya adalah untuk
nasi (98,9%). Selain nasi, makanan pokok yang memberikan feedback kepada karyawan dalam
disukai oleh subjek adalah mie dan roti. Untuk upaya memperbaiki tampilan kerja, meningkatkan
kelompok protein hewani, seluruh subjek produktivitas, dan sebagai dasar pengambilan
memiliki kebiasaan mengonsumsi ikan (100%). berbagai kebijakan terhadap karyawan (Rama
Sesuai dengan penelitian Fuada et al. (2018) dan Syarifuddin 2018).
bahwa konsumsi ikan di Kalimantan khususnya PT. Kaltim Prima Coal (KPC) membagi
Kalimantan Timur termasuk dalam kategori performance appraisal menjadi 5 nilai yaitu
tinggi karena berada di daerah pesisir. Kelompok A,B,C,D, dan E. Subjek dikategorikan baik jika
protein hewani lainnya yang disukai subjek di mendapatkan nilai A atau B atau C. Dari 95
antaranya terdapat ayam (98,9%), telur ayam subjek, diketahui bahwa sebanyak 27,4% subjek
(97,9%), dan daging sapi (91,6%). Kelompok mendapatkan nilai B dan sebanyak 71,6% subjek
protein nabati yang paling disukai subjek adalah mendapatkan nilai C. Hal ini memiliki arti bahwa
tempe (96,8%) dan tahu (95,8%) dikarenakan rata-rata subjek sudah memiliki kualitas kerja
memiliki harga yang terjangkau dan mudah yang sangat baik karena sudah mencapai 100%
didapatkan oleh masyarakat di berbagai daerah dari target kerja yang diberikan oleh perusahaan.
(Hamidah et al. 2017). Dapat dikatakan bahwa rata-rata subjek memiliki
Jenis golongan sayuran yang banyak tingkat produktivitas yang baik.
dikonsumsi oleh subjek adalah wortel (95,8%). Hubungan Aktivitas Fisik dengan
Kemudian, jenis sayuran lainnya adalah bayam Status Gizi. Hasil uji korelasi Rank Spearman
(93,7%) dan tomat (92,6%). Untuk buah, yang menunjukkan bahwa variabel aktivitas fisik
paling banyak dikonsumsi oleh subjek adalah dengan status gizi tidak mempunyai hubungan
pisang (92,6%) dan buah lainnya terdapat jeruk yang signifikan (p value = 0,144). Hal ini tidak
(86,3%) dan mangga (84,2%). Sayur dan buah sejalan dengan penelitian Chrissia (2012) yang
yang paling banyak dikonsumsi oleh subjek salah menyebutkan bahwa aktivitas fisik dan status gizi
lebih akurat. Subjek penelitian dianjurkan agar Kesehatan Masyarakat Indonesia. 19(1):51-
lebih beragam baik dari kelompok status gizi 55. https://doi.org/10.14710/mkmi.19.1.50-
dan kelompok posisi pekerjaan karyawan agar 56
dapat mengambil juga dari golongan Grade A [FAO] Food and Agriculture Organization/
(trainee atau admin assistant), Grade B (operator [WHO] Whorld Health Organization/
dan mekanik), dan Grade C (leading hand). [UNU] United Nations University. 2001.
Human Energy Requirements. Rome: FAO/
KONFLIK KEPENTINGAN WHO/UNU.
Kandinasti S, Farapti F. 2018. Obesitas:
Tidak ada konflik kepentingan pada Pentingkah Memperhatikan Konsumsi
setiap penulis dalam menyiapkan artikel Makanan di Akhir Pekan?. Amerta Nutrition,
2(4):307-316. https://doi.org/10.20473/
DAFTAR PUSTAKA amnt.v2i4.2018.307-316
Fuada N, Muljati S, Agus T. 2018. Sumbangan
Abadini D, Wuryaningsih, CE. 2019. Determinan Ikan Laut Terhadap Kecukupan Konsumsi
Aktivitas Fisik Orang Dewasa Pekerja Protein Penduduk Indonesia. Jurnal
Kantoran di Jakarta Tahun 2018. Jurnal Penelitian Gizi dan Makanan. 41 (2):77-88.
Promosi Kesehatan Indonesia. 14:15-28. https://doi.org/10.22435/pgm.v41i2.1889
https://doi.org/10.14710/jpki.14.1.15-28 Hamidah S, Sartono A, Kusuma HS. 2017.
AKG. 2019. Angka Kecukupan Gizi Yang Perbedaan pola konsumsi bahan makanan
Dianjurkan Untuk Masyarakat Indonesia. sumber protein di daerah pantai, dataran
Peraturan Kementrian Kesehatan Republik rendah dan dataran tinggi. Jurnal Gizi.
Indonesia Nomor 28 Tahun 2019. 6(1):21-28.
Almigo, N. 2004. Hubungan antara kepuasan Kirk MA, Rhodes RE. 2011. Occupation
kerja dengan produktivitas kerja karyawan. correlates of adults' participation in leisure
Jurnal Psyche. 1(1):50-60. time physical activity: Asystematic review.
Aziiza F. 2008. Analisis aktivitas Journal Prev Med. 40(4):476-85.https://doi.
fisik, konsumsi pangan dan status org/10.1016/j.amepre.2010.12.015
gizi dengan produktivitas kerja Lameshow S, David WH, Janelle K. 1997.
pekerja wanita di industri konveksi Besar sampel dalam penelitian kesehatan.
[skripsi]. Bogor: Institut Pertanian Pramoni D, penerjemah. Yogyakarta: UGM
Bogor. Press.
Candrawati S. 2011. Hubungan tingkat aktivitas Liliani P. 2020. Analisis Pengaruh Kualitas
fisik dengan indeks massa tubuh (IMT) Makanan dan Kualitas Pelayanan terhadap
dan lingkar pinggang mahasiswa. Jurnal Kepuasan Pelanggan dan Dampaknya
Keperawatan Soedirman. 6(2):112-18. pada Behavioral Intention Restoran Top
Cascio, W. F. 1998. Applied Psychology In Yammie. Jurnal Bina Manajemen. 8(2):18-
Human Resource Management (Fifth 48. https://doi.org/10.52859/jbm.v8i2.85
Edition). USA: Prentice Hall International Putra Perdana R. 2018. Hubungan Status Gizi
Inc. dan Pola Konsumsi Dengan Produktivitas
Chrissia S. 2012. Hubungan Antara Aktivitas Kerja Pada Pekerja di Bagian Produksi PT.
Fisk Dengan Status Gizi Pelajar SMPFrater Sinar Sosro Tanjung Morawa Kabupaten
Don Bosco. Manado: Universitas Sam Deli Serdang [skripsi]. Medan: Universitas
Ratulangi. Sumatera Utara.
Ernawati SO. 2019. Hubungan Aktivitas Fisik Putri Givatno B. 2016. Hubungan Asupan
dengan Status Gizi pada Siswa X dan XII Energi dan Aktivitas Fisik dengan Status
IPA SMAN Surakarta Periode 2017/2018. Gizi Siswa Siswi SMP Muhammadiyah 1
Tarumanagara Medical Journal. 2(1):54-58. Surakarta [skripsi]. Surakarta: Universitas
Ery M, Permatasari P, Mutia S. 2020. Hubungan Muhammadiyah Surakarta.
Status Gizi, Pola Makan dan Aktivitas Fisik Rama F, Syarifuddin. 2018. Kompensasi
dengan Produktivitas Kerja Pada Pekerja Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan
di PT Gatra Tahun 2019. Jurnal Media PT Primajasa Perdanarayautama Cabang
Soekarno-Hatta Bandung. Jurnal Riset Supariasa. 2001. Penilaian Status Gizi. Jakarta
Bisnis dan Manajemen. 11(2):5-10. (ID): Buku Kedokteran EGC.
Robbins SP. 2001. Perilaku Organisasi. Jakarta: Suryani. 2014. Hubungan antara Anthropometri,
Prenhallindo. Status Gizi dan Beban Kerja terhadap
Sayekti D, Viantimala B, Lefiana O, Syafani Produktivitas Kerja Pekerja Bagian
S. 2021. Pengambilan Keputusan dalam Corrugator di PT. Purinusa Ekapersada
Konsumsi Sayuran dan Pola Konsumsi Semarang [skripsi]. Semarang: Universitas
Pangan Petani Padi di Desa Rantau Tijang Negeri Semarang.
Kecamatan Pugung Kabupaten Tanggamus. [WHO] World Health Organization. 2010.
Jurnal Agrimanex. 2(1):10-23. Country Profile Indicators Interpretation
Soraya D, Sukandar D, Sinaga T. 2017. Hubungan Guide. Geneva : World Health Organization.
pengetahuan gizi, tingkat kecukupan zat Yunitasari R., Sinaga T., Nurdiani R. 2019.
gizi, dan aktivitas fisik dengan status gizi Asupan Gizi, Aktivitas Fisik, Pengetahuan
pada guru SMP. Jurnal Gizi Indonesia. Gizi, Status Gizi dan Kebugaran Jasmani
6(1):32. https://doi.org/10.14710/jgi.6.1.29- Guru Olahraga Sekolah Dasar. Jurnal Media
36 Gizi Indonesia. 14(2):197-206. https://doi.
Supariasa IDN, Bakri B, Fajar I. 2012. Penilaian org/10.20473/mgi.v14i2.197-206
Status Gizi. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.