Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Status Gizi, Aktivitas Fisik Dan Produktivitas Kerja Karyawan Tambang Batu Bara PT. Kaltim Prima Coal

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 8

Available online: https://journal.ipb.ac.id/index.

php/jgizidietetik J. Gizi Dietetik, Juni, 2022, 1(1):34-41


E-ISSN 2830-0890

Status Gizi, Aktivitas Fisik dan Produktivitas Kerja


Karyawan Tambang Batu Bara PT. Kaltim Prima Coal
(Nutritional Status, Physical Activity and Work Productivity of Coal Mining Employees
of PT. Kaltim Prima Coal)

Yasmeen Aulia Zahra, Hadi Riyadi*


Departemen Gizi Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor, Bogor 16680, Indonesia

ABSTRACT

Work productivity is the ability of a person or group of people to produce goods or services. Increasing
work productivity is required so that the employees can have more efficient, effective, and productive
performance. Nutritional status is one aspect of occupational health that has an important role in terms
of work productivity. The purpose of this study was to analyze the relationship between nutritional
status and work productivity of coal mining employees of PT. Kaltim Prima Coal. The research design
was cross-sectional and involved 95 subjects. Data collection was carried out using google forms and
telephone interviews. Subjects aged 26–55 years with most (63%) had good nutritional status. The
average subject's level of physical activity was relatively light on weekdays (54%) and weekends (40%).
The average level of energy and nutrient adequacy of the subject was still relatively low on weekdays
and weekends. Analysis of differences in employee nutritional adequacy levels showed that there was
no significant difference between weekdays and weekends (p>0.05). The level of physical activity of
the subjects showed that there were differences on weekdays and weekends, especially for the level of
heavy physical activity (p<0.05). The results of the correlation test showed that there was no significant
relationship between physical activity and nutritional status (p>0.05) and there was also no significant
relationship between nutritional status and work productivity (p>0.05).

Keywords: eating habits, employees, physical activity, nutritional status, work productivity

ABSTRAK

Produktivitas kerja merupakan kemampuan seseorang atau kelompok orang untuk menghasilkan barang
atau jasa. Peningkatan produktivitas kerja pegawai adalah agar pegawai mampu memiliki kinerja yang
lebih efisien, efektif, dan produktif. Status gizi merupakan salah satu aspek kesehatan kerja yang memiliki
peran penting dalam kaitan produktivitas kerja. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis hubungan
status gizi dengan produktivitas kerja karyawan tambang batu bara PT. Kaltim Prima Coal. Desain
penelitian adalah cross sectional dan melibatkan 95 subjek. Pengumpulan data dilakukan menggunakan
google form dan wawancara melalui telepon. Subjek berusia 26–55 tahun dengan sebagian besar (63%)
memiliki status gizi baik. Tingkat aktivitas fisik subjek rata-rata tergolong ringan pada weekday (54%)
dan weekend (40%). Tingkat kecukupan energi dan zat gizi subjek rata-rata masih tergolong kurang
untuk weekday maupun weekend. Analisis perbedaan tingkat kecukupan gizi karyawan menunjukkan
bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara saat weekday maupun weekend (p>0,05). Tingkat
aktivitas fisik subjek menunjukkan terdapat perbedaan pada weekday maupun weekend khususnya untuk
tingkat aktivitas fisik berat (p<0,05). Hasil uji korelasi menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan
yang signifikan antara aktivitas fisik dengan status gizi (p>0,05) dan juga tidak terdapat hubungan yang
signifikan antara status gizi dengan produktivitas kerja (p>0,05).

Kata kunci: aktivitas fisik, karyawan, kebiasaan makan, produktivitas kerja, status gizi

*
Korespondensi:
hadiri@apps.ipb.ac.id
Hadi Riyadi
Departemen Gizi Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor, Bogor, 16680
J. Gizi Dietetik, Volume 1, Nomor 1, Juni 2022 34
Zahra & Riyadi

PENDAHULUAN METODE

Perkembangan perusahaan di Indonesia Desain, tempat, dan waktu


semakin banyak dan pesat seiring berjalannya Desain penelitian ini ialah cross sectional
waktu. Semua perusahaan menuntut untuk study. Penelitian bertempat di PT. Kaltim Prima
mendapatkan hasil yang terbaik pada masing- Coal, Sangatta, Kutai Timur, Kalimantan Timur.
masing bidangnya agar dapat membantu merubah Penelitian dilakukan pada karyawan PT. Kaltim
pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Pertumbuhan Prima Coal. Waktu pengumpulan data penelitian
ekonomi pada masing-masing perusahaan salah berlangsung selama dua bulan, yaitu bulan
satunya meununtut untuk memiliki sumberdaya Desember 2020 sampai Januari 2021.
tenaga kerja yang sehat, produktif dan berkualitas.
Karyawan merupakan salah satu modal sumber Jumlah dan cara pengambilan sampel
daya yang sangat penting keberadaannya Populasi yang diteliti yaitu karyawan
karena merupakan aset utama yang berfungsi PT. Kaltim Prima Coal, baik laki-laki ataupun
sebagai penggerak perusahaan. Oleh karena itu, perempuan. Subjek dipilih dengan kriteria inklusi
pada setiap perusahaan penting untuk mereka yaitu sehat dan bersedia menjadi responden
mengutamakan kesehatan para tenaga kerjanya penelitian dan diwawancarai. Kriteria eksklusi
agar memiliki produktivitas kerja yang tetap dari penelitian ini adalah karyawan PT. Kaltim
terjaga. Prima Coal yang sedang menjalani cuti dari
Faktor yang dapat memengaruhi pekerjaan. Perhitungan sampel minimal pada
produktivitas kerja salah satunya adalah status penelitian ini menggunakan rumus Lameshow
gizi. Menurut Supariasa (2001), penting bagi et al. (1997) dengan jumlah populasi yang
mereka yang sudah dewasa untuk memiliki diketahui. Jumlah subjek minimal ialah sebanyak
status gizi yang baik. Jika seseorang memiliki 95 subjek. Setelah melalui tahap pengumpulan
status gizi lebih atau kurang, maka dapat data didapatkan 95 subjek yang memenuhi
menimbulkan risiko berbagai macam penyakit. kriteria dan bersedia mengikuti seluruh rangkaian
Dalam penelitian lain dinyatakan bahwa terdapat penelitian. Kemudian, dari 95 responden tersebut
hubungan antara status gizi dengan produktivitas dipilih sampel secara proportional menurut status
kerja, artinya pekerja yang berstatus gizi tidak gizi.
normal memiliki risiko lebih besar mengalami
penurunan produktivitas kerja dibanding pekerja Jenis dan cara pengumpulan data
yang berstatus gizi normal (Ery et al. 2020; Jenis data yang dikumpulkan pada
Aziiza 2008). penelitian ini adalah data primer dan sekunder.
PT. Kaltim Prima Coal (KPC) merupakan Data primer dikumpulkan dengan menggunakan
salah satu industri yang membantu Indonesia kuesioner yang diisi melalui google form dan
dalam bidang ekonomi. PT. KPC adalah wawancara melalui telepon. Sebelum dilakukan
perusahaan tambang batu bara yang beroperasi pengumpulan data, peneliti mengirimkan
di Sangatta, Kutai Timur, Kalimantan Timur. penjelasan terkait penelitian beserta lembar
Data yang diperoleh pada Desember 2019 persetujuan penelitian melalui google form. Data
menunjukkan PT. KPC memiliki 4.402 karyawan. yang dikumpulkan ialah karakteristik subjek yang
Tujuan dari penelitian ini adalah meliputi umur, jenis kelamin, nomor Whatsapp,
mengidentifikasi karakteristik karyawan tingkat pendidikan dan posisi pekerjaan.
(umur, jenis kelamin, pendapatan, dan tingkat Kemudian, subjek juga mengisi informasi terkait
pendidikan), mengidentifikasi tingkat kecukupan tinggi badan dan berat badan terakhir berdasarkan
gizi, tingkat aktivitas fisik, kebiasaan makan, ingatan subjek, dikarenakan pengukuran tidak
dan tingkat produktivitas kerja pada karyawan, bisa dilaksanakan secara langsung. Setelah
menganalisis perbedaan tingkat aktivitas fisik informasi terkait subjek terkumpul dan memenuhi
dan kecukupan gizi karyawan pada weekday kriteria, maka subjek dikumpulkan di dalam grup
dan weekend, dan menganalisis hubungan antara Whatsapp untuk mendapatkan jadwal wawancara
aktivitas fisik, status gizi, dan produktivitas kerja terkait Food Recall 2x24 jam, Food Frequency
pada karyawan PT. Kaltim Prima Coal. Questionnaire (FFQ), dan Physical Activity
Recall 2x24 jam yang akan dilakukan melalui

35 J. Gizi Dietetik, Volume 1, Nomor 1, Juni 2022


Produktivitas kerja karyawan tambang batu bara

telepon sesuai jadwal yang sudah disepakati. menggunakan nilai Performance Appraisal yang
Data sekunder yang digunakan dalam didapatkan subjek pada tahun 2019. Performance
penelitian ini didapatkan langsung dari data Appraisal dibagi menjadi 5 golongan yaitu
perusahaan yang sudah tersedia. Data yang nilai A,B,C,D, dan E. Subjek yang memiliki
didapatkan langsung dari perusahaan di antaranya produktivitas kerja yang baik adalah subjek yang
adalah gaji yang didapatkan karyawan setiap mendapatkan nilai A,B, dan C.
bulan menurut posisi pekerjaannya pada tahun
2019 dan data performance aprraisal (penilaian
kerja) karyawan pada tahun 2019. HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengolahan dan analisis data Karakteristik Subjek. Subjek yang terlibat


Data yang telah dikumpulkan kemudian dalam penelitian mayoritas berjenis kelamin laki-
diolah dan dianalisis secara statistik. Pengolahan laki (81,1%). Usia subjek berkisar antara 26 – 55
data dilakukan menggunakan Microsoft Excel tahun dengan usia rata-rata subjek yaitu 41,2±7,0
2016. Data kemudian dianalisis menggunakan tahun Tingkat pendidikan subjek termasuk tinggi
SPSS ver. 25 for Windows. Data diolah melalui yaitu lulusan D3 (6,3%), S1 (63,2%), dan S2
tahapan-tahapan coding, entry, editing dan (22,1%). Subjek dalam penelitian ini merupakan
cleaning. Tahap pertama yaitu melakukan karyawan PT. Kaltim Prima Coal yang termasuk
pengolahan secara deskriptif, kemudian uji dalam kelompok Grade D (Supervisor dan
normalitas sebaran data dan dilanjutkan dengan engineer), Grade E (Senior supervisor atau
uji hubungan antar variabel penelitian. Uji Senior engineer), Grade F (Superitendent),
normalitas menggunakan Kolmogorov Smirnov. Grade G (General Superitendent), dan Grade
Uji hubungan yang digunakan adalah uji Rank H (Manager). Sehingga, pendapatan minimal
Spearman dan uji beda menggunakan uji Mann- subjek yang diperoleh setiap bulannya adalah
Whitney. >Rp.10.000.000,00. Pendapatan yang diperoleh
Data karakteristik umum subjek meliputi dari setiap pekerjaan yang dilakukan oleh
usia, jenis kelamin, pendapatan, dan tingkat seseorang berbeda sesuai dengan jumlah waktu
pendidikan. Status gizi dinilai berdasarkan yang dipergunakan dan pendapatannya. Sebagian
Indeks Masa Tubuh (IMT) dalam satuan kg/ besar subjek (63%) memiliki status gizi normal
m2 yang dikelompokkan menjadi sangat kurus dengan rata-rata IMT 24,9±4,704 kg/m2. Proporsi
(<17,0), kurus (<18,5), normal (18,5 – 24,9), subjek yang memiliki status gizi overweight ialah
gemuk (>25,0), dan obesitas (>30) (WHO sebanyak 15% dan status gizi obesitas sebanyak
2010). Data konsumsi pangan berdasarkan recall 17%.
2x24 jam berupa jenis dan jumlah, kemudian Aktivitas Fisik. Hasil penelitian
dikonversi untuk menentukan kandungan zat gizi menunjukkan bahwa sebagian besar subjek
makro (energi, protein, lemak, dan karbohidrat) memiliki aktivitas fisik yang tergolong ringan
menggunakan Tabel Komposisi Pangan pada weekday (56,8%) maupun weekend (40%)
Indonesia (TKPI). Kebiasaan makan subjek dengan rata-rata PAL pada weekday sebesar
diolah dari frekuensi konsumsi pangan makanan 1,40±0,24 dan weekend 1,63±0,33. Subjek lebih
pokok, lauk-pauk, sayur, buah, dan jajanan yang banyak melakukan aktivitas fisik yang tergolong
kemudian di rata-ratakan perminggu untuk berat pada weekend (20%) dibandingkan weekday
masing-masing bahan pangan dan dipilih bahan (3,2%). Hal ini dikarenakan subjek lebih banyak
pangan yang dikonsumsi lebih dari 25% subjek. memiliki waktu luang untuk berolahraga seperti
Data aktivitas fisik diolah dengan cara mengalikan berlari, bersepeda, olahraga di gym, mendaki,
nilai PAR (Physical Activity Ratio) per aktivitas dan berenang. Pada hari kerja, umumnya
dengan lamanya waktu yang digunakan untuk pekerja kantor menghabiskan sebagian besar
beraktivitas dalam 24 jam yang dinyatakan dalam jam kerjanya di dalam ruangan, sehingga tingkat
PAL (Physical Activity Level) (FAO/WHO/UNU aktivitas fisik yang dilakukan cenderung ringan
2001). Tingkat aktivitas fisik dibedakan menjadi (Abadini dan Wuryaningsih 2019). Pekerjaan
empat kategori, yaitu sangat ringan (PAL<1,40), yang dilakukan pekerja kantoran cenderung tidak
ringan (1,40-1,69), sedang (1,70-1,99), dan berat banyak memerlukan aktivitas fisik. Pemanfaatan
(2,00-2,40). Data produktivitas kerja diukur teknologi membuat pekerja tidak lagi perlu

J. Gizi Dietetik Volume 1, Nomor 1, Juni 2022 36


Zahra & Riyadi

bergerak aktif saat bekerja (Kirk dan Rhodes Tingkat kecukupan energi, protein,
2011). Penelitian ini sejalan dengan penelitian lemak, dan karbohidrat diperoleh dengan cara
Yunitasari et al. (2019), bahwa mayoritas membandingkan asupan energi dan zat gizi
seseorang memiliki tingkat aktivitas yang ringan dari pangan yang dikonsumsi selama 2x24 jam
pada hari kerja dan hari libur. dengan angka kebutuhan gizi (AKG 2019). Dari
Tingkat Kecukupan Zat Gizi. Makanan hasil penelitian didapatkan bahwa rata-rata subjek
yang cukup dan beragam harus diperoleh oleh masih memiliki tingkat kecukupan gizi yang
seseorang agar zat gizi yang diperlukan tubuh kurang pada weekday maupun weekend. Rata-
dapat terpenuhi. Menurut Supariasa et al. (2012) rata asupan energi subjek yaitu 1451±508 kkal
konsumsi pangan adalah jenis dan jumlah pangan pada weekday dan 1633±854 kkal pada weekend
yang dikonsumsi seseorang pada waktu tertentu. yang mencukupi 67,6% pada weekday dan 75,5%
Metode ingatan makanan (Food Recall 2x24 jam) pada weekend dengan rata-rata kebutuhan energi
dapat membantu seseorang untuk mengetahui subjek 2182 kkal. Rata-rata asupan protein subjek
jenis dan jumlah pangan yang sudah dikonsumsi yaitu 53±24 g saat weekday dan 58,3±33,8 g saat
selama 24 jam terakhir. Metode ini dilakukan weekend yang mencukupi 65,7% kebutuhan
sebanyak dua kali yaitu pada hari yang mewakili pada weekday dan 72,6% pada weekend dengan
hari kerja dan hari libur. Metode Food Recall juga rata-rata kebutuhan protein subjek 81,8 g. Selain
dilakukan untuk mengetahui tingkat kecukupan tingkat kecukupan energi dan protein, terdapat
energi dan zat gizi yang diperoleh seseorang tingkat kecukupan lemak para subjek. Diketahui
(Soraya et al. 2017). Berikut merupakan tingkat rata-rata asupan lemak subjek yaitu 48±24 g pada
kecukupan energi dan zat gizi subjek penelitian weekday dan 48,4±40,1 g pada weekend yang
yang disajikan pada Tabel 1. mencukupi 81,3% kebutuhan pada weekday dan

Tabel 1. Tingkat kecukupan energi dan zat gizi subjek

Weekday Weekend
Kategori p-value
n % n %
Energi
Kurang (80%) 66 69,5 57 60 0,164
Cukup (80-110%) 24 25,3 23 24,2
Lebih (>110%) 5 5,3 15 15,8
Total 95 100 95 100
Rata-rata±SD 67,6±24,0 75,5±36,7
Protein
Kurang (80%) 70 73,7 66 69,5 0,330
Cukup (80-110%) 18 18,9 16 16,8
Lebih (>110%) 7 7,4 13 13,7
Total 95 100 95 100
Rata-rata±SD 65,7±30,4 72,6±42,8
Lemak
Kurang (80%) 54 56,8 58 61,1 0,251
Cukup (80-110%) 20 21,1 16 16,8
Lebih (>110%) 21 22,1 21 22,1
Total 95 100 95 100
Rata-rata±SD 81,3±38,7 81,0±59,8
Karbohidrat
Kurang (80%) 70 73,7 54 56,8 0,040
Cukup (80-110%) 20 21,1 24 25,3
Lebih (>110%) 5 5,3 17 17,9
Total 95 100 95 100
Rata-rata±SD 63,7±29,0 75,1±38,6

37 J. Gizi Dietetik Volume 1, Nomor 1, Juni 2022


Produktivitas kerja karyawan tambang batu bara

81% pada weekend dengan rata-rata kebutuhan satunya dipengaruhi karena wortel dan pisang
lemak subjek 60,6 g. Hasil penelitian untuk merupakan bahan pangan yang memiliki harga
tingkat kecukupan karbohidrat menunjukkan relatif murah dan mudah ditemukan di berbagai
bahwa rata-rata asupan karbohidrat subjek yaitu daerah (Sayekti et al. 2021). Untuk golongan
205±88 g pada weekday dan 244,4±134 g pada jajanan, yang paling sering dikonsumsi oleh
weekend yang mencukupi 63,7% kebutuhan pada 72,6% subjek adalah bakso.
weekday dan 75,1% pada weekend dengan rata- Produktivitas Kerja. Pada penelitian
rata kebutuhan karbohidrat subjek 327 g. ini yang dimaksud dengan produktivitas kerja
Secara keseluruhan jumlah subjek adalah performance appraisal yang merupakan
yang memiliki kecukupan energi dan zat gizi suatu penggambaran sistematis tentang individu
lebih, jumlahnya lebih tinggi ketika weekend atau kelompok yang berkaitan dengan kelebihan
dibandingkan ketika weekday. Sesuai dengan atau kekurangan dalam suatu pekerjaan sebagai
penelitian Kandinasti dan Farapti (2018) yang bentuk evaluasi bagi individu yang berkaitan
mengatakan bahwa terjadi peningkatan asupan dengan pelaksanaan organisasinya (Cascio
zat gizi makro di akhir pekan dibandingkan hari 1998). Performance appraisal (penilaian
biasa. Hal ini disebabkan karena pada akhir pekan kerja) merupakan bagian penting dari seluruh
banyak keluarga yang meluangkan waktunya proses kegiatan pegawai yang bersangkutan, ini
untuk makan bersama di rumah maupun makan merupakan sistem yang digunakan untuk menilai
bersama di restoran (Liliani 2020). Hasil uji dan mengetahui sejauh mana seorang karyawan
beda Mann-Whitney menunjukkan tidak terdapat telah melaksanakan pekerjaannya secara
perbedaan yang signifikan antara tingkat keseluruhan. Penelitian oleh Almigo (2004)
kecukupan energi, protein, dan lemak subjek saat menggunakan performance appraisal sebagai
weekday maupun weekend (p>0,05). Namun, faktor untuk menentukan produktivitas kerja.
terdapat perbedaan yang signifikan untuk tingkat Hal ini dikarenakan penilaian kerja merupakan
kecukupan karbohidrat (p<0,05). faktor evaluasi bagi pihak perusahaan terhadap
Keragaman Pangan. Hasil penelitian kerja karyawan dan juga evaluasi bagi karyawan
menunjukkan bahwa jenis makanan pokok yang sendiri sebagai perwujudan untuk peningkatan
paling banyak dikonsumsi oleh subjek adalah produktivitas kerja. Tujuannya adalah untuk
nasi (98,9%). Selain nasi, makanan pokok yang memberikan feedback kepada karyawan dalam
disukai oleh subjek adalah mie dan roti. Untuk upaya memperbaiki tampilan kerja, meningkatkan
kelompok protein hewani, seluruh subjek produktivitas, dan sebagai dasar pengambilan
memiliki kebiasaan mengonsumsi ikan (100%). berbagai kebijakan terhadap karyawan (Rama
Sesuai dengan penelitian Fuada et al. (2018) dan Syarifuddin 2018).
bahwa konsumsi ikan di Kalimantan khususnya PT. Kaltim Prima Coal (KPC) membagi
Kalimantan Timur termasuk dalam kategori performance appraisal menjadi 5 nilai yaitu
tinggi karena berada di daerah pesisir. Kelompok A,B,C,D, dan E. Subjek dikategorikan baik jika
protein hewani lainnya yang disukai subjek di mendapatkan nilai A atau B atau C. Dari 95
antaranya terdapat ayam (98,9%), telur ayam subjek, diketahui bahwa sebanyak 27,4% subjek
(97,9%), dan daging sapi (91,6%). Kelompok mendapatkan nilai B dan sebanyak 71,6% subjek
protein nabati yang paling disukai subjek adalah mendapatkan nilai C. Hal ini memiliki arti bahwa
tempe (96,8%) dan tahu (95,8%) dikarenakan rata-rata subjek sudah memiliki kualitas kerja
memiliki harga yang terjangkau dan mudah yang sangat baik karena sudah mencapai 100%
didapatkan oleh masyarakat di berbagai daerah dari target kerja yang diberikan oleh perusahaan.
(Hamidah et al. 2017). Dapat dikatakan bahwa rata-rata subjek memiliki
Jenis golongan sayuran yang banyak tingkat produktivitas yang baik.
dikonsumsi oleh subjek adalah wortel (95,8%). Hubungan Aktivitas Fisik dengan
Kemudian, jenis sayuran lainnya adalah bayam Status Gizi. Hasil uji korelasi Rank Spearman
(93,7%) dan tomat (92,6%). Untuk buah, yang menunjukkan bahwa variabel aktivitas fisik
paling banyak dikonsumsi oleh subjek adalah dengan status gizi tidak mempunyai hubungan
pisang (92,6%) dan buah lainnya terdapat jeruk yang signifikan (p value = 0,144). Hal ini tidak
(86,3%) dan mangga (84,2%). Sayur dan buah sejalan dengan penelitian Chrissia (2012) yang
yang paling banyak dikonsumsi oleh subjek salah menyebutkan bahwa aktivitas fisik dan status gizi

J. Gizi Dietetik Volume 1, Nomor 1, Juni 2022 38


Zahra & Riyadi

memiliki hubungan yang signifikan. Aktivitas fisik KESIMPULAN


merupakan salah satu faktor yang memengaruhi
status gizi karena status gizi seseorang bergantung Subjek penelitian merupakan karyawan
pada penggunaan zat gizi yang dikonsumsi dengan PT. Kaltim Prima Coal berusia 26–55 tahun
cara beraktivitas (Chrissia 2012). Namun, hasil dengan usia rata-rata subjek 41,2±7,0 tahun.
penelitian ini sejalan dengan penelitian Ernawati Rata-rata pendidikan karyawan tergolong tinggi,
et al. (2019) yang mengatakan tidak terdapat sebagian besar (63,2%) merupakan lulusan S1.
hubungan yang signifikan antara aktivitas fisik Pendapatan subjek adalah >Rp.10.000.000,00
dengan status gizi. Hal ini dapat terjadi karena per bulan. Aktivitas fisik sebagian besar subjek
mayoritas subjek penelitian memiliki status gizi tergolong ringan pada weekday maupun weekend.
normal (Candrawati 2011). Sejalan juga dengan Tingkat kecukupan energi, lemak, protein, dan
penelitian Putri (2016) yang menyebutkan tidak karbohidrat sebagian besar masih tergolong
ada hubungan antara aktivitas fisik dengan status kategori kurang baik pada weekday maupun
gizi. Hasil tersebut juga bisa terjadi karena rata- weekend. Sebagian besar subjek memiliki status
rata subjek tergolong ke dalam aktivitas fisik gizi normal. Tingkat produktivitas kerja karyawan
ringan; sebagian besar aktivitas dilakukan di yang diukur menggunakan Performance
dalam ruangan seperti rapat dan menyelesaikan Aprraisal menunjukkan sebanyak 94 karyawan
pekerjaan di depan layar komputer. mendapatkan nilai B dan C yang memiliki arti
Hubungan Status Gizi dengan bahwa karyawan memiliki produktivitas kerja
Produktivitas Kerja. Hasil uji korelasi Rank yang baik karena menyelesaikan semua tugas
Spearman menunjukkan bahwa variabel status yang diberikan oleh perusahaan.
gizi dengan aktivitas fisik tidak mempunyai Analisis perbedaan tingkat kecukupan
hubungan yang signifikan (p value = 0,453). Hasil gizi karyawan menunjukkan bahwa tidak
penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Ery terdapat perbedaan yang signifikan antara
et al. (2020) yang menyebutkan bahwa terdapat tingkat kecukupan energi, protein, dan lemak
hubungan antara status gizi dengan produktivitas subjek saat weekday maupun weekend (p>0,05).
kerja; artinya pekerja yang berstatus gizi tidak Namun, terdapat perbedaan yang signifikan
normal memiliki risiko lebih besar mengalami pada karbohidrat (p<0,05). Tingkat aktivitas
penurunan produktivitas kerja dibanding pekerja fisik subjek menunjukkan terdapat perbedaan
yang berstatus gizi normal. Hal ini sesuai dengan pada weekday maupun weekend (p<0,05). Hasil
teori bahwa pekerja yang memiliki kondisi gizi uji korelasi menunjukkan bahwa tidak terdapat
baik akan memiliki kapasitas kerja dan ketahanan hubungan yang signifikan antara aktivitas fisik
tubuh yang baik pula. dengan status gizi (p>0,05) dan juga tidak
Penelitian oleh Putra (2018) menyebutkan terdapat hubungan yang signifikan antara status
bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan gizi dengan produktivitas kerja (p>0,05).
antara status gizi dan produktivitas kerja. Berdasarkan hasil penelitian, subjek
Tingginya persentase produktivitas kerja diduga dianjurkan untuk mengonsumsi makanan sesuai
karena rata-rata subjek berada pada usia produktif dengan porsi per hari anjuran pedoman gizi
dan rata-rata subjek juga sudah memiliki masa seimbang dan makan utama sebanyak 3 kali
kerja cukup lama yaitu 14,5±7,1 tahun; terdapat sehari. Meskipun status gizi karyawan sudah
4 orang karyawan yang baru bekerja selama ≤5 relatif baik, namun tetap diperlukan pendidikan
tahun dan 24 orang karyawan yang bekerja selama gizi terkait anjuran Isi Piringku, jenis dan jumlah
≤10 tahun dan sisanya sudah bekerja selama makanan. Karyawan juga dianjurkan agar lebih
lebih dari 10 tahun. Robbins (2001) menyatakan meningkatkan aktivitas fisik terutama saat
bahwa seseorang yang telah lama bekerja di suatu weekday minimal 30 menit sehari. Karyawan
bidang cenderung akan lebih produktif karena yang sudah memiliki pola aktivitas fisik dan
memiliki ketarampilan yang lebih tinggi serta pola konsumsi yang baik dianjurkan untuk
pengalaman dan kepuasan dalam bekerja. Hasil mempertahankan kebiasaan tersebut.
penelitian ini juga sejalan dengan Suryani (2014) Penelitian selanjutnya disarankan agar
yang menyatakan bahwa tidak ada hubungan pengukuran tinggi badan dan berat badan dilakukan
antara status gizi dengan produktivitas kerja. secara langsung dengan menggunakan timbangan
dan microtoise agar hasil yang didapatkan

39 J. Gizi Dietetik Volume 1, Nomor 1, Juni 2022


Produktivitas kerja karyawan tambang batu bara

lebih akurat. Subjek penelitian dianjurkan agar Kesehatan Masyarakat Indonesia. 19(1):51-
lebih beragam baik dari kelompok status gizi 55. https://doi.org/10.14710/mkmi.19.1.50-
dan kelompok posisi pekerjaan karyawan agar 56
dapat mengambil juga dari golongan Grade A [FAO] Food and Agriculture Organization/
(trainee atau admin assistant), Grade B (operator [WHO] Whorld Health Organization/
dan mekanik), dan Grade C (leading hand). [UNU] United Nations University. 2001.
Human Energy Requirements. Rome: FAO/
KONFLIK KEPENTINGAN WHO/UNU.
Kandinasti S, Farapti F. 2018. Obesitas:
Tidak ada konflik kepentingan pada Pentingkah Memperhatikan Konsumsi
setiap penulis dalam menyiapkan artikel Makanan di Akhir Pekan?. Amerta Nutrition,
2(4):307-316. https://doi.org/10.20473/
DAFTAR PUSTAKA amnt.v2i4.2018.307-316
Fuada N, Muljati S, Agus T. 2018. Sumbangan
Abadini D, Wuryaningsih, CE. 2019. Determinan Ikan Laut Terhadap Kecukupan Konsumsi
Aktivitas Fisik Orang Dewasa Pekerja Protein Penduduk Indonesia. Jurnal
Kantoran di Jakarta Tahun 2018. Jurnal Penelitian Gizi dan Makanan. 41 (2):77-88.
Promosi Kesehatan Indonesia. 14:15-28. https://doi.org/10.22435/pgm.v41i2.1889
https://doi.org/10.14710/jpki.14.1.15-28 Hamidah S, Sartono A, Kusuma HS. 2017.
AKG. 2019. Angka Kecukupan Gizi Yang Perbedaan pola konsumsi bahan makanan
Dianjurkan Untuk Masyarakat Indonesia. sumber protein di daerah pantai, dataran
Peraturan Kementrian Kesehatan Republik rendah dan dataran tinggi. Jurnal Gizi.
Indonesia Nomor 28 Tahun 2019. 6(1):21-28.
Almigo, N. 2004. Hubungan antara kepuasan Kirk MA, Rhodes RE. 2011. Occupation
kerja dengan produktivitas kerja karyawan. correlates of adults' participation in leisure
Jurnal Psyche. 1(1):50-60. time physical activity: Asystematic review.
Aziiza F. 2008. Analisis aktivitas Journal Prev Med. 40(4):476-85.https://doi.
fisik, konsumsi pangan dan status org/10.1016/j.amepre.2010.12.015
gizi dengan produktivitas kerja Lameshow S, David WH, Janelle K. 1997.
pekerja wanita di industri konveksi Besar sampel dalam penelitian kesehatan.
[skripsi]. Bogor: Institut Pertanian Pramoni D, penerjemah. Yogyakarta: UGM
Bogor. Press.
Candrawati S. 2011. Hubungan tingkat aktivitas Liliani P. 2020. Analisis Pengaruh Kualitas
fisik dengan indeks massa tubuh (IMT) Makanan dan Kualitas Pelayanan terhadap
dan lingkar pinggang mahasiswa. Jurnal Kepuasan Pelanggan dan Dampaknya
Keperawatan Soedirman. 6(2):112-18. pada Behavioral Intention Restoran Top
Cascio, W. F. 1998. Applied Psychology In Yammie. Jurnal Bina Manajemen. 8(2):18-
Human Resource Management (Fifth 48. https://doi.org/10.52859/jbm.v8i2.85
Edition). USA: Prentice Hall International Putra Perdana R. 2018. Hubungan Status Gizi
Inc. dan Pola Konsumsi Dengan Produktivitas
Chrissia S. 2012. Hubungan Antara Aktivitas Kerja Pada Pekerja di Bagian Produksi PT.
Fisk Dengan Status Gizi Pelajar SMPFrater Sinar Sosro Tanjung Morawa Kabupaten
Don Bosco. Manado: Universitas Sam Deli Serdang [skripsi]. Medan: Universitas
Ratulangi. Sumatera Utara.
Ernawati SO. 2019. Hubungan Aktivitas Fisik Putri Givatno B. 2016. Hubungan Asupan
dengan Status Gizi pada Siswa X dan XII Energi dan Aktivitas Fisik dengan Status
IPA SMAN Surakarta Periode 2017/2018. Gizi Siswa Siswi SMP Muhammadiyah 1
Tarumanagara Medical Journal. 2(1):54-58. Surakarta [skripsi]. Surakarta: Universitas
Ery M, Permatasari P, Mutia S. 2020. Hubungan Muhammadiyah Surakarta.
Status Gizi, Pola Makan dan Aktivitas Fisik Rama F, Syarifuddin. 2018. Kompensasi
dengan Produktivitas Kerja Pada Pekerja Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan
di PT Gatra Tahun 2019. Jurnal Media PT Primajasa Perdanarayautama Cabang

J. Gizi Dietetik Volume 1, Nomor 1, Juni 2022 40


Zahra dan Riyadi

Soekarno-Hatta Bandung. Jurnal Riset Supariasa. 2001. Penilaian Status Gizi. Jakarta
Bisnis dan Manajemen. 11(2):5-10. (ID): Buku Kedokteran EGC.
Robbins SP. 2001. Perilaku Organisasi. Jakarta: Suryani. 2014. Hubungan antara Anthropometri,
Prenhallindo. Status Gizi dan Beban Kerja terhadap
Sayekti D, Viantimala B, Lefiana O, Syafani Produktivitas Kerja Pekerja Bagian
S. 2021. Pengambilan Keputusan dalam Corrugator di PT. Purinusa Ekapersada
Konsumsi Sayuran dan Pola Konsumsi Semarang [skripsi]. Semarang: Universitas
Pangan Petani Padi di Desa Rantau Tijang Negeri Semarang.
Kecamatan Pugung Kabupaten Tanggamus. [WHO] World Health Organization. 2010.
Jurnal Agrimanex. 2(1):10-23. Country Profile Indicators Interpretation
Soraya D, Sukandar D, Sinaga T. 2017. Hubungan Guide. Geneva : World Health Organization.
pengetahuan gizi, tingkat kecukupan zat Yunitasari R., Sinaga T., Nurdiani R. 2019.
gizi, dan aktivitas fisik dengan status gizi Asupan Gizi, Aktivitas Fisik, Pengetahuan
pada guru SMP. Jurnal Gizi Indonesia. Gizi, Status Gizi dan Kebugaran Jasmani
6(1):32. https://doi.org/10.14710/jgi.6.1.29- Guru Olahraga Sekolah Dasar. Jurnal Media
36 Gizi Indonesia. 14(2):197-206. https://doi.
Supariasa IDN, Bakri B, Fajar I. 2012. Penilaian org/10.20473/mgi.v14i2.197-206
Status Gizi. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.

41 J. Gizi Dietetik Volume 1, Nomor 1, Juni 2022

You might also like