1 PB
1 PB
1 PB
13Karakteristik
/ No. 2 / Agustus
Ibu dan Faktor… (Annisa K., Sri
ABSTRACT
Background: The number of infant mortality in Banjarnegara district became the highest
compare with other districts in Central Java in 2012. In the last 5 years, infant mortality rate
in this district has not been significantly declined. This study aims to analyze mother’s
characteristics and some risk factors associated to infant mortality in Banjarnegara.
Method: This study is survey with case control approach, sample consists of 47 mothers of
having infant death before aged 24 days and 47 mothers as a control. Sample has been
selected using purposive sampling. Primary data were collected by using face to face
interview with questionnaire and secondary data collected based on mother health’s book
record in health center. Data was analyzed by frequency distribution and Chi- Square test.
Results: The Result showed that the risk factors which associated to infant death were baby
with delivery complication, mother with history of anemia, baby with underweight birth, baby
with asphyxia, congenital illness and premature birth. Whilst mother’s age, mother’s
knowledge mother’s education, parity, mother’s weight, upper arm circumference of mother,
mother with chronic diseases history, and bleeding experience during pregnant, hypertension,
birth attendant, and mother’s literacy had no significant association to infant death. This
study recommends that health provider (especially village midwife) of health center have to
prevent the risk factors of infant death by visiting mother with some risks intensively and
routinely including Fe provision. The mother with some risks has to visit health center or
health service in their village to check their infant.
Keywords: infant death, mother risk characteristics, risk factors
ABSTRAK
Latar Belakang: Kabupaten Banjarnegara pada tahun 2012 menjadi Kabupaten dengan
angka kematian bayi (AKB) tertinggi di Provinsi Jawa tengah. Dalam lima tahun terakhir
angka kematian bayi sudah mengalami penurunan namun belum signifikan. Tujuan penelitian
ini adalah untuk menganalisis karakteristik ibu dan beberapa faktor risiko yang berhubungan
dengan kejadian kematian bayi di kabupaten Banjarnegara.
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian survei dengan pendekatan kasus kontrol dengan
jumlah kelompok kasus 47 ibu dan kelompok kontrol 47 ibu. Sampel diambil secara
purposive dengan kriteria inklusi kelompok kasus yaitu ibu yang mempunyai bayi meninggal
sebelum berusia 24 hari di tahun 2017 dan tercatat di puskesmas Punggelan dan pejawaran.
Data primer diambil dengan menggunakan kuesioner dengan teknik wawancara tatap muka.
Data sekunder diambil dari buku catatan KIA ibu. Data dianalisis dengan menggunakan uji
Chi-Square.
Hasil: Dari hasil penelitian didapatkan bahwa faktor risiko yang berhubungan dengan
kejadian kematian bayi di Kabupaten Banjarnegara adalah komplikasi persalinan, riwayat
anemia, berat bayi lahir rendah, asfiksia, kelainan kongenital, dan bayi lahir prematur.
Sedangkan umur ibu pengetahuan ibu, Pendidikan ibu, Paritas, Jarak kehamilan, berat badan
16
Jurnal Promosi Kesehatan Indonesia Vol. 13Karakteristik
/ No. 2 / Agustus
Ibu dan Faktor… (Annisa K., Sri
ibu, lingkar lengan atas ibu, riwayat penyakit kronik ibu, perdarahan, hipertensi, penolong
persalinan, tidak berhubungan secara signifikan dengan kejadian kematian bayi.
Diharapkan dari hasil penelitian ini petugas kesehatan dapat mencegah faktor risiko yang
berhubungan dengan kematian bayi dengan cara menganjurkan dan mengunjungi ibu hamil
untuk melakukan ANC tepat waktu dan lengkap termasuk pemberian tablet Fe kepada ibu dan
memonitornya melalui petugas surveilance KIA.
Kata Kunci: kematian bayi, faktor risiko, karakteristik ibu hamil
16
Jurnal Promosi Kesehatan Indonesia Vol. 13Karakteristik
/ No. 2 / Agustus
Ibu dan Faktor… (Annisa K., Sri
hidup dan tahun 2015 menjadi 13,22/1000 Salah satu kasus kematian bayi di
kelahiran hidup serta pada tahun 2016 Banjarnegara ialah kematian bayi kembar
yaitu 13,17/1000 kelahiran hidup.(3)(4) yang terjadi di bulan Januari tahun 2017
Kejadian kematian bayi di Banjarnegara dengan faktor risiko yang teridentifikasi
pada Mei 2017 sebanyak 57 kasus, mempengaruhi kejadian kematian
meningkat secara signifikan sampai bulan bayi,antara lain: berat badan Ibu hamil
Agustus yaitu 101 kasus, dan terus pada kehamilan 28 minggu hanya 45 kg,
meningkat sampai Desember menjadi 160 Persalinan prematur/preterm (28 minggu)
kasus serta total pada tahun 2017 sebesar dan berat bayi lahir rendah (<2500gram),
204 kasus atau 13,37/1000 kelahiran hidup. lingkar lengan atas 15 cm <23,5 cm
(5)(6) (penilaian Lila minimal) dalam arti adalah
Berdasarkan kondisi geografi dan ibu kurang gizi, Akses ke Pelayanan
topografi sebagian besar wilayah kesehatan sulit (jalan rusak dan jaraknya
Banjarnegara adalah dataran tinggi jauh), bidan salah mendeteksi risiko,
sehingga akan meningkatkan risiko fasilitas pelayanan kesehatan kurang
kejadian kematian bayi karena akses ke memadai (tidak ada genset pada waktu
pelayanan rujukan PONEK jauh dan persalinan listrik mati), serta keterbatasan
fasilitas PONEK di Banjarnegara hanya fasilitas rujukan.(7)(8)
ada 2 yaitu di Rumah Sakit Umum Daerah Tujuan umum penelitian ini adalah
Hj. Anna Lasmanah dan Rumah sakit untuk mengetahui faktor internal dan
islam. Keterbatasan fasilitas pelayanan eksternal yang berhubungan dengan
rujukan serta akses ke sarana pelayanan kematian bayi. Tujuan khusus penelitian
kesehatan disebagian wilayah yang secara ini adalah mengetahui hubungan
geografis masih sulit dijangkau dan jarak komplikasi persalinan, riwayat anemia,
yang terlalu jauh ke pelayanan kesehatan umur ibu, pengetahuan ibu, pendidikan
masih banyak terjadi di berbagai di ibu, paritas, jarak kehamilan, berat badan
wilayah cakupan kerja Puskesmas. ibu, faktor LILA ibu, riwayat penyakit
Berdasarkan survei awal, terjadi beberapa kronik ibu, perdarahan, hipertensi,
kasus ibu yang melahirkan di perjalanan penolong persalinan dan literasi ibu
ketika menuju ke layanan kesehatan seperti dengan kejadian kematian bayi.
puskesmas, bahkan ada yang sempat Selanjutnya mengetahui hubungan BBLR,
melahirkan didepan IGD dan di halaman asfiksia, kelainan kongenital dan bayi
parkir puskesmas prematur terhadap kematian bayi.
17
Jurnal Promosi Kesehatan Indonesia Vol. 13Karakteristik
/ No. 2 / Agustus
Ibu dan Faktor… (Annisa K., Sri
METODE yaitu pada bulan April-Juni 2018. Variabel
Penelitian ini merupakan penelitian dalam penelitian ini adalah faktor eksternal
survei dengan pendekatan kasus kontrol. terdiri dari komplikasi persalinan, riwayat
Sampel dalam penelitian ini sebesar 47 anemia, umur ibu, pengetahuan ibu,
kasus (ibu dengan kematian bayi yaitu ibu Pendidikan ibu, Paritas, Jarak kehamilan,
yang memiliki riwayat melahirkan bayi berat badan ibu, LILA, riwayat penyakit
dan bayi meninggal sebelum berusia 24 kronik ibu, perdarahan, hipertensi,
hari dan 47 ibu untuk kelompok kontrol. penolong persalinan dan literasi ibu,
Sampel diperoleh dengan menggunakan sedangkan faktor internal terdiri dari
teknik purposive dengan menggunakan BBLR, asfiksia, kelainan kongenital dan
kriteria inklusi responden telah tercatat di bayi prematur. Data dianalisis dengan
Puskesmas maupun di Dinas Kesehatan menggunakan uji Chi-square.
Kabupaten Banjarnegara, sehingga dapat
dicari alamatnya untuk diwawancarai, HASIL DAN PEMBAHASAN
Responden dengan jarak tempat tinggalnya Tempat peneliti kematiaan ini
masih di wilayah cakupan Puskesmas dilakukan di beberapa puskesmas dengan
Punggelan dan Puskesmas Pejawaran, Data kasus kematian bayi tinggi yaitu
kematian tercatat dalam kematian bayi Puskesmas Punggelan 1 terletak di Jl. Raya
pada tahun 2017. Data kasus diperoleh Pasar Manis Rt.01/Rw.05, Kecamatan
dengan menggunakan data kematian bayi Punggelan, Kabupaten Banjarnegara,
yang ada di Dinas Kesehatan Banjarnegara Provinsi Jawa Tengah, Indonesia.
sedangkan data kontrol diambil disekitar Sebagian besar wilayah kerja Puskesmas
kasus. Agar mempunyai kesamaan Punggelan 1 berada di daerah pedesaan
karakteristik. Kesediaan untuk menjadi dan akses kepelayanan kesehatan cukup
subjek penelitian dilakukan dengan berkelak-kelok, namun akses jalan baik.
menandatangani informed consent. Data Puskesmas Punggelan 2 terletak di Dusun.
penelitian terdiri dari data primer dengan Jombok, Kelurahan Petuguran, Kecamatan
menggunakan instrument kuesioner yang Punggelan, Kabupaten Banjarnegara,
sebelumnya diuji validitas dan Provinsi Jawa Tengah. Akses Ke
reliabilitasnya. Data sekunder diperoleh pelayanan kesehatan cukup curam dan
dari catatan buku KIA dan wawancara transportasi umumnya jarang karena
dengan petugas kesehatan ibu dan anak di terletak di dataran tinggi. Puskesmas
puskesmas. Penelitian ini dilakukan di Banjarnegara 1 terletak Jl. Serma Muklas
kabupaten Banjarnegara selama tiga bulan Km. 1, Kecamatan Banjarnegara,
17
Jurnal Promosi Kesehatan Indonesia Vol. 13Karakteristik
/ No. 2 / Agustus
Ibu dan Faktor… (Annisa K., Sri
Kabupaten Banjarnegara, Provinsi Jawa antara desa satu dengan yang lainnya.
Tengah, Indonesia. Puskesmas Akses ke pelayanan puskesmas jika
Banjarnegara 1 terletak di daerah melalui jalan utama dapat diakses
perkotaan Banjarnegara dan mudah di menggunakan transportasi umum, namun
akses menggunakan angkutan umum. beberapa desa berada di daerah pelosok
Puskesmas Banjarnegara 2 terletak di yang jaraknya ke pelayanan kesehatan
Kelurahan Semarang, Kec. Banjarnegara, cukup jauh sulit dan curam.
Kabupaten Banjarnegara, Provinsi Jawa Berdasarkan hasil penelitian dari
Tengah. Puskesmas 2 Banjarnegara juga 47 kasus diketahui bahwa responden
terletak diaderah perkotaan dan mudah dengan umur beresiko tinggi antara kasus
diakses oleh transportasi umum. dan kontrol mempunyai prosentase yang
Puskesmas Pejawaran terletak di Dusun sama yaitu 40,4% begitu juga dengan
Pejawaran, Kelurahan Penusupan, kelompok beresiko rendah mempunyai
Kecamatan Pejawaran, Kabupaten prosentase yang sama yaitu 59,6%.
Banjarnegara, Provinsi Jawa Tengah, Adapun hasil uji statistik variabel dalam
berada di daerah dataran tinggi dengan penelitian ini dapat dilihat pada tabel 1 dan
wilayah kerja puskesmas yang cukup besar 2.
yaitu 17 Desa yang aksesnya cukup jauh
Tabel 1. Uji Hubungan antara Karakteristik dan Faktor Risiko Responden dengan
Kejadian Kematian Bayi
Variabel Kasus Kontrol P-value (OR)
f % f %
Umur
Beresiko tinggi 19 40,4 19 40,4 0,760 (1,261)
Beresiko rendah 28 59,6 28 59,6
Pendidikan
Pendidikan Wajib Dasar 45 95,7 46 97,9 0,557 (0,489)
Tingkat Pendidikan tinggi 2 4,3 1 2,1
Komplikasi persalinan
Ada 11 23,4 7 14,9 0,001 (11,613)
Tidak 36 76,6 40 85,1
Riwayat anemia
Dengan Anemia 25 53,2 12 25,5 0,006 (3,314)
Tidak Anemia 22 46,8 35 74,5
17
Jurnal Promosi Kesehatan Indonesia Vol. 13Karakteristik
/ No. 2 / Agustus
Ibu dan Faktor… (Annisa K., Sri
Tabel 2. Uji Hubungan Faktor Risiko Responden dengan Kejadian Kematian Bayi
Variabel Kasus Kontrol P-value (OR)
f % f %
Pengetahuan
Tinggi > 18 26 55,3 31 66,0 0,291 (0,639)
Rendah< 18 21 44,7 16 34,0
Paritas
Berisiko 21 46,8 14 63,8 0,135 (1,904)
Tidak Berisiko 26 53,2 33 36,2
Jarak kehamilan
Berisiko (<2tahun) 4 14,8 4 12,1 1,000 (1,000)
Tidak Berisiko (>2tahun) 23 85,2 29 87,9
Berat badan ibu
Kurang 17 36,2 14 29,8 0,510 (1,336)
Normal 30 63,8 33 70,2
LILA
Kurang 12 25,5 12 25,5 1,000 (1,000)
Normal 35 74,5 35 74,5
Riwayat penyakit kronik
Ada 11 23,4 7 14,9 0,294 (1,746)
Tidak 36 76,6 40 85,1
Kejadian Perdarahan saat
hamil
Iya 7 14,9 3 6,4 0,181 (2,576)
Tidak 40 85,1 44 93,6
Hipertensi
Iya 4 8,5 3 6,4 0,694 (1,364)
Tidak 43 91,5 44 93,6
Penolong persalinan
Petugas Kesehatan 45 95,7 44 93,6 0,646 (1,534)
Bukan Petugas Kesehatan 2 4,3 3 6,4
Literasi
Baik(>38,76) 25 53,2 23 48,9 0,680 (1,186)
Rendah(<38,76) 22 46,8 24 51,1
Berat Badan
Kurang 17 36,2 14 29,8 0,510 (1,336)
Normal 30 63,8 33 70,2
Asfiksia
Iya 28 59,6 3 6,4 0,001 (21,614)
Tidak 19 40,6 44 93,6
Kelainan konginetal
Iya 15 31,9 0 0 0,001 (2,469)
Tidak 32 68,1 47 100
Kelahiran Prematur
Iya 11 23,4 3 6,4 0,020 (4,481)
Tidak 36 76,6 44 93,6
17
Jurnal Promosi Kesehatan Indonesia Vol. 13Karakteristik
/ No. 2 / Agustus
Ibu dan Faktor… (Annisa K., Sri
Hasil uji statistik menunjukkan mencapai 16 minggu harus di tindak lanjuti
bahwa umur tidak memiliki hubungan dengan mengatasi status gizinya karena
signifikan dengan kejadian kematian bayi. berisiko melahirkan bayi BBLR. Bayi yang
Meskipun tidak terdapat hubungan antara dilahirkan dengan BBLR akan mengalami
umur ibu dengan kejadian kematian bayi hambatan petumbuhan dan perkembangan
namun yang perlu diwaspadai bila umur serta kemunduran pada fungsi otak dan
ibu hamil <20 tahun yang merupakan usia kehilangan masa golden period yang juga
rentan karena masih pada tahap masa berisiko tinggi mengalami kematian.(10)
reproduksi awal dan organ reproduksi Selain itu ibu dengan KEK yang
belum tumbuh secara sempurna sehingga berkepanjangan akan mengalami anemia.
dapat beresiko terjadi gangguan Terdapat keterkaitan hubungan antara ibu
pertumbuhan janin saat dikandungan, hamil dengan KEK, Anemia dan kejadian
sedangkan pada usia lebih dari 35 tahun BBLR. Ibu hamil dengan KEK mempunyai
seorang ibu sudah mulai muncul berbagai risiko 2 kali untuk melahirkan bayi BBLR
macam penyakit yang menurunkan di bandingkan dengan yang tidak
kemampuan ibu untuk melakukan proses mengalami KEK.(10) Demikian juga ibu
persalinan normal karena usia maupun yang anemia saat hamil kemungkinan
penyakit kronik yang dialaminya.(9) mempunyai resiko untuk melahirkan bayi
Demikian juga faktor pendidikan, dan yang BBLR.(10)
paritas, Dari uji Chi-Square dapat diketahui
Penelitian ini juga menunjukkan bahwa nilai p-value 0,006 (<0,05) yang
bahwa LILA ibu dari uji Chi-Square dapat artinya ada hubungan yang bermakna
diketahui bahwa nilai p-value 1,000 antara riwayat anemia saat ibu hamil
(>0,05), yang artinya tidak ada hubungan dengan kematian bayinya. Hasil nilai
yang bermakna antara besar lingkar lengan OR=3,314 berarti ibu dengan riwayat
atas (LILA) ibu dengan kematian bayinya. anemia mempunyai risiko 3,314 kali lebih
Besar LILA ibu <23,5 cm merupakan besar untuk terjadinya kematian bayi
indikator status gizi pada saat ibu hamil dibandingkan dengan ibu yang tidak
beresiko tergolong kekurangan energi mempunyai riwayat anemia. Riwayat
kronik (KEK. Pada penelitian memang anemia ibu saat hamil menjadi hal yang
tidak ada hubungan antara LILA dengan perlu segera diatasi agar status ibu pada
kejadian kematian bayi namun perlu saat pemeriksaan berikutnya ibu tidak lagi
diwaspadai bila ibu hamil dengan status mengalami anemia karena telah diberikan
gizi KEK sebelum usia kehamilan tablet ferrum pada saat trimester kedua dan
17
Jurnal Promosi Kesehatan Indonesia Vol. 13Karakteristik
/ No. 2 / Agustus
Ibu dan Faktor… (Annisa K., Sri
ketiga, sehingga memungkinkan anemia tidak asfiksia .(11) Pada penelitian ini
pada awal kehamilan dapat diatasi dengan terdapat 59,6% kasus kematian bayi yang
ditambah asupan nutrisi yang baik kepada bayinya mengalami asfiksia setelah
ibu dan pada akhirnya status kesehatan ibu dilahirkan dan 6,4 % kasus asfiksia pada
yang baik dapat mencegah bayi yang bayi yang tidak mengalami kematian
dilahirkan dalam kondisi BBLR. Selain itu (kontrol).
ibu hamil dengan KEK yang kemudian Dalam hal kelainan kongenital,
mengalami anemia tetapi telah diberikan terdapat 31,9 % terjadi pada kelompok
makanan tambahan oleh bidan untuk kasus kematian bayi, sedangkan pada
meningkatkan status gizinya dapat kelompok control tidak terdapat kasus
memberikan dampak yang baik terhadap kelainan kongenital. Terdapat hubungan
nutrisi bayi yang dikandungnya. Ibu hamil antara faktor kelainan kengenital dengan
dengan anemia berpengaruh terhadap janin kejadian kematian bayi dengan p value
seperti: Keguguran, kematian dalam 0,001 dan nilai OR 2,469 yang artinya bayi
kandungan, persalinan kurang yang mengalami kelainan kongenital
bulan/prematur, meningkatkan kejadian mempunyai risiko 2,469 kali lebih besar
BBLR, kelainan kongental, kematian untuk mengalami kematian dibandingkan
perinatal karena infeksi, dan intelegensia dengan bayi yang tidak mengalami
(10)
anak menjadi rendah. kelainan kongenital saat dilahirkan. Hasil
Selain itu penelitian ini juga penelitian peneliti sebelumnya juga
memperlihatkan dari uji Chi-Square nilai menghasilkan hal yang serupa yaitu bayi
p-value 0,000 (<0,05) yang artinya ada yang mengalami kelainan kongenital
hubungan yang bermakna antara bayi yang mempunyai risiko 2,205 kali lebih tinggi
mengalami asfiksia dengan kejadian untuk terjadi kematian perinatal
kematian bayi dengan nilai OR sebesar dibandingkan dengan bayi yang tidak
21,614 yang menunjukkan bahwa bayi mengalami kematian bayi terutama pada
yang mengalami asfiksia saat dilahirkan periode perinatal.(11) Pada penelitian ini
mempunyai risiko 21,614 kali lebih besar memperlihatkan bahwwa sebanyak 31,9 %
untuk terjadinya kematian dibandingkan bayi yang dilahirkan mengalami kelainan
dengan bayi yang tidak mengalami kongenital pada kelompok kasus dengan
asfiksia. Sejalan dengan penelitian jenis kelainan bawaan berupa anensefalus,
Mahmudah bahwa bayi dengan asfiksia atresia ani, kelainan jantung, kelainan
mempunyai risiko kematian 2,270 kali katup jantung, dan kelainan pembuluh
lebih besar dibandingkan dengan bayi yang darah, serta bayi yang mengalami fruktur
17
Jurnal Promosi Kesehatan Indonesia Vol. 13Karakteristik
/ No. 2 / Agustus
Ibu dan Faktor… (Annisa K., Sri
distorsia bahu sehingga memungkinkan adanya riwayat kelahiran prematur pada
bayi yang dilahirkan tidak bisa bertahan kehamilan sebelumnya. Sehingga semakin
hidup. Kebanyakan dari jenis kelainan banyak faktor risiko yang dipunyai maka
kongenintal ini menyebabkan bayi semakin mempertinggi risiko bayi
meninggal dan sukar ditangani. Faktor mengalami kematian. Melahirkan prematur
penyebab langsung kelainan kongenital juga banyak terjadi bila umur ibu <18
seringkali sukar diketahui, sekitar 40% tahun atau >40 tahun, ibu mempunyai
tidak diketahui dengan pasti penyebabnya. tekanan darah tinggi, pertumbuhan janin
Pertumbuhan janin atau fetus dapat yang lambat, retensi plasenta, ketuban
disebabkan oleh beberapa faktor seperti: pecah dini/KPD, Infeksi rahim, kehamilan
faktor genetika, kromosom, infeksi, faktor kembar. Selain itu penyakit periodontal,
ibu, faktor mekanik dan lingkungan, atau riwayat persalinan prematur sebelumnya,
gabungan dari berbagai faktor tersebut serta ibu hamil dengan KEK, paparan
secara bersama-sama mempengaruhi rokok yang tinggi dan sering minum
kesehatan bayi .(11) minuman beralkohol dapat mempercepat
Faktor kelahiran prematur juga kelahiran prematur.(13)
menjadi faktor resiko terhadap kematian Faktor risiko lain yang dapat
bayi. Dari uji Chi-Square dapat diketahui mempengaruhi kejadian kematian bayi
bahwa nilai p = 0,020 (<0,05), yang artinya adalah faktor komplikasi persalinan, dalam
ada hubungan yang bermakna antara umur penelitian ini memperlihatkan kelompok
kehamilan/kelahiran bayi prematur kasus lebih banyak yang mengalami
terhadap kejadian kematian bayi. Hasil komplikasi dalam persalinan (23,4%)
nilai OR menunjukkan 4,481, yang berarti dibanding dengan kelompok kontrol
bahwa bayi yang dilahirkan prematur (14,9%). Dari uji Chi-Square dapat
mempunyai risiko 4,481 kali lebih besar diketahui bahwa nilai p = 0,001 (<0,05),
untuk terjadinya kematian dibandingkan yang artinya ada hubungan yang bermakna
dengan bayi yang dilahirkan dari antara kejadian komplikasi saat persalinan
kehamilan cukup umur. Sejalan dengan terhadap kejadian kematian bayi. Hasil
penelitian lain yang menunjukan lebih dari nilai OR menunjukkan 11,613, yang berarti
50% kematian bayi yang telah bahwa bayi yang saat dilahirkan terjadi
diidentifikasi berasal dari bayi yang komplikasi persalinan mempunyai risiko
dilahirkan prematur.(12) Terdapat beberapa 11,613 kali lebih besar untuk terjadinya
kasus bayi yang lahir prematur, dibarengi kematian dibandingkan dengan bayi yang
dengan BBLR dan juga asfiksia serta saat dilahirkan tidak terjadi komplikasi.
17
Jurnal Promosi Kesehatan Indonesia Vol. 13Karakteristik
/ No. 2 / Agustus
Ibu dan Faktor… (Annisa K., Sri
Komplikasi persalinan sering terjadi adalah 11,613 dan, riwayat anemia ibu saat hamil
akibat dari keterlambatan penanganan dengan p -value 0,006; OR= 3,314,
persalinan, dan dianggap sebagai salah satu mempunyai hubungan dengan kejadian
penyebab terjadinya kematian ibu bersalin. kematian bayi.
Faktor-faktor yang diduga ikut Dari hasil studi ini disarankan
berhubungan dengan kejadian komplikasi bahwa petugas kesehatan diharapkan dapat
tersebut antara lain usia, pendidikan, status mencegah terjadinya asfiksia pada bayi dan
(13)
gizi dan status ekonomi ibu bersalin. kelainan kongenital serta kelahiran
Faktor lain yang merupakan faktor prematur dan anemia pada ibu saat hamil
risiko, tetapi dalam penelitian ini tidak dengan cara melakukan ANC tepat waktu
menyebabkan kematian bayi adalah dan lengkap pada ibu hamil termasuk
pengetahuan ibu (p-value 0,291), pemberian tablet Fe kepada ibu dan
Pendidikan ibu (p-value 0,557), Paritas (p- memonitornya melalui petugas surveilance
value 0,135), Jarak kehamilan (p-value KIA. Petugas kesehatan diharapkan untuk
1,000), berat badan ibu (p-value 0,510), rutin mengunjungi ibu hamil di daerah
LILA ibu (p-value 1,000), riwayat penyakit yang aksesnya sulit dan jauh dari
kronik ibu (p-value 0,294), perdarahan (p- pelayanan kesehatan meskipun sudah
value 0,181), hipertensi (p-value 0,694), terdapat bidan desa dan polindes. Bila
penolong persalinan (p-value 0,646), terdapat ibu hamil yang tidak
literasi ibu (p-value 0,680). Seluruh memeriksakan kehamilan karena kesulitan
variable tersebut secara statistik tidak akses ke pelayanan kesehatan lebih dapat
berhubungan dengan kejadian kematian terpantau. Petugas kesehatan perlu
bayi. melakukan pemetaan ibu hamil risiko
tinggi sebagai upaya sistem kewaspadaan
SIMPULAN dini. Selain itu ibu hamil diharapkan aktif
Dari karakteristik ibu dan faktor memeriksakan kehamilan pada pelayanan
risiko terjadinya kematian bayi, diperoleh kesehatan yang tersedia, dan perlunya
bahwa faktor asfiksia dengan p-value dukungan dari keluarga dan masyarakat.
0,000; OR= 21,614, kelainan kongenital
dengan p -value 0,000; OR= 2,469 dan KEPUSTAKAAN
bayi prematur dengan p-value 0,020; OR= 1. Rakorpop Kementrian Kesehatan
4,481 memiliki hubungan terhadap Republik Indonesia. Kesehatan Dalam
kematian bayi. Demikian juga komplikasi Kerangka Sustainable Development
persalinan dengan p-value 0,000; OR= Goals (SDGs). 2015;(97).
17
Jurnal Promosi Kesehatan Indonesia Vol. 13Karakteristik
/ No. 2 / Agustus
Ibu dan Faktor… (Annisa K., Sri
2. Dinas Kesehatan Provinsi Jawa http://radarbanyumas.co.id/diduga-
Tengah. Profil Kesehatan Provinsi kurang-giz-bayi-kembar-meninggal-
Jawa Tengah Tahun 2012. Pemerintah usai-dilahirkan/
Provinsi Jawa Teng. 8. Radar Banyumas. Bidan Desa
2012;3511351(24). Banjarnegara Harus Lebih Sigap Untuk
3. Dinas Kebupaten Banjarnegara. Profil Menekan Angka Kematian Ibu dan
Kesehatan Banjarenegara Tahun 2012. Bayi. Radar Banyumas [Internet].
Dinas Kesehat Kabupaten 2017;2017. Available from:
Banjarnegara. 2013; http://radarbanyumas.co.id/bidan-desa-
4. Banjarnegara DKK. Profil Kesehatan banjarnegara-harus-lebih-sigap-untuk-
Banjarnegara Tahun 2014. Dinas menekan-angka-kematian-ibu-dan-
Kesehat Kabupaten Banjarnegara. bayi/
2014; 9. Manuaba IBG. Ilmu Kebidanan,
5. Radar Banyumas. Penurunan AKB dan Penyakit Kandungan, dan Keluarga
AKI Belum Signifikan. Radar Berencana untuk Pendidikan Anak.
Banyumas.co.id [Internet]. 2017;2017. Jakarta: EGC; 1998. 36 p.
Available from: 10. Kementrian Kesehatan Republik
http://radarbanyumas.co.id/diduga- Indonesia. Pegangan Fasilitator Kelas
kurang-giz-bayi-kembar-meninggal- Ibu Hamil. Jakarta: Kementrian
usai-dilahirkan/ Kesehatan RI: Katalog Dalam Terbitan
6. Seputar Banjarnegara. Bupati (KDT); 2014.
banjarnegara Menyerahkan empat unit 11. Mahmudah U. Di Kabupaten Batang
mobil ambulance dalam memperingati Tahun 2010. Semarang: Universitas
hari kesehatan Nasional. Seputar Negeri Semarang; 2011.
banjar.com [Internet]. 2017;2017. 12. Kusuma A, Indawati R. Faktor
Available from: Penyebab Kematian Bayi Di
http://www.seputarbanjar.com/2017/11 Kabupaten Sidoarjo. Dep Biostat dan
/12/bupati-serahkan-4-unit-ambulance/ Kependud FKM UNAIR.
7. Radar Banyumas. Diduga Kurang Gizi, 2015;1(2010):33–42.
Bayi Kembar Meninggal Usai 13. Sukarni I, Sudarti. Patologi Kehamilan,
Dilahirkan. Radar Banyumas.co.id Persalinan, Nifas dan Neonatus Resiko
[Internet]. 2017;2017. Available from: Tinggi. 2014.
17