2015 6588 1 PB
2015 6588 1 PB
2015 6588 1 PB
Rika Andriani
Prodi D3 Rekam Medis & Informasi Kesehatan, FKM, Universitas Veteran Bangun Nusantara
Email: riandriani13@gmail.com
ABSTRACT
Clinical code accuracy is important for health care evaluation, claim reimbursement, research,
and reporting. Accurate code will affect data and information quality. Supervision of pregnancy is the
most common condition treated in obstetrics and gynecology clinics and 60% of inaccurate code were
found. This study aims to obtain an overview of accuracy of supervision of pregnancy code based on
ICD-10. This research was a mixed method sequential explanatory (quantitative-qualitative) with a cross
sectional design. This research object sample was 134 patient data selected using total sampling
technique. Research subjects were 1 coder and 1 doctor who were selected using purposive sampling
technique. Data was collected through documentation study using documentation study form and
interview using interview guidelines. They were analyzed used univariate analysis and content
analysis.The accuracy code in 3 digits accurate category was 22.4% and inaccurate category was 77.6%.
The inaccuracy caused by incompatibility qualifications, method for selecting the clinical code only
based on patient’s condition when got health services, and electronic medical record database was
incomplete. To improve the accuracy of the code, it is necessary to conduct ICD-10 training for doctors
and midwives, doctors or midwives need to review the condition and clinical history of patients, conduct
periodic clinical coding audit, and complete the database on electronic medical records according to
ICD-10.
Keywords: ICD-10, accuracy, clinical coding, electronic medical record
ABSTRAK
Akurasi kode klinis penting untuk evaluasi kualitas layanan kesehatan, penagihan klaim biaya,
penelitian, dan pelaporan. Kode yang akurat akan menghasilkan data dan informasi yang berkualitas.
Pemeriksaan kehamilan merupakan kondisi terbanyak yang ditangani di Klinik Obstetri dan Ginekologi
dan ditemukan 60% ketidakakuratan kode. Penelitian bertujuan untuk menganalisis akurasi kode
pemeriksaan kehamilan berdasarkan ICD-10. Penelitian ini merupakan mixed method sequential
explanatory (kuantitatif-kualitatif) dengan rancangan cross sectional. Sampel penelitian berupa objek
terdiri dari 138 data pasien yang terpilih menggunakan teknik total sampling. Subyek penelitian 1 orang
coder dan 1 orang dokter yang terpilih melalui teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan
melalui studi dokumentasi dan wawancara. Instrumen penelitian menggunakan lembar studi
dokumentasi dan pedoman wawancara. Analisis data kuantitatif menggunakan analisis univariat dan
analisis data kualitatif menggunakan content analysis. Akurasi kode pemeriksaan kehamilan pada
kategori akurat sampai 3 digit sebesar 22,4% dan tidak akurat sebesar 77,6%. Ketidakakuratan kode
pemeriksaan kehamilan disebabkan oleh ketidaksesuaian kualifikasi SDM, pemilihan diagnosis dan
kode hanya berdasarkan kondisi saat pasien melakukan pemeriksaan, dan kode diagnosis pada database
rekam medis elektronik belum lengkap. Untuk meningkatkan akurasi kode perlu dilakukan pelatihan
ICD-10 untuk dokter, dokter atau bidan melakukan review kondisi dan riwayat lain pasien, audit kode
secara berkala, dan melengkapi database pada rekam medis elektronik sesuai ICD-10.
Kata Kunci: ICD-10, akurasi, kode diagnosis, rekam medis elektronik
59
Jurnal Manajemen Informasi dan Administrasi Kesehatan (JMIAK)
ISSN: 2621-6612 | ESSN: 2622-6944 | Email: jmiakmedrec@gmail.com
Volume 04 Nomor 02 November 2021 Halaman 59-68
60
Jurnal Manajemen Informasi dan Administrasi Kesehatan (JMIAK)
ISSN: 2621-6612 | ESSN: 2622-6944 | Email: jmiakmedrec@gmail.com
Volume 04 Nomor 02 November 2021 Halaman 59-68
61
Jurnal Manajemen Informasi dan Administrasi Kesehatan (JMIAK)
ISSN: 2621-6612 | ESSN: 2622-6944 | Email: jmiakmedrec@gmail.com
Volume 04 Nomor 02 November 2021 Halaman 59-68
trimester III tahun 2020 di sebuah rumah Tabel 1. Akurasi Kode Diagnosis
sakit di Provinsi Jawa Tengah. Sampel Pemeriksaan Kehamilan
penelitian sebanyak 134 data pasien pada berdasarkan ICD-10
rekam medis elektronik yang terpilih
menggunakan teknik total sampling. Kategori Jumlah %
Pemilihan sampel menggunakan kriteria Kode Akurat 4 0 0%
inklusi terdapat diagnosis dan kode pada Digit
rekam medis elektronik. Selain itu untuk Kode Akurat 3 30 22,4 %
mengumpulkan data kualitatif Digit
menggunakan subyek penelitian 1 orang Kode Tidak Akurat 104 77,6 %
coder dan 1 orang dokter yang terpilih
Total 134 100 %
melalui teknik purposive sampling.
Pengumpulan data dilakukan
melalui studi dokumentasi dan wawancara. Tabel 1 menunjukkan lebih dari
Instrumen yang digunakan adalah lembar tiga perempat kasus pemeriksaan
studi dokumentasi dan pedoman kehamilan berada pada kategori tidak
wawancara. Analisis data kuantitatif
akurat (77,6%). Persentase kategori akurat
menggunakan analisis univariat dan
analisis data kualitatif menggunakan hingga 4 digit menunjukkan angka 0%
content analysis. Untuk menjamin yang berarti tidak ada kode yang akurat
validitas data digunakan triangulasi empat digit. Persentase akurat sampai tiga
sumber. Informan triangulasi data digit kode menunjukkan angka 22,4%.
kuantitatif merupakan coder yang berasal Ketidakakuratan kode kasus
dari fasilitas pelayanan kesehatan lain.
pemeriksaan kehamilan terlihat dari
Informan triangulasi data kualitatif
merupakan kepala instalasi rekam medis. pemilihan kode yang tidak sesuai dengan
kondisi pasien. Pada kasus pemeriksaan
HASIL kehamilan mayoritas kode yang tertulis di
Akurasi Kode rekam medis elektronik adalah Z34.9.
Untuk mendapatkan gambaran Z34.9 merupakan kode untuk kondisi
akurasi kode kasus pemeriksaan kehamilan supervision of normal pregnancy,
berdasarkan ICD-10, peneliti unspecified atau pemeriksaan kehamilan
membandingkan hasil kode yang ada pada normal, tidak spesifik. Padahal pada bagian
rekam medis elektronik dengan kode lain tertulis kondisi lain pasien yang
koreksi yang berasal dari Informan spesifik dan dapat mengubah kode. Dokter
Triangulasi 1. Selain itu peneliti juga
atau bidan hanya melakukan entry data
melakukan pengecekan ulang dengan kode
diagnosis berdasarkan kondisi utama pada
dari peneliti. Jika terdapat perbedaan kode,
saat dilakukan pemeriksaan kehamilan
Informan Triangulasi 1 dan peneliti akan
melakukan diskusi hingga menemukan tanpa melihat kondisi lain yang dapat
kode yang paling tepat. Hasil rekapitulasi memengaruhi kode. Kondisi tersebut dapat
analisis akurasi kode ditunjukkan pada berupa karakteristik pasien, riwayat
tabel 1. penyakit, atau riwayat kehamilan
terdahulu. Beberapa contoh
62
Jurnal Manajemen Informasi dan Administrasi Kesehatan (JMIAK)
ISSN: 2621-6612 | ESSN: 2622-6944 | Email: jmiakmedrec@gmail.com
Volume 04 Nomor 02 November 2021 Halaman 59-68
63
Jurnal Manajemen Informasi dan Administrasi Kesehatan (JMIAK)
ISSN: 2621-6612 | ESSN: 2622-6944 | Email: jmiakmedrec@gmail.com
Volume 04 Nomor 02 November 2021 Halaman 59-68
64
Jurnal Manajemen Informasi dan Administrasi Kesehatan (JMIAK)
ISSN: 2621-6612 | ESSN: 2622-6944 | Email: jmiakmedrec@gmail.com
Volume 04 Nomor 02 November 2021 Halaman 59-68
65
Jurnal Manajemen Informasi dan Administrasi Kesehatan (JMIAK)
ISSN: 2621-6612 | ESSN: 2622-6944 | Email: jmiakmedrec@gmail.com
Volume 04 Nomor 02 November 2021 Halaman 59-68
tepat sampai digit terakhir akan tersebut meliputi faktor man, method, dan
mendukung identifikasi diagnosis yang machine. Faktor man yang berpengaruh
spesifik. Subkategori 4 karakter paling terhadap keakuratan kode pemeriksaan
tepat digunakan untuk identifikasi, kehamilan yaitu penentuan kode diagnosis
misalnya untuk identifikasi letak anatomi dilakukan oleh dokter atau bidan yang
yang berbeda untuk diagnosis tunggal atau melakukan pelayanan kepada pasien. Hal
diagnosis yang berdiri sendiri untuk grup tersebut tidak sepenuhnya salah karena di
kondisi (WHO, 2016). rumah sakit tersebut ter SOP yang ada
Persentase tepat sampai tiga digit menyatakan bahwa tugas entry diagnosis
kode menunjukkan angka 22,4%. Kode dan kode untuk pelayanan rawat jalan
yang termasuk pada kategori ini digunakan dilakukan oleh dokter, perawat, atau bidan
untuk proses pelaporan ke dinas kesehatan yang memberikan pelayanan. Dokter sudah
dan WHO yang membutuhkan kode 3 pernah mendapatkan pelatihan, namun
karakter. Kategori 3 karakter merupakan jumlah kode yang tidak akurat masih
kode yang wajib dilaporkan ke WHO dari tinggi. Penelitian sebelumnya juga
tiap-tiap negara (WHO, 2016), menemukan intervensi pelatihan ICD-10
Sebesar 77,6% termasuk pada berdampak positif sebesar 38% terhadap
kategori kode yang tidak akurat. Kode yang kelengkapan kode, namun tidak memiliki
tidak akurat dapat diantisipasi jika coder dampak signifikan terhadap akurasi kode
melakukan proses penentuan kode (Dyers et al., 2017).
menggunakan aturan yang berlaku sesuai Penelitian lainnya menemukan
ICD-10. Ketidakakuratan kode diagnosis faktor yang memengaruhi akurasi kode
akan mempengaruhi keakuratan informasi klinis berdasarkan faktor man meliputi
yang dihasilkan, karena kode diagnosis dokter, coder, dan jajaran manajerial
akan menjadi dasar pembuatan laporan (Hosseini et al., 2021). Rumah sakit perlu
yang penting seperti laporan morbiditas, melakukan pelatihan pengodean untuk
laporan sepuluh besar penyakit, dan dokter, perawat, bidan, atau tenaga
laporan kegiatan kesehatan maternal dan kesehatan lain yang harus melakukan entry
perinatal. Ketepatan data diagnosis sangat data diagnosis dan kode pada rekam medis
penting di bidang manajemen data klinis, elektronik. Langkah tersebut perlu diambil
penagihan biaya, dan hal-hal yang agar para tenaga kesehatan memiliki
berkaitan dengan asuhan pelayanan persepsi yang sama terkait diagnosis dan
kesehatan (Hatta, 2013). Selain itu kode yang harus tercatat pada rekam medis
ketidakakuratan kode juga akan pasien. Selain itu pelatihan juga perlu
berpengaruh terhadap besarnya klaim menekankan pentingnya melakukan
penggantian biaya pelayanan kesehatan pengecekan kondisi lain dan riwayat
yang dibayarkan oleh pihak asuransi atau kesehatan pasien karena akan
penjamin biaya pasien. Ketidaklengkapan memengaruhi pemilihan kode. Penelitian
resume dan ketidaktepatan koding di sebelumnya menemukan bahwa pelatihan
rumah sakit menyebabkan klaim INA- secara signifikan berpengaruh terhadap
CBGs yang diterima lebih rendah 4% kelengkapan dan akurasi kode penyakit,
sehingga dapat mengurangi pendapatan RS penyebab cedera luar, prosedur medis,
(Opitasari & Nurwahyuni, 2018). penyebab kematian (Kiongo et al., 2020).
Terdapat beberapa faktor yang Faktor machine yaitu kode diagnosis
terkait langsung dengan ketidakakuratan yang ada di dalam database rekam medis
kode pemeriksaan kehamilan. Faktor elektronik masih belum lengkap, terutama
66
Jurnal Manajemen Informasi dan Administrasi Kesehatan (JMIAK)
ISSN: 2621-6612 | ESSN: 2622-6944 | Email: jmiakmedrec@gmail.com
Volume 04 Nomor 02 November 2021 Halaman 59-68
67
Jurnal Manajemen Informasi dan Administrasi Kesehatan (JMIAK)
ISSN: 2621-6612 | ESSN: 2622-6944 | Email: jmiakmedrec@gmail.com
Volume 04 Nomor 02 November 2021 Halaman 59-68
Dyers, R., Ward, G., du Plooy, S., Fourie, Zareiyan, A., Eslami, S., 2021.
S., Evans, J., Mahomed, H., 2017. Factors Affecting the Quality of
Training and Support to Improve ICD Diagnosis Coding Data with A
Coding Quality: A controlled Before- Triangulation View: A Qualitative
and-After Impact Evaluation. South Study. Int. J. Health Plann. Manage.
African Med. J. 107, 501–506. 36, 1666–1684.
Feder, S.L., 2018. Data Quality in Kiongo, J., Yitambe, A., Otieno, G., 2020.
Electronic Health Records Research: Improving the Quality of Clinical
Quality Domains and Assessment Coding through the Training of
Methods. West. J. Nurs. Res. 40, Health Records and Information
753–766. Officers in Selected Hospitals ,
Hatta, G.R., 2013. Pedoman Manajemen Nairobi City Abstract 6, 1–11.
Informasi Kesehatan di Sarana Opitasari, C., Nurwahyuni, A., 2018. The
Pelayanan Kesehatan. Penerbit Completeness and Accuracy of
Universitas Indonesia., Jakarta. Clinical Coding for Diagnosis and
Horsky, J., Drucker, E.A., Ramelson, H.Z., Medical Procedure on the INA-CBGs
2017. Accuracy and Completeness of Claim Amounts at a Hospital in South
Clinical Coding Using ICD-10 for Jakarta. Heal. Sci. J. Indones. 9, 14–
Ambulatory Visits. AMIA ... Annu. 18.
Symp. proceedings. AMIA Symp. WHO, 2016. International Statistical
2017, 912–920. Classification of Diseases and
Hosseini, N., Kimiafar, K., Mostafavi, Ralated Health Problems Tenth
S.M., Kiani, B., Zendehdel, K., Revision (ICD-10). WHO, Geneva.
68