Jurnal Civicus

Vol. 22 No. 1, Juni-2022, pp. 1 - 6

e-ISSN: 2656-3606 p-ISSN: 1412-5463
Available online at: civicus.upi.edu

IMPLEMENTATION OF ARCHIPELAGO INSIGHTS IN GROWING

ATTITUDE OF NATIONALISM IN YOUNG GENERATIONS
Muhammad Naufal Rafif Pratama1, Fatma Ulfatun Najicha2
1
naufal.rafif@student.uns.ac.id, 2Fatmanajicha_law@staff.uns.ac.id
Universitas Sebelas Maret

Article Information ABSTRACT

Received : 26-04-2022 Globalization has brought various bad effects to Indonesia, one of which is
Revised : 25-05-2022 westernization. So, we need a point of view that can combat westernization which is
Accepted : 29-06-2022 manifested in the form of Archipelago Insights. Even so, there are still many Indonesians
Publishes : 30-06-2022 who have not instilled the values of the Archipelago Insight into their lives. As a result,
their nationalism, especially their love for the homeland, will be lacking. Therefore, this
Keywords: research was conducted to identify why this event could occur, and then to help readers,
Archipelago Insight especially the younger generation, to be able to recognize and understand the identity of
Globalization the Indonesian people so as to instill the values of insight into the archipelago and an
Nationalism attitude of love for the homeland. This research is a compilation of findings from various
sources, such as journals, articles, and books that discuss Archipelago Insights,
globalization, nationalism, and so on which will then be discussed to show methods that
can be used to increase nationalism. From the results of this study, nationalism can arise
when there is a push from Wawasan Nusantara which provides a view of Indonesia
through personality.

IMPLEMENTASI WAWASAN NUSANTARA DALAM

MENINGKATKAN RASA NASIONALISME PADA GENERASI MUDA
ABSTRAK
Kata Kunci: Globalisasi telah membawa berbagai pengaruh buruk ke Indonesia, salah satunya adalah
Wawasan Nusantara westernisasi. Jadi, diperlukan sebuah sudut pandang yang dapat memerangi westernisasi
Globalisasi yang terwujud dalam bentuk Wawasan Nusantara. Meskipun begitu, masih banyak warga
Nasionalisme Indonesia yang belum menanamkan nilai-nilai Wawasan Nusantara ke dalam kehidupan
mereka. Akibatnya, sikap nasionalisme mereka, khususnya pada sikap cinta tanah air
akan kurang. Maka dari itu, penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi mengapa
peristiwa ini bisa terjadi, lalu untuk membantu pembaca, khususnya generasi muda, untuk
dapat mengenal dan memahami jati diri bangsa Indonesia yang sehingga dapat untuk
menanamkan nilai-nilai wawasan nusantara dan sikap cinta tanah air. Penelitian ini
merupakan kompilasi temuan dari berbagai sumber, seperti jurnal, artikel, maupun buku
yang membahas tentang Wawasan Nusantara, globalisasi, nasionalisme, dan seterusnya
yang selanjutnya akan dibahas untuk menunjukkan metode yang dapat digunakan untuk
meningkatkan nasionalisme. Dari hasil penelitian ini, nasionalisme dapat muncul ketika
ada dorongan dari Wawasan Nusantara yang memberikan pandangan tentang Indonesia
melalui kepribadian.

Copyright © 2022. Muhammad Naufal Rafif Pratama, Fatma Ulfatun Najicha

Email : Civicus@upi.edu
Jurnal Civicus, 22 (1), Juni 2022

PENDAHULUAN nasionalisme di kalangan warga Indonesia,

Tidak perlu adanya pengamatan mendalam khususnya generasi muda. Pemahaman ini dapat
untuk menyadari bahwa dewasa ini, masyarakat diberikan melalui berbagai cara, salah satunya
menjadi semakin terhubung terhadap lingkungan pendidikan. Seperti yang telah tertulis pada UU
di sekitarnya. Berkat globalisasi, masyarakat No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
menjadi lebih dinamis, lebih terhubung, dan lebih Nasional, “Pendidikan nasional adalah
berpengetahuan terhadap lingkungan di pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan
sekitarnya. Globalisasi membawa banyak hal, Undang-Undang Dasar Negara Republik
teknologi, ilmu pengetahuan, komunikasi jarak Indonesia Tahun 1945, yang berakar pada nilai
jauh, hal-hal yang sebelumnya merupakan agama, kebudayaan nasional Indonesia dan siap
sesuatu yang langka sekarang bisa diakses oleh terhadap tuntutan perubahan zaman”. Untuk
hampir semua orang. Secara sekilas, globalisasi memenuhi hal ini, maka dibutuhkan suatu
dapat dilihat sebagai hal yang positif, memang pendidikan Kewarganegaraan.
benar, akan tetapi ada dua sisi pada setiap koin. Seharusnya, hal ini sudah tidak asing lagi
Jan Aart Scholte (2001) menyatakan bagi generasi muda, khususnya mahasiswa.
bahwa relasi globalisasi dan kebudayaan dapat Semua orang telah yang mengikuti sistem
diamati melalui lima indikator: (1) pendidikan formal di Indonesia pasti telah
internasionalisasi, (2) liberalisasi ekonomi, (3) terpapar dengan pendidikan Kewarganegaraan,
westernisasi, (4) demokratisasi, dan (5) bahkan di perguruan tinggi sekalipun. UU No 20
deteritorialisasi. Di dalam indikator tersebut Tahun 2003 juga menyatakan bahwa “mata
terdapat westernisasi, yang melihat budaya kuliah pengembangan kepribadian di perguruan
Indonesia, akan menyebabkan adanya bentrokan. tinggi terdiri atas pendidikan agama, pendidikan
Budaya barat membawa banyak hal yang Kewarganegaraan, dan bahasa Indonesia”. Jadi,
bertentangan dengan budaya Indonesia, sikap dan nilai-nilai nasionalisme sudah tertanam
contohnya saja, pakaian. Semakin lama, jumlah pada tiap-tiap warga negara. Namun tetap saja,
orang yang memakai pakaian tidak sesuai norma masih banyak orang, khususnya generasi muda,
semakin sering terlihat. Dan tidak hanya pakaian, yang memiliki sikap nasionalisme rendah.
masih banyak lagi hal-hal lain yang terpengaruhi Nasionalisme tidak dapat terwujud apabila
oleh globalisasi. Sesungguhnya, Pengaruh rakyat yang dimaksud tidak memiliki sesuatu
globalisasi terhadap kebudayaan bangsa kita yang dapat dibanggakan, sesuatu yang penting
sangat lah besar (Choerunnisa,2018), tidak bagi rakyat tadi sehingga pantas untuk dibela.
terkecuali pada nasionalisme dan cinta tanah air. Bangsa Indonesia tentu tidak kekurangan akan
Jika seseorang yang telah menerima hal ini. Sensus BPS tahun 2010 menyatakan
budaya barat dengan tangan terbuka lebar, kita bahwa terdapat 1.340 suku bangsa di Indonesia,
hanya tinggal menunggu waktu saja untuk ia yang tentunya memiliki budaya yang beragam,
mulai meninggalkan budayanya sendiri. Setelah sebuah jati diri. Namun tetap saja, banyak dari
itu, dapat dipastikan bahwa lama-kelamaan ia generasi muda yang menganggap rendah
juga akan mulai meninggalkan rasa budayanya sendiri. Setelah terpapar dengan
nasionalismenya. Ini telah menjadi sesuatu yang budaya luar, mereka mulai meninggalkan budaya
wajar dewasa ini, khususnya pada kota-kota besar mereka sendiri, dan akibatnya jati diri bangsa
dimana dampak globalisasi berada pada mereka ikut pudar. Ini juga merupakan salah satu
puncaknya. Namun, ada hal yang dapat untuk masalah yang cukup memprihatinkan.
melawan dampak globalisasi dan secara tidak Jadi, pertanyaannya adalah bagaimana kita
langsung ikut untuk memunculkan sikap mengimplementasikan konsep Wawasan
nasionalisme, yaitu Wawasan Nusantara. Nusantara tadi ke generasi muda secara lebih
Pemahaman tentang Wawasan Nusantara efisien. Dewasa ini, kita menerima dahsyatnya
dapat dijadikan salah satu upaya untuk melawan efek globalisasi yang telah merasuk ke dalam
berbagai pengaruh buruk globalisasi. Wawasan setiap aspek dalam kehidupan kita, dan dapat
Nusantara dapat membangun rasa dan sikap dipastikan akan terus meningkat seiring dengan
perkembangan teknologi. Maka, sikap

Pratama & Najicha. Implementasi Wawasan Nusantara Dalam Meningkatkan Rasa Nasionalisme Pada
Generasi Muda | 2
Jurnal Civicus, 22 (1), Juni 2022

nasionalisme kuat sangatlah diperlukan untuk identitas atau jati diri Bangsa Indonesia. Lalu,
melawan berbagai pengaruh buruk globalisasi menurut M. Panggabean (1979), Wawasan
seperti hedonisme, individualisme, westernisasi, Nusantara adalah doktrin politik bangsa
dan lain-lain. Indonesia untuk mempertahankan kelangsungan
hidup Negara Republik Indonesia, yang
METODE didasarkan pada Pancasila dan UUD 1945 dengan
Metode Penelitian ini merupakan memperhitungkan pengaruh geografi, ekonomi,
penelitian studi literatur yang artinya sendiri demografi, teknologi dan kemungkinan strategi
adalah serangkaian kegiatan yang berkenaan yang tersedia. Jadi, dapat disimpulkan bahwa
dengan metode pengumpulan data pustaka, pada dasarnya Wawasan Nusantara adalah cara
membaca dan mencatat, serta mengelola bahan pandang dan sikap bangsa mengenai lingkungan
penelitian (Zed: 2008, hlm. 3). Penelitian ini akan dan diri sendiri dengan mengutamakan persatuan
berpusat pada penelitian yang membahas tentang dan kesatuan bangsa demi menyelenggarakan
Wawasan Nusantara dan nasionalisme secara kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
keseluruhan, khususnya yang terkait dengan efek bernegara dengan tujuan mencapai tujuan
dari Wawasan Nusantara terhadap aspek nasional.
nasionalisme dan jati diri bangsa. Penelitian ini Seperti yang telah disebutkan, Indonesia
juga akan mendiskusikan tentang berbagai upaya adalah negara yang sangat beragam dengan
yang dapat dilakukan untuk meningkatkan seribu lebih suku. Masyarakat yang sangat
nasionalisme pada generasi muda, baik itu majemuk seperti ini harus dapat untuk
melalui Wawasan Nusantara ataupun metode- membanggakan budayanya sendiri tanpa
metode lainnya. Untuk teknik pengumpulan data, menganggap rendah budaya lainnya. Bangsa
penelitian ini akan menggunakan dokumentasi Indonesia harus bisa untuk mengabaikan berbagai
seperti buku, artikel, ataupun berbagai dokumen perbedaan dan mengutamakan persatuan demi
resmi yang relevan. kelangsungan hidup bangsa. Hal ini dapat
dilakukan dengan mudah berkat Wawasan
HASIL DAN PEMBAHASAN Nusantara. Wawasan Nusantara memberikan
Hasil sebuah gagasan atau ide untuk menjalin persatuan
Hasil Wawasan berasal dari kata ‘wawas’ dan kesatuan dalam memberikan sebuah cara
yang artinya pandangan, tanggapan, tinjauan, pandang tentang identitas diri bangsa. Rasa
atau juga bisa ‘cara pandang’. Sedangkan kata identitas / jati diri bangsa merupakan salah satu
Nusantara berasal dari kata ‘nusa’ artinya pulau- langkah awal untuk membangun rasa
pulau dan ‘antara’ yang artinya di antara. Jadi nasionalisme.
dapat diartikan Wawasan Nusantara adalah cara Wawasan Nusantara yang merupakan
memandang atau meninjau pulau-pulau yang pedoman dari nasionalisme secara konstitusional
tersebar di wilayah seluruh Indonesia. memiliki tujuan yang telah tertuang dalam TAP
Beberapa ahli memiliki pendapat yang MPR Nomor: IV/MPR/1973, TAP MPR Nomor:
berbeda mengenai Wawasan Nusantara, Prof. IV/MPR/1978, TAP MPR Nomor: II/MPR/1983,
Wan Usman (2000) berpendapat Wawasan dan TAP MPR Nomor: II/MPR/1993. Namun,
Nusantara adalah cara pandang bangsa Indonesia pada dasarnya, Wawasan Nusantara memiliki
mengenai diri dan tanah air sebagai negara tujuan mewujudkan nasionalisme yang tinggi di
kepulauan dalam segala aspek kehidupan yang segala aspek kehidupan rakyat Indonesia yang
beragam. Sedangkan menurut Sumarsono (2002), lebih mementingkan kepentingan nasional dari
Wawasan Nusantara merupakan nilai yang pada kepentingan Individu, kelompok, golongan,
menjiwai segenap peraturan perundang- suku bangsa, atau daerah (Widayarti: 2020, hlm.
undangan pada setiap strata di seluruh wilayah 6).
negara, sehingga menggambarkan sikap dan Wawasan Nusantara juga dipengaruhi oleh
perilaku, paham serta semangat kebangsaan atau berbagai faktor. Yang paling jelas tentunya
nasionalisme yang tinggi dan merupakan adalah faktor wilayah yang meliputi wilayah-
wilayah kepulauan di Indonesia, konsep kelautan,

Pratama & Najicha. Implementasi Wawasan Nusantara Dalam Meningkatkan Rasa Nasionalisme Pada
Generasi Muda | 3
Jurnal Civicus, 22 (1), Juni 2022

dan juga karakteristik wilayah di sekitar Perlu adanya suatu metode yang mampu untuk
Nusantara. Lalu ada faktor geopolitik yang menanamkan nilai-nilai Wawasan Nusantara ke
merupakan sistem politik atau peraturan- seluruh rakyat Indonesia. Sejak dari kita masuk
peraturan dalam wujud kebijaksanaan dan sekolah, mulai dari SD hingga Perguruan Tinggi
strategi nasional yang didorong oleh letak sekalipun kita telah mendapatkan nilai-nilai ini
geografis suatu negara. Ketiga ada faktor melalui Pendidikan Kewarganegaraan. Namun
perkembangan wilayah Indonesia dan dasar dapat dilihat bahwa PKn saja tidak cukup, suatu
hukumnya. Indonesia selalu berubah seiring cara efektif diperlukan untuk dapat menanamkan
dengan berjalannya waktu yang mengakibatkan Wawasan Nusantara dan nasionalisme dengan
ikut berubahnya konsep Wawasan Nusantara. lebih baik dan ikut membangun kepribadian dan
Nasionalisme, yang didefinisikan oleh jati diri bangsa.
KBBI sebagai kesadaran keanggotaan dalam Telah disebutkan bahwa nilai Wawasan
suatu bangsa yang secara potensial atau aktual Nusantara telah diberikan sejak dini melalui
secara bersama-sama untuk mencapai, Pendidikan Kewarganegaraan. Namun seiring
mempertahankan, dan mengabadikan identitas, dengan bertambahnya usia, tidaklah aneh jika
integritas, kemakmuran, dan kekuatan bangsa itu, sebagian orang merasa jenuh karena selalu PKn
yakni semangat kebangsaan merupakan salah selama mereka menuntut ilmu. Jadi, ketika
satu produk yang dapat dihasilkan dari Wawasan mereka melihat ada budaya barat yang datang ke
Nusantara. Nasionalisme dapat timbul ketika ada Indonesia, mereka merasa tertarik, karena budaya
ikatan budaya yang menyatukan dan mengikat barat jauh berbeda dengan budaya Indonesia.
rakyat Indonesia yang majemuk untuk bersatu Dimana budaya Indonesia yang mengutamakan
menjadi satu bangsa yang memiliki ikatan moral dan sopan santun digantikan oleh budaya
negara-bangsa. Namun, tentu saja hal ini tidak Barat yang cenderung bebas.
dapat timbul dengan paksaan, setiap anggota Banyak dari generasi muda yang sudah
masyarakat harus dapat bersatu dengan sukarela mulai mengadopsi kebudayaan barat ke dalam
karena keinginan untuk mewujudkan kehidupan muda. Perwujudannya pun bermacam-
kepentingan yang luhur, yang pada akhirnya macam, mulai dari cara berpakaian, selera
menciptakan sebuah identitas nasional atau makanan, film yang dilihat, dan macam-macam
identitas sebuah bangsa. lagi jenisnya. Ada beberapa faktor yang
Untuk menanamkan nilai nasionalisme menyebabkan hal ini, salah satunya adalah tentu
pada masyarakat, Wawasan Nusantara dapat saja kejenuhan. Generasi muda yang senantiasa
diimplementasikan ke dalam seluk beluk terpapar budaya Indonesia sejak dari mereka lahir
kehidupan dengan menjadikan Pancasila sebagai tentu saja pasti akan tertarik dengan budaya barat
pedoman dalam bermasyarakat, bernegara, dan yang terlihat lebih modern dan bebas. Telah
berbangsa. Pancasila memberikan nilai tentang dijelaskan bahwa budaya barat masuk ke
hal ini khususnya di sila ketiga, “Persatuan Indonesia melalui globalisasi, jadi untuk lebih
Indonesia”. Sila ini mengandung nilai untuk kita menyebarkan nilai-nilai Wawasan Nusantara,
selalu menjaga persatuan dan keutuhan negara kita bisa ikut memanfaatkan globalisasi.
kita agar tidak terpecah belah. Rakyat Indonesia Globalisasi telah membawa sosial media
harus saling bergotong royong dan bekerja sama ke Indonesia, hal ini merupakan hal yang dapat
dalam kehidupan bermasyarakat demi memenuhi membantu untuk menyebarkan Wawasan
hal ini. Rasa untuk persatuan dan membela Nusantara. Berdasarkan data Indonesia Millenial
negara ini merupakan suatu sikap nasionalisme Report (2019), 70,4 persen anak muda milenial
yang kuat. melihat informasi terkini melalui media sosial.
Jika Wawasan Nusantara pada awalnya diberikan
Pembahasan hanya dalam bentuk pendidikan formal, dengan
Pembahasan Wawasan Nusantara sosial media Wawasan Nusantara dapat disajikan
merupakan hal yang sangat penting dalam dalam bentuk konten yang menarik. Melihat
membangun kepribadian diri bangsa Indonesia. jumlah pengguna media sosial yang yang cukup
besar, maka dapat diprediksi bahwa konten yang

Pratama & Najicha. Implementasi Wawasan Nusantara Dalam Meningkatkan Rasa Nasionalisme Pada
Generasi Muda | 4
Jurnal Civicus, 22 (1), Juni 2022

dibuat akan mencapai banyak orang dari generasi secara potensial atau aktual secara bersama-sama
muda. untuk mencapai, mempertahankan, dan
Konten yang dibuat pun juga harus sesuai mengabadikan identitas, integritas, kemakmuran,
dengan minat generasi muda. Misalnya, sebuah
dan kekuatan bangsa dapat muncul ketika ada
konten yang menunjukkan modifikasi dari baju
batik sehingga sesuai dengan kesukaan generasi dorongan dari Wawasan Nusantara yang
muda terhadap pakaian model barat. Konten yang memberikan pandangan tentang Indonesia
dibuat pun tidak boleh sedikit demi mencapai melalui kepribadian.
audiens yang lebih luas. Jika dilakukan dengan Untuk lebih menyebarkan Wawasan
benar, maka hal ini akan menyebarkan nilai-nilai Nusantara, kita dapat memanfaatkan globalisasi
Wawasan Nusantara. khususnya dalam penggunaan sosial media.
Tidak hanya dengan sosial media saja, kita
Namun, kita juga bisa untuk menggunakan cara
bisa menggunakan hal lain yang lebih langsung,
seperti event kebudayaan. Event yang dibuat juga yang lebih konvensional seperti pengadaan event.
harus dapat dikunjungi orang sebanyak-
banyaknya, hal ini dapat dicapai dengan DAFTAR RUJUKAN
menjadikan event tadi tanpa biaya. Event yang Widayarti, S. (2020). Wawasan Nusantara.
dibuat juga tidak boleh setengah hati, karena jika Semarang: Alprin.
event tersebut berhasil maka dapat ikut Pusat Lembaga Penelitian dan Pengabdian
menanamkan nilai Wawasan Nusantara. Masyarakat Politeknik Kesehatan
Jika nilai Wawasan Nusantara sudah Majapahit. (2015). Panduan Penyusunan
tertanam pada generasi muda, maka rasa Studi Literatur. Mojokerto: STIKES
nasionalisme akan muncul dengan sendirinya. Majapahit.
Mungkin pada awalnya sikap nasionalisme hanya Efendi, A & Zulfahmi. (2021). Pengaruh
pada sekadar pembelaan terhadap budaya. Globalisasi Terhadap Nilai Nasionalisme
Namun, lama-kelamaan ketika ketika ada Generasi Muda. Iuris Studia: Jurnal Kajian
ancaman yang berasal dari luar yang dirasa Hukum, 2(1), hlm. 26-33.
membahayakan, akan mulai tumbuh semangat Ratih, D. U & Najicha, F. U. (2021). Wawasan
nasionalisme yang mendorong sikap untuk Nusantara Sebagai Upaya Membangun
mempertahankan diri dari segala ancaman Rasa dan Sikap Nasionalisme Warga
marabahaya. Negara: Sebuah Tinjauan Literatur. Jurnal
Global Citizen, 10(2), hlm. 59-64.
Lukum, R. (2005). Upaya Peningkatan
SIMPULAN Pemahaman Wawasan Nusantara Sebagai
Globalisasi telah membawa berbagai Sarana dalam Meningkatkan Semangat
pengaruh buruk ke Indonesia, contohnya adalah Nasionalisme Bagi Warga Negara
westernisasi yang jika dibiarkan dapat Indonesia. Repository Universitas Negeri
mempengaruhi kepribadian rakyat Indonesia, Gorontalo.
terutama pada nasionalisme. Oleh karena itu, ada Rosadi, B. dkk. (2020). Pengaruh Pesan Politik
Wawasan Nusantara merupakan sudut pandang di Media Sosial Terhadap Peningkatan
Literasi Politik Generasi Milenial. Jurnal
bangsa Indonesia mengenai diri sendiri dan
Civicus, 20(1), hlm. 26-30.
lingkungannya yang mengutamakan kesatuan Syamsuddin, A. (2021). Terkaman Konsumsi
dan persatuan demi mencapai tujuan dan cita-cita Gadget sebagai Produk Globalisasi
nasional dengan ikut memperhatikan dasar Melawan Degradasi Kebudayaan
falsafah dan sejarah bangsa sesuai dengan kondisi Nasional. Ad-Dariyah: Jurnal Dialekta,
keberadaan dan kondisi geografi negara. Sosial dan Budaya, 2(2), hlm. 16-33.
Nasionalisme, yang merupakan Ahmad, A & Nurhidaya. (2020). Media Sosial
dan Tantangan Masa Depan Generasi
kesadaran keanggotaan dalam suatu bangsa yang

Pratama & Najicha. Implementasi Wawasan Nusantara Dalam Meningkatkan Rasa Nasionalisme Pada
Generasi Muda | 5
Jurnal Civicus, 22 (1), Juni 2022

Milenial. Avant Garde: Jurnal Ilmu

Komunikasi, 8(2), hlm. 134-148.
Suyatno. (2009). Urgensi Pendidikan Karakter.
Depdiknas.

Pratama & Najicha. Implementasi Wawasan Nusantara Dalam Meningkatkan Rasa Nasionalisme Pada
Generasi Muda | 6