1 SM
1 SM
1 SM
Abstarct : The Symbolic Meaning of the Mapacci Procession at the Bugis Pangkep
Traditional Wedding in the Pa'bundukang Village, Pangkep Regency. This thesis aims to
describe the meaning of symbols contained in the mapacci cultural tradition in the Bugis Pangkep
traditional area. This study uses a qualitative research method with semiotic analysis of Charles
Sandres Pierce using the typology of Pierce's sign. The data in this study were collected through
in-depth interviews, observation and documentation. The data collection technique used three
stages of testing: represtment, object and interpretant. The results of this study show that. 1) The
procession of the implementation of mapacci is carried out through 4 main stages, namely:
Mapasili, khamatal Al-qur'an, Barasanji and Mapacci. 2). The symbolic meanings of the mapacci
procession are: (1) the pillow symbolizes mutual respect (sipakatau), honor, and glory or dignity,
(2) the silk sarong means self-respect, istikamah, and perseverance, (3) banana shoots means as
connect each other or live sustainably, (4) jackfruit leaves mean lofty ideals or hopes, and honesty,
(5) pacci leaves mean cleanliness or holiness, (6) rice means well-developed, blooming, and
prosperous, ( 7) candles are meaningful as sulo mattappa (sulo of life/lighting) or give light to the
path taken, (8) a pacci place or container, meaning as a unit, (9) water as a complement.
Abstrak: Makna Simbolik Prosesi Mapacci Pada Pernikahan Adat Bugis Pangkep di
Kelurahan Pa’bundukang Kabupaten Pangkep. Penelitian ini bertujuan untuk
mendeskripsikan makna simbol yang terkandung dalam tradisi budaya mapacci di daerah adat
Bugis Pangkep. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan analisis semiotika
Charles Sandres Pierce dengan menggunakan tipologi tanda Pierce. Data pada penelitian ini
dikumpulkan melalui wawancara mendalam, observasi dan dokumentasi. Teknik pengumpulan
data menggunakan tiga tahap pengujian: represtment, objek dan interpretant. Hasil penelitian ini
menujukkan bahwa.1) Prosesi pelaksanaan mapacci dilakukan melalaui 4 tahapan utama yaitu:
Mapasili, khamatal Al-qur’an, Barasanji dan Mapacci. 2). Makna simbolik pada prosesi mapacci
yaitu:(1) bantal melambangkan sebagai saling menghargai (sipakatau), kehormatan, dan
kemuliaan atau martabat, (2) sarung sutera bermakna sebagai harga diri, sifat istikamah, dan
ketekunan, (3) daun pucuk pisang bermakna sebagai saling menyambung atau hidup
berkesinambungan, (4) daun nangka bermakna sebagai cita-cita luhur atau pengharapan, dan
kejujuran, (5) daun pacci bermakna sebagai kebersihan atau kesucian, (6) beras bermakna sebagai
berkembang dengan baik, mekar, dan makmur, (7) lilin bermakna sebagai sulo mattappa (sulo
Kehidupan/ penerangan) atau memberi sinar pada jalan yang ditempuh, (8) tempat pacci atau
wadah, bermakna sebagai kesatuan, (9) Air sebagai pelengkap.
Upacara adat mappacci merupakan sebuah penggunaan simbol memiliki syarat makna yang
rangkaian perayaan pesta pernikahan dikalangan butuh pemahaman mendalam guna memahaminya,
masyarakat Bugis yang masih kental dengan adat mappacci yang dimaksudkan membersihkan segala
istiadatnya. Pada prosesi mappacci terkadang sesuatu dan mensucikan diri dari hal yang tidak
1
2 PANRITA: Jurnal Bahasa dan Sastra Daerah serta Pembelajarannya, 3 (1) Februari 2022
baik, yang melambangkan kesucian hati calon saling berkaitan dalam bentuk tatanan sosial
pengantin menghadapi hari esok, khususnya mereka.
memasuki bahtera rumah tangga. Proses mappacci memiliki makna dan pesan
Mappacci berasal dari kata pacci yaitu daun tersendiri dalam adat istiadat pernikahan
yang dihaluskan untuk penghias kuku, mirip masyarakat Bugis Pangkep. Oleh karena itu,
bunyinya dengan kata paccing artinya bersih atau penulis tertarik untuk mengetahui makna pada
suci. Melambangkan kesucian hati calon pengantin upacara adat mappacci dalam prosesi pernikahan
menghadapi hari esok, khususnya memasuki dimana terkandung penggunaan simbol, lambang
bahtera rumah tangga meninggalkan masa gadis dan makna pada pernikahan adat Bugis Pangkep
sekaligus merupakan malam yang berisi doa. karena makna dan pesan pada symbol tradisi
Dalam kesusasteraan Bugis terdapat pantun yang mapacci ini belum terungkap jadi pelu di lakukan
berbunyi: Duwa Kuala sappo unganna panasae penelitian. Berdasarkan anggapan pada penelitian
nabelo kanukue; Penjelasan pada kalimat ini adalah ini bahwa pentingya judul ini diteiti karena
ada dua yang dijadikan pegangan, yaitu unganna sebelum saya mengambil judul ini saya melihat
panasae dan belo nakanukue. Unganna Panase itu masalah dalam masyarakat Bugis Pangkep masih
disimbolkan lempu yang berarti jujur. Sedangkan banyak yang belum mengetahui apa itu mappaci
belona kanukue disimbolkan paccing yang berarti dan simbol yang terkandung dalam prosesi
bersih, suci. Jadi kejujuran dan kesucian mappaci terutama pada masyarakat yang masih
merupakan benteng dalam kehidupan, karena muda.
kesucian adalah pancaran kalbu yang menjelma Merujuk dari berbagai penelitian yang
dalam kejujuran. dilakukan untuk mengungkapkan makna dan
Mappacci dilaksanakan pada saat simbol disuatu daerah yang sering dilakukan oleh
tudampenni/wenni (pada malam hari), mappacci peneliti-peneliti lain, diantaranya: Penelitian
merupakan adat upacara yang sangat kental dengan (Rappe: 2016) dengan judul penelitian Nilai-nilai
nuansa batin. Dengankeyakinan bahwa segala Budaya Pada Upacara Mappacci Di Desa Tibona
sesuatu yang baik harus didasari oleh niat dan Kecamatan Bulukumba Kabupaten Bulukumba.
upaya yang baik pula. Upacara adat mappacci Hasil penelitian yang didapatkan Rappe
melibatkan kerabat dan keluarga untuk direstui adalah nilai kekeluargaan, nilai tenggang rasa, nilai
kepada kedua mempelai. Dengan demikian terukir keindahan, dan nilai pendidikan. Adapun
kebahagiaan mendalam bagi calon mempelai persamaan dan perbedaan dalam penelitian ini
dalam menempuh kehidupan selanjutnya sebagai yaitu: persamaannya sama-sama mengkaji budaya
suami istri serta mendapatkan keberkahan dari mappacci dan perbedaannya yaitu penelitian Rappe
Allah swt. hanya berfokus meneliti nilai-nilai budaya yang
Adapun faktor yang mendorong peneliti untuk terkandung dalam upacara mappacci sedangkan
mengangkat judul ini adalah karena peniliti tertarik penulis lebih berfokus pada makna dari simbol-
untuk mengetahui proses pelaksanaan tradisi simbol yang terkandung dalam acara mappacci.
mapacci pada pernikahan adat Bugis. Selain itu Penelitian (Alam:2016) dengan judul Simbol
peniliti juga tertarik untuk mengetahui semua dalam Kanre Jawa Mangkasarak. Di dalam
makna simbol yang di gunakan dalam prosesi penelitian tersebut, Alam lebih menjelaskan
mappaci antara lain (sarung sutra sebanyak 7 tentang makna simbol yang terkandung dalam
lembar, daun pucuk pisang, kue 12 macam, beras 4 simbol kanre jawa mangkasarak. Adapun
liter, al-quran, kayu manis, bantal, daun pacci, persamaan dan perbedaan dalam penelitian ini
bedak basah, air minyak, lilin merah 3 buah, tempat yaitu: persamaannya sama-sama meneliti makna
pacci, gula merah, dan kelapa) karena selama ini simbol dengan menggunakan kajian semiotika dan
masyarakat Bugis pangkep hanya mengetahui kata perbedaannya terletak pada objeknya dan penulis
mappaci saja. lebih berfokus meneliti tentang makna yang
Upaya untuk membina nilai-nilai tradisi terkandung dari simbol yang digunakan dalam
daerah sebagai bagian dari tradisi nasional dengan acara mappacci.
berdasarkan pada penerapan nilai-nilai luhur dan Penelitian (Mantang:2018) dengan judul
kearifan lokal masyarakat Pangkep. Dalam Makna Simbol pada Perayaan Jepe Syura di Pulau
masyarakat manapun, keberadaan lembaga adat Barrang Lompo Kecamatan Sangkarrang Kota
merupakan salah satu aspek utama yang diharapkan Makassar (Pendekatan Semiotik). Hasil peneliti ini
untuk menjaga dan melestarikan tradisi tersebut, di yaitu mendeskripsikan makna simbol pada
sisi lain baik karena dinilai penting oleh perayaan Jepe Syura di Pulau Barrang Lompo
anggotanya maupun fungsinya sebagai struktur Kecamatan Sangkarrang Kota Makassar
dasar akan suatu tatanan dalam bermasyarakat. menggunakan pendekatan semiotika yang meliputi
Pengetahuan tentang prinsip-prinsip mapacci simbol benda dan simbol suasana pada Jepe Syura.
sangat diperlukan guna memahami apa yang Adapun persamaan dan perbedaan dalam penelitian
mendasari sebagai aspek kehidupan masyarakat ini yaitu: persamaannya sama-sama mengkaji
yang dianggap paling penting oleh orang Bugis dan makna dan simbol menggunakan kajian semiotika
Rita Harnita, Muhammad Saleh, Hajrah: Makna Simbolik… 3
dan perbedaannya terletak pada objeknya Adapun daun yang digunakan pada saat Mappasili
sedangkan penulis lebih berfokus meneliti tentang yaitu daun Tabbang atau daun pasilli agar calon
makna yang terkandung dari simbol yang pengantin tidak takenna-kenna atau dijauhkan dari
digunakan dalam acara mappacci. hal yang tidak baik. Mappasili juga diwajibkan
untuk semua calon pengantin sebelum dilaksankan
METODE PENELITIAN prosesi mappacci”.
Berdasarkan wawancara tersebut dapat
Jenis penelitian ini adalah penelitian Kualitatif disimpulkan bahwa mapasili yang berarti
dengan menggunakan analisis teks untuk membersihkan dan mesucikan diri dari segala
memahami makna simbol yang terkandung dalam perbuatan yang tidak baik dan mengusir roh-roh
Tradisi Mappacci (Analisis Semiotika Pierce) jahat dan agar calon pengantin juga memiliki wajah
dengan penelitian kualitatif tidak menggunakan cerah dan badan yang semakin ringan.
angka-angka tetapi menggunakan sebuah analisis 2). Khatam al-qur’an
dengan menggunakan teori sebagai landasan dalam Khatam al-qur’an adalah menyelesaikan
melakukan penelitian. Penelitian kualitatif adalah bacaan al-qur’an diselenggarakan bagi calon
suatu penelitian ilmiah yang bertujuan untuk mempelai laki-laki dan calon mempelai perempuan
memahami suatu fenomena dalam konteks sosial dari tempat terpisah. Diwajibkan didhului ayat-ayat
alamiah dengan mengedepankan proses interaksi suci al-qur’an yang dituntun oleh seorang imam.
komunikasi mendalam antara peneliti dengan Khatam al-qur’an berarti calon mempelai telah
fenomena yang diteliti. Penelitian kualitatif menamatkan atau menyelesaikan seluruh isi
bertujuan menjelaskan feneomena secara bacaanya.
mendalam melalui pengumpulan data secara “Prosesi Khataman Al-qur’an Sebelumnya diwali
mendalam. Penelitian ini bertempat di Kelurahan degan mempersipkan alat dan bahan yaitu Al-
Pa’bundukang Kecamatan Pangkajenne Kabupaten qur’an, bantal, sarung sutera dan kayu manis
Pangkep. Peneliti membutuhkan waktu tiga bulan. sebagai penunjuk. Khataman Al-Qur’an dimulai
Dengan rincian waktu meliputi pegumpulan data dengan pak Imam kampung di Kelurahan
berlangsung selama tiga minggu, pengelolahan dan Pa’bundukang dan bacaanya diikuti dengan
penyusunan data selama empat minggu dan proses mempelai pengantin. Mapacci biasanya ada dulu
bimbingan berlangsung selama lima minggu. khatam al-qur’an jika calon pengantin belum
Peneliti melakukan wawancara dengan tokoh pernah khatam al-qur’an, dan setelah itu ada
masyarakat yang bernama Riona Mance dan Indo barasanji itu hanya untuk melengkapi proses
botting yang bernama Rosdiana. Data yang mapacci tersebut agar malam mapacci ini dapat
diperoleh dari hasil wawancara, yakni terdapat berjalan secara maksimal supaya harapan kita juga
empat Prosesi Mapacci dan Sembilan makna kepada pengantin dapat terwujud dan diridhoi
simbolik pada prosesi mapacci. Data pada oleh Allah Swt. Adapun perlengkepan untuk
penelitian ini di analisis menggunakan metode panritemme atau khatam al-qur’an yaitu kue 12
penelitian semiotika pierce dengan tipologi pierce. macam untuk diberikan kepada guru mengaji
Hasil analisis tersebut menghasilkan temuan makna dalam artian dipanritteme atau khatam al-quran,
yang terkandung di dalamnya. kaddo minyak, sokko lotong, sokko pute, beras
empat liter gula merah dan kelapa sebagai
pelengkap ja’jakeng. Masyrakat Bugis Pangkep
HASIL memaknai ja’jjakeng yang beristilah
keburukan/jelek makana simbolik dalam artian
Prosesi pelaksanaan tradisi mapacci disimpan semua perbuatan yang tidak baik
1). mapasili kedalam beras 4 liter, gula merah dan kelapa
Mappasli yang berarti suatu hal tradisi suku Bugis tersebut. Biasanya gula merah dan kelapa yang
yang dilakukan oleh pengantin yaitu mappasili ini saling melengkapi, yang keduanya kalau dimakan
adalah hal mensucikan atau membersihkan diri dari sangat nikmat. Jadi itulah tujuanya digunakan
segala sesuatu hal yang tidak baik. Makna kelapa dan gula merah agar calon pengantin bisa
mappasili dalam adat Bugis Pangkep yaitu agar si saling melengkapi satu dengan yang lain”
pengantin memiliki wajah cerah dan badan semakin Berdasarkan wawancara tersebut dapat
ringan. dilihat bahwa melaksankan proses mapacci,
“Prosesi mapasili diawali dengan mempersiapkan terlebih dahulu dilakukan khatam al-qur’an dan
alat dan bahan yaitu: wajan, air, uang koin daung biasanya prosesi mapacci didahului dengan
tabbang atau daun pasilli dan timba. Setelah itu inti barasanji sebagai pernyataan syukur kepada Nabi
dari mapasilli yaitu memandikan yang diawali Muhammad Saw atas nikmat islam. Hal ini
dengan indobotting lalu diikuti oleh kedua orang tua bertujuan agar dalam proses pelaksanaan mapacci
dan saudara-audaranya. Mappasili memiliki makna dapat berjalan lebih maksimal agar harapan dan
bahwa, agar calon pengantin bersih dan suci dan doa kepada calon pengantin juga terwujud serta
dijauhkan dari segala roh-roh yang tidak baik. dengan adanya bacaan sunnah dalam barasanji,
4 PANRITA: Jurnal Bahasa dan Sastra Daerah serta Pembelajarannya, 3 (1) Februari 2022
tradisi mapacci tersebut dapat diridohi dan kemudian orang – orang yang diminta untuk
diberkati oleh Allah Swt. jadi dapat disimpulkan meletakan pacci pada calon mempelai biasanya
bahwa dalam proses sebelum melaksanakan adalah orang-orang yang mempunyai kedudukan
mapacci tetap berpedoman terhadap Al-qur’an sosial yang baik dan punya kehidupan rumah
dan sunnah-sunnah rasulullah. tangga yang bahagia. Semua ini mengandung
3). Barazanji makna agar calon mempelai kelak dikemudian
Barasanji adalah suatu doa-doa pujian- hari dapat hidup bahagia seperti mereka yang
pujian dan penceritaan riwayat Nabi Muhammad meletakkan pacci diatas tanganya.
Saw yang dilafalkan dengan suatu irama atau nada Cara memberi pacci kepada calon pengantin
yang biasa dilantunkan ketika pernikahan, adalah sebagai berikut:
khitanan dan maulid Nabi Muhammad Saw. a) Diambil sedikit daun pacci yang telah
Berdasarkan wawancara ibu Riona Mance selaku dihaluskan (telah di bentuk bulat supaya
tokoh Adat di Kelurahan Pa’bundukang praktis)
“Prosesi Barasanji terlebih dahulu diawali dengan b) Lalu diletakkan daun dan diletakkan ke
mempersiapkan Al-qur’an sebagai bacaan doa- tangan calon mempelai. Pertama ketelapak
doa pada saat barasanji dimulai, bantal sebagai tangan kanan, kemudian telapak tangan kiri,
pengalas Al-qur’an, mic sebagai pembesar suara, lalu disertai dengan doa semoga calon
kaddo minyak, pisang dan kue. Masyarakat Bugis mempelai kelak dapat hidup dengan bahagia
Pangkep beranggapan bahwa barasanji ini di c) Kemudian kepada orang yang telah
maknai sennu sennungeng ri deccenge atau memberikan pacci diserahkan rokok sebagai
kecintaan akan kebaikan. Barasanji dilakukan simbol penghormatan. Dahulu disuguhui
oleh sekumpulan orang-orang mengerti akan sirih yang telah dilipat-lipat lengkap dengan
bacaan yang bernada lagu-lagu yang berisi segala isinya, tetapi karena sekarang ini
shalawat nabi Muhammad Saw. yang dinyanyikan sudah jarang orang memakan sirih maka
dengan suara keras dan lantang oleh sekumpulan diganti dengan rokok.
orang-orang muslim” d) Sekali kali indo’botting menghamburkan
Berdasarkan wawancara tersebut dapat dilihat wenno (butiran beras) kepada calon
bahwa melaksankan prosesi mapacci terlebih mempelai sebenyak tiga kali atau mereka
dahulu dilakukan barasanji sebagai perayaan yang meletakkan disertai dengan doa. Agar
syukur kepada Nabi Muhammad Saw atas nikmat calon mempelai dapat mekar berkembang
yang telah diberikan, barasanji juga dilaksanakan serta murah rezeki dikemudian hari.
hanya untuk melengkapi proses mapacci tersebut e) Calon mempelai yang telah dirias
dan sunnah untuk dilaksankan. sebagaimana layaknya pengantin didudukan
4). Mapacci diatas lamming (pelaminan) dan didampingi
Mapacci adalah bersih atau suci oleh seorang indo’ botting (juru rias
melambangkan kesucian memasuki hari esok pengantin) menghadapi bantal dengan segala
khususnya memasuki bahtera rumah tangga kelengkapannya. Kedua tangannya
meninggalkan masa gadis sekaligus merupakan diletakkan diatas, hal ini dimaksdkan agar
malam yang berisi doa. Mappacci dilakukan pada dapat menerima daun pacci yang akan
malam yang dimaknai simbol untuk diberikan oleh orang-orang yang akan
membersihkan raga dan kesucian jiwa sebelum mmelakukan mappaci.
memasuki bahterai rumah tangga. Calon
mempelai telah siap dengan hati yang suci bersih 2. Makna Simbol yang Terkandung dalam
serta ikhlas untuk membina rumah tangga dengan Prosesi Mapacci
membersihkan segalanya termasuk bersih hati,
bersih tingkahlaku, atau perbuatan. Pada bagian ini dikemukakan makna simbol
Adapun urutan dan tata cara mapacci yang terkandung dalam prosesi mapacci pada
sebagaimana dijelaskan dalam wawancara dengan pernikahan adat Bugis Pangkep di Kelurahan
ibu Rosdiana sebagai indo botting atau perias Pa’bundukang Kabupaten Pangkep (1). “Bantal
pengantin di Kelurahan Pabundukang (kanggulung) dalam mapacci adalah sebagai tanda
“Prosesi mapacci adalah sebagai berikut: sebelum kemuliaan yaitu harakat dan martabat karena
acara mapacci dimulai, biasasnya dilakukan bantal adalah tempat kepala, dan kepala adalah
paduppa (penjemputan) mepelai. Calon mempelai tanda kemuliaan karna itu kami menjadikan bantal
perempuan atau laki-laki dipersilahkan oleh sebagai bahan dalam mapacci sebab mapacci
protokol atau juru bicara keluarga calon mempelai adalah tanda bersih atau suci untuk calon
dipersilahkan duduk dipelaminan” penagntin” (2). Sarung sutra (lipaq sa’be) “Makna
Berdasarkan wawancara tersebut dapat dilihat dari sarung yang diikat simbolnya adalah mabbulo
bahwa, dalam proses pelaksanaan mapacci sipeppa atau persatuan, itukan sarung dari benang
terlebih dahulu dilakukan penjemputan kepada kemudian dijadikan satu dan akhirnya bisa
calon pengantin sebelum melakukan mapacci, digunakan begitu juga harapanya kepada calon
Rita Harnita, Muhammad Saleh, Hajrah: Makna Simbolik… 5
pengantin supaya yang tadinya trpisah sekarang sakral. Hal ini sejalan dengan teori (Sobur,
sudah bersatu” (3) Daun pucuk pisang (colliq 2013:178) yang menjelaskan bahwa Mappacci
daung utti) “makna dari daun pucuk adalah salah satu tahap prosesi pernikahan adat
pisangKehidupan saling menyambung atau hidup Sulawesi Selatan khususnya di Kabupaten
berkesinambungan. Daun pucuk pisang dipake Pangkep yang mengandung simbol-
dalam mapacci karena pisang tidak mati kalau simbol/maksud baik dengan tujuan membersihkan
tidak ada pisang baru, jadi. itu daun pucuk pisang jiwa dan raga calon pengantin sebelum memasuki
dipake dalam mapacci supaya dalam pernikahan bahtera rumah tangga. Oleh karena itu, acara
akan dapat keturunan atau anak” (4) Daun nagka mappacci merupakan salah satu syarat dan unsur
(daung panasa) “makna dari Daun nangka yaitu pelengkap dalam pesta pernikahan dikalangan
cita-cita leluhur atau pengahapan dan kejujuran masyarakat Pangkep. Prosesi mappacci, terlebih
dalam bahasa Bugis disebut daung panasa yang dahulu pihak keluarga melengkapi segala
artinya harapan, dan dipakai dalam prosesi perlengkapan-perlengkapan yang harus dipenuhi,
mapacci supaya harapan calon pengantin juga bisa seperti; bantal, sarung sutera yang berlapis-lapis,
terwujud seperti nama buah nangka itu, panasa daun pucuk pisang, daun nangka, daun pacci, lilin,
sama dengan harapan. Jadi itulah daun nangka ber.as, tempat pacci/wadah, dan air sebagai
adalah salah satu bahan yang perlu ada dalam pelengkap. Sejalan dengan hal ini Badruzaman
mapacci” (5) Daun pacar (daung pacci) makna (2007) yang menjelaskan bahwa Perlengkapan-
dari daun pacar “Pacci ini artinya belo-belo perlengkapan yang disiapkan tersebut memiliki
kanuku sebagaimana yang tercantum dalam makna tersendiri, namun yang paling utama itu
pantun Bugis yang berbunyi “duami uwala sappo ketersediaan daun pacci yang akan digunakan
belona kanukue na ungana panasae”.yang artinya nanti baik yang telah dihaluskan maupun yang
hanya dua kujadikan persaiku yaitu pacci masih dalam bentuk ranting-ranting kecil sebagai
(kesucian) dan lempu kejujuran” (6) Beras (berre) penghias. Acara mappacci dilaksanakan pada
“makna dari Benno itu adalah beras yang dibakar malam hari dalam bahasa Bugis disebut “wenni
dan ketika dibakar beras ini kemudian akan mappacci/tudang penni”, melaksanakan upacara
mengembang dan biasanya dipakai pada saat mappacci sebelum akad nikah keesokan harinya.
mapacci. Simbolis ini bermakna agar calon Diketahui, bahwa mappacci mengandung
pengantn juga dapat berkembang baik yaitu punya simbol-simbol yang memiliki sarat makna yang
anak seperti halnya benno” (7) lilin (liling) butuh pemahaman mendalam untuk
“makna lilin yaitu sebagai penerang bagi yang memahaminya, dilihat pada perlengkapan yang
yang akan ditempuh itu tujuan penerang atau digunakan dalam acara mappacci pada pernikahan
cahaya dan digunakan dalam mapacci supaya adat Bugis Pangkep. Simbol-simbol tersebut
calon pengantin hidupnya selalu terang artinya memiliki arti/maksud yang baik. Mappacci ini
diberikan penerangan dalam rumah tangganya bertujuan membersihkan jiwa dan raga calon
atau pernikahanya supaya pernikahan mereka itu pengantin sebelum mengarungi bahtera rumah
bisa bertahan karena diberi penerangan, itu tangga dengan membersihkan segalanya
harapan kami nantinya jadi kita gunakan lilin termasuk, mappaccing ati (bersih hati),
untuk menerangi” (8) Tempat pacci (onrong mappaccing nawa-nawa (bersih pikiran),
pacci) “Tempat pacci merupakan makna simbolik mappaccing pangkaukeng (bersih baik tindak
dimana pasangan suami istri semoga tetap laku/perbuatan), dan mappaccing ateka (bersih
menyatu, bersama mereguk nikmatnya cinta dan itikat).
kasih sayang dalam menjalin dua rumpun Sebagaimana yang dikemukakan oleh
keluarga” (9) Gula merah dan kelapa (golla cella Pierce (dalam Jabrohim, 2003: 69), yang
na kaluku) “bahwa makna gula merah dan kelapa menjelaskan bahwa simbol adalah tanda yang
digunakan sebagai salah satu bahan dalam berkaitan dengan penandanya dan juga
mapacci agar kedua calon pengatin saling petandanya. Bahwa sesuatu disimbolkan melalui
melengkapi seperti halnya gula merah dan kelapa tanda yang disepakati oleh para penandanya
yang saling melengkapi, yang jika kedunya sebagai acuan umum. Sejalan dengan hal ini,
dinikmati akan terasa nikmat dan lengkap”. Ratna (2007: 116), mengemukakan bahwa simbol
adalah lambang yang menunjukkan pada referensi
PEMBAHASAN tertentu dengan acuan makna yang berlainan.
Berdasarkan kedua pendapat tersebut dapat
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan disimpulkan bahwa simbol adalah tanda yang
bahwa acara mappacci pada masyarakat Bugis berkaitan dengan penandanya dan juga
Pangkep merupakan budaya yang diwariskan petandanya dan bersifat arbiter atau semau-
secara turun-temurun sehingga harus dijaga, maunya atau tanda yang disepsakati oleh para
dilestarikan serta dipertahankan, karena disitulah penandanya sebagai acuan umum.
akan tercermin jati diri bangsa, bersatunya sebuah Begitupun dengan pengertian makna yang
keluarga. Acara mappacci merupakan acara yang dikemukakan oleh Alwi (2007: 20), yang
6 PANRITA: Jurnal Bahasa dan Sastra Daerah serta Pembelajarannya, 3 (1) Februari 2022
SIMPULAN