Pengaruh Jumlah Tepung Roti Terhadap Mutu: Chicken Burger Selama Penyimpanan Beku
Pengaruh Jumlah Tepung Roti Terhadap Mutu: Chicken Burger Selama Penyimpanan Beku
Pengaruh Jumlah Tepung Roti Terhadap Mutu: Chicken Burger Selama Penyimpanan Beku
SKRIPSI
OLEH:
SKRIPSI
OLEH:
Abri Yani Siregar : Pengaruh Jumlah Tepung Roti Terhadap Mutu Chicken Burger Selama Penyimpanan Beku,
2008.
USU Repository © 2009
Judul Skripsi : Pengaruh Jumlah Tepung Roti Terhadap Mutu
Chicken Burger Selama Penyimpanan Beku
Nama : Abri Yani Siregar
NIM : 040305033
Jurusan : Teknologi Pertanian
Program Studi : Teknologi Hasil Pertanian
Disetujui oleh :
Komisi pembimbing
Mengetahui
Abri Yani Siregar : Pengaruh Jumlah Tepung Roti Terhadap Mutu Chicken Burger Selama Penyimpanan Beku,
2008.
USU Repository © 2009
ABSTRACT
The aim of this research was to investigate the effect of bread crumbs amount
and frozen storage time on the quality of chicken burger. The research had been
performed using factorial completely randomized design (CRD) with two factors, i.e :
bread crumbs amount (T) : (5%, 7,5%, 10%, 12,5%) and frozen storage time (L) : (0 day,
7 day, 14 day and 21 day). Parameters analyzed were protein content, fat content, water
content, ash content, total plate count and organoleptic values (color, flavour, taste and
texture). The result showed that bread crumbs amount had highly significant effects on
protein content, fat content, water content, ash content, organoleptic values and had no
siqnificant effect on total plate count. The frozen storage time had highly significant
effects on protein content, fat content, water content, ash content, total plate count and
significant effects on organoleptic values. The interaction of bread crumbs amount and
storage time had significant effects on protein content, fat content, water content, ash
content and had significant effects on total plate count and organoleptic values. The 10%
bread crumbs amount and 14 day frozen storage time (T3L3) produced the better and
more acceptable quality of the chicken burger.
ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui adanya pengaruh jumlah tepung roti
dan lama penyimpanan terhadap mutu chicken burger. Penelitian ini menggunakan
rancangan acak lengkap dengan dua faktor, yaitu penambahan tepung roti (T) : (5%,
7,5%, 10%, 12,5%) dan lama penyimpanan (0 hari, 7 hari, 14 hari, 21 hari). Parameter
yang dianalisa adalah kadar protein, kadar lemak, kadar air, kadar abu, total mikroba dan
nilai organoleptik (warna, aroma, rasa dan tekstur). Hasil penelitian menunjukkan bahwa
jumlah tepung roti memberikan pengaruh yang berbeda sangat nyata terhadap kadar
protein, kadar lemak, kadar air, kadar abu, dan nilai organoleptik tapi memberikan
pengaruh tidak nyata terhadap total mikroba. Lama penyimpanan memberikan pengaruh
yang berbeda sangat nyata terhadap kadar protein, kadar lemak, kadar air, kadar abu, dan
total mikroba tapi memberikan pengaruh berbeda nyata terhadap nilai organoleptik.
Interaksi antara jumlah tepung roti dan lama penyimpanan beku memberikan pengaruh
yang berbeda nyata terhadap kadar protein, kadar lemak, kadar air dan kadar abu tapi
memberikan pengaruh berbeda tidak nyata terhadap total mikroba dan nilai organoleptik.
Jumlah tepung roti 10% dengan lama penyimpanan 14 hari (T3L3) menghasilkan chicken
burger yang lebih baik dan lebih diterima
Dr. Ir. Herla Rusmarilin, M.S selaku ketua komisi pembimbing dan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh jumlah tepung roti dan
Faktorial dengan dua (2) faktor. Faktor I : Jumlah tepung roti (T) yaitu T1 = 5%,
kadar lemak, kadar air, kadar abu, total mikroba dan nilai organoleptik (warna,
terhadap kadar protein Chicken burger yang dihasilkan. Kadar protein tertinggi
terdapat pada perlakuan T4 (12,5%) yaitu sebesar 20,41% dan kadar protein
terhadap kadar protein Chicken burger yang dihasilkan. Kadar protein tertinggi
terdapat pada perlakuan L4 (21 hari) yaitu 20,62% dan kadar protein terendah
Abri Yani Siregar : Pengaruh Jumlah Tepung Roti Terhadap Mutu Chicken Burger Selama Penyimpanan Beku,
2008.
USU Repository © 2009
Interaksi jumlah tepung roti dan lama penyimpanan memberikan pengaruh
terhadap kadar lemak Chicken burger yang dihasilkan. Kadar lemak tertinggi
terdapat pada perlakuan T1 (5%) yaitu sebesar 25,34% dan kadar lemak terendah
terhadap kadar lemak Chicken burger yang dihasilkan. Kadar lemak tertinggi
terdapat pada perlakuan L1 (0 hari) yaitu 27,34% dan kadar lemak terendah pada
3. Kadar Air
terhadap kadar air Chicken burger yang dihasilkan. Kadar air tertinggi terdapat
pada perlakuan T1 (5%) yaitu 41,90 % dan kadar air terendah pada T4 (12,5%)
yaitu 36,14 %.
terhadap kadar air Chicken burger yang dihasilkan. Kadar air tertinggi terdapat
pada perlakuan L1 (0 hari) yaitu 41,74 % dan kadar air terendah pada L4 (21) yaitu
35,45%.
Abri Yani Siregar : Pengaruh Jumlah Tepung Roti Terhadap Mutu Chicken Burger Selama Penyimpanan Beku,
2008.
USU Repository © 2009
Interaksi jumlah tepung roti dan lama penyimpanan memberikan pengaruh
berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap kadar air chicken burger yang dihasilkan.
4. Kadar Abu
terhadap kadar abu Chicken burger yang dihasilkan. Kadar abu tertinggi terdapat
pada perlakuan T1 (5%) yaitu sebesar 3,19% dan terendah pada T4 (12,5%) yaitu
sebesar 2,21 %.
terhadap kadar abu Chicken burger yang dihasilkan. Kadar abu tertinggi terdapat
pada perlakuan L1 (0 hari), yaitu sebesar 3,49% dan terendah pada L4 (21 hari)
berbeda nyata (P<0,05) terhadap kadar abu chicken burger yang dihasilkan.
terhadap total mikroba Chicken burger yang dihasilkan. Total mikroba tertinggi
terdapat pada perlakuan T4 (12,5%) yaitu 19,53 x 102 CFU dan terendah pada T1
terhadap total mikroba Chicken burger yang dihasilkan. Total mikroba tertinggi
terdapat pada perlakuan L1 (0 hari), yaitu sebesar 33,57 x 102 CFU dan terendah
Abri Yani Siregar : Pengaruh Jumlah Tepung Roti Terhadap Mutu Chicken Burger Selama Penyimpanan Beku,
2008.
USU Repository © 2009
Interaksi jumlah tepung roti dan lama penyimpanan memberikan pengaruh
berbeda tidak nyata (P>0,05) terhadap total mikroba chicken burger yang
dihasilkan.
tertinggi terdapat pada perlakuan T4 (12,5%) yaitu sebesar 3,56 dan terendah pada
tertinggi terdapat pada perlakuan L4 (21 hari), yaitu sebesar 3,46 dan terendah
berbeda tidak nyata (P>0,05) terhadap nilai organoleptik Chicken burger yang
dihasilkan.
Abri Yani Siregar : Pengaruh Jumlah Tepung Roti Terhadap Mutu Chicken Burger Selama Penyimpanan Beku,
2008.
USU Repository © 2009
RIWAYAT HIDUP
tanggal 5 Oktober 1985, anak ketujuh dari tujuh bersaudara dari ayahanda
Alm. M. Soleh Siregar dan ibunda Hj. Syahlani Hutasuhut, beragama Islam.
Agriculture Technology Moslem (ATM). Pada bulan Juli 2007, penulis mengikuti
Abri Yani Siregar : Pengaruh Jumlah Tepung Roti Terhadap Mutu Chicken Burger Selama Penyimpanan Beku,
2008.
USU Repository © 2009
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini
Dr. Ir. Herla Rusmalirin, M.S selaku ketua komisi pembimbing dan
banyak memberi bimbingan, arahan dan saran dalam penyusunan skripsi ini.
ayahanda Alm. M. Soleh Siregar dan Ibunda Hj. Syahlani Hutasuhut, Kakanda,
Halima Siregar, BA. dan suami, Muhammad Ali Siregar, SE. dan istri,
Emmi Syafriati Siregar, SPd. I dan suami, Ermansyah Siregar, S. Si. Apt dan istri,
Evi Khairani Siregar, AM. Keb dan suami, Eva Syahrida Siregar, Amd dan semua
keponakan yang telah banyak memberikan kasih sayang, semangat, nasehat dan
bantuan material, serta doa kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini.
serta teman-teman seperjuangan stambuk 2004 atas bantuan moral, doa serta
Akhir kata semoga skripsi ini bermanfaat bagi seluruh pihak yang
Penulis
Abri Yani Siregar : Pengaruh Jumlah Tepung Roti Terhadap Mutu Chicken Burger Selama Penyimpanan Beku,
2008.
USU Repository © 2009
DAFTAR ISI
Hal
ABSTRAK........................................................................................................... i
RINGKASAN ....................................................................................................ii
RIWAYAT HIDUP ........................................................................................... vi
KATA PENGANTAR ..................................................................................... vii
DAFTAR ISI .................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xv
PENDAHULUAN
TINJAUAN PUSTAKA
LAMPIRAN
Abri Yani Siregar : Pengaruh Jumlah Tepung Roti Terhadap Mutu Chicken Burger Selama Penyimpanan Beku,
2008.
USU Repository © 2009
DAFTAR TABEL
Hal
8. Uji (LSR) Efek Utama Pengaruh Interaksi Jumlah Tepung Roti dan
Lama Penyimpanan terhadap Kadar Protein Chicken Burger ..................... 34
11. Uji (LSR) Efek Utama Pengaruh Interaksi Jumlah Tepung Roti dan
Lama Penyimpanan terhadap Kadar Lemak Chicken Burger ...................... 39
12. Uji (LSR) Efek Utama Pengaruh Jumlah Tepung Roti terhadap
Kadar Air Chicken Burger......................................................................... 41
14. Uji (LSR) Efek Utama Pengaruh Jumlah Tepung Roti terhadap
Kadar Abu Chicken Burger ....................................................................... 45
16. Uji (LSR) Efek Utama Pengaruh Interaksi Jumlah Tepung Roti dan
Lama Penyimpanan terhadap Kadar Abu Chicken Burger ......................... 48
Abri Yani Siregar : Pengaruh Jumlah Tepung Roti Terhadap Mutu Chicken Burger Selama Penyimpanan Beku,
2008.
USU Repository © 2009
17. Uji (LSR) Efek Utama Pengaruh Lama Penyimpanan terhadap
Total Mikroba Chicken Burger .................................................................. 50
18. Uji (LSR) Efek Utama Pengaruh Jumlah Tepung Roti terhadap
Nilai Organoleptik Chicken Burger ........................................................... 52
Abri Yani Siregar : Pengaruh Jumlah Tepung Roti Terhadap Mutu Chicken Burger Selama Penyimpanan Beku,
2008.
USU Repository © 2009
DAFTAR GAMBAR
Hal
1. Skema Proses Pembuatan Chicken Burger................................................. 27
5. Pengaruh Jumlah Tepung Roti terhadap Kadar Lemak Chicken Burger ..... 36
10. Pengaruh Jumlah Tepung Roti terhadap Kadar Abu Chicken Burger ......... 46
11. Pengaruh Lama Penyimpanan terhadap Kadar Abu Chicken Burger ......... 47
12. Pengaruh Interaksi antara Jumlah Tepung Roti dan Lama Penyimpanan
terhadap Kadar Abu Chicken Burger ......................................................... 49
13. Pengaruh Lama Penyimpanan terhadap Total Mikroba Chicken Burger ... 51
Abri Yani Siregar : Pengaruh Jumlah Tepung Roti Terhadap Mutu Chicken Burger Selama Penyimpanan Beku,
2008.
USU Repository © 2009
DAFTAR LAMPIRAN
Hal
10. Daftar Analisa Sidik Ragam Total Mikroba (x 102 CFU) ......................... 65
Abri Yani Siregar : Pengaruh Jumlah Tepung Roti Terhadap Mutu Chicken Burger Selama Penyimpanan Beku,
2008.
USU Repository © 2009
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Daging adalah salah satu hasil ternak yang hampir tidak dapat dipisahkan
terpenuhi.
diasap atau diolah menjadi produk lain yang menarik, antara lain daging kornet,
sosis, dendeng dan abon. Oleh karenanya daging dan hasil olahannya merupakan
hasil olahan jaringan-jaringan tersebut yang sesuai untuk dimakan serta tidak
Daging mengandung zat protein, zat lemak, zat kolesterol, zat besi, zat
kalsium, zat pospor, dan vitamin B komplek. Zat protein dan zat lemak hewani
mudah dicerna, dan mempunyai nilai biologi tinggi. Di pasaran daging dijual
hewan, dagingnya dapat dikonsumsi sebagai daging segar atau diolah menjadi
produk daging olahan atau produk daging yang dikalengkan. Selain itu daging
Abri Yani Siregar : Pengaruh Jumlah Tepung Roti Terhadap Mutu Chicken Burger Selama Penyimpanan Beku,
2008.
USU Repository © 2009
dapat pula diawetkan dengan jalan pendinginan ataupun pembekuan,
Melihat tingginya kandungan zat gizi daging dan kegunaannya dewasa ini
memperpanjang masa simpan daging agar tersedia dengan mutu yang baik.
kandungannya yang dapat dijadikan sebagai sumber protein, lemak esensial, dan
daging ayam akan mengalami ketengikan dan kerusakan akibat reaksi oksidasi
dapat diterima oleh konsumen. Salah satu bentuk diversifikasi produk adalah
burger ayam. Burger adalah salah satu bentuk produk olahan daging yang
olahannya, seolah tidak pernah lepas dari menu makanan. Beberapa rumah makan
olahan daging ayam ini yang popular sekarang, misalnya bakso ayam, sosis ayam,
Abri Yani Siregar : Pengaruh Jumlah Tepung Roti Terhadap Mutu Chicken Burger Selama Penyimpanan Beku,
2008.
USU Repository © 2009
Burger merupakan salah satu hidangan sampingan yang cukup lengkap
dan sudah sangat popular sebagai hidangan cepat saji. Burger mudah dibuat dan
praktis untuk menjadi salah satu suguhan bagi masyarakat luas. Bahan utama
pembuatan burger adalah daging hewan. Disamping itu juga biasanya digunakan
bahan campuran seperti tepung yang berguna untuk meningkatkan mutu, baik dari
berfungsi sebagai bahan pengikat agar diperoleh burger dengan kualitas yang
tepung terigu, tepung sagu, tepung tapioka, tepung roti dan sebagainya. Untuk
pembuatan burger penggunaan tepung roti jauh lebih bagus untuk mendapatkan
tekstur yang lebih kenyal. Karena tepung roti mempunyai tekstur yang lembut dan
serat yang lebih kuat serta kandungan air yang rendah sehingga produk burger
dalam adonan burger dapat dikurangi. Selain itu pemakaian tepung roti dapat
Tujuan Penelitian
jumlah tepung roti terhadap mutu chicken burger selama penyimpanan beku.
Abri Yani Siregar : Pengaruh Jumlah Tepung Roti Terhadap Mutu Chicken Burger Selama Penyimpanan Beku,
2008.
USU Repository © 2009
Kegunaan Penelitian
Hipotesa Penelitian
- Diduga ada pengaruh interaksi antara perbandingan jumlah tepung roti dan
dihasilkan.
Abri Yani Siregar : Pengaruh Jumlah Tepung Roti Terhadap Mutu Chicken Burger Selama Penyimpanan Beku,
2008.
USU Repository © 2009
TINJAUAN PUSTAKA
Daging Ayam
Daging ayam merupakan salah satu bahan makanan yang bernilai gizi
tinggi, karena mengandung protein dan asam amino esensial, mengandung asam
lemak esensial, vitamin dan mineral yang sangat baik untuk pertumbuhan manusia
(Khotimah, 2002).
Komposisi Jumlah
Daging ayam kaya akan vitamin A. Selain itu, daging ayam juga
besar lemaknya juga termasuk dalam kelompok asam lemak tidak jenuh. Daging
ayam merupakan sumber makanan berlemak dan berprotein tinggi yang paling
ideal bagi pertumbuhan anak, orang setengah baya dan orang lanjut usia, penderita
penyakit pembuluh darah jantung dan orang yang lemah pasca sakit. Sebenarnya,
lemak merupakan salah satu dari tiga unsur gizi yang tidak tergantikan untuk
Daging dan hasil olahan daging relatif sangat tinggi nilainya dan essensial
sebagai bahan makanan karena kandungan nutrisi daging dapat memenuhi syarat
gizi. Daging tidak hanya penting karena nilai nutrisinya yang cukup tinggi tetapi
juga dikenal sebagai bahan makanan yang mempunyai daya tarik seperti aroma
dan rasanya yang dapat memberikan rasa puas. Daging setelah dimasak biasanya
Bahan-bahan Tambahan
Penstabil
Tekstur adalah salah satu faktor mutu bahan pangan yang penting,
walaupun nilai gizinya sering digunakan sebagai unsur penentu mutu pangan yang
paling utama. Jika pangan tidak diterima secara estetika, pangan tidak mendapat
adalah pati, pati yang termodifikasi, gelatin, pektin, gum selulosa, alginat,
karagenan, dan berbagai gum lain. Selain sebagai penstabil, banyak dari senyawa
ini mempengaruhi sifat fisik dan rasa mulut makanan (deMan, 1989).
Abri Yani Siregar : Pengaruh Jumlah Tepung Roti Terhadap Mutu Chicken Burger Selama Penyimpanan Beku,
2008.
USU Repository © 2009
mengentalkan dan menstabilkan partikel-partikel sebaik pendispersi koloid dan
Antioksidan
radikal bebas dan mencegah kerusakan yang ditimbulkan oleh radikal bebas
terhadap sel normal, protein, dan lemak. Antioksidan menstabilkan radikal bebas
vitamin, mineral, dan fitokimia. Berbagai tipe antioksidan bekerja bersama dalam
sekarang adalah senyawa-senyawa fenol yang biasanya agak beracun. Karena itu
konsentrasi rendah, larut dalam lemak, mudah didapat dan ekonomis. Pada bahan
pemerintah karena produk daging dapat mencapai 50% jaringan lemak. Teknik
Sorbitol
Sorbitol berupa senyawa yang berbentuk granula atau kristal dan berwarna
putih dengan titik leleh berkisar antara 89oC sampai dengan 101oC, higroskopis
dan berasa manis. Fungsi lain sorbitol : bahan pengisi (filler/bulking agent),
(Cahyadi, 2006).
Sorbitol berupa senyawa yang berbentuk granul atau kristal dan berwarna putih
dengan titik leleh berkisar antara 89°C sampai dengan 101°C, higroskopis dan
berasa manis. Sorbitol memiliki tingkat kemanisan relatif sama dengan 0,5 sampai
dengan 0,7 kali tingkat kemanisan sukrosa dengan nilai kalori sebesar 2,6 kkal/g
atau setara dengan 10,87 kJ/g. Penggunaannya pada suhu tinggi tidak ikut
Bumbu – Bumbu
sehingga dapat bersifat memperbaiki, membuat lebih bernilai atau lebih diterima
dan lebih menarik. Sifat utama pada penyedap rasa adalah memberi ciri khusus
Abri Yani Siregar : Pengaruh Jumlah Tepung Roti Terhadap Mutu Chicken Burger Selama Penyimpanan Beku,
2008.
USU Repository © 2009
pada suatu pangan seperti aroma dan sebagainya. Adanya warna pada bahan
pangan juga dapat dikaitkan dengan aroma yang khusus (Cahyadi, 2006).
Bumbu-bumbu selain memberi rasa, bau dan aroma pada masakan, bumbu
juga berfungsi sebagai bahan pengawet. Penggunaan bumbu yang benar dan tepat
pada suatu masakan, menghasilkan makanan yang baik, enak dan menggugah
masakan tertentu. Bentuknya ada yang kering dan basah. Contohnya bumbu
berupa cairan atau pasta, misalnya jenis kecap (seperti kecap manis, kecap ikan),
jenis-jenis saus (seperti saus tomat, mustard), minyak, cuka dan vetsin atau mono
dari asam glutamat dan merupakan senyawa cita rasa. Di pasaran senyawa
tersebut terdapat dalam bentuk kristal monohidrat dan dikenal sebagai Ajinomoto,
Bumbu dapat berupa bahan yang sebagian besar berasal dari tumbuh-
tumbuhan. Digunakan untuk memberi rasa, bau, dan warna pada masakan. Bumbu
ini terdiri dari garam, lada (merica), ketumbar, jinten, pala, jahe, kencur, salam
kekuatan warna yang tinggi, sehingga dalam jumlah sedikit saja dapat
yang khas. Seperti karamel, bersifat larut dalam pelarut organik, agak larut dalam
air serta tergantung pada pH lingkungan. Tepung curcumin bersifat larut dalam
asam tetapi tidak larut dalam air (Syarief dan Irawati, 1988).
Abri Yani Siregar : Pengaruh Jumlah Tepung Roti Terhadap Mutu Chicken Burger Selama Penyimpanan Beku,
2008.
USU Repository © 2009
Tepung Roti
Bahan pengikat dan bahan pengisi merupakan fraksi bukan daging yang
Bahan pengikat adalah bahan bukan daging yang menaikkan daya ikat air
mengikat air tetapi tidak berperan dalam pembentukan emulsi. Perbedaan antara
bahan pengikat dengan bahan pengisi adalah bahan pengikat mengandung protein
konsentrat protein kedelai, tepung kedelai, tepung terigu serta tepung roti
(Hadiwiyoto, 1989).
terigu dapat dibedakan menjadi empat macam yaitu albumin, gliadin, globulin
glutein. Gliadin dan glutein dengan air akan membentuk substansi gluten. Gluten
adalah suatu masa kohesif dan viskoelastis yang dapat meregang secara elastis
(Indiyah, 1992).
Roti adalah makanan yang dibuat dari tepung terigu yang diragikan dan
Abri Yani Siregar : Pengaruh Jumlah Tepung Roti Terhadap Mutu Chicken Burger Selama Penyimpanan Beku,
2008.
USU Repository © 2009
Tepung panir atau sering disebut tepung roti, adalah tepung yang dibuat
dari roti tawar yang dikeringkan dan dihancurkan. Tapi adakalanya produsen
tepung roti tidak cermat, sehingga roti tawar untuk tepung tercampur dengan roti
manis. Tepung roti yang tercampur roti manis, akan cepat gosong saat digoreng.
Begitu juga tepung roti yang dibuat dari kulit roti tawar. Pilihlah tepung roti yang
warnanya terang, cream pucat, daripada yang berwarna kecoklatan (Harja, 2006).
Roti tawar memiliki komposisi yang dapat dilihat pada Tabel 2 berikut.
Komposisi Jumlah
persen lipida bebas dan kurang lebih 1,0 persen lipida yang terikat. Lipida tepung
(Desrosier, 1988).
Tepung roti sering digunakan untuk memanir, oleh karena itu tepung roti
sering juga disebut sebagai tepung panir. Untuk jenis panko biasanya digunakan
sebagai tepung panir pada makanan goreng ala Jepang seperti Chicken katsu,
Abri Yani Siregar : Pengaruh Jumlah Tepung Roti Terhadap Mutu Chicken Burger Selama Penyimpanan Beku,
2008.
USU Repository © 2009
sedangkan tepung roti yang biasa sering digunakan untuk tepung panir makanan
burger dapat dikurangi. Selain itu, pemakaian tepung roti dapat membuat burger
menjadi renyah dan lebih terasa gurih. Tepung roti yang beredar di pasaran cukup
(tepung roti kering ala Jepang). Tepung roti tersebut cocok untuk membuat burger
Air Es
Daya ikat air oleh protein atau water-holding capacity atau waterbinding
capacity (WHC atau WBC) adalah kemampuan daging untuk mengikat airnya
atau air ditambahkan selama ada pengaruh kekuatan dari luar, misalnya
untuk mempertahankan suhu adonan agar tetap dingin. Adonan yang panas
34% dari protein ini larut dalam air. Kemampuan otot mengikat air terutama
Pengikatan air dapat dipengaruhi secara kuat dengan penambahan garam tertentu,
Abri Yani Siregar : Pengaruh Jumlah Tepung Roti Terhadap Mutu Chicken Burger Selama Penyimpanan Beku,
2008.
USU Repository © 2009
terutama fosfat. Penambahan garam tersebut digunakan untuk mengurangi
rendemennya, untuk itu dapat digunakan es sebanyak 10% - 15% dari berat
Pembuatan Burger
Penggilingan
partikel juga mengekstraksi protein yang larut dan tidak larut dalam garam dan
emulsi. Hal ini disebabkan diameter partikel lemak semakin kecil dan luas
semua partikel lemak. Hal ini dapat menyebabkan lemak yang terselubungi akan
keluar dari emulsi sehingga akan terbentuk kantong lemak (Tauber, 1977).
Penggaraman (Curing)
proses ini, tidak hanya garam, melainkan nitrit atau nitrat, gula, dan bahan lain
ditambahkan kepada bahan baku. Curing yang modern agaknya lebih ditujukan
kepada produksi pigmen daging yang mantap secara termal dan pembentukan
Abri Yani Siregar : Pengaruh Jumlah Tepung Roti Terhadap Mutu Chicken Burger Selama Penyimpanan Beku,
2008.
USU Repository © 2009
cita rasa yang khas, bukan hanya pengawetan daging semata. Namun,
melainkan juga penambahan bahan-bahan kimia lain sebagai bahan pengawet juga
(Hadiwiyoto, 1980 ).
Fungsi utama gula dalam curing adalah untuk memodifikasi rasa dan
berfungsi sebagai pengikat air dan penstabil adonan. Bahan ini bisa dibeli di toko
bahan kimia. Fosfat yang dimaksud adalah fosfat food grade, yaitu fosfat untuk
makanan. Pemakaiannya tidak boleh terlalu banyak, jangan melebihi 0,03% dalam
Abri Yani Siregar : Pengaruh Jumlah Tepung Roti Terhadap Mutu Chicken Burger Selama Penyimpanan Beku,
2008.
USU Repository © 2009
Pembuatan adonan
menentukan dan bervariasi pada jenis burger. Banyak macam bumbu yang
digunakan adalah saos tomat, mayones, mustard pasta, tomat, daun selada, keju
dan timun. Bumbu-bumbu ini disesuaikan dengan selera dan jenis burger
Bahan pengikat dan bahan pengisi merupakan fraksi bukan daging yang
Pencetakan
Pencetakan burger bisa dilakukan dengan dua cara, yakni dengan alat
cetak atau dengan selongsong plastik. Alat cetak yang bisa digunakan adalah
molding atau lingkaran bulat seperti cetakan donat tanpa lubang tengah yang
yang dalam pembuatannya perlu direbus terlebih dahulu. Saat perebusan, adonan
ditemukan, dapat digunakan kantong biasa yang ada di pasaran. Namun, pilih
plastik yang agak tebal dan tahan panas agar tidak mudah sobek saat direbus
(Yuyun, 2007).
Abri Yani Siregar : Pengaruh Jumlah Tepung Roti Terhadap Mutu Chicken Burger Selama Penyimpanan Beku,
2008.
USU Repository © 2009
Pengemasan mempengaruhi aliran panas dari dan ke dalam bahan yang
dan reflevitas dari wadah dan semua sifat inilah yang menentukan daya isolasi
kemasan. Bahan pangan dalam kemasan tunggal lebih cepat mengalir dari pangan
kemasan sering diberi bahan isolator seperti busa sintetis dari bahan poliester
teraphtahlat acid yang dikenal di USA dengan nama dagang Du Pont yaitu Myler
yang banyak digunakan sebagai pelapis sebelah luar. Polyester ini banyak
pupuk, produk makanan dan penggunaan yang lain (Purba dan Rusmarilin, 1989).
Pengukusan
enzim yang akan menyebabkan perubahan warna, cita rasa, atau nilai gizi yang
Abri Yani Siregar : Pengaruh Jumlah Tepung Roti Terhadap Mutu Chicken Burger Selama Penyimpanan Beku,
2008.
USU Repository © 2009
Mengukus, bertujuan membuat bahan makanan menjadi masak dengan uap
air mendidih. Ada 2 cara mengukus ialah uap panas langsung kena bahan
makanan, atau uap yang panas ini tidak langsung kena makanan (Maryati, 2000).
Penyimpanan Dingin
atau yang disebut shelf life daging dan daging proses adalah dengan pendinginan
atau yang lazim disebut refrigerasi pada temperatur antara -2oC sampai 5oC.
seperti sodium nitrit dan/atau sodium nitrat, gula misalnya : dekstrosa, sukrosa
daging dan daging proses. Proses pembekuan tidak mempunyai pengaruh yang
berarti terhadap sifat kualitatif maupun organoleptik termasuk warna, flavor dan
mengakibatkan penurunan daya terima bau dan flavor. Nilai nutrisi daging secara
Menurut Hadiwiyoto (1980), pada saat sekarang ini penyimpanan pada suhu
(kebasahan)
dikurangi.
beku dan thawing. Perlakuan pendahuluan sangat bervariasi, tergantung dari jenis
dan terjadinya penarikan air dari sel kedalam extracelluler oleh pengaruh tekanan
Abri Yani Siregar : Pengaruh Jumlah Tepung Roti Terhadap Mutu Chicken Burger Selama Penyimpanan Beku,
2008.
USU Repository © 2009
BAHAN DAN METODA
Bahan Penelitian
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah daging ayam, bawang
makanan, tepung roti, sorbitol, karagenan dan kacang kedelai yang diperoleh dari
Reagensia
- KI jenuh - Pati 1%
- CuCO4 - Na2SO4
Abri Yani Siregar : Pengaruh Jumlah Tepung Roti Terhadap Mutu Chicken Burger Selama Penyimpanan Beku,
2008.
USU Repository © 2009
Alat Penelitian
- Timbangan
- Kertas saring
- Aluminium foil
- Soxhlet
- Gelas ukur
- Beaker glass
- Termometer
- Hot plate
- Oven
- Desikator
- Erlenmeyer
- Pipet skala
- Pipet tetes
- Biuret
- Kjeldhal
- Colony Counter
- Muffle
Abri Yani Siregar : Pengaruh Jumlah Tepung Roti Terhadap Mutu Chicken Burger Selama Penyimpanan Beku,
2008.
USU Repository © 2009
Metode Penelitian (Bangun, 1991)
Faktor I : Jumlah Tepung Roti (T), yang terdiri dari empat taraf, yaitu:
T1 = 5,0 %
T2 = 7,5 %
T3 = 10,0 %
T4 = 12,5 %
L1 = 0 Hari
L2 = 7 Hari
L3 = 14 Hari
L4 = 21 Hari
Tc (n-1) ≥ 15
16 (n-1) ≥ 15
16 n ≥ 31
n ≥ 1,94……dibulatkan menjadi n = 2
ulangan k
(αβ)ij = Efek interaksi dari faktor T pada taraf ke- i dan faktor L pada taraf ke- j
εijk = Efek galat dari faktor T pada taraf ke- I dan faktor L pada taraf k dalam
ulangan k
Pelaksanaan Penelitian
- Daging ayam dicampur dengan bahan curing yaitu garam 2%, gula
ukuran burger
- Kadar Protein
- Kadar Lemak.
- Kadar Abu
- Kadar Air
perbandingan 1:1 serta 5 ml H2SO4 secara hati-hati, lalu didestilasi sampai cairan
terbentuk warna hitam dan segera didestilasi. Hasil penyulingan ditampung dalam
mg metil red dan 500 mg metilen blue yang dilarutkan dalam alkohol 96 %). Hasil
destilasi dititrasi dengan larutan NaOH 0,02 N sampai terjadi perubahan warna.
kemudian bahan dimasukkan ke dalam thimble pada sampel tube yaitu gelas
penyangga yang bagian bawahnya terbuka, tepat di bawah kondesor alat destilasi
goldfish.
diketahui beratnya. Gelas piala yang berisi pelarut ini di pasang pada kondensor
dengan tepat. Kemudian dialirkan air pendingin pada kondensor dan dinaikkan
gelas piala penampung larut dan thimble dikeluarkan. Selongsong yang berisi
sampel dikeringkan dalam oven pada suhu 70o C sampai berat konstan. Kemudian
Kadar Lemak =
(a − b ) x
100 %
a
Keterangan: a = berat contoh (g)
dalam water bath selama 30 menit kemudian dalam oven suhu 1050 C selama 2
Abri Yani Siregar : Pengaruh Jumlah Tepung Roti Terhadap Mutu Chicken Burger Selama Penyimpanan Beku,
2008.
USU Repository © 2009
jam. Kemudian didinginkan dalam desikator selama 15 menit kemudian
ditimbang. Diamati sampai diperoleh berat yang konstan. Ditentukan kadar air
Kadar abu ditetapkan dengan cara membakar bahan dalam muffle. Contoh
yang telah dikeringkan diambil sebanyak 5 gram dan dimasukkan dalam muffle,
dibakar pada suhu 100 OC selama 1 jam dan dilanjutkan dengan suhu 300 OC
selama 2 jam. Didinginkan kemudian ditimbang dan dihitung kadar abu dengan
rumus:
a
Kadar Abu (%) = x 100 %
b
Keterangan: a = berat awal(g)
(Total Plate Count). Sebelum proses pengerjaan uji mikrobiologi yang akan
Selain itu reagensia berupa alkohol dan aquadest yang akan digunakan sebaiknya
Abri Yani Siregar : Pengaruh Jumlah Tepung Roti Terhadap Mutu Chicken Burger Selama Penyimpanan Beku,
2008.
USU Repository © 2009
a. Pembuatan Suspensi
kapas.
jarum jam dan dibiarkan sampai mengental. Kemudian dibungkus dengan kertas
koloni pada cawan petridish dengan menggunakan colony counter dengan rumus:
dan kekenyalan yaitu 20%, 20%, 30% dan 30% dengan ketentuan penilaian
sebagai berikut:
Abri Yani Siregar : Pengaruh Jumlah Tepung Roti Terhadap Mutu Chicken Burger Selama Penyimpanan Beku,
2008.
USU Repository © 2009
Tabel 3.Uji skala hedonik
Abri Yani Siregar : Pengaruh Jumlah Tepung Roti Terhadap Mutu Chicken Burger Selama Penyimpanan Beku,
2008.
USU Repository © 2009
Daging ayam
Bahan curing :
Penggilingan daging ayam - garam 2 %
- gula 0,15 %
- poliphosfat 0,4%
Curing - nitrat 0,01 %
Penambahan bumbu-bumbu
Didinginkan
Dilakukan Analisa
- Kadar Protein
- Kadar Lemak
- Kadar Abu
- Kadar Air
- Uji Mikrobiologi
(Total Mikroba)
- Uji Organoleptik
Abri Yani Siregar : Pengaruh Jumlah Tepung Roti Terhadap Mutu Chicken Burger Selama Penyimpanan Beku,
2008.
USU Repository © 2009
HASIL DAN PEMBAHASAN
jumlah tepung roti dan lama penyimpanan terhadap parameter yang diamati dapat
pengaruh terhadap kadar protein, kadar lemak, kadar air, kadar abu, total mikroba
dan nilai organoleptik (warna, aroma, rasa dan tekstur) yang dapat dilihat pada
Tabel 4.
Dari Tabel 4 dapat dilihat bahwa jumlah tepung roti memberikan pengaruh
terhadap parameter yang diamati. Kadar protein tertinggi terdapat pada perlakuan
T4 (12,5%) yaitu sebesar 20,41% dan terendah pada T1 (5%) yaitu sebesar
14,56%. Kadar lemak tertinggi terdapat pada perlakuan T1 (5%) yaitu sebesar
25,34% dan terendah pada T4 (12,5%) yaitu sebesar 18,13%. Kadar air tertinggi
terdapat pada perlakuan T1 (5%) yaitu sebesar 41,90% dan terendah pada T4
(12,5%) yaitu sebesar 36,14%. Kadar abu tertinggi terdapat pada perlakuan
Abri Yani Siregar : Pengaruh Jumlah Tepung Roti Terhadap Mutu Chicken Burger Selama Penyimpanan Beku,
2008.
USU Repository © 2009
T1 (5%) yaitu sebesar 3,19% dan terendah pada T4 (12,5%) yaitu sebesar 2,21%.
19,53 x 102 CFU dan terendah pada T1 (5%) yaitu sebesar 13,87 x 102 CFU. Nilai
organoleptik tertinggi terdapat pada perlakuan T4 (12,5%) yaitu sebesar 3,56 dan
pengaruh terhadap kadar protein, kadar lemak, kadar air, kadar abu, total mikroba
dan nilai organoleptik (warna, aroma, rasa dan tekstur) yang dapat dilihat pada
Tabel 5.
pengaruh terhadap parameter yang diamati. Kadar protein tertinggi terdapat pada
perlakuan L4 (21 hari) yaitu sebesar 20,62% dan terendah pada L1 (0 hari) yaitu
sebesar 16,01%. Kadar lemak tertinggi terdapat pada perlakuan L1 (0 hari) yaitu
sebesar 27,34% dan terendah pada L4 (21 hari) yaitu sebesar 12,62%. Kadar air
tertinggi terdapat pada perlakuan L1 (0 hari) yaitu sebesar 41,74% dan terendah
pada L4 (21 hari) yaitu sebesar 35,45%. Kadar abu tertinggi terdapat pada
perlakuan L1 (0 hari) yaitu sebesar 3,49% dan terendah pada L4 (21 hari) yaitu
Abri Yani Siregar : Pengaruh Jumlah Tepung Roti Terhadap Mutu Chicken Burger Selama Penyimpanan Beku,
2008.
USU Repository © 2009
sebesar 1,92%. Total mikroba tertinggi terdapat pada perlakuan L1 (0 hari) yaitu
sebesar 33,57 x 102 CFU dan terendah pada L4 (21 hari) yaitu sebesar 3,87 x 102
CFU. Nilai organoleptik tertinggi terdapat pada perlakuan L4 (21 hari) yaitu
Dari daftar analisis sidik ragam (Lampiran 2), dapat dilihat bahwa
terhadap kadar protein Chicken Burger yang dapat dilihat pada Tabel 6.
Tabel 6. Uji Least Siqnificant Range (LSR) Efek Utama Pengaruh Jumlah
Tepung Roti terhadap Kadar Protein Chicken Burger
dengan T2, T3 dan T4. Perlakuan T2 berbeda sangat nyata dengan T3 dan T4.
Perlakuan T3 berbeda tidak nyata dengan T4. Kadar protein tertinggi terdapat pada
perlakuan T4 (12,5%) yaitu sebesar 20,41% dan terendah pada T1 (5%) yaitu
sebesar 15,56%.
Hubungan antara jumlah tepung roti terhadap kadar protein dapat dilihat
pada Gambar 2.
Abri Yani Siregar : Pengaruh Jumlah Tepung Roti Terhadap Mutu Chicken Burger Selama Penyimpanan Beku,
2008.
USU Repository © 2009
Gambar 2. Hubungan Jumlah Tepung Roti terhadap Kadar Protein
Chicken Burger
Dari Gambar 2 dapat dilihat bahwa semakin tinggi jumlah tepung roti
maka kadar protein akan semakin meningkat. Hal ini dikarenakan tepung roti
merupakan salah satu sumber protein yang bermutu tinggi. Kandungan protein
tepung roti mempunyai mutu mendekati mutu protein hewani karena susunan
asam amino esensial yang lengkap dan serasi. Dengan demikian, semakin tinggi
jumlah tepung roti yang ditambahkan maka kandungan proteinnya juga akan
semakin tinggi. Hal ini sesuai dengan pernyataan Buckle, et al., (1987) yang
menyatakan bahwa mutu protein tergantung pada seberapa jauh protein itu dapat
Winarno, 1997 menyatakan bahwa bila dua jenis protein yang memiliki
maka kekurangan asam amino dari satu protein dapat ditutupi oleh asam amino
sejenis yang berlebihan pada protein lain. Dua protein tersebut saling mendukung
(complementary) sehingga mutu gizi dari campuran menjadi lebih tinggi daripada
Abri Yani Siregar : Pengaruh Jumlah Tepung Roti Terhadap Mutu Chicken Burger Selama Penyimpanan Beku,
2008.
USU Repository © 2009
Pengaruh Lama Penyimpanan terhadap Kadar Protein
Dari daftar analisis sidik ragam (Lampiran 2), dapat dilihat bahwa
terhadap kadar protein Chicken Burger yang dapat dilihat pada Tabel 7.
Tabel 7. Uji Least Siqnificant Range (LSR) Efek Utama Pengaruh Lama
Penyimpanan terhadap Kadar Protein Chicken Burger
Dari Tabel 7 dapat dilihat bahwa perlakuan L1 berbeda tidak nyata dengan
L2, dan berbeda sangat nyata dengan L3 dan L4. Perlakuan L2 berbeda sangat nyata
dengan L3 dan L4. Perlakuan L3 berbeda tidak nyata dengan L4. Kadar protein
tertinggi terdapat pada perlakuan L4 (21 hari) yaitu sebesar 20,62% dan terendah
pada Gambar 3.
Abri Yani Siregar : Pengaruh Jumlah Tepung Roti Terhadap Mutu Chicken Burger Selama Penyimpanan Beku,
2008.
USU Repository © 2009
Gambar 3. Hubungan Lama Penyimpanan terhadap Kadar Protein
Chicken Burger
kadar protein chicken burger akan semakin meningkat. Hal ini disebabkan karena
jumlah air yang sedikit akibat hilang pada proses pembekuan menyebabkan a w
bahan rendah dan aktivitas mikroba menurun sehingga protein dapat meningkat.
Menurut Buckle, et al., (1987) bahwa suhu penyimpanan beku yang semakin
rendah dan perubahan kimiawi selama pembekuan dan penyimpanan beku dapat
tepung roti dan lama penyimpanan memberikan pengaruh berbeda nyata (P<0,05)
jumlah tepung roti dan lama penyimpanan terhadap kadar protein dapat dilihat
pada Tabel 8.
Abri Yani Siregar : Pengaruh Jumlah Tepung Roti Terhadap Mutu Chicken Burger Selama Penyimpanan Beku,
2008.
USU Repository © 2009
Tabel 8. Uji Least Siqnificant Range (LSR) Efek Utama Pengaruh Interaksi
Jumlah Tepung Roti dan Lama Penyimpanan terhadap Kadar
Protein Chicken Burger
tepung roti dan lama penyimpanan memberikan pengaruh berbeda nyata (P<0,05)
terhadap kadar protein chicken burger. Kadar protein tertinggi terdapat pada
perlakuan T4L4 (12,5% dan 21 hari) sebesar 24,52% dan kadar protein terendah
Abri Yani Siregar : Pengaruh Jumlah Tepung Roti Terhadap Mutu Chicken Burger Selama Penyimpanan Beku,
2008.
USU Repository © 2009
30,00 L1 : ŷ = 0,741T + 14,165 L2 : ŷ = 0,968T + 14,61 L3: ŷ = 2,2145T + 13,815
r = 0,8654 r = 0,9053 r = 0,9459
15,00
L2 7,00
10,00
L3 14,00
5,00
L4 21,00
0,00
0,0 1,0 2,0 3,0 4,0 5,0
Dari Gambar 4 dapat dilihat bahwa interaksi antara jumlah tepung roti dan
lama penyimpanan terhadap kadar protein chicken burger yaitu mengikuti garis
regresi linier. Semakin tinggi jumlah tepung roti dan semakin lama penyimpanan
maka kadar protein chicken burger akan meningkat. Hal ini disebabkan karena
kadar protein tepung roti yang semakin tinggi dan semakin lama penyimpanan
Hal ini sesuai dengan pernyataan Manulang, et al., (1995) yang menyatakan
bahwa penurunan kadar air akibat mekanisme interaksi pati tepung dan protein
sehingga air tidak dapat diikat secara sempurna karena ikatan hydrogen yang
seharusnya mengikat air telah dipakai untuk interaksi pati dan protein daging.
Dari daftar analisis sidik ragam (Lampiran 4), dapat dilihat bahwa
terhadap kadar protein Chicken Burger yang dapat dilihat pada Tabel 9.
Abri Yani Siregar : Pengaruh Jumlah Tepung Roti Terhadap Mutu Chicken Burger Selama Penyimpanan Beku,
2008.
USU Repository © 2009
Tabel 9. Uji Least Siqnificant Range (LSR) Efek Utama Pengaruh Jumlah
Tepung Roti terhadap Kadar Lemak Chicken Burger
dengan T2, T3 dan T4. Perlakuan T2 berbeda tidak nyata dengan T3 dan berbeda
sangat nyata dengan T4. Perlakuan T3 berbeda sangat nyata dengan T4. Kadar
lemak tertinggi terdapat pada perlakuan T1 (5%) yaitu sebesar 25,34% dan
Hubungan antara jumlah tepung roti terhadap kadar lemak dapat dilihat
pada Gambar 5.
Dari Gambar 5 dapat dilihat bahwa semakin tinggi jumlah tepung roti
maka kadar lemak chicken burger akan semakin menurun. Hal ini dikarenakan
jumlah tepung yang semakin tinggi, maka jumlah kandungan lemak dalam adonan
Abri Yani Siregar : Pengaruh Jumlah Tepung Roti Terhadap Mutu Chicken Burger Selama Penyimpanan Beku,
2008.
USU Repository © 2009
menjadi rendah, hal ini membuktikan bahwa kadar lemak chicken burger semakin
menurun.
lebih rendah dibandingkan daging ayam. Dengan mencampurkan tepung roti dan
daging ayam, maka akan dihasilkan campuran bahan dengan kandungan lemak
yang lebih rendah dari daging ayam. Semakin banyak tepung roti yang
ditambahkan maka kadar lemak chicken burger yang dihasilkan akan semakin
menurun.
Dari daftar analisis sidik ragam (Lampiran 4), dapat dilihat bahwa
terhadap kadar lemak Chicken Burger yang dapat dilihat pada Tabel 10.
Tabel 10. Uji Least Siqnificant Range (LSR) Efek Utama Pengaruh Lama
Penyimpanan terhadap Kadar Lemak Chicken Burger
dengan L2, L3 dan L4. Perlakuan L2 berbeda tidak nyata dengan L3 dan berbeda
sangat nyata dengan L4. Perlakuan L3 berbeda tidak nyata dengan L4. Kadar lemak
Abri Yani Siregar : Pengaruh Jumlah Tepung Roti Terhadap Mutu Chicken Burger Selama Penyimpanan Beku,
2008.
USU Repository © 2009
tertinggi terdapat pada perlakuan L1 (0 hari) yaitu sebesar 27,34% dan terendah
pada Gambar 6.
kadar lemak chicken burger akan semakin menurun. Hal ini sesuai dengan
minyak di dalam air atau air di dalam minyak menjadi tidak stabil.
rongga-rongga sebagian membentuk parit atau saluran, sehingga air atau lemak
beku pada suhu sekitar -18oC dan di bawahnya akan mencegah kerusakan
mikrobiologis dan kimiawi, dengan persyaratan tidak terjadi perubahan suhu yang
Abri Yani Siregar : Pengaruh Jumlah Tepung Roti Terhadap Mutu Chicken Burger Selama Penyimpanan Beku,
2008.
USU Repository © 2009
besar. Suhu beku dapat menyebabkan penarikan air bebas yang terdapat pada
tepung roti dan lama penyimpanan memberikan pengaruh berbeda nyata (P<0,05)
jumlah tepung roti dan lama penyimpanan terhadap kadar lemak dapat dilihat
Tabel 11. Uji Least Siqnificant Range (LSR) Efek Utama Pengaruh Interaksi
Jumlah Tepung Roti dan Lama Penyimpanan terhadap Kadar
Lemak Chicken Burger
Abri Yani Siregar : Pengaruh Jumlah Tepung Roti Terhadap Mutu Chicken Burger Selama Penyimpanan Beku,
2008.
USU Repository © 2009
Dari Tabel 11 dapat dilihat bahwa kombinasi perlakuan antara jumlah
tepung roti dan lama penyimpanan memberikan pengaruh berbeda nyata terhadap
kadar lemak chicken burger. Kadar lemak tertinggi terdapat pada perlakuan T1L1
(5% dan 0 hari) sebesar 35,60% dan kadar lemak terendah pada T4L4 (12,5% dan
L4 : ŷ = -1,025T + 15,188
30,00 r = -0,9606
25,00
20,00 L1 0
15,00 L2 7
10,00 L3 14
5,00 L4 21
0,00
0 1 2 3 4 5
Dari Gambar 7 dapat dilihat bahwa semakin tinggi jumlah tepung roti dan
lama penyimpanan maka kadar lemak pada chicken burger akan menurun. Hal ini
terjadi karena semakin tinggi jumlah tepung roti dan semakin lama penyimpanan
maka kadar lemak akan semakin menurun. Hal ini sesuai dengan pernyataan
Abri Yani Siregar : Pengaruh Jumlah Tepung Roti Terhadap Mutu Chicken Burger Selama Penyimpanan Beku,
2008.
USU Repository © 2009
Dengan menurunnya kadar air selama penyimpanan maka katalis oksidasi
Dari daftar analisis sidik ragam (Lampiran 6), dapat dilihat bahwa
terhadap kadar air Chicken Burger yang dapat dilihat pada Tabel 12.
Tabel 12. Uji Least Siqnificant Range (LSR) Efek Utama Pengaruh Jumlah
Tepung Roti terhadap Kadar Air Chicken Burger
dengan T2, T3 dan T4. Perlakuan T2 berbeda tidak nyata dengan T3 dan berbeda
sangat nyata dengan T4. Perlakuan T3 berbeda sangat nyata dengan T4. Kadar air
tertinggi terdapat pada perlakuan T1 (5%) yaitu sebesar 41,90% dan terendah pada
Hubungan antara jumlah tepung roti terhadap kadar air dapat dilihat pada
Gambar 8.
Abri Yani Siregar : Pengaruh Jumlah Tepung Roti Terhadap Mutu Chicken Burger Selama Penyimpanan Beku,
2008.
USU Repository © 2009
43
42
Dari Gambar 8 dapat dilihat bahwa semakin tinggi jumlah tepung roti
maka kadar air chicken burger akan semakin menurun. Hal ini sesuai dengan
disebabkan jumlah air pada tepung roti relatif rendah, karena kemampuannya
dalam menyerap air berkurang. Saat tepung roti mengalami gelatinisasi, air yang
masuk ke dalam butiran pati jumlahnya tidak sebesar sewaktu terjadi gelatinisasi
awal, yaitu gelatinisasi pati gandum pada proses pembuatan roti (bahan baku
tepung roti). Kemampuan molekul-molekul pati tepung roti dalam menyerap air
sangat besar.
Abri Yani Siregar : Pengaruh Jumlah Tepung Roti Terhadap Mutu Chicken Burger Selama Penyimpanan Beku,
2008.
USU Repository © 2009
Pengaruh Lama Penyimpanan terhadap Kadar Air (%)
Dari daftar analisis sidik ragam (Lampiran 6), dapat dilihat bahwa
terhadap kadar air Chicken Burger yang dapat dilihat pada Tabel 13.
Tabel 13. Uji Least Siqnificant Range (LSR) Efek Utama Pengaruh Lama
Penyimpanan terhadap Kadar Air Chicken Burger
dengan L2 dan berbeda sangat nyata dengan L3 dan L4. Perlakuan L2 berbeda
sangat nyata dengan L3 dan L4. Perlakuan L3 berbeda sangat nyata dengan L4.
Kadar air tertinggi terdapat pada perlakuan L1 (0 hari) yaitu sebesar 41,74% dan
Hubungan antara lama penyimpanan terhadap kadar air dapat dilihat pada
Gambar 9.
Abri Yani Siregar : Pengaruh Jumlah Tepung Roti Terhadap Mutu Chicken Burger Selama Penyimpanan Beku,
2008.
USU Repository © 2009
43
42
kadar air chicken burger akan semakin menurun. Hal ini sesuai dengan pernyataan
daya ikat air akan semakin menurun yang ditunjukkan dengan meningkatnya
jumlah air bebas. Hal ini terjadi karena terjadi pengkerutan protein karena
semakin kecil. Menurunnya kadar air disebabkan oleh terjadinya degradasi protein
myofibril (aktin dan myosin) sehingga protein tidak dapat mengikat air lagi
dengan baik.
tepung roti dan lama penyimpanan memberikan pengaruh tidak nyata (P>0,05)
terhadap kadar air chicken burger, sehingga uji LSR tidak dilanjutkan.
Abri Yani Siregar : Pengaruh Jumlah Tepung Roti Terhadap Mutu Chicken Burger Selama Penyimpanan Beku,
2008.
USU Repository © 2009
Kadar Abu (%)
Dari daftar analisis sidik ragam (Lampiran 8), dapat dilihat bahwa
terhadap kadar abu Chicken Burger yang dapat dilihat pada Tabel 14.
Tabel 14. Uji Least Siqnificant Range (LSR) Efek Utama Pengaruh Jumlah
Tepung Roti terhadap Kadar Abu Chicken Burger
dengan T2, T3 dan T4. Perlakuan T2 berbeda sangat nyata dengan T3 dan T4.
Perlakuan T3 berbeda sangat nyata dengan T4. Kadar abu tertinggi terdapat pada
perlakuan T1 (5%) yaitu sebesar 3,20% dan terendah pada T4 (12,5%) yaitu
sebesar 2,21%.
Hubungan antara jumlah tepung roti terhadap kadar abu dapat dilihat pada
Gambar 10.
Abri Yani Siregar : Pengaruh Jumlah Tepung Roti Terhadap Mutu Chicken Burger Selama Penyimpanan Beku,
2008.
USU Repository © 2009
Gambar 10. Hubungan Jumlah Tepung Roti terhadap Kadar Abu
Chicken Burger
Dari Gambar 10 dapat dilihat bahwa semakin tinggi jumlah tepung roti
maka kadar abu chicken burger akan semakin menurun. Berdasarkan Daftar
Komposisi Bahan Pangan (Dep. Kes R.I., 1996) bahwa kadar abu tepung roti
lebih kecil daripada daging ayam. Oleh karena itu, jumlah tepung roti yang
semakin tinggi akan terjadi penurunan kadar abu yang lebih rendah dibandingkan
dengan penurunan kadar abu pada daging ayam. Menurut Sudarmadji, et al.,
(1989) bahwa makanan yang berasal dari hewani mengandung kadar abu yang
tinggi.
Dari daftar analisis sidik ragam (Lampiran 8), dapat dilihat bahwa
terhadap kadar abu chicken burger yang dapat dilihat pada Tabel 15.
Abri Yani Siregar : Pengaruh Jumlah Tepung Roti Terhadap Mutu Chicken Burger Selama Penyimpanan Beku,
2008.
USU Repository © 2009
Tabel 15. Uji Least Siqnificant Range (LSR) Efek Utama Pengaruh Lama
Penyimpanan terhadap Kadar AbuChicken Burger
dengan L2, L3 dan L4. Perlakuan L2 berbeda sangat nyata dengan L3 dan L4.
Perlakuan L3 berbeda sangat nyata dengan L4. Kadar abu tertinggi terdapat pada
perlakuan L1 (0 hari) yaitu sebesar 3,50% dan terendah pada L4 (21 hari) yaitu
sebesar 1,93%.
Hubungan antara lama penyimpanan terhadap kadar abu dapat dilihat pada
Gambar 11.
kadar abu chicken burger akan semakin menurun. Hal ini dikarenakan banyaknya
jumlah mineral yang terbakar menjadi zat yang menguap (Epirospiati, 2008),
Abri Yani Siregar : Pengaruh Jumlah Tepung Roti Terhadap Mutu Chicken Burger Selama Penyimpanan Beku,
2008.
USU Repository © 2009
selain itu perubahan mikrostruktur yang terjadi selama penyimpanan beku
menyebabkan air dan kandungan lainnya dalam bahan akan mudah mengalir
tepung roti dan lama penyimpanan memberikan pengaruh berbeda nyata (P<0,05)
jumlah tepung roti dan lama penyimpanan terhadap kadar abu dapat dilihat pada
Tabel 16.
Tabel 16. Uji Least Siqnificant Range (LSR) Efek Utama Pengaruh Interaksi
Jumlah Tepung Roti dan Lama Penyimpanan terhadap Kadar
Abu Chicken Burger
Abri Yani Siregar : Pengaruh Jumlah Tepung Roti Terhadap Mutu Chicken Burger Selama Penyimpanan Beku,
2008.
USU Repository © 2009
Dari Tabel 16 dapat dilihat bahwa kombinasi perlakuan antara jumlah
tepung roti dan lama penyimpanan memberikan pengaruh berbeda nyata terhadap
kadar abu chicken burger. Kadar abu tertinggi terdapat pada perlakuan T1L1 (5%
dan 0 hari) sebesar 3,86% dan kadar abu terendah pada T4L4 (12,5% dan 21 hari)
sebesar 1,37%.
3,50
L4 : ŷ = -0,425T + 2,9875
3,00
r = -0,9751
2,50
L1 0
2,00
1,50 L2 7
1,00
L3 14
0,50
0,00 L4 21
0 1 2 3 4 5
Jumlah Tepung Roti (%)
Dari Gambar 12 dapat dilihat bahwa semakin tinggi jumlah tepung roti dan
lama penyimpanan maka kadar abu pada chicken burger akan menurun. Hal ini
dapat dijelaskan sebagai berikut, jumlah tepung yang tinggi akan mengurangi
kadar abu yang tinggi pada ayam dan semakin lama penyimpanan menyebabkan
tekstur yang keras sehingga membutuhkan waktu yang lama pada proses
thawing. Dimana pada saat thawing akan banyak mineral-mineral yang hilang
(Epirospiati, 2008).
Abri Yani Siregar : Pengaruh Jumlah Tepung Roti Terhadap Mutu Chicken Burger Selama Penyimpanan Beku,
2008.
USU Repository © 2009
Uji Mikrobiologi (Total Mikroba) (x 102 CFU)
Dari daftar analisis sidik ragam (Lampiran 10), dapat dilihat bahwa
pengaruh jumlah tepung roti memberikan pengaruh tidak nyata (P>0,05) terhadap
Dari daftar analisis sidik ragam (Lampiran 10), dapat dilihat bahwa
terhadap total mikroba chicken burger yang dapat dilihat pada Tabel 17.
Tabel 17. Uji Least Siqnificant Range (LSR) Efek Utama Pengaruh Lama
Penyimpanan terhadap Total Mikroba Chicken Burger
dengan L2, dan berbeda sangat nyata dengan L3 dan L4. Perlakuan L2 berbeda
sangat nyata dengan L3 dan L4. Perlakuan L3 berbeda tidak nyata dengan L4.
33,58 x 102 CFU dan terendah pada L4 (21 hari) yaitu sebesar 3,88 x 102 CFU.
Abri Yani Siregar : Pengaruh Jumlah Tepung Roti Terhadap Mutu Chicken Burger Selama Penyimpanan Beku,
2008.
USU Repository © 2009
Total Mikroba (x100 CFU)
40
35
30
ŷ = -1,5594L + 33,254
25 r = -0,9083
20
15
10
5
0
0 5 10 15 20 25
Lama Penyimpanan (hari)
total mikroba chicken burger akan semakin menurun. Hal ini dikarenakan dengan
suhu beku dapat menyebabkan penarikan air bebas yang terdapat pada bahan
enzim menjadi inaktif sehingga tidak dapat menguraikan bahan organik yang
terdapat pada produk, karena tidak adanya bahan-bahan yang terurai maka bakteri
menurun.
penyimpanan.
Abri Yani Siregar : Pengaruh Jumlah Tepung Roti Terhadap Mutu Chicken Burger Selama Penyimpanan Beku,
2008.
USU Repository © 2009
Pengaruh Interaksi antara Jumlah Tepung Roti dan Lama Penyimpanan
terhadap Total Mikroba Chicken Burger
Dari hasil analisis sidik ragam (Lampiran 10) menunjukkan bahwa jumlah
tepung roti dan lama penyimpanan memberikan pengaruh tidak nyata (P>0,05)
Dari daftar analisis sidik ragam (Lampiran 12), dapat dilihat bahwa
terhadap nilai organoleptik chicken burger yang dapat dilihat pada Tabel 18.
Tabel 18. Uji Least Siqnificant Range (LSR) Efek Utama Pengaruh Jumlah
Tepung Roti terhadap Nilai Organoleptik Chicken Burger
dengan T2 dan berbeda sangat nyata dengan T3 dan T4. Perlakuan T2 berbeda tidak
nyata dengan T3 dan berbeda sangat nyata dengan T4. Perlakuan T3 berbeda sangat
nyata dengan T4. Nilai organoleptik tertinggi terdapat pada perlakuan T4 (12,5%)
yaitu sebesar 3,56 dan terendah pada T1 (5%) yaitu sebesar 3,26.
Abri Yani Siregar : Pengaruh Jumlah Tepung Roti Terhadap Mutu Chicken Burger Selama Penyimpanan Beku,
2008.
USU Repository © 2009
Gambar 14. Hubungan Jumlah Tepung Roti terhadap Nilai
Organoleptik Chicken Burger
Dari Gambar 14 dapat dilihat bahwa semakin tinggi jumlah tepung roti
maka nilai organoleptik chicken burger akan semakin meningkat. Hal ini sesuai
dengan pernyataan Judge et al., (1974) yang menyatakan bahwa tekstur chicken
25% lemak akan lebih empuk daripada yang mempunyai kandungan lemak 10%
atau 15%.
akan mempengaruhi cita rasa yang ditimbulkan oleh bahan tersebut. Semakin baik
Dari daftar analisis sidik ragam (Lampiran 12), dapat dilihat bahwa
terhadap nilai organoleptik chicken burger yang dapat dilihat pada Tabel 19.
Abri Yani Siregar : Pengaruh Jumlah Tepung Roti Terhadap Mutu Chicken Burger Selama Penyimpanan Beku,
2008.
USU Repository © 2009
Tabel 19. Uji Least Siqnificant Range (LSR) Efek Utama Pengaruh Lama
Penyimpanan terhadap Nilai Organoleptik Chicken Burger
dengan L2, dan berbeda nyata dengan L3 dan L4. Perlakuan L2 berbeda tidak nyata
dengan L3 dan L4. Perlakuan L3 berbeda tidak nyata dengan L4. Nilai organoleptik
tertinggi terdapat pada perlakuan L4 (21 hari), yaitu sebesar 3,46 dan terendah
3,5
Nilai Organoleptik
(Numerik)
3,45
3,4
ŷ = 0,007L + 3,314
3,35
r = 0,9942
3,3
0 5 10 15 20 25
nilai organoleptik chicken burger akan semakin meningkat, hal ini dikarenakan
Abri Yani Siregar : Pengaruh Jumlah Tepung Roti Terhadap Mutu Chicken Burger Selama Penyimpanan Beku,
2008.
USU Repository © 2009
Epirospiati (2008) yang menyatakan bahwa semakin lama waktu penyimpanan,
daya ikat air akan semakin menurun yang ditunjukkan dengan menurunnya
jumlah air bebas. Tekstur yang baik akan mempengaruhi cita rasa bahan tersebut.
Dari hasil analisis sidik ragam (Lampiran 10) menunjukkan bahwa jumlah
tepung roti dan lama penyimpanan memberikan pengaruh tidak nyata (P>0,05)
terhadap nilai organoleptik chicken burger sehingga uji LSR tidak dilanjutkan.
Abri Yani Siregar : Pengaruh Jumlah Tepung Roti Terhadap Mutu Chicken Burger Selama Penyimpanan Beku,
2008.
USU Repository © 2009
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
dihasilkan.
penyimpanan maka akan menurunkan kadar lemak, kadar air, kadar abu
4. Dari hasil penelitian diperoleh hasil yang paling baik untuk menghasilkan
chicken burger adalah dengan penambahan 10% tepung roti dan dengan
Abri Yani Siregar : Pengaruh Jumlah Tepung Roti Terhadap Mutu Chicken Burger Selama Penyimpanan Beku,
2008.
USU Repository © 2009
Saran
kedelai.
sagu.
Abri Yani Siregar : Pengaruh Jumlah Tepung Roti Terhadap Mutu Chicken Burger Selama Penyimpanan Beku,
2008.
USU Repository © 2009
DAFTAR PUSTAKA
Alamsyah, Y., 2005. Membuat Sendiri Frozen Food Sosis Tanpa Bahan
Pengawet. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Cahyadi, W., 2006. Analisis dan Aspek Kesehatan. Bahan Tambahan Pangan.
Bumi Aksara, Jakarta.
Abri Yani Siregar : Pengaruh Jumlah Tepung Roti Terhadap Mutu Chicken Burger Selama Penyimpanan Beku,
2008.
USU Repository © 2009
Dwidjoseputro, D., 1987. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Djambatan, Malang.
Forrest, J.C., E.D. Aberle, H.B. Hendrick, M.D. Judge and R.A. Merke, 1975.
Principle of Meat Science. W.H. Feaman and Company, San Fransisco.
Gaman, P.M. dan K.B. Sherrington, 1990. Ilmu Pangan. Pengantar Ilmu Pangan,
Nutrisi dan Mikrobiologi. Penerjemah M. Gardjito, S. Naruki, A. Murdiati
dan Sardjono. UGM-Press, Yogyakarta.
Hadiwiyoto, S., 1989. Hasil-Hasil Olahan Susu, Ikan, Daging dan Telur. Liberty,
Yogyakarta.
Harris, R.S. and E. Karmas, 1989. Evaluasi Gizi pada Pengolahan Bahan Pangan.
Penerjemah S. Achmadi, ITB, Bandung.
Heid, J.L. and M.A. Joslyn, 1967. Fundamentals of Food Processing Operation
Ingridients, Method and Packing. The Avi Publishing Company, Inc.,
Westport, Connecticut.
Judge, M.D., C.G. Haugh, G.L. Zakhariah, C.E. Parmeke and R.L. Pyle, 1974.
Soya Additives in Beef Patties. J. Food Scie. Vol. 9 (112).
Abri Yani Siregar : Pengaruh Jumlah Tepung Roti Terhadap Mutu Chicken Burger Selama Penyimpanan Beku,
2008.
USU Repository © 2009
Soekarto, S.T., 1985. Penilaian Organoleptik. Pusat Pengembangan Teknologi
Pangan. IPB, Bogor.
Sudarmadji, S., B. Haryono, dan Suhardi, 1989. Analisa Bahan Makanan dan
Pertanian. Liberty, Yogyakarta.
Sulzbacher, W.L. dan A.M. Gaddis, 1978. Meat Technology. Avi Publishing
Company, Inc. Westport, Connecticut.
Wibowo, S., 1995. Bakso Ikan dan Bakso Daging. Penebar Swadaya, Jakarta.
Winarno, F.G., 1997. Kimia Pangan dan Gizi. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Abri Yani Siregar : Pengaruh Jumlah Tepung Roti Terhadap Mutu Chicken Burger Selama Penyimpanan Beku,
2008.
USU Repository © 2009
Lampiran 1. Data Pengamatan Analisis Kadar Protein (%)
Ulangan
Perlakuan Total Rataan
I II
T1L1 14.91 14.21 29.120 14.560
T1L2 15.62 14.84 30.460 15.230
T1L3 16.77 15.26 32.030 16.015
T1L4 17.15 15.71 32.860 16.430
Abri Yani Siregar : Pengaruh Jumlah Tepung Roti Terhadap Mutu Chicken Burger Selama Penyimpanan Beku,
2008.
USU Repository © 2009
Lampiran 3. Data Pengamatan Analisis Kadar Lemak (%)
Ulangan
Perlakuan Total Rataan
I II
T1L1 37.00 34.20 71.200 35.600
T1L2 26.33 27.66 53.990 26.995
T1L3 22.20 26.60 48.800 24.400
T1L4 14.00 14.75 28.750 14.375
Abri Yani Siregar : Pengaruh Jumlah Tepung Roti Terhadap Mutu Chicken Burger Selama Penyimpanan Beku,
2008.
USU Repository © 2009
Lampiran 7. Data Pengamatan Analisis Kadar Abu (%)
Ulangan
Perlakuan Total Rataan
I II
T1L1 3,89 3,82 7,710 3,855
T1L2 3,30 3,48 6,780 3,390
T1L3 2,89 2,99 5,880 2,940
T1L4 2,32 2,90 5,220 2,610
Abri Yani Siregar : Pengaruh Jumlah Tepung Roti Terhadap Mutu Chicken Burger Selama Penyimpanan Beku,
2008.
USU Repository © 2009
Lampiran 9. Data Pengamatan Total Mikroba (x102 CFU)
Ulangan
Perlakuan Total Rataan
I II
T1L1 34,00 26,00 60,000 30,000
T1L2 33,00 5,00 38,000 19,000
T1L3 4,00 3,00 7,000 3,500
T1L4 3,00 3,00 6,000 3,000
Lampiran 10. Daftar Analisis Sidik Ragam Total Mikroba (x102 CFU)
SK db JK KT F hit. F.05 F.01
Perlakuan 15 5443,63 362,909 4,767 ** 2,35 3,41
T 3 141,451 47,150 0,619 tn 3,63 5,29
T Lin 1 140,438 140,438 1,845 tn 4,49 8,53
T Kuad 1 0,945 0,945 0,012 tn 4,49 8,53
T Kub 1 0,068 0,068 0,001 tn 4,49 8,53
L 3 5247,526 1749,175 22,974 ** 3,63 5,29
L Lin 1 4766,581 4766,581 62,606 ** 4,49 8,53
L Kuad 1 109,150 109,150 1,434 tn 4,49 8,53
L Kub 1 371,795 371,795 4,883 * 4,49 8,53
TxL 9 54,653 6,073 0,080 tn 2,54 3,78
Galat 16 1218,185 76,137
Total 31 6661,81
Keterangan:
FK = 9.115,88
KK = 51,698%
** = sangat nyata
* = nyata
tn = tidak nyata
Abri Yani Siregar : Pengaruh Jumlah Tepung Roti Terhadap Mutu Chicken Burger Selama Penyimpanan Beku,
2008.
USU Repository © 2009
Lampiran 11. Data Pengamatan Nilai Organoleptik (Numerik)
Ulangan
Perlakuan Total Rataan
I II
T1L1 3,12 3,28 6,400 3,200
T1L2 3,20 3,32 6,520 3,260
T1L3 3,24 3,32 6,560 3,280
T1L4 3,28 3,32 6,600 3,300