Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Materi Wawancara PPDS Unsri

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 6

MATERI WAWANCARA PPDS UNSRI (DEKANAT & RS)

I. Pengetahuan tentang RS / FK / PRODI


1. VISI MISI
a. RS
 Visi : menjadi RS pendidikan dan rujukan nasional berstandar internasional
 Misi :
o Menyelenggarakan pelayanan, pendidikan dan penelitian berstandar internasional
o Menyelenggarakan promosi kesehatan secara komprehensif dan berkelanjutan
o Menjalani kemitraan dan melaksanakan system rujukan dengan RS jejaring
o Meningkatkan kompetensi, kinerja dan kesejahteraan pegawai
 Moto : kesembuhan dan kepuasan anda merupakan kebahagian kami
b. FK
 Visi :
o Menjadi FK terkemuka dibidang kedokteran dan kesehatan berperingkat 100 besar di Asia tahun 2020
o Menjadi FK termuka di Asia Tenggara yang berbasis Pendidikan dan Penelitian, pelayanan dibidang ilmu
Kedokteran dan Kesehatan 2025
 Misi :
o Melaksanakan dan meningkatkan kegiatan pendidikan kedokteran dan kesehatan berkelas dunia serta
berbasis kearifan lokal
o Meningkatkan aktivitas penelitian berdaya saing dan berkualitas Internasional
o Meningkatkan kualitas dan kuantitas kegiatan pengabdian dan pelayanan kepada masyarakat
o Meingkatkan mutu system manajemen dan tata kelola Fakultas
 Tujuan :
o Menghasilkan lulusan tenaga kedokteran dan kesehatan yang professional menjunjung etika profesi dan
mampu bersaing dalam tingkat nasional maupun internasional
o Menghasilkan produk penelitian yang bermanfaat bagi institusi dan masyarakat, memiliki hak kekayaan
intelektual, dan terpublikasi pada jurnal terakreditasi taraf nasional dan internasional
o Memberikan pengabdian dan pelayanan kepada masyarakat dalam bidang kedokteran dan kesehatan yang
unggul, menjadi sumber rujukan nasional dan berstandar internasional
o Menerapkan manajemen dan tata kelola berbasis good governance

c. PRODI
 Visi : Menjadi pusat pendidikan dan rujukan nasional dalam bidang Anestesiologi dan Terapi Insentif
berstandar Internasional 2025
 Misi :
o Menyelenggarakan pendidikan Anestesiologi dan Terapi Insentif berstandar Internasional
o Melaksanakan penelitian yang menunjang pengembangan ilmu dan teknologi dalam bidang Anestesiologi
dan Terapi Insentif.
o Menyelenggarakan pelayanan Anestesiologi dan Terapi Insentif yang prima, aman, informatif, efektif dan
manusiawi
o Menjalin kemitraan dan melaksanakan sistem rujukan dengan rumah sakit jejaring
 Tujuan :
o Menghasilkan lulusan yang professional menjunjung etika profesi dan mampu bersaing dalam tingkat
nasional maupun internasional
o Menghasilkan produk penelitian yang bermanfaat bagi institusi dan masyarakat serta terpublikasi
o Menghasilkan lulusan yang mampu memberikan pelayanan Anestesiologi dan Terapi Insentif sesuai
dengan perkembangan ilmu terkini dan sesuai dengan standar keselamatan pasien dengan efektif, aman dan
manusiawi
o Memberikan pelayanan kedokteran yang berbasis akademik, unggul, menjadi sumber rujukan nasional dan
berstandar Internasional
 Sasaran:
o Meningkatnya kemampuan staf pengajar dalam pembelajaran
o Terwujudnya sistem pengelolaan pendidikan yang efektif, efisien dan professional
o Berkembangnya semua divisi
o Terwujudnya lulusan yang kompeten dan unggul
o Meningkatnya kemampuan staf pengajar dalam penulisan karya ilmiah
o Meningkatnya kemampuan staf pengajar dalam pelayanan dan pengabdian masyarakat
o Terwujudnya kepuasan stakeholder karena lulusan mempunyai kompetensi dan skill sesuai dengan tuntutan
dan kebutuhan
o Terlaksananya audit mutu
o Terwujudnya sistem pengelolahan keuangan yang efektif, efisien, transparan dan akuntabel
o Terwujudnya kepuasan stakeholder karena institusi pendidikan menjadi pusat rujukan nasional

2. AKREDITASI
a. RS
 Adalah suatu pengakuan yang diberikan oleh pemerintah pada RS karena telah memenuhi standar yang
ditentukan
 Tipe akreditasi :
1. Akreditasi Tingkat Dasar (4) 4 bab @ ≥ 80%, bab lain sisa @ ≥ 20%
2. Akreditasi Tingkat Madya (8) 8 bab @ ≥ 80%, bab lain sisa @ ≥ 20%
3. Akreditasi Tingkat Utama (12) 12 bab @ ≥ 80%, bab lain sisa @ ≥ 20%
4. Akreditasi Tingkat Paripurna (15) 15 bab @ ≥ 80% (RSMH : 6 Januari 2015 sd 5 Januari 2018)
5. RS Tipe A (General Hospital A-Class) Wilayah Sumatera : 9 Oktober 2015
6. JCI (Joint Commission International) Academic Medical Center Hospital : 03-12-2016 sd 02-12-2019
 15 BAB :
1. Akses ke pelayanan dan kontinuitas pelayanan (APK)
2. Hak Pasien & Keluarga (HPK)
3. Assesment Pasien
4. Pelayanan Pasien
5. Pelayanan Anestesi & Bedah
6. Manajemen Penggunaan Obat
7. Pendidikan Pasien & Keluarga
8. Peningkatan Mutu & Keselamatan Pasien
9. Pencegahan & Pengendalian Infeksi
10. Tata Kelola, Kepemimpinan & Pengerahan
11. Manajemen Fasilitas & Keselamatan
12. Kualifikasi & Pendidikan Saraf
13. Manajemen Komunikasi & Informasi
14. Sasaran Keselamatan Pasien RS
15. Millenium Development Goal’s (MDGs)

b. FK
Sertifikat Akreditasi Pendidikan Dokter Keputusan BAN-PT : 237/SK/BAN-PT/Ak-XVI/S/XI/2013
Sertifikat Akreditasi Berdasarkan Keputusan LAM-PTKes (Decree) No. : 0002/LAM-PTKes/Akr.Bd/Sar/V/2018
Terakreditasi B berlaku sampai tanggal 04 Mei 2023

c. PRODI
Sertifikat Akreditasi Berdasarkan Keputusan LAM-PTKes (Decree) No. : 0766/LAM-PTKes/Akr/Spe/XII/2017
Terakreditasi A berlaku sampai tanggal 29 Desember 2022

3. NAMA PIMPINAN
a. RS
o DirUt : dr. M. Syahril Mansyur, Sp. P, MPH
o Dir Medik dan Keperawatan : Dr. dr. H. M. Alsen Arlan, Sp. B. KBD, MARS
o Dir Keuangan : Drs. Bastian, MM & dr. H. Welly Refnaldi, M. Kes
o Dir Umum, SDM & Pendidikan : Drs. Amrizal M, Apt., M.Kes., MARS
o Ketua Komite Medik : dr. H. Azhari, Sp. OG (K) & Dr. dr. Zulkhair Ali, Sp. PD (K)
o Ketua SPI : Nur Ariati, S. Kep, M. Kes

b. FK
o Sejarah
 Agustus 1960, saran Gubernur Achmad Bastari dan Panglima Kodam IV/Sriwijaya Kol. Harun Sohal
dibentuk Pantitia Persiapan Pendirian FK oleh IDI cabang Palembang, ketua : dr. Adnan WD, wakil ketua :
Kol. Dr. Noesmir, Sekretaris I : dr. Goepito Hardjowijono, Sekretaris II : Kol. dr. J. Roesad, dan anggota :
dr. M. Ali, dr. Setiardjo, dr. A. Hakim, dan dr. M. Hoesin.
 15 September 1960 menggariskan rencan danpedoman kerja untuk mendirikan FK
 26 April 1961 hasil rapat kerja panitia diserahkan kepada Rektor Unsri drg. M. Isa
 4 September 1961, Rektor Unsri menunjuk Kol. dr. J. Roesad menjadi formateur merangkap Ketua Panitia
Pendirian FK Unsri dengan SK No. Kpts 777-3/9/1961
 2 Januari 1962 panitia mengajak kesedian UI (Prof. Dr. Soedjono D Poesponogoro) untuk membantu tenaga
pengajar.
 1 Oktober 1962  Hari Jadi FK Unsri
 4 Desember 1980 SK Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No 0271/U/1980 dibuka PPDS IKA, Bedah
 1982 dibuka PPDS Mata
 1986 dibuka PPDS IPD
 1987 dibuka PPDS Obgyn
 2002 dibuka PPDS Saraf dan PA
 2003 dibuka PPDS Anestesi & Terapi Insentif
o Dekan : dr. Syarif Husin, M. S
o WD I : Dr. dr. Radiyati Umi Partan, Sp. PD
o WD II : Dr. dr. H. Muhammad Irsan Saleh, M. Biomed
o WD III : Dr. dr. Irfannuddin, Sp. KO, M. Pd. Ked
o Ketua PPDS : Dr. dr. H. Ferry Yusrizal, Sp. OG (K), M. Kes
o Sekretaris PPDS: dr. Alie Solahuddin, Sp. M

c. PRODI
o 8 Oktober 1980 Departemen / Bagian Anestesi & Terapi Insentif didirikan oleh H. Muzwarsjab, Sp. An
o 2003 menerima PPDS bekerjasama dengan UNPAD dan UNAIR
o 1980 – 2003 : Kepala Bagian dr. H. Muzwarsjab, Sp. An
o 2003 – 2008 : Kepala Bagian dr. Hj. Endang Melati Maas, Sp. An, KIC, KAP
o 2008 – 2011 : Kepala Bagian dr. Rose Mafiana, Sp. An
o 2011 – sekarang: Kepala Bagian dr. H. Zulkifli, Sp. An, KIC, M. Kes, MARS
o Sekretaris Bagian / Departemen & Koordinator Mutu & Keselamatan : dr. Agustina Br Haloho, Sp. An, M.
Kes
o Koordinator Pendidikan & Sekretaris Program Studi : dr. Fredi Heru Irwanto, Sp. An, KAKV
o Ketua Program Studi : dr. Rizal Zainal, Sp. An, KMN, FIPM
o Koordinator Penelitian dan Pengembangan : dr. Mayang Indah Lestari, Sp. An

II. Pengetahuan Kode Etik Kedokteran


1. Kerahasiaan RM / Pasien
 Rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan & dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan,
tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien
 Permenkes RI No. 269/Menkes/PER/III/2008 (Pasal 10)
1. Informasi tentang identitas, diagnosis, R/ penyakit, R/ pemeriksaan, R/ pengobatan pasien harus dijaga
kerahasiaannya oleh dokter, dokter gigi, tenaga kesehatan tertentu, petugas pengelola dan pimpinan sarana
pelayanan kesehatan.
2. Informasi tentang identitas, diagnosis, R/ penyakit, R/ pemeriksaan, R/ pengobatan dapat dibuka dalam hal :
a. Untuk kepentingan kesehatan pasien
b. Memenuhi permintaan aparatur penegak hukum dalam rangka penegakan hukum atas perintah pengadilan
c. Permintaan dan / persetujuan pasien sendiri
d. Permintaan institusi / lembaga berdasarkan ketentuan perundang – undangan
e. Untuk kepentingan penelitian, pendidikan dan audit medis sepanjang tidak menyebutkan identitas pasien
3. Permintaan rekam medis untuk tujuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) harus dilakukan secara tertulis
kepada pimpinan sarana pelayanan kesehatan

2. KODEKI
Kewajiban Dokter terhadap Pasien
 Pasal 10 : setiap dokter wajib bersikap tulus ikhlas dan mempergunakan segala ilmu dan ketrampilannya untuk
kepentingan pasien. Jika tidak mampu, atas persetujuan pasien, wajib merujuk pasien kepada dokter
ahli
 Pasal 11 : setiap dokter harus memberikan kesempatan kepada pasien agar senantiasa dapat berhubungan dengan
keluarga dan penasehatnya dalam beribadat dan atau dalam masalah lainnya
 Pasal 12 : setiap dokter wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang seorang pasien, bahkan
juga
setelah pasien itu meninggal dunia
 Pasal 13 : setiap dokter wajib melakukan pertolongan darurat sebagai suatu tugas perikemanusian, kecuali bila ia
yakin ada orang lain bersedia dan mampu memberikannya

Kewajiban Dokter terhadap Teman Sejawat


 Pasal 14 : setiap dokter memperlakukan TS sebagaiman ia sendiri ingin diperlakukan
 Pasal 15 : setiap dokter tidak boleh mengambil alih pasien dari TS, kecuali dengan persetujuan atau berdasarkan
prosedur yang etis
3. Sumpah Dokter
1. Saya akan membaktikan hidup saya guna kepentingan perikemanusian
2. Saya akan memberikan kepada guru – guru saya penghormatan dan pernyataan terima kasih yang selayaknya
3. Saya akan menjalankan tugas saya dengan cara yang terhormat dan bermoral tinggi, sesuai dengan martabat
pekerjaan saya
4. Kesehatan penderita senantiasa akan saya utamakan
5. Saya akan merahasiakan segala sesuatu yang saya ketahui karena pekerjaan saya dan karena keilmuan saya sebagai
dokter
6. Saya akan memelihara dengan sekuat tenaga martabat dan tradisi luhur jabatan kedokteran
7. Saya akan memperlakukan teman sejawat saya sebagai mana saya sendiri ingin diperlakukan
8. Dalam menunaikan kewajiban terhadap penderita, saya akan berikhtiar dengan sunguh – sungguh supaya saya tidak
terpengaruh oleh pertimbangan keagamaan, kebangsaan, kesukuan, politik kepartaian, atau kedudukan sosial
9. Saya akan menghormati setiap hidup insani mulai dari saat pembuahan
10. Sekalipun diancam, saya tidak akan mempergunakan pengetahuan kedokteran saya untuk sesuatu yang bertentangan
dengan hukum perikemanusiaan
Saya ikrarkan sumpah ini dengan sunguh – sungguh dan dengan mempertaruhkan kehormatan diri saya

III. Etika Kedokteran


 MKEK : Majelis Kehormatan Etik Kedokteran
Tugasnya : membimbing, mengawasi, menilai pelaksanaan etik kedokteran apakah sejalan dg profesi kedokteran
 MKDKI : Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran Indonesia
Tugasnya : menentukan ada tidaknya kesalahan penerapan disiplin ilmu kedokteran dan menjatuhkan saksi atas
itu

IV. Pengetahuan GELS


Mengikuti GELS di Instalasi Diklat RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang 07 – 09 Mei 2018

V. 5 star doctor : Care provider, Decision maker, Community leader, Communicator, Manager

VI. Kewajiban Dokter & Pasien


 Kewajiban Dokter
o Mengamalkan sumpah dokter
o Melaksanakan standar profesi
o Kebebasan dan kemandirian profesi
o Memberi surat keterangan sesudah memeriksa sendiri
o Menghormati harkat dan martabat manusia, menghormati hak sejawat dan nakes lain
o Jujur terhadap pasien dan sejawat
o Melindungi hidup makhluk insani
o Memperhatikan kepentingan masyarakat dan semua aspek
o Tulus ikhlas menerapkan ilmu, merujuk bila tidak mampu
o Merahasiakan tentang pasiennya
o Memberi pertolongan darurat
o Memperlakukan sejawat seperti dia sendiri ingin diperlakukan
o Memelihara kesehatannya
o Mengikuti perkembangan IPTEKDOK

 Hak Pasien
o Memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan yang berlaku di RS
o Memperoleh informasi tentang hak dan kewajiban pasien
o Memperoleh layanan yang manusiawi, adil, jujur dan tanpa diskriminasi
o Memperoleh layanan kesehatan yang bermutu sesuai dengan standar profesi dan standar prosedur operasional
o Memperoleh layanan yang efektif & efisien sehingga terhindar dari kerugian fisik & materi
o Mengajukan pengaduan atas kualitas pelayanan yang didapatkan
oMemilih dokter & kelas perawatan sesuai dengan keinginannya & peraturan yang berlaku di RS
oMeminta konsultasi tentang penyakit yang dideritanya kepada dokter lain
oMendapatkan privasi & kerahasiaan penyakit yang diderita termasuk data – data medisnya
oMendapatkan informasi yang meliputi diagnosis, tata cara tindakan medis, tujuan tindakan medis, alternative
tindakan, resiko, komplikasi mungkin terjadi dan prognosis terhadap tindakan yang dilakukan serta perkiraan biaya
pengobatan
o Memberikan persetujuan atau menolak atas tindakan yang akan dilakukan oleh tenaga kesehatan terhadap penyakit
yang di derita
o Didampingi keluarganya dalam keadaan kritis
o Menjalankan ibadah sesuai agama yang dianut
 Kewajiban Pasien
o Setiap pasien mempunyai kewajiban terhadap RS atas pelayanan yang diterimanya.
o Memberikan informasi yang jujur, lengkap dan akurat sesuai dengan pengetahuannya tentang masalah kesehatannya

VII. Pengetahuan tentang Hukum Kedokteran


1. STR & SIP
 STR  bukti tertulis yang diberikan oleh KKI kepada dokter yang telah diregistrasi
o UU No 29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran (Registrasi Dokter / Dokgi)
o Pasal 29
1. Setiap dr / drg wajib memiliki STR
2. STR diterbitkan oleh KKI
3. Untuk memperoleh STR harus memenuhi persyaratan :
a. Memiliki ijazah dr / dr. Sp / drg / drg. Sp
b. Memiliki surat pernyataan telah mengucapkan janji / sumpah dr /drg
c. Memiliki surat keterangan sehat fisik dan mental
d. Memiliki sertifikat kompetensi
e. Membuat pernyataan akan mematuhi dan melaksanakan ketentuan etika profesi
4. STR berlaku selama 5 tahun dan diregistrasi ulang setiap 5 tahun sekali
 SIP  bukti tertulis yang diberikan DINKES kab/kota kepada dr / drg yang telah memenuhi persyaratan untuk
menjalankan praktik
o Permenkes RI No. 512 / MENKES/ PER/ IV/ 2007 tentang Izin Praktik & Pelaksanaan Praktik Kedokteran

2. Jumlah Tempat Praktek


Permenkes RI No 512/MENKES/PER/IV/2007 Pasal 4
SIP dr atau drg diberikan paling banyak untuk 3 (tiga) tempak praktik, baik pada sarana pelayanan kesehatan milik
pemerintah, swasta maupun perorangan

3. Dalam kondisi apa dokter bisa terkait hukum perdata / pidana


a. Aspek hukum perdata  prisip “Ganti Rugi”
Contoh : bila tindakan medis dilakukan tanpa adanya “informed consent” padahal kedua belah pihak dalam
kondisi sadar
Bila dokter melakukan kesalahan kecil dan merugikan pasien
b. Aspek hukum pidana  prinsip “Penganiayaan”
Contoh : bila tidak ada informed consent lalu didapatkan kesalahan besar

VIII. Pengetahuan Patient Safety


1. Mengapa perlu ada Informed Consent
Memberikan perlindungan kepada pasien dan memberikan perlindungan hukum dokter terhadap suatu kegagalan medis

2. Kondisi pasien tidak sadar


 Permenkes No. 290 / Menkes/ Per/ III/ 2008 Pasal 4 ayat 1 : dalam keadaan darurat, untuk menyelamatkan jiwa
pasien dan mencegah kecacatan TIDAK diperlukan persetujuan tindakan kedokteran
 Mengalami Revisi  Pasal 4 ayat (3) : sesegera mungkin diberikan kepada pasien setelah pasien sadar / pada
keluarga terdekat

3. Apa saja yang diperhatikan agar keselamatan pasien terjamin


 Patient Safety
o Suatu sistem yang membuat asuhan pemeriksaan di RS menjadi lebih aman
o Mencegah terjadinya cidera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak
mengambil tindakan yang seharusnya diambil
 Patient Safety Goals
o Mengidentifikasi pasien dengan benar
o Meningkatkan komunikasi efektif
o Meningkatkan keamana obat resiko tinggi / yang harus diwaspadai
o Tepat sisi, tepat prosedur, tepat pasien operasi
o Mengurangi risiko infeksi nasokomial
o Penanggulangan pasien resiko jatuh (pasien cidera)
 Tujuan
o Terciptanya budaya keselamatan pasien di RS
o Meningkatnya akuntabilitas RS terhadap pasien dan masyarakat
o Menurunnya kejadian tidak diinginkan (KTD) di RS
o Terlaksananya program – program pencegahan sehingga tidak terjadi pengulangan KTD

IX. Pengetahuan Pelayanan Prima


1. Apa yang anda ketahui tentang Pelayanan Prima
 Pelayanan Prima : pelayanan terbaik yang diberikan sesuai standar mutu yang memuaskan dan sesuai harapan
 Prisip Pelayanan Prima:
o Attitude : penampilan serasi, berfikir positif dan sikap menghargai
o Attention : mendengarkan, mengamati dan memberikan perhatian
o Action : mencatat, menegaskan kembali dan mewujudkan kebutuhan, mengucapkan terima kasih

2. Kapan dan dimana melakukan Pelayanan Prima


Kapanpun dan dimanapun saat bekerja

3. Triase di RS
 Definisi : tindakan untuk memilah / mengelompokkan korban berdasarkan beratnya cidera, kemungkinan untuk
hidup dan keberhasilan tindakan berdasarkan sumber daya (SDM dan sarana) yang tersedia.
 Tipe :
o Merah (P1) : mengancam jiwa yang kemungkinan besar dapat hidup bila ditolong segera / stabilisasi
segera (GD)
o Ex : Tension Pneumothorax, Syok, etc
o Kuning (P2) : memerlukan tindakan definitive tetapi tidak ada ancaman jiwa segera (gawat, tidak darurat)
o Ex : Fr multiple, Fr Femur, etc
o Hijau (P3) : cidera minimal, bisa berjalan, bisa menolong diri sendiri & bisa mencari pertolongan (bukan
GD)
o Ex : Fr minor, Luka bakar minor
o Hitam : meninggal
 Triase lapangan dapat dilakukan pada kondisi :
o Triase ditempat : pemeriksaan, klasifikasi, pemberian tanda dan pemindahan k epos medis lanjutan
o Triase medik : menentukan tingkat perawatan yang dibutuhkan oleh korban
o Triase evakuasi : ditujukan pada korban yang dapat dipindahkan ke tempat yang telah siap menerima korban
bencana massal

You might also like