Apakah
Apakah
Apakah
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Abstract
The model of learning Arabic in Islamic boarding schools has differences from those in madrasas,
just like those in the Al-Ashry Islamic boarding school in Padang City, Arabic is taught separately or
based on branch theory. This kind of Arabic learning system will have an impact on the results
achieved by students. Therefore, this study aims to determine the learning of mufradat and the
improvement of maharah al-kalam learners. The research was conducted with a qualitative approach,
data were collected through observation, interviews and documentation studies. The research data
was analyzed with interactive techniques, namely analyzing data by communicating the data obtained
through the techniques used and connecting the data obtained from different informants. The result of
the study was that mufradat learning at the Al-Ashry Islamic boarding school was carried out with a
separate system, namely separate from other elements in Arabic, the learning resource in mufradat
learning was the yellow books. Learners has an increase in maharah al-kalam, the increase is seen in
the skill of pronouncing vocabulary precisely, the richness of vocabulary.
Keywords: Arabic vocabulary; speaking skills; learning outcomes
Abstrak
Model pembelajaran bahasa Arab di pondok pesantren memiliki perbedaan dengan yang ada di
madrasah, seperti halnya yang ada di pondok pesantren Al-Ashry Kota Padang, bahasa Arab diajarkan
dengan terpisah atau didasarkan pada teori cabang. System pembelajaran bahasa Arab yang seperti ini
akan memberikan dampak terhadap hasil yang dicapai oleh santri. Oleh karena itu, penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui pembelajaran mufradat dan peningkatan maharah al-kalam santri.
Penelitian dilakukan dengan pendekatan kualitatif, data dikumpulkan melalui observasi, wawancara
dan studi dokumentasi. Data penelitian dianalisis dengan teknik interaktif, yakni menganalisis data
dengan mengkomunikasikan data yang didapatkan melalui teknik yang digunakan serta
menghubungkan data yang didapat dari informan yang berbeda. Hasil penelitian adalah bahwa
pembelajaran mufradat di pondok pesantren Al-Ashry dilakukan dengan system terpisah, yakni
terpisah dari unsur-unsur lain dalam bahasa Arab, sumber belajar dalam pembelajaran mufradat ialah
kitab-kitab kuning. Santri memiliki peningkatan maharah al-kalam, peningkatan itu terlihat dalam
keterampilan menuturkan kosakata secara tepat, kekayaan kosakata.
Kata Kunci: mufradat, maharah al-kalam, hasil belajar.
1. Pendahuluan
Bahasa Arab memiliki beberapa unsur, seperti al-ashwat, mufradat, tarkib, al-tasrif, al-tarkib,
al-dalalah (Wâfî, 2004; Hassan, 1994). Masing-masing unsur bahasa yang ada memiliki metode,
strategi, teknik dan model pembelajaran tersendiri. Seperti halnya pembelajaran mufradat, sebagai
salah satu unsur bahasa Arab mufradat mesti diajarkan dengan metode, teknik yang tepat. Pernyataan
ini didasarkan pada posisi penting kemampuan mufradat dalam merealisasikan keterampilan berbicara
(maharah al-kalam) (Mat et al., 2020; Khan et al., 2018; Sueraya Che Haron et al., 2012; Hakim et
al., 2022).
Posisi penting pengetahuan mufradat bahasa Arab bagi setiap pemelajar bahasa menarik
perhatian dan minat para akademisi untuk mengkaji secara lebih mendalam hal-hal yang terkait
dengan pembelajaran mufradat. Bakker melakukan penelitian yang terkait dengan frekuensi kosakata
yang diajarkan, strategi yang digunakan dalam mengajarkan kosakata bahasa Arab, metode yang
digunakan serta evaluasi terhadap pembelajaran kosakata bahasa Arab (Bakker, 2020). Berdasarkan
analisis yang dilakukannya, frekuensi kosakata bahasa Arab mesti memiliki keseimbangan dengan
alokasi waktu yang tersedia.
Sementara Rahmah dan kawan-kawan yang melakukan penelitian terkait dengan nyanyian
sebagai strategi memperkaya kosakata bahasa Arab peserta didik (Rahmah et al., 2021). Temuan
penelitian mereka ialah bahwa kosakata peserta didik dapat diperkaya melalui metode bernyanyi.
Putria dan teman-teman melalui penelitian yang mereka lakukan menegaskan bahwa kosakata peserta
didik dapat ditingkatkan dengan metode pembelajaran yang variatif seperti penggunaan language
game (Putria et al., 2021). Mishbahuddin dan Hidayah mengungkapkan bahwa dengan menggunakan
berbagai jenis language game dapat meningkatkan motivasi peserta didik, dan dengan peningkatan
motivasi tersebut akan menghantarkan peserta didik yang memiliki kekayaan kosakata (Mishbahuddin
& Hidayah, 2021).
Beberapa penelitian yang dijelaskan di atas terlihat fokusnya adalah pada aspek strategi dan
metode pembelajaran mufradat. Oleh karenanya pada aspek lain yang terkait dengan pembelajaran
mufradat masih banyak yang perlu untuk dikaji secara lebih dalam. Selain itu, perbedaan objek formal
penelitian dipandang sebagai bagian dari yang membedakan penelitian ini dengan penelitian-
penelitian yang telah ada. Sementara perbedaan objek material dapat dilihat pada aspek fokus
penelitian ini yang mengkomunikasikan antara pembelajaran mufradat dengan maharah al-kalam.
Maharah al-kalam adalah satu di antara empat maharah al-lughawiyah yang semestinya
dimiliki oleh setiap pemelajar bahasa Arab. Untuk mencapai maharah al-kalam banyak aspek yang
terkait dengannya. Ritonga dan kawan-kawan mengungkapkan bahwa maharah al-kalam dapat
ditingkatkan dengan membangun lingkungan berbahasa (Ritonga, Nurdianto, et al., 2022). Temuan
yang tidak jauh berbeda juga diungkapkan oleh Marlius dan kawan-kawan yang menegaskan bahwa
keberadaan lingkungan berbahasa Arab penting untuk mendukung terwujudnya keterampilan
berbahasa Arab (Marlius et al., 2021).
Sebagaimana diketahui, bahwa untuk memiliki maharah al-kalam mesti didasarkan pada
kepemilikan sejumlah kosakata. Maksudnya di sini ialah pemelajar bahasa Arab tidak akan mungkin
memiliki maharah al-kalam tanpa didasarkan pada kepemilikan kosakata yang cukup (Cholifah &
Akmalia, 2021; Aulia & Fauji, 2021; Khoirurrijal & Erlina, 2019; Ritonga et al., 2016; Astina et al.,
2022). Pandangan dan temuan para akademisi yang disebutkan di atas belum dapat terbantahkan
mengingat kalimat yang diungkapkan merupakan gabungan dari beberapa kosakata.
Dalam pembelajaran mufradat terdapat beberapa faktor yang menyebabkan tidak berhasilnya
pembelajaran bahasa Arab, termasuk beberapa santri, mereka menganggap bahwa bahasa Arab adalah
masalah yang sulit dan kurang percaya diri dalam menggunakan bahasa Arab untuk berkomunikasi
(Susanti et al., 2020). Selain itu, masih minimnya media dan fasilitas untuk menunjang santri dalam
bahasa Arab, termasuk minimnya persaingan dari guru bahasa Arab (Putria et al., 2021).
Tujuan pembelajaran mufrodat adalah untuk memfungsikan bahasa Arab itu sendiri sebagai
media pemahaman dan komunikasi dalam konteks keterampilan pasif (menyimak dan berbicara) dan
keterampilan aktif (berbicara dan menulis) (Hasyim, 2016). Mufrodat yang tidak hanya harus dihafal,
tetapi juga harus digunakan untuk memahami teks, berbicara dipelajari dan mengungkapkan gagasan
tertulis. Mufradat adalah bahasa yang kaya (tsarawat lughawiyah), dalam bahasa Arab baik pasif
maupun aktif pasti berhasil (Mutholib, 2015).
Pembelajaran mufrodat di pondok Pesantren Al Ashry merupakan Kurikulum Departemen
Agama kota Padang, yaitu seimbang antara pembelajaran ilmu agama dengan ilmu umum. Pondok
Pesantren ini memiliki banyak kelebihan, salah satu kelebihannya adalah diterapkannya bahasa Arab
dan bahasa Inggris sebagai bahasa komunikasi sehari-hari untuk santri pondok pesantren Al Ashry,
agar santri dapat berkomunikasi dengan lancar, akan tetapi realitanya para santri pondok pesantren Al
Ashry kota Padang ketika berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Arab kurang memiliki minat
sehingga santri kurang mampu berkomunikasi menggunakan bahasa Arab.
Dalam suatu proses pembelajaran hendaknya guru harus memahami dan menguasai tentang
media pendidikan dan pengajaran, sehingga tujuan pembelajaran dapat berhasil dan efektif. Seperti
halnya dalam pemilihan media sebagai alat pembelajaran. Salah satu cara untuk mengatasi keadaan
tersebut ialah dengan memilih dan menggunakan media yang baik dan sesuai dalam proses
pembelajaran agar dapat membantu kelancaran, efektivitas dan efisiensi dalam mencapai tujuan
pembelajaran serta mengatasi penggunaan metode konvensional dan menjadikan proses pembelajaran
menjadi lebih hidup.
Dalam media bahasa Arab, meniru benda merupakan media yang efektif, terutama untuk
pengenalan kata (mufradat) istilah bergambar meliputi semua macam lukisan atau ilustrasi dipakai
untuk pembelajaran bahasa dalam proses belajar bahasa Arab, bertujuan untuk mengembangkan
kosakata (mufradat) agar santri dapat menguasai kosakata yang memadai, baik dalam lisan atau
tertulis, biasanya kelemahan santri adalah kurannya pembendaharaan kata.
Media pembelajaran dipakai sebagai saluran untuk menyampaikan materi pelajaran kepada
santri. Dalam proses pembelajaran informasi tersebut dapat berupa sejumlah keterampilan atau
pengetahuan yang perlu dikuasai oleh santri. Media pembelajaran dapat menambah efektifitas
komunikasi dan interaksi antara pengajar dan santri. Media pembelajaran juga dirasa sangat efektif
untuk meningkatkan motifasi belajar santri yang kemudian juga meningkatkan prestasi belajar santri.
Dari hasil observasi peneliti santri Al Ashry Kota Padang dalam berkomunikasi menggunakan
bahasa Arab kurang memiliki minat dan kemampuan berbahasa, maka hal itu dibutuhkan suatu
kegiatan yang dilakukan oleh guru dengan menggunakan media dan upaya membangkitkan minat
serta kemampuan santri dalam berbahasa yaitu dengan membimbing santri untuk menggunakan
mufrodat yang telah diberikan Ustadz/Ustadzah untuk berbicara kepada santri yang lainnya, sehingga
sedikit demi sedikit santri mampu berbicara menggunakan bahasa Arab.
Dengan mempelajari mufrodat paling tidak kita mempunyai tabungan pembendaharaan yang
bisa kita keluarkan untuk menyusun sebuah kalimat yang sempurna, dijaman sekarang ini banyak
santri dan santri santriwati di pondok pesantren yang kurang menguasai kosa kata sehingga sulit
dalam berkomunikasi bahasa Arab dengan baik maka dibutuhkan sebuah penguasaan kosakata. Sesuai
dengan uraian di atas, penelitian ini difokuskan pada pembelajaran mufradat dan dampaknya terhadap
kemampuan maharah al-kalam peserta didik.
2. Metode
2.1 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Pondok Pesantren Al Ashry, Pondok Pesantren ini berada di Jl. By
Pass KM 13 Kelurahan Sungai Sapih Kecamatan Kuranji Kota Padang. Lembaga ini dipilih sebagai
objek penelitian ialah didasarkan pada pembelajaran bahasa Arab yang berlangsung pada lembaga ini
yang belum memiliki sumber belajar mufradat secara khusus melainkan pembelajaran mufradat
dengan memilih beberapa mufradat yang dipandang sesuai dengan kebutuhan peserta didik.
keterbatasan waktu dan kondisi tempat penelitian. Peneliti melakukan wawancara kepada informan,
jenis wawancara yang digunakan ialah wawancara bebas, teknik wawancara ini dipilih untuk
memberikan keleluasaan kepada informan dalam mengungkapkan segala yang mereka ketahui terkait
dengan konten penelitian. Adapaun studi dokumentasi dalam penelitian ini ialah untuk mendapatkan
data penelitian yang berkaitan dengan maharah al-kalam peserta didik serta dokumen-dokumen yang
ada keterkaitannya dengan konten penelitian.
ruko ini seluas 1500 m2. Dari sebidang tanah yang masih semak belukar mereka pengasuh, pengurus
serta santri ikut merambah dan membersihkan semak belukar tersebut sampai bersih sehingga mereka
bisa membangun kelas, asrama, musholla berkat Allah SWT melalui hamba-hambanya yang baik
memberikan bantuan berupa material, bahan bangunan walaupun sampai sekarang masih terbengkalai
pembangunannya. Pondok pesantren al-‘Ashry ini Tujuan utamanya adalah mendidik, mengasuh dan
melatih santri-santri menjadi seorang Hafizh/Hafizhah Al-Qur’an, juru dakwah, dan tafaqquh fiddin.
سر
اخالص
كتاب
Sesuai dengan data yang terdapat pada tabel 1 di atas terlihat bahwa mufradat bahasa Arab
yang diajarkan di Pondok Pesantren Al Ashry ialah selaras dengan tema-tema materi pembelajaran
yang terdapat dalam kurikulum Islam, seperti Ibadah, Aqidah dan mata pelajaran lainnya.
Adapun secara frekuensi, mufradat yang diajarkan pada setiap pertemuannya ialah minimal 5
(lima) dan maksimal 10 (sepuluh) mufradat (Informan, Wawancara; 2022). Penetapan jumlah
mufradat yang diajarkan tersebut didasarkan pada kebijakan guru bahasa Arab, adapun pertimbangan
dalam menetapkan kebijakan tersebut ialah alokasi waktu untuk pembelajaran bahasa Arab. Guru
mengajarkan bahasa Arab dengan mengungkapkan mufradat secara lisan yang kemudian diikuti oleh
peserta didik, setelah tahapan ini dipandang mencukupi guru kemudian menginstruksikan agar peserta
didik mengulangi secara individu maupun kelompok.
Berdasarkan data yang ditemukan melalui observasi, studi dokumentasi dan wawancara
diketahui bahwa secara teknik guru mengajarkan mufradat bahasa Arab dengan menggunakan
beberapa teknik sebagaimana pada tabel 2 di bawah ini:
Tabel 2 Teknik Pembelajaran Mufradat di Pesantren Al Ashry
dari peserta didik (Ma’arif, 2019). Pengembangan Rahimadinullah dan kawan-kawan mengungkapkan
bahwa kartu gambar yang dikembangkan dapat dijadikan solusi dalam pembelajaran mufradat
(Rahimadinullah et al., 2021).
Ketiga, pembelajaran mufradat di Pondok Pesantren AL Ashry juga dilaksanakan dengan
teknik al-taraduf, maksudnya adalah guru mengungkapkan mufradat tertentu dan peserta didik
diinstruksikan untuk menemukan sinonimnya. Keempat, al-tadhad. Dalam pelaksanaannya guru
menyebutkan kata tertentu dan peserta didik diinstruksikan untuk menemukan antonimnya.
Penggunaan teknik pembelajaran kosakata dengan mencari sinonim dan antonim kata telah banyak
ditemukan dalam pembelajaran bahasa (Abdulmalik Ali, 2020; Iman Alizadeh, 2016; Alahmadi &
Foltz, 2020).
Dari data dan analisis yang telah diuraikan di atas diketahui bahwa pembelajaran bahasa Arab
di Pondok Pesantren Al Ashry berlangsung sesuai dengan yang direncanakan oleh guru. Adapun
frequency mufradat yang diajarkan dalam setiap pertemuan ialah antara lima sampai sepuluh
mufradat, sementara sumber belajar mufradat yang diajarkan ialah dari kitab-kitab keislaman sesuai
dengan tema yang telah ditetapkan. Adapun jenis teknik pembelajaran mufradat bahasa Arab yang
digunakan di Pondok Pesantren Al Ashry Kota Padang secara garis besar terdiri dari empat teknik,
yakni teknik komunikata, kartu kata, pencarian sinonim dan antonim kata.
Dari diagram yang ada di atas dapat diinterpretasikan bahwa maharah al-kalam yang dimiliki
santri di Pondok Pesantren Al Ashry ialah secara garis besar belum sesuai dengan yang diharapkan,
pernyataan tersebut didasarkan pada indicator pencapaian pada masing-masing item yang menjadi
bukti kemampuan maharah al-kalam, dari empat indicator yang ada hanya 1 indikator yang mencapai
persentase di atas 50% kategori baik, yakni ketepatan dalam penggunaan Qawa’id mencapai kategori
baik senilai 61,03%. Sementara kelancaran berbicara, pemilihan kata dan komunikatif belum
mencapai kategori baik.
Sebagaimana diketahui bahwa maharah al-kalam dibuktikan dengan kelancaran dalam
berbicara, ketepatan dalam pemilihan mufradat, ketepatan dalam menerapkan qawa’id dan
komunikatif. Ketika empat indicator ini tidak terpenuhi itu berarti maharah al-kalam belum terdapat
pada pemelajar bahasa. Maharah al-kalam mesti didukung dengan keterampilan berbahasa lainnya
seperti maharah al-Istima’ (Ritonga, Febriani, et al., 2022), untuk terwujudnya keterampilan atau
maharah al-kalam materi pembelajran sangat menentukan (Sarip et al., 2018); (Mohammed, 2022).
Keterampilan komunikasi bahasa Arab dapat ditingkatkan dengan memanfaatkan berbagai platform
yang tersedia (Ritonga, Zulmuqim, et al., 2022). (Haron et al., 2012).
Maharah al-Kalam santri di Pondok Pesantren Al Ashry sebagaimana pada data yang diuraikan
di atas lebih didominasi pada keterampilan dalam menggunakan Qawa’id, hal ini bukan tanpa sebab,
melainkan ada faktor yang menyebabkan realita ini. Berdasarkan analisis terhadap data penyebab
dominasi aspek ketepatan dalam memilih Qawa’id ialah budaya belajar peserta didik di Pondok
Pesantren yang diawali dari materi-materi yang bernuansa nahwu dan sharaf.
4. Simpulan
Sesuai dengan hasil analisis yang telah dilakukan terhadap data yang ditemukan dapat
disimpulkan bahwa pembelajaran mufradat di Pondok Pesantren Al Ashry Kota Padang disesuaikan
dengan perencanaan yang disusun oleh guru. Materi pembelajaran mufradat didasarkan pada tema-
tema keislaman yang terdapat dalam kitab kuning, teknik pembelajaran yang digunakan ialah
komunikata, kartu kata, pencarian sinonim dan antonym. Kemampuan santri dalam maharah al-kalam
masih berada pada level rendah, dari empat indicator maharah al-Kalam hanya satu yang mencapai
kategori baik, yakni ketepatan dalam menggunakan dan mengaplikasikan qawa’id ketika
berkomunikasi.
Sesuai dengan temuan penelitian sebagaimana diuraikan, peneliti merekomendasikan kepada
para praktisi untuk meningkatkan kemampuan peserta didik terkait dengan penguasaan mufradat,
karena kekayaan kosakata yang mereka miliki akan menghantarkan mereka menjadi orang yang
mampu berbicara berbahasa Arab secara lisan. Peneliti juga merekomendasikan kepada para peneliti
selanjutnya untuk dapat mengungkapkan bagaimana dampak dan pengaruh atau korelasi kemampuan
kosakata dengan keterampilan berkomunikasi bahasa Arab. Oleh karenanya, peneliti selanjutnya
dapat melanjutkan penelitian dalam bentuk eksperimen.
Daftar Pustaka
Abdulmalik Ali, M. (2020). Investigation of Vocabulary Learning Strategies to Identify Word
Meanings for Saudi EFL Students in Reading Context. Arab World English Journal, 11(3), 149–
169. https://doi.org/10.24093/awej/vol11no3.9
Alahmadi, A., & Foltz, A. (2020). Effects of Language Skills and Strategy Use on Vocabulary
Learning Through Lexical Translation and Inferencing. Journal of Psycholinguistic Research,
49(6), 975–991. https://doi.org/10.1007/s10936-020-09720-9
Astina, C., Baroroh, U., & Rahman, R. A. (2022). Learning maharah Al-kalam through verb and noun
forming using the Qiyas method. Indonesian Journal of Arabic Studies, 4(1), 17–36.
https://doi.org/10.24235/ijas.v4i1.9776
Aulia, R., & Fauji, I. (2021). The Development of Al-Ashri Book to Improve Arabic Vocabulary
Mastery for 7th Grade. Academia Open, 5, 1–9. https://doi.org/10.21070/acopen.5.2021.2197
Bakker, B. (2020). Learning arabic vocabulary: The effectiveness of teaching vocabulary and
vocabulary learning strategies. Journal of Higher Education Theory and Practice, 20(10), 190–
202. https://doi.org/10.33423/jhetp.v20i10.3662
Cholifah, N., & Akmalia, F. (2021). Mahārah Kalām Book: The Implementation at Arabic Course.
ALSUNIYAT: Jurnal Penelitian Bahasa, Sastra, Dan Budaya Arab, 4(1), 1–14.
https://doi.org/10.17509/alsuniyat.v4i1.27311
Ghalebi, R., Sadighi, F., & Bagheri, M. S. (2020). Vocabulary learning strategies: A comparative
study of EFL learners. Cogent Psychology, 7(1).
https://doi.org/10.1080/23311908.2020.1824306
Hakim, R. I., Ritonga, S., & Bambang. (2022). Istirâtijiyah Ta’lîm al-Lughah al-Arabiyyah li
Tarqiyyah al-Kafâ’ah al-Ittiṣâliyah lada Ṭulâb. Jurnal Alfazuna : Jurnal Pembelajaran Bahasa
Arab Dan Kebahasaaraban, 6(2), 176–190.
http://jurnalftk.uinsby.ac.id/index.php/alfazuna/article/view/2035
Haron, S. C., Ahmad, I. S., Mamat, A., & Mohamed, I. H. A. (2012). Using media to enhance Arabic
speaking skills among Malay learners. Journal of Education and Practice, 3(9), 82–87.
http://irep.iium.edu.my/25427/
Hassan, T. (1994). al-Lughah al-’Arabiyyah Ma’naha wa Mabnaha. ’Alim al-Kutub.
Hasyim, S. (2016). Keefektifan Pembelajaran Mufradat Untuk Meningkatkan Kemahiran Berbicara
Bahasa Arab Santri Dayah Di Kota Banda Aceh. Journal of Chemical Information and
Modeling, 110(9), 1689–1699.
Iman Alizadeh. (2016). Vocabulary Teaching Techniques: A Review of Common Practices.
International Journal of Research in English Education, 1(1), 22–30.
http://ijreeonline.com/article-1-25-en.html
Khan, R., Radzuan, N., Shahbaz, M., Ibrahim, A., & Mustafa, G. (2018). The Role of Vocabulary
Knowledge in Speaking Development of Saudi EFL Learners. Arab World English Journal,
9(1), 406–418. https://doi.org/10.24093/awej/vol9no1.28
Khoirurrijal, & Erlina. (2019). Maharah al-Kalam al-‘Arabiy wa Mukawwanatuha wa Ahdafuha wa
Taqwimuha. International Journal of Arabic Language Teaching (IJALT), 1(1), 30–41.
https://doi.org/10.32332/ijalt.v1i01.1605
Kurniawati, W. (2021). Desain Perencanaan Pembelajaran. Jurnal An-Nur: Kajian Pendidikan Dan
Ilmu Keislaman, 7(1), 1–10.
Ma’arif, M. S. (2019). Pengembangan Media Kartu Kamal dalam Penguasaan Kosakata Bahasa Arab.
Al-Irfan : Journal of Arabic Literature and Islamic Studies, 2(2), 258–273.
https://doi.org/10.36835/al-irfan.v2i2.3588
Marlius, Y., Bambang, B., & Wirman, M. (2021). The Efforts to Improve Students’ Arabic Speaking
Skills Through Language Environment Activation: A Study of Phenomenology. Al-Ta’rib :
Jurnal Ilmiah Program Studi Pendidikan Bahasa Arab IAIN Palangka Raya, 9(1), 35–48.
https://doi.org/10.23971/altarib.v9i1.2585
Mat, A. C., Bakar, A. F. A., Nokman, A. Z., Musilehat, N. S., & Mohamad, N. (2020). Speaking
Skills: What Arabic Language Students Do in Simulation Activity? Universal Journal of
Educational Research, 8(12), 6998–7005. https://doi.org/10.13189/ujer.2020.081267
Mishbahuddin, M., & Hidayah, Z. H. (2021). Language Games on Students to Upgrade Arabic
Vocabulary Proficiency. Al Qodiri: Jurnal Pendidikan, Sosial Dan Keagamaan, 19(2), 650–660.
https://doi.org/10.53515/qodiri.2021.19.2.650-660
Mohammed, T. (2022). Designing an Arabic Speaking and Listening Skills E-Course: Resources,
Activities and Students’ Perceptions. Electronic Journal of E-Learning, 20(1 Special Issue), 53–
68. https://doi.org/10.34190/ejel.20.1.2177
Mutholib, A. (2015). Lu’batul Qâmûs: Cara Unik Memperkaya Mufradât. Arabia, 7(1), 65–87.
Oxford, R., & Crookall, D. (1990). Vocabulary Learning: A Critical Analysis of Techniques. TESL
Canada Journal, 7(2), 09. https://doi.org/10.18806/tesl.v7i2.566
Pahri, P. (2021). The Implementation of Total Physical Response (TPR) Method in Improving Arabic
Speaking Skills. Tanwir Arabiyyah: Arabic As Foreign Language Journal, 1(2), 63–72.
https://doi.org/10.31869/aflj.v1i2.2872
Putria, A. H., Permatasari, F. E., Hijriyah, A. L., & Mauludiyah, L. (2021). Arabic Quizzes Game to
Improve Arabic Vocabulary. Tanwir Arabiyyah: Arabic As Foreign Language Journal, 1(1),
45–54. https://doi.org/https://doi.org/10.31869/aflj.v1i1.2484
Rahimadinullah, M. Z. ‘Afafarrasyihab, Murtadho, N., & Sultoni, A. (2021). Pengembangan Kartu
Kata Berbahasa Arab dan Kegiatan Pembelajarannya untuk Siswa Kelas III Madrasah Aliyah.
JoLLA: Journal of Language, Literature, and Arts, 1(2), 251–279.
https://doi.org/10.17977/um064v1i22021p251-279
Rahmah, M., Tursina, A., & Nuraisyah. (2021). Arabic vocabulary mastery in early childhood through
singing. Aṭfāluna: Journal of Islamic Early Childhood Education, 4(2), 21–35.
https://doi.org/10.32505/atfaluna.v4i2.3171
Ritonga, M., Febriani, S. R., Kustati, M., Khaef, E., Ritonga, A. W., & Yasmar, R. (2022). Duolingo:
An Arabic Speaking Skills’ Learning Platform for Andragogy Education. Education Research
International, 2022, 1–9. https://doi.org/10.1155/2022/7090752
Ritonga, M., Nazir, A., & Wahyuni, S. (2016). Pembelajaran Bahasa Arab Berbasis Teknologi
Informasi dan Komunikasi di Kota Padang. Arabiyât : Jurnal Pendidikan Bahasa Arab Dan
Kebahasaaraban, 3(1), 1–12. https://doi.org/10.15408/a.v3i1.2879
Ritonga, M., Nurdianto, T., & Rahmawati. (2022). Strategies for improving Arabic language ability
through language Environment: Phenomenology studies in Islamic boarding schools. Journal of
Language and Linguistic Studies, 18(1), 496–510. https://doi.org/10.52462/jlls.198
Ritonga, M., Zulmuqim, Z., Bambang, B., Kurniawan, R., & Pahri, P. (2022). SIAKAD machine
learning for correcting errors in speaking Arabic. World Journal on Educational Technology :
Current Issues, 14(3), 768–780. https://doi.org/10.18844/wjet.v14i3.7214
Sarip, M., Rafli, Z., & Rahmat, A. (2018). Arabic Speaking Material Design Using Content and
Language Integrated Learning ( CLIL ). International Journal of Humanities and Cultural
Studies, 5(1), 272–286.
http://www.ijhcs.com/index.php/ijhcs/index%0Ahttps://www.ijhcs.com/index.php/ijhcs/article/v
iew/3253
Sueraya Che Haron, Ismail Syeikh Ahmad, Arifin Mamat, & Ismaiel Hassanien Ahmed Mohamed.
(2012). Strategies to develop speaking skills among Malay learners of Arabic. International
Journal of Humanities and Social Science, 2(17), 303–310.
http://www.ijhssnet.com/view.php?u=http://www.ijhssnet.com/journals/Vol_2_No_17_Septemb
er_2012/34.pdf
Susanti, E., Ritonga, M., & Bambang, B. (2020). Pengaruh Penggunaan Media Powerpoint Terhadap
Minat Belajar Bahasa Arab Siswa. Arabiyatuna : Jurnal Bahasa Arab, 4(1), 179.
https://doi.org/10.29240/jba.v4i1.1406
Teng, F. (2014). Strategies for Teaching and Learning Vocabulary. Beyond Words, 2(2), 40–56.
https://doi.org/10.33508/bw.v2i2.592
Wâfî, ‘Alî ‘Abd al-Wâḥid. (2004). ’Ilm al-Lughah. Nahdhah Mishr.
https://books.google.dz/books?id=mbqKrgEACAAJ
Yahya, M., Maftuhati, M., Mustofa, A. H., & Arifa, Z. (2021). Online-Based Arabic Learning
Management During the Covid-19 Pandemic Era: Plan, Implementation and Evaluation. Al-
Ta’rib : Jurnal Ilmiah Program Studi Pendidikan Bahasa Arab IAIN Palangka Raya, 9(1), 85–
98. https://doi.org/10.23971/altarib.v9i1.2505