1044-Article Text-3709-1-10-20210415
1044-Article Text-3709-1-10-20210415
1044-Article Text-3709-1-10-20210415
Abstract. This study is a classroom action research. The subjects of this study were 42 students
of class VII-A in the even semester of SMP Negeri 12 Denpasar in the 2019/2020 school year.
The object of research is the activity and mathematics learning outcomes. Student activity data
were collected using observation instruments and mathematics learning outcomes were collected
using tests. The data were analyzed using qualitative descriptive analysis method. This action
research is said to be successful if the students' learning activities are at least in the active category,
the average score of mathematics learning outcomes is at least 75, and classical learning
completeness is at least 85%. The results showed that there was an increase in the learning
activities of students from being quite active in cycle I to being active in cycle II. Meanwhile, the
average value of mathematics learning outcomes from 73.66 in the first cycle increased to 80.04
in the second cycle, and there was an increase in students' learning outcomes from 61.90% in the
first cycle to 88.09% in the second cycle. Conclusions, the application of the problem based
learning model based on ethnomatematics is able to increase the activity and mathematics learning
outcomes.
88
Jurnal Emasains: Jurnal Edukasi Matematika dan Sains P-ISSN 2302-2124
Volume X Nomor 1 Maret Tahun 2021 E-ISSN 2622 8688
DOI : 10.5281/zenodo.4657740
teman mereka dengan bahasa mereka dampak positif terhadap aktivitas dan hasil
sendiri sehingga dapat saling memahami belajarnya (Widana, et al., 2019).
dan membantu satu sama lain (Ngalimun, PBL (Problem Based Learning)
2014). merupakan salah satu model pembelajaran
Guru sebagai tenaga profesional yang digunakan untuk meningkatkan level
pendidikan memiliki peran penting dalam berpikir tinggi yang diorientasikan pada
proses pembelajaran. Guru harus mampu masalah, termasuk belajar bagaimana
untuk menjelaskan pengetahuan yang belajar. Proses berpikir dalam pembelajaran
dimiliki kepada peserta didik melalui PBL ini diperlukan untuk memecahkan
pengelolaan pembelajaran dengan masalah yang dihadapi peserta didik selama
menerapkan pendekatan dan model-model proses pembelajaran berlangsung. Masalah
pengajaran yang sesuai dengan pokok yang dihadapi pada peserta didik berupa
bahasan dan tingkat kognitif peserta didik konsep materi pembelajaran, sehingga
(Rohman, 2011). Selain itu, guru juga harus dengan adanya permasalahan tersebut maka
memperhatikan bahwa peserta didik adalah dapat merangsang proses berpikir peserta
peserta didik yang harus diikutsertakan didik yang lebih tinggi dalam memecahkan
secara aktif dalam proses belajar mengajar permasalahan (Darta, 2020).
sehingga materi yang diajarkan lebih Nuarta (2020) mengemukakan tiga
bermakna bagi peserta didik dan tujuan tujuan model pembelajaran PBL yaitu: 1)
pembelajaran yang diinginkan dapat mendorong kerjasama dalam penyelesaian
tercapai (Sardiman, 2011). Pemilihan model tugas; 2) memiliki unsur-unsur belajar
pembelajaran yang akan digunakan oleh magang yang bias mendorong pengamatan
guru dalam proses belajar mengajar dapat dan dialog dengan orang lain, sehingga
mempengaruhi minat dan motivasi peserta secara bertahap peserta didik dapat
didik untuk belajar. Selain itu, juga dapat memahami peran penting aktivitas mental
mempengaruhi pemahaman peserta didik dan belajar yang terjadi diluar sekolah; 3)
terhadap materi ataupun konsep-konsep melibatkan peserta didik dalam
dasar yang akhirnya memberikan pengaruh penyelidikan pilihan sendiri, yang
pada aktivitas dan hasil belajar peserta didik. memungkinkan peserta didik
Pembelajaran matematika merupakan menginterpretasikan dan menjelaskan
suatu proses penciptaan kondisi belajar fenomena dunia nyata dan membangun
matematika bagi peserta didik untuk pemahamannya tentang fenomena tersebut.
mencapai tujuan yang telah ditentukan PBL menjadikan peserta didik mandiri dan
sebelumnya. Pada pembelajaran kreatif dalam proses belajar mengajarnya,
matematika di sekolah peserta didik akan mempunyai keinginan untuk memahami,
menjalani suatu proses yang membuat mempelajari kebutuhan pembelajaran serta
peserta didik mampu membangun menggunakan sumber belajar.
pengetahuannya dengan bantuan fasilitas Menurut Ngalimun (2014) langkah-
dari guru, maka keterlibatan peserta didik langkah untuk model PBL dapat disajikan
dalam proses belajar harus memberikan tabel 1 berikut.
89
Jurnal Emasains: Jurnal Edukasi Matematika dan Sains P-ISSN 2302-2124
Volume X Nomor 1 Maret Tahun 2021 E-ISSN 2622 8688
DOI : 10.5281/zenodo.4657740
90
Jurnal Emasains: Jurnal Edukasi Matematika dan Sains P-ISSN 2302-2124
Volume X Nomor 1 Maret Tahun 2021 E-ISSN 2622 8688
DOI : 10.5281/zenodo.4657740
belajar sekalipun belajar pada pendidikan upakara yang sering digunakan dalam
formal telah berakhir. kegiatan ritual Agama Hindu ada upakara
Lebih lanjut Taufik (2013) menyatakan yang berbentuk segitiga dan segiempat yaitu
bahwa model pembelajaran PBL juga canang sari, taledan, klatkat dan lamak.
memiliki beberapa kekurangan dalam Bentuk-bentuk segitiga dan segiempat
penerapannya. Kelemahan tersebut di selanjutnya dapat dilibatkan dalam
antaranya: 1) manakala peserta didik tidak pembelajaran matematika pada materi
memiliki minat atau tidak mempunyai segitiga dan segiempat (Puspadewi &
kepercayaan bahwa masalah yang dipelajari Wulandari, 2018).
sulit untuk dipecahkan, maka mereka akan Ahmadurifai (2020) menyatakan
merasa enggan untuk mencoba; 2) bahwa aktivitas belajar adalah segenap
keberhasilan model pembelajaran melalui rangkaian atau aktivitas secara sadar yang
PBL membutuhkan cukup waktu untuk dilakukan seseorang yang mengakibatkan
persiapan; 3) tanpa pemahaman mengapa perubahan didalam dirinya, berupa
mereka berusaha untuk memecahkan perubahan pengetahuan atau kemahmiran
masalah yang sedang dipelari, maka mereka yang sifatnya tergantung pada sedikit
tidak akan belajar apa yang mereka ingin banyak perubahan. Belajar sangat
pelajari. membutuhkan adanya aktivitas,
Etnomatematika pertama kali dikarenakan tanpa adanya aktivitas proses
diperkenalkan oleh D’Ambrosio, seorang belajar tidak mungkin berlangsung dengan
matematikawan Brasil pada tahun 1977 baik. Pada proses aktivitas pembelajaran
(Wahyuni et al., 2013). Etnomatematika harus melibatkan seluruh aspek peserta
disusun dari awalan kata “ethno” diartikan didik, baik jasmani maupun rohani sehingga
sebagai sesuatu yang sangat luas yang perubahan perilakunya dapat berubah
mengacu pada konteks sosial budaya, dengan cepat, tepat, mudah dan benar, baik
termasuk bahasa, jargon, kode perilaku, berkaitan dengan aspek kognitif, afektif
mitos, dan simbol. Kata dasar “mathema” maupun psikomotor.
cenderung berarti menjelaskan, mengetahui, Sudana (2020) menyatakan keaktifan
memahami, dan melakukan kegiatan seperti peserta didik dalam pembelajaran dapat
pengkodean, mengukur, mengklasifikasi, dilihat dalam hal-hal berikut: turut serta
menyimpulkan, dan pemodelan. Akhiran dalam melaksanakan tugas, terlibat dalam
“tics” berasal dari techne, dan bermakna memecahkan masalah, bertanya kepada
sama seperti teknik. Sedangkan secara peserta didik lain atau guru apabila tidak
istilah etnomatematika diartikan sebagai memahami persoalan yang dihadapi,
matematika yang dipraktikkan di antara berusaha mencari berbagai informasi yang
kelompok budaya diidentifikasi seperti diperlukan untuk memecahkan masalah,
masyarakat nasional suku, kelompok buruh, melakukan diskusi kelompok sesuai dengan
anak-anak dari kelompok usia tertentu dan petunjuk guru, menilai kemampuan dirinya
kelas profesional. dan hasil-hasil yang diperolehnya, melatih
Bali merupakan salah satu provinsi di diri dalam memecahkan soal atau masalah
Indonesia yang kaya akan budaya, kuliner, yang sejenis. Proses belajar tidak dapat lepas
jajan khas Bali. Dari berbagai macam jenis dari aktivitas peserta didik. Untuk mencapai
jajan yang ada di Bali beberapa di antarnya aktivitas yang baik harus mempunyai sikap
berbentuk segitiga dan segiempat seperti yang baik juga terhadap proses belajar,
jaja bantal, jaja wajik, jaja kaliadrem, dan seperti aktif dalam berdiskusi baik secara
jaja lapis. Demikian pula pada sarana kelompok kecil maupun besar sehingga
91
Jurnal Emasains: Jurnal Edukasi Matematika dan Sains P-ISSN 2302-2124
Volume X Nomor 1 Maret Tahun 2021 E-ISSN 2622 8688
DOI : 10.5281/zenodo.4657740
dapat membiasakan diri untuk ikut serta (intelektual) merupakan segala aktivitas
dalam meningkatkan kreditabilitas diri. yang menyangkut otak dibagi 6 tingkatan
Semakin aktif dalam belajar maka timbal sesuai dengan jenjang terendah sampai
balik yang akan diperoleh juga akan baik. tertinggi yaitu: pengetahuan, pemahaman,
Aktivitas belajar adalah suatu penerapan, analisis, evaluasi, mengkreasi;
rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh (b) ranah afektif, adalah ranah yang
peserta didik dalam proses pembelajaran berhubungan dengan sikap, nilai, perasaan,
dengan cara memberi kesempatan kepada emosi serta derajat pemerimaan atau
peserta didik untuk dapat belajar sediri atau penolakan suatu objek dalam kegiatan
melakukan aktivitas sendiri dengan tujuan belajar mengajar; (c) ranah psikomotor
mendapatkan pengetahuan, pemahaman, adalah ranah yang berkaitan dengan
dan aspek-aspek tingkah laku. Adapun 5 keterampilan bertindak setelah seseorang
indikator dan aktivitas belajar adalah menerima pengalaman belajar.
sebagai berikut: 1) aktivitas bertanya, 2) Pada penelitian ini hasil belajar
mampu menjawab pertanyaan, 3) aktif matematika yang dimaksudkan adalah hasil
dalam diskusi, 4) dapat bekerja sarna dengan belajar dalam ranah kognitif, tidak
baik, 5) mampu mengembangkan konsep. mengamati hasil belajar terkait dengan sikap
Irham et al (2013) menyatakan bahwa dan keterampilan.
hasil belajar merupakan perubahan tingkah Berdasarkan uraian di atas dapat
laku individu yang mencakup aspek dirumuskan permasalahan penelitian
kognitif, afektif, dan psikomotorik. Hasil sebagai berikut: (a) apakah penerapan
belajar yang dicapai peserta didik di model pembelajaran PBL berbasis
pengaruhi oleh dua faktor utama yakni etnomatematika dapat meningkatkan
faktor dari dalam peserta didik dan faktor aktivitas belajar siswa? (b) apakah
yang datang dari luar diri siswa atau faktor penerapan model pembelajaran PBL
lingkungan. Faktor yang datang dari dalam berbasis etnomatematika dapat
diri peserta didik terutama kemampuan yang meningkatkan hasil belajar matematika
dimilikinya. Faktor kemampuan peserta siswa?
didik besar sekali pengaruhnya terhadap
hasil belajar yang dicapai. Di samping faktor METODE PENELITIAN
kemampuan yang dimiliki peserta didik, Penelitian ini merupakan penelitian
juga ada faktor lain, seperti motivasi belajar, tindakan kelas yang bertujuan untuk
minat dan perhatian, sikap dan kebiasaan meningkatkan pencapaian aktivitas dan
belajar, ketekunan, sosial ekonomi, faktor hasil belajar matematika siswa. Subjek
fisik dan psikis. penelitian ini adalah siswa kelas VII-A
Benjamin S. Bloom dalam Lestari et al semester 2 (genap) SMP Negeri 12
(2020) mengemukakan bahwa terdapat 3 Denpasar yang berjumlah 42 orang dengan
dasar kompetensi dalam menilai hasil rincian laki-laki sebanyak 23 orang dan
belajar yaitu: (a) ranah kognitif, meliputi perempuan sebanyak 19 orang. Sedangkan
kemampuan menyatakan kembali konsep objek penelitian adalah aktivitas dan hasil
atas prinsip yang telah dipelajari, yang belajar matematika.
berkenan dengan kemampuan berpikir, Data aktivitas belajar siswa
kompetensi memperoleh pengetahuan, dikumpulkan menggunakan instrumen
pengenalan, pemahaman, konseptualisasi, pedoman observasi, sedangkan data hasil
penentuan dan penalaran. Tujuan belajar matematika siswa dikumpulkan
pembelajaran dalam ranah kognitif menggunakan instrumen tes hasil belajar.
92
Jurnal Emasains: Jurnal Edukasi Matematika dan Sains P-ISSN 2302-2124
Volume X Nomor 1 Maret Tahun 2021 E-ISSN 2622 8688
DOI : 10.5281/zenodo.4657740
93
Jurnal Emasains: Jurnal Edukasi Matematika dan Sains P-ISSN 2302-2124
Volume X Nomor 1 Maret Tahun 2021 E-ISSN 2622 8688
DOI : 10.5281/zenodo.4657740
94
Jurnal Emasains: Jurnal Edukasi Matematika dan Sains P-ISSN 2302-2124
Volume X Nomor 1 Maret Tahun 2021 E-ISSN 2622 8688
DOI : 10.5281/zenodo.4657740
95
Jurnal Emasains: Jurnal Edukasi Matematika dan Sains P-ISSN 2302-2124
Volume X Nomor 1 Maret Tahun 2021 E-ISSN 2622 8688
DOI : 10.5281/zenodo.4657740
berlangsung. Capaian hasil belajar dapat konsep yang telah dikenal di masyarakat
disampaikan sebagai berikut: (a) aktivitas sekitar, hal ini akan membangun
belajar siswa dalam kategori aktif, pemahaman kepada peserta didik untuk
sedangkan indikator keberhasilan penelitian mengaitkan pengetahuan yang akan
minimal aktif; (b) nilai rata-rata hasil belajar dipelajari dengan pengetahuan yang sudah
matematika telah mencapai 80,81 yang dia ketahui kemudian didapatkan solusi dari
berarti bahwa melampaui KKM=75. persoalan yang ada menyangkut materi
Demikian pula ketuntasan belajar secara tersebut. Dalam proses pembelajaran
klasikal mencapai 88,09% artinya jumlah digunakan hal-hal kontektual untuk
siswa yang tuntas sebanyak 37 orang dari memahami dan menjelaskan konsep-konsep
total jumlah siswa 42 orang. Kesimpulan, abstrak dengan cara memilih dan
hasil yang dicapai pada pelaksanaan siklus I mengorganisasikan hubungan-hubungan
telah mencapai indikator keberhasilan. anatara pengetahuan yang diperoleh peserta
Dengan demikian penelitian tindakan kelas didik satu dengan yang lainnya kemudian
ini dinyatakan telah berhasil dalam 2 siklus. mereka akan mendapatkan suatu solusi
dengan pemikiran bersama-sama.
Keberhasilan penelitian tindakan ini
tidak terlepas dari penerapan model Peningkatan aktivitas belajar peserta
pembelajaran PBL berbasis etnomatematika didik yang terjadi disebabkan oleh
yang memberi peluang kepada peserta didik lingkungan belajar peserta didik yang
untuk lebih memahami keterkaitan antara dialami. Melalui penerapan model
budaya lokal dengan materi matematika pembelajaran PBL, seluruh peserta didik
sehingga peserta didik dapat melihat, dilibatkan secara aktif, baik fisik maupun
mengenal, dan melakukan secara langsung mental dalam proses pembelajaran.
hal-hal yang terkait budaya lokal. Pembelajaran menjadi lebih produktif dan
Keunggulan tersebut dapat menumbuhkan mampu menumbuhkan penguatan konsep
rasa kecintaan kepada pelajaran matematika kepada perserta didik karena pembelajaran
yang mana nantinya akan berkorelasi PBL menganut aliran konstruktivisme.
dengan peningkatan aktivitas belajar Melalui landasan filosofis konstruktivisme
matematika yang diharapkan. peserta didik diharapkan belajar melalui
“mengalami” bukan menghafal sehingga,
Model pembelajaran PBL berbasis
akan timbul proses pembelajaran yang lebih
etnomatematika merupakan suatu model
bermakna. Penerapan pembelajaran PBL
belajar mengajar yang dirancang untuk
akan membantu guru untuk
memotivasi aktivitas peserta didik dan
menghubungkan materi pembelajaran
membantu dalam mengingat tentang materi
dengan situasi dunia nyata dan memotivasi
pelajaran atau ide yang dilakukan di antara
peserta didik untuk menentukan hubungan
sesama dengan proses berpikir yang
antara pengetahuan dan aplikasinya dengan
mengaitkan unsur budaya lokal ke dalam
kehidupan mereka sebagai anggota
materi pelajaran dimaksudkan agar dapat
keluarga, warga negara dan pekerja.
memahami suatu konsep. Hal ini sesuai
dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Demikian pula peningkatan hasil belajar
Wahyuni (2013), bahwa budaya lokal dapat dicapai tidak terlepas dari keunggulan
mampu memotivasi siswa untuk melakukan model pembelajaran PBL berbasis
pembelajaran yang lebih baik dan etnomatematika. Model pembelajaran PBL
bermakna. Cara untuk menghubungkan yang menekankan pada pemberian
konsep-konsep matematika dengan konsep- kesempatan belajar yang lebih luas dan
96
Jurnal Emasains: Jurnal Edukasi Matematika dan Sains P-ISSN 2302-2124
Volume X Nomor 1 Maret Tahun 2021 E-ISSN 2622 8688
DOI : 10.5281/zenodo.4657740
97
Jurnal Emasains: Jurnal Edukasi Matematika dan Sains P-ISSN 2302-2124
Volume X Nomor 1 Maret Tahun 2021 E-ISSN 2622 8688
DOI : 10.5281/zenodo.4657740
98