337-Article Text-1130-1-10-20220617
337-Article Text-1130-1-10-20220617
337-Article Text-1130-1-10-20220617
Abstract
Exclusive breastfeeding is mandatory for infants aged 0-6 months. Although the benefits of breastfeeding are very good
for the growth and development of babies, mothers who exclusively breastfeed babies are still low. The results of the
preliminary study showed that of 25 mothers who have babies aged 7-12 months, only 32% gave exclusive breastfeeding,
while 68% did not give exclusive breastfeeding. This study aimed to investigate the factors that influence the failure of
exclusive breastfeeding in one of the Puskesmas in Barito Kuala Regency. The population in this study were 53 mothers
who have babies aged 7-12 months and did not complete exclusive breastfeeding. Sampling was using total sampling. The
results showed that the factors that influenced the failure of exclusive breastfeeding were the number of parity multiparas
(50.9%), low maternal education level (73.6%), working mothers (77.4%), husband/family who were not supportive (71,
7%) and mothers with less knowledge (45.3%). In counseling activities about exclusive breastfeeding, the Tamban Health
Center is expected to use communicative language techniques and involve families to reduce the number of unsuccessful
exclusive breastfeeding.
Keywords: babies, exclusive breastfeeding, family support, lack of knowledge, mother's milk, working mothers.
Abstrak
Pemberian ASI eksklusif diwajibkan diberikan pada bayi usia 0-6 bulan. Meskipun manfaat yang dimiliki ASI sangat baik
untuk tumbuh kembang bayi, tapi para ibu yang menyusui bayi secara eksklusif masih rendah. Hasil studi pendahuluan
menunjukkan bahwa 25 ibu yang memiliki bayi umur 7-12 bulan, hanya 32% yang memberikan ASI Eksklusif, sedangkan
yang tidak memberikan ASI eksklusif sebanyak 68%. Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki faktor yang
mempengaruhi ketidakberhasilan pemberian ASI ekslusif di salah satu Puskesmas di Kabupaten Barito Kuala. Populasi
dalam penelitian ini adalah 53 orang ibu yang memiliki bayi berusia 7-12 bulan dan tidak tuntas memberikan ASI eksklusif.
Pengambilan sampel menggunakan total sampling. Hasil penelitian menunjukkan faktor yang mempengaruhi
ketidakberhasilan pemberian ASI eksklusif adalah jumlah paritas multipara (50,9%), tingkat pendidikan ibu rendah
(73,6%), ibu bekerja (77,4%), suami/keluarga yang tidak mendukung (71,7%) dan ibu berpengetahuan kurang (45,3%).
Dalam kegiatan penyuluhan tentang ASI ekslusif, Puskesmas Tamban diharapkan dapat menggunakan teknik berbahasa
yang komunikatif, dan mengikutsertakan keluarga agar dapat menekan angka ketidakberhasilan ASI Eksklusif.
Kata Kunci : ASI Eksklusif, Air Susu Ibu, bayi, dukungan keluarga, ibu bekerja, pengetahuan kurang.
Latar Belakang
WHO (2014) menunjukkan bahwa pemberian ASI, Pemberian ASI dimulai pada jam pertama kelahiran,
terutama ASI ekslusif merupakan salah satu cara untuk disediakan secara eksklusif selama enam bulan, dan
memberikan nutrisi terbaik bagi bayi, disamping berlanjut hingga dua tahun atau lebih dengan penyediaan
memperkuat ikatan ibu dan bayi. Pemberian ASI secara makanan pelengkap yang aman dan sesuai. Hal ini adalah
eksklusif diharuskan pada bayi usia 0-6 bulan untuk salah satu praktik paling kuat dan direkomendasikan
menurunkan angka kesakitan dan kematian pada anak. untuk meningkatkan kelangsungan hidup dan
kesejahteraan anak (UNICEF, 2018).
P- ISSN: 2527-5798, E-ISSN: 2580-7633
Jurnal Keperawatan Suaka Insan (JKSI) Volume 7, Number 1, Januari-Juni 2022
45
Pemberian ASI esklusif yang tidak optimal dapat Puskesmas yang paling rendah untuk cakupan ASI
menyebabkan terjadinya 45% kematian akibat infeksi Eksklusif, yaitu sebesar 16,2%. Selanjutnya, hasil studi
neonatal, 30% kematian akibat diare dan 18% akibat pendahuluan yang dilakukan pada 25 ibu yang memiliki
infeksi saluran pernapasan pada balita. Anak yang tidak bayi umur 7-12 bulan, hanya 8 orang (32%) yang
disusui, beresiko 14 kali akan mengalami kematian memberikan ASI eksklusif, sedangkan yang tidak
karena diare dan pneumonia, dibandingkan dengan anak memberikan ASI eksklusif sebanyak 17 orang (68%)
yang mendapat ASI Eksklusif (Roesli, 2017). dengan berbagai alasan diantaranya, bayi yang menangis
dianggap kelaparan dan tidak cukup kalau hanya
Langkah yang telah diambil oleh pemerintah Indonesia diberikan ASI saja sehingga keluarga memberikan susu
untuk meningkatkan angka cakupan ASI eksklusif antara formula, pisang atau madu, ibu dan keluarga yang tidak
lain dengan disahkannya Peraturan Pemerintah mengenai tahu tentang manfaat ASI eksklusif, selain itu ibu yang
ASI Eksklusif yang melarang promosi PASI di fasilitas rata-rata bekerja sebagai petani yang terkadang
Kesehatan dan hak perempuan untuk menyusui (Depkes meninggalkan bayinya di rumah bersama keluarga.
RI, 2013). Uraian yang sudah dipaparkan diatas membuat peneliti
tertarik untuk mengetahui fackor apa saja yang
Meskipun manfaat yang dimiliki ASI sangat baik untuk mempengaruhi ketidakberhasilan pemberian ASI
tumbuh kembang bayi, tapi kecenderungan para ibu untuk eksklusif di Puskesmas Tamban Kabupaten Barito Kuala
menyusui bayi secara eksklusif masih rendah. Cakupan Tahun 2022.
pemberian ASI eksklusif dipengaruhi beberapa hal
diantaranya belum optimalnya penerapan 10 Langkah Metode Penelitian
Menuju Keberhasilan Menyusui (LMKM), belum semua
bayi memperoleh inisiasi menyusu dini (IMD), rendahnya
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan
pengetahuan ibu dan keluarga mengenai manfaat dan cara
menggunakan desain penelitian kuantitatif. Populasi
menyusui yang benar, kurangnya pelayanan konseling
dalam penelitian ini adalah ibu yang memiliki bayi
laktasi, dukungan dari petugas kesehatan, faktor sosial
berusia 7-12 bulan yang tidak berhasil memberikan ASI
budaya, kondisi yang kurang memadai bagi para ibu
Eksklusif kepada bayinya sejumlah 53 orang. Sampel
bekerja dan gencarnya pemasaran susu formula (Josefa,
penelitian adalah seluruh populasi, sehingga teknik
GK, 2011).
sampling untuk penelitian ini adalah total sampling. Data
yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer
Prasetyono (2009) beranggapan bahwa kegagalan dalam
yang didapatkan melalui kuesioner penelitian sedangkan
pemberian ASI ekslusif dipengaruhi oleh faktor internal
data sekunder didapatkan dari Puskesmas Tamban.
dan faktor eksternal. Adapun faktor internal yaitu
pengetahuan ibu, pendidikan ibu, pekerjaan ibu,
Kuesioner yang disusun diuji coba kepada 30 ibu yang
pendapatan keluarga dan penyakit ibu. Sedangkan factor
memiliki bayi usia 7-12 bulan, yang tidak memberikan
eksternal adalah promosi susu formula bayi dan penolong
ASI eksklusif di Desa Semangat Dalam. Uii validitas
persalinan. Sedangkan, ibu yang bekerja di luar rumah
dilakukan untuk mengukur korelasi antara setiap variable
mempunyai keterbatasan kesempatan menyusui bayinya
atau item dengan skor total variable dengan ketentuan jika
secara langsung. Keterbatasan ini bisa berupa waktu atau
r hitung > r table (0,361) maka dinyatakan valid. Hasil uji
tempat terutama bila ditempat kerja yang tidak
reliabilitas diketahui bahwa r alpha > r table dengan nilai
menyediakan fasilitas pojok laktasi, berbeda halnya
Cronbach alpha > 0,6, sehingga dapat diambil kesimpulan
apabila ibu yang bekerja di luar rumah, tetapi memiliki
bahwa instrument reliabel digunakan sebagai alat
pengetahuan yang cukup tentang manfaat, cara
pengumpul data.
penyimpanan, cara pemberian ASI sehingga diharapkan
dapat meningkatkan cakupan pemberian ASI Eksklusif
Data yang diperoleh selanjutnya dianalisis dengan
(Juliastuti, 2011).
menggunakan statistik deskriptif dan ditampilkan dengan
menggunakan table distribusi frekuensi.
Berdasarkan profil Kesehatan Kabupaten Barito Kuala
Tahun 2020, capaian cakupan bayi < 6 bulan yang diberi
ASI Ekslusif tahun 2020 sebesar 60,1%, yang artinya
sudah mencapai kenaikan dibandingkan tahun 2019 yaitu
57,0% akan tetapi dari 19 Puskesmas yang ada di
Kabupaten Barito Kuala, Puskesmas Tamban merupakan
P- ISSN: 2527-5798, E-ISSN: 2580-7633
Jurnal Keperawatan Suaka Insan (JKSI) Volume 7, Number 1, Januari-Juni 2022
46
dan yang berpengetahuan kurang sebanyak 24 orang pekerjaannya. Temuan ini sejalan dengan penelitian
(45,3%). kualitatif yang dilakukan Agus (2008) di Kabupaten
Sukoharjo yang menyimpulkan ada perbedaan yang
Pembahasan bermakna dalam hal menyusui antara kelompok ibu yang
bekerja dan kelompok ibu yang tidak bekerja. Pada
kelompok pekerja, faktor yang berhubungan dengan
Hasil penelitian ini menunjukkan ketidakberhasilan
menyusui adalah kesempatan menyusui pada saat bekerja
pemberian ASI eksklusif yang paling banyak terjadi pada
yang didukung oleh jarak tempat tinggal, kepemilikan
responden dengan paritas multipara sebanyak 27 orang
transportasi dan belum dikenalnya ASI perahan.
(50,9%). Hal ini terjadi karena ibu dengan paritas
multipara memiliki riwayat kegagalan memberikan ASI
Menurut Budiasih (2008), dukungan dari orang lain atau
secara eksklusif pada anak sebelumnya, dan hal tersebut
orang terdekat sangat berperan dalam sukses tidaknya
berlanjut pada bayi selanjutnya. Hal ini berbanding
menyusui. Semakin besar dukungan yang didapatkan
terbalik dengan hasil penelitian oleh Fitria Ika (2013)
untuk terus menyusui maka akan semakin besar pula
yang menyatakan bahwa karakteristik ibu menyusui yang
kemampuan untuk dapat bertahan terus untuk menyusui.
tidak memberikan ASI eksklusif di wilayah UPT
Dalam hal ini, dukungan suami maupun keluarga sangat
Puskesmas Banyudono I Kabupaten Boyolali salah
besar pengaruhnya. Suami dapat menguatkan motivasi
satunya adalah paritas ibu primipara. Sedangkan,
ibu agar menjaga komitmen dengan ASI, tidak mudah
karakteristik lain dari hasil penelitian Fitria Ika (2013)
tergoda dengan susu formula atau makanan lainnya.
seperti tingkat pendidikan ibu dan pekerjaan sebanding
Suami juga harus membantu secara teknis seperti
dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti.
mengantar kontrol ke dokter atau bidan, menyediakan
makanan bergizi, hingga memijit ibu yang biasanya cepat
Ibu dengan tingkat pendidikan rendah adalah responden
lelah. Seorang ibu yang kurang mendapat dukungan dari
terbanyak yang tidak berhasil memberikan ASI eksklusif
keluarga dan suami akan lebih mudah dipengaruhi untuk
sebanyak 39 orang (73,6%). Menurut Notoatmodjo
beralih ke susu formula. Hal ini dibuktikan berdasarkan
(2010), pendidikan secara umum adalah segala upaya
hasil penelitian bahwa ibu yang memiliki bayi umur 7-12
yang direncanakan untuk mempengaruhi orang lain baik
bulan yang tidak berhasil memberikan ASI Eksklusif
individu maupun kelompok atau masayarakat sehingga
sebagian besar tidak mendapatkan dukungan dari suami
mereka melakukan apa yang diharapkan oleh pelaku
atau keluarga sebanyak 38 orang (71,7%).
pendidikan. Semakin tinggi pendidikan, semakin tinggi
pula kemampuan dasar yang dimiliki seseorang. Tingkat
Responden yang memiliki pengetahuan kurang adalah
pendidikan dapat mendasari sikap ibu dalam menyerap
responden yang paling banyak mengalami
dan mengubah informasi mengenai ASI. Hal ini juga
ketidakberhasilan dalam memberikan ASI eksklusif
berlaku dalam pemberian ASI Eksklusif, semakin tinggi
sebanyak 24 orang (45,3%), sedangkan responden yang
pendidikan seseorang maka ia akan mengambil keputusan
paling sedikit adalah responden yang berpengetahuan
yang baik dan dalam hal ini yaitu memberikan ASI secara
baik sebanyak 6 orang (11,3%). Hal ini menunjukkan
eksklusif kepada bayinya. Seseorang dengan latar
bahwa pengetahuan ibu tentang ASI merupakan salah satu
belakang pendidikan rendah biasanya mengambil
faktor yang penting dalam kesuksesan proses menyusui.
keputusan dan sikap yang salah karena kurangnya
Aldaudy (2018) menyatakan bahwa ibu yang mempunyai
pendidikan atau edukasi yang didapat di bangku
tingkat pengetahuan baik tentang ASI eksklusif akan
pendidikan, tentu saja hal ini mempengaruhi keputusan
memberikan ASI Eksklusif untuk bayinya demikian
ibu dalam memberikan ASI Eksklusif.
sebaliknya jika ibu dengan tingkat pengetahuan kurang,
cenderung tidak memberikan ASI Eksklusif kepada
Sebagian besar ibu yang memiliki bayi umur 7-12 bulan
bayinya
yang tidak berhasil memberikan ASI eksklusif adalah ibu
yang bekerja sebanyak 41 orang (77,4%). Seorang wanita
apabila sudah memutuskan untuk bekerja harus siap Kesimpulan
menjalankan peran ganda yang disandangnya. Peran
ganda seperti ini sering menjadi permasalahan, dimana Hasil pada penelitian yang telah dilakukan menunjukkan
adanya tuntutan tanggung jawab dan beban kerja yang bahwa faktor yang mempengaruhi ketidakberhasilan
tinggi dalam menyelesaikan pekerjaan menjadi salah satu pemberian ASI eksklusif di Puskesmas Tamban
masalah bagi ibu bekerja untuk dapat membagi waktu dan Kabupaten Barito Kuala diantaranya paritas ibu
diri dalam mengurus kebutuhan keluarga dan multipara, tingkat pendidikan ibu yang rendah, ibu yang
P- ISSN: 2527-5798, E-ISSN: 2580-7633
Jurnal Keperawatan Suaka Insan (JKSI) Volume 7, Number 1, Januari-Juni 2022
48
bekerja, suami atau keluarga yang tidak mendukung Boyolali. Jurnal Kesehatan Andalas Vol. 2
dalam memberikan ASI Ekskusif dan ibu yang No. 2.
berpengetahuan kurang.
Josefa,G., K., Margawati,A. (2011). Faktor-faktor yang
Diharapkan Puskesmas Tamban dapat selalu memberikan mempengaruhi perilaku pemberian ASI
penyuluhan mengenai ASI Eksklusif dengan eksklusif pada ibu. Semarang: Program
menggunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh Pendidikan Sarjana Kedokteran Fakultas
masyarakat dan mengikutsertakan keluarga atau orang Kedokteran Universitas Diponegoro.
terdekat agar dapat menekan angka ketidakberhasilan ASI Juliastuti R. (2011). Hubungan Tingkat Pengetahuan,
Eksklusif. Status Pekerjaan Ibu dan Pelaksanaan
Inisiasi Menyusu Dini dengan Pemberian
Acknowledgement Asi Eksklusif. Surakarta: Program Pasca
Ucapan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah Sarjana Universitas Sebelas Maret.
membantu kelancaran proses penelitian sampai akhir, Notoatmodjo, S. (2010). Promosi Kesehatan dan Ilmu
terutama Puskesmas Tamban dan Akademi Kebidanan Perilaku. Jakarta : PT. Rineka Cipta.
Bunga Kalimantan. Prasetyono, DS. (2009). Buku pintar ASI Eksklusif.
Yogyakarta : Diva Press.
Daftar Pustaka Sartono, Agus. (2008). Praktek menyusui ibu pekerja
pabrik dan ibu tidak bekerja di Kecamatan
Sukoharjo Kota Kabupaten Sukoharjo.
Aldaudy, C.U. dan Fithria. (2018). Pengetahuan Ibu
Semarang : Program studi gizi Fakultas Ilmu
Tentang ASI Eksklusif. JIM FKep Volume IV
Keperawatan dan Kesehatan Universitas
No. 1 2018.
Muhammadiyah Semarang.
Budiasih, S. (2008). Hanbook Ibu Menyusui. Bandung :
UNICEF. (2018). Malnutrition in Children. Diambil
Karya Kita.
dari
Dinas Kesehatan kabupaten Barito Kuala. (2020). Profil
https://data.unicef.org/topic/nutrition/malnut
Kesehatan Kabupaten Barito Kuala Tahun
rition/.
2020.
WHO. (2014). Global Nutrition Targets 2025: Policy
Fitria, Nalatia. (2013). Karakteristik Ibu Menyusui yang
Brief Series. Geneva: World Health
Tidak memberikan ASI Eksklusif Di UPT
Organization.
Puskesmas Banyudono I Kabupaten