Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Hub Pengetahuan Pola Makan Dan Stres PD Pasien HT

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 13

HUBUNGAN PENGETAHUAN, POLA MAKAN DAN STRES DENGAN KEJADIAN

HIPERTENSI PADA LANSIA DI PUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN TAHUN 2021

Ericha Sevtiliana1,Akhmad Zacky Anwary2,Ari Widyarni3


1
Prodi Kesehatan Masyarakat,13201,Fakultas Kesehatan Masyarakat,Universitas Islam Kalimantan
Banjarmasin, 1707009
2
Prodi Kesehatan Masyarakat,13201,Fakultas Kesehatan Masyarakat,Universita Islam Kalimantan
Banjarmasin 1106018502
3
Prodi Kesehatan Masyarakat,13201,Fakultas Kesehatan Masyarakat,Universitas Islam Kalimantan
Banjarmasin 11271098603
Email: sevtilianaericha@gmail.com

ABSTRACT

World Health Organization (WHO) data in 2011 showed one billion people in the world suffer from
hypertension, 2/3 of them in developing countries with low to moderate incomes. The prevelence of hypertension will
continue to increase and predicted by 2025 as many as 29% of adults worldwide are affected by hypertension. Prevelence
data obtained from The Pekauman Health Center of Banjarmasin Regency in 2020 hypertension ranked first, as many as
1,705 cases of hypertension, in cases of hypertension in the Elderly in Januari-April 2021 amounted to 191 This study
aims to find out the relationship of knowledge, diet and stress with the incidence of hypertension in the elderly. This
research method is quantitative in an analytical nature with a cross sectional approach. Research analysis consists of
related variables, which require answers as to why and how while cross sectional is a study of several populations
observed at the same time (Hidayat, 2014). The results of the univariate analysis using the frequency distribution
obtained by hypertension respondents were mostly in the category of mild hypertension, namely as many as 57
respondents (57.6%), most respondents had less knowledge as many as 59 respondents (59.6%), respondents had an
inappropriate diet as many as 51 respondents (51.51%) and respondents who had stress characteristics as many as 69
respondents (69.7%). The results of bivariate research using the Chi Square test, there is a relationship of knowledge(p-
value = 0.016), diet(p-value = 0.011) and stress(p-value = 0.003) with the incidence of hypertension in Pekauman
Health Center. It is hoped that this research can make hypertension management programs in the elderly and the
community, collaborating with health workers and the public, especially in the elderly to overcome the increasing
number of hypertension, so as to improve the degree of health and understanding of hypertension.

Keywords: Hypertension, Knowledge, Diet, Stress, Elderly

ABSTRAK

Prevelensi data World Health Organization (WHO) tahun 2011 menunjukkan satu milyar orang di dunia
menderita hipertensi, 2/3 diantaranya berada di Negara berkembang yang berpenghasilan rendah sampai sedang.
Prevelensi hipertensi akan terus meningkat tajang dan diprediksi pada tahun 2025 sebanyak 29% orang dewasa di seluruh
dunia terkena hipertensi..Prevelensi data yang diperoleh dari Puskesmas Pekauman Kabupaten Banjarmasin pada tahun
2020 hipertensi menduduki peringkat pertama, sebanyak 1.705 kasus hipertensi, pada kasus hipertensi pada Lansia bulan
Januari-April 2021 berjumlah 191 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan, pola makan dan
stres dengan kejadian hipertensi pada Lansia. Metode penelitian ini adalah kuantitatif yang bersifat analisis dengan
pendekatan cross sectional. Penelitian analisis terdiri dari variable terkait, yang membutuhkan jawaban mengapa dan
bagaiman sedangkan cross sectional adalah penelitian beberapa populasi yang diamati pada waktu yang sama (Hidayat,
2014). Hasil penelitian analisis univariat menggunakan distribusi frekuensi diperoleh hipertensi responden sebagian
besar pada kategori hipertensi ringan yaitu sebanyak 57 responden (57,6%), sebagian besar responden mempunyai
pengetahuan kurang sebanyak 59 responden (59,6%), responden memiliki pola makan yang tidak tepat sebanyak 51
responden (51,51%) dan responden yang memiliki karakteristik stres sebanyak 69 responden (69,7%). Hasil penelitian
bivariat menggunakan uji Chi Square, ada hubungan pengetahuan (p- value = 0,016), pola makan (p-value = 0,011) dan
stres (p-value = 0,003) dengan kejadian hipertensi di Puskesmas Pekauman. Diharapkan bagi penelitian ini dapat
menjadikan program penanggulangan hipertensi pada Lansia dan masyarakat, melakukan kerjasama terhadap petugas
kesehatan dan masyarakat khususnya pada Lansia untuk menanggulangi angka peningkatan hipertensi, sehingga dapat
meningkatkan derajat kesehatan dan pemahaman tentang penyakit hipertensi.

Kata Kunci: Hipertensi, Pengetahuan, Pola Makan, Stres, Lansia


menjadi kaku, kemampuan jantung memompa
PENDAHULUAN darah menurun 1% setiap tahun sesudah
Hipertensi atau penyakit “darah berumur 20 tahun kemampuan jantung
tinggi” yakni kondisi ketika individu memompa darah menurun menimbulkan
mengalami kenaikan tekanan darah baik secara akibat menurunya kontraksi dan volumenya,
lambat atau mendadak. Diagnosis hipertensi kehilangan elastisitas pembuluh darah hal ini
didirikan jika tekanan darah sistol individu terjadi karena kurangnya efektifitas pembuluh
menetap pada 140 mmHg atau lebih. Nilai darah perifer untuk oksigenasi, meningkatnya
tekanan darah yang paling ideal yaitu 115/75 resistensi pembuluh darah perifer(Nanda,
mmHg(Agoes, 2011)¹. 2013)⁴.
Data World Health Organization(W Regot et al,(2005) menyatakan maka
HO) tahun 2011 menunjukkan satu milyar pengetahuan dan kesadaran pasien mengenai
orang di dunia menderita Hipertensi, 2/3 tekanan darah memegang peran penting pada
diantaranya berada di negara berkembang kemampuan untuk mencapai kesuksesan
yang berpenghasilan rendah sampai sedang. pengendalian tekanan darah pada hipertensi.
Prevalensi Hipertensi akan terus bertambah Kurangnya pengetahuan pasien mengenai
tajam dan diprediksi pada tahun 2025 sebesar hipertensi menjadi salah satu penyebab tidak
29% orang dewasa di seluruh dunia terkena terkontrolnya tekanan darah pada pasien (J.
Hipertensi.² Wulansari, 2013)⁵.
Berlandaskan Riskesdas,(2018) Masalah-masalah penyebab
Prevalenssi hipertensi berlandaskan hasil timbulnya hipertensi tersebt yaitu salah satu
pengukuran pada penduduk usia 18 tahun faktor dari kekurangan pengetahuan
sebesar 34,1%, tertinggi di Kalimantan Selatan masyarakat tentang hipertensi. Pengetahuan
(44.1%), sedangkan terendah di Papua sebesar yakni hasil dari tahu, dan hal ini terjadi setelah
(22,2%). Hipertensi terjadi pada kelompok orang melakukan pengamatan terhadap suatu
umur 31-44 tahun (31,6%), umur 45-54 tahun objek tertentu yaitu penyakit hipertensi.
(45,3%), umur 55-64 tahun (55,2%). Dari Sebagian besar pengetahuan manusia
Prevalenssi hipertensi sebesar 34,1% dilihat dihasilkan melalui pendengaran manusia.
maka sebesar 8,8% terdiagnosis hipertensi dan Pengetahuan yakni dominan yang sangat
13,3% orang yang terdiagnosis hipertensi tidak penting dalam membentuk tindakan
minum obat serta 32,3% tidak rutin minum individu(Notoatmodjo, 2007)⁶.
obat. Hal ini menunjukkan maka sebagian Pola makan bisa diartikan suatu
besar penderita Hipertensi tidak mengetahui sistem, cara kerja atau usaha untuk melakukan
maka dirinya Hipertensi sampai kini tidak sesuatu. kemudian, pola makan yang sehat
menemukan pengobatan. Alasan penderita bisa diartikan sebagai suatu cara atau usaha
hipertensi tidak minum obat antara lain karena untuk melakukan kegiatan makan secara sehat.
penderita hipertensi merasa sehat(59,8%), Pola makan juga ikut menentukan kesehatan
kunjungan tidak teratur ke fasyankes(31,3%), bagi tubuh. Kebanyakan Lansia mengonsumsi
minum obat tradisional(14,5%), memakai daging ayam, susu yang mengandung lemak
terapi lain(12,5%), lupa minum obat(11,5%), dan gorengan yang banyak mengandung
tidak mampu beli obat(8,1%), terbisa efek minyak. Makin tinggi lemak berdampak kadar
samping obat(4,5%), dan obat hipertensi tidak kolesterol dalam darah meningkat yang akan
tersedia di Fasyankes(2%) (Kementerian mengendap dan menjadi plak yang menempel
Kesehatan RI, 2019)³. pada dinding arteri, plak tersebut
Dampak-dampak hipertensi pada menimbulkan akibat penyempitan arteri
orang dengan lanjut usia yaitu terjadinya sampai kini memaksa jantung bekerja lebih
perubahan-perubahan pada: elastisitas dinding berat dan tekanan darah menjadi lebih tinggi.
aorta menurun, katub jantung menebal dan Tinggi lemak bisa menimbulkan akibat
obesitas yang bisa memicu timbulnya buah-buahan di Kalimantan Selatan mencapai
hipertensi (Mellisa andria, 2013)⁷. 98%. Selain faktor genetic hipertensi juga bisa
Garam berhubungan erat dengan dipicu dari perilaku gaya hidup serta pola
terjadinya tekanan darah tinggi gangguan makan tidak sehat, yang mengkonsumsi
pembuluh darah ini hampir tidak ditemui pada makanan kadar garam tinggi, stres, malas
suku pedalaman yang asupan garamnya bergerak dan obesitas (Kabar Kalimantan,
rendah. Jika asupan garam kurang dari 3 gram 2019)¹¹.
dalam sehari Prevalenssi hipertensiakan Angka Prevalenssi hipertensi di
menurun, tetapi jika asupan garam 5–15 gram Kalimantan Selatan yang meningkat dari tahun
perhari, Prevalenssinya akan meningkat 15– sebelumnya memberikan kekhawatiran
20% (Wiryowidagdo, 2002)⁸. tersendiri. Data tahun 2018, yang ditemukan
Stres yaitu gangguan pada tubuh dan dari studi pendahuluan pada Dinas Kesehatan
pikiran yang disebabkan oleh perubahan dan Kota Banjarmasin, maka jumlah kasus lama
tuntutan kehidupan (Cornelli, 2017). Menurut untuk penyakit Hipertensi ada sebesar 57.257
Charles D. Speilberger, menyebutkan “stres kasus, sedangkan jumlah kasus baru untuk
yaitu tuntutan eksternal yang mengenai penyakit Hipertensi pada tahun 2018 mencapai
individu misalnya objekdalam lingkungan atau 20.020 kasus. Tertulis sebanyak ada 6.992
sesuatu stimulus yang secara obyektif yaitu kasus baru tersebut yaitu penderita hipertensi
berbahaya. Stres juga bisa diartikan sebagai dengan usia>60 Tahun, sedangkan kasus lama
tekanan, ketegangan, gangguan yang tidak pada usia>60 Tahun berjumlah 24.703 kasus.
menyenangkan yang berasal dari luar diri Lansia yakni kelompok yang rawan dan
individu (Jenita DT Dinsu, 2017)⁹. berisiko karena ketidaktahuannya mengenai
Stres juga sangat erat hubungannya program yang ada atau karena Lansia tidak
dengan hipertensi. Stres yakni masalah yang tahu bagaimana mengakses pelayanan
memicu terjadinya hipertensi di mana kesehatan (Lundy, K. S., Janes, S, 2009)¹².
hubungan antara stres dengan hipertensi
diduga melalui aktivitas saraf simpatis METODE PENELITIAN
peningkatan saraf bisa menaikkan tekanan Jenis penelitian yang dipakai kuantitatif yang
darah secara intermiten(tidak menentu). Stres bersifat analisis dengan pendekatan cross
yang berkepanjangan bisa berdampak tekanan secttional. Populasi dalam penelitian ini yaitu
darah menetap tinggi. Walaupun hal ini belum seluruh penderita hipertensi pada Lansia yang
terbukti akan tetapi angka kejadian di berkunjung ke poli umum dari bulan Januari-
masyarakat perkotaan lebih tinggi April 2021 dengan jumlah 191 pasien
dibandingkan dengan di pedesaan. Hal ini bisa hipertensi pada Lansia.Sampel sebesar 99
dihubungkan dengan pengaruh stres yang orang yang menjadi responden dalam
dialami kelompok masyarakat yang tinggal di penelitian ini dengan kriteria sebagai berikut
kota (Suhadak, 2010)¹⁰. :Pasien yang bersedia menjadi
Sebesar 44,1% warga dari penduduk ressponden,Pasien yang berumur mulai dari 60
di Kalimantan Selatan menderita Hipertensi tahun yang menderita hipertensi dan Pasien
atau Tekanan Darah Tinggi. Bagaimana dengan tekanan darah ≥140/90 mmH.
tingkat kurangnya konsumsi sayuran dan
HASIL PENELITIAN

Tabel 1
Distribusi Karakteristik Ressponden Hipertensi di Puskesmas Pekauman
Banjarmasin Tahun 2021
No. Variabel n %
Pendidikan Dasar
SD/SMP( Pendidikan Dasar) 72 72,7
SMA(pendidikan Menengah) 25 25,3
AKADEMIK(Pendidikan Tinggi) 2 2,0
Status Pekerjaan
Bekerja 19 19,2
Tidak Bekerja 80 80,8
Jenis Kelamin
Laki-Laki 38 38,4
Perempuan 61 61,6
Umur(tahun)
Lansia(60-75 tahun) 75 75,8
Lansia risti(76-85 tahun) 24 24,2
Total 99 100
Sumber : Data Primer, 2021

Berdasarkan tabel 1 distribusi karakteristik bekerja sebesar 80 ressponden(80,8%), jenis


ressponden kejadian Hipertensi di Puskesmas kelamin ressponden sebagian besar
Pekauman menunjukkan dari 99 ressponden perempuan sebesar 61 ressponden(61,6%) dan
dihasilkan maka sebagian besar ressponden sebagian besar ressponden berada pada
memiliki tingkat pendidikan dasar(SD/SMP) kisaran usia Lansia(60-75 tahun) sebesar 75
sebesar 72 ressponden(72,7%).Responden ressponden(75,8%).
sebagian besar dengan status pekerjaan tidak
Analisis Univariat
Tabel 2
Distribusi Responden Berlandaskan Kejadian, Pengetahuan, Pola Makan dan strees
terhadap Hipertensi di Puskesmas Pekauman Banjarmasin Tahun 2021
Kejadian Hipertensi n %
Ringan 57 57,6
Sedang 24 24,2
Berat 18 18,2
Pengetahuan n %
Baik(6-10) 40 40,4
Kurang(5-0) 59 59,6
Pola Makan n %
Tepat 48 48,5
Tidak Tepat 51 51,5
Stres n %
Tidak Stres 30 30, 3
Stres 69 69,7
Total 99 100

Sumber : Data Primer, 2021

Hasil distribusi tabel 2 maka dari 99 besar ressponden memiliki tingkat


responden Lansia di Puskesmas Pekauman pengetahuan kurang.
Banjarmasin tahun 2021. Berdasarkan Hasil tabel maka dari 99 responden
kejadian hipertensi memiliki responden Lansia di Puskesmas Pekauman
yang mengalami hipertensi ringan sebesar Banjarmasin tahun 2021 berlandaskan pola
57 ressponden (57,6%), responden yang makan menunjukkan maka responden yang
mengalami hipertensi sedang sebesar 24 memiliki pola makan tidak tepat sebesar 51
ressponden (24,2%), sedangkan responden responden (51,5%), Dengan demikian bisa
yang mengalami hipertensi berat sebesar 18 dikatakan maka responden berlandaskan
responden (18,2%). Dengan demikian bisa pola makan di Puskesmas Pekauman
dikatakan maka seluruh responden di Banjarmasin memiliki pola makan yang
Puskesmas Pekauman sebagian besar tidak tepat.
mengalami hipertensi ringan dengan kisaran Hasil tabel distribusi maka dari 99
sistolik 140-159 mmHg dan diastolik 90-99. ressponden Lansia di Puskesmas Pekauman
Hasil tabel maka dari 99 responden tahun 2021 berlandaskan stres menunjukkan
Lansia di Puskesmas Pekauman maka responden yang stres sebesar 69
Banjarmasin tahun 2021 berlandaskan ressponden(69,7%), Dengan demikian bisa
pengetahuan menunjukkan maka responden dikatakan maka responden berlandaskan
yang mempunyai pengetahuan kurang stres di Puskesmas Pekauman Banjarmasin
sebesar 59 ressponden(59,6%), Dengan mengalami stres.
demikian bisa dikatakan maka sebagian
Analisi Bivariat
Tabel 3
Hubungan Pengetahuan, Pola Makan, stress Ressponden Dengan Kejadian Hipertensi
di Puskesmas Pekauman Banjarmasin Tahun 2021
Pengetahuan Kejadian Hipertensi Total p-value
Ringan Sedang Berat
n % n % n % N %
Baik 28 49,1 10 41,7 2 40,4 40 100 0,016
Kurang 29 50,9 14 58,3 16 88,9 59 100
Total 57 57,6 24 24,2 18 18,2 99 100

Pola Makan Kejadian Hipertensi Total p-value


Ringan Sedang Berat
n % n % n % N %
Tepat 35 72,9 8 16,7 5 10,4 48 100 0,011
Tidak Tepat 22 43,1 16 31,4 13 25,5 51 100
Total 57 57,6 24 24,2 18 18,£ 99 100
Stress Kejadian Hipertensi Total p-value
Ringan Sedang Berat
n % n % n % N %
Tidak Stres 11 36,7 8 26,7 11 36,7 30 100 0,003
Stres 46 66,7 16 23,2 7 10,1 69 100
Total 57 57,6 24 24,2 18 18,2 99 100
Sumber : Data primer, 2021
Hasil pada tabel 3 menyatakan maka dari Hasil pada tabel 4.8 menyatakan
99 responden Lansia di Puskesmas Pekauman bahwa 99 responden Lansia di
Banjarmasin tahun 2021 berlandaskan proporsi Puskesmas Pekauman tahun 2021
responden dengan pengetahuan baik sebagian berdasarkan proporsi responden yang
besar mengalami kejadian hipertensi ringan mengalami tidak stres sebagian besar
sebesar 28 responden(49,1%), sedangkan proporsi mengalami kejadian hipertensi ringan
ressponden dengan pengetahuan kurang sebagian dan berat sebanyak 11 responden
besar mengalami kejadian hipertensi ringan (36,7%), sedangkan proporsi responden
sebesar 29 responden(50,9%). Dari hasil uji Chi dengan yang mengalami stress sebagian
Squre dihasilkan p-value= 0,016 dengan< α(0,05) besar mengalami hipertensi ringan
Ha diterima yang artinya ada hubungan yang sebanyak 46 responden (66,7%).
bermakna antara pengetahuan dengan kejadian Dari hasi uji Chi Square diperoleh
hipertensi Lansia di Puskesmas Pekauman tahun p-value=0,003 dengan α (<0,05) Ha
2021 diterima yang artinya ada hubungan yang
Hasil pada tabel 4.8 menyatakan bahwa bermakna antara Stres dengan kejadian
dari 99 responden Lansia di Puskesmas Pekauman hipertensi di Puskesmas Pekauman tahun
tahun 2021 berdasarkan proporsi responden pola 2021.
makan tepat sebagian besar mengalami kejadian
hipertensi ringan sebanyak 35 responden (72,9%),
sedangkan proporsi responden dengan pola makan
tidak tepat sebagian mengalami hipertensi ringan
sebanyak 22 responden (43,1%). Dari hasil uji Chi
Square diperoleh p-value=0,011 dengan α (<0,05)
Ha diterima yang artinya ada hubungan antara pola
makan dengan kejadian hipertensi di Puskesmas
Pekauman Banjarmasin tahun 2021
PEMBAHASAN yang mempengaruhi jantung, pembuluh
1. Analisis Univariat darah dan hormon.
a. Kejadian Hipertensi b. Pengetahuan
Berlandaskan hasil penelitian Berlandaskan penelitian yang
yang dilakukan di Puskesmas Pekauman dilakukan di Puskesmas Pekauman tahun
tahun Banjarmasin 2021 menunjuk kan 2021 menunjukkan maka ressponden yang
maka responden yang mengalami hipertensi mempunyai pengetahuan kurang sebesar 59
ringan sebesar 57 responden (57,6%), responden (59,6%), responden yang
ressponden yang mengalami hipertensi mempunyai pengetahuan baik sebesar 40
sedang sebesar 25 responden (24,2%), responden (40,4%).
sedangkan responden yang mengalami Berlandaskan hasil penelitian diatas
hipertensi berat sebesar 18 orang (18,2%). menunjukan maka responden yang
Berlandaskan hasil penelitian diatas mempunyai pengetahuan kurang
menunjukkan maka responden paling mendominasi sebesar 59 responden
banyak mengalami hipertensi ringan sebesar (59,6%), hal ini karena yang mendominasi
57 responden (57,6%). Hipertensi ini yakni pendidikan dasar pada Lansia sebesar 72
kategori yang paling dominan, karena responden (72,7%). Kurangnya pengetahuan
disebakan oleh pengetahuan ressponden Lansia sampai kini banyak terjadinya
yang kurang terhadap hipertensi sebesar 59 menjawab salah pada soal nomer empat
responden (59,6%), pendidikan dasar yang yaitu tentang faktor resiko hipertensi yang
menjadikan dominan paling tinggi yaitu tidak bisa diubah.
sebesar 72 responden (72,7%) dan Menurut Notoadmodjo (2003) apabila
kebiasaan pola makan yang sering makan pengetahuan individu semakain baik maka
makanan yang asin, berminyak dan perilaku pun akan semakin baik. Kurangnya
bersantan. pengetahuan akan mempengaruhi pasien
Hal ini sejalan dengan penelitian Sri hipertensi untuk bisa mengatasi
Agustina (2014) sebagian besar Lansia kekambuhan atau melakukan pencegahan
berada pada kondisi hipertensi ringan agar tidak terjadi komplikasi. Upaya
sebesar 61 0rang(70,1%). pencegahan terhadap pasien hipertensi
Banyak faktor yang berperan untuk biasanya dilakukan melalui
terjadinya hipertensi meliputi resiko yang mempertahankan berat badan, menurunkan
tidak bisa dikendalikan dan faktor yang bisa kadar kolestrol, mengurangi mkonsumsi
dikendalikan. Faktor yang tidak bisa garam, diet tinggi serat, mengkonsumsi
dikendalikan seperti keturunana, jenis buah-buahan dan sayuran serta menjalankan
kelamian, ras dan usia. Sedangkan faktor hidup secara sehat (Ridwan,2009 dalam
yang bisa dikendalikan seperti obesitas, Rukayah & Wahyu,2014).
kurang olahraga atau aktivitas fisik, Adanya perbedaan tersebut bisa
merokok, minum kopi, sensivitas natrium, disebabkan oleh adanya tingkat pendidikan
kadar kalium rendah, alkohol, stres, berarti bimbingan yang diberikan individu
pekerjaan, pendidikan dan pola makan kepada orang lain agar bisa memahami
(Suhadak,2010). sesuatu hal. Tidak bisa dipungkiri maka
Faktor usia sangat berpengaruh semakin tinggi pendidikan individu,
terhadap hipertensi karena dengan semakin mudah pula mereka menerima
bertambahnya umur maka semakin tinggi informasi, dan pada akhirnya pengetahuan
memiliki peluang risiko hipertensi. Kejadian yang dimilikinya akan semain banyak.
hipertensi makin meningkat dengan Sebaliknya, jika individu memiliki tingkat
bertambahnya usia. Hal ini sering pendidikan yang rendah, maka akan
disebabkan oleh perubahan alamiah di tubuh menghambat perkembangan sikap orang
tesebut terhadap penerimaan informasi dan d. Stres
nilai–nilai yang baru diperkenalkan. Berlandaskan hasil penelitian yang
Hal ini sejalan dengan penelitian dilakukan di Puskesmas Pekauman tahun
Hanny Sherly Permata Sari, Joko Wiyono, 2021 menunjukkan maka responden yang
Ragil Catur Adi W (2018). Dari 26 stres sebesar 69 responden (69,7%),
ressponden dilihat maka Lansia yang sedangkan responden yang tidak stres
memiliki tingkat pengetahuan baik terhadap sebesar 30 responden (30,3%).
hipertensi sebesar 9 responden (34,60%), Berlandaskan hasil penelitian diatas
tingkat pengetahuan cukup baik sebesar 6 menunjukkan maka responden yang
responden (23,10%) dan kurang sebesar 11 mempunyai stres sebesar 69 responden
responden (42,3%). (69,7%). Responden yang mengalami stres
c. Pola Makan akibat sering merasakan kegelisahan dan
Berlandaskan hasil penelitian yang tertekan, karena kebanyakan responden
dilakukan di Puskesmas Pekauman tahun Lansia yang tidur tidak terlalu nyenyak.
2021 menunjukkan maka responden yang Hal ini sejalan dengan hasil penelitian
memiliki pola makan tidak tepat sebesar 51 Mahmudi (2012) mendukung hasil
responden (52,5%), sedangkan responden penelitian yang telah dihasilkan dalam
yang memiliki pola makan tepat sebesar 48 penelitian ini yang mengungkapkan maka
responden (48,5%). 76,9% pasien hipertensi mengalami stres.
Berlandaskan hasil penelitian diatas Menurut Tarwoto dan Wartonah
menunjukkan maka responden yang (2006), para Lansia menjadikan masalah
memiliki pola makan tidak tepat sebesar 51 kesehatan atau perubahan kondisi fisik
responden (52,2%), hal ini karena yang mereka atau masalah dalam keluarga
mendominasi soal pola makan nomor sebagai suatu tekanan dalam hidup dan
tiga,empat dan enam tidak tepat kebanyakan dengan demikian bisa mengganggu kondisi
responden yang mengkonsumsi makanan psikologis mereka, bahkan bisa
yang mengandung kebiasaan pola makan mengganggu tingkat kemandirian dalam
yang sering makan makanan yang asin, beraktifitas.
berminyak dan bersantan. 2. Analisis Bivariat
Hal ini sejalan dengan hasil penelitian a. Hubungan Pengetahuan Dengan Kejadian
Fanny Ilyasa Gusti, Ridha Abduh, Hipertensi
Budiastutik Indah. Maka ressponden Dari 99 ressponden berlandaskan
kecenderungan pada kelompok kasus yang proporsi ressponden yang memiliki
pola makan pencegahan jarang yaitu sebesar pengetahuan baik dengan kejadian
90,5% lebih besar di badingkan pada hipertensi Lansia ringan sebesar 28
kelompok kontrol. responden (49,1%), dibandingkan untuk
Pola makan yakni salah satu faktor ressponden yang memiliki pengetahuan
sebagai penyambung utama terjadinya kurang lebih banyak terbisa 29 responden
hipertensi. Pola makan yang tidak sehat, (50,0%), dibandingkan dengan kelompok
dipenuhi dengan makanan cepat saji yang ressponden yang mengalami kejadian
kaya akan lemak serta garam, ditambah hipertensi sedang lebih banyak terbisa pada
dengan gaya hidup yang malas berolahraga, kelompok pengetahuan kurang sebesar 14
jarang beraktivitas, dan mudah terkena stres, responden (58,3%), dibandingkan untuk
telah berperan dalam menambah jumlah ressponden yang mengalami kejadian
penderita hipertensi (Masduqy, 2012 dalam hipertensi sedang untuk pengetahuan baik
Adawiyah 2019). sebesar 10 responden (41,7%) dan
kelompok pengetahuan kurang dengan
hipertensi berat sebesar 16
responden(88,9%). Dari hasil uji Chi Squre b. Hubungan Pola Makan Dengan Kejadian
dihasilkan p value (0,018) dengan (p<0,05), Hipertensi
sampai kini yang artinya ada hubungan yang Dari 99 ressponden berlandaskan
bermakna antara pengetahuan dengan proporsi ressponden yang mengalami
kejadian hipertensi di Puskesmas Pekauman pola makan tepat dengan kejadian
Banjarmasin tahun 2021. hipertensi Lansia ringan sebesar 35
Hipertensi bisa menyerang mereka ressponden (72,9%) dibandingkan
yang memiliki pengetahuan baik, cukup, kelompok yang mempunyai kejadian
kurang karena tingkat pengetahuan individu hipertensi Lansia ringan dengan pola
pendidikan dasar. Berlandaskan hasil makan tidak tepat terbisa 22 responden
penelitian di atas menyatakan maka (43,1%), sedangkan untuk responden
sebagian besar pendidikan ressponden yang mengalami pola makan tidak tepat
memiliki pendidikan dasar yang berdampak dengan kejadian hipertensi Lansia
kejadian hipertensi ringan, sampai kini bisa sedang 16 responden (31,4%),
disimpulkan maka kurangnya pengetahuan dibandingkan dengan kejadian hipertensi
individu maka semakin tinggi pula resiko Lansia pola makan tepat terbisa 8
untuk mengalami hipertensi. responden (16,7%), sedangkan
Penelitian ini sejalan dengan ressponden yang mengalami pola makan
penelitian yang dilakukan oleh Dewi, tidak tepat dengan kejadian hipertensi
dkk(2017) “Hubungan antara Pengetahuan Lansia berat lebih banyak terbisa 13
dan gaya hidup dengan hipertensi di ressponden(25,5% dibandingkan dengan
Puskesmas Depok 2 Condong Catur Sleman kejadian hipertensi Lansia pola makan
tahun 2017” yang menyatakan maka tepat terbisa 5 ressponden(10,4%).
sebagian besar penderita hipertensi memiliki Dari hasil uji Chi Squre dihasilkan
pengetahuan cukup dengan kejadian p value 0,011 Dengan(p<0,05), sampai
hipertensi yang sedang yaitu sebesar kini yang artinya ada hubungan yang
(25,6%) atau sebesar 33 orang. bermakna antara pola makan dengan
Berlandaskan uji ststistik hubungan antara kejadian hipertensi di Puskesmas
pengetahuan dengan kejadian hiperteni Pekauman tahun 2021.
ditemukan nilai p.palue = 0,000 dengan Berdasarkan hasil penelitian di
demikian p.value lebih kecil dari nilai 0,05, atas menyatakan maka sebagian besar
berarti secara statistic ada hubungan yang penderita hipertensi memiliki pola
bermakna antara pengetahuan dengan makan yang tepat dengan kejadian
kejadian hipertensi di Puskesmas Pekauman hipertensi yang ringan yaitu sebesar 35
Depok 2 Condong Catur Sleman ressponden(72,9%). Hal ini karena
Yogyakarta. ressponden memiliki kebiasaan makan
Kurangnya pengetahuan akan makanan yang asin, berlemak dan
mempengaruhi pasien hipertensi untuk bisa ketergantunagn meminum kopi.
mengatasi kekambuhan atau melakukan Hal ini sejalan dengan penelitian
pencegahan agar tidak terjadi komplikasi. yang dilakukan oleh Ilyas (2013)
Upaya pencegahan terhadap pasien “Hubungan antaraobesitas, pola makan,
hipertensi biasanya di lakukan melalui aktivitas fisik, merokok dan lama tidur
mempertahankan berat badan, menurunkan dengan kejadian hipertensi(Studi kasus
kadar kolestrol, mengurangi konsumsi di Desa Limbung Dusun Mulyorejo dan
garam, diet tinggi serat, mengkonsumsi Sido Mulyo Posyandu Bunda Kabupaten
buah-buahan dan sayuran serta menjalankan Kubu Raya) tahun 2013”. Yang
hidup secara sehat(Ridwan, 2009 dalam menyatakan ada hubungan bermakna
Rukyah & Wahyu, 2014). antara pola makan dengan kejadian
hipertensi pada Lansia Hasil penelitian Hal ini sejalan dengan penelitian yang
menunjukan maka terbisa kecenderungan dilakukan oleh Narayani(2018) “Hubungan
pada kelompok kasus yang pola makan Antara Stres Dengan Kualitas Hidup Pada
pencegah jarang yaitu sebesar(90,5%) Pasien Hipertensi Di Rumah Sakit Umum
lebih besar di bandingkat pada kelompok Pusat Haji Adam Malik(RSUP HAM)
kontrol. Berlandaskan hasil perhitungan Medan”. Menyatakan maka ada hubungan
Uji statistik Chi Squre dihasilkan p yang bermakna antara stres dengan kualitas
value= 0,000(p<0.05). hidup dengan kejadian hipertensi, dimana p
Penelitian tersebut diperkuat oleh value(0,001)(p<0,05 )sampai kini bisa di
Ihsan Kurniawan & Sulaiman (2019) simpulkan maka terbisa hubungan yang
“Hubungan Olahraga, Stres dan Pola Makan bermakna antara stres dengan kualitas hidup
dengan Tingkat Hipertensi di Posyandu kejadian hipertensi.
Lansia di Kelurahan Sudirejo I Kecamatan KESIMPULAN
Medan Kota” menunjukkan maka 1. Kejadian hipertensi ressponden sebagian
ressponden dengan pola makan tidak teratur besar dengan kategori hipertensi ringan
sebesar 19 responden (42,4%) dan dengan sebesar 57 ressponden(57,6%) di
pola makan teratur sebesar 26 responden Puskesmas Pekauman Banjarmasin Tahun
(24,4%) sedangkan yang hipertensi ringan 2021.
sebesar 18 responden (40,%) dan hipertensi 2. Pengetahuan ressponden sebagian besar
berat sebesar 18 responden (22,2%). Hasil mempunyai pengetahuan kurang sebesar
Uji bivariate memakai Chi Squre dihasilkan 59 orang(59,6%) di Puskesmas Pekauman
sig-nya= 0,014< 0,05, maka Ho ditolak dan Banjarmasin Tahun 2021.
Ha dierima, sampai kini dari hasil penelitian 3. Pola makan ressponden sebagian besar
ini bisa disimpulkan Ada Hubungan Pola menunjukkan maka ressponden yang
Makan Dengan Tingkat Hipertensi. memiliki pola makan yang tidak tepat
c. Hubungan Stres Dengan Kejadian Hipertensi sebesar 51 orang(51,5%) di Puskesmas
Dari 99 responden berlandaskan Pekauman Banjarmasin Tahun 2021
proporsi yang mengalami tidak stres dengan 4. Stres ressponden sebagian besar
kejadian hipertensi ringan Lansia sebesar 11 menunjukkan maka ressponden yang
responden (36,7%) dibandingkan kelompok memiliki stres sebesar 69 orang(69,7%) di
yang stres dengan kejadian hipertensi ringan Puskesmas Pekauman Bnajarmasin Tahun
Lansia terbisa 46 responden (66,7%), 2021
sedangkan untuk responden yang 5. Ada hubungan yang bermakna antara
mengalami stres dengan kejadian hipertensi pengetahuan dengan kejadian hipertensi di
Lansia sedang lebih banyak terbisa 16 Puskesmas Pekauman Banjarmasin Tahun
responden (23,2%) dibandingkan untuk 2021 (p.value 0,016)<α(0,05). Ada
ressponden yang mempunyai tidak stres Hubungan yang bermakna antara Pola
terbisa 8 responden (26,7%), sedangkan makan dengan kejadian hipertensi di
untuk responden yang mengalami tidak stres Puskesmas Pekauman Banjarmasin Tahun
dengan kejadian hipertensi berat Landsia 2021 dengan(p-value 0,011)< α(0,05). Ada
terbisa 11 responden (36,7%) dibandingkan hubungan yang bermakna antara stres
kelompok yang mempunyai stress terbisa 7 dengan kejadian hipertensu di Puskesmas
Responden (38,9%). Pekauman Banjarmasin Tahun 2021
Dari hasi uji Chi Squre dihasilkan p dengan (p-value 0,003)< α(0,05).
value 0,003 dengan (p<0,05), sampai kini SARAN
yang artinya ada hubungan yang bermakna 1. Bagi Puskesmas
antara Stres dengan kejadian hipertensi di Untuk puskesmas agar lebih sering
Puskesmas Pekauman tahun 2021. melakukan himbauan dan melakukan
melakukan kegiatan atau hal-hal yang Fanny Ilyas Gusti, Ridha Abduh,
dapat mendukung lansia hipertensi Budiastutik Indah. Hubungan
memiliki penatalaksanaan hipertensi yang antara obesitas , pola makan,
lebih baik, seperti dengan penyuluhan aktivitas fisik, dan lama tidur
tentang penatalaksanaan hipertensi dengan kejadian hipertensi pada
terutama untuk kontrol rutin, minum obat Lansia(study kasus di Desa
rutin dan mendapatkan obat antihipertensi Limbung Dusun Mulyorejo dan
sesuai dengan resep dokter, penyuluhan Sido Mulyo Posyandu Bunda
tentang tatalaksana nonfarmakologi Kabupaten Kubu Raya)
hipertensi seperti diet hipertensi. Selain [Online]https://123dok.com/title/h
itu, puskesmas hendaknya melakukan ubungan-obesitas-aktifitas-
home care dikarenakan beberapa lansia kejadian-hipertensi-mulyorejo-
hipertensi tidak dapat periksa kesehatan di posyandu-kabupaten Diakses 10
puskesmas dengan alasan adanya mei 2021
keterbatasan seperti stroke dan tidak ada Fahrizal. 2019.
keluarga yang mengantar ke pelayanan http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/
kesehatan. 3582/4/chapter%202.pdf Diakses
2. Bagi Pasien 4 mei 202Diakses 4 mei 2021
Hendaknya melakukan penatalaksanaan Hanyys dkk., 2018. Hubungan tingkat
hipertensi dengan baik yaitu berupa pengetahuan Lansia tentang
penatalaksanaan farmakologi dengan Hipertensi dengan kepatuhan
kontrol kesehatan rutin minum obat dalam minum obat di posyandu
antihipertensi rutin, dan mendapatkan obat Lansia Drupati. Volume 3, Nomor
hipertensi dengan resep dokter sehingga 1[Jurnal]
dapat meminimalkan terjadinya komplikasi file:///C:/Users/FCOM/Pictures/78
akibat hipertensi. Selain itu, diharapkan 3-976-1-SM.pdf Diakses 17 mei
lansia dapat melakukan penatalaksanaan 2021
nonfarmakologi yang baik dengan Hannys Sherly Permata Sari, Joko Wiyono,
menghindari rokok dan asap rokok, Ragil Catur Adi W,(2018).
melakukan aktivitas fisik sebanyak minimal Hubungan Tingkat Pengetahuan
3 kali dalam seminggu selama 30 menit Lansia Tentang Hipertensi
sehari, dan dapat mengurangi makanan yang Dengan Kepatuhan Dalam
berminyak, makanan bersantan dan Meminum Obat Di Posyandu
makanan yang asin serta dapat mengelola Lansia Drupadi Volume 3, Nomor
stres dengan baik. 1, 2018
DAFTAR PUSTAKA [Online]
Agoes, 2011. Penyakit Diusia Tua. file:///C:/Users/FCOM/Pictures/78
EGC:Jakarta 3-976-1-SM%20(1).pdf Diakses
[Online]http://repository.unissula.ac.id/7236 10 mei 2021
/11/Daftar%20Pustaka_1.pdf Diakses 4 Khasanah, 2012.
maret 2021 http://repository.unimus.ac.id/230
Devi Narayani, 2018.“Hubungan antara stres 8/3/BAB%202.pdf
dengan kualitas hidup pada pasien Librianti Putriastuti, 2016 ANALISIS
hipertensi di rumah sakit umum pusat haji HUBUNGAN ANTARA
adam malik(RSUP HAM) KEBIASAAN OLAHRAGA
Medan”[Online]http://repositori.usu.ac.id/bi DENGAN KEJADIAN
tstream/handle/123456789/10927/15010020 HIPERTENSI PADA PASIEN
8.pdf?sequence=1&isAllowed=y Diakses 6 USIA 45 TAHUN KEATAS
mei 2021 [Online]
Dewi dkk, 2017.Jornal of Health. Hubungan https://media.neliti.com/media/pub
antara pengetahuan dan gaya hidup dengn lications/76783-ID-none.pdf
hipertensi di Puskesmas Depok 2 Condong Diakses 8 mei 2021
Catur Depok Sleman. Vol. 4, No 2 Lilies Sundari & Merah Bangsawan, 2015.
[Online]http://article%20Text-164-2-10- Faktor-faktor yang berhubungan
20170925.pdf Diakses 8 mei 2021 dengan kejadian hipertens
[Online]http://download.garuda.ristekdikti.g bekasi tahun 2013. Jurnal pendidikan Ilmu-
o.id/article.php?article=858729&val=13780 Ilmu Sosial. Vol 6 No 02.[Online]
&title=FAKTOR- file:///C:/Users/FCOM/Pictures/46
FAKTOR%20YANG%20BERHUBUNGA -Article%20Text-29-1-10-
N%20DENGAN%20KEJADIAN%20 20170713.pdf Diakses 8 april
Diakses 7 mei 2021 2021
Mahmudi Ali, 2012. Hubungan stres dengan Riskesdas kalsel., 2018 http://www.p2ptm.ke
kejadian tingkat hipertensi di Puskesmas mkes.go.id/kegiatanp2ptm/kaliman
Nusa Indah Kota Bengkulu Tahun 2012. tan-selatan/provinsi-kalsel-
Bengkulu : STIKES Dehasen adakan-sosialisasi-faktor-risiko-
Bengkulu[Online] ptm-dan-pembekalan-kader-untuk-
http://eprints.umm.ac.id/46160/1/PENDAH 15-kecamatan-
ULUAN.pdf Diakses 10 mei 2021 percontohan di akses tanggal 2
Mayasari & Agung Waluyo., 2019. Faktor-Faktor mei
Yang Berhubungan Dengan Kejadian 2021.http://eprints.poltekkesjogja.
Hiprtensi. Volume 1, Nomor 2, Desember ac.id/1977/7/8.%20References.pdf
2019[Jurnal] Sri Agustina, Siska Mayang Sari & Reni
https://journal.ipm2kpe.or.id/index.php/JOT Savita(2014). Faktor yang
ING/article/view/849/565 Diakses 17 mei berhubungan dengan hipertensi
2021 pada Lansia di atas umur 65
Mujiran, Setiyawan, Noerma Shovie tahun. Jurnal Kesehatan
Rizqie,(2019). Hubungan Tingkat Komunitas, Vol. 2, No. 4, Mei
Pengetahuan Tentang Hipertensi Dengan 2014
Sikap Dalam Pencegahan Komplikasi [Online]
Hipertensi Pada Lansia Peserta Proklanis file:///C:/Users/FCOM/Pictures/70
UPT Puskesmas Jenawi Karanganyar -Article%20Text-123-1-10-
Nanda, 2013. Nic-Noc Jilid 1 panduan penyusunan 20170209.pdf Diakses 10 mei
asuhan keperawatan professional 2021
Susilo & Wulandari.(2011). Cara Jitu
Notoatmodjo(2003) yang dikutip dalam Wawan & Mengatasi Hipertensi. : Yogjakarta
Dewi, 2010. Pengetahuan yang mencakup CV. Andi Offset.
dalam dominan kognitif mempunyai enam [Online]http://scholar.unand.ac.id/
tingkatan[Online] 22186/4/Microsoft%20Word%20-
http://eprints.umpo.ac.id/4494/1/BAB%20II. %208.%20DAFTAR%20PUSTA
pdf Diakses 2 mei 2021 KA.docx.pdf
Noor Lila S., 2018. Faktor Determinan Kejadian Diakses 2 mei 2021
Hipertensi Di Puskesmas Cempaka Suhadak, 2010. Pengaruh Pemberian Teh
Banjarmasin. Rosella Terhadap Penurunan
[Online]http://repository.unism.ac.id/166/2/ Tekanan Darah Tinggi Pada
NP_Noor%20Laila%20Sari.pdf Lansia Di Desa Windu Kecamatan
Diakses 4 april 2021Diakses tanggal 2 mei Karangbinangun kabupaten
2021. lamongan?”. Lamongan. BPPM
Puskesmas Pekauman, 2019.Profil Puskesmas stikes muhammadiyah lamongan.
Pekauman [Online]
Roza Agustin., 2019. Hubungan Pola Makan https://123dok.com/document/zw0
Dengan Kejadian Hipertensi Pada Lansia jo1vy-pengaruh-pemberian-
Di Puskesmas Lubuk rosella-penurunan-kecamatan-
Buaya.[Online]http://repo.stikesperintis.ac.i karangbinangun-kabupaten-
d/458/1/kti%20pdf%20roza.pdf Diakses 4 lamongan.html
april 2021 Diakses 5 mei 2021
Rukayah, Siti & Wahyu, Bayati Dewi 2013 T. Andini, 2018 Pengertian Hipertensi http:
Hubungan pengetahuan sikap dan pola //repository.unimus.ac.id/2308/3/B
makan Lansia dengan kejadian hipertensi di AB%202.pdf diakses tanggal 2 mei
puskesmas kecamatan pondok gede kota 2021
Wijaya, Ardhi Sony,(2011). Hubungan Pola
Makan Dengan Tingkat Kejadian Hipertensi
pada Lansia di Dusun 14 Sungapan
Tirtorahayu Galur Kulon Progo
Yogyakarta.
[Online]http://digilib.unisayogya.ac.id/1215/
1/NASKAH%20PUBLIKASI.pdf
Diakses 10 juni 2021
World Health Organization(WHO), 2011 DIREKT
ORAT PENCEGAHAN DAN
PENGENDALIAN PENYAKIT TIDAK
MENULAR DIREKTORAT JENDERAL
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN
PENYAKIT[Online]http://www.p2ptm.kemk
es.go.d/kegiatan-p2ptm/subdit-
penyakitjantung-dan pembuluh-darah/hari-
hipertensi-sedunia Diakses 16 april 2021

You might also like