Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

7 YunitaRakhmawati71-82

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 13

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/374946589

Pengolahan kerupuk kulit pisang sebagai inovasi pemanfaatan limbah bahan


pangan

Article in Jurnal Inovasi Hasil Pengabdian Masyarakat (JIPEMAS) · March 2023


DOI: 10.33474/jipemas.v6i1.17386

CITATIONS READS

0 43

10 authors, including:

Yunita Rakhmawati Rahmi Masita


State University of Malang State University of Malang
13 PUBLICATIONS 0 CITATIONS 11 PUBLICATIONS 10 CITATIONS

SEE PROFILE SEE PROFILE

Deny Setiawan Sri Rahayu Lestari


State University of Malang State University of Malang
46 PUBLICATIONS 89 CITATIONS 117 PUBLICATIONS 447 CITATIONS

SEE PROFILE SEE PROFILE

All content following this page was uploaded by Jurnal Inovasi Hasil Pengabdian Masyarakat on 25 October 2023.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Jurnal Inovasi Hasil Pengabdian Masyarakat (JIPEMAS)
Volume 6, Nomor 1, (2023) hal. 71-82
pISSN 2654-282X | eISSN 2621-783X

Terakreditasi Peringkat 3 - SK No. 204/E/KPT/2022


http://riset.unisma.ac.id/index.php/jipemas/article/view/17386
DOI: 10.33474/jipemas.v6i1.17386

Pengolahan kerupuk kulit pisang sebagai inovasi


pemanfaatan limbah bahan pangan

Yunita Rakhmawati1*, Rahmi Masita2, Nur’aini Kartikasari3, Deny


Setiawan4, Sri Rahayu Lestari5, Dilla Santhia Wahyuni6, Inna Milki Amnun
Istaufa7, Sansan Hastuti Ningrum8, Durrotul Qomaria9
1Universitas Negeri Malang, Malang, Indonesia, email: yunita.rakhmawati.fmipa@um.ac.id
2Universitas Negeri Malang, Malang, Indonesia, email: rahmi.masita.fmipa@um.ac.id
3Universitas Negeri Malang, Malang, Indonesia, email: nuraini.kartikasari.fmipa@um.ac.id
4Universitas Negeri Malang, Malang, Indonesia, email: setiawan.fmipa@um.ac.id
5Universitas Negeri Malang, Malang, Indonesia, email: srirahayulestari@um.ac.id
6Universitas Negeri Malang, Malang, Indonesia, email: dilla.santhia.1903416@students.um.ac.id
7Universitas Negeri Malang, Malang, Indonesia, email: inna.milki.1903416@students.um.ac.id
8Universitas Negeri Malang, Malang, Indonesia, email: sansan.hastuti.1903416@students.um.ac.id
9Universitas Negeri Malang, Malang, Indonesia, email: durrotul.qomaria.1903416@students.um.ac.id
*Koresponden penulis

Info Artikel ABSTRACT


Bananas are Indonesia's superior commodities and are not affected by the
Riwayat Artikel seasons. Tirtoyudo Sub district is one of the largest production centers
Diajukan: 2022-07-25 from Malang. Bananas are generally only used as fruit flesh to produce
Diterima: 2023-02-16 various processed foods and are used as souvenirs typical of the region.
Diterbitkan: 2023-03-03 Banana peels are generally only used as animal feed, fertilizer, and
wasted, even though it has the potential to be processed into food. The
Keywords: waste is still not in demand by industry. However, it can be used for raw
banana peel; appropriate materials to make various food products, so it can be optimized for
technology; organic waste business opportunities. Due to this situation, the community needs to be
given knowledge and training on appropriate technology in managing
Kata Kunci: banana peel waste as a food product to be used more widely. The method
kulit pisang; teknologi tepat used in this activity is counseling and training on making banana peel
guna; limbah crackers. Leaflets were also distributed about the varians of banana peel
processing and questionnaires to analyze the knowledge and evaluate the
activities' usefulness. The result is the community's increase in knowledge
and skills in processing banana peels as food and the community's
enthusiasm. This activity concludes that appropriate technology for society
can be applied and well received.
ABSTRAK
Pisang merupakan komoditas unggul Indonesia dan tidak dipengaruhi oleh
Lisensi: cc-by-sa musim. Kecamatan Tirtoyudo adalah salah satu sentra produksi terbesar
Copyright © 2023 Yunita Rakhmawati,
dari Kabupaten Malang. Pisang umumnya hanya dimanfaatkan daging
Rahmi Masita, Nur’aini Kartikasari, buahnya saja untuk menghasilkan berbagai olahan pangan dan dijadikan
Deny Setiawan, Sri Rahayu Lestari, sebagai oleh-oleh khas daerah. Selain dijual dalam bentuk segar,
Dilla Santhia Wahyuni, Inna Milki
Amnun Istaufa, Sansan Hastuti
sebagian pisang di Desa Tirtoyudo banyak diolah dalam bentuk keripik
Ningrum, Durrotul Qomaria pisang. Kulit pisang umumnya hanya dijadikan sebagai pakan ternak,
pupuk, dan dibuang, padahal kulit pisang berpotensi diolah menjadi bahan
pangan. Limbah tersebut masih kurang diminati oleh pelaku industri,
namun dapat dimanfaatkan untuk bahan baku pembuatan berbagai produk
pangan, sehingga bisa dioptimalkan menjadi peluang usaha. Berdasarkan
hal tersebut maka masyarakat perlu diberikan pengetahuan dan pelatihan
teknologi tepat guna dalam pengelolaan limbah kulit pisang sebagai
produk pangan agar bisa dimanfaatkan lebih luas. Metode yang digunakan

Jurnal Inovasi Hasil Pengabdian Masyarakat (JIPEMAS) ~ 71


Is licensed under a
Creative Commons Attributions-Share Artike 4.0 International LIcense
Rakhmawati et al. (2023)

dalam kegiatan ini adalah penyuluhan dan pelatihan pembuatan kerupuk


kulit pisang. Pada saat kegiatan juga dibagikan leaflet tentang macam
pengolahan kulit pisang dan kuesioner untuk menganalisis tingkat
pengetahuan masyarakat serta evaluasi kebermanfaatan kegiatan. Hasil
dari kegiatan ini adalah bertambahnya pengetahuan dan keterampilan
masyarakat dalam pengolahan kulit pisang sebagai bahan pangan dan
antusias masyarakat. Kesimpulan dari kegiatan ini adalah penerapan
teknologi tepat guna untuk masyarakat dapat diaplikasikan dan diterima
dengan baik.
Cara mensitasi artikel:
Rakhmawati, Y., Masita, R., Kartikasari, N., Setiawan, D., Lestari, S. R., Wahyuni, D. S., Istaufa, I. M. A., Ningrum, S. H.,
& Qomaria, D. (2023). Pengolahan kerupuk kulit pisang sebagai inovasi pemanfaatan limbah bahan pangan. Jurnal
Inovasi Hasil Pengabdian Masyarakat (JIPEMAS), 6(1), 71–82. https://doi.org/10.33474/jipemas.v6i1.17386

PENDAHULUAN
Pisang juga merupakan salah satu komoditas unggul Indonesia dan tidak
dipengaruhi oleh musim. Jawa Timur memiliki kontribusi produk pisang terbesar
di Indonesia yaitu sebesar 21,87%, mayoritas berasal dari Kabupaten Malang
(Arifin et al., 2017). Kecamatan Tirtoyudo merupakan salah satu daerah
produksi pisang di Kabupaten Malang. Hasil panen pisang biasanya langsung
dijual dalam bentuk segar, diekspor, dan sebagian diolah menjadi keripik pisang
(Rohmah, 2016).
Pisang umumnya hanya dimanfaatkan daging buahnya saja untuk
menghasilkan berbagai olahan seperti sale pisang, gethuk pisang, dan keripik
pisang, sedangkan kulit pisang umumnya hanya dijadikan sebagai pakan
ternak, pupuk organik, maupun dibuang. Tingginya tingkat konsumsi buah
pisang di Indonesia menunjukkan tingginya limbah kulit pisang yang dihasilkan
(Fatimah et al., 2017). Limbah tersebut masih kurang diminati oleh pelaku
industri sehingga dapat mengakibatkan pencemaran lingkungan. Pemanfaatan
limbah kulit pisang yang lebih baik dapat menambah nilai jual menjadi lebih
tinggi. Kulit pisang diketahui dapat dimanfaatkan untuk bahan baku pembuatan
berbagai produk pangan, sehingga bisa dioptimalkan menjadi peluang usaha
(Gurning et al., 2021).
Kulit pisang mengandung 18,90 gram karbohidrat pada setiap 100 gram
(Fatimah et al., 2017). Kulit pisang juga memiliki kandungan protein sebesar
1.205% dan lemak sebesar 3,187% (Ambarita et al., 2016). Oleh karena itu,
kulit pisang dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan olahan kulit
pisang seperti keripik, selai, bolu, dan nugget kulit pisang. Pemanfaatan kulit
pisang dapat meningkatkan nilai ekonomi, sehingga dapat membantu
meningkatkan pendapatan masyarakat khususnya industri rumah tangga (Arifki
& Barliana, 2018).
Wilayah Kecamatan Tirtoyudo sebagian besar daerahnya terjal atau
perbukitan dengan ketinggian antara 0-1600 meter diatas permukaan laut.
Kecamatan Tirtoyudo juga merupakan daerah penyangga ekonomi masyarakat
melalui produk unggulannya pisang mas dan salak monik. Hasil panen pisang
biasanya langsung dijual keluar daerah dan beberapa varietas khusus diekspor
(Pemerintah Kabupaten Malang, 2016). Selain dijual dalam bentuk segar,
sebagian pisang di Malang termasuk di Desa Tirtoyudo banyak diolah dalam
bentuk keripik pisang sebagai oleh-oleh khas daerah terkait kegiatan

72 ~ 6(1), 71-82 Is licensed under a


Creative Commons Attributions-Share Artike 4.0 International LIcense
Pengolahan kerupuk kulit pisang sebagai …

pariwisata. Salah satu limbah yang dihasilkan dari sentra produksi keripik
pisang adalah kulit pisang yang masih jarang dimanfaatkan sebagai bahan
pangan.
Hasil analisis situasi melalui diskusi dengan perangkat desa, pada masa
pandemi COVID-19, seluruh aktivitas masyarakat berubah total sebagai akibat
dari pembatasan kegiatan masyarakat. Salah satunya dalam masalah
penjualan pisang. Perputaran penjualan pisang menjadi lebih lambat karena
keterbatasan akses ke daerah lain, sehingga daya simpan menjadi lebih
pendek. Selain itu, keadaan tersebut juga menyebabkan harga pisang menjadi
turun. Bahkan dalam kondisi ekstrim, sebelum dijual atau diambil oleh tengkulak
pisang sudah terlalu matang sehingga tidak laku untuk dijual. Hal ini sangat
merugikan petani. Dalam situasi yang sulit, diperlukan inovasi pengolahan
pisang agar daya simpan menjadi lebih lama, layak jual, dan tetap bernilai
ekonomis. Berdasarkan hal tersebut maka masyarakat perlu diberikan
pengetahuan dan pelatihan teknologi tepat guna dalam pengelolaan limbah
kulit pisang sebagai produk pangan agar bisa dimanfaatkan lebih luas.
Pemanfaatan limbah kulit pisang menjadi olahan makanan akan menjadi
prioritas dari pengabdian masyarakat (abdimas) Universitas Negeri Malang,
sehingga dapat menjadi inovasi produk dari bahan yang biasanya dibuang
menjadi bahan makanan yang bisa dikonsumsi. Lebih jauh, inovasi ini dapat
digunakan untuk meningkatkan nilai jual pisang dan pendapatan masyarakat.
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, perlu pengembangan
terhadap pemanfaatan limbah bahan pangan dalam konsep zero waste
product, sehingga semua bagian bisa dimanfaatkan, seperti pengolahan tulang
ikan menjadi bahan pangan sumber kalsium (Rakhmawati et al., 2021).
Beberapa penelitian tentang kandungan kulit pisang menunjukkan kandungan
zat gizi yang cukup lengkap. Pengolahan kulit pisang untuk beberapa macam
produk olahan pangan sedang dilaksanakan sebagai inovasi produk pangan.
Oleh karena itu perlu dilakukan pengenalan teknologi sederhana yang tepat
guna agar masyarakat mampu mengembangkan industri ini menjadi lebih luas.
Sasaran utama program pengabdian masyarakat adalah keluarga petani
pisang khususnya kelompok PKK desa Tirtoyudo dan produsen keripik pisang.
Hal ini diharapkan penelitian yang sudah dilaksanakan sebelumnya dalam
tahapan laboratorium, dan pengembangan olahan produk kulit pisang bisa
diimplementasikan dalam masyarakat. Lebih jauh, hasilnya diharapkan dapat
berkembang menjadi home industry sebagai limbah pangan berhasil guna.
Untuk melaksanakan implementasi teknologi tepat guna terkait pengolahan
limbah kulit pisang, perlu dilakukan pendekatan kepada masyarakat untuk
mentransfer pengetahuan dan aplikasi pengelolaan limbah kulit pisang sebagai
produk inovasi unggulan daerah.

METODE
Metode pelaksanaan kegiatan pengabdian masyarakat ini menggunakan
pendekatan Participatory Action Research (PAR). Kegiatan yang dilakukan
dengan memenuhi kebutuhan masyarakat akan bentuk olahan pangan baru
dan mengembangkan ilmu pengetahuan baru, untuk menciptakan kemandirian.

Jurnal Inovasi Hasil Pengabdian Masyarakat (JIPEMAS) ~ 73


Is licensed under a
Creative Commons Attributions-Share Artike 4.0 International LIcense
Rakhmawati et al. (2023)

Teknis penyelesaian masalah dilakukan dalam beberapa tahapan. Tahapan


pertama yaitu koordinasi dengan mitra yang diwakili oleh Sekretaris Desa
Tirtoyudo dan ketua penggerak PKK desa untuk melakukan kolaborasi program
dan penentuan waktu serta peserta dalam abdimas ini. Tahap kedua adalah tim
melakukan survei lokasi dan identifikasi fasilitas yang dapat digunakan untuk
abdimas. Pihak mitra akan memberikan fasilitas tempat, perijinan, bantuan
tenaga untuk abdimas, dan alat-alat penunjang lain seperti sound system.
Apabila ditemukan peralatan yang dibutuhkan namun tidak tersedia di mitra
maka akan disediakan oleh tim abdimas. Peralatan utama yang dibutuhkan oleh
abdimas ini adalah peralatan masak dan teknologi sederhana untuk
pengolahan limbah kulit pisang. Tahap ketiga yaitu pembuatan produk awal di
Greenhouse jurusan biologi UM dan mendokumentasikan proses pembuatan
dalam bentuk video pendek, agar lebih mudah diikuti oleh masyarakat. Metode
pengolahan kerupuk limbah kulit pisang adalah sebagai berikut.

Gambar 1. Diagram alir pembuatan kerupuk kulit pisang

Tahap keempat yaitu sosialisasi terkait persiapan persiapan pelaksanaan


pengabdian dilakukan oleh tim pengabdian kepada kelompok kerja PKK dan
perwakilan kader posyandu.Tahap kelima yaitu pelatihan pengolahan limbah
kulit pisang. Pelaksanaan pengabdian masyarakat berupa penyuluhan dan
pelatihan pembuatan kerupuk kulit pisang. Tim pengabdian memberikan materi
terkait potensi kulit pisang dan berbagai macam olahan pangan dari kulit
pisang. Pada tahap ini masyarakat diberikan leaflet yang berisi informasi dan
cara pembuatan olahan kulit pisang. Setelah pelatihan, peserta diberikan
kuesioner untuk mengetahui peningkatan pengetahuan dan keterampilan, serta
evaluasi pelaksanaan kegiatan. Diagram alir pembuatan kerupuk kulit pisang
terdapat pada gambar 1. Tahap keenam yaitu evaluasi kegiatan yang
dilaksanakan dengan menganalisis hasil kuesioner dan diskusi dengan kepala
desa dan pihak yang terlibat setelah satu minggu pelaksanaan program.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Peserta pengabdian masyarakat berasal dari ibu-ibu PKK dan Kader
Posyandu desa Tirtoyudo. Kelompok sasaran ini dipilih berdasarkan kebutuhan
dari desa untuk meningkatkan kegiatan pemberdayaan masyarakat khususnya
ibu rumah tangga. Peserta yang berpartisipasi dalam kegiatan ini sebanyak 26
orang dengan distribusi usia, pendidikan, dan pekerjaan yang disajikan pada
gambar 2.

74 ~ 6(1), 71-82 Is licensed under a


Creative Commons Attributions-Share Artike 4.0 International LIcense
Pengolahan kerupuk kulit pisang sebagai …

Gambar 2. Karakter responden

Gambar 2 menjelaskan tentang karakteristik responden berdasarkan


kelompok usia, pendidikan, dan pekerjaan. Kelompok usia responden
dikelompokkan menjadi kelompok usia kurang dari 40 tahun dan lebih dari 40
tahun. Peserta yang berusia kurang dari 40 tahun sebanyak 42% dan yang
berusia lebih dari 40 tahun sebanyak 58%. Pendidikan terakhir responden
paling banyak adalah SMP sebesar 50% dan sebanyak 8% responden memiliki
pendidikan terakhir di perguruan tinggi. Distribusi pekerjaan responden yaitu
sebanyak 85% ibu rumah tangga dan 15% adalah petani.
Kegiatan inti pengabdian ini terdiri dari 2 bagian yaitu penyuluhan dan
pelatihan. Secara umum, seluruh rangkaian kegiatan yang telah disusun tim
pengabdian berjalan tepat pada waktunya. Sebelum kegiatan dimulai, peserta
yang datang diarahkan ke meja registrasi untuk pendataan dan pemberian
leaflet materi. Leaflet diberikan sebagai media pemaparan materi dalam bentuk
cetak untuk memudahkan peserta dalam memahami materi. Media digunakan
untuk sebagai fasilitas dalam penyampaian pengetahuan, informasi, atau
keterangan lain terhadap masyarakat umum dengan memasukkan unsur grafis
seperti grafik, foto, teks, maupun gambar (Hidayat et al., 2016). Penelitian
tentang penggunaan media leaflet pada pelatihan dan penyuluhan,
berpengaruh signifikan terhadap peningkatan pengetahuan kader posyandu
tentang perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) (Saleh & Kunoli, 2019).
Informasi yang disajikan dalam leaflet meliputi tentang manfaat dan kandungan
gizi. Selain itu, dalam materi juga dipaparkan beberapa resep olahan pisang
untuk kemudahan praktik di rumah masing-masing peserta. Hal ini bertujuan
untuk pengembangan inovasi masyarakat yang berkelanjutan. Bagian depan
leaflet disajikan pada gambar 3.

Jurnal Inovasi Hasil Pengabdian Masyarakat (JIPEMAS) ~ 75


Is licensed under a
Creative Commons Attributions-Share Artike 4.0 International LIcense
Rakhmawati et al. (2023)

Gambar 3. Leaflet kulit pisang

Pada pelaksanaan acara, diawali dengan sambutan dari kepala desa


Tirtoyudo yang menyampaikan manfaat kegiatan dan harapan bahwa suatu
saat “kerupuk kulit pisang Tirtoyudo” akan menjadi branding dari desa Tirtoyudo
dan meningkatkan pendapatan masyarakat. Branding adalah pencitraan yang
digunakan sebagai media untuk mempromosikan diri sehingga bisa dikenal
mendapatkan cukup banyak peluang. Salah satu fungsi branding yaitu sebagai
pembeda, promosi, dan daya tarik (Cinthya, 2020).

Gambar 4. Sambutan Kepala Desa Tirtoyudo

Tahap berikutnya adalah pemberian materi oleh tim pengabdian


masyarakat. Materi tersebut meliputi manfaat, komposisi gizi, dan pemanfaatan
kulit pisang baik pangan maupun non pangan. Pada penelitian lainnya
dilaporkan bahwa kulit pisang cukup banyak mengandung karbohidrat dan
serat. Kandungan karbohidrat tepung kulit pisang sebanyak 76,20% dan
36,67% serat. Komposisi zat gizi lain yaitu 6,37% lemak; 7,16% protein; 0,34%
kalsium; 0,14% karoten; dan 15,61% antosianin. Kandungan gizi tepung kulit
pisang yang cukup memadai dan parameter lain yang memenuhi syarat mutu
tepung terigu ini, bisa dijadikan alternatif pengganti tepung terigu (Aryani et al.,
2018).

76 ~ 6(1), 71-82 Is licensed under a


Creative Commons Attributions-Share Artike 4.0 International LIcense
Pengolahan kerupuk kulit pisang sebagai …

Gambar 5. Pemberian materi

Selanjutnya kegiatan dilaksanakan dengan melibatkan peserta dalam


proses pembuatan kerupuk kulit pisang. Proses pembuatan kerupuk kulit
pisang akan dipandu dan dipraktikkan terlebih dahulu oleh tim. Hal ini bertujuan
untuk memudahkan peserta dalam proses pembuatan kerupuk pisang secara
mandiri. Pemberian pelatihan melalui metode peragaan oleh tim pengabdian
masyarakat terlebih dahulu secara efektif meningkatkan keterampilan peserta
pada saat praktik (Nafilah & Palupi, 2021). Peserta dibagi menjadi 4 kelompok
dan masing-masing didampingi oleh fasilitator yang berasal dari tim
pengabdian. Fasilitator akan mendampingi dan menjelaskan proses pembuatan
kulit pisang. Hal ini dilakukan di kelompok kecil untuk mempermudah
komunikasi dan setiap orang memiliki kesempatan dalam pembuatan produk.
Kegiatan praktik pembuatan kerupuk kulit pisang terdapat pada Gambar 6.

Gambar 6. Praktik pembuatan kerupuk kulit pisang

Praktik pembuatan kerupuk kulit pisang pada waktu tersebut dibatasi


sampai pada tahapan pengukusan adonan kerupuk. Hal ini dikarenakan
tahapan selanjutnya memerlukan waktu yang cukup panjang, yaitu menunggu
adonan mengeras minimal selama 2 jam setelah pengukusan. Selanjutnya
adonan dipotong-potong dan dijemur selama lebih kurang 12 jam dibawah sinar
matahari. Karena tidak memungkinkan dilaksanakan di lokasi pelatihan,
adonan yang sudah dikukus dibawa pulang oleh peserta dan selanjutnya
dilakukan evaluasi hasil pembuatan kerupuk. Adonan yang sudah mengeras

Jurnal Inovasi Hasil Pengabdian Masyarakat (JIPEMAS) ~ 77


Is licensed under a
Creative Commons Attributions-Share Artike 4.0 International LIcense
Rakhmawati et al. (2023)

kemudian diiris tipis, dan dijemur hingga kering. Hasil kerupuk kulit pisang yang
sudah kering terdapat pada gambar 7.

Gambar 7. Kerupuk kulit pisang yang dikeringkan

Hasil dari kerupuk kulit pisang yang dikeringkan, kemudian digoreng, dan
diberikan contoh cara pengemasan. Kerupuk pisang yang sudah digoreng
diberikan modifikasi bubuk cabai untuk menambah citarasa pedas. Bentuk
kerupuk kulit pisang yang sudah dikemas terdapat pada Gambar 8.

Gambar 8. Kerupuk kulit pisang yang sudah digoreng dan dikemas

Evaluasi hasil diperoleh dari kuesioner yang dibagikan dan telah diisi oleh
peserta. Aspek yang dinilai dalam kuesioner adalah pengetahuan masyarakat
tentang pemanfaatan kulit pisang dan rencana tindak lanjut hasil pengabdian.

Gambar 9. Hasil evaluasi tentang pengetahuan masyarakat

78 ~ 6(1), 71-82 Is licensed under a


Creative Commons Attributions-Share Artike 4.0 International LIcense
Pengolahan kerupuk kulit pisang sebagai …

Pada hasil evaluasi, sebanyak 92% responden menyatakan bahwa


sebelumnya responden belum mengetahui pemanfaatan kulit pisang sebagai
bahan pangan. Hasil evaluasi lainnya terkait perilaku peserta pelatihan terdapat
pada Gambar 10.

Gambar 10. Hasil evaluasi tentang perilaku masyarakat

Hasil evalusi tentang perilaku masyarakat, sebanyak 88% responden, jika


menemukan kulit pisang dalam jumlah banyak, biasanya dimanfaatkan sebagai
pakan ternak ataupun pupuk kompos, sebanyak 12% responden membuang
kulit pisang tersebut, dan belum ada yang memanfaatkannya sebagai olahan
pangan. Berdasarkan hasil wawancara singkat, hal ini dikarenakan
pengetahuan masyarakat tentang keamanan dan kelayakkan kulit pisang
sebagai makanan yang masih bisa dikonsumsi juga kurang. Dalam kuesioner
juga ditanyakan beberapa aspek tentang: peningkatan pengetahuan pasca
pelatihan, ketertarikan pemanfaatan inovasi kulit pisang, minat pengolahan
kerupuk kulit pisang sebagai peluang usaha, dan kebutuhan akan kegiatan
serupa pada waktu yang lain. Hasil kuesioner terkait beberapa aspek tersebut
100% responden menyatakan setuju dan antusiasmenya terhadap kegiatan
pengabdian masyarakat serupa dengan tema yang berbeda dengan
memanfaatkan potensi lokal daerah. Keberhasilan kegiatan ini juga disebabkan
oleh dukungan dari pihak terkait, khususnya pemerintah desa, kelompok PKK
dan posyandu, serta civitas akademika yang telah dipersiapkan melalui analisa
CSF (Critical Success Factors) sebelum dilaksanakannya kegiatan. CSF
merupakan faktor yang menentukan keberhasilan suatu proses, seperti
manajemen, jadwal, komitmen, dan sebagainya (Manalu & Rahim, 2021).
Evaluasi pelaksanaan kegiatan juga dilakukan oleh tim pengabdian
dengan memberikan formulir evaluasi yang menilai beberapa aspek. Selain itu
juga masyarakat diminta untuk mengisi saran dan masukkan terkait tema
pengabdian yang dibutuhkan oleh masyarakat.

Tabel 1. Evaluasi pelaksanaan kegiatan


Kriteria Evaluasi Tidak Baik Kurang Baik Baik Sangat Baik
Kecukupan Waktu 0 0 69% 31%
Kualitas Materi 0 0 62% 38%
Kualitas Pelatihan 0 0 50% 50%
Kebermanfaatan Produk 0 0 50% 50%
Inovasi Produk 0 0 62% 38%
Fasilitas 0 0 65% 35%
Tim Penyelenggara 0 0 54% 46%

Jurnal Inovasi Hasil Pengabdian Masyarakat (JIPEMAS) ~ 79


Is licensed under a
Creative Commons Attributions-Share Artike 4.0 International LIcense
Rakhmawati et al. (2023)

Evaluasi pelaksanaan kegiatan secara keseluruhan adalah terlaksana


dengan baik. Peserta merasakan kualitas pelatihan dan kebermanfaatan
produk juga sangat baik. Hasil evaluasi yang lain adalah analisis kebutuhan
masyarakat terkait kegiatan pelatihan adalah: pelatihan tentang pengolahan
dan pemasaran, inovasi pemanfaatan biji salak, dan inovasi pemanfaatan
batang pisang. Hal ini juga desa Tirtoyudo merupakan daerah penghasil salak
monik, sehingga seringkali biji terbuang karena daging buah dimanfaatkan
sebagai keripik salak. Selain itu, banyak ditemukan pohon pisang yang sudah
mati setelah panen, dan batang pisang belum diketahui cara pemanfaatannya.
Setelah satu minggu pasca pelatihan, dilakukan kembali evaluasi tentang
pengolahan adonan kerupuk pasca pelatihan, melalui kegiatan diskusi dengan
tim penggerak PKK dan pokja. Hampir semua kerupuk setelah dijemur dan
digoreng mengembang sempurna sesuai dengan contoh produk. Sebagian
kerupuk tidak mengembang, dikarenakan kesalahan teknik penggorengan.
Kerupuk harus dijemur terlebih dahulu sebelum digoreng untuk menghasilkan
kerupuk yang memiliki tekstur renyah dan mengembang.

SIMPULAN
Secara keseluruhan kegiatan pengabdian masyarakat ini berlangsung
sangat baik dan lancar. Kegiatan yang dilakukan juga sudah sesuai dengan
yang direncanakan. Pengetahuan peserta pengabdian dalam pengolahan
limbah bahan pangan menjadi meningkat. Informasi yang diketahui pada
awalnya adalah limbah makanan hanya untuk pakan ternak. Keterampilan
peserta dalam pengolahan kerupuk kulit pisang meningkat. Selain itu peserta
juga memiliki ketertarikan untuk mengolah kulit pisang sebagai salah satu
peluang usaha. Peserta juga menunjukkan antusiasme yang luar biasa selama
mengikuti kegiatan. Namun, kegiatan pengabdian ini tidak bisa berhenti dalam
satu waktu, sehingga perlu tindak lanjut agar manfaat yang diperoleh
masyarakat menjadi lebih luas. Berdasarkan hasil kuesioner yang dibagikan,
program berikutnya yang akan dilaksanakan adalah terkait variasi pengolahan
kulit pisang lainnya, inovasi pemanfaatan biji salak, dan pemanfaatan batang
pisang sebagai produk olahan pangan. Selain itu, masyarakat juga memerlukan
pelatihan dan pendampingan tentang design dan pengemasan produk, serta
proses pemasaran. Rencana tindak lanjut kegiatan pengabdian ini adalah
mengadakan kegiatan lain yang berkelanjutan dan menjadikan desa Tirtoyudo
sebagai desa binaan Departemen Biologi Universitas Negeri Malang.

UCAPAN TERIMA KASIH


Penulis mengucapkan terimakasih kepada LPPM Universitas Negeri
Malang yang telah mendanai kegiatan pengabdian masyarakat ini melalui hibah
internal tahun anggaran 2022. Selain itu penulis juga mengucapkan terimakasih
kepada perangkat desa, tim penggerak PKK, dan kader posyandu desa
Tirtoyudo, Kecamatan Tirtoyudo, Kabupaten Malang.

80 ~ 6(1), 71-82 Is licensed under a


Creative Commons Attributions-Share Artike 4.0 International LIcense
Pengolahan kerupuk kulit pisang sebagai …

DAFTAR RUJUKAN
Ambarita, M. D. Y., Bayu, E. S., & Setiado, H. (2016). Identifikasi Karakter
Morfologis Pisang (Musa spp.) di Kabupaten Deli Serdang. Jurnal
Agroekoteknologi, 4(1), 1911–1924.
https://jurnal.usu.ac.id/index.php/agroekoteknologi/article/view/12404
Arifin, M. F., Purnamaningsih, S. L., & Respatijarti. (2017). Identifikasi Morfologi
Pisang Tanduk Di Kabupaten Malang Dan Lumajang. Jurnal Produksi
Tanaman, 5(10), 1617–1622.
Arifki, H. H., & Barliana, M. I. (2018). Karakteristik dan Manfaat Tumbuhan
Pisang Di Indonesia : Review Artikel. Jurnal Farmaka, 16(3), 196–203.
https://doi.org/10.24198/jf.v16i3.17605
Aryani, T., Mu’awanah, I. A. U., & Widyantara, A. B. (2018). Karakteristik Fisik,
Kandungan Gizi Tepung Kulit Pisang dan Perbandingannya terhadap
Syarat Mutu Tepung Terigu. JRST (Jurnal Riset Sains Dan Teknologi),
2(2), 45–50. https://doi.org/10.30595/jrst.v2i2.3094
Cinthya. (2020). Apa itu Branding? Berikut Pengertiannya dan Perbedaanya
dengan Marketing. Accurate. https://accurate.id/marketing-
manajemen/apa-itu-branding/
Fatimah, Sandri, D., & Yuliana, N. (2017). Penentuan Umur Simpan Getuk
Pisang Rainbow yang Dikemas Menggunakan Kemasan Plastik
Polietilen. Jurnal Teknologi Agro-Industri, 4(1), 35–41.
https://doi.org/10.34128/jtai.v4i1.47
Gurning, R. N. S., Puarada, S. H., & Fuadi, M. (2021). Pemanfaatan Limbah
Pisang Menjadi Selai Pisang Sebagai Peningkatan Nilai Guna Pisang. E-
Dimas: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 12(1), 106–111.
https://doi.org/10.26877/e-dimas.v12i1.6395
Hidayat, W., Mahmuriyah, R., & Safitri, S. N. R. (2016). Media Visual Berbentuk
Katalog Produk sebagai Media Promosi. Journal Sensi: Strategic of
Education in Information System, 2(2), 184–197.
https://doi.org/10.33050/sensi.v2i2.752
Manalu, V. G., & Rahim, F. (2021). Pemanfaatan Limbah Kulit Pisang sebagai
Bahan Baku Pembuatan Kerupuk di Desa Bangunjaya Subang. Jurnal
Penelitian Dan Pengabdian Kepada Masyarakat UNSIQ, 8(2), 202–207.
https://doi.org/10.32699/ppkm.v8i2.1535
Nafilah, & Palupi, F. D. (2021). Penyuluhan Gizi Melalui Metode Emo Demo
Untuk Mengubah Pengetahuan Kader Tentang Hipertensi. Abdimasku :
Jurnal Pengabdian Masyarakat, 4(3), 197–204.
https://doi.org/10.33633/ja.v4i3.180
Pemerintah Kabupaten Malang. (2016). Kecamatan Tirtoyudo Kabupaten
Malang Tahun 2016-2021.
Rakhmawati, Y., Dharmawan, A., Saputra, I. K., Lelitawati, M., Kartikasari, N.,
Zahida, N. S., Yuwono, T., & Alam, M. S. (2021). Profil Gaya Hidup Bebas
Sampah Masyarakat Pesisir Kabupaten Malang. Prosiding Seminar
Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat (SINAPMAS), 167–172.
http://conference.um.ac.id/index.php/sinapmas/article/view/3208
Rohmah, Y. (2016). Outlook Komoditas Pisang (L. Nuryati & B. Waryanto

Jurnal Inovasi Hasil Pengabdian Masyarakat (JIPEMAS) ~ 81


Is licensed under a
Creative Commons Attributions-Share Artike 4.0 International LIcense
Rakhmawati et al. (2023)

(eds.)). Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Kementerian


Pertanian.
Saleh, A., & Kunoli, F. J. (2019). Pengaruh Penyuluhan dan Pelatihan Melalui
Media Leaflet Terhadap Pengetahuan Kader PHBS di Kecamatan
Ratolindo Kabupaten Tojo Una-Una. PROMOTIF: Jurnal Kesehatan
Masyarakat, 8(2), 159–164. https://doi.org/10.31934/promotif.v8i2.498

82 ~ 6(1), 71-82 Is licensed under a


Creative Commons Attributions-Share Artike 4.0 International LIcense

View publication stats

You might also like