Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

12055-Main Manuscript-66970-1-10-20220603

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 10

Indonesian Contemporary Nursing Journal, 6(2), 2022, 70-79

AN OVERVIEW OF MANAGEMENT NEWBORN


BASED ON APGAR SCORE IN MAKASSAR CITY
HOSPITAL
Andi Saadah1, Tuti Seniwati2, Nur Fadilah3
1Student, Faculty of Nursing, Universitas Hasanuddin
2Lecturer, Faculty of Nursing, Universitas Hasanuddin
3Lecturer, Faculty of Nursing, Universitas Hasanuddin

e-mail: andis7981@gmail.com

ABSTRACT

Introduction: The Apgar Score assessment is carried out after the baby is born to assess
the baby’s condition and determine the initial treatment measures to be taken. The aim of
this research is to get a description of the treatment in newborns based on the Apgar score
at the Makassar City Hospital. The sample was obtained as many as 256 babies born at the
Makassar City Hospital. Method: This study used the quantitative design with descriptive
methods. The instrument used are observation sheet based on data from medical records.
Result: In this study, the results showed that babies born with an Apgar score of 7-10 at
1st minute did not require oxygen assistance (83,2%), and suctioning of the mucus was
performed which generally used a bulb syringe (84%), all newborns with an Apgar score of
7-10 no resuscitation was performed. Conclusion: Our results suggest that newborns with
an Apgar score of 0-3 undergo routine treatment such as loan suction using a suction
cannula, provide positive pressure ventilation using a t-piece resuscitator and perform
resuscitation measures. However it is important to monitor oxygen saturation before
administering oxygen therapy. It is expected that the nurse/midwife will give treatment
based on SOP and conform to the Apgar Score. For future researchers to examine the long-
term effects of oxygen use in infants.

Keywords: Newborn, Apgar Score, Asphyxia.

PENDAHULUAN Score yang rendah adalah dengan


Perubahan fisiologis pada bayi pemberian oksigen, akan tetapi
baru lahir kadang mengalami paparan oksigen yang berlebihan
kendala, sebagai salah satu akibatnya dapat menyebabkan stres oksidatif
dapat berupa gangguan pernapasan. pada neonatus (Harris-haman et al.,
Sebanyak 10% bayi baru lahir 2017).
memerlukan terapi medis sesaat Asfiksia neonatorum adalah suatu
setelah lahir (Swanson & Sinkin, gangguan pertukaran gas yang
2015) dan sebanyak 18 neonatus mengarah ke hipoksia yang progresif,
meninggal per 1000 kelahiran hidup hiperkarbia, dan asidosis tergantung
(WHO, 2020), dengan salah satu pada sejauh mana durasi dari
penyebabnya adalah asfiksia (Tasew gangguan ini (Rainaldi, 2016).
et.al, 2018). Penilaian Apgar Score dilakukan pada
Diagnosis asfiksia dapat menit pertama setelah bayi lahir yang
ditegakkan sesegera mungkin melalui meliputi; warna kulit (Appearance),
penilaian Apgar Score, Prognosis akan Denyut jantung (Pulse), Respon
lebih baik jika memulai resusitasi refleks (Grimace), Tonus otot (Activity),
segera pada bayi baru lahir dengan Pernapasan (Respiration). Hal ini
asfiksia berat (American Academy of merupakan pemeriksaan standar
Pediatrics, 2015). Penatalaksanaan yang dapat memberi gambaran
penting untuk bayi dengan Apgar bagaimana kondisi bayi segera

70
Indonesian Contemporary Nursing Journal, 6(2), 2022, 70-79

setelah lahir dan juga merupakan Lebih dari separuh bayi baru lahir
mekanisme untuk mengetahui berjenis kelamin laki-laki (50,8%),
transmisi fetalto-neonatal (American mayoritas bayi baru lahir memiliki
Academy of Pediatrics, 2015b). berat badan lahir normal yaitu 210
Adanya penelitian mengenai Apgar orang (82%). Hampir separuh bayi
Score di berbagai negara dapat lahir dari paritas multipara dan
memberikan informasi mengenai merupakan anak ke 2 yaitu sebanyak
status kesehatan bayi baru lahir serta 125 bayi (48,8%).
untuk memberikan pelayanan dini Mayoritas ibu yang melahirkan
yang berkualitas (Siddiqui et al., tidak memiliki penyakit penyerta
2017), sehingga penting untuk (89,5%), dan penyakit penyerta ibu
mengetahui bagaimana manajemen berturut-turut dari yang jumlahnya
penanganan pada bayi baru lahir terbanyak adalah preeklamsia
dengan Apgar score yang rendah. sebanyak 11 ibu (4,3%), hepatitis
Penelitian ini bertujuan untuk sebanyak 10 ibu (3,9%), anemia
melihat bagaimana penanganan serta sebanyak 3 ibu (1,2%), DM sebanyak
dampaknya pada bayi baru lahir 2 ibu (0,8%), dan penyakit infeksi
berdasarkan dari nilai apgar score. sebanyak 1 ibu (0,4%). Semua bayi
baru lahir tidak memiliki kelainan
METODE kongenital.
Pengaturan Pada umumnya bayi baru lahir
Jenis Penelitian menggunakan memiliki skor Apgar 7-10 pada menit
desain kuantitatif dengan metode 1 yaitu 218 bayi (85,1%) dan menit ke
deskriptif yang dilakukan di RSUD 5 yaitu 241 bayi (94,1%). Sebagian
Kota Makassar pada bulan Mei - besar bayi baru lahir dilakukan
Oktober 2020. Penentuan jumlah tindakan pengisapan lendir dengan
sampel menggunakan rumus slovin menggunakan bulb syringe yaitu
(n= 290 responden) dengan tekhnik sebanyak 238 bayi (93%), sisanya
simple random sampling, sebanyak dilakukan dengan menggunakan
34 masuk dalam kriteria ekslusi jadi suction (7%).
total responden = 256. Tabel di bawah menggambarkan
Pengumpulan data bahwa lebih dari separuh bayi tidak
Instrumen yang digunakan dalam mendapatkan oksigen tambahan saat
penelitian ini adalah lembar observasi lahir yaitu sebanyak 214 bayi
karakteristik, kondisi serta (83,8%), sebanyak 22 bayi (8,6%)
penanganan pada bayi baru lahir. diberikan oksigen nasal, 12 bayi
Analisis (4,7%) diberikan oksigen dengan
Dilakukan analisis multivariat menggunakan T-piece resuscitator,
untuk menggambarkan keterkaitan dan 8 bayi (3,1%) diberikan oksigen
antara variabel-variabel dalam dengan menggunakan Bag valve
penelitian dengan menggunakan mask. Hampir semua bayi baru lahir
program SPSS versi 23. Penelitian ini tidak mendapatkan tindakan
dilakukan setelah mendapatkan resusitasi yaitu sebanyak 236 bayi
izin/etik dari komite etik penelitian (92,2%).
kesehatan Politeknik Kesehatan Berdasarkan table 2 dapat dilihat
Makassar (No.00266/KEPK- bahwa pada menit 1 mayoritas bayi
PTKMKS/V/2020). dengan Apgar Score 7-10 lahir pada
usia gestasi 37-42 minggu.
HASIL Berdasarkan berat badan lahir,
Tabel 1 menunjukkan bahwa mayoritas bayi dengan Apgar Score 7-
mayoritas bayi baru lahir (89,8%) 10 di menit 1 memiliki berat badan
memiliki usia gestasi 37-42 minggu. 2500-4000 gram (90%), begitupun

71
Indonesian Contemporary Nursing Journal, 6(2), 2022, 70-79

pada menit ke lima sebesar 96,7%. dengan Apgar Score 7-10 lahir dari
Berdasarkan paritas, mayoritas bayi ibu dengan paritas multipara.

Variabel Mean Std. n Persentase (%)


deviasi
Usia gestasi 38 2,777
< 37 minggu 26 10,2
37-42 minggu 230 89,8
>42 minggu 0 0
Berat badan lahir 3085 1919
< 2500 gram 41 16
2500-4000 gram 210 82
> 4000 grams 5 2
Apgar Score Menit ke-1 7,48 1,295
7-10 218 85,1
4-6 32 12,5
0-3 6 2,4
Apgar Score Menit ke-5
7-10 9,44 1,362 241 94,1
4-6 12 4,7
0-3 3 1,2
Jenis kelamin
Laki-laki 130 50,8
Perempuan 126 49,2
Paritas 2 1,191
Primipara 47 18,4
Multipara 191 74,6
Grandemultipara 18 7,1
Penyakit penyerta ibu
Tidak ada 229 89,5
DM 2 0,8
Preeklampsia 11 4,3
Anemia 3 1,2
Penyakit infeksi 1 0,4
Hepatitis 10 3,9
Penyakit penyerta bayi
Ya 0 0
Tidak 256 100
Jenis pemberian oksigen
Oksigen nasal 22 8,6
Bag valve mask 8 3,1
T-Piece resuscitator 12 4,7
Tanpa oksigen 214 83,6
Resusitasi
Ya 20 7,8
Tidak 236 92,2

Tabel 1. Karaktersitik Responden (n=256)

72
Indonesian Contemporary Nursing Journal, 6(2), 2022, 70-79

Karakteristik bayi Apgar Score menit 1 Apgar Score menit ke 5


7-10 4-6 0-3 7-10 4-6 0-3
n(%) n(%) n(%) n(%) n(%) n(%)
Usia gestasi
<37 minggu 13(50) 11(42) 2(8) 21(80,7) 4(15,4) 1(3,8)
37-42 minggu 203(88) 21(9) 6(3) 220(95,6) 8(3,4) 2(0,9)
>42 minggu 0 0 0 0 0 0
Berat badan lahir
<2500 gram 23(56,1) 15(36,6) 3(7,3) 33(80,4) 7(17,1) 1(2,4)
2500-4000 gram 189(90) 16(7,6) 5(2,4) 203(96,7) 5(2,5) 2(1)
>4000 gram 4(80) 1(20) 0 5(100) 0 0
Paritas
Primipara 35(74,4) 11(23,4) 1(2,1) 43(91,6) 3(6,4) 1(2,1)
Multipara 163(85,3) 21(10,9) 7(3,6) 180(85,3) 9(10,9) 2(3,6)
Grandemultipara 18(100) 0 0 18(100) 0 0
Tabel 2. Tabulasi Silang Antara Karakteristik Bayi Baru Lahir dengan skor Apgar di
RSUD Kota Makassar Tahun 2019 (n=256)

Jenis Apgar Score menit 1 Apgar Score menit ke 5


Penanganan
7-10 4-6 0-3 7-10 4-6 0-3 n(%)
n(%) n(%) n(%) n(%) n(%)
Pemberian
oksigen
Tanpa oksigen 213(99,5) 1(0,5) 0 214(100) 0 0
Nasal kanul 3(13,6) 19(86,3) 0 20(90,9) 2(9,1) 0
BVM 0 5(62,5) 3(37,5) 4(50) 3(37,5) 1(12,5)
T-piece 0 7(58,3) 5(41,6) 3(25) 7(58,3) 2(16,7)
resuscitator
Pengisapan
lendir
Bulb syringe 215(90,3) 21(8,8) 2(0,8) 234(98,3) 3(1,2) 1(0,4)
Kanul suction 1(5,6) 11(61,1) 6(33,4) 7(38,8) 9(50) 2(11,1)
Resusitasi
Ya 0 12(60) 8(40) 0 10(55) 3(45)
Tidak 216(91,6) 20(8,4) 0 234(99,2) 2(0,8) 0
Tabel 3. Tabulasi Silang Antara Penanganan Bayi Baru Lahir dengan Apgar Score di
RSUD Kota Makassar Tahun 2019 (n=256).

Berdasarkan tabel 3 Bayi yang Hampir separuh dari bayi yang


lahir dengan Apgar Score 7-10 pada menggunakan BVM mempunyai skor
menit 1 mayoritas tidak apgar 4-6 (37,5%). Pada umumnya
membutuhkan bantuan oksigen bayi dengan Apgar Score 7-10 di
sebanyak 213 (99,5%), yang menit 1 yang menggunakan bulb
menggunakan nasal kanul sebanyak syringe sebanyak (90,3%) dan
3 orang (13,6%). Sementara itu bayi sebagian besar bayi yang
dengan Apgar Score 4-6 pada menit 1 menggunakan kanul suction memiliki
lebih banyak menggunakan nasal skor Apgar 4-6 di menit 1 (61,1%) dan
kanul (19 orang, 86,3%), Pada menit sebanyak 33,4% memiliki skor Apgar
ke 5 diperoleh data bahwa bayi 0-3. Pada menit ke 5 mayoritas bayi
dengan Apgar Score 7-10 mayoritas yang menggunakan bulb syringe
tidak mendapatkan bantuan oksigen memiliki Apgar Score 7-10 (98,3%).
(214 orang), mayoritas bayi yang Penelitian menunjukkan bahwa dari
menggunakan nasal kanul memiliki seluruh bayi yang dilakukan tindakan
Apgar Score 7-10 (90,9%) sedangkan resusitasi, 55% memiliki Apgar Score
Apgar Score 4-6 sebanyak 9,1%. 4-6 dan 45% dengan Apgar Score 0-3.

73
Indonesian Contemporary Nursing Journal, 6(2), 2022, 70-79

PEMBAHASAN Hibstu (2020) yang memaparkan


1. Karakteristik Responden dalam penelitiannya bahwa mayoritas
Hasil penelitian menunjukkan bayi baru lahir merupakan anak ke
bahwa usia gestasi bayi baru lahir tiga dan empat (50,5%). Meskipun
paling banyak pada rentang usia 37- beberapa penelitian menunjukkan hal
42 minggu atau pada kelahiran yang sama, akan tetapi belum ada
aterm. Hal ini sesuai dengan alasan yang signifikan mengenai hal
penelitian yang dilakukan di RSUD ini. Sementara itu menurut salah
Kabupaten Kediri yang menyatakan satu penelitian bahwa kejadian
bahwa lebih dari separuh bayi baru Respiratory Distress Syndrome pada
lahir cukup bulan (Maringga, Ike, & paritas primipara lebih berat
Sari, 2017). Bayi yang lahir aterm dibandingkan dengan multipara dan
atau cukup bulan memiliki potensi grandemultipara (Oktavianty &
yang lebih besar untuk tumbuh Asthiningsih, 2020).
kembang yang normal, di banding Pada penelitian ini didapatkan
dengan bayi yang lahir dengan usia hasil bahwa pada umumnya ibu yang
gestasi yang kurang atau lahir melahirkan tidak memiliki penyakit
prematur akan beresiko menjalani penyerta dan penyakit penyerta
penanganan jangka panjang (Crump, terbanyak adalah preeklampsia. Sama
Sundquist, Winkleby, & Sundquist, halnya dengan hasil penelitian
2019). Pratama & Hanum (2018). Menurut
Berdasarkan hasil penelitian ini Sones & Davisson (2016) bahwa
didapatkan bayi baru lahir preeklampsia adalah kelainan
didominasi oleh jenis kelamin laki- multifaktorial pada kehamilan yang di
laki. Menurut Asmarani, Saimin, kenal luas.
Faisal, & Wicaksono (2018) bayi yang Pada penelitian ini di peroleh data
lahir dengan berat badan normal bahwa semua bayi yang lahir tidak
lebih banyak ditemukan daripada memiliki penyakit penyerta (kelainan
bayi dengan berat badan rendah. kongenital). Berbeda halnya dengan
Menurut Profil Anak Indonesia tahun penelitian yang dilakukan oleh Teresa
2019 bahwa bayi yang lahir dengan J. Witcher, Shadi Jurdi, Vidhya
berat badan kurang dari 2500-gram Kumar, Aditi Gupta, Russell R.
memerlukan bantuan atau Moores Jr., 2018 menemukan bahwa
penanganan untuk penyesuaian dari 342 kelahiran sebanyak 36 bayi
kehidupan diluar rahim. (10,6%) mengalami kelainan
Hasil penelitian menunjukkan kongenital. Hasil penelitian ini
bahwa bayi yang lahir dengan berat menunjukkan hal yang serupa
badan <2500-gram yang memiliki dengan penelitian oleh Thavarajah,
skor apgar yang rendah di menit 1 Flatley, & Kumar (2017) bahwa bayi
mengalami peningkatan Apgar Score pada umumnya lahir dengan Apgar
di menit ke 5, begitupun dengan bayi Score 7-10 pada menit 1 dan ke 5,
yang memiliki berat badan lahir dan sebagian kecil bayi lahir dengan
2500–4000-gram dan >4000 gram. Apgar Score 0-6 pada menit 1 dan ke
Meskipun hal ini dapat dijadikan 5. Tingginya angka kejadian
sebagai indikator keberhasilan gangguan pernapasan pada neonatus
penanganan bayi baru lahir di menit dapat terjadi karena adanya infeksi,
1, akan tetapi tidak tachipnea transient of the newborn
mengesampingkan adanya proses (TTN), hyalin membran disease (HMD),
transisi normal bayi selama rentang meconium aspiration syndrome (MAS),
waktu tersebut. dan hypoxia. Pada umumnya bayi
Hampir separuh responden baru lahir dilakukan pengisapan
dengan ibu dalam kategori multipara, lendir dari mulut dan hidung
hal ini sejalan dengan penelitian yang menggunakan bulb syringe/de lee dan
dilakukan oleh Limaso, Dangisso, & hanya 7% yang menggunakan kanul

74
Indonesian Contemporary Nursing Journal, 6(2), 2022, 70-79

suction. Hasil penelitian ini lahir akan membutuhkan ventilasi


bertentangan dengan pembaruan tekanan positif dan hanya 0,1% yang
pedoman American Heart Association membutuhkan tindakan resusitasi
(2015) yang mengemukakan bahwa kardiopulmoner (CPR). Menurut AHA
penyedotan lendir segera setelah lahir (2015) bahwa pemberian resusitasi
baik dengan bulb syringe maupun lanjutan (kompresi dada) hanya dapat
dengan kanul suction dilakukan jika denyut jantung bayi
dipertimbangkan hanya jika jalan <60x/menit di ikuti dengan ventilasi
napas nampak terhambat. yang efektif, pastikan ventilasi sudah
Penyedotan rutin pada bayi tanpa optimal sebelum memulai
bukti obstruksi atau mekonium tidak memberikan kompresi dada.
dianjurkan karena dapat
menyebabkan bradikardi (Swanson & 2. Gambaran karakteristik bayi
Sinkin, 2015). berdasarkan nilai Apgar Score.
Pada penelitian ini di peroleh data Berdasarkan hasil penelitian di
bahwa sebagian besar bayi tidak peroleh data bahwa dari 8 bayi yang
mendapatkan bantuan oksigen saat memiliki skor apgar 0-3 di menit 1, 2
lahir, sebanyak 8,6% bayi diantaranya memiliki usia gestasi <37
memperoleh bantuan oksigen melalui minggu. Penelitian yang dilakukan
nasal kanul dan sisanya memerlukan oleh Oktavianty & Asthiningsih (2020)
bantuan dengan bag valve mask dan juga mengungkapkan hal yang
t-piece resuscitator. Hasil ini lebih serupa, bahwa bayi baru lahir dengan
rendah dari penelitian yang dilakukan usia gestasi <37 minggu cenderung
oleh Morgan et al. (2017) yang untuk mengalami gangguan
mengemukakan bahwa sebanyak pernapasan sehingga beresiko untuk
29,2% bayi baru lahir mengalami menjalani penanganan jangka
hipoksemia dan memerlukan bantuan panjang (Crump et al., 2019).
oksigen. Hasil penelitian ini menunjukkan
WHO merekomendasikan untuk bahwa mayoritas bayi baru lahir di
memulai pemberian oksigen pada menit 1 dengan Apgar Score 7-10
bayi baru lahir jika SpO2 <90% memiliki berat badan 2500-4000
(World Health Organization, 2016). gram, sebanyak tiga bayi dengan
Praktisi perawat neonatologi Apgar Score 0-3 memiliki berat badan
mengungkapkan bahwa pemberian lahir <2500 gram. Menurut Sulianty
terapi oksigen merupakan pilihan & Faiqah (2018), semakin rendah
pengobatan yang penting untuk berat badan bayi baru lahir maka
kegagalan pernapasan, namun akan semakin beresiko memiliki
paparan oksigen yang berlebihan bisa Apgar Score yang rendah. Bayi
menyebabkan stres oksidatif yang dengan usia gestasi yang kurang
berpotensi merusak berbagai sistem menyebabkan pertumbuhan organ
organ pada neonatus (Harris-haman vital neonatus di dalam intra uterine
et al., 2017). belum optimal, sehingga pada saat
Berdasarkan hasil penelitian, kelahiran paru-paru tidak mampu
sebanyak 7,8% bayi membutuhkan berkembang sempurna yang di
tindakan resusitasi. Penelitian lain tunjukkan dengan rendahnya Apgar
oleh Bajaj et al (2018) menampilkan Score Temuan ini sejalan dengan
hasil yang lebih rendah dengan penelitian yang dilakukan oleh
persentasi bayi yang menerima Wosenu, Worku, Teshome, & Gelagay
tindakan resusitasi sebesar 2,7%. (2018) yang mengemukakan bahwa
Hasil tersebut tentunya masih Neonatus dengan berat badan lahir
tergolong tinggi dibanding dengan rendah memiliki potensi tujuh kali
study yang dilakukan oleh Moshiro, lipat untuk mengalami asfiksia
Mdoe, & Perlman (2019) yang dibanding dengan bayi yang memiliki
menyatakan bahwa 3-5% bayi baru berat badan lahir normal. Hal ini

75
Indonesian Contemporary Nursing Journal, 6(2), 2022, 70-79

dapat disebabkan oleh cadangan Apgar Score kurang dari tujuh


metabolisme pada BBLR kurang dan (American Academy of Pediatrics,
menjadi cepat habis, sehingga tidak 2015a).
mampu menahan tekanan kontraksi Salah satu studi di Turki
rahim selama proses kelahiran, menekankan untuk tidak
(Grace, Greer, & Kumar, 2015). memberikan oksigen pada bayi baru
Hasil penelitian menunjukkan lahir meskipun dengan Apgar Score
bahwa pada umumnya bayi lahir dari <7 dan terlihat sianosis jika ada
ibu dengan paritas multipara dan usaha bernapas dan bayi cukup aktif,
memiliki skor Apgar 7-10 baik karena bayi membutuhkan waktu
dimenit 1 maupun pada menit ke 5. untuk menyesuaikan proses transisi
Penelitian lain juga menyatakan normal, cukup dengan melakukan
bahwa mayoritas bayi baru lahir pemantauan yang ketat dan
dengan gangguan pernapasan lahir melakukan kontrol SpO2 dengan
dari ibu dengan paritas multipara, hal pulse oksimeter (Oygür, Önal, &
ini bisa disebabkan karena semakin Zenciroğlu, 2018).
sering ibu melahirkan maka akan Dari hasil penelitian diketahui
membuat otot pada rahim semakin bahwa lebih dari separuh bayi dengan
melemah dan bisa menimbukan Apgar Score 0-3 di menit 1,
jaringan parut pada uterus, sehingga mengalami peningkatan Apgar Score
akan bepengaruh pada kondisi janin di menit ke 5 dimana tiga bayi
(Maringga et al., 2017). diantaranya di berikan bantuan
oksigen dengan menggunakan T-piece
3. Gambaran pemberian oksigen resuscitator. Hal ini mungkin bisa
berdasarkan nilai apgar Score dikaitkan dengan efek positif pada
Bayi baru lahir mengalami proses jalan napas yang di hasilkan oleh T-
transisi dari intrauterine ke piece resuscitator. Penelitian lain
ekstrauterine. Beberapa bayi dengan menyebutkan bahwa penggunaan t-
kondisi paru-paru yang belum matur piece resuscitator sebagai pengganti
akan sulit untuk beradaptasi dan CPAP (Continous positive airway
mengalami gangguan maupun pressure) secara dini terbukti
kegagalan pernapasan sehingga mengurangi tindakan intubasi
membutuhkan terapi oksigen (Sudarti dibandingkan dengan pemakaian
& Fauziah, 2020). BVM (Rohsiswatmo, Oswari, Setyanto,
Hasil penelitian mengungkapkan & Tjitra, 2013). Shi et al. (2020) juga
bahwa dari delapan kasus bayi yang menjelaskan hal yang serupa bahwa
lahir dengan apgar score 0-3 pada penggunaan t-piece resuscitator selain
menit 1 hampir semua diberikan dapat meminimalkan obstruksi jalan
bantuan dengan menggunakan T- napas bagian atas, juga dapat
Piece resuscitator yakni 5 bayi dan memberikan tekanan udara yang
sisanya dengan menggunakan Bag konsisten dibandingkan dengan BVM
valve mask. Sejalan dengan penelitian serta mudah di aplikasikan.
oleh Nurlailah Umar (2020) yaitu dari
15 bayi baru lahir dengan asfiksia, 4. Gambaran jenis pengisapan
delapan diantaranya diberikan lendir berdasarkan nilai Apgar
bantuan pernapasan dengan score
pemberian Ventilasi Tekanan Positif Hasil penelitian menunjukkan
menggunakan t-piece resuscitator. bahwa sebagian besar bayi yang
Skor apgar menggambarkan memiliki Apgar Score 0-3 di menit 1
kondisi bayi segera setelah lahir dan dilakukan tindakan pengisapan lendir
bila diterapkan dengan benar maka dengan menggunakan kanul suction
dapat digunakan sebagai alat dan sebagian besar mengalami
penilaian standar untuk menentukan peningkatan Apgar Score di menit ke
jenis intervensi pada bayi dengan lima. Hal ini bisa disebabkan oleh

76
Indonesian Contemporary Nursing Journal, 6(2), 2022, 70-79

jalan nafas yang lebih adekuat setelah ventilasi tekanan positif serta
dilakukan suctioning. Sekresi lendir kompresi dada jika tidak merespon
atau mekonium pada hidung dan dengan baik terhadap rangsangan
mulut dapat menyebabkan obstruksi taktil.
jalan napas, denaturasi surfaktan Keterbatasan dalam penelitian ini
sehingga menyebabkan hipoksia pada karena menggunakan data sekunder
neonatus (Zareen, Hawkes, Krickan, sehingga data yang digunakan hanya
Dempsey, & Ryan, 2013). Pengisapan dari berkas rekam medis. Hal ini
lendir pada bayi setelah lahir dapat menyebabkan ada beberapa data
membantu aerasi paru-paru sehingga terkait yang dibutuhkan tidak dapat
meningkatkan kapasitas residu di temukan karena ada beberapa
fungsional untuk meningkatkan tindakan pada bayi baru lahir yang
oksigenasi (Foster, Dawson, Davis, & tidak ditulis secara detail oleh
Dahlen, 2017). perawat sehingga peneliti hanya fokus
Hal ini tidak sejalan dengan pada data yang ada.
Neonatal Resuscitation Programme
pada tahun 2015 yang KESIMPULAN
mengemukakan bahwa pengisapan Berdasarkan hasil penelitian,
lendir setelah bayi lahir baik dengan maka dapat disimpulkan bahwa
menggunakan suction maupun bulb sebagian besar bayi yang kesulitan
syringe dapat dipertimbangkan hanya bernapas dengan spontan di menit 1
jika ada hambatan jalan napas untuk mengalami perbaikan setelah
mencegah resiko bradikardia. Seperti bantuan oksigen dan pengisapan
halnya hasil literatur review yang lendir serta resusitasi. Implikasi
menjelaskan bahwa pengisapan lendir penelitian ini dapat memperdalam
secara rutin tidak lagi pemahaman perawat terkait
direkomendasikan karena tindakan-tindakan yang dilakukan
berdasarkan hasil studi pengisapan pada neonatus di awal kehidupan
lendir baik melalui orofaring maupun berdasarkan dari nilai Apgar score.
nasofaring secara signifikan dapat Implikasi teori penelitian ini dapat
mengurangi saturasi oksigen, memperdalam keilmuan, pemahaman
menginduksi bradikardia, dan apnea. terkait temuan-temuan yang muncul
Menyeka hidung dan mulut dengan yang merupakan tantangan bagi
handuk sudah cukup jika tidak ada perawat di unit neonatus.
sumbatan jalan napas (Marshall, Penelitian ini merekomendasikan
Lang, Perez, & Saugstad, 2020). bahwa pedoman resusitasi serta
penanganan terhadap neonatus terus
5. Gambaran tindakan resusitasi mengalami perubahan sehingga
berdasarkan nilai Apgar score penting bagi pihak RS melakukan
Hasil penelitian menunjukkan monitoring dan perbaikan SOP
bahwa semua bayi dengan Apgar penanganan neonatus serta
Score 0-3 dilakukan tindakan penyediaan alat pemantauan standar
resusitasi lanjutan dengan pijat seperti pulse oxymetry. Diharapkan
jantung yang di koordinasikan agar perawat lebih memperhatikan
dengan pemberian ventilasi tekanan pedoman terbaru sebelum
positif. Tindakan resusitasi dilakukan memberikan intervensi lanjutan pada
dengan pemberian rangsangan taktil, neonatus dengan memperhatikan
akan tetapi jika denyut jantung bayi nilai Apgar Score khususnya terkait
<60x/menit maka dilakukan dengan suctioning, pemberian
resusitasi lanjutan. oksigen, serta resusitasi. Penelitian
Menurut Umar, Masulili, & selanjutnya dapat menggunakan
Nurmalisa (2020) sebagian besar metode penelitian dengan melakukan
neonatus dengan asfiksia dilakukan survei serta dapat menganalisis efek
resusitasi lanjutan yaitu pemberian jangka panjang pemberian oksigen.

77
Indonesian Contemporary Nursing Journal, 6(2), 2022, 70-79

DAFTAR PUSTAKA handling of the newborn. Perinatal


American Academy of Pediatrics. (2015a). The Medicine, 48(1), 1–10.
Apgar Score. Pediatrics, 136(4). Morgan, M. C., Maina, B., Waiyego, M.,
https://doi.org/10.1542/peds.2015- Mutinda, C., Aluvaala, J., Maina, M., &
2651 English, M. (2017). Pulse oximetry values
American Academy of Pediatrics. (2015b). The of neonates admitted for care and
Apgar Score. Pediatrics, 136. receiving routine oxygen therapy at a
https://doi.org/10.1542/peds.2015- resource-limited hospital in Kenya.
2651 Journal of Pediatrics and Child Health, 1–
Asmarani, Saimin, J., Faisal, M., & 7. https://doi.org/10.1111/jpc.13742
Wicaksono, S. (2018). Peningkatan berat Moshiro, R., Mdoe, P., & Perlman, J. M.
badan ibu hamil mempengaruhi berat (2019). A Global View of Neonatal
badan lahir bayi di daerah pesisir. Asphyxia and Resuscitation. Frontiers in
Preventif Journal, 70–74. Pediatrics, 7 (November), 1–6.
Bajaj, M., Natarajan, G., Shankaran, S., https://doi.org/10.3389/fped.2019.0048
Wyckoff, M., Laptook, A. R., Bell, E. F., … 9
Wiggins, S. A. (2018). Delivery Room Oktavianty, A., & Asthiningsih, N. W. W.
Resuscitation and Short-Term Outcomes (2020). Hubungan Usia Gestasi , Paritas
in Moderately Preterm Infants. Journal of dan Kehamilan Ganda dengan Kejadian
Pediatrics, 195, 33–38.e2. Respiratory Distress Sindrome ( RDS )
https://doi.org/10.1016/j.jpeds.2017.11 pada Neonatus di RSUD Abdul Wahab
.039 Sjahranie. Borneo Student Research, 1(3),
Crump, C., Sundquist, J., Winkleby, M. A., & 1791–1798.
Sundquist, K. (2019). Articles Gestational Oygür, N., Önal, E. E., & Zenciroğlu, A. (2018).
age at birth and mortality from infancy Turkish Neonatal Society national
into mid-adulthood : a national cohort guideline for the delivery room
study. The Lancet Child and Adolescent management. Turk Pediatri Arsivi, 53,
Health, 4642(19), 1–10. S3–S17.
https://doi.org/10.1016/S2352- https://doi.org/10.5152/TurkPediatriAr
4642(19)30108-7 s.2018.01803
Foster, J. P., Dawson, J. A., Davis, P. G., & Pratama, S. A., & Hanum, L. (2018). Angka
Dahlen, H. G. (2017). Routine oro / kejadian asfiksia neonatorum pada bayi
nasopharyngeal suction versus no dengan berat badan lahir rendah di rsud
suction at birth ( Review ). Cochrane goeteng taroenadibrata purbalingga 1.
Database of SystematicReviews, (4). Herb-Medicine Journal, 1, 92–97.
https://doi.org/10.1002/14651858.CD0 Rainaldi, M. A. (2016). Pathophysiology of
10332.pub2.www.cochranelibrary.com birth asphyxia. Clinics in Perinatology,
Grace, L., Greer, R. M., & Kumar, S. (2015). 43(3), 409–422.
Perinatal consequences of a category 1 https://doi.org/10.1016/j.clp.2016.04.0
caesarean section at term. BMJ Open, 02
5(7). https://doi.org/10.1136/bmjopen- Rohsiswatmo, R., Oswari, H., Setyanto, D. B.,
2014-007248 & Tjitra, T. (2013). Efektivitas T-Piece
Harris-haman, P. A., Zukowsky, K., Kayton, resuscitator sebagai pengganti continous
A., Timoney, P., Vargo, L., & Perez, J. A. positive airway pressure dini pada bayi
(2017). A review of oxygen physiology and prematur dengan distres pernapasan.
appropriate management of oxygen levels Sari Pediatri, 14(6), 374–378. Retrieved
in premature neonates. Clinical Issues in from
Neonatal Care, 0(0), 1–7. https://www.saripediatri.org/index.php/
https://doi.org/10.1097/ANC.00000000 sari-pediatri/article/download/335/275
00000434 Shi, Y., Muniraman, H., Biniwale, M., &
Limaso, A. A., Dangisso, M. H., & Hibstu, D. T. Ramanathan, R. (2020). A Review on
(2020). Neonatal survival and Non-invasive Respiratory Support for
determinants of mortality in Aroresa Management of Respiratory Distress in
district , Southern Ethiopia : a Extremely Preterm Infants, 8(May), 1–17.
prospective cohort study. BMC Pediatrics, https://doi.org/10.3389/fped.2020.0027
1–8. 0
Maringga, E. G., Ike, N., & Sari, Y. (2017). Siddiqui, A., Cuttini, S. M., Wood, R., Velebil,
Hubungan Usia Gestasi dan Kejadian P., Delnord, M., Zile, S. I., … Gissler, M.
Asfiksia Neonatorum di RSUD (2017). Can the Apgar Score be used for
Kabupaten Kediri. Midwiferia, (7). international comparisons of newborn
Retrieved from health?, 338–345.
http://ojs.umsida.ac.id/index.php/midw https://doi.org/10.1111/ppe.12368
iferia/article/view/1576/1141 Sones, J. L., & Davisson, R. L. (2016).
Marshall, S., Lang, A. M., Perez, M., & Preeclampsia, of mice and women.
Saugstad, O. D. (2020). Delivery room Physiological Genomics, 48(8), 565–572.

78
Indonesian Contemporary Nursing Journal, 6(2), 2022, 70-79

https://doi.org/10.1152/physiolgenomic Umar, N., Masulili, F., & Nurmalisa, B. E.


s.00125.2015 (2020). Analysis of The Suitability of
Sudarti, & Fauziah, A. (2020). Asuhan Neonatal Resuscitation Procedures with
Neonatus, Risiko tinggi dan kegawatan. Birth Asphyxia at High Risk Patients
yogyakarta: Nuha Medika. Room of Anutapura General Hospital
Sulianty, A., & Faiqah, S. (2018). Berat badan Nurlailah Umar * , Fitria Masulili , Baiq
dan kadar HB janin dengan nilai apgar Emy Nurmalisa. Jurnal Kesehatan
bayi baru lahir yang mengalami asfiksia Masyarakat, 14(1), 58–67.
di rsudp ntb tahun 2016. Jurnal WHO. (2020). Monitoring Health for the SDGs,
Kesehatan Prima, I(V), 105–111. Sustainable Development Goals. Orphanet
Swanson, J. R., & Sinkin, R. A. (2015). Journal of Rare Diseases (Vol. 21).
Transition from fetus to newborn. World Health Organization. (2016). Oxygen
Pediatric Clinics of NA. therapy for children. Retrieved August
https://doi.org/10.1016/j.pcl.2014.11.0 25, 2020, from
02 http://apps.who.int/iris/bitstream/1066
Tasew, H., Zemicheal, M., Teklay, G., Mariye, 5/204584/1/9789241549554.eng.pdf
T., & Ayele, E. (2018). Risk factors of Wosenu, L., Worku, A. G., Teshome, D. F., &
birth asphyxia among newborns in public Gelagay, A. A. (2018). Determinants of
hospitals of Central. BMC Research birth asphyxia among live birth
Notes, 1–7. newborns in University of Gondar referral
https://doi.org/10.1186/s13104-018- hospital, northwest Ethiopia: A case-
3611-3 control study. PLoS ONE, 13(9), 1–12.
Teresa J. Witcher, Shadi Jurdi, Vidhya Kumar, https://doi.org/10.1371/journal.pone.0
Aditi Gupta, Russell R. Moores Jr., J. K. 203763
& H. J. R. (2018). Neonatal Resuscitation Zareen, Z., Hawkes, C. P., Krickan, E. R.,
and Adaptation Score vs Apgar: newborn Dempsey, E. M., & Ryan, C. A. (2013). In
assessment and predictive ability. vitro comparison of neonatal suction
Journal of Perinatology. Retrieved from catheters using simulated “ pea soup ”
https://www.nature.com/articles/s4137 meconium. Arch Dis Child Fetal Neonatal.
2-018-0189-5 https://doi.org/10.1136/archdischild-
Thavarajah, H., Flatley, C., & Kumar, S. 2012-302495
(2017). The relationship between the five
minute Apgar score , mode of birth and
neonatal outcomes. The Journal of
Maternal-Fetal & Neonatal Medicine,
7058(December).https://doi.org/10.1080
/14767058.2017.1315666

79

You might also like