Nurdin (Analisa) (381-386)
Nurdin (Analisa) (381-386)
Abstact
Kampar District is traversed by two large rivers and several small rivers, including
Kampar River which is ± 413.5 km long with an average depth of 7.7 m, and an average
width of 143 m. Referring to Central Statistics Agency Kampar Regency (2015), Kampar
residents numbered 703,005 people with a growth of 2.57% that exceeded the national
population growth in 2010 of 1.49%. The Kampar Kanan River has a much larger flood
impact than Kampar Kiri River because the majority of the population lives along the banks
of the Kampar Kanan River. Areas that are always targeted need to be mapped in the form
of flood vulnerability maps within Kampar regency. To map areas susceptible to flooding in
Kampar District can be done using remote sensing data based on Geographic Information
System (GIS). Analysis of the overlay map results as an indicator of flooding in 4 flood
vulnerability classes in Kampar regency. Overlaid maps consist of Rainfall Map, Slope
Map, Land Use Map and Geological Map, which resulted in the widest area in Kampar
District in the prone category of 459,977.89 ha or 42.86% of the district area. The second
sequence is in the non-vulnerable category 236,082.39 ha or 22.00%. While the order of the
3rd area is in very vulnerable category that is 219.279.54 ha or 20.43%, and the smallest
area is in the safe category of 157,835.01 ha or 14.71% of Kampar Regency area.
381
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat
Universitas Riau
Prosiding Seminar Nasional Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Secara Terpadu 2017
382
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat
Universitas Riau
Prosiding Seminar Nasional Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Secara Terpadu 2017
BPDAS Indragiri Rokan, Data Curah R = Selisih skor maksimum dan skor
Hujan hasil pengukuran curah hujan di minimum
4 stasiun hujan dari BWS Sumatera III, n = Jumlah kelas kerawanan banjir
Peta penggunaan lahan Provinsi Riau
tahun 2011 dari BPDAS Indragiri Rokan 3. HASIL DAN PEMABAHASAN
sebagai acuan pembuatan Peta
Penggunaan lahan tahun 2014, Citra Curah Hujan
Satelit Landsat tahun 2014 untuk Berdasarkan 4 stasiun pengukur
keperluan peta penggunaan lahan di hujan di Kabupaten Kampar, didapat data
Kabupaten Kampar tahun 2014, dan Peta curah hujan tahunan rata-rata dari 1
Gelogi Sumatera yang diperoleh dari Januari 2010 – 31 Desember 2014.
BPDAS Indragiri Rokan. Pengumpulan Dengan menggunakan metode Poligon
data primer melalui survey langsung Thiessen didapat curah hujan terendah
ke lapangan untuk : Mendapatkan 2.271,84 mm pada stasiun curah hujan
informasi penutup lahan dan lokasi Pasar Kampar, sedangkan curah hujan
kejadian banjir, dan kunjungan ke tahunan tertinggi adalah 2.836,65 mm
masyarakat serta melakukan wawancara. terdapat pada stasiun hujan Petapahan.
Analisa nilai kerawanan banjir di Pembagian kelas curah hujan oleh Asdak
Kabupaten Kampar dilakukan adalah (2010) terdapat 5 kelas, curah hujan.
terhadap 4 parameter yang diambil Kelas curah hujan dan pemberian skor
sebagai indikator kerawanan banjir yaitu : disajikan dalam Tabel 1. Nilai skor
Penggunaan lahan/penutup lahan, curah diberikan berdasarkan pengaruh curah
bujan, kemiringan lereng, dan formasi hujan terhadap kemungkinan terjadinya
jenis geologi batuan. Nilai kerawanan banjir, skor tertinggi 100 diberikan pada
banjir ditentukan dari total penjumlahan curah hujan diatas 2.500 mm, sedangkan
skor seluruh parameter yang dipakai skor terendah 20 diberikan pada curah
dalam analisis (yang berpengaruh hujan terendah yakni dibawah 1.000 mm.
terhadap banjir). Daerah yang sangat
rawan terhadap banjir mempunyai total Tabel 1. Kelas dan nilai skor curah hujan
skor yang tinggi, sebaliknya daerah yang tahunan terhadap rawan banjir di
tidak rawan terhadap banjir akan Kabupaten Kampar
mempunyai total skor yang rendah dapat Curah Hujan Nilai
No
cari menggunakan persamaan sebagai (mm) skor
berikut: 1 < 1.000 (sangat rendah) 20
K i 1 (W1 xX i )
n
2 1001 - 1500 (rendah) 40
3 1501 - 2000 (sedang) 60
dengan :
4 2001 - 2500 (tinggi) 80
K = Nilai kerawanan
5 > 2500 (sangat tinggi) 100
Wi = Bobot untuk parameter ke-i
I = Lebar interval Kemiringan Lahan
X i = Skor kelas pada parameter ke-i Peta kelas lereng tanah di
Menurut Kingma (1991) dalam Kabupaten Kampar dari berasal dari Peta
Handani, et al. (2014) untuk Kelas lereng DAS dalam Provinsi Riau
menentukan tingkat kerawanan dapat dari BPDAS Indragiri Rokan hanya
ditentukan dengan persamaan sebagai terdapat 4 kelas lereng sejalan Asdak
berikut: (2010) yang membagi kelas kemiringan
R tanah dalam 4 kelas. Kemiringan tertinggi
I diatas 40% mempnyai luasan 283.708,00
n
dengan : ha (26,50%), sedangkan kerimiringan
383
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat
Universitas Riau
Prosiding Seminar Nasional Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Secara Terpadu 2017
yang sangat keras dan sangat sulit untuk lahan diberi bobot 0,3 dan peta geologi
ditembus air, sedangkan warna muda 0,2. Pertimbangan pemberian bobot ini
adalah formasi jenis batuan yang mudah berdasarkan besarnya pengaruh masing-
ditembus oleh air, sejalan dengan masing parameter terhadap kerawanan
Raharjo. et al. (2011) dimana, wilyah banjir dan juga berdasarkan jurnal-jurnal
yang sering mendapatkan banjir sering terdahulu yang relevan terhadap kajian ini
terjadi pada bentuk lahan fluviatil, yaitu seperti disajikan dalam Tabel 5.
pada dataran aluvium dan dataran
fluviatil. Dari 16 formasi jenis batuan 5.REFERENSI
yang ada di Kabupaten Kampar, skor
tertinggi dengan nilai 100 diberikan pada [1] Castleman, Kenneth R., 2004, Digital
formasi jenis batuan Aluvium, Aluvium Image Processing, Vol. 1, Ed.2, Prentice
tua, Aluvium muda, Anggota Tanjung Hall, New Jersey.
Pauh, Batuan Gunungapi Rhyo-andesite, [2] Gonzales, R., P. 2004, Digital Image
sedangkan skor terendah 20 diberikan Processing (Pemrosesan Citra Digital),
pada Granit ulak, Granit dan Granit Pulau Vol. 1, Ed.2, diterjemahkan oleh
Gading seperti disajikan dalam Tabel 4. Handayani, S., Andri Offset,
Yogyakarta.
Tabel 4. Jenis formasi geologi dan nilai [3] Wyatt, J. C, dan Spiegelhalter, D., 1991,
skor rawan banjir. Field Trials of Medical Decision-Aids:
No JENIS FORMASI Skor Potential Problems and Solutions,
1 Aluvium, Aluvium Muda, Aluvium 100 Clayton, P. (ed.): Proc. 15th Symposium
muda, Formasi Tanjung Pauh, Batuan on Computer Applications in Medical
Gunungapi Rhyo-andesite, Formasi Care, Vol 1, Ed. 2, McGraw Hill Inc,
Bahorok New York.
2 Formasi Brani, Formasi Gunugapi 80
Koto Alam, Formasi Kuantan, [4] Yusoff, M, Rahman, S.,A., Mutalib, S.,
Formasi Minas, Formasi Palembang, and Mohammed, A. , 2006, Diagnosing
Formasi Ombilin, Application Development for Skin
3 Formasi Pematang, Formasi Petani, Disease Using Backpropagation Neural
Formasi Sihapes 60
Network Technique, Journal of
Information Technology, vol 18, hal 152-
4 Formasi Telisa, Formasi Tahur 40
159.
5 Granit, Granit Ulak, Granit Pulau
Gading 20
386
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat
Universitas Riau