Artikel 238
Artikel 238
Artikel 238
1, Februari 2023
ABSTRACT
Dental and oral health care services are planned dental and oral health services, aimed at certain groups
that can be followed within a certain period, carried out continuously in the simple promotive, preventive
and curative fields provided to individuals, groups and communities. Health problems in Indonesia are
currently hot with the term stunting. Stunting is a health problem that stems from malnutrition which
causes a child's height to be lower than the height of other children of the same age. The incidence of
stunting in toddlers is still a health problem not only nationally, but also globally. Stunting was found to
have a significant correlation with various dental health problems. The Global Burden of Disease Study in
2016 estimates that around 3.58 billion people worldwide have oral health problems with 486 million
children suffering from primary dental caries. The number of caries in primary teeth was found to be high
in underweight and stunted children. Oral health is an important component of comprehensive body
health. A healthy oral cavity can facilitate proper consumption of nutritious foods, maintain quality of
life, and maintain productivity. Children's oral health is a complex concept and involves various factors,
such as genetic, biological, behavioural, social, and environmental. Maintaining the health of the child's
oral cavity is one of the important steps that must be taken by parents in maintaining the health and
growth of children in a comprehensive manner
ABSTRAK
Pelayanan asuhan kesehatan gigi dan mulut adalah pelayanan kesehatan gigi dan mulut yang
terencana, ditujukan kepada kelompok tertentu yang dapat diikuti dalam kurun waktu tertentu
diselenggarakan secara berkesinambungan dalam bidang promotif, preventif, dan kuratif sederhana
yang diberikan kepada individu, kelompok, dan masyarakat. Masalah kesehatan di Indonesia sekarang
ini sedang hangat dengan istilah stunting. Stunting adalah masalah kesehatan yang bersumber pada
malnutrisi yang menyebabkan tinggi badan anak lebih rendah dari tinggi badan anak lainnya yang
seumuran. Kejadian stunting pada balita hingga saat ini masih menjadi masalah kesehatan tidak hanya
secara nasional, tetapi juga secara global. Stunting ditemukan memiliki korelasi yang signifikan dengan
berbagai masalah kesehatan gigi. Studi Global Burden of Disease pada 2016 memperkirakan bahwa
sekitar 3,58 miliar orang di seluruh dunia memiliki masalah kesehatan mulut dengan 486 juta anak
menderita karies gigi sulung. Jumlah karies gigi sulung ditemukan tinggi pada anak-anak dengan berat
badan kurang dan stunting. Kesehatan mulut adalah komponen penting dalam kesehatan tubuh yang
komprehensif. Rongga mulut yang sehat dapat memfasilitasi konsumsi makanan bergizi dengan benar,
menjaga kualitas hidup, dan menjaga produktivitas. Kesehatan mulut anak-anak adalah konsep yang
kompleks dan melibatkan berbagai faktor, seperti genetik, biologis, perilaku, sosial, dan lingkungan.
Menjaga kesehatan rongga mulut anak adalah salah satu langkah penting yang harus diambil orang tua
dalam menjaga kesehatan dan pertumbuhan anak secara komprehensif
PENDAHULUAN
Masalah kesehatan di Indonesia sekarang ini sedang hangat dengan istilah stunting.
Stunting adalah masalah kesehatan yang bersumber pada malnutrisi yang menyebabkan
tinggi badan anak lebih rendah dari tinggi badan anak lainnya yang seumuran. Kejadian
stunting pada balita hingga saat ini masih menjadi masalah kesehatan tidak hanya secara
nasional, tetapi juga secara global. Prevalensi stunting di Indonesia adalah yang paling tinggi
dibandingkan masalah gizi lain seperti gizi buruk, wasting dan underweight. Data riskesdas
tahun 2007 menunjukkan prevalensi balita pendek di Indonesia sebesar 36,8%, namun pada
tahun 2013 mengalami peningkatan sebesar 0,4% menjadi 37,2%. Pada tahun 2018
mengalami penurunan sebesar 6,4% menjadi 30,8% (Kemenkes RI, 2019). Angka prevalensi
stunting pada tahun 2018 telah mengalami penurunan, namun stunting dinilai masih menjadi
permasalahan yang serius di Indonesia. Menurut standar WHO, suatu negara dikatakan
memiliki masalah stunting apabila prevalensi menunjukkan nilai >20%. Secara nasional,
Sulawesi Selatan menempati urutan ke 4 jumlah balita stunting (Kementerian Kesehatan RI,
2018).
Anak yang mengalami malnutrisi cenderung memiliki masalah kesehatan lainnya,
salah satunya adalah masalah gigi. Salah satu jurnal kedokteran gigi menyatakan bahwa
stunting dapat meningkatkan resiko terjadinya karies gigi. Hal ini disebabkan karena anak
stunting memiliki masalah fungsi saliva. Saliva mempunyai fungsi sebagai buffer, pembersih,
anti pelarut, dan antibakteri rongga mulut (Asrin et al., 2013). Stunting atau kegagalan
pertumbuhan tubuh pada balita dapat menyebabkan berbagai masalah bagi balita,
diantaranya yaitu dapat mempengaruhi waktu erupsi gigi susu dan meningkatkan resiko
terjadinya karies gigi.
Stunting ditemukan memiliki korelasi yang signifikan dengan berbagai masalah
kesehatan gigi. Studi Global Burden of Disease pada 2016 memperkirakan bahwa sekitar 3,58
miliar orang di seluruh dunia memiliki masalah kesehatan mulut dengan 486 juta anak
menderita karies gigi sulung. Jumlah karies gigi sulung ditemukan tinggi pada anak-anak
dengan berat badan kurang dan stunting. Karies gigi pada anak-anak dapat menyebabkan
gangguan makan dan tidur yang mengakibatkan terganggunya konsumsi nutrisi dan sekresi
hormon pertumbuhan. Kondisi stunting dapat menyebabkan perkembangan anak terganggu
diantaranya gangguan perkembangan pada rongga mulut. Anak stunting lebih rentan untuk
terkena karies gigi karena terjadi perubahan karakteristik saliva seperti penurunan laju alir
dan pH (Abdat et al., 2020).
Menurut WHO pada tahun 2016, intervensi nutrisi selama kehamilan adalah salah satu
prioritas utama dalam ANC. Nutrisi yang buruk pada ibu hamil akan menyebabkan gangguan
pada ibu dan janin. Rongga mulut adalah pintu masuk pertama ke makanan ke dalam tubuh
sebelum diproses lebih lanjut di saluran pencernaan (GIT), oleh karena itu kesehatan mulut
yang buruk akan menyebabkan penurunan penyerapan nutrisi dan dapat menyebabkan ibu
kekurangan nutrisi sehingga dapat mempengaruhi janin. Selain itu, penyakit pada rongga
mulut, salah satunya adalah periodontitis, dapat menyebabkan masalah janin seperti
preeklampsia. Ini telah mendorong dokter gigi Indonesia untuk menjaga kesehatan mulut
yang baik pada wanita hamil (Arnisam et al., 2013).
Stunting di Indonesia memiliki hubungan dengan kondisi kesehatan rongga mulut pada
ibu dan anak melalui pengaruh pemberian makanan dan gizi oleh ibu yang berhubungan
dengan pendidikan, perilaku, dan keadaan sosial ekonomi keluarga (Ahmad et al., 2022).
23
JEUMPA: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat (e-ISSN:2964-6731) Vol. 2, No.1, Februari 2023
Dokter gigi memiliki peran penting dalam mengurangi stunting di Indonesia melalui peran
yang disesuaikan dengan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Sementara itu,
studi lebih lanjut masih diperlukan.
Mengidap penyakit tertentu dalam jangka waktu yang lama merupakan factor
penyebab stunting. Salah satu penyakit yang berlangsung lama adalah karies gigi. Karies gigi
menjadi variable yang menyebabkan treganggunya fungsi pengunyahan dan mempengaruhi
nafsu makan dan intake gizi sehingga dapat mengakibatkan gangguan pertumbuhan yang
pada akhirnya akan mempengaruhi status gizi anak.
Pelayanan asuhan kesehatan gigi dan mulut adalah pelayanan kesehatan gigi dan
mulut yang terencana, ditujukan kepada kelompok tertentu yang dapat diikuti dalam kurun
waktu tertentu diselenggarakan secara berkesinambungan dalam bidang promotif, preventif,
dan kuratif sederhana yang diberikan kepada individu, kelompok, dan masyarakat.
Kesehatan mulut adalah komponen penting dalam kesehatan tubuh yang
komprehensif. Rongga mulut yang sehat dapat memfasilitasi konsumsi makanan bergizi
dengan benar, menjaga kualitas hidup, dan menjaga produktivitas. Kesehatan mulut anak-
anak adalah konsep yang kompleks dan melibatkan berbagai faktor, seperti genetik, biologis,
perilaku, sosial, dan lingkungan. Menjaga kesehatan rongga mulut anak adalah salah satu
langkah penting yang harus diambil orang tua dalam menjaga kesehatan dan pertumbuhan
anak secara komprehensif.
METODE PELAKSANAAN
Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini disusun bersama tim dosen pengabdian
bekerjasama dengan Bidan dan Kader serta mahasiswa STIKES Amanah Makassar yang
bertujuan untuk memberikan informasi tentang hubungan stunting dengan kesehatan gigi
dan mulut.
Sebelum kegiatan dilaksanakan, tim pengabdi meminta izin untuk pelaksanaan kegiatan
pengabdian kepada masyarakat di Posyandu Dahlia IV kelurahan Minasaupa Kecamatan
Rappocini kota Makassar. Selanjutnya tim pengabdian kepada masyarakat menyusun usulan
proposal kegiatan pengabdian kepada masyarakat untuk diajukan kepada Kepala Lembaga
Penelitian Dan Pengabdian Masyarakat STIKES Amanah Makassar.
Persiapan yang dilakukan oleh tim pelaksana pengabdian kepada masyarakat dengan
mempersiapkan modul dan materi yang akan diberikan kepada masyarakat, serta konsumsi
untuk peserta kegiatan. Sasaran dalam kegiatan ini adalah masyarakat dan ibu hamil.
Adapun kegiatan yang dilakukan berupa penyuluhan tentang apa itu stunting dan
bahayanya serta penyuluhan tentang hubungan stunting dengan kesehatan gigi dan mulut;
24
JEUMPA: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat (e-ISSN:2964-6731) Vol. 2, No.1, Februari 2023
Pada kegiatan ini juga dilakukan pemeriksaan tingi badan dan berat badan
berdasarkan umur pada balita untuk melihat ada tidaknya indikasi stunting pada anak
tersebut dengan rata-rata hasil yang didapatkan yakni masih dibatas normal pada garis kartu
menuju sehat balita.
25
JEUMPA: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat (e-ISSN:2964-6731) Vol. 2, No.1, Februari 2023
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, A., Wagustina, S., Dwiriani, C. M., Estuti, W., Salfiyadi, T., & Fitrianingsih, E. (2022).
The Efficacy of Nutrition Education on Anemia and Upper Arm Circumference among
Pregnant Women in Aceh Besar District of Indonesia during the Covid-19 Pandemic. 17(28),
27–36.
Arnisam, Salfiyadi, T., & Lura, S. L. (2013). Hubungan Asupan Mineral Zinc (Seng) Dan Vitamin
A dengan Kejadian Diare pada Balita Di Kecamatan Seulimeum. Idea Nursing Journal, 4(3),
66–73.
Asrin, T., Arnisam, & Salfiady, T. (2013). Pengaruh Konsumsi Soft Drink terhadap Kejadian
Obesitas Pada Remaja Putri SMAN 2 Kota Banda Aceh. Idea Nursing Journal, 4(3), 60–65.
Aviva, N. N., Pangemanan, D. H., & Anindita, P. S. (2020). Gambaran Karies Gigi Sulung pada
Anak Stunting di Indonesia. e-GiGi, 8(2).
Beal, T., Tumilowicz, A., Sutrisna, A., Izwardy, D., & Neufeld, L. M. (2018). A review of child
stunting determinants in Indonesia. Maternal & child nutrition, 14(4), e12617.
Dedi ZA, Sri YI, dan Hadyana S. Analisis sebaran dan faktor risiko stunting pada balita di
Kabupaten Purwakarta. Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran,
26
JEUMPA: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat (e-ISSN:2964-6731) Vol. 2, No.1, Februari 2023
27