Naskah Publikasi
Naskah Publikasi
Naskah Publikasi
Oleh:
TSABITA FIKI AMALIA
A510140247
Abstrak
Pembentukan karakter dan kecakapan hidup adalah hal yang perlu diperhatikan
dengan baik oleh dunia pendidikan. Namun, nampaknya pelaksanaannya,
pendidikan karakter yang ada belum dapat sepenuhnya tertanam dalam jiwa
peserta didik. Penelitian ini bertujuan untuk: 1) Menganalisa nilai-nilai dan
karakter yang terkandung dalam Janji Pelajar Muhammadiyah; 2)
Mendeskripsikan cara SD STKIP Muhammadiyah Bangka Belitung dalam
menginternalisasikan nilai dan karakter tersebut pada peserta didik; Penelitian ini
dilakukan di SD STKIP Muhammadiyah Bangka Belitung. Penelitian ini ditulis
dalam penelinitai kualitatif fenomenologi dengan wawancara, observasi, dan
dokumentasi sebagai instrumen pengumpulan data. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa: 1) Nilai karakter yang terkandung dalam Janji Pelajar Muhammadiyah,
Religius, Bekerja keras, Mandiri, Peduli sosial, Menghargai prestasi, nasionalisme
dan cinta tanah air; 2) Internalisasi nilai karakter Janji Pelajar Muhammadiyah di
SD STKIP Muhammadiyah Bangka Belitung diterapkan selama siswa berada di
sekolah melalui beberapa program khusus. Diantaranya: FORTASI, Among
siswa, Upacara, Shalat Dhuha, Operasi Semut, BTQ-H, Pembelajaran dalam
Kelas, Tidur siang, Baksos dan Aksi Solidaritas, serta home visit.
Abstract
The formation of character and life skills is a matter of concern to the educational
world. However, it seems that its implementation, the education of existing
characters can not be fully embedded in the learner's soul. This study aims to: 1)
Analyze the values and characters contained in the promise of muhammadiyah
students (Janji Pelajar Muhammadiyah); 2) Describe the way of SD STKIP
Muhammadiyah Bangka Belitung in internalizing the value and character to the
learners; This research was conducted in SD STKIP Muhammadiyah Bangka
Belitung. This research is written in qualitative research phenomenology by
interview, observation, and documentation as an instrument of data collection.
The results show that: 1) The value of the characters contained in the Janji Pelajar
Muhammadiyah are Religious, Hard work, self supporting, social concern,
apereciate achievement, nasionalism and love of the nation 2) Internalization of
Janji Pelajar Muhammadiyah in SD STKIP Muhammadiyah Bangka Belitung is
1
applied as long as students are in school through some special programs. Among
the students are: FORTASI, Among siswa, Ceremonies, Dhuha Prayers, operasi
semut, BTQ-H, Napping, Baksos and Solidarity Actions, and also Home visit.
1. PENDAHULUAN
Socrates, seorang filsuf dunia menyatakan bahwa tujuan paling dasar dari
pendidikan adalah untuk membuat seseorang menjadi “good and smart”.
Good yaitu menjadi manusia yang memiliki budi pekerti yang baik,
menggunakan ilmunya untuk hal-hal yang baik, serta memiliki Emotional
Quotient yang baik. Sedangkan Smart diartikan sebagai manusia yang
memiliki wawasan yang luas dan memiliki keunggulan dalam Intelectual
Quotient. Berdasarkan uraian Socrates tersebut, dapat disimpulkan bahwa
sistem pendidikan yang baik adalah pendidikan yang berhasil mencetak
manusia berkarakter yang sangat dibutuhkan dalam membangun sebuah
bangsa yang besar.
Dalam penyelenggaraan pendidikan, faktor pembentukan karakter
dan kecakapan hidup adalah hal yang perlu diperhatikan dengan baik. Namun,
nampaknya pelaksanaannya, pendidikan karakter yang ada belum dapat
sepenuhnya tertanam dalam jiwa peserta didik. Hal ini diperkuat dengan
maraknya perilaku-perilaku menyimpang yang dilakukan oleh pelajar sebagai
dampak dari globalisasi yang terjadi di Indonesia. Beberapa perilaku yang
mencoreng citra pelajar dan lembaga pendidikan adalah maraknya mencontek,
bullying, dan diskriminasi di kalangan pelajar. Selain itu, banyak kasus
kenakalan pelajar seperti mabuk-mabukan, pergaulan bebas, penyalahgunaan
narkoba, bahkan kerap kali menjurus pada tindak kriminal dan kekerasan yang
meresahkan masyarakat (Uliana, 2013:165).
Berdasarkan masalah-masalah tersebut, Muhammadiyah sebagai
organisasi yang banyak berperan dalam pendidikan tidak lantas tinggal diam.
Muhammadiyah yang telah berdiri sejak abad 20 bertujuan memajukan
pendidikan Indonesia dengan melakukan strategi baru. Pembaruan ini berupa
pemahaman nilai-nilai islami murni tanpa pengaruh nilai-nilai dari keyakinan
2
lain seperti takhayul, bid‟ah, dan khurafat (Ariyanti, 2011:2). Hal ini bertujuan
untuk menyejahterakan kehidupan umat islam di Indonesia.
Strategi yang diusung oleh K. H Ahmad Dahlan dirasa sangat cocok
dengan masyarakat Indonesia. Berawal dari pendidikan, kini Muhammadiyah
banyak melahirkan sub-organisasi yang disebut Organisasi Otonom
(ORTOM) seperti IMM, IPM, Aisyiah, Nasyiatul „Aisyiah, dll. Salah satu
ORTOM yang di khususkan bagi pelajar adalah Ikatan Pelajar
Muhammadiyah (IPM). Dari organisasi inilah kemudian lahir sebuha ikrar
yang dinamakan Janji Pelajar Muhammadiyah.
Janji Pelajar Muhammadiyah kini sering diucapkan saat upacara,
pembuka acara, atau apel IPM dan sekolah-sekolah Muhammadiyah. Ikrar ini
terdiri dari 6 butir janji yang sarat makna dan spirit bagi pelajar
Muhammadiyah. Di dalamnya terkandung karakter yang wajib di contoh
terutama bagi kader Muhammadiyah, diantaranya hormat, patuh, bersungguh-
sungguh, bekerja keras, mandiri, berprestasi, dll. Karakter-karakter tersebut
sangat penting dimiliki oleh pelajar.
Sama seperti sekolah di bawah naungan Muhammadiyah lainnya, SD
STKIP Muhammadiyah Bangka Belitung senantiasa menanamkan butir-butir
ikrar tersebut dalam kehidupan sehari-hari peserta didiknya. Di awali dengan
mengucapkan Janji Pelajar Muhammadiyah setiap pagi sebelum memulai
aktivitas diharapkan poin-poin karakter di dalamnya dapat tertanam pada diri
siswa.
Internalisasi sebagimana yang tertulis pada Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI), merupakan penghayatan terhadap suatu ajaran atau nilai
sehingga menjadi keyakinan dan kesadaran akan kebenaran nilai yang
diwujudkan dalam sikap dan perilaku.
Humannira (2016:13) menyimpulkan pengertian internalisasi dari
Kalidjernih bahwa internalisasi merupakan proses belajar manusia sehingga ia
dapat diterima menjadi bagian dari masyarakat dan dapat mengambil nilai dari
perilaku kelompoknya di masyarakat.Nilai adalah kepercayaan-kepercayaan
yang digeneralisasi dan berfungsi sebagai garis pembimbing untuk menyeleksi
tujuanyang akan dipilih unutk dicapai.
3
Hermawan kertajaya (2010:3) menyatakan bahwa karakter adalah
ciri khas yang dimiliki suatu benda atau individu. Ciri khas ini yang
mendorong individu bergerak, bertindak melakukan sesuatu. Ciri khas ini juga
yang diingat oleh orang lain dan menentukan suka atau tidak terhadap individu
tersebut.Berdasarkan beberapa pendapat diatas, dapat dikemukakan bahwa
karakter adalah sifat yang dimiliki seorang individu sebagai alasan melakukan
sesuatu yang menjadikannya berbeda dengan orang lain.
Pembentukan karakter dapat dilakukan dengan berbagai strategi,
baik dirumah maupun di sekolah. di rumah, karakter dibentuk oleh orang tua
dan lingkungan sekitar rumah. Di sekolah, karakter terbentuk melalui
lingkungan sekolah dan warga sekolah seperti guru, staff, dan siswa lain.
2. METODE
Jenis penelitian yang diambil adalah penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif
didasarkan pada upaya membangun pandangan mereka yang diteliti yang
rinci, dibentuk dengan kata-kata, gambaran holistik dan rumit (Moleong,
2013: 6)
“Fenomenologi tidak berasumsi bahwa peneliti mengetahui arti sesuatu
bagi orang-orang yang sedang diteliti oleh mereka. Yang ditekankan
oleh kaum fenomenologis ialah aspek subjektif dari perilaku orang.
Mereka berusaha untuk masuk ke dalam dunia konseptual para subjek
yang ditelitinya sedemikian rupa sehungga mereka mengerti apa dan
bagaimana suatu pengertian yang dikembangkan oleh mereka di sekitar
peristiwa dalam kehidupannya sehaari hari.” (Moleong, 2013: 17)
Berdasarkan jabaran diatas maka penelitian ini mengambil
penelitian kualitatif dengan desain fenomenologi. Untuk mengumpulkan data
dari penelitian ini menggunakan beberapa teknik, yaitu:
a. Observasi Partisipatif
Penyaksian terhadap peristiwa–peristiwa itu bisa dengan mengamati
atau melihat, mendengarkan, merasakan, kemudian dicatat seobjektif
mungkin (Gulo, W. 2002: 116). Observasi partisipatif (Danin, 2002:
123) memainkan peran selayaknya yang dilakukan oleh subjek
4
penelitian. Melibatkan peran peneliti dalam melakukan penelitian, jadi
peneliti ikut ambil bagian dalam melakukan observasi.
b. Wawancara
Menurut Moleong (2013: 186) “wawancara adalah percakapan dengan
maksud tertentu”. Wawancara yang digunakan adalah, wawancara
terstruktur dan tidak terstruktur. “Wawancara terstruktur adalah
wawancara yang pewawancaranya menetapkan sendiri masalah dan
pertanyan-pertanyaan yang akan diajukan” Moleong (2013: 190).
Dan dibantu oleh wawancara tidak terstruktur dalam mencari
informasi yang baru saja ditemukan maupun mencari data yang
mendalam, Wawancara tidak terstruktur lebih bebas daripada
terstruktur, dan responden terdiri atas mereka yang terpilih saja
Moleong (2013: 191). Pada wawancara ini akan dilakukan dengan
kepala sekolah, guru, dan staff SD STKIP Muhammadiyah Bangka
Belitung
c. Dokumen
Sugiyono (2015: 329) “Dokumen merupakan catatan peristiwa yang
sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, ataupun
karya-karya monumental dari seseorang”. Moleong (2013: 216)
Dokumen digunakan sebagai sumber data dimanfaatkan untuk
menguji, menafsirkan, bahkan untuk meramalkan. Dokumen ini juga
dijadikan alat pendukung guna menguatkan teknik pengumpulan data
lainnya.
Bungin (2011: 264) Triangulasi sumber data dilakukan dengan
membandingkan dan mengecek baik derajat kepercayaan suatu
informasi diperoleh dari waktu dan cara yang berbeda dalam metode
kualitatif yang dilakukan dengan Paton (1987) dalam Bungin (2011:
264),
Dalam mengecek keabsahan data dengan membandingkan
informasi yang didapatkan dengan hasil observasi yang berupa
dokumen dan lain lain dengan wawancara dengan guru. Teknik
5
analisis data disusun setalah melakukan proses mencari yang disusun
secara sistematis. Sugiyono (2015: 335),
“Analisis data kualitatif adalah bersifat induktif yaitu suatu
analisi berdasarkan data yang diperoleh, selanjutnya dikembangkan
oleh hubungan tertentu atau menjadi hipotesis. Berdasarkan hipotesis
yang dirumuskan, data tersebut, selanjutnya dicarikan data lagi secara
berulang ulang sehingga selanjutnya dapat disimpulkan apakah
hipotesis tersebut dapat diterima atau diterima, berdasarkan data yang
terkumpul.”
6
b. Bekerja keras
Karakter bekerja keras terdapat dalam JPM poin 3 dan 4, yaitu
bersungguh-sungguh dalam menuntut ilmu, dan bekerja keras yang
secara langsung disebutkan pada poin 4. Poin 3 menyebutkan bahwa
siswa harus bersungguh-sungguh dalam menuntut ilmu. Bersungguh
sungguh memiliki komitmen yang tinggi sebagai mana bekerja keras
yaitu dalam hal menuntut ilmu. Oleh karena itu, kata bersungguh-
sungguh memiliki makna yang hampir sama dengan bekerja keras.
Bekerja keras yaitu melakukan sesuatu dengan niat dan tekad
yang kuat, sungguh-sungguh, gigih, dan tidak mengenal lelah sebelum
mencapai tujuannya. Karakter ini harus dimiliki oleh pelajar
muhammadiyah karena bekerja keras merupakan salah satu ajaran islam
yang wajib dibiasakan agar pelajar tidak bermalas-malasan dan hanya
mengharapkan bantuan orang lain.
Berdasarkan hasil penelitian Wijayanti (2014) terdapat tiga
indikator yang menunjukan kerja keras meliputi Mencapai tujuan hingga
tercapai, Pantang menyerah, Tidak mudah menyerah dalam menghadapi
masalah. Karakteristik itulah yang ingin diinternalisasikan melalui Janji
Pelajar Muhammadiyah.
c. Mandiri
Karakter mandiri terdapat pada poin ke 4 Janji Pelajar Muhammadiyah.
Mandiri yaitu keadaan dimana seseorang tidak bergantung ada orang lain
dan dapat berdiri sendiri. Kemandirian seorang anak tidak ditandai
dengan usia, namun dengan perilaku. Siswa yang mandiri akan berusaha
dengan caranya sendiri sehingga tidak merepotkan orang lain. Dengan
kemandirian, siswa dapat menghadapi masalahnya sendiri dan tidak
mudah menyerah apabila mendapatkan masalah.
Hal ini selaras dengan nilai-nilai dasar Ikatan Pelajar
Muhammadiyah yaitu Nilai Kemandirian yaitu denga terbentuknya
pelajar muslim yang terampil. Nilai ini ingin mewujudkan kader-kader
IPM yang memiliki jiwa yang independen dan memiliki ketrampilan
7
pada bidang tertentu (skill) sebagai bentuk kemandirian personal dan
gerakan tanpa tergantung pada pihak lain
d. Menghargai Prestasi
Menghargai prestasi merupakan sikap dan tindakan yang mendorong
seseorang untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat
dan mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain. Karakter ini
tercantum pada JPM poin 4 yang berbunyi Bekerja keras, mandiri, dan
berprestasi. Poin ini menekankan kepada siswa untuk selalu dapat
bekerja keras untuk mencapai prestasi. Dengan bekerja keras dan
mandiri, siswa menyadari bahwa mendapatkan prestasi merupakan hal
yang tidak mudah, sehingga siswa dapat menghargai prestasinya maupun
prestasi orang lain.
e. Peduli Sosial
Karakter pedul sosial tercermin dalam JPM poin kelima yang berbunyi
rela berkorban dan menolong sesama. Rela berkorban adalah karakter
yang mencerminkan adanya kesediaan dan keikhlasan memberikan atau
melakukan sesuatu untuk orang lain meskipun akan menimbulkan
penderitaan bagi diri sendiri. Sederhananya, rela berkorban adalah
perilaku yang mendahulukan kepentingan orang lain dan dilakukan
dengan ikhlas. Begitu pula dengan saling menolong, yaitu perbuatan
saling membantu dengan orang yang membutuhkan tanpa mengharapkan
suatu imbalan. Perilaku ini memerlukan kepekaan tinggi dari seseorang.
Karakter ini harus dimiliki oleh pelajar muhammadiyah sebagai khalifah
di dunia yaitu bisa saling menolong dan membantu makhluk lain dan
dapat menjadi manusia yang bermanfaat bagi makhluk lain.
Hal ini selaras dengan nilai-nilai dasar Ikatan Pelajar
Muhammadiyah yaitu Nilai Kemasyarakatan yaitu dnegan terwujudnya
masyarakat Islam yang sebenar-benarnya / the real islamic society. Nilai
kemasyarakatan dalam gerakan IPM berangkat dari kesadaran IPM untuk
selalu berpihak kepada cita-cita penguatan masyarakat sipil. Menjadi
suatu keniscayaan jika IPM sebagai salah satu ortom Muhammadiyah
menyempurnakan tujuan Muhammadiyah di kalangan pelajar.
8
f. Nasionalisme dan Cinta Tanah Air
Karakter nasionalisme dan cinta tanah air sangat terlihat pada poin
terakhir JPM, yaitu menjadi kader Muhammadiyah dan bangsa. Pada
poin ini menekankan pada setiap siswa untuk menjadi kader bangsa
Indonesia. Untuk menjadi kader Bangsa, seseorang haruslah mengetahui
dan mencintai setiap hal yang berhubungan dengan bangsa Indonesia.
Nasionalisme menurut KBBI yaitu paham (ajaran) untuk
mencintai bangsa dan negara sendiri, sifat kenasionalan, dan kesadaran
keanggotaan dalam suatu bangsa yang secara potensial atau aktual
bersama-sama mencapai, mempertahankan, dan mengabadikan identitas,
integritas, kemakmuran, dan kekuatan bangsa itu.
Berikut adalah cara SD STKIP Muhammadiyah Bangka Belitung dalam
menginternalisasikan nilai karakter dalam ikrar Janji Pelajar Muhammadiyah:
a. FORTASI (Forum Ta‟aruf dan Orientasi)
Fortasi merupakan program pengenalan lingkungan dan program sekolah
kepada peserta didik dan wali murid baru. Kegiatan ini dilaksanakan
diawal semester khusus untuk siswa dan wali murid baru. Dalam
FORTASI terdapat satu kegiatan yang secara khusus memperkenalkan
tentang ikrar Janji Pelajar Muhammadiyah serta menjelaskan tentang
cita-cita dan program sekolah yang digunakan untuk mencapai cita-cita
tersebut.
b. Among Siswa
Melalui kegiatan among siswa, guru berusaha menanamkan karakter
religious dan peduli sosial. Karakter religius diinternalisasikan melalui
pembiasaan mengucap salam dan melemparkan senyum sebagai
pengamalan dari hadits yang dipelajari. Karakter peduli sosial
diinternalisasikan melalui pembiasaan bersalaman dan memberi salam
kepada bunda dan bapak guru yang menyambut di depan sekolah.
c. Upacara Bendera
Upacara bendera di SD STKIP Muhammadiyah Bangka Belitung
dilaksanakan satu minggu sekali yaitu hari Senin pagi pukul 07.00 wib.
Upacara dilaksanakan bersama-sama dan berkolaborasi petugas dengan
9
SMA Muhammadiyah Pangkalpinang. Karena adanya kolaborasi petugas
upacara, maka siswa SD STKIP Muhammadiyah Bangka Belitung
mengadakan latihan petugas upacara.
d. Apel Pagi
Kegiatan apel pagi di SD STKIP Muhammadiyah Bangka Belitung
menginternalisasikan karakter religius, bekerja keras dan menghargai
prestasi. Karakter religus tercermin dari pembacaan doa (Al-fatihah dan
syahadat) sebelum memulai kegiatan serta hafalan yang didominasi oleh
keagamaan seperti hafalan surat, doa harian, shalat, dan hadits pilihan.
Sedangkan karakter bekerja keras tercermin pada sistem punishment
yang diberlakukan kepada siswa. Hukuman yang diberikan kepada siswa
menuntut siswa untuk selalu bersungguh-sungguh dalam mengikuti
setiap kegiatan di sekolah, bersungguh-sungguh dalam melaksanakan
hafalan. Hukuman yang diberikan bukanlah hukuman fisik yang dapat
menyakiti siswa, namun hukuman yang diberikan membuat siswa
menyadari kesalahannya dan membuat efek jera dalam diri siswa.
e. Shalat Dhuha
Karakter yang ingin diinternalisasikan melalui kegiatan pembiasaan
shalat dhuha ini yaitu religius dan mandiri. Terlihat dengan membiasakan
siswa shalat dhuha, mematuhi adab ketika di masjid, dan berdoa dapat
melatih siswa memiliki karakter religius yang kuat. Karakter mandiri
diinternalisasikan kepada siswa melalui pembiasaan merapikan alat
sholat. Walaupun pembiasaan ini belum sepenuhnya berhasil, namun
guru terus berusaha menerapkan aturan bagi siswa untuk selalu melipat
mukena dengan rapi.
f. Operasi semut.
Operasi semut yaitu sebutan yang diberikan oleh sekolah pada kegiatan
peduli kebersihan di lingkungan sekolah. dalam kegiatan ini siswa
diminta memunguti sampah yang berceceran di lingkungan sekolah atau
masjid. Kegiatan operasi semut ditujukan untuk membuat anak sadar dan
peduli terhadap lingkungan. Karakter yang ingin diinternalisasikan yaitu
karakter mandiri dan peduli sosial. Dengan kegiatan ini diharapkan siswa
10
benar-benar memahami dampak yang akan ditimbulkan apabila
membuang sampah sembarangan.
g. BTQ-H
Kegiatan BTQ-H di SD STKIP Muhammadiyah Bangka Belitung
bertujuan untuk menginternalisasikan karakter religius, bekerja keras,
dan menghargai prestasi. Hal ini tercermin dalam kesungguhan siswa
dalam belajar, dan ketaatan siswa terhadap instruksi guru. Kegiatan
BTQ-H ini merupakan kegiatan pembiasaan yang rutin dilaksanakan
setiap hari.
h. Tidur Siang
Tidur siang merupakan kegiatan yang wajib ada pada setiap sekolah
fullday. Begitu pula SD STKIP Muhammadiyah Bangka Belitung yang
menggunakan sistem fullday school. Tujuan utama kegiatan ini adalah
mengistirahatkan fisik dan pikiran agar kembali segar ketika bangun dan
siap menerima materi pembelajaran. Namun, tidak ada kegiatan yang
tidak mengandung nilai karakter didalamnya. Karakter yang di tanamkan
dalam kegiatan ini yaitu religius dan mandiri.
Nilai religius diinternalisasikan melalui adab-adab sebelum dan
sesudah/bangun tidur. Seperti membaca doa, memiringkan badan ke
kanan, dsb. Nilai kemandirian diinternalisasikan melalui kegiatan
menjelang dan sesudah/bangun tidur, yaitu ketika siswa harus mengatur
dan membereskan tempat tidurnya masing-masing. Selain menyiapkan
dan membereskan tempat tidur masing-masing, siswa yang mendapat
jadwal piket wajib membereskan ruang tidur. Dengan adanya kegiatan ini
tentu dapat melatih kemandirian siswa.
i. Baksos dan aksi solidaritas
Kegiatan ini bertujuan untuk menumbuhkan kepedulian siswa terhadap
orang lain, memberikan mereka pelajaran kemanusiaan. Karakter yang
ingin diterapkan kepada siswa melalui kegiatan ini yaitu religius, dan
peduli sosial. Berdasarkan pendapat Hidayatullah (2010:32) yang
menyimpulkan sebuah hadits HR. Ibnu Hibban, bahwa pendidikan
karakter diklasifikasikan dalam tahap-tahap usia, dan tahap caring
11
kepedulian siswa berada pada usia 9-10 tahun. Kepedulian tumbuh
dalam diri anak setelah anak mengenal konsep bertanggung jawab. Anak
semakin paham bahwa ketika ada orang lain yang kesulitan maka wajib
untuk menolongnya.
j. Home Visit
Home visit diadakan sebagai program evaluasi internalisasi nilai karakter
di SD STKIP Muhammadiyah Bangka Belitung. Dalam rangka
pencapaian pengembangan diri siswa secara optimal, tentunya diperlukan
koordinasi antara pihak sekolah dan orangtua. Selain bertujuan untuk
menjalin komunikasi dan silaturrahim yang baik, home visit bertujuan
untuk mengontrol siswa.
4. PENUTUP
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa nilai karakter yang
terkandung dalam Janji Pelajar Muhammadiyah: a) Religius; b) Bekerja
keras: c) Mandiri; d) Menghargai Prestasi; e) Peduli Sosial; f) Nasionalisme
dan Cinta Tanah Air.
Internalisasi nilai karakter Janji Pelajar Muhammadiyah di SD STKIP
Muhammadiyah Bangka Belitung diterapkan selama siswa berada di sekolah
melalui beberapa program khusus. Diantaranya: a) FORTASI; b) Among
siswa; c) Upacara; d) Apel pagi; e) Shalat Dhuha; f) Operasi Semut; g) BTQ-
H; h) Tidur siang; i) Baksos dan Aksi Solidaritas; dan j) Home Visit.
12
DAFTAR PUSTAKA
Ariyanti, retna. (2011). Pendidikan Muhammadiyah sebagai Strategi
Pembaharuan Sosial di Surakarta 1930-1970. Universitas Sebelas Maret
13