Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

CBR Kelompok 7 Metabolisme Obat

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 15

METABOLISME OBAT-OBATAN DAN PSIKOTROPIKA,

PENGENDALIAN DAN PENYAKIT YANG TIMBUL AKIBAT


GANGGUAN METABOLISME OBAT-OBATAN

DISUSUN OLEH :

DEBY FEBRIYANTI (4222510006)


GALIH NICO PRABOWO (4221210013)
INDAH SITANGGANG (4223210001)
RANI FATIKA SARI (4221210007)

PROGRAM STUDI KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2024
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karna rahmat dan
anugerahNya, kami dapat menyelesaikan tugas “Critical Book Review” dengan tema
“Metabolisme obat-obatan dan psikotropika, pengendalian dan penyakit yang timbul akibat
gangguan metabolisme obat-obatan dan psikotropika serta analisis kliniknya” untuk
pemenuhan tugas mata kuliah Biokimia Metabolisme. Kami juga mengucapkan terima kasih
kepada dosen pengampu mata kuliah Biokimia Metabolisme. ibu Dr. techn. Marini Damanik,
M,Si yang telah membimbing dan mengarahkan kami untuk menyusun makalah ini.

Penulis meyadari masih banyak kekurangan yang terdapat dalam makalah Critical Book
Review ini. Oleh karna itu, kami mengharapkan kritik dan saran untuk perbaikan isi Critical
Book Review ini. Semoga tulisan ini dapat berguna bagi pembaca, dan berguna untuk kita
semua. Akhir kata kami sampaikan terimakasih.

Medan, 26 September 2024

Kelompok 7

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................... i
DAFTAR ISI ............................................................................................................................ ii
BAB I ........................................................................................................................................ 1
PENDAHULUAN .................................................................................................................... 1
A. LATAR BELAKANG ...................................................................................................... 1
B. RUMUSAN MASALAH ................................................................................................. 1
C. MANFAAT PENULISAN CBR ...................................................................................... 1
BAB II ...................................................................................................................................... 2
IDENTITAS BUKU................................................................................................................. 2
2.1 BUKU I ......................................................................................................................... 2
2.2 BUKU II ......................................................................................................................... 2
2.3 BUKU III......................................................................................................................... 3
BAB III .................................................................................................................................... 4
RINGKASAN BUKU ............................................................................................................. 4
BAB V KELEBIHAN DAN KEKURANGAN .................................................................... 10
4.1 BUKU I ......................................................................................................................... 10
4.2 BUKU II ........................................................................................................................ 10
4.3 BUKU III ....................................................................................................................... 10
BAB VI PENUTUP ................................................................................................................ 11
A. KESIMPULAN ............................................................................................................... 11
B. SARAN ........................................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 12

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Metabolisme obat merupakan proses biokimia yang terjadi dalam tubuh untuk
mengubah obat-obatan menjadi bentuk yang lebih mudah dieliminasi. Proses ini sangat
penting untuk memastikan bahwa obat yang dikonsumsi dapat dimetabolisme dan
dikeluarkan dari tubuh dengan aman dan efektif. Tanpa metabolisme yang tepat, obat-obatan
dapat menumpuk dalam tubuh, menyebabkan toksisitas atau tidak menghasilkan efek
terapeutik yang diinginkan. Proses metabolisme ini dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti
usia, genetik, interaksi obat, serta fungsi hati dan ginjal.
Oleh karena itu, memahami metabolisme obat sangat penting dalam perancangan dosis,
pemilihan terapi, dan monitoring pengobatan. Hal ini bertujuan untuk memaksimalkan efek
klinis positif dari obat, meminimalkan risiko efek samping, dan mengoptimalkan eliminasi
obat dari tubuh.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Metabolisme Obat?
2. Apa saja faktor-faktor yang memengaruhi variasi metabolisme obat antarindividu,
seperti faktor genetik, fungsi organ, dan interaksi obat?
3. Bagaimana dampak gangguan metabolisme obat terhadap munculnya toksisitas, efek
samping, atau kegagalan terapi?

C. Tujuan
1. Mengetahui bagaimana Metabolisme Obat.
2. Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi metabolisme obat dan dampaknya
terhadap efektivitas serta keamanan pengobatan.
3. Menganalisis dampak gangguan metabolisme obat terhadap kesehatan, termasuk risiko
toksisitas dan kegagalan terapi.

1
BAB II
IDENTITAS BUKU

A. IDENTITAS BUKU I
Judul Pengantar Farmakogenomik
dan Metabolisme Obat

Tahun Terbit 2019


Penulis Sarmoko

Penerbit KS Centro
Kota Terbit Lampung
Jumlah 250 halaman
Halaman
ISBN 978-645-281-976-2

B. IDENTITAS BUKU II
Judul Pengantar Farmakologi

Tahun Terbit 2023


Penulis Putu Dian Marani Kurnianta,
Suci Wulan Sari, Silfera
Indra Yanti, Wiwin Alfianna,
Ridayatus Solihah, Ni Putu
Desy Ratna Wulan Dari, Sari
Defi Okzelia, Ani Pahriyani,
Anwar Rosyadi, Maratun
Shoaliha, Dian Islamiyati,
Fajar Amirulah,
April Nuraini.
Penerbit PT. Sonpedia Publishing
Indonesia
Kota Terbit Jakarta
Jumlah 255 halaman
Halaman

2
ISBN 978-623-0946-04

IDENTITAS BUKU III


Judul Intisari Kimia Farmasi

Tahun Terbit 2016


Penulis Donald Cairns

Penerbit EGC
Kota Terbit Jakarta
Jumlah 433 halaman
Halaman
ISBN 978-979-4489-04

3
BAB III
RINGKASAN BUKU

A. METABOLISME OBAT

Metabolisme obat merupakan proses reaksi kimia penting untuk membentuk metabolit obat
yang diekskresikan keluar dari tubuh. Metabolisme obat utamanya dikatalisis oleh enzim,
utamanya sitokrom P450 (CYP). Obat umumnya merupakan zat lipofilik. Sifat ini
memungkinkan obat menembus ke dalam kompartemen sel yang berbeda melalui membran
hidrofobik dengan mudah. Prinsip umum metabolisme yaitu mengonversi senyawa lipofilik
melalui beberapa tahap reaksi kimia menjadi senyawa hidrofilik, sehingga mudah larut dalam
air dan dapat dengan mudah dibuang dalam urine. Organ utama yang bertanggung jawab untuk
metabolisme obat adalah hati. Organ lain yang terlibat yaitu ginjal, usus, paru-paru, adrenal,
darah (fosfatase, esterase), dan kulit.

B. JALUR METABOLISME OBAT


Metabolisme obat dalam retikulum endoplasma (RE) melibatkan serangkaian reaksi enzimatik
yang bertujuan untuk mengubah obat menjadi bentuk yang lebih polar (larut dalam air) agar
dapat dieliminasi dari tubuh. Proses metabolisme ini terbagi menjadi tiga fase:

Fase 1: Reaksi Modifikasi (Functionalization)

Pada fase ini, obat mengalami perubahan kimia melalui reaksi oksidasi, reduksi, atau hidrolisis.
Reaksi-reaksi ini berfungsi untuk menambahkan atau mengungkap gugus fungsional yang
lebih reaktif pada molekul obat. Enzim yang paling terlibat adalah sitokrom P450 (CYP450),
yang berada dalam membran RE.

- Oksidasi: Reaksi ini merupakan yang paling umum dalam fase 1, melibatkan
penambahan oksigen atau penghilangan hidrogen pada obat. Contoh enzimnya adalah
CYP450 monooxygenase.

- Reduksi: Reaksi ini melibatkan penambahan hidrogen atau penghilangan oksigen,


biasanya dilakukan pada obat-obatan yang mengandung gugus nitro atau azo.

- Hidrolisis: Reaksi ini memecah molekul obat melalui reaksi dengan air, sering kali
terjadi pada ester atau amida. Produk dari fase ini adalah obat yang telah mengalami
modifikasi, biasanya lebih polar, tetapi terkadang metabolit ini masih aktif secara
farmakologis atau bahkan toksik.

4
Fase 2: Reaksi Konjugasi (Conjugation)

Fase 2 melibatkan penggabungan (konjugasi) gugus fungsional yang telah ditambahkan pada
fase 1 dengan molekul polar endogen, seperti asam glukuronat, sulfat, atau glutathion. Ini
bertujuan untuk meningkatkan kelarutan air dan memfasilitasi ekskresi obat. Reaksi-reaksi
yang umum melibatkan enzim transferase, seperti UDP-glukuronosil transferase dan
sulfotransferase.

Beberapa reaksi konjugasi meliputi:

- Glukuronidasi: Penambahan asam glukuronat, yang dilakukan oleh enzim glukuronosil


transferase.

- Sulfasi: Penambahan gugus sulfat, yang dilakukan oleh sulfotransferase.

- Konjugasi glutation: Penambahan glutation untuk detoksifikasi obat reaktif.

Pada fase ini, obat menjadi lebih hidrofilik dan biasanya tidak aktif secara farmakologis, siap
untuk diekskresikan melalui ginjal atau empedu.

Fase 3: Transportasi

Fase 3 melibatkan pengeluaran metabolit obat dari sel hati ke sistem ekskresi tubuh, seperti
empedu atau darah untuk diangkut ke ginjal. Ini melibatkan protein transporter yang berada di
membran RE dan membran plasma sel.

Protein transporter yang penting pada fase ini termasuk:

- P-glycoprotein (P-gp): Memompa metabolit obat dari sel menuju saluran empedu atau
darah.

- MRP (Multidrug Resistance Proteins): Mengangkut metabolit terkonjugasi ke cairan


ekstraseluler untuk ekskresi lebih lanjut. Secara keseluruhan, fase ini memastikan
bahwa metabolit obat yang dihasilkan oleh fase 1 dan fase 2 diekskresikan dari tubuh
dengan efisien, biasanya melalui urin (ginjal) atau feses (empedu).

D. PSIKOTROPIKA

Psikotropika merupakan zat ataupun obat yang diperoleh secara alami maupun sintesis bukan
narkotika, yang menimbulkan rasa kecanduan pada pemakainya, reaksi berupa halusinasi, ilusi,
perubahan perasaan secara tiba-tiba, dan gangguan cara berpikir, karena obat tersebut
berkhasiat psikoaktif menurunkan fungsi otak serta merangsang susunan syaraf pusat.
Sindroma ketergantungan yang di dapatkan mempunyai potensi yang berbeda-beda, mulai dari

5
potensi yang amat kuat sampai potensi yang ringan. Menurut Peraturan Mentri Kesehatan RI
No 23 tahun 2020 tentang penetapan dan perubahan penggolongan psikotropika, Psikotropika
merupakan obat atau bahan yang dimanfaatkan pada bidang pengobatan atau pelayanan
kesehatan dan pengembangan ilmu pengetahuan, tetapi dapat juga menimbulkan
ketergantungan yang sangat merugikan apabila disalahgunakan atau digunakan tanpa
pengendalian dan pengawasan yang ketat.

E. GOLONGAN OBAT PSIKOTROΡΙΚΑ

Psikotropika yang mempunyai potensi menimbulkan sindrom ketergantungan menurut


undang-undang no 5 tahun 1997 tentang psikotropika digolongkan menjadi empat (4)
golongan:

1. Psikotropika Golongan I

2. Psikotropika Golongan II

3. Psikotropika Golongan III

4. Psikotropika Golongan IV

Penggolongan obat psikotropika digolongkan berdasarkan potensi yang ditimbulkan. Dimana


psikotropika golongan I yang mempunyai potensi paling kuat dalam menimbulkan sindroma
ketergantungan. Semakin bertambahnya golongan maka efeknya semakin ringan dalam
mengakibatkan sindroma ketergantungan.

1. Psikotropika Golongan 1

Psikotropika golongan 1 merupakan zat atau obat yang mempunyai potensi sangat kuat dalam
menimbulkan syndrome ketergantungan. Psikotropika golongan ini hanya dapat digunakan
untuk tujuan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi. Psikotropika golongan I
hanya dapat disalurkan oleh pabrik obat dan pedagang besar farmasi kepada Lembaga
penelitian dan/atau Lembaga Pendidikan guna kepentingan ilmu pengetahuan. Contoh:
deskloroketmin, klonazolam, flualprazolam.

6
2. Psikotropika golongan II

Psikotropika golongan II merupakan golongan psikotropika yang mempunyai potensi kuat


dalam menimbulkan sindroma ketergantungan. Psikotropika golongan ini mempunyai khasiat
untuk pengobatan dan dapat digunakan dalam terapi, dan/atau tujuan ilmu pengetahuan.
Contoh: sekobarbital, etizolam, secobarbital.

3. Psikotropika golongan III

Psikotropika golongan III merupakan golongan psikotropika yang mempunyai potensi sedang
dalam menimbulkan sindroma ketergantungan. Psikotropika golongan ini mempunyai khasiat
untuk pengobatan dan sangat luas digunakan dalam terapi dan/atau untuk tujuan ilmu
pengetahuan. Contoh: amobarbital, pentobarbital, siklobarbital.

7
4. Psikotropika golongan IV

Psikotropika golongan IV merupakan golongan psikotropika yang mempunyai potensi ringan


dalam menimbulkan sindroma ketergantungan. Psikotropika golongan ini mempunyai khasiat
untuk pengobatan dan sangat luas digunakan dalam terapi dan/atau untuk tujuan ilmu
pengetahuan. Contoh: alprazolam, diazepam, allobarbital.

F. PENYAKIT YANG TIMBUL AKIBAT METABOLISME OBAT-OBATAN

Gangguan metabolisme obat dapat menyebabkan berbagai kondisi patologis, terutama jika
obat atau metabolitnya terakumulasi dalam tubuh atau jika obat tidak dapat dimetabolisme
secara efektif. Beberapa penyakit atau gangguan yang dapat timbul adalah:

- Toksisitas obat: Akumulasi obat di dalam tubuh akibat metabolisme yang terganggu dapat
menyebabkan toksisitas yang merugikan. Misalnya:

- Acetaminophen hepatotoxicity: Dapat terjadi ketika metabolit toksik dari asetaminofen


terakumulasi akibat penurunan kapasitas glutation di hati.

- Litium: Obat psikotropika seperti litium memiliki jendela terapi yang sempit, sehingga
gangguan metabolisme atau ekskresi dapat menyebabkan keracunan litium, yang
mengakibatkan gejala seperti tremor, kebingungan, dan disfungsi ginjal.

- Sindrom serotonin: Ini dapat terjadi karena akumulasi obat serotonergik seperti antidepresan
(SSRI) atau obat-obatan psikotropika lainnya, terutama bila digunakan bersamaan dengan obat
yang menghambat metabolisme serotonin.

-Reaksi hipersensitivitas: Beberapa gangguan metabolisme obat dapat menyebabkan reaksi


imun, misalnya pada reaksi obat dengan eosinofilia dan gejala sistemik (DRESS) yang terjadi
akibat akumulasi metabolit obat yang merangsang reaksi imun.

8
Faktor yang memengaruhi gangguan metabolisme obat:

- Genetik (Farmakogenetik): Variasi genetik dapat menyebabkan perbedaan dalam aktivitas


enzim metabolik, terutama enzim-enzim sitokrom P450 (CYP450) yang mengakibatkan
beberapa individu memiliki metabolisme cepat (ultra-rapid metabolizers) atau lambat (poor
metabolizers).

- Interaksi obat: Penggunaan obat-obatan secara bersamaan dapat menginduksi atau


menghambat enzim metabolisme. Penghambatan enzim seperti CYP3A4 atau CYP2D6 dapat
memperlambat metabolisme, sehingga meningkatkan kadar obat dalam darah.

- Fungsi hati dan ginjal: Penyakit hati atau ginjal dapat mengganggu kemampuan tubuh untuk
memetabolisme dan mengekskresikan obat secara efisien.

Strategi pengendalian:

- Dosis yang disesuaikan: Berdasarkan faktor genetik atau kondisi organ, dosis obat harus
disesuaikan untuk mencegah toksisitas atau kegagalan pengobatan.

- Monitoring level obat dalam darah: Terutama untuk obat-obatan dengan indeks terapi sempit
(therapeutic index), pemantauan kadar obat penting untuk memastikan efektivitas dan
keamanan.

-Farmakogenetik testing: Pengujian genetik dapat digunakan untuk memprediksi respons


pasien terhadap obat-obatan tertentu, seperti warfarin, antidepresan, atau psikotropika, untuk
menyesuaikan pengobatan.

9
BAB IV
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN

3.1 Kelebihan Dan Kekurangan Buku


a. Kelebihan Dan Kekurangan Buku I

• Kelebihan Buku 1 : mencantumkan lebih banyak materi serta tabel perbandingan-


perbandingan yang cukup jelas, kemuktahiran teori yang ditawarkan oleh buku yang
dikritisi dilengkapi dengan beberapa teori yang dikemukakan oleh para ahli.
• Kekurangan Buku 1 : Pada akhir bab tidak dicantumkan rangkuman karna rangkuman
sangat membantu mahasiswa dalam meringkas ulang apa isi dari materi yang ada,
menggunakan kata-kata yang sedikit sulit dimengerti serta ada kalimat-kalimat yang
ditulis berkali-kali.

b. Kelebihan Dan Kekurangan Buku II

• Kelebihan Buku II : Materi pada buku ini sudah cukup jelas menjelaskan psikotropika
dan jenis-jenis psikotropika.
• Kelemahan Buku II : Penjelasan pada buku ini tidak menjelaskan cara pengendalian
psikotropika.

c. Kelebihan Dan Kekurangan Buku III

• Kelebihan Buku III : Materi cukup jelas menjelaskan fase atau jalur metabolisme obat.
• Kelemahan Buku III : Penjelasan pada buku ini tidak ada menjelaskan penyakit dan
cara pengendaliannya akibat gangguan metabolisme obat.

10
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Gangguan metabolisme obat-obatan dan psikotropika dapat menimbulkan berbagai
penyakit, mulai dari toksisitas hingga efek jangka panjang seperti tardive dyskinesia.
Pengendalian metabolisme melibatkan strategi seperti penyesuaian dosis, pemantauan kadar
obat, serta penggunaan tes farmakogenetik dan tes fungsi organ. Analisis klinis yang tepat
membantu meminimalkan risiko efek samping serius dan memastikan pengobatan yang aman
serta efektif bagi pasien.

B. SARAN
Ketiga buku ini sangat membantu pembaca, terutama mahasiswa dalam menambah
wawasan mengenai topik " Metabolisme obat-obatan dan psikotropika, pengendalian dan
penyakit yang timbul akibat gangguan metabolisme obat-obatan dan psikotropika serta
analisis kliniknya". Tidak hanya itu,ketiga buku yang di sajikan penulis juga dapat dijadikan
referensi serta penulis banyak menyajikan fakta-fakta yang dapat membantu untuk kita
mengerti apa yang ingin disampaikan olehnya dan dilengkapi dengan beberapa teori yang
dikemukakan oleh para ahli penulis. Namun,sedikit kekeliruan penulis dalam menggunakan
kata-kata yang sedikit sulit dimengerti serta ada kalimat-kalimat yang ditulis berkali-kali
hingga membuat pembaca sedikit kebingungan saat menganalisa buku tersebut,saran kami
kepada penulis sebagai mahasiswa yang mengalisa kedua buku tersebut penulis lebih dalam
memperhatikan pengulangan kalimat agar tidak menggangu alur pembaca saat mengalisa buku
tersebut

11
DAFTAR PUSTAKA

Cairns, D. (2016). Intisari Kimia Farmasi. Jakarta: EGC.


Kurnianta,M.D., Sari, W.S., Yanti,I.S., Alfianna,W., Solihah, R., Dari, D.N., Okzelia,D.S.,
Pahriyani,A., Rosyadi,A., Shoaliha,M., Islamiyati,D., Amirulah,F., Nuraini,P. (2023).
Pengantar Farmakologi. Jakarta: PT. Sonpedia Publishing Indonesia.
Sarmoko. (2019). Pengantar Farmakogenomik dan Metabolisme Obat. Lampung: KS Centro.

12

You might also like