Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

MetroTV

Jaringan televisi berita di Indonesia
(Dialihkan dari Metro TV)

Metro TV adalah sebuah jaringan televisi swasta berita yang berkedudukan di Indonesia. Metro TV didirikan oleh PT Media Televisi Indonesia, resmi mengudara sejak 25 November 2000 di Jakarta. Pada awalnya didirikan sebagai perusahaan patungan antara Media Group dan Bimantara Citra, sejak Oktober 2003 Metro TV seluruhnya dimiliki oleh Media Group; yang juga memiliki harian Media Indonesia dan Lampung Post.

Metro TV
JenisJaringan televisi
SloganKnowledge to Elevate
NegaraIndonesia
BahasaBahasa Indonesia (utama)
Bahasa Inggris (sekunder)
Bahasa Mandarin (tersier)
PendiriSurya Paloh
Sumita Tobing[1]
Tanggal siaran perdana25 Oktober 2000 (siaran percobaan)
Tanggal peluncuran25 November 2000
Kantor pusatGedung Media Group, Jalan Pilar Mas Raya Kav. A–D, Kedoya Selatan, Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Indonesia
PemilikMedia Group
Anggota jaringanlihat #Jaringan siaran
Tokoh kunciArief Suditomo (Direktur Utama)
Mohammad Mirdal Akib (Direktur Pelaksana)
Budiyanto (Pemimpin Redaksi)
Triko Pras Sigit (Pengisi Suara Voice-Over untuk Trailer Promo Program Acara)
Format gambar1080p HDTV 16:9
(diturunkan menjadi 576i 16:9 untuk feed SDTV)
Satelit
Kabel
IPTV
Televisi Internet
Situs webwww.metrotvnews.com
MetroTV
PT Media Televisi Indonesia
Gedung Media Group di Kebon Jeruk, Jakarta Barat, yang juga menjadi kantor MetroTV
Jakarta Barat, DKI Jakarta
Indonesia
SaluranDigital: 31 UHF
Virtual: 22
SloganKnowledge to Elevate
Pemrograman
AfiliasiMetroTV (stasiun induk)
Kepemilikan
PemilikBimantara Citra (2001–2003)[2][3]
Media Group (2000–sekarang)
Magna Channel (2019–sekarang)
BN Channel (2019–sekarang)
Sebelumnya:
RCTI (2001–2003)
Global TV (2001–2003)
TPI (2003)
TVMP (2007–2009)
Celebes TV (2011–2013)
Riwayat
Siaran perdana
25 Oktober 2000 (siaran percobaan)
25 November 2000 (siaran resmi)
Bekas nomor kanal
57 UHF (analog)
32 UHF (digital, DVB-T2)
46 UHF (digital, DVB-T)[4]
Kemungkinan berasal dari kata Metropolitan Televisi atau Media Elektronik Televisi
Informasi teknis
Otoritas perizinan
Kementerian Komunikasi dan Digital Republik Indonesia
ERP10 kW (digital)
Koordinat transmiter-6.2187119,106.7298774
Pranala
Situs webwww.metrotvnews.com

Sejarah

PT Media Televisi Indonesia mendapat izin siaran No. 800/MP/PM/1999 pada 25 Oktober 1999,[5] setelah memenangkan seleksi pendirian televisi yang diumumkan Departemen Penerangan di tanggal 12 Oktober 1999 bersama 4 perusahaan televisi baru lainnya (DVN TV, PRTV, Trans TV dan GIB). Saat itu, namanya sempat disebutkan di berbagai media massa sebagai MTI TV (Media Televisi Indonesia) dengan cakupan siar terbatas di Jakarta.[6][7] MetroTV awalnya dirintis oleh dua orang: Surya Paloh, pemilik Media Indonesia Group (kelompok usaha yang juga memiliki surat kabar Media Indonesia), dan Sumita Tobing (seorang eksekutif pertelevisian yang pernah bekerja di TVRI dan SCTV). Sumita-lah yang mendapatkan izin bagi mendirikan MetroTV, namun kemudian ia mengundurkan diri karena adanya niat Paloh untuk melakukan kerjasama dengan Bimantara Citra yang merupakan perusahaan Cendana.[8]

Walaupun demikian, rencana Paloh untuk mendirikan televisi berita tetap berlanjut, dan setelah direncanakan pada April, Juni dan Desember 2000,[9] MetroTV memulai uji coba siarannya pada 25 Oktober 2000[butuh rujukan] dengan merelai acara-acara dari CNN International[butuh rujukan]. Pada tanggal 18 November 2000, MetroTV menyiarkan acara perkenalannya, Preview Night, yang menampilkan cuplikan-cuplikan acara yang akan ditayangkan nantinya, disertai penandatanganan prasasti peresmian oleh Presiden Abdurrahman Wahid.[10] Acara tersebut, termasuk siaran pra-perdananya yang dilakukan dalam waktu 7 hari selanjutnya, berlangsung selama 4 jam.[11] Minggu berikutnya, pada 25 November 2000, MetroTV memulai siaran nasionalnya, mulanya di 7 kota di seluruh Indonesia selama 20 jam sehari.[12][13] Tanggal tersebut kemudian ditetapkan sebagai HUT MetroTV hingga kini. Acara pertama pada tanggal 25 November 2000, pukul 12.00 WIB adalah siaran langsung dari Aceh dan Timor Loro Sae (sekarang Timor Leste), dan wawancara bersama Amien Rais, yang dibawakan oleh Deti Supandi.

Pada saat Metro TV "lahir", banyak orang yang meramalkan bahwa stasiun televisi ini tidak berumur panjang, karena masyarakat Indonesia pada saat itu lebih menyukai stasiun televisi hiburan. Namun karena Metro TV menyisipkan acara dokumenter ilmu pengetahuan (misalnya Beyond 2000, Beyond Health, True Action Adventures in 20th Century, dan sebagainya) juga acara hiburan berupa Metro Showcase dan sebagainya, ramalan itupun kandas.

Paloh kemudian tetap melanjutkan rencana kerjasamanya dengan Bimantara, perusahaan yang dimiliki oleh Bambang Trihatmodjo. Paloh dan Bambang Tri memang dikenal sudah bersahabat sejak lama, dan mereka juga berasal dari partai yang sama, yaitu Golkar.[14] Kerjasama ini diwujudkan lewat penyuntikan dana dari Bimantara ke MetroTV selama beberapa kali, yaitu Rp 400 miliar, Rp 125 miliar dan pinjaman modal Rp 80 miliar. Bimantara juga mendapat 25% saham MetroTV, yang menurut perjanjian keduanya, boleh dibeli lagi oleh Paloh sebelum jatuh tempo pada Desember 2003. MetroTV saat itu ditargetkan menjadi pelengkap dari RCTI milik Bimantara yang selama ini fokus ke tayangan hiburan. Modal awal yang dikeluarkan dalam pendirian MetroTV adalah Rp 200 miliar.[12]

Pada awal bersiaran, MetroTV mengudara selama 12 jam, yang kemudian pada tanggal 1 April 2001, diperpanjang menjadi 24 jam, menjadikannya televisi berita pertama di Indonesia, sekaligus yang pertama bersiaran 24 jam. Kala itu persentase pembagian programnya meliputi 70% berita dan 30% informasi lainnya,[15] yang diproduksi sekitar 220 orang (180 reporter dan 40 kameramen).[13] Seiring perkembangan dan kebutuhan, MetroTV mempekerjakan lebih dari 900 orang, sebagian besar di ruang berita dan daerah produksi. Pada tahun 2001, MetroTV ikut berpartisipasi dalam siaran langsung dari BBC World (sekarang BBC News) bertajuk "What The World Thinks About America" yang turut disiarkan puluhan stasiun televisi di seluruh dunia.[16]

Seiring waktu, kepemilikan di Bimantara berubah dari sebelumnya dikuasai Bambang Tri menjadi oleh Hary Tanoesoedibjo. Pada Juni 2003, Bimantara kemudian memutuskan untuk menjual 25% sahamnya di MetroTV kepada PT Centralindo Pancasakti Cellular. Selain menjual sahamnya, piutang Rp 80 miliar Bimantara juga dijual ke MetroTV. Penjualan ini didasarkan oleh MetroTV yang tidak mendapatkan keuntungan dan terus merugi.[3][17] Walaupun memang tidak ada catatan bahwa Paloh memiliki saham di Centralindo, namun dalam konferensi pers, Paloh menyatakan ia berada di belakang PT Centralindo, sehingga kemungkinan ada semacam kesepakatan antara Paloh dan Centralindo (atau pemegang saham lama). Penjualan itu menyebabkan 100% saham MetroTV dipegang oleh Surya Paloh sampai sekarang. Pasca akuisisi itu, ditargetkan MetroTV mendapat titik impas-nya pada 2010. Pendapatannya pada Juli 2005 diperkirakan 70% dari acara berita, sedangkan sisanya dari acara bersponsor.[18]

Di tahun 2004, MetroTV melakukan perjanjian pertukaran berita dengan beberapa TV asing seperti Channel News Asia, Channel 7 Australia, Al Jazeera Qatar, Voice of America (VOA), China Central Television Asia (CCTV), dan ABS-CBN Filipina. Dengan adanya kerjasama ini, diharapkan MetroTV bisa mendapatkan berita yang cepat dan akurat dari Asia, dan di sisi lain, TV asing bisa mendapatkan berita secara cepat dari Indonesia dengan merelai siaran MetroTV setiap saat. Pada masa itu pula, porsi pemrograman berubah menjadi berita 60:40 hiburan di hari kerja (sebaliknya; hiburan 60:40 berita di akhir pekan).[19] Pada tahun ini, MetroTV diperkirakan sudah dapat dinikmati di 16 kota di Indonesia.[15]

Pada bulan Agustus 2019, TVRI bersama dua televisi swasta nasional (MetroTV dan Trans7) dan Kemenkominfo secara resmi meluncurkan siaran televisi digital untuk wilayah-wilayah perbatasan Indonesia di Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara. Dengan tujuan agar masyarakat di seluruh wilayah Indonesia bisa menyaksikan acara terbaik dan berkualitas yang ditayangkan seluruh TV nasional dan lokal dengan gambar dan suara yang lebih tajam, bersih, dan jernih serta teknologi yang lebih canggih dari televisi analog, tanpa membutuhkan biaya seperti televisi berlangganan. Yang paling utama dan terpenting masyarakat sudah siap untuk melakukan migrasi (peralihan) TV analog ke digital dalam rangka menghadapi ASO (Analog Switch Off) yang akan diberlakukan pemerintah Republik Indonesia dalam waktu dekat ini.[20]

Pelopor

Dibandingkan dengan jaringan televisi lain yang lebih berkonsep hiburan, MetroTV sudah dicanangkan untuk menjadi televisi berita 24 jam pertama di Indonesia. Konsepnya mencontoh televisi berita Amerika Serikat, CNN dengan titik berat program berita (hard dan soft news), gelar wicara, ulasan terkini, dan dokumenter, meskipun awalnya juga menargetkan program berita yang dikemas sebagai hiburan seperti infotainment.[21][22] Program berita yang ditayangkan, termasuk Headline News (program berita satu jam sekali yang berisi rangkuman berita dan ditujukan untuk pemirsa yang sibuk, dicontoh dari CNN);[23][24] Breaking News (program berita khusus yang bisa tayang kapan saja dan kemudian diikuti berbagai stasiun TV lain); Metro Xin Wen (program berita berbahasa Mandarin pertama di Indonesia); dan Indonesia Now (siaran internasional berbahasa Inggris pertama di Indonesia yang dapat disaksikan dari seluruh dunia).

Selain kepeloporannya dalam televisi berita, MetroTV juga merupakan televisi pertama yang menerapkan sistem digital dalam penyiarannya dan memiliki 6 peralatan satelit bergerak yang juga menggunakan teknologi digital, serta ikut mempelopori penggunaan virtual studio set (desain grafis 3 dimensi).[19] MetroTV juga merupakan pelopor dari program hitung cepat pada Pemilihan Presiden 2004 melalui The Election Channel yang dicanangkan Saiful Mujani pada September 2003 dan kelak diikuti berbagai televisi berita lainnya. Istilah "hitung cepat" tersebut berasal dari tim redaksi MetroTV.[25]

Surya Paloh disebutkan memiliki visi besar dalam pendirian MetroTV: menghadirkan citra berbeda di televisi, yang pada saat itu didominasi program sinetron dan kekerasan. Demi membantu siarannya, Paloh saat itu merekrut beberapa wartawan dan jurnalis senior, seperti Desi Anwar, Andy F. Noya dan Zsa Zsa Yusharyahya.[12] Hingga saat ini, MetroTV masih dianggap sebagai salah satu jaringan televisi yang memiliki pembawa acara berita terbanyak di Indonesia. Namun, dalam perkembangannya, MetroTV kemudian juga memasukkan unsur hiburan dalam program-programnya, meski tetap dalam koridor berita. Salah satunya adalah e-Lifestyle, yakni program gelar wicara yang membahas teknologi informasi dan telekomunikasi.

Identitas

 
Logo pertama MetroTV (25 November 2000-20 Mei 2010)
 
Lambang MetroTV (20 Mei 2010-sekarang), digunakan sebagai logo on-air sejak 25 November 2020.

Pada tanggal 20 Mei 2010 (dalam acara "Bangkit Bangsaku"), MetroTV memperkenalkan logo barunya, yang tetap menggunakan lambang burung elang dan warna dasar biru dan kuning, tetapi dengan jenis huruf Quick Express yang memberikan kesan modern, segar dan futuristik dibanding logo lama yang kapital seluruhnya. Font tersebut juga memiliki citra dinamis, cepat, kredibel dan akurat. Sedangkan untuk kepala elang didesain agar lebih muda, dinamis dan hidup. Penempatan logo pun juga diubah dari posisi semula di pojok kanan atas menjadi di pojok kanan bawah, penempatan ini pun berbeda dari kebanyakan stasiun/jaringan televisi yang ada di Indonesia yang letaknya masih di pojok kanan/kiri atas. Hal ini dilakukan demi memanjakan mata pemirsa MetroTV, dimana penempatan logo sebelumnya dapat dirasa "mengganggu".[26]

Adapun logo tersebut merupakan hasil rancangan agensi penjenamaan DM ID Holland dan Link and Beyond dan didesain selama 4 bulan. Dengan perubahan logo ini, diharapkan MetroTV dapat membangun citra baru yang membantu memajukan kehidupan bangsa lewat tayangannya yang bermutu dan mencerdaskan, demi meningkatkan martabat bangsa Indonesia. Perubahan logo tersebut merupakan hasil analisis akan kondisi perusahaan selama ini, yang dirasa butuh penyegaran setelah 10 tahun beroperasi dan mulai mendapat pesaing baru (terutama dari tvOne). MetroTV selama ini dirasa memiliki citra yang kaku dan kurang dilirik pemirsa muda. Logo lama juga dianggap terlalu umum dan kurang mencerminkan kepribadian yang ingin ditampilkan, karena didesain dengan sederhana (seperti kepala elang yang diambil dari clip art). Selain perubahan logo, juga dilakukan perubahan grafis (dari warna gelap menjadi warna-warna muda), identitas korporat (seperti seragam) dan slogan baru, Knowledge to Elevate sebagai tekad baru MetroTV untuk mencerdaskan bangsa lewat program-programnya.[26]

Komposisi dari logo MetroTV merupakan kombinasi dari tipografi dan gambar, di mana tipografi ada dalam bentuk huruf M-E-T-R-T-V dan visual lingkaran elips emas bergambar burung elang yang menggantikan huruf O. Khusus logo lingkaran dan kepala elang juga digunakan sebagai ikon MetroTV. Makna dari komponen-komponen logo tersebut, yaitu:

  • Bidang elips emas: Sebagai latar dasar kepala burung elang dan merupakan proses metamorfosis atas beberapa bentuk.
    • Bola dunia: Simbol cakupan global dari informasi dan komunikasi, serta seluruh kiprah operasional institusi MetroTV.
    • Telur emas: Simbol bold yang tampil penuh kewajaran. Telur juga merupakan simbol kesempurnaan dan merupakan citra suatu bentuk institusi yang memiliki struktur kokoh, akurat, dan artistik, sedangkan tampilan emas adalah sebagai simbol puncak prestasi dan kualitas.
    • Elips: Simbol citraan lingkar planet, tampil miring ke kanan sebagai kesan bergerak dan dinamis. Lingkar planet juga termasuk cakrawala angkasa dan satelit yang mengorbitnya, menandakan sesuatu yang erat berkaitan dengan dunia elektronik dan penyiaran.
  • Elang: Simbol kewibawaan, kemandirian, keleluasaan, penjelajahan dan wawasan, atau kejelian, awas, tajam, tangkas namun penuh keanggunan dalam gerak hidupnya.[27] Elang yang ditampilkan merupakan elang laut sebagai simbol Indonesia yang merupakan negara maritim, dan dibuat mengadah ke atas keluar dari lingkaran elips sebagai pertanda MetroTV siap mencerdaskan bangsa dan memperkaya wawasan.
  • Warna: Biru tua menjadi simbol terpercaya, sedangkan kuning emas menyimbolkan fajar yang menerangi dan menyongsong hari esok yang lebih baik.[26]

Sejak 17 Oktober 2016, logo tersebut kini ditempatkan di sebelah newsticker di pojok kanan paling bawah. Pada tahun 2019, warna pada logo on air MetroTV berubah dari biru dengan latar belakang putih menjadi putih dengan latar belakang biru untuk siaran Prime Time setiap hari dari pukul 16.00-21.00 WIB. Dan sejak 25 November 2020, bertepatan dengan hari jadinya yang ke-20, MetroTV kembali memperbarui logo on air-nya di pojok kanan bawah dengan menyisakan lambang elang yang sudah digunakan dari tahun 2010, tetapi dengan menambahkan tulisan "METRO TV" dibawahnya pada saat itu. Tahun berikutnya, kata "METRO TV" dihilangkan, menyisakan ikon elang saja sampai saat ini.

Perkembangan slogan

Slogan utama

  • Identitas Bagi Pribadi Yang Berhasil (2000-2007)[16]
  • Leading the Change (2007–2008)
  • Be Smart Be Informed (2008–2010)
  • Knowledge to Elevate (2010–sekarang)

Slogan spesial HUT

  • News Media Telecast Service (1 Tahun MetroTV)
  • All for the Best (2 Tahun MetroTV)
  • Triple Star, Triple Experience (3 Tahun MetroTV)
  • Excellent Four (4 Tahun MetroTV)
  • Moment of Hope (5 Tahun MetroTV)
  • Proud of Dedication (6 Tahun MetroTV)
  • Leading the Change (7 Tahun MetroTV)
  • Proud of our Nation (8 Tahun MetroTV)
  • Cinta Negeriku (9 Tahun MetroTV)
  • Ten Years for the Nation (10 Tahun MetroTV)
  • Menuju Indonesia Gemilang (11 Tahun MetroTV)
  • Bersama Menginspirasi Bangsa (12 Tahun MetroTV)
  • Tetap Terbaik (13 Tahun MetroTV)
  • Semakin Terpercaya (14 Tahun MetroTV)
  • Membangun Bangsa Berdaya (15 Tahun MetroTV)
  • Menggerakan Harapan Bangsa (16 Tahun MetroTV)
  • Adiwarna Bangsa (17 Tahun MetroTV)
  • Melangkah Bersama Untuk Indonesia (18 Tahun MetroTV)
  • Menebar Inspirasi (19 Tahun MetroTV)
  • Terima Kasih Indonesia (20 Tahun MetroTV)
  • Kebersamaan Memberi Arti (21 Tahun MetroTV)
  • Bangkit Bergerak Bersama (22 Tahun MetroTV)
  • Merayakan Kebersamaan (23 Tahun MetroTV)
  • Mengawal Transformasi (24 Tahun MetroTV)

Acara

Penyiar

Jaringan siaran

Terestrial

Hingga tahun 2020, MetroTV didukung oleh 54 stasiun pemancar,[28] seluruhnya dimiliki oleh MetroTV. Berikut ini adalah stasiun afiliasi dan pemancar MetroTV (sejak berlakunya UU Penyiaran, stasiun TV harus membangun stasiun TV afiliasi di daerah-daerah/bersiaran secara berjaringan dengan stasiun lokal). Data dikutip dari data Izin Penyelenggaraan Penyiaran Kominfo.[29]

Nama Perusahaan Nama Stasiun Daerah Frekuensi Digital (DVB-T2) [30] Nama Multipleksing Digital (DVB-T2)[31]
PT Media Televisi Indonesia MetroTV DKI Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi 31 UHF MetroTV Jakarta
PT Media Televisi Balikpapan MetroTV Balikpapan Balikpapan 29 UHF MetroTV Balikpapan
PT Media Televisi Padang MetroTV Bukittinggi Bukittinggi, Padang Panjang 42 UHF MetroTV Bukittinggi
PT Media Televisi Denpasar MetroTV Bali Kota Denpasar, Singaraja, Karangasem 36 UHF MetroTV Denpasar, Singaraja dan Karangasem
PT Dewata Citratama Televisi
PT Media Televisi Gorontalo MetroTV Gorontalo Gorontalo 31 UHF Trans TV Gorontalo, Boliyohuto, Kwandang dan Tilamuta
PT Media Televisi Bandung[30] MetroTV Jawa Barat Bandung, Cimahi, Padalarang, Cianjur 32 UHF MetroTV Bandung
Garut 28 UHF MetroTV Garut
Cirebon 32 UHF MetroTV Cirebon
Tasikmalaya, Ciamis 33 UHF MetroTV Tasikmalaya
Sukabumi 32 UHF MetroTV Sukabumi
Cianjur Selatan 27 UHF MetroTV Cianjur Selatan
Majalengka 34 UHF MetroTV Majalengka
Purwakarta 36 UHF MetroTV Purwakarta
PT Media Televisi Yogyakarta MetroTV Jateng & DIY[32] Yogyakarta, Wonosari, Solo, Sleman, Wates 38 UHF MetroTV Yogyakarta
PT Media Televisi Semarang[30] Semarang, Ungaran, Kendal, Demak, Kudus 36 UHF MetroTV Semarang
Brebes, Tegal, Pemalang, Pekalongan 39 UHF MetroTV Tegal
Purwokerto, Banyumas, Purbalingga, Kebumen, Cilacap 34 UHF MetroTV Banyumas
Blora, Cepu 34 UHF MetroTV Blora
Pati, Rembang, Jepara 35 UHF MetroTV Rembang
Magelang 43 UHF MetroTV Magelang
Purworejo 39 UHF MetroTV Purworejo
PT Media Televisi Batam MetroTV Batam Batam 46 UHF Trans TV Batam
PT Media Televisi Lestari Satu MetroTV Jawa Timur[33] Surabaya, Lamongan, Gresik, Mojokerto, Pasuruan, Bangkalan 38 UHF MetroTV Surabaya
PT Media Televisi Lestari Dua Jember 46 UHF MetroTV Jember
PT Media Televisi Lestari Empat Madiun, Ngawi, Magetan, Ponorogo 34 UHF MetroTV Madiun
PT Media Televisi Lestari Lima Kediri, Pare, Kertosono, Jombang, Blitar, Tulungagung 36 UHF MetroTV Kediri
PT Media Televisi Lestari Enam Tuban, Bojonegoro 47 UHF MetroTV Bojonegoro
PT Malang Infrakomindo Televisi Malang 34 UHF MetroTV Malang
PT Media Televisi Indonesia Pacitan 39 UHF MetroTV Pacitan
Banyuwangi 34 UHF MetroTV Banyuwangi
Situbondo, Bondowoso 38 UHF MetroTV Situbondo
Pamekasan, Sumenep 39 UHF MetroTV Pamekasan
PT Media Televisi Pontianak MetroTV Kalimantan Barat Pontianak 47 UHF Indosiar Pontianak
PT Media Televisi Banjarmasin MetroTV Kalimantan Selatan Banjarmasin, Martapura, Banjarbaru, Marabahan 45 UHF MetroTV Banjarmasin
PT Televisi Pendidikan Kalimantan Selatan
PT Media Televisi Banjarmasin Amuntai 41 UHF MetroTV Amuntai
Tabalong 30 UHF MetroTV Tabalong
Kandangan, Rantau 41 UHF MetroTV Kandangan
Kotabaru 42 UHF MetroTV Kotabaru
MetroTV Kalimantan Timur Samarinda 43 UHF MetroTV Samarinda
Bontang 40 UHF MetroTV Bontang
Sangatta 42 UHF MetroTV Sangatta
Tanjung Redeb, Berau 38 UHF MetroTV Tanjung Redeb
Sendawar 45 UHF MetroTV Sendawar
Tanah Grogot 40 UHF MetroTV Tanah Grogot
MetroTV Kalimantan Utara Tanjung Selor, Tarakan 45 UHF MetroTV Tarakan / MetroTV Tanjung Selor
Malinau 48 UHF MetroTV Malinau
Nunukan 42 UHF MetroTV Nunukan
PT Media Televisi Palangkaraya MetroTV Kalimantan Tengah Palangka Raya 36 UHF SCTV Palangkaraya
Pangkalan Bun
PT Media Televisi Ambon MetroTV Maluku Ambon off air (33 UHF) TVRI Maluku (TVRI Bukit Greser dan TVRI Sokowati)
PT Media Televisi Ternate MetroTV Ternate Ternate 40 UHF Trans TV Ternate
PT Media Televisi Mataram MetroTV NTB Mataram 35 UHF MetroTV Mataram / MetroTV Pujut
PT Media Televisi Kupang MetroTV NTT Kupang 41 UHF MetroTV Kupang
PT Media Televisi Jayapura MetroTV Papua Jayapura 34 UHF Trans7 Jayapura
PT Media Televisi Makassar MetroTV Sulawesi Selatan Makassar, Maros, Sungguminasa, Pangkajene 34 UHF MetroTV Makassar
PT Media Televisi Nusantara Lima MetroTV Sumatera Barat Padang, Pariaman 42 UHF MetroTV Padang
MetroTV Sumatera Selatan[34] Palembang, Lempuing, Ogan Komering Ilir 32 UHF Indosiar Palembang / Indosiar Lempuing
MetroTV Banyuasin Banyuasin
PT Media Televisi Jambi MetroTV Jambi[35] Jambi 29 UHF Indosiar Jambi
PT Media Televisi Bengkulu MetroTV Bengkulu Bengkulu 31 UHF Indosiar Bengkulu
PT Media Televisi Bangka Belitung MetroTV Babel Pangkal Pinang 39 UHF MetroTV Pangkalpinang
PT Media Televisi Lampung MetroTV Lampung[36] Bandar Lampung, Kota Metro, Kalianda, Kotabumi, Pringsewu 39 UHF MetroTV Bandar Lampung / MetroTV Pringsewu
PT Media Televisi Nusantara Enam MetroTV Riau Pekanbaru 33 UHF Trans TV Pekanbaru / Trans TV Kampar
PT Srijunjungan Media Televisi MetroTV Bengkalis Bengkalis
PT Media Televisi Palu MetroTV Sulawesi Tengah Palu 38 UHF SCTV Palu
PT Media Televisi Kendari MetroTV Sulawesi Tenggara Kendari, Konawe 39 UHF MetroTV Kendari dan Konawe
Kolaka
PT Media Televisi Manado MetroTV Sulawesi Utara Manado 38 UHF MetroTV Manado
PT Media Televisi Medan MetroTV Sumatera Utara Medan 36 UHF MetroTV Medan
PT Media Televisi Banda Aceh Pematang Siantar, Kisaran 44 UHF MetroTV Pematangsiantar
Rantau Prapat 30 UHF MetroTV Rantau Prapat
Balige 48 UHF MetroTV Balige
Sidikalang 42 UHF MetroTV Sidikalang
Sibolga 42 UHF MetroTV Sibolga
Padang Sidempuan 41 UHF MetroTV Padangsidempuan
Panyabungan 48 UHF MetroTV Panyabungan
Gunung Sitoli 41 UHF MetroTV Gunung Sitoli
MetroTV Aceh Banda Aceh 41 UHF MetroTV Banda Aceh
Sabang 39 UHF MetroTV Sabang
Bireuen 40 UHF MetroTV Bireuen
Meulaboh 41 UHF MetroTV Meulaboh
Takengon 42 UHF MetroTV Takengon
Lhokseumawe 41 UHF MetroTV Lhokseumawe
Kutacane 41 UHF MetroTV Kutacane
Singkil 41 UHF MetroTV Singkil
Simeulue 39 UHF MetroTV Simeulue
Langsa 42 UHF MetroTV Langsa
Sigli 40 UHF MetroTV Sigli
Sinabang 39 UHF MetroTV Sinabang
PT Media Televisi Jaya Empat MetroTV Sumedang Sumedang 34 UHF MetroTV Sumedang
PT Media Televisi Jaya Lima MetroTV Kuningan Kuningan 32 UHF MetroTV Cirebon
PT Banten Infrakomindo Televisi MetroTV Banten Malingping, Lebak 33 UHF MetroTV Malingping
PT Megah Bangun Lestari MetroTV Prabumulih Prabumulih 32 UHF Indosiar Palembang / Indosiar Lempuing
PT Silampari Media Televisi MetroTV Lubuk Linggau Lubuklinggau
PT Sentra Technovidia MetroTV Singkawang Singkawang 47 UHF Indosiar Pontianak
PT Media Televisi Merauke MetroTV Papua Selatan Merauke
PT Media Televisi Serang MetroTV Serang Serang 32 UHF MetroTV Serang

Satelit

Satelit-satelit yang digunakan oleh MetroTV:[37]

  • Telkom 4 (FTA)
  • AsiaSat 9 (Kugosky)
  • SES 7 (MNC Vision)
  • SES 9 (Nex Parabola)
  • Measat 3b (TransVision)
  • ABS 2a ( SMV freesat TV)

Ketersediaan di ponsel dan tablet PC

MetroTV News juga tersedia di iOS (App Store) dan Android (Google Play) yang dapat diunduh secara gratis.

Manajemen

Daftar direktur utama

No Nama Awal jabatan Akhir jabatan
1 Surya Paloh 1999 2006
2 Wisnu Hadi 2006 2011
3 Adrianto Machribie 2011 2017
4 Suryopratomo 2017 2019
5 Don Bosco Selamun 2019 2024
6 Arief Suditomo 2024 Sekarang

Direksi saat ini

Struktur dewan direksi MetroTV saat ini adalah sebagai berikut:

No Nama Jabatan
1 Arief Suditomo Direktur Utama
2 Mohammad Mirdal Akib Direktur Pelaksana
3 Agus Mulyadi Direktur Program dan Pengembangan
4 Meniek Andini Direktur Penjualan dan Pemasaran
5 Arif Nugroho Direktur Keuangan, Hubungan Masyarakat dan Dukungan Teknis
6 Budiyanto Pemimpin Redaksi

Komisaris saat ini

Struktur dewan komisaris MetroTV saat ini adalah sebagai berikut:

No Nama Jabatan
1 Ngakan Made Jayendria Komisaris Utama
2 Wisnu Hadi Komisaris
3 I Gusti Kompyang Manila

Kontroversi

Peristiwa penyanderaan kru MetroTV

Pada 18 Februari 2005, Meutya Hafid dan rekannya, juru kamera, Budiyanto diculik dan disandera oleh sekelompok pria bersenjata ketika sedang bertugas di Irak. Kontak terakhir MetroTV dengan Meutya adalah pada 15 Februari, tiga hari sebelumnya. Mereka akhirnya dibebaskan pada 21 Februari 2005. Sebelum ke Irak, Meutya juga pernah meliput tragedi tsunami di Aceh. Pada tanggal 28 September 2007, Meutya melaunching buku yang ia tulis sendiri, yaitu 168 Jam dalam Sandera: Memoar Seorang Jurnalis yang Disandera di Irak. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pun turut menyumbangkan tulisan untuk bagian pengantar dari buku ini. Selain presiden, beberapa tokoh lainnya pun menyumbangkan tulisannya yakni Don Bosco Selamun (Pemimpin Redaksi MetroTV 2003-2005) dan Marty Natalegawa (Mantan Juru Bicara Departemen Luar Negeri).[38]

Berjilbab saat membawakan berita

MetroTV pernah dikecam karena melarang salah satu presenternya, Sandrina Malakiano, mengenakan jilbab pada saat siaran, meskipun Sandrina sudah memperjuangkannya selama berbulan-bulan dengan mengajak jajaran pimpinan level atas MetroTV untuk berdiskusi panjang.[39] Larangan inilah yang menyebabkan Sandrina keluar dari MetroTV pada Mei 2006.[40] Menurut pihak MetroTV, mereka hanya akan mengizinkan presenternya berjilbab di depan kamera ketika Ramadan atau hari-hari besar Islam.

Netralitas

Secara umum, netralitas MetroTV sering kali dipertanyakan, salah satunya oleh KPI karena dianggap memberikan porsi pemberitaan mengenai Partai Nasdem lebih banyak dibanding partai lain. Pada pemilihan umum Presiden 2014, MetroTV memperoleh kritikan tajam karena memberikan porsi berita lebih banyak kepada pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla ketimbang pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa.[41] Kritikan yang sama juga dilontarkan kepada 4 jaringan televisi lainnya.[42] KPI secara pribadi juga menyorot MetroTV dan tvOne karena dianggap tidak berimbang dalam pemberitaan seputar Pilpres 2014.[43]

Pelanggaran Iklan

Pada masa kampanye pada Pemilu 2014, MetroTV beserta 10 stasiun televisi lainnya ditegur KPI perihal pelanggaran ketentuan iklan kampanye partai politik.[44]

Konten tidak layak siar dan ketidakakuratan informasi

Pada program Breaking News, MetroTV ditegur KPI karena menyampaikan informasi yang tidak akurat tentang "Ledakan di Palmerah" saat Serangan Jakarta 2016. KPI juga menyoroti video amatir yang menampilkan visualisasi mayat yang tergeletak di dekat pos polisi Sarinah yang merupakan lokasi kejadian tanpa disamarkan.[45]

Lihat pula

Referensi

  1. ^ "Sumita Tobing". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-01-18. Diakses tanggal 2021-11-18. 
  2. ^ "Artikel dari majalah Gatra: Bos, jangan bersaing". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-03-23. Diakses tanggal 2019-04-25. 
  3. ^ a b "Ekonomi Politik Media Penyiaran". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-07-12. Diakses tanggal 2021-01-24. 
  4. ^ Sekedar berbagi info:...
  5. ^ "Proses kerja staf produksi desk megasos – hukrim (megapolitan sosial budaya hukum kriminal) pada metro tv". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-11-17. Diakses tanggal 2021-11-17. 
  6. ^ "Membuka Kejadian Menonjol Media Massa Indonesia Sejak Era Reformasi Sampai 2000". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-07-12. Diakses tanggal 2021-01-24. 
  7. ^ "Jejak Bisnis Chairul Tanjung". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-07-12. Diakses tanggal 2021-01-24. 
  8. ^ "Sebaran Kerajaan Cendana di Bisnis Pertelevisian". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-07-12. Diakses tanggal 2021-01-24. 
  9. ^ "AsiaCom: Asia-Pacific TV, Cable, Satellite, and Telecommunications, Volume 5". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-07-12. Diakses tanggal 2022-09-04. 
  10. ^ "Klip tahun 2006 yang menampilkan peresmian Metro TV dan sejarah Metro TV". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-03-20. Diakses tanggal 2023-03-20. 
  11. ^ Apsattv.com History November 2000
  12. ^ a b c "Seabad pers kebangsaan, 1907-2007". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-07-12. Diakses tanggal 2021-11-17. 
  13. ^ a b "HIBURAN: STASIUN TELEVISI BARU SEGERA MUNCUL". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-11-17. Diakses tanggal 2021-11-17. 
  14. ^ "Televisi Jakarta di atas Indonesia: Kisah Kegagalan Sistem Televisi Berjaringan di Indonesia". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-07-12. Diakses tanggal 2021-01-24. 
  15. ^ a b "Profile - MetroTVNews.com - Stasiun TV Berita Pertama di Indonesia". 2001-04-19. Archived from the original on 2001-04-19. Diakses tanggal 2023-04-28. 
  16. ^ a b Portfolio - Metro TV
  17. ^ "Demokrasi dan globalisasi: meretas jalan menuju kejatidirian". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-07-12. Diakses tanggal 2021-01-24. 
  18. ^ "Target BEP Metro TV 2010". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-12-04. Diakses tanggal 2021-12-04. 
  19. ^ a b "Metro TV Online". 2005-11-26. Archived from the original on 2005-11-26. Diakses tanggal 2023-04-28. 
  20. ^ "Kemenkominfo". 2019-09-02. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-08-09. Diakses tanggal 2019-09-07. 
  21. ^ "Gamma, Volume 2,Masalah 33-40". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-07-12. Diakses tanggal 2021-11-29. 
  22. ^ "Imagi-Nations and Borderless Television: Media, Culture and Politics Across Asia". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-07-12. Diakses tanggal 2021-11-17. 
  23. ^ "Bekerja Sebagai News Presenter". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-07-12. Diakses tanggal 2021-11-17. 
  24. ^ "Features - MetroTVNews.com - Stasiun TV Berita Pertama di Indonesia". 2001-04-19. Archived from the original on 2001-04-19. Diakses tanggal 2023-04-28. 
  25. ^ Pratama Ramadhan, Fauzi (2022-06-07). "Saiful Mujani: Metro TV Channel Adalah Pelopor Quick Count". Medcom.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-02-28. Diakses tanggal 2023-02-28. 
  26. ^ a b c "Rebranding Metro TV..." (PDF). Diarsipkan (PDF) dari versi asli tanggal 2022-11-29. Diakses tanggal 2022-11-29. 
  27. ^ "Visi Dan Misi Metro TV Logo dan Arti Metro TV". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-11-27. Diakses tanggal 2022-11-27. 
  28. ^ Dongoran, Hussein Abri (2020). "Modal Besar TVRI: Ratusan Pemancar, Aset Triliunan, dan APBN". Tempo.co. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-01-23. Diakses tanggal 3 Agustus 2020. 
  29. ^ "DAFTAR IZIN PENYELENGGARAAN PENYIARAN LEMBAGA PENYIARAN TELEVISI YANG SUDAH DITERBITKAN OLEH MENTERI KOMINFO SAMPAI DENGAN NOVEMBER 2017" (PDF). Diarsipkan (PDF) dari versi asli tanggal 2021-01-27. Diakses tanggal 2021-01-20. 
  30. ^ a b c "Peta ISR TV Digital - SDPPI Maps". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-04-19. Diakses tanggal 2021-03-07. 
  31. ^ "Dashboard TV Digital". Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-01-23. Diakses tanggal 23 Januari 2022. 
  32. ^ Kanal MetroTV Jateng & DIY Diarsipkan 2021-09-25 di Wayback Machine. di YouTube
  33. ^ "metrotv jatim". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-07-12. Diakses tanggal 2022-04-22. 
  34. ^ "METROTV Sumsel". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-11-23. Diakses tanggal 2021-11-23. 
  35. ^ "Station ID metro TV jambi 2016 - 2017 (full version)". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-11-23. Diakses tanggal 2021-11-23. 
  36. ^ https://metrotvlampung.com/ Diarsipkan 2021-11-04 di Wayback Machine. Situs resmi Lampung
  37. ^ "LyngSat". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-12-05. Diakses tanggal 2013-12-03. 
  38. ^ "Tabloid Diplomasi: Meutya dibebaskan oleh penyandera karena berwarga negara Indonesia". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-08-26. Diakses tanggal 2015-01-28. 
  39. ^ "Salinan curhat Sandrina Malakiano di akun facebooknya". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-05-16. Diakses tanggal 2015-04-17. 
  40. ^ Sandrina Malakiano, dengan Islam Jadi Lebih Sabar dan Ikhlas Diarsipkan 2009-12-01 di Wayback Machine. di Republika Online
  41. ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-09-30. Diakses tanggal 2015-09-29. 
  42. ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-09-30. Diakses tanggal 2015-09-29. 
  43. ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-09-30. Diakses tanggal 2015-09-29. 
  44. ^ "Siaran Pers Tentang Pelanggaran Iklan Kampanye di Lembaga Penyiaran". Komisi Penyiaran Indonesia (dalam bahasa Inggris). 2014-04-04. Diakses tanggal 2023-12-17. 
  45. ^ Arsyad, Eko Priliawito, Irwandi (2016-01-16). "Bom Sarinah, KPI Beri Sanksi 7 TV dan Satu Radio". www.viva.co.id. Diakses tanggal 2023-12-17. 

Pranala luar