Bab III Study Kasus
Bab III Study Kasus
Bab III Study Kasus
PLN ( Persero) Pembangkitan Sumatera Bagian Selatan Sektor Pembangkitan Sumatera Bagian Selatan merupakan bagian dari unit kerja PT. PLN (Persero) Pembangkit Sumatera Bagian Selatan yang mengemban tugas melaksanakan penyediaan dan pelayanan tenaga listrik di Kota Palembang khususnya Sumatera bagian Selatan. Dalam proses penyediaan energi listrik ini selain bahan bakar, juga memerlukan turbin yang dikopel dengan generator untuk mengubah bahan bakar menjadi energi listrik. Tentunya PT. PLN Sektor Keramasan harus memproduksi energi listrik yang baik untuk melayani pelanggannya. Maka perusahaan harus mempunyai generator yang berfungsi secara maksimal. Agar generator itu dapat berfungsi itu dapat berfungsi dengan baik maka PT. PLN Sektor Keramasan harus memelihara dan jika terjadi kerusakan harus segera diperbaiki agar proses produksi energi listrik tidak terhambat yang dapat mengakibatkan pasokan listrik ke pelanggan. Pemeliharaan terhadap peralatan listrik pada umumnya bertujuan untuk mempertahankan kondisi peralatan agar dapat mendekati kondisi yang dispesifikasi oleh perusahaan pembuatnya atau paling tidak dapat dioperasikan sebagaimana mestinya. Salah satu jenis pemeliharaan yang dilakukan dalam kegiatan Combustion Inspection ( CI ) yaitu pemeliharaan periodik yang dilakukan setiap 8.000 jam generator beroperasi adalah pemeriksaan stator generator, kegiatan yang dilakukan dapat berupa pengujian tahanan isolasi ( Insulation Resistance Test ) dan Polarization Index Test. Pengujian ini dilakukan untuk mendeteksi adanya kelemahan isolasi tahanan. Pengujian isolasi secara rutin dapat dilakukan dengan menggunakan Megger yang pembacaannya langsung dalam megaohm. Dengan diadakannya pengujian seperti ini diharapkan akan menurunkan frekuensi kerusakan secara mendadak serta menurunkan biaya pemeliharaan secara keseluruhan. Yang dimaksud dengan Tahanan isolasi adalah ukuran kebocoran arus yang melalui isolasi. Tahanan berubah-ubah karena pengaruh temperatur dan lamanya tegangan yang diterapkan pada lilitan tersebut, oleh 13
Nilai
tegangan minimum pengujian adalah satu kilovolt sebanding dengan satu (1) megaohm nilai resistansi pada lilitan stator generator, nilai tahanan yang rendah dapat menunjukkan lilitan dalam keadaan kotor atau basah. Dalam Laporan Kerja Praktek ini, penulis membahas tentang ANALISIS POLARIZATION INDEX ( PI ) UNTUK DIAGNOSTIK GENERATOR 17.5 MVA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS KERAMASAN PALEMBANG. Suatu generator listrik yang mempunyai berbagai macam
komponen-komponen yang memerlukan pemeliharaan dan pengecekan secara berkala. Pengecekan ini dapat dilakukan setiap 8.000 jam. Hal ini berguna untuk menghindari generator tidak cepat rusak sehingga produksi energi listrik dapat berjalan lancer dan pasokan energi listrik ke pelanggan tidak terhambat. 3.1.2. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan diatas dapat dirumuskan masalahnya sebagai berikut : 1. 2. Bagaimana cara melakukan pengukuran Insulation Resistance ( IR ) ? Bagaimana cara menganalisis Polarity Index ( PI ) pada generator ?
3.1.3. Tujuan dan Manfaat 3.1.3.1. Tujuan Analisis Polarity Index ( PI ) pada generator Pembangkit Listrik Tenaga Gas bertujuan untuk : 1. Mengetahui Nilai Tahanan Isolasi Generator setelah melakukan pengukuran. 2. Menentukan Nilai Polarity Index ( PI ) pada Generator . 3.1.3.2. Manfaat Adapun manfaat yang dihasilkan dari pengujian generator adalah : 1. Sebagai sarana untuk meningkatkan pemahaman tentang pengukuran Tahanan Isolasi pada generator. 2. Menentukan Kondisi baik atau buruknya suatu Generator menurut standar IEEE berdasarkan Nilai Polarity Index ( PI ) yang di peroleh.
14
3.1.4. Pembatasan Masalah Dalam penyusunan laporan kerja praktek ini, pembahasan hanya dibatasi pada pengukuran Insulation Resistance ( IR ) dan analisis Polarity Index ( PI ) pada generator wescan Unit 1 PLTG di PT. PLN (Persero) Pembangkitan Sumbagsel Sektor Pembangkitan Keramasan, dengan menggunakan standar IEEE.
15
3.2 Tinjauan Pustaka 3.2.1. Tinjauan Umum Generator Asinkron 3.2.1.a. Fungsi dan Prinsip Kerja Generator Generator adalah mesin pembangkit listrik yang prinsipnya mengubah energi mekanik menjadi energi listrik. Komponen utama dari generator terdiri dari Stator dan rotor. Pada umumya stator terdiri dari penghantar/kumparan tempat terbentuknya GGL induksi sedangkan rotor merupakan kutub magnit. Mesin induksi akan beroperasi sebagai generator apabila kecepatan medan putar stator lebih kecil daripada kecepatan putar rotor. Pada kondisi seperti ini nilai slip generator menjadi negatif. Slip adalah persentase perbedaan kecepatan medan putar stator dan rotor terhadap medan putar stator yang dinyatakan dengan :
Dengan, ns = kecepatan medan putar stator nr = kecepatan putar rotor S = Slip mesin induksi Nilai nr diperoleh dari putaran rotor yang dihasilkan oleh prime mover sedangkan nilai ns dihasilkan oleh kumpaaran yang dialiri oleh arus dengan frekuensi tertentu. Besarnya ns adalah :
Dengan : ns = kecepatan medan putar stator f = frekuensi pada stator P = Jumlah pole pada stator
16
Berubah-ubahnya kecepatan rotor mengakibatkan berubahnya harga slip dari 100% pada saat start mesin induksi (nr = 0) menjadi 0% saat nilai nr = ns atau saat kecepatan putar medan stator sama dengan kecepatan putar rotor. Harga slip juga dapat bernilai negatif (S < 0). Hal ini terjadi jika nilai putaran rotor lebih besar daripada nilai medan putar stator.
Sesuai hukum paraday apabila suatu penghantar digerak-gerakkan dalam medan magnit maka penghantar tersebut timbul GGL ( Gaya Gerak Listrik ) induksi atau dapat menghasilkan listrik, yang besar GGL induksi tersebut adalah :
17
dari prinsip tersebut pada gambar di atas digunakan sebagai dasar generator pembangkit listrik. Sehingga syarat terjadinya GGL induksi harus adanya : Medan Magnit Penghantar Gerakan Relatif Maka besar kecilnya GGL induksi tergantung tiga unsur di atas. Adapun prinsip mesin listrik / Generator yang dapat membangkitkan listrik, seperti gambar berikut:
18
Pada gambar di atas menunjukan sebuah gulungan penghantar diputar di dalam media medan magnit pada satu putaran ( 360 ), menghasilkan GGL induksi arus bolak balik satu periode. Gelombang arus bolak-balik tersebut biasa disebut gelombang sinusoida. Sehingga apabila pengahantar tersebut diputar oleh turbin dengan putaran 3000 rpm atau sama dengan putaran tiap detik 50 putaran, maka gelombang arus bolak-balik yang dihasilkan adalah juga sebanyak 50 periode atau dikatakan dengan prekwensi 50 Hertz.
Pada umumnya mesin pembangkit listrik diputar adalah kemagnitan atau rotor sebagai magnit dan kumparan penghantar ditempatkan di bagian stator. Adapun kontruksi secara mirip adalah sebagai berikut :
19
3.2.1.b. Fungsi dan Bagian Utama Generator Generator induksi teridiri dari dua bagian utama, yaitu bagian yang berputar, rotor, dan bagian yang tidak berputar, stator. Rotor pada generator induksi dihubungkan dan diputar oleh penggerak utama (prime mover) seperti turbin sedangkan stator merupakan terminal tegangan keluaran generator. Stator Stator pada alternator merupakan gulungan kawat yang disusun sedemikian rupa dan ditempatkan pada alur-alur inti besi. Pad pengahntar tersebut adalah tempat terbentuknya GGL induksi yang diakibatkan dari medan magnit putar dari rotor yang memotong kumparan penghantar stator.
Kumparan yang ditempatkan pada alur-alur tersebut dibagi menjadi 3( Tiga) grup, sehinngga menjadi keluaran 3 phasa. Dan biasanya disambung sistem bintang ( Y ). Inti besi stator terdiri dari lminasi-laminasi plat besi yang satu dan lainnya terisolasi debgan vernis atau kertas isolasi ( Implegnated Paper ). Tujuan dari laminasi-laminasi tersebut dalah untuk mengurangi besarnya arus pusar ( Eddy Current ), karena arus pusar ini dapat menimbulkan panas pada inti stator dan akhirnya dapat merusak isolasi kumparan penghantar. Di sela-sela penghantar dan pada inti stator terdapat lubang-lubang ( rongga ) untuk sirkulasi bahan pendingin.
20
Rotor Rotor pada generator merupakan bagian untuk menempatkan kumparan medan magnit eksitasi. Kumparan medan magnit disusun pada alur-alur inti besi rotor, sehingga apabila pada kumparan tersebut dialirkan arus searah ( DC ) maka akan membentuk kutub-kutub magnit Utara dan Selatan.
Untuk-untuk mesin-mesin pembangkit listrik yang biasa untuk putaran tinggi seperti pembangkit thermal, kutub magnitnya berbentuk silindris atau seperti gambar di atas. Adapun jumlah kutubnya untuk mesin dengan putaran tinggi biasanya sebanyak 2 ( dua ) kutub magnit atau 4 ( empat ) kutub magnit. Secara matematis hubungan antara jumlah kutub dengan frekwensi digambarkan dengan persamaan sebagai berikut :
21
Seperti kita ketahui bahwa untuk membuiat kutub magnit pada rotor tersebut adalah dengan system elektromagnit, yaitu dengan mengalirkan arus pada kumparan. Untuk memberikan arus listrik tersebut atau dengan istilah eksitasi ke rotor dapat melalui media Slip Ring atau langsung lewat poros dari mesin eksitasi dengan mesin penyearah. Akibat dari arus eksitasi atau penguatan medan magnit tersebut pada rotor dapat menimbulkan adanya arus pusar ( Eddy Current ), maka rotor tersebut perlu didinginkan. Untuk mendinginkan rotor generator cukup dengan mengalirkan udara dingin atau media hydrogen melalui salura atau rongga-rongga pada sisi kumparan dan intinya secara bersama-bersama dengan pendinginan pada stator. Agar sirkulasi media pendingin ke rongga-rongga rotor dan stator dapat bersikulasi, maka pada rotor generator dipasang baling-baling sebagai blower. 3.2.2. Sistem Eksitasi Penguatan medan atau disebut eksitasi adalah pemberian arus listrik untuk membuat kutub magnit pada generator. Dengan mengatur besar kecil arus tersebut, kita dapat mengatur besar tegangan out put generator atau dapat juga mengatur besarnya daya reaktif yang diinginkan pada generator yang sedang parallel dengan system jaringan besar ( Infinite Bus ). Ada beberapa jenis system eksitasi, yaitu : System Eksitasi static Sistem Eksitasi Dinamik. System eksitasi statik adalah system eksitasi generator tersebut disuplai dari eksiter yang bukan mesin bergerak, yaitu dari system penyearah yang sumbernya disuplay dari out put generator itu sendiri atau sumber lain dengan melalui transformator .Secara prinsip dapat digambarkan sebagai berikut :
22
Seperti gambar di atas dapat kita lihat bahwa suplay daya listrik untuk eksitasi mengambil dari out put generator melalui excitation transformer, kemudian disearahkan melalui power rectifier dan di salurkan ke rotor generator untuk eksitasi atau penguat medan dengan melalui sikat arang. Untuk pengaturan tegangan out put generator diatur melalui DC regulator dan AC regulator, sehingga besarnya arus eksitasi dapat diatur sesuai kebutuhan. Kemudian apabila generator tersebut pada saat start awal belum mengeluarkan tegangan, maka untuk suplay arus eksitasi biasanya diambil dari batere. Adapun yang dimaksud dengan eksitasi dinamik adalah system eksitasi yang suplai arus eksitasi diambil dari mesin bergerak, ada mesin bergerak tersebut disebut Eksiter. Biasanya eksiter tersebut sebagai tenaga penggeraknya dipasang satu poros dengan generator. 23
3.2.3. Belitan Generator ( Generator Winding ) Jenis belitan atau kumparan pada stator biasa juga disebut belitan jangkar ( armature ) 3 phase, terdapat beberapa jenis belitan/gulungan, diantranya adalah : Belitan Gelung ( Lap winding ) / konsentrik, bila langkah-langkah belitan bergantian positip dan negative.
Ada dua tipe belitan penempatan belitan pada slot stator, yaitu : 1. 2. Single layer winding ( kumparan lapis tunggal ) Double layer winding ( kumparan lapis ganda )
24
Berdasarkan perbandingan jumlah kelompok kumparan ( coil group ) dengan banyak kutub-kutub magnit yang digunakan maka dikenal pula lilitan stator : Belitan kumparan setengah ( halp coiled winding ), yakni bila banyak kelompok kumparan setengah dari banyak jumlah kutub magnit. Pada jenis ini arah melilitkan hanya pada satu arah saja dan lilitannya merupakan satu lapis ( single layer ) atau lilitan jenis simplex. Belitan kumparan penuh ( whole coiled winding ), yakni bila banyak kelompok kumparan jumlahnya sama dengan jumlah kutub magnit. Pada jenis arah melilitkan merupakan arah berganti-gantian dan lilitannya merupakan lilitan dua lapis ( double layer ) atau lilitan merupakan bentu duplex.
Pada pelaksanaan cara belitan stator generator ada hal yang perlu diketahui tentang langkah alur belitan ( pitch factor ), secara ideal untuk
25
mendapatkan GGl yang maksimal bahwa langkah belitan adalah sebesar 180 L atau bentangan penuh ( full pitch ) antar kutub. Pada umumnya cara bentangan belitan tidak penuh tapi dikurangi atau langkah diperpendek. Pengurangan terszebut tergantung kebutuhan, yang manfaatnya adalah : Menghemat pemakaian kawat penghantar. Mengurangi timbulya distorsi tegangan out put akibat adanya harmonis GGL jangkar, sehingga diperoleh gelombang tegangan output dalam bentuk sinus yang lebih bagus. Karena dapat mengurangi harmonis frekuensi yang lebih tinggi dari frekuensi dasar, maka akan diperoleh rugi histerisis dan arus pusar menjadi lebih kecil. 3.2.4. PEMELIHARAAN GENERATOR Tujuan pemeliharaan adalah untuk mencegah terjadinya gangguan pada saat unit beroperasi, sehingga tidak mengakibatkan kerusakan yang lebih besar / fatal, dan peralatan tersebut mempunyai masa pakai yang lebih lama, menghasilkan unjuk kerja yang lebih baik serta tingkat keselamatan lebih terjamin. Kerusakan terbesar pada mesin listrik berputar terutama pada mesin induksi disebabkan oleh kerusakan isolasi winding stator. Kerusakan isolasi winding stator biasa disebabkan oleh : 1) Thermal Stresses 2) Mechanical Stresses 3) Environmental Stresses Thermal stresses Overheating yang terjadi pada winding dan berlangsung lama, menyebabkan stress pada winding & isolasi kawat menjadi rapuh, dan lama kelamaan isolasi akan menjadi retak. Jika gejala ini disertai dengan timbulnya PD ( partial discharge ), maka proses penuaan isolasi akan menjadi lebih cepat.
26
Mechanical stresses Winding yang tidak divarnis dengan baik, connection point, blocking
coil, adalah meruipakan titik paling lemah terhadap pengaruh dari luar, seperti mechanical vibration, dan magnetic vibration. Environmental stresses Kontaminasi : udara lembab, debu, karbon, minyak atau bahan kimia lain, yang terkumpul di permukaan isolasi, adalah merupakan partikel konduktive yang dapat menghantar listrik. Karena adanya beda potensial antara winding dengan ground, maka partikel tersebut, akan berfungsi sebagai media hantaran untuk menghantar arus listrik dari winding ke ground, karena sifat kotoran yang demikian maka pada tempat-tempat penumpiukan kotoran akan terbentuk jalur hantaran listrik ( Electrical tracking ). Seperti kita ketahui bahwa pelaksanaan pemeliharaan terdapat beberapa klasifikasi, diantaranya pemeliharaan yang biasa dilakukan secara rutin adalah pemeliharaan jenis preventif. Pada umumya pemelihaan komponent generator di unit pembangkit thermal dilakukan dalam 2 kategori, yaitu : Pemeliharaan yang bersifat rutin. Pemeliharaan yang bersifat periodic.
3.2.4.1. Pemeliharaan Rutin. Pemeriksaan yang bersifat rutin adalah pemeliharaan yang dilakukan secara berulang dengan periode harian, mingguan dan bulanan dengan kondisi yang sedang beroperasi, yaitu meliputi : Pemeriksaan temperature belitan stator, bearing, air pendingin Pemeriksaan kebocoran pendingin minyak ( khusus generator Pemeriksaan vibrasi sekali dalam sebulan. dan lainnya dilakukan setiap hari. dengan pendingin hydrogen ) dalam sekali sebulan.
27
Pemeriksaan tekanan hydrogen, seal oil pump. Pemeriksaan fuse rotating rectifier ( Brushless Excitation ) atau
pemeriksaan sikat arang ( Static Excitation / DC Dinamic Excitation ) Pada dasarnya penggantian sikat arang dapat dilakukan pada saat mesin beroperasi, karena pada mesin-mesin yang besar sikat arang biasanya dipasang tidak hanya satu tetapi ada beberapa pasang dengan cara parallel. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan penggantian pada kondisi beroperasi, yaitu : Terjadinya sengatan listrik atau terbakar. Terjadi kontak dengan peralatan yang berputar. Lokasi tempat bekerja harus bersih, penerangan yang cukup dan diberi batas. Petugas pelaksana harus berpakaian rapi tidak sobek dan pakain lengan pendek. Semua piranti kerja harus terisolasi dan tidak dapat jatuh pada saat bekerja. Beri catatan ( Tagging ) pada peralatan kontrol bahwa sedang dilakukan pekerjaan penggantian sikat arang. Sebelum sikat arang lepas dari rumah sikat arang periksa dan yakinkan bahwa sikat arang yang lain mengontak dengan baik terdadap komutator Slip ring. Cek tekanan sikat arang, tidak boleh terlalu lemah atau terlalu keras. Bila tekanan kurang baik akan mengakibatkan: Kontak kurang baik. Bergetar Timbul bunga api. Sikat arang cepat aus.
28
3.2.4.2. Pemeliharaan Periodik. Pemeriksaan yang bersipat periodik adalah pemeriksaan yang dilakukan berdasarkan lama beropersi generator, yang diklasifikasikan : Pemeriksaan sederhana yang dilakukan setiam 8.000 jam Pemeriksaan sedang, setiap 16.000 jam Pemeriksaan serius , setiap 32.000 jam Pemeriksaan periodik kegiatan yang dilakukan meliputi
pembongkaran ( disassembly ), pemeriksaan ( Inspection ) dan pengujian ( Testing ).kegiatan pemeriksaan tersebut tidak harus semua komponen dilakukan sama, melainkan targantung dari klasifikasi pemeriksaan periodiknya. Pemeriksaan sederhana dan sedang, komponen yang diperiksa tidak seluruhnya melainkan sebagian saja. Tetapi pemeriksaan serius, kegiatan-kegiatan seperti disebutkan diatas dilakukan secara menyeluruh terhadap generator dan alat bantunya. Adapun jenis-jenis kegiatan yang dilakukan dalam pemeriksaan serius meliputi : Pembuangan gas H2 Pembukaan penutup ( Housing Cover ) Pelepasan LP Turbin dan Generator Pelepasan Generator dan Eksiter. Pembukaan Bracket atas dan bantalan. Pembukaan Gland Seal dan Seal Ring. Pembukaan Daun Blower Penurunan Bracket Bawah Persiapan pengeluaran Rotor Pengeluaran Rotor Pemeriksaan Rotor Pemeriksaan Coil Stator, Pasak dan Inti.
29
Pencucian semua komponent. Persiapan pemasukan Rotor. Pemasukan Rotor dan Perakitan Bracket Bawah. Perakitan Gland Seal. Perakitan Daun Blower. Pemeriksaan Lead Box. Pengujian Kebocoran Pendingin Gas Perakitan Bracket Atas Pemeriksaan dan Perakitan Eksiter. Pelurusan LP Turbin dan Eksiter. Pelurusan dan Swing Chek : Generator dan Eksiter. Pengaliran Minyak Bantalan. Pengaliran Minyak Perapat. Pemeriksaan Terakhir. Uji Kebocoran Total Generator. Perakitan Bantalan Atas. Penyelesaian Semua Perakitan. Pengecekan dan Penyetelan System Pengaturan Minyak Perapat. Pengecekan dan Penyetelan System Pengaturan Gas H2. Pengecekan dan Penyetelan System Cadangan (Back-Up System). Pemeriksaan Stator Generator, meliputi : Belitan Stator diperiksa tentang kemungkinan terjadinya kontaminasi, kerusakan, retak, pemanasan lebih dan keausan. Pasak stator diperiksa kemungkinan terjadinya pergesewran ( kedudukan ) dari ujung pasak da penganjal di bawah pasak, serta kelonggaran dari pasak-pasak kumparan Stator. Penyangga ujung kumparan diperiksa, khususnya kelonggaran dari baut pengikatnya. Penjarak isolasi ( Insulation Spacer ) diperiksa kemungkinan merapatnya jarak isolasi, kelonggaran dan keausan dari kain polyster,
30
segmen penyangga kumparan, tali pengikat dan penahan ujung kumparan. Cincin phasa, diperiksa kerusakan / perubahan bentuknya. Gulungan di dalam alur ( Slot ) diteliti kelonggarannya dari terminal. Ujung penghantar utama ( main lead ) diperiksa kerusakan dari porselin Bushing dan permukaan sambungan serta kondisi bagian dalam kotak saluran dan netralnya. Pemeriksaan keadaan inti, yang meliputi kerapatan dan laminasilaminasi, tanda-tanda kerusakan mekanis, tanda-tanda pemanasan setempat dan keadaan susunan pengikat inti. Periksa permukaan kumparan, permukaan inti besi, benda-benda asing serta kebocoran minyak dan air. Cek pendeteksi temperature inti stator ( RTD ), bila perlu ditest. Periksa klem kawat pentanahan dan bagian-bagiannya. 3.2.5. SIFAT-SIFAT BAHAN ISOLASI / PENYEKAT GENERATOR. Bahan penyekat digunakan untuk memisahkan bagian-bagian yang bertegangan. Untuk itu pemakaian bahan penyekat perlu mempertimbangkan sifat kelistrikannya. Di samping itu juga perlu mempertimbangkan sifat thermal, sifat mekanis dan sifat kimia. Sifat kelistrikan mencakup resistivitas, permitivitas, dan kerugian dielektrik. Penyekat membutuhkan bahan yang memmpunyai resistivitas yang besar agar arus yang bocor sekecil mungkin ( dapat diabaikan ). Yang perlu diperhatikan di sini adalah bahwa bahan isolasi yang higroskopis hendaknya dipertimbangkan penggunaanya pada tempat-tempat yang lembab karena resistivitasnya akan turun. Resistivitas juga akan turun jika tegangan yang diberikan naik. Suhu juga berpengaruh terhadap kekuatan mekanis, kekerasan, viskositas, ketahanan terhadap pengaruh kimia dan sebagainya. Bahan isolasi dapat rusak diakibatkan oleh panas pada kurun waktu tertentu. Pembagian Kelas Bahan Isolasi.
31
Bahan penyekat atau isolasi dapat dibagi atas beberapa kelas berdasarkan suhu kerja maksimum, yaitu sebgai berikut: 1. Kelas Y, suhu kerja maksimum 90 C. Yang termasuk dalam kelas ini adalah bahan berserat organis seperti katun, sutera alam, wol sintetis, rayon serat poliamid, kertas, prespan, kayu, polietilen, polivinil, karet, dan sebagainya. Bahan-bahan ini tidak dicelup dalam bahna pernis atau bahan pencelup lainnya. Termasuk juga bahan termoplastik yang dapat lunak pada suhu rendah. 2. Kelas A, suhu kerja maksimum 150 C. Yaitu bahan berserat dari kelas Y yang telah dicelup dalam pernis aspal atau kompon, minyak trafo, email yang dicampur dengan vernis dan poliamil atau yang terendam dalam cairan dielektrikum seperti penyekat fiber pada transformator yang terendam minyak. Bahan-bahan ini adalah katun, sutera, dan kertas yang telah dicelup, termsuk kawat emai ( enamel ) yang terlapis dammar-eleo dan dammar-polyamide. 3. Kelas E, suhu kerja maksimum 120 C. Yaitu bahan penyekat kawat enamel yang memakai bahan pengikat polyvinylformal, polyurethane dan dammar epoxy dan bahan pengikat lain sejenis dengan bahan selulosa, pertinaks dan tekstolit, film triacetate, film dan serat polyethylene terephalate. 4. Kelas B, suhu kerja maksimum 150 C. Yaitu bahan non-organik seperti mika, fiber, asbes yang dicelup atau direkat menjadi satu dengna vernis atai kompon, dan biasanya tahan panas dengan dasar minyak pengering, bitumen sirlak, bakelit dan sebagainya. 5. Kelas F, suhu kerja maksimum 155 C. Yaitu bahan bukan ohrganik yang dicelup atau direkat menjadi satu dengan epoksi, poliurethan, atau vernis yang tahan panas tinggi. 6. Kelas H, suhu kerja maksimum 180 C.
32
Semua bahan komposiis dengan bahan dasar mika, asbes dan gelas fiber yang dicelup dalam nahan silicon tanpa campuran bahna berserat misalnya kertas, katun dan sebagainya. Dalam kelas ini termasuk juga karet silicon dan email kawat poliamid murni. 7. sorganik, Kelas C, suhu kerja maksimum diatas 180 C. Bahan anorganik yang tidak dicelup dan tidak terikat dengan substansi misalnya mika, mikanit yang tahan panas ( menggunakan bahan pengikat anorganik ), mikaleks, gelas, dan bahan keramik. Hanya stu bahan organic saja yang termasuk dalam kelas C yaitu, politetra fluoroetilen ( Teflon ). 3.2.6. INSULATION RESISTANCE ( IR ) DAN POLARITY INDEX ( PI ) TEST Insulation Resistance Test / Megger Test merupakan pengujian yang paling mudah dan sederhana untuk menentukan kemampuan isolasi. Megger Test ini dilakukan pada Stator atu Rotor Generator, selain itu juga dapat diterapkan pada semua mesin atau lilitan kecuali rotor motor sangkar tupai karena tidak mempunyai isolasi untuk ditest. Peralatan yang digunakan untuk pengujian ini disebut Mega Ohm Meter atau Megger Tester atau Megger saja. Pengukuran Insulation Resistance berdasarkan standar IEEE 43-2000 mengenai Index Polarisasi dan resistansi isolasi berdasarkan table berikut ini :
Tabel 3.1: Tegangan Test Untuk Tiap-tiap Tegangan kerja
Serta nilai tahanan isolasi antara penghantar satu dan penghantar yang lain maupun antara penghantar dan ground, nilai resitansi minimumnya adalah
33
sebesar tegangan operasi dalam KV ditambah 1 kemudian dikalikan 100 M yang dapat di rumuskan sbb : Rmin = ( Vrms + 1 ) x 100 M Dimana : Rmin = Resistansi minimum lilitan ( M ) Vrms = Tegangan Kerja dalam KV ( Line-to-Line ). Indeks yang biasa digunakan dalam menunjukan pembacaan megger dikenal sebagai dielectric absobtion, yang diperoleh dengn pembacaan yang berkelnjutan untuk periode waktu yang lebih lama. Jika pengujian berkelanjutan untuk periode selama 10 menit, megger akan mempunyai kemampuan untuk mempolarisasikian atau mencharger kapasitansi tinggi ke isolasi stator, dan pembacaan resistansi akan meningkat jika isolasi bersih dan kering. Rasio pembacaan 10 menit dibandingkan pembacaan 1 menit dikenal sebagai Polarization Index ( PI ) atau Indeks Polarisasi ( IP ). Jika nilai Indeks Polaritas ( IP ) terlalu rendah ini mengindikasikan bahwa lilitan mungkin terkontaminasi oli, kotoran,serangga, atau terbasahi oleh air ( lembab ). Besarnya Indeks Polaritas ( IP ) dapat dirumuskan sebagai berikut :
Nilai parameter Indeks Polaritas ( IP ) menurut standar IEEE 43-2000 tentang Indeks Polariotas dan Resistansi Isolasi adalah sebagai berikut :
Jika nilai PI kurang dari 2.0 maka kemungkinan adanya kontaminasi pad isolasi stator, misalanya isolasi winding terlalu banyak menyerap uap air
34
( lembab) atau terdapat penumpukan kotoran konduktive, sehingga perlu dilakukan pemeliharaan yaitu membersihkan winding stator dari kontaminasi kotoran atau dengan cara mengeringkan winding stator.
3.2.6. PENGUJIAN TAHANAN ISOLASI Salah satu jenis pemeliharaan yang dilakukan dalam kegiatan Combustion Inspection ( CI ) yaitu pemeliharaan periodik yang dilakukan setiap 8.000 jam generator beroperasi adalah pemeriksaan stator generator, kegitan yang dilakukan dapat berupa pengujian tahanan isolasi ( Insulation Resistance Test ) dan Polarization Index Test. Nilai Insulation Resistance ( IR ) stator diukur pada suhu ruangan 30,.5C, pengukuran dilakukan dengan cara melepas hubungan way ( Y ) generator terhadap ground terlebih dahulu. Pengukuran dilakukan pada tiap phasa yaitu phasa R, S, dan T masing-masing di ukur langsung terhadap ground. Sehingga megger yang digunakan yaitu megger phasa terhadap ground. Jenis Megger yang digunakan adalah Megger jenis analog dengan tegangan 5000 Volt, pemilihan megger dengan tegangan 5000 Volt sesuai dengan besarnya tegangan kerja Generator dan berdasarkan standar IEEE. Pengujian ini dilakukan untuk mendeteksi adanya kelemahan isolasi tahanan. Pengujian isolasi secara rutin dapat dilakukan dengan menggunakan Megger yang pembacaannya langsung dalam megaohm. Tahanan isolasi adalah
35
ukuran kebocoran arus yang melalui isolasi. Tahanan berubah-ubah karena pengaruh temperatur dan lamanya tegangan yang diterapkan pada lilitan tersebut, oleh karena itu faktor-faktor tersebut harus dicatat pada waktu pengujian. Nilai tegangan minimum pengujian adalah satu kilovolt sebanding dengan satu (1) megaohm nilai resistansi pada lilitan stator generator, nilai tahanan yang rendah dapat menunjukkan lilitan dalam keadaan kotor atau basah. Moisture dapat juga terdapat pada permukaan isolasi, atau pada lilitan atau pada keduanya.Oleh sebab itu, pengujian dengan megger sebelum dan sesudah mesin dibersihkan harus dilakukan. Jika nilai tahanan tetap rendah dan lilitan relatif bersih, ada kemungkinan adanya moisture pada lilitan, dan lilitan harus dikeringkan sekurang-kurangnya sampai diperoleh tahanan minimum yang dianjurkan.
36
Menit ke 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Data CI Tahun Tanggal Suhu Ambient Generator
R 550 650 800 821 850 910 930 960 980 1.300
Urutan Phasa S Insulation Resistance ( M ) 570 750 870 890 920 960 1.200 1.300 1.400 1.500
: 2010 : 29 Agustus 2010 : 30.5 C : Westinghouse Canada ( Wescan ) PLTG #1.
T 650 770 860 910 970 980 995 1.320 1.400 1.600
37
Perhitungan Nilai Average Insulation Resistance lilitan Stator Phasa R, S dan T. Nilai Average Insulation Resistance lilitan Stator masing-masing Phasa dihitung dengan rumus: IR( M) n
IRaverage = Dimana :
IRaverage = Nilai Insulation Resistance rata-rata IR n = Insulation Resistance hasil pengukuran = Banyak jumlah data
Dari data hasil pengukuran diatas maka nilai IRaverage adalah : IRaverage Phasa R : 550 + 650 + 800 + 821 + 850 + 910 + 930 + 960 + 980 + 1.300 10 8.751 M 10
IRaverage = IRaverage =
IRaverage = 875,1 M IRaverage Phasa S : IRaverage = IRaverage = 570 + 750 + 870 + 890 + 920 + 960 + 1200 + 1300 + 1400 + 1500 10 10.360 M 10
38
IRaverage = IRaverage =
650 + 770 + 860 + 910 + 970 + 980 + 995 + 1320 + 1400 + 1600 10 10.455 M 10
IRaverage = 1.045,5 M Dari hasil perhitungan nilai rata-rata Insulation Resistance ( IR ) masingmasing phasa dapat diketahui bahwa niulai tahanan isolasi lilitan stator pada saat sebelum dilakukan pemeliharaan masih dibawah nilai Insulation Resistance ( IR ) minimum yang distandarkan oleh IEEE yaitu, 1.250 M. Ini artinya kondisi isolasi lilitan stator generator tidak baik, dengan nilai tahanan isolasi stator dibawah nilai IR minimum dapat menyebabkan timbulnya arus bocor dari stator terhadapa ground, sehingga dapat membahayakan keselamatan manusia yang ada disekitarnya dan dapat menyebabkan timbulnya arus hubung singkat pada belitan generator. Kemungkinan besarnya nilai arus bocor yang terjadi pada masing-masing phasa adalah sebesar : Untuk phasa R : Iis = = V ( LL) IRaverage 11500V 875.1K
Iis = =
39
Iis = =
= 0,010 mA 3.4. ANALISA POLARIZATION INDEX ( PI ) GENERATOR Polarization Index ( PI ) adalah salah stau cara untuk mengetahui quality winding generator akibat pengaruh lingkungan, seperti penyerapan air, pengotoran debu dll : Dari data hasil pengukuran Insulation Resistance ( IR ) lilitan generator di atas dapat dihitung nilai PI-nya yaitu; pengukuran IR 10 menit dibagi dengan nilai IR pengukuran menit pertama, secara matematis dapat digambarkan sebagai berikut :
PI = 2.4
40
Dari perhitungan nilai Polarization Index ( PI ) di atas dapat dilihat bahwa nilai PI sebesar 2, 4. ini menunjukan bahwa generator dalam kondisi Fair1. Untuk mendapatkan nilai Good maka winding generator perlu dilakukan pemeliharaan dengan cara membersihkan winding drai debu atau kotoran lainnya dan dilkaukan pemanasan dengan heater agar didapatkan kondisi yang kering. Berikut nilai Insulation Resistance ( IR ) stator setelah dilakukan pemeliharaan :
Tabel 3.5 :Data Insulation Resistance Test sesudah lilitan stator dibersihkan
Menit ke 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Data CI Tahun Tanggal Suhu Ambient Generator
R 600 680 850 860 880 950 980 1200 1560 1.750
Urutan Phasa S Insulation Resistance ( M ) 620 750 870 910 930 980 1.250 1.320 1570 1.780
: 2010 : 29 Agustus 2010 : 30.5 C : Westinghouse Canada ( Wescan ) PLTG #1.
T 600 795 880 920 980 1100 1250 1.450 1.670 1.795
Dari table data di atas terlihat bahwa nilai tahanan isolasi yang didapatklan setelah dilakukan pemeliharaan lebuih besar dari nilai sebelumnya.
41
PI =
1750 600
PI = 2.9 Jadi nilai Polarization Index ( PI ) generator adalah : PI = 2,9 + 2,8 + 2.9 3
PI = 2,8 Nilai polarizatiuon Index (PI) masih dibawah 3.0 ( kondisi good ), hal ini bisa disebabkan umur generator yang sudah tua.
Tabel 3.6 : data nilai PI sebelum dan sesudah pemeliharaan
Nilai Polarization Index ( PI ) Sebelum Pemeliharaan Sesudah Pemeliharaan Phasa R 2.3 S 2.6 T 2.4 R 2.9 Phasa S 2.8 T 2.9
Berikut ini digambarkan kurva kenaikan nilai Insulation Resistance ( IR ) dan Polarization Index ( PI ) setelah dilakukan pemeliharaan dan drying proses.
42
BAB IV PENUTUP
4.1. KESIMPULAN 1. Dengan Pengujian Insulation Resistance ( IR ) dan Polarization Index Test dapat mengetahui kondisi generator untuk menentukan tindakan ( pemeliharaan sederhana yaitu setiap 8000 jam generator beroperasi Combustion Inpection ). 2. Nilai minimum tahanan isolasi ( Insulation Resisntace ) stator generator Wescan Unit 1 PLTG keramasan sesuai dengan standar IEEE adalah 1.250 M.
43
3. Berdasarkan analisis nilai Polarization Index ( PI ) yaitu dari 2.3 menjadi 2.8 maka kondisi generator Wescan PLTG unit 1 Keramsan sesuai standar IEEE dalam kondisi Fair namun menedekati kondisi good setelah dilakukan pemeliharaan yaitu pembersihan dan pemanasan winding stator generator. 4.2. SARAN 1. Agar tidak mengganggu aktivitas karyawan PLN, sebaiknya setiap kelompok mahasiswa yang melakukan kerja praktek dapat dibimbing oleh seorang pembimbing khusus yang ditunjuk oleh Asman atau Supervisor masing-masing. 2. Pemeliharan rutin dan periodik generator harus dilakukan untuk menjaga kondisi generator selalu dalamkondisi baik agar dapat mempertahankan dan menjaga kehandalan sistem pembangkit.
DAFTAR PUSTAKA
Arismunandar, Dr,A. dan Dr. Kuwahara, S.1979. Teknik Tenaga Listrik.Jakarta: P.T. Pradnya Paramita. http.//dunia-listrik.blogspot.com/2009/03/ilmu-bahan-listrik-bahan-penyekat.html. http.//www.scribd.com/doc/16679412/dasar-PLTG-pembangkit-listrik-tenaga-gas http.//www.scribd.com/doc/13163402/-perubahan-penting-standard-IEEE Marsudi, Djiteng. 2002. Pembangkit Energi Listrik. Jakaerta : Erlangga. PT. PLN (Persero) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN, 2009, Pemeliharaan Generator, PT. PLN, Jakarta Selatan.
44
45