Penisilin
Penisilin
Penisilin
karena bakteri, biasanya berjenis Gram positif. [1] Sebutan "penisilin" juga dapat digunakan untuk menyebut anggota spesifik dari kelompok penisilin. Semua penisilin memiliki dasar rangka Penam, yang memiliki rumus molekul R-C9H11N2O4S, dimana R adalah rangka samping yang beragam.
Sejarah
Penemuan penislin selalu dikaitkan dengan ilmuwan Skotlandia, Alexander Fleming pada 1929, walaupun sebenarnya banyak ilmuwan lain yang telah mencatat efek antibakteri sebelum Fleming. [1] Fleming, dalam laboratoriumnya di Rumah Sakit Santa Maria (kini merupakan salah satu rumah sakit pendidikan di London), mencatat adanya lingkaran hambatan (zona bening) pada pertumbuhan bakteri di piringan kultur Staphylococcus. Fleming menyimpulkan bahwa hambatan itu dikarenakan sebuah subtansi penghambat pertumbuhan dan menghancurkan bakteri. Ia kemudian menumbuhkan sebuah kultur murni dan menemukan Penicillium yang kemudian dikenal sebagai Penicillium chrysogenum. Fleming memberikan istilah "penisilin" untuk menggambarkan hasil filtrasi dari kultur mikrobiologis Penicillium.[1] Walaupun di tahapan awal ini, penisilin ditemukan efektif melawan bakteri Gram positif dan tidak efektif pada Gram negatif dan jamur. Fleming optimis bahwa penisilin akan menjadi disinfektan yang sangat berguna, berpotensi tinggi dengan tingkat keracunan yang rendah dibandingkan antiseptik masa itu. Pada percobaan berikutnya, Fleming menyadari bahwa penisilin tidak akan bertahan lama di tubuh manusia untuk membunuh bakteri patogen. Ia menghentikan penelitiannya mengenai penisilin setelah 1931, namun mencoba memulainya lagi pada 1934. Pada 1939, ilmuwan Australia Howard Walter Florey dan sebuah tim peneliti di Universitas Oxford membuat sebuah kemajuan yang berarti dalam menunjukkan aksi bakterisidal secara in vivo dari penisilin. Mereka gagal dalam percobaan karena ketidakcukupan penisilin, namun berhasil dibuktikan bahwa penislin tidak berbahaya dan bekerja pada tikus. Beberapa percobaan penisilin dilakukan di Oxford. Pada 1942, John Bumstead dan Orvan Hess menjadi ahli yang pertama berhasil menyembuhkan pasiennya dengan penisilin.[2][3] Saat Perang Dunia II, penisilin diberikan pada tindakan amputasi pasukan sekutu, menyelamatkan 12-15% nyawa. Ketersediaan penisilin masih sangat terbatas karena kesulitan untuk memroduksinya secara masal, dan kecepatan ginjal yang menghasilkan sisa penisilin yang tidak sempat digunakan tubuh. Saat itu, pengumpulan kembali penisilin dari air seni pasien merupakan prosedur yang bisa. Penisilin tersebut akan digunakan kembali.[4] Penggunaan kembali penisilin tersebut bukanlah jalan akhir yang baik. Hal ini membuat para peneliti mencari jalan lain untuk memperlambat sekresi penisilin. Mereka berharap dapat menemukan molekul yang dapat menyaingi penisilin untuk transporter asam organik. Transportter tersebut berfungsi dalam sekresi penisilin, maka diperkirakan transporter akan membawa molekul penghambat sehingga penisilin akan lebih lama pada tubuh. Sebuah agen
probenesid akhirnya dibuktikan dapat menghambat. Probenesid akan bersaing dan menghambat sekresi penisilin. Penislin akhirnya dapat bekerja lama di tubuh. Teknik produksi penisilin secara masal pun akhirnya dapat diatasi.[5] Struktur kimiawi penisilin diketahui oleh Dorothy Crowfoot Hodgkin pada awal 1940an. Penemuan ini menjadikan penisilin dapat dibuat secara sintetik. Sebuah tim dari Oxford menemukan metode produksi massal penisilin. Tim yang dipimpin Howard Walter Florey itu mendapatkan Hadiah Nobel dalam bidang Kedokteran atau Fisiologi pada 1945. Saat itu, Penisilin menjadi antibiotika yang banyak digunakan dan masih digunakan untuk beberapa infeksi bakteri Gram positif.
Penisilin G (Benzilpenisilin) Benzilpenisilin atau penisilin G adalah penisilin standar emas. Penisilin G secara khusus diberikan tidak melalui mulut karena sifatnya yang tak stabil dengan asam hidroklorat di lambung. Penisilin G adalah antibiotik pertama yang berfungsi secara klinis, ditemukan oleh Howard Florey dan koleganya pada tahun 1939 [1] Indikasi spesifik untuk benzilpenisilin:
Selulit Endokarditis bakteri Meningitis Pneumonia aspirasi, abses paru-paru Sifilis Septisemia pada anak-anak
Infeksi kulit Profilaksis demam reumatik Gingivitis sedang hingga parah (dengan metronidazol)
Amoksisilin Ampisilin
Penisilin dapat digabungkan dengan penghambat beta-laktamase untuk membantu melawan enzim beta-laktamase.
[sunting] Alergi
Alergi terhadap antibiotika beta-laktam dapat terjadi pada 10% pasien. 0.01% dapat menderita anafilaksis
Penicillin ditemukan pertama kali oleh Fleming. Sekitar tahun 1940 mulai diproduksi penicillin murni dari biakan kuman Penicillium notatum dan Penicillium chrysogenum. Melalui proses biosintesis unsur-unsur media biakan jamur digunakan sebagai bahan awal (prekusor) dalam pembuatan penicillin.
Standardisasi penicillin ditentukan dengan mengukur potensinya, dinyatakan dengan satuan intenasional (IU, internasional unit). Potensi 1 IU adalah besarnya aktivitas dari 0,6 g garam penicillin-G dalam bentuk mikrokristal yang distandardisasi internasional. Satu gram kristal penicillinG tersebut setara dengan 1667 Oxford Unit. KLASIFIKASI PENICILLIN Berdasarkan sifat kimia yang menonjol dibedakan ke dalam 5 kelompok sebagai berikut : 1. Penicillin alami
Misalnya penicillin-G, yang dihasilkan dari biakan jamur yang diekstraksi dan kemudian dimurnikan. Kalau diberikan secara oral kelompok penicillin ini cepat mengalami hidrolisis oleh asam lambung 2. Penicillin yang tahan asam
Termasuk asam lambung, kelompok penicillin ini memiliki gugus phenoxyl yang terikat oleh gugus alkyl dari rantai acylnya. Dalam kelompok ini terdapat Phenoxy-methyl-penicillin, Phenoxy-aethylpenicillin, Phebenicillin, Amoxicillin dan Ampiciliin. 3. Penicillin yang tahan terhadap enzim penicillinase ( laktamase)
Yang disebabkan oleh penggantian cincin aromatis untuk melindungi cincin laktam. Termasuk kelompok ini adalah Methicillin, Azidocillin dan Pirazocillin. 4. Penicillin yang tahan asam dan enjima penicillinase
Termasuk kelompok ini meliputi Oxacillin, Nafcillin, Cloxacillin, Quinacillin dan Dicloxacillin. 5. Penicilin yang memiliki spektrum anti bakterial luas terhadap kuman gram positif dan negatif.
Termasuk kelompok ini adalah Ampicillin, Carbenicillin, Epicillin, Suncillin, Hetacillin dan Carfecilin
MEKANISME KERJA Dinding sel kuman terdiri dari suatu jaringan peptidoglikan, yaitu polimer dari senyawa amino dan gula, yang saling terikat satu dengan yang lain (crosslinked) dan dengan demikian memberikan kekuatan mekanis pada dinding. Penicillin dan sefalosporin menghindarkan sintesa lengkap dari polimer ini yang spesifik bagi kuman dan disebut murein. Bila sel tumbuh dan plasmanya bertambah atau menyerap air dengan jalan osmosis, maka dinding sel yang tak sempurna itu akan pecah dan bakteri musnah . Penicillin bersifat bakterisid dan bekerja dengan cara menghambat sintesis dinding sel. Obat ini berdifusi dengan baik di jaringan dan cairan tubuh, tapi penetrasi ke dalam cairan otak kurang baik kecuali jika selaput otak mengalami infeksi. Obat ini diekskresi ke urin dalam kadar terapeutik. Probenesid menghambat ekskresi penicillin oleh tubulus ginjal sehingga kadar dalam darah lebih tinggi dan masa kerjanya lebih panjang. Penicillin berpengaruh terhadap sel yang sedang tumbuh dan hanya berpengaruh kurang berarti terhadap kuman yang sedang tidak aktif tumbuh (dorman). Penicillin tidak mempengaruhi sel-sel jaringan mamalia, karena sel mamalia tidak memiliki dinding masif seperti halnya pada kuman. ABSORBSI PENICILLIN Peroral Penicilin-G dan garam-garamnya di dalam lambung mamalia berlambung tunggal mengalami inaktifasi oleh asam lambung sampai 70%. Pada individu tua yang produksi asam lambung sangat menurun atau bahkan achlorhidri, pemberian penicillin dapat memberikan hasil yang lebih baik dalam proses absorbsinya di duodenum. Pemberian phenoxy-methil dan phenoxy aethyl penicillin (penicillin V) absorbsinya juga baik, karena tidak dirusak oleh asam lambung hewan kesayangan, kadar penicillin dalam plasma meningkat dengan cepat..
Intramusculer Garam-garam Na dan K-penicillin diserap cukup cepat, dengan puncak kadar penicillin di dalam plasma segera dicapai, begitu pula ekskresinya lewat ginjal. Dengan dosis baku efek baktersidal berlangsung selama 4 jam. Kadar minimal di dalam plasma adalah 2,5 ppm dan untuk mencapainya dosis penicillin-G diberikan antara 10.000-40.000 IU/kg (kuda). Untuk memperlambat absorsi nya dapat dilakukan dengan jalan antara lain : 1. Penicillin dijadikan garam dengan procain hingga terjadi garam procain-penicillin yang berupa suspensi dalam air. Partikel yang tidak larut akan memperlambat penyerapan sampai 18-24 jam setelah disuntikan. 2. Garam procain-penicillin-G diemulsikan di dalam minyak nabati atau 2% aluminium monostearat. Penyerapan penicillin dengan emulsi ini berlangsung selama 36-72 jam. Biasanya suntikan intramuskuler menyebabkan radang lokal (myositis) 3. Penicillin dijadikan garam benzathine-penicilin-G. Efek terapi yang diperoleh dapat diperpanjang sampai 7-14 hari pasca penyuntikan. Intravena Penyuntikan secara intravena menghasilkan kadar tinggi di dalam plasma, yang segera diikuti eliminasi yang cepat pula selama 4-6 jam. Penyuntikan ini harus dilakukan berulang kali dengan interval pendek. Penicillin yang digunakan hanya garam Na dan K, karena keduanya mudah larut dalam air. Intratracheal Cara ini banyak dilakukan untuk penderita radang paru-paru infeksi, dan kadar yang tinggi diperlukan di dalam jaringan paru-paru. Intrauterin Absorbsi penicillin terjadi setelah infusi interauterin,dengan dosis 1,5 juta IU procain penicillin yang diberikan secara intrauterin,ekskresi melalui kelenjar susu berlangsung selama 60-48 jam pasca infusi,infusi intrauterin dilakukan untuk pengobatan metritis dan pyometra pada sapi. Intramamari Absorbsi obat yang diinfusikan intramamer berlangsung secara difusi jaringan lokal. Penicillin untuk mengobati mastitis dapat berupa garam penicillin, dan tergantung pada vehikelnya, penicillindapat efektif dalam beberapa jam sampai hari atau minggu (penicillin intramamer retard)
Distribusi dalam Jaringan Dalam keadaan normal penicillin didistribusikan dengan cepat dari plasma ke dalam jaringan tubuh . persentase volume disribusi (apparent volume distribotion, AVD) sebesar 50% memperlihatkan cepat dan mudahnya didistribusi penicillin ke dalam jaringan . Ekskresi Penicillin diekskresikan mlalui ginjal,kelenjar susu, hati dan usus. Melalui ginjal penicillin diekskresikan dengan cepat, serta mencapai 60-80% dari obat yang dimasukkan. Ekskresi renal tersebut terdiri dari ekskresi glomerular (20%) dan ekskresi tubuler (80%). Eksresi lewat kelenjar susu,dalam keadaan seimbang, atau Equilibrium state, jumlah yang diekskresikan mencapai 16% dari yang ada di dalam plasma, waktu bebas obat, atau withfrawal time, penicillin dari air susu adalah 96 jam. Ekskresi penicillin lewat keringat, empedu, tinja dll cairan tubuh jumlahnya tidak berarti. Efek Samping Dapat menimbulkan ultikaria , dan kadang-kadang anifilaksis dapat menjadi fatal. Pasien yang alergi terhadap penicillin biasanya alergi terhadap semua turunan penicillin karena hipersensitifitas ditentukan oleh struktur dasar penicillin. Ensefalopati akibat iritasi serebral, hal ini dapat terjadi pada pemberian dosis yang brlebihan atau dosis normal pada pasien gagal ginjal. Penicilin tidak boleh diberikan secara intratekal karena cara ni dapat menimbulkan ensefalopati yang mungkin fatal. Pada pasien gagal ginjal pemberian penicillin scara injeksi dapat menyebabkan akumulasi elektrolit. Diare sering terjadi pada pemberian peroral,kadang-kadang juga dapat menyebabkan kolitis. Kejadian toksisitas dalam praktek dokter hewan,terjadi pada anjing 15 menit setelah disuntik kedua kalinya yang berselang lebih kurang 1 bulan.Gejala salivasi, gemetar, muntah dan urtikaria berlangsung beberapa jam setelah suntikan. Gejala syarafi juga telah ditemukan pada anjing dan kucing,berupa ataxia dan konvulsi. Reaksi anifilatik sering dijumpai pada ternak-ternak sapi yang disuntik profilatik sebelum transport ke peternakan. Reaksi tidak terduga (adverse reaction) telah pula terjadi bervariasi mulai gemetar, muntah, depresi sampai keguguran. Setelah bebrapa kali seekor kuda disuntik penicillin 10-40.000 IU, 2 kali sehari dilaporkan telah mengalami hipersensitifitas tipe I. Pada kuda putih reaksi berupa dermatitis bullosa disertai keropeng-keropengtelah pula ditemukan .Pada anjing reaksi kulit berupa oedema pada konjuctiva disertai prostrusi dari selaput lendir,terjadi setelah diobat secara sistemik,hewan tersebut menerima salep mata yang mengandung penicillin.
Kegunaan Klinis Penicillin 1. Pengobatan terhadap penyakit infeksi oleh kuman-kuman klostridia, misalnya blackleg, (Cl.
Chauvoei), malignant edema (Cl. Septicum, boutvuur), dan tetanus (Cl. tetani) Terhadap infeksi kuman Cl. welchii kurang efektif, sedang untuk kuman cl.botulinus praktis tidak ada gunanya. 2. 3. 4. pengobatan anthrax (Bac.anthracis) pengobatan erysipelas babi (Erisipilothrix rhusiopathiae) Infeksi Corynebacterium renale, yang menyebabkan pielonefritis, diperlukan dosis tinggi. Adanya
exudat dan nanah menyebabkan penetrasi obat ke jaringan yang mengalami radang kurang efektif. 5. 6. 7. Untuk pengobatan lumpy jaw (aktinomikosis oleh Actinomyces bovis) pada sapi. untuk pengobatan wooden tongue (actinobacillus lignieresi) pada sapi infeksi leptospira, penicillin dikombinasikan dengan strptomisin
untuk mengatasi infeksi kuman streptokok dan stafilokok. Karena kuman s. aureus menghasilakan enzim penicillinase, terjadi resistensi.
INDIKASI Infeksi yang disebabkan oleh bakteri Gram positif dan Gram negatif yang rentan terhadap Benzilpenisilin.
PERHATIAN
# #
# #
Interaksi obat : Probenesid, Aspirin, Fenilbutazon, Indometasin memperpanjang waktu paruh Benzilpenisilin dalam plasma.
1. ^ a b c d Pelczar, Jr., MT; E.C.S. Chan. Dasar-dasar Mikrobiologi (Edisi ke-1 ed.). Jakarta: UI Press. pp. hlm. 517. 2005 2. 3. ^ Saxon, W. (1999-06-09). "Anne Miller, 90, first patient who was saved by penicillin". The New York Times. ^ Krauss K, editor (1999). "Yale-New Haven Hospital Annual Report" (PDF). New Haven: Yale-New Haven Hospital. 4. ^ Silverthorn, DU. (2004). Human physiology: an integrated approach. Upper Saddle River (NJ): Pearson Education. ISBN 0-8053-5957-5. 5. ^ a b Rossi S, editor, ed. (2006). Australian Medicines Handbook. Adelaide: Australian Medicines Handbook. ISBN 0-9757919-2-3.
Penisilin merupakan antibiotika tertua yang ada, yang ditemukan oleh Alexander Fleming pada tahun 1939. Penisilin meruapakan antibiotika asli atau generasi pertama yang ada dari golongannya, sedangkan Ampicilin merupakan generasi berikutnya yang masih satu jenis. Pembuatan Ampicilin dilakukan karena banyak bakteri yang sudah resisten atau tahan terhadap Penisilin. Penisilin bekerja dengan cara mencegah pembentukan dinding sel pada Streptococcus sehingga akhirnya mati. Antibiotika golongan ini tidak bekerja pada spektrum yang luas, jadi hanya pada gram positif saja.