Makalah Alur Peresepan
Makalah Alur Peresepan
Makalah Alur Peresepan
OLEH: ANITA PERMATASARI HARDIYANTI MUSFIRAH SRY REZEKI AMALIAH : PO.71.3.251.11.1.006 :PO.71.3.251.11.1.021 : PO.71.3.251.11.1.030 : PO.71.3.251.11.1.043
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS) merupakan suatu unit atau bagian di suatu rumah sakit dibawah pimpinan seorang apoteker dan dibantu oleh beberapa orang apoteker yang bertanggung jawab atas seluruh pelayanan kefarmasian. Instalasi Farmasi RS membantu pelayanan obat obatan bagi pasien rawat jalan, rawat inap, pasien askes maupun jamkesmas dan alat kesehatan yang menunjang pelayanan kesehatan rumah sakit. B. Rumusan Masaah 1. Apa yang di maksud dengan pasien rawat jalan, pasien rawat inap, pasien umum, paisen jamkesmas, pasien jamkesda dan pasien askes? 2. Bagaimana alur pelayanan resep psien rawat jalan, pasien rawat inap, pasien umum, pasien jamkesmas, pasien jamkesda dan pasien askes? C. Tujuan Penulisan 1. Untuk mengetahui alur peresepan yang ada di Rumah Sakit 2. Untuk membedakan alur peresepan yang ada di Rumah Sakit
BAB II PEMBAHASAN 1. Definisi pasien rawat jalan, pasien rawat inap, pasien umum, pasien jamkesmas, pasien jamkesda dan pasien askes Rawat jalan adalah pelayanan medis kepada seorang pasien untuk tujuan pengamatan, diagnosis, pengobatan, rehabilitasi, dan pelayanan
kesehatan lainnya, tanpa mengharuskan pasien tersebut dirawat inap. Keuntungannya, pasien tidak perlu mengeluarkan biaya untuk menginap (opname) Rawat inap (opname) adalah istilah yang berarti proses perawatan pasien oleh tenaga kesehatan profesional akibat penyakit tertentu, di mana pasien diinapkan di suatu ruangan di rumah sakit . Ruang rawat inap adalah ruang tempat pasien dirawat. Ruangan ini dulunya sering hanya berupa bangsal yang dihuni oleh banyak orang sekaligus. Saat ini, ruang rawat inap di banyak rumah sakit sudah sangat mirip dengan kamarkamar hotel. Pasien umum merupakan pasien yang mendapat pelayanan kesehatan medis di Poliklinik dengan membayar. JAMKESMAS (Jaminan Kesehatan Masyarakat) adalah program bantuan sosial untuk pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin dan tidak mampu
JAMKESDA (Jaminan Kesehatan Daerah) adalah program jaminan bantuan pembayaran biaya pelayanan kesehatan yang diberikan Pemerintah Daerah Kab. kepada masyarakat Kab. & sasaran Program Jamkesda adalah seluruh masyarakat Kab. yang belum memiliki jaminan kesehatan berupa Jamkesmas, ASKES dan asuransi kesehatan lainnya.
Pasien ASKES merupakan pasien yang mendapat pelayanan kesehatan medis dengan membawa Surat Rujukan dari PT Askes dan semua pembayaran ditanggung oleh PT Askes sesuai dengan haknya.
Dari definisi diatas dapat diketahui perbedaan dari keenam jenis pasien tersebut. Berikut ini contoh skema alur pelayanan kesehatan di puskesmas dan di rumah sakit :
Keteragan : PKM : puskesmas RS : Rumah sakit RJTL : rawat jalan tingkat lanjut RITL : Rawat inap tngkat lanjut 1. Pasien rawat jalan Rawat jalan adalah pelayanan medis kepada seorang pasien untuk tujuan pengamatan, diagnosis, pengobatan, rehabilitasi, dan pelayanan kesehatan lainnya, tanpa mengharuskan pasien tersebut dirawat inap. Keuntungannya, pasien tidak perlu mengeluarkan biaya untuk menginap (opname)
Berikut ini terdapat dua contoh alur pelayanan pasien dari dua rumah sakit berbeda 1. Alur pelayanan pasien di RSUP Dr. KARIADI
Prosedur Kerja Tetap (Protap) / Sop Pasien Rawat Jalan : 1. Pasien mendaftarkan diri di ruang pendaftaran. 2. Pasien diarahkan ke poli rawat jalan sesuai dengan penyakitnya. 3. Pasien didaftar dalam buku register masing-masing poli rawat jalan. 4. Pasien diperiksa oleh dokter yang menangani di masing-masing poli. 5. Sesuai dengan indikasi medis pasien dimungkinkan untuk pemeriksaan penunjang (Laboratorium, Rontgen, ECG, USG, dan lain-lain. 6. Hasil pemeriksaan diserahkan kembali ke dokter yang memeriksa. 7. Pasien dinyatakan oleh Dokter untuk berobat jalan dengan diberikan resep untuk dibeli di Apotek.
8. Pasien setelah menyelesaikan administrasi di Apotek bisa langsung pulang 2. Pasien rawat inap Rawat inap (opname) adalah istilah yang berarti proses perawatan pasien oleh tenaga kesehatan profesional akibat penyakit tertentu, di mana pasien diinapkan di suatu ruangan di rumah sakit . Ruang rawat inap adalah ruang tempat pasien dirawat. Ruangan ini dulunya sering hanya berupa bangsal yang dihuni oleh banyak orang sekaligus. Saat ini, ruang rawat inap di banyak rumah sakit sudah sangat mirip dengan kamar - kamar hotel.
Prosedur Kerja Tetap (Protap) / Sop Pasien Rawat Inap : 1. Pasien mendaftarkan diri di tempat pendaftaran. 2. Pasien diberikan status oleh petugas pendaftaran. 3. Pasien diarahkan ke poli sesuai dengan penyakitnya. 4. Pasien didaftar ke dalam buku register di masing-masing poli. 5. Pasien diperiksa oleh dokter yang menangani di poli masing-masing sesuai dengan penyakitnya. 6. Sesuai dengan indikasi medis kalau perlu dilakukan pemeriksaan penunjang (Laboratorium, Rontgen, USG, ECG, dan lain-lain). 7. Hasil pemeriksaan penunjang diserahkan ke dokter yang memeriksa. 8. Setelah dilakukan pemeriksaan oleh dokter di poli, pasien diarahkan untuk opname (rawat inap) sesuai dengan penyakitnya
9. Pasien langsung masuk di ruang perawatan sesuai dengan ruangan/ kelas yang dikehendaki oleh pasien. 10. Di ruang perawatan, pasien mendapatkan perawatan sesuai dengan ketentuan yang berlaku Opname atau menjalani rawat inap di rumah sakit adalah kegiatan yang ingin dihindari semua orang. Ada banyak sebab,pertama; orang yang disuruh opname di rumah sakit oleh dokter berarti mengalami sakit cukup parah sehingga perlu perawatan intensif.sebab kedua,repot. Memiliki anggota keluarga yang opname berarti anda harus membagi waktu untuk di rumah sakit,pekerjaan,dan urusan rumah. Alasan ketiga,Biaya.opname identik dengan biaya banyak yang musti dikeluarkan. Semakin parah penyakit,semakin lama opname dan tentu semakin banyak biaya yang dikeluarkan
3. Pasien umum
Alur Pelayanan Resep Pasien Umum: 1) Resep diserahkan kepada petugas farmasi. 2) Petugas farmasi membaca & memeriksa kelengkapan resep kemudian diberi harga. 3) Petugas farmasi memberikan tanda bukti pembayaran kepada pasien setelah pasien membayar resep. 4) Jika terdapat obat yang tidak tersedia di apotek tersebut maka dibuat copy resep. 5) Jika sudah sesuai, obat disiapkan sesuai resep oleh petugas farmasi 6) Obat diserahkan kepada pasien oleh petugas farmasi disertai informasi obat 4. Pasien jamkesmas
Jamkesmas (Jaminan Kesehatan Masyarakat) adalah program bantuan sosial untuk pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin dan tidak mampu. a. latar belakang dan tujuan Jamkesmas Kesehatan adalah hak dasar setiap orang, dan semua warga negara berhak mendapatkan pelayanan kesehatan, termasuk masyarakat miskin. UUD 1945 mengamanatkan bahwa jaminan kesehatan bagi masyarakat, khususnya yang miskin dan tidak mampu, adalah tanggung jawab pemerintah pusat dan daerah.Perubahan UUD 1945 Pasal 34 ayat 2 menyebutkan bahwa negara mengembangkan Sistem Jaminan Sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Untuk itu, UU tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) (UU Nomor 40 Tahun 2004) turut menegaskan bahwa jaminan kesehatan merupakan salah satu bentuk perlindungan sosial. Pada hakekatnya jaminan kesehatan bertujuan untuk menjamin seluruh rakyat agar dapat memenuhi kebutuhan dasar hidupsecara layak. Kementerian Kesehatan sejak tahun 2005 telah melaksanakan program jaminan kesehatan sosial, yang telah mengalami perubahan seiring dengan waktu. Awalnya ia dikenal dengan nama program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan bagi Masyarakat Miskin/JPKMM, atau lebih populer dengan nama programAskeskin (Asuransi Kesehatan Bagi Masyarakat Miskin).Kemudian sejak tahun 2008 sampai dengan sekarang ia berubah nama menjadi program Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas). JPKMM/Askeskin maupun Jamkesmas, kesemuanya memiliki tujuan yang sama, yaitu melaksanakan
penjaminan pelayanankesehatan terhadap masyarakat miskin dan tidak mampu, dengan menggunakan prinsip asuransi kesehatan sosial. Program Jamkesmas ini diharapkan untuk menjaga masyarakat agar tetap sehat dan produktif. Pada intinya, program Jamkesmas diharapkan membantu supaya pesertanya bisa terbebas dari mata rantai kemiskinan. Secara umum, program Jamkesmasbertujuan meningkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan yang dapat diakses dan bermutu sehingga tercapai derajat kesehatan yang optimal secara efektif dan efisien bagi seluruh peserta Jamkesmas. Sedangkan tujuan khusus program ini adalah:
a. Memberikan kemudahan dan akses pelayanan kesehatan kepada peserta di seluruh jaringan PPK (penyedia pelayanan kesehatan) Jamkesmas (Puskesmas serta jaringannya, dan rumah sakit). b. Mendorong peningkatan pelayanan kesehatan yang terstandar bagi peserta, tidak berlebihan, sehingga terkendali mutu dan biayanya c. Terselenggaranya pengelolaan keuangan yang transparan dandapat dipertanggung jawabkan (akuntabel) d. Meningkatkan jumlah peserta (masyarakat tidak mampu) yang
dicakupagar mendapat pelayanan kesehatan di jaringan PPK Jamkesmas e. Meningkatkan kualitaspelayanan kesehatanbagi masyarakat miskin
1. Orang miskin dan tidak mampu serta gelandangan. Pengemis, anak terlntar serta masyarakat miskin yang tidak mempunyai identitas 2. Masyarakat miskin penghuni panti panti sosial, masyarakat miskin korban bencana pasca tanggap darurat serta masyarakat miskin penghuni Rumah Tahanan (Rutan) dan masyarakat miskin Penghuni Lembaga Pemasyarakatan (Lapas). c. Bagaimana prinsip pelaksanaan program Jamkesmas?
UU SJSN menyebutkan sejumlah prinsip penyelenggaraan Jaminan Kesehatan yang turut digunakan Jamkesmas, yaitu : Jamkesmas dikelola secara nasional. Jamkesmas dapat diakses oleh seluruh peserta dari berbagai wilayah di Negara Kesatuan Republik Indonesia. Nirlaba, artinya pengelolaan dana amanat tidak dimaksudkan untuk mencari untung/laba, melainkan untuk memenuhi sebesar-besarnya kepentingan peserta. Portabilitas (dari kata portable, artinya mudah dibawa-bawa), artinya meskipun peserta berpindah pekerjaan atau tempat tinggal (selama berada di dalam wilayahNegara Kesatuan Republik Indonesia), jaminan kesehatan tetap dapat diterima secara berkelanjutan. Dapat juga diartikan walaupun memerlukanpelayanan rujukan di tempat lain (selama berada di dalam wilayahNegara Kesatuan Republik Indonesia,
dan termasuk jaringan PPK Jamkesmas)jaminan kesehatan tetap dapat diterima. d. Siapa Transparan, efisien, dan efektif. saja yang dapat menjadi peserta Jamkesmas?
Sasaran program Jamkesmas ini adalah masyarakat miskindan tidak mampu diseluruh Indonesia yang tidak mempunyai jaminan kesehatan lainnya.
Masyarakat miskin dan tidak mampu, yang telah ditetapkan oleh Surat Keputusan (SK) Bupati/Walikota tahun 2008 berdasarkan kuota kabupaten/kota (BPS) yang dijadikan basis data (database)nasional.
Gelandangan, pengemis, anak dan orang terlantar, serta masyarakat miskin yang tidak memiliki identitas (atau kerap disebutkan sebagai peserta non-kartu)
Semua peserta Program Keluarga Harapan (PKH) (baik yang sudah atau yang belum mempunyai kartu Jamkesmas).
Semua penderita penyakit Thalasemia mayor Semua pasien yang menerima Jaminan Persalinan (Jampersal)
Kepesertaan Jamkesmas memiliki masa berlaku, yaitu bermula semenjak ditetapkannya penggunaan kartu Jamkesmas (oleh Kementerian Kesehatan) hingga ditetapkannya penggunaan kartu yang baru, yang berarti kartu yang lama tidak lagi berlaku.
e. fasilitas kesehatan (FASKES) yang menjadi pemberi pelayanan dalam program Jamkesmas? Fasilitas kesehatan yang termasuk dalam jaringan PPK Jamkesmas adalah: Puskesmas dan jaringannya Rumah sakit dan Balai Kesehatan Masyarakat (Balkesmas) yang telah bekerja sama dengan program Jamkesmas (memiliki Perjanjian Kerja Sama (PKS) yang ditandatangani perwakilan faskes dan Tim Pengelola Jamkesmas Kabupaten/Kota setempat, dengan diketahui oleh Tim Pengelola Provinsi). Perjanjian Kerja Sama ini harus diperbaharui setiap tahunnya f. Pelayanan apa saja yang dijamin dalam Program Jamkesmas?
Pelayanan kesehatan Rawat Jalan Tingkat Pertama (RJTP) dan RawatInap Tingkat Pertama (RITP), pelayanan kesehatan Rawat Jalan
TingkatLanjutan (RJTL), Rawat Inap Tingkat Lanjutan (RITL) kelas III danpelayanan gawat darurat. Manfaat jaminan yang diberikan kepada peserta dalam bentukpelayanan kesehatan yang bersifat menyeluruh (komprehensif)berdasarkan
g. Pelayanan kesehatan yang dapat diperoleh peserta Jamkesmas di Puskesmas dan jaringannya
1. Rawat Jalan Tingkat Pertama (RJTP), dilaksanakan pada puskesmas dan jaringannya meliputi pelayanan :
a. Konsultasi medis, pemeriksaan fisik dan penyuluhan kesehatan b. Laboratorium sederhana (darah, urin, dan feses rutin) c. Tindakan medis kecil d. Pemeriksaan dan pengobatan gigi, termasuk cabut/ tambal e. Pemeriksaan ibu hamil/nifas/menyusui, bayi dan balita f. Pelayanan KB dan penanganan efek samping (alat kontrasepi disediakan BKKBN) g. Pemberian obat 2. Rawat Inap Tingkat Pertama (RITP), dilaksanakan pada puskesmas perawatan, meliputi pelayanan : a. Akomodasi rawat inap b. Konsultasi medis, pemeriksaan fisik dan penyuluhan kesehatan c. Laboratorium sederhana (darah, urin, dan feses rutin) d. Tindakan medis kecil e. Pemberian obat f. Persalinan normal dan dengan penyulit (PONED) 3. Persalinan normal dilakukan di puskesmas / bidan di desa / polindes / dirumah pasien fasilitas kesehatan tingkat pertama swasta.
4. Pelayanan gawat darurat (emergency). Kriteria gawat darurat tercantum dalam Keputusan Menteri Kesehatan tentang Standar Instalasi Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit (Nomor 856 tahun 2009).
h. Pelayanan kesehatan apa saja yang dapat diperoleh peserta Jamkesma di FASKES lanjutan (seperti Rumah Sakit dan Balkesmas)?
Konsultasi medis, pemeriksaan fisik dan penyuluhan kesehatan oleh dokter spesialis/umum
Rehabilitasi medik Penunjang diagnostik: laboratorium klinik, radiologi dan elektromedik Tindakan medis Pemeriksaan dan pengobatan gigi tingkat lanjutan Pelayanan KB, termasuk kontap efektif (sterilisasi dan alat kontrasepsi dalam rahim), kontap pasca persalinan/keguguran, penyembuhan efek samping dan komplikasinya (alat/obat KB (kontrasepsi) disediakan BKKBN)
Pemberian obat yang mengacu pada daftar obat (Formularium) Pelayanan darah Pemeriksaan kehamilan dengan risiko tinggi dan penyulit.
2. Rawat Inap Tingkat Lanjutan (RITL), dilaksanakan pada ruang perawatan kelas III (tiga) RS, meliputi :
Akomodasi rawat inap pada kelas III. Konsultasi medis, pemeriksaan fisik dan penyuluhan kesehatan Penunjang diagnostik: patologi klinik, patologi anatomi, laboratorium mikro patologi, patologi radiologi dan elektromedik.
Tindakan medis Operasi sedang, besar dan khusus Pelayanan rehabilitasi medis Perawatan intensif (ICU/Intensive Care Unit, ICCU/Intensive Cardiac Care Unit, PICU/Pediatric Care Unit, NICU/Neonatal Care Unit, PACU)
Pemberian obat mengacu padaFormularium Pelayanan darah Bahan dan alat kesehatan habis pakai Persalinan dengan risiko tinggi dan penyulit (Pelayanan ObstetriNeonatus Esensial Komprehensif/PONEK)
Pelayanan gawat darurat (emergency). Kriteria gawat darurat tercantum dalam Keputusan Menteri Kesehatan tentang Standar Instalasi Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit (Nomor 856 tahun 2009). Seluruh penderita Thalasemia dijamin, sebagai peserta Jamkesmas nonkartu. Pelayanan tingkat lanjut sebagaimana di atas meliputi :
Pelayanan rawat jalan lanjutan yang dilakukan pada balkesmas bersifat pasif (dalam gedung) sebagai FASKES penerima rujukan. Pelayanan balkesmas yang ditanggung oleh program Jamkesmas adalah Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) dalam gedung.
i.
ALUR PELAYANAN RESEP PASIEN JAMKESMAS 1) Pasien menyerahkan formulir resep disertai dengan Surat Jaminan Pelayanan (SJP) dan Surat Keabsahan Peserta (SKP) Jamkesmas. 2) Petugas farmasi memeriksa kelengkapan berkas tersebut. 3) Apabila terdapat kekurangan berkas maka pasien diminta untuk melengkapi kekurangan tersebut. 4) Resep yang telah memenuhi persyaratan adminstrasi, dilakukan pengkajian resep sesuai dengan Prosedur Tetap Pengkajian Resep. 5) Jika sudah sesuai, kemudian oleh petugas farmasi disiapkan obatobatannya sesuai dengan Protap Penyiapan Obat. 6) Pemberian obat-obatan diutamakan obat generik tetapi apabila tidak ada obat generiknya maka ditanyakan kepada dokter konsulennya apakah bisa diganti dengan obat lain dengan indikasi yang sama atau jika memang harus dengan obat tersebut maka diresep harus diberi keterangan mengenai diagnosis penyakit dan alasan diberikan obat
tersebut serta harus ditandatangani oleh dokter spesialis. Obat tersebut harus mendapatkan persetujuan dari direktur apakah obat diberikan sesuai resep atau tidak. 7) Obat diserahkan kepada pasien oleh petugas farmasi disertai informasi obat j. Prosedur Untuk Memperoleh Pelayanan Kesehatan Dasar Bagi Peserta Jamkesmas 1) Untuk peserta non kartu yang termasuk gelandangan, pengemis, anak/orang terlantar dan masyarakat miskin penghuni panti sosial, harus menunjukkan surat rekomendasi Dinas/Instansi Sosial setempat. 2) Bagi masyarakat miskin penghuni lapas/rutan, harus menunjukkan surat rekomendasi Kepala Lapas/Rutan. 3) Untuk peserta PKH yang belum/tidak memiliki kartu Jamkesmas, cukup menggunakan kartu PKH. 4) Bayi (sebelum usia satu tahun) yang lahir dari Ibu peserta Jamkesmas setelah terbitnya SK Bupati/Walikota, harus menunjukkan akte kelahiran/surat kenal lahir/surat keterangan lahir/pernyataan dari tenaga kesehatan, serta kartu Jamkesmas Ibu dan Kartu Keluarga orang tuanya. 5) Korban bencana pasca tanggap darurat, kepesertaannya berdasarkan keputusan Bupati/Walikota setempat, sejak tanggap darurat dinyatakan selesai dan berlaku selama satu tahun.
Kemenkes telah mencetak dan mendistribusikan kartu Jamkesmas tahun 2013 untuk 86,4 juta penduduk Indonesia. Pendistribusian kartu Jamkesmas yang baru warna biru tersebut melalui 497 Dinkes Kab/Kota dan 9.900 Puskesmas di seluruh Indonesia. Selain itu juga, Kemenkes telah melakukan Sosialisasi yang diberlangsung secara bertahap dari bulan November s.d Desember 2012 di seluruh Indonesia.
kesehatan terhadap masyarakat miskin dan tidak mampu. Program ini telah berjalan sejak tahun 2005 dengan nama ASKESKIN yang kemudian ditahun 2008 berganti nama menjadi JAMKESMAS. Pada tahun 2007 sudah ada SK Walikota tentang penetapan Keluarga Miskin yang mana kemudian data inilah yang diakses Depkes sebagai acuan Pemberian Dana Miskin, yang selanjutnya disebut JAMKESMAS. Karena banyak terjadi komplain dalam pelaksanaanya kemudian diadakan pendataan ulang. Yang mana data jumlah jiwa miskin menjadi lebih banyak sehingga ada keluarga miskin yang tidak terdanai (tercakup) dalam program JAMKESMAS. Untuk itu Pemerintah
Daerah perlu untuk memberikan Dana tambahan untuk diberikan kepada Masyarakat miskin yang belum tercakup dalam program JAMKESMAS. Dana
ini diambilkan dari APBD perubahan yang yang selanjutnya disebut JAMKESDA
Pemegang kartu Jamkesmas berhak menggunakan kartunya di seluruh Indonesia, dan secara umum mendapat perlakuan yang sama. Yakni, rawat jalan tingkat pertama di puskesmas dan atau puskesmas pembantu, rawat inap di puskesmas perawatan, RS pemerintah, dan RS swasta yang menjalin kerja sama untuk rawat jalan tingkat pertama (RJTP) atau rawat jalan tingkat lanjut (RJTL). Jamkesda merupakan bentuk jaminan kesehatan di tingkat daerah, yakni pemerintah kabupaten/kota dan pemerintah provinsi menanggung biaya pelayanan kesehatan bagi masyarakat yang belum atau tidak masuk
Jamkesmas, namun dipandang perlu mendapat bantuan pembiayaan atas pelayanan kesehatan dengan menggunakan dana yang berasal dari APBD kabupaten/kota dan atau provinsi. Pelayanan yang diberikan kepada pemegang kartu Jamkesda secara umum untuk RJTP dan rawat inap tingkat pertama (RITP) dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan milik pemerintah kabupaten/kota, baik puskesmas, puskesmas dengan perawatan (rawat inap), balai kesehatan masyarakat milik daerah dan rumah sakit umum daerah, serta rumah sakit swasta yang menjalin kerja sama dengan pemkab/pemkot itu sendiri. Jika pemegang kartu Jamkesda atas indikasi medis perlu menjalani rawat jalan tingkat lanjut, yang bersangkutan dapat memanfaatkan rumah sakit umum atau rumah sakit khusus milik pemprov dan atau pemerintah pusat. Jadi, berbeda dari Jamkesmas, Jamkesda hanya berlaku secara lokal, artinya di wilayah kabupaten/kota dan Provinsi yang telah menjalin kerja sama, tidak berlaku di seluruh Indonesia. CONTOH ALUR PELAYANAN JAMKESDA KAB. BALANGAN(KALIMANTAN SELATAN)
6. Pasien askes PT. Asuransi Kesehatan Indonesia atau juga dikenal dengan nama PT. Askes Indonesia (Persero)merupakan Badan Usaha Milik Negara yang ditugaskan khusus oleh pemerintah untuk menyelenggarakan jaminan pemeliharaan kesehatan bagi Pegawai Negeri Sipil, Penerima Pensiun PNS dan TNI/POLRI, Veteran, Perintis Kemerdekaan beserta keluarganya dan Badan Usaha lainnya. SYARAT PESERTA ASKES 1) Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan calon PNS (tidak termasuk PNS/CPNS di lingkungan Dephan/TNI/POLRI), Pejabat Negara, Penerima Pensiun (Pensiunan PNS, pensiunan PNS di lingkungan Dephan/TNI/POLRI, pensiunan TNI/POLRI, pensiunan Pejabat Negara), Veteran dan Perintis Kemerdekaan beserta anggota keluarga yang ditanggung. 2) Pegawai Tidak Tetap (Dokter/Dokter Gigi/Bidan), tidak termasuk anggota keluarga.
3) Anggota Keluarga yang ditanggung : Isteri / suami yang sah dari peserta yang mendapat tunjangan istri/suami (Daftar isteri / suami yang sah yang tercantum dalam daftar gaji / slip gaji, dan termasuk dalam daftar penerima pensiun). 4) Anak (anak kandung / anak tiri / anak angkat) yang sah dari peserta yang mendapat tunjangan anak, yang tercantum dalam daftar gaji/slip gaji, termasuk dalam daftar penerima pensiun, belum berumur 21 tahun atau telah berumur 21 tahun sampai 25 tahun bagi anak yang masih melanjutkan pendidikan formal, dan tidak atau belum pernah kawin, tidak mempunyai penghasilan sendiri serta masih menjadi tanggungan peserta. 5) Jumlah anak yang ditanggung maksimal 2 (dua) anak sesuai dengan urutan tanggal lahir, termasuk didalamnya anak angkat maksimal satu orang. Hak Peserta Askes Sosial 1. Memperoleh kartu peserta 2. Memperoleh penjelasan/informasi tentang hak, kewajiban serta tata cara pelayanan kesehatan 3. Mendapatkan pelayanan kesehatan di fasilitas kesehatan yang bekerjasama dengan PT Askes (Persero), sesuai dengan hak dan ketentuan yang berlaku.
4. Menyampaikan keluhan/pengaduan, kritik dan saran secara lisan atau tertulis ke kantor PT Askes (Persero). Cara Memperoleh Kartu Peserta Askes 1. Asli/fotocopy Surat Keputusan sebagai Pegawai Negeri Sipil /Pensiunan/Petikan Gelar Kehormatan Veteran/Perintis Kemerdekaan / Pegawai Tidak Tetap. 2. Fotocopy Daftar Gaji terakhir yang dilegalisir bagi PNS dan Surat Tanda Bukti Penerima Pensiun (STBPP) bagi Penerima Pensiun. 3. Fotocopy Surat Nikah, Akte Kelahiran Anak/Keterangan Lahir, Surat Keputusan Pengadilan Negeri untuk Anak Angkat. 4. Surat Keterangan dari Sekolah/ Perguruan Tinggi (bagi anak berusia lebih dari 21 tahun sampai dengan 25 tahun). 5. Asli / fotocopy Kartu Tanda Penduduk (KTP). 6. Surat Pernyataan/Keterangan Melaksanakan Tugas perorangan (SPMT) bagi Pegawai Tidak Tetap (PTT). 7. Melampirkan pasfoto terbaru masing-masing 1 (satu) lembar ukuran 3 x 4 cm, kecuali bagi anak usia balita. ALUR PELAYANAN RESEP PESERTA ASKES 1. Petugas farmasi memeriksa kelengkapan berkas tersebut. 2. Apabila terdapat kekurangan berkas maka pasien diminta untuk melengkapi kekurangan tersebut.
3. Petugas farmasi melakukan entry data. Selain itu, dilakukan pengecekan apakah obat dalam resep termasuk dalam Daftar Plafon Harga Obat (DPHO) ASKES atau tidak. 4. Obat yang tidak termasuk dalam Daftar Plafon Harga Obat (DPHO) PT. ASKES di buat copy resep. 5. Untuk obat yang terdapat dalam Daftar Plafon Harga Obat (DPHO) PT. ASKES tetapi melebihi peresepan maksimal dan untuk obat-obat khusus harus dilengkapi dengan protokol terapi yang ditanda tangani oleh dokter yang memberikan terapi dan disetujui oleh PT. ASKES. 6. Apabila obat telah mendapat persetujuan dari petugas PT. ASKES maka dilakukan pengkajian resep. Jika sudah sesuai, kemudian oleh petugas farmasi disiapkan obat-obatannya 7. Obat diserahkan kepada pasien oleh petugas farmasi disertai informasi obat sesuai dengan Protap Penyerahan Obat. Menteri Kesehatan Nafsiah Mboi mengatakan pemerintah memiliki sedikitnya tiga pertimbangan menaikkan premi per bulan untuk peserta jaminan sosial yang dikelola Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan. Semula, premi itu Rp 15.500, dan direncanakan naik menjadi Rp 19.225 per orang. Menurut Nafsiah, kenaikan itu menjadi upaya untuk mengantisipasi meningkatnya jumlah tanggungan negara akibat kenaikan jumlah pasien penderita penyakit tak menular. Dia menyebutkan, sedikitnya 200 ribu warga Indonesia per tahun meninggal akibat penyakit seperti serangan jantung, gagal
ginjal, dan kanker, yang disebabkan oleh rokok. Jumlah perokok aktif di Indonesia, kata dia, tercatat mencapai 61 juta orang. Jumlah tanggungan pemerintah justru meningkat karena penyakit akibat perilaku hidup yang tak sehat dan penyakit akibat rokok, Nafsiah menambahkan, premi dinaikkan karena program Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda) akan diintegrasikan ke dalam program BPJS secara bertahap. Integrasi tak otomatis Jamkesda dihapus pada 2014, ucapnya. Nafsiah mengklaim belajar dari masalah Kartu Jakarta Sehat yang digagas Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo. Pada awal-awal peluncuran Kartu Sehat, jumlah pasien yang berobat di rumah sakit meningkat berlipat-lipat. Premi naik untuk mengantisipasi jumlah pasien yang membeludak,
Rawat jalan adalah pelayanan medis kepada seorang pasien untuk tujuan pengamatan, diagnosis, pengobatan, rehabilitasi, dan pelayanan
kesehatan lainnya, tanpa mengharuskan pasien tersebut dirawat inap. Keuntungannya, pasien tidak perlu mengeluarkan biaya untuk menginap (opname) Rawat inap (opname) adalah istilah yang berarti proses perawatan pasien oleh tenaga kesehatan profesional akibat penyakit tertentu, di mana pasien diinapkan di suatu ruangan di rumah sakit . Ruang rawat inap adalah ruang tempat pasien dirawat. Ruangan ini dulunya sering hanya berupa bangsal yang dihuni oleh banyak orang sekaligus. Saat ini, ruang rawat inap di banyak rumah sakit sudah sangat mirip dengan kamarkamar hotel. Pasien umum merupakan pasien yang mendapat pelayanan kesehatan medis di Poliklinik dengan membayar. JAMKESMAS (Jaminan Kesehatan Masyarakat) adalah program bantuan sosial untuk pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin dan tidak mampu
JAMKESDA (Jaminan Kesehatan Daerah) adalah program jaminan bantuan pembayaran biaya pelayanan kesehatan yang diberikan Pemerintah Daerah Kab. kepada masyarakat Kab. & sasaran Program Jamkesda adalah seluruh masyarakat Kab. yang belum memiliki jaminan kesehatan berupa Jamkesmas, ASKES dan asuransi kesehatan lainnya.
Pasien ASKES merupakan pasien yang mendapat pelayanan kesehatan medis dengan membawa Surat Rujukan dari PT Askes dan semua pembayaran ditanggung oleh PT Askes sesuai dengan haknya.