Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Protozoa

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 21

PROTOZOA

PROTOZOA
Protozoa merupakan salah satu kelompok (sub kingdom) dari anggota protista eukariotik. Protozoa berasal dari bahasa Yunani, yaitu protos artinya pertama dan zoon artinya hewan. Jadi, protozoa adalah hewan pertama atau mudahnya hewan tingkat rendah yang hanya bersel satu. Habitat protozoa yaitu di tempat yang berair yang kaya zat organic contohnya Amoeba proteus, baik air tawar maupun air asin, ada yang hidup solitaire bebas berenang di air, menempel di suatu tempat, parasite pada tanaman dan hewan maupun manusia sebagai simbiont dan merugikan karena sebagai penyebab penyakit bahkan ada yang menguntungkan dikarenakan ikut membantu menghancurkan atau membusukkan organisme yang telah mati.

A. Karakteristik Umum

Protozoa adalah eukariotik (inti dilindungi membrane inti) sehingga substansi genetik/ kromosom terpisah dengan sitoplasma karena ada pembatas membran inti ( caryotheca).

Selnya tidak memiliki dinding sel, namun jika lingkungan kurang baik dapat membentuk lapisan pelindung yang tebal disebut kista atau cysta setelah lingkungan baik kista pecah.

Bentuk sel umumnya tetap kecuali Rhizopoda. Bersifat heterotrof artinya makanannya tergantung pada organisme lain (mencari makanan dengan phagositosis atau pinositosis).

Dalam rantai makanan sebagai zooplankton. Beberapa jenis bersifat parasit dan menyebabkan penyakit pada manusia dan hewan ternak.

Memiliki bentuk tubuh yang berbeda pada tiap fase dalam siklus hidupnya. Beberapa protozoa memiliki fase vegetative yang bersifat aktif yang disebut tropozoit dan fase dorman dalam bentuk sista. Tropozoit akan aktif mencari makan dan berproduksi selama kondisi lingkungan memungkinkan. Jika kondisi tidak memungkinkan kehidupan tropozoit maka protozoa akan membentuk cysta.

Cysta merupakan bentuk sel protozoa yang terdehidrasi dan berdinding tebal mirip dengan endospora yang terjadi pada bakteri. Pada saat sista protozoa mampu bertahan hidup dalam lingkungan kering maupun basah.

Umumnya berkembang biak dengan membelah diri, ada juga yang secara konjugasi. Protozoa memiliki alat gerak yaitu ada yang berupa kaki semu, bulu getar (cillia) dan bulu cambak (flagel) atau dengan sel itu sendiri.

Pengambilan nutrisi yaitu dengan holozoik (memakan organisme hidup lain), saprozoik (memakan organisme yang telah mati), holofitik atau autotrof (dapat membentuk makanan sendiri melalui fotosintesis), saprofitik (menyerap zat yang terlarut di sekitarnya).

B. Klasifikasi Berdasarkan strukturnya di bawah mikroskop elektron :

Phylum : Sarcomastigophora, contohnya Tripanosoma sp


Sub-phylum Mastigophora Sub-phylum Opalinata Sub-phylum Sarcodina

Phylum : Labyrinthomorpha, contohnya Labyrinthula sp Phylum : Apicomplexa, contohnya Toxoplasma sp Phylum : Myxozoa, contohnya Ceratomyxa sp Phylum : Microspora, contohnya Encephalitozoon sp Phylum : Ascetospora, contohnya Marteilia sp Phylum : Ciliophora, contohnya Balantidium sp, Nyctoterus ovalis (hidup sebagai parasite pada organisme lain)

Berdasarkan alat gerak yang dimiliki, maka protozoa dibedakan atas empat kelas yaitu rhizopoda, mastigophora, sporozoa dan ciliata. 1. Rhizopoda Rhizopoda atau Sarcodina (Rhizoid = akar, podos = kaki) yaitu protozoa yang bergerak dengan menggunakan pseudopodia (kaki semu) yang merupakan penjuluran dari sitoplasma, misal Amoeba, Foraminifera, Radiolaria, Arcella, Entamoeba coli,dan Entamoeba histolytica. Merupakan hewan mikroskopis yang hidup sebagai massa kecil yang jernih dan bersifat amorf atau dapat berubah ubah bentuknya. Kelas rhizopoda dibagi menjadi 5 ordo yakni :

a.

Ordo Lobosa, cirinya mempunyai pseudopodia pendek dan tumpul serta terdapat perbedaan yang jelas antara ektoplasma serta endoplasma.

b.

Ordo filose, ciri-cirinya : mempunyai pseudopodia halus seperti benang dan becabangcabang.

c. d.

Ordo foraminifera, ciri-cirinya : mempunyai pseudopodia panjang dah halus. Ordo helioza, ciri-cirinya : mempunyai pseudopodia berbentuk benag yang radien dan antarfilamen tidak pernah bersatu membentuk jala atau anyaman.

e.

Ordo radiolarian, cirinya : mmpunyai pseudopodia berupa benang-benang halus yang tersusun radier dan bercabang-cabang membentuk jala (anyaman).

Struktur tubuhnya terdapat bagian nucleus, vacuola makanan, sitoplasma dan lainnya. Bagi yang hidup bebas terdapat vakuola kontraktil (Vakuola kontraktil terdapat pada semua rhizopoda air tawar), sementara hewan parasit tidak ada. Vakuola kontraktil berfungsi sebagai osmoregulator atau pengatur keseimbangan air tapi dapat juga berfungsi sebagai alat ekskresi.

Beberapa spesiesnya memiliki cangkok atau cangkang untuk melindungi selnya. Cangkang tersebut dari silikon (contoh Radiolaria) atau kalsium karbonat (misal Foraminifera). Keduanya hidup di laut. Jika hewan tersebut mati maka cangkangnya tetap utuh dalam waktu yang lama sehingga dapat berubah menjadi fosil. Fosil ini digunakan untuk menentukan umur lapisan bumi atau sebagai petunjuk sejarah bumi. Disamping itu fungsi lainnya adalah digunakan sebagai petunjuk adanya sumber minyak bumi. Perilaku rhizopoda didasarkan pada rangsangan atau respon terhadap berbagai stimulti eksternal maupun internal karena kepekaan protoplasmanya. Hal ini dikarenakan belum dimilikinya system persyarafan. Anggota kelas rhizopoda melakukan perkembangbiakan dengan pembelahan biner dan pencernaan makanan dilakukan respirasinya dilakukan secara difusi. Contoh anggota kelas rhizopoda beserta manfaat atau kerugian yang ditimbulkan: o Entamoeba histolityca, menyebabkan disentri amuba (bedakan dengan disentri basiler yang disebabkan Shigella dysentriae) o Entamoeba gingivalis, menyebabkan pembusukan makanan di dalam mulut sehingga mengakibatkan radang gusi (Gingivitis) o Entamoeba coli, membantu pembentukan vitamin K secara internal pada vakuola makanan. Sedangkan

o Foraminifera sp, fosilnya dapat digunakan sebagai petunjuk adanya minyak bumi. Tanah yang mengandung fosil Foraminifera disebut tanah globigerina.

o Radiolaria sp, endapan tanah yang mengandung hewan tersebut digunakan untuk bahan
penggosok.

Entamoeba coli yang hidup di usus sapi dapat membantu pencernaan sapi.

2. Mastigophora Semua organisme yang tergolong flagellata memiliki flagellum yang berperan sebagai alat gerak. Memiliki dinding tubuh yang berupa pellicle, sehingga bentuknya relatif tetap dengan ukuran lebih kurang 0,1 mm. Memiliki inti dan pada beberapa species memiliki kloroplas dengan klorofilnya yang berfungsi untuk fotosintesis yaitu yang termasuk pada golongan phytonagellata. Golongan phytonagellata, misalnya Euglena viridis, Volvax globator (punya kemampuan asimilasi dengan karbon), Noctiluca millaris. Golongan Zooflagellata, misalnya Trypanosoma gambiense, Trypanosoma rhodesiense, Trypanosoma cruze, Trypanosoma evansi, Trichomonas vaginalis. Bagi anggota kelas mastigophora yang hidup bebas memiliki vakuola kontraktil, sementara yang berupa hewan parasit tidak memiliki. Respirasi maupu dilakukan secara difusi oleh permukaan tubuh. Cara reproduksi mastigophora yaitu : Vegetatif: pembelahan biner, secara longitudinal. Contohnya Euglena viridis Generatif: terjadi pada flagellata berkoloni, misalnya Volvox sp. Proses reproduksi: Sperma x Ovum Fertilisasi Zigot Zigospora Zoospora Individu baru Pencernaan dilakukan dengan gerakan flagel sehingga menimbulkan aliran yang mendorong makanan kea rah sel untuk ditelan melalui mulut. Lalu menuju cytopharynx dan dicernakan pada vakuola makanan. Pada flagellata saprophytic nutrition (hidup dengan menghancurkan benda benda di sekitarnya) pencernaan dilakukan secara absorbsi. Mastighopora yang bersifat parasit adalah genus Trypanosoma dan genus Trichomonas. 1. Trypanosoma gambiense dan Trypanosoma rhodesiense, merupakan parasit dalam plasma darah manusia dan dapat menyebabkan penyakit tidur. Di Afrika penularan dilakukan oleh lalat Tse-tse yaitu Glosina palpalis. 2. Trypanasoma cruzi, penyakit chagas di Amerika ekskresinya

3. Trypanasoma evansi, penyakit sura pada hewan 4. Trypanosoma brucei, penyakit nagana pada sapi dan kerbau 5. Trypanasoma vaginalis, penyebab keputihan pada vagina wanita 6. Trypanasoma foetus, parasit pada vagina sapi

3. Sporozoa Sporozoa memiliki tubuh yang sederhana berbentuk bulat panjang dengan sebuah nukleus. Tidak mempunyai alat gerak atau (bergerak dengan sel itu sendiri) maupun vakuola kontraktil. Disebut Sporozoa karena dalam tahap tertentu dalam hidupnya, dapat membentuk sejenis spora. Hampir semua anggota sporozoa adalah parasit, sehingga makanan diambil secara langsung dari hospesnya. Memiliki inti dan pada waktu melakukan pembelahan ganda, inti membelah berulang-ulang, setiap inti membentuk pembungkusnya dan akhirnya dihasilkan individu anak yang cukup banyak. Sporozoa tersebut melakukan respirasi dan ekskresi secara difusi. Pembiakan secara vegetatif (aseksual) disebut juga Skizogoni dan secara generatif (seksual) disebut Sporogoni. Secara vegetative yaitu melalui pembelahan berganda sehingga dihasilkan banyak individu anak. Secara generative yaitu melalui pergiliran keturunan antara fase vegetatif pada tubuh manusia dan fase generatif pada tubuh hospes perantara seperti Plasmodium dengan fase generative pada nyamuk Anopheles betina. Klasifikasi: Subclassis Telosporidia Ordo Gregarinidia, ex: Monocystis sp Ordo Coccidia, ex: Eimeria sp Ordo Hemosporidia, ex: Plasmodium sp Subclassis Neosporidia Ordo Myxosporidia, ex: Myxidium Ordo Sarcosporidia, ex: Sarcocystis

Perkembangbiakan atau siklus hidupnya dapat dibagi atas tiga stadium: 1. Schizogoni, terbentuk secara membelah dan terjadi setelah menginfeksi inang 2. Sporogoni , pembentukan spora di luar inang dan merupakan stadium efektif.

3. Gamogoni / gametogenesis, tahap pembentukan sel-sel gamet terjadi di dalam tubuh inang perantara atau nyamuk.

Genus Plasmodium Plasmadium vivax, penyebab penyakit malaria tertiana dengan gejala demam (masa sporulasi) selang waktu 48 jam. Plasmodium malariae, penyebab penyakit malaria Quartana dengan gejala demam (masa sporulasi) selang waktu 72 jam. Plasmodium falcifarum, penyebab penyakit malaria tropika dengan gejala demam yang tidak teratur. Plasmadium ovale, disebut malaria ovale tertiana, akan tetapi gejala demamnya lebih ringan daripada malaria tertiana yang disebabkan Plasmodium vivax. Toxoplasma, salah satu penyebab penyakit TORCH yang mengakibatkan kematian janin

Siklus /daur hidup Plasmodium membutuhkan 2 inang mahkluk hidup a. Tubuh manusia

b. Tubuh nyamuk Anopheles betina

Daur hidup Plasmodium sp : 1. Nyamuk Anopheles betina menggigit, menghisap darah manusia kemudian mengeluarkan air liur yang mengandung sporozoit. 2. Bersama aliran darah sporozoit menuju hati, selama 3 hari. 3. Sporozoit membelah menjadi 8 32 merozoit, keluar dari hati kemudian menginfeksi sel hati lain dan membentuk merozoit baru. Akibatnya sel hati banyak yang rusak. 4. Gejala demam terjadi ketika merozoit melisiskan sel darah merah dalam jumlah banyak. 5. Jika darah si penderita digigit nyamuk Anopheles dan menghisap darah penderita tadi maka makrogametosit dan mikrogametosit akan ikut terhisap dan masuk ke dalam tubuh nyamuk. 6. Di dalam kelenjar ludah nyamuk makrogametosit dan mikrogametosit berkembang menjadi makrogamet (ovum) dan mikrogamet (sperma). Prosesnya dinamakan gametogonia atau gametogenesis. Lalu terjadi fertilisasi di saluran pencernaan sehingga terbentuklah zigot. 7. Zygot berkembang menjadi ookinet masuk keusus untuk mendapatkan makanan 8. Ookinet selanjutnya akan menembus dinding usus dan untuk sementara akan menetap, terbungkus oleh otot dinding perut nyamuk membentuk ookista

9.

Ookista akan membelah berulang kali sehingga terbentuk sel-sel yang lengkap dinamakan sporozoit.

1. Ookista yang telah matang maka akan pecah sehingga sporozoit tersebar ke seluruh tubuh nyamuk, diantaranya adalah ke dalam kelenjar ludah. 1 Apabila nyamuk menghisap darah manusia bersamaan dengan itu nyamuk akan melepaskan sporozoit ke dalam darah.

4. Ciliata Memiliki bentuk relative tetap dan bergerak dengan rambut getar atau disebut cilia. Memiliki inti dan beberapa species intinya lebih dari satu, contoh Paramecium aurelia. Hidup di tempat-tempat yang berair misal: sawah, rawa, tanah berair dan banyak mengandung bahan organik. Bagi yang hidup bebas terdapat vakuola kontraktil, sementara hewan parasit tidak ada. Respirasi dan ekskresi melalui permukaan tubuh. Pencernaan makanan secara internal pada vakuola makanan. Sedangkan cara menangkap makanan adalah dengan cara menggetarkan rambut (silianya), maka terjadi aliran air keluar dan masuk mulut sel. Saat itulah bersamaan dengan air masuk bakteri bahan organik atau hewan uniseluler lainnya. Anggota ciliata ada yang hidup bebas seperti Paramecium candatum dan adapula yang hidup sebagai parasite seperti Nyctoterus ovalis dan Balantidium coli. Perkembangbiakan ciliate dilakukan dengan cara: 1. Asexual Aseksual atau dengan cara membelah diri yaitu dengan pembelahan biner dimana sel membelah menjadi 2 kemudian menjadi 4, 8 dan 16 dst. Pembelahan diawali dengan pembelahan mikronukleus dan diikuti dengan pembelahan makronucleus. 2. Sexual (konjugasi) Caranya adalah dua sel saling mendekat, menempel pada bagian mulut sel untuk kawin. Artinya kedua hewan ini sedang mengalami konjugasi. Selanjutnya terbentuk saluran konjugasi diantara kedua sel ini. Dan melalui saluran ini terjadi tukar-menukar mikronukleus. Mikronukleus dari sel yang satu pindah ke sel yang lain, demikianlah sebaliknya. Selanjutnya perhatikan gambar berikut ini: Sedangkan contoh hewan Cilliata yang lainnya adalah a. Stentor, hidup di sawah-sawah atau air tergenang banyak mengandung bahan organik.

b. Didinium, merupakan pemangsa Paramecium, hidup diperairan yang banyak protozoa. c. Vorticella, bentuk seperti lonceng, silia terdapar di sekitar mulut sel.

d.

Stylonichia, mirip dengan Paramecium, silia berkelompok disebut sirus, hidup di perairan yang banyak mengandung sampah organik.

A. Definisi Sporozoa Sporozoa (Yunani, spore = biji, zoa = hewan) adalah kelompok protistha uniseluler atau bersel satu yang pada salah satu tahapan dalam siklus hidupnya dapat membentuk sejenis spora dan dapat menginfeksi inangnya. Sporozoa hidup sebagai parasit pada tubuh hewan dan manusia. Siklus hidup sporozoa agak kompleks karena melibatkan lebih dari satu inang. Dalam siklus hidupnya, sporozoa membentuk spora dalam tubuh inang. Selain itu, pada siklus hidup juga terjadi sporulasi, yaitu pembelahan setiap inti sel secara berulang ulang sehingga dihasilkan banyak inti yang masing masing dikelilingi oleh sitoplasma dan terbentuklah individu baru.Sporozoa merupakan satu-satunya anggota Protozoa yang tidak memiliki alat gerak dan bergerak dengan cara meluncurkan tubuhnya dalam medium tempat hidupnya. Sesuai dengan namanya, dia mempunyai ciri khas, yaitu membentuk spora. Sporozoa hidup sebagai parasit. Cara mendapatkan makanannya dengan menyerap nutrisi inangnya, misalnya Plasmodium yang merupakan anggota Sporozoa paling terkenal. Pada tubuh manusia, Plasmodium menyebabkan penyakit malaria. Penularannya terjadi melalui gigitan nyamuk Anopheles betina. Setelah digigit, Plasmodium langsung menyebar di dalam darah dan berkembang biak di dalam hati dan akan menginfeksinya sehingga menyebabkan kematian.

B.

Ciri-ciri sporozoa 1. 1. Semua bersifat parasit 2. Bentuk tubuh biasanya : bulat

- bulat panjang 1. Tidak memiliki : - vakuola kontraktil 1. Makanan langsung diserap secara osomosis dari tubuh Hast nya. 2. Respirasi dan ekstresi berlangsung secara diffusi 3. Cara perkembang biakannya :

alat gerak

Pembelahan diri disebut Schiztyoni Pembelahan spora / disebut Sporagani

Pada spesies tertentu ada yang hidup :

Dalam sel tubuh inangnya

Misalnya : * Saluran pencernakan makanan * Pada otot * Pada ginjal * Pada alat kelamin / genetalia

Pada cairan tubuh inangnya

Misalnya : * Dalam darah C.

Daur Hidup Sporozoa reproduksi

Reproduksi secara aseksual dengan skizogoni pembelahan diri yang berlangsung didalam tubuh inang tetap, dan secara seksual dengan sporogoni yaitu pembentukan spora yang berlangsung pada inang perantara (hospesintermediet)

siklus hidup sporozoa adalah sebagai berikut :

1. Bila makan nyamuk anopheles yang mengandung bibit malaria yaitu Plasmodium bentuk sporozoid mengisap darah manusia maka bersama air ludah nyamuk masuklah sporozoid ke dalam peredaran darah manusia yang bersangkutan. 2. Sporozoid tidak langsung menginfektir erythrocyt (sel darah merah), tetapi masuk lebih dahulu ke sel hati,mengadakan pembelahan dan membentuk Cryptozoid. 3. Cepat atau lambat Cryptasoid ini kemudian masuk ke sistim peredaran darah dan barulah menginfektir erythrocyt tersebut. Di dalam erythrocyt Trophozoid, yang mula-mula berbentu cincin dan kemudianini cryptosoid berubah bentuk menjadi Amoeboid. 4. Sesudah itu fase Amoeboid tumbuh menjadi Schizont 5. Schizont membelah dan membentuk Merozoid. Bila Erythrocyt yang ditempatinya pecah maka tersebarlah Merozoid (penderita mengalami deman). Selanjutnya Nurosoid ini menginfektir sel darah merah yang baru demikian selanjutnya dan terjadilah siklus yang sama dengan semula. 6. Sesudah proses 1 s/d 5 proses ini disebut Schizogoni berulang kali maka sebagian dari Nurosoid itu stelah masuk ke dalam sel darah merah tidak lagi mengadakan proses Schizagoni. Akan tetapi ada sebagian yang berubah menjadi persiapan sel kelamin yaitu menjadi Macrogametosit dan Microgametosit (). 7. Bila macrogamekasit dan Microgentosit yang berada di dalam drythrocyt itu pada suatu saat terpisah kedalam lb nyamuk Anophelus yang I atau yang lain) maka keduanya akan melangsungkan kehidupan nya. 8. Maerogametosit di dalam tubuh nyamuk akan menjadi Macragamet yaitu berupa ovum / telur. Sedangkan microgametosit dalam tubuh nyamuk akan menjadi

Microgamet yaitu spermatozoid sesudah mengadakan pembelahan inti diikuti pembelahan Cytoplasma. 9. Spermatosoid membuahi avum dan terjadilah zygot. 10. Zygot berubah bentuk menjadi OOKINETE dan Ookineti ini menerobos dinding perut nyamuk, di sana akan membesar, membulat yang dibungkus oleh dinding perut nyamuk dan menjadilah Oocyst. (berupa benjolan-benjolan pada dinding perut nyamuk). 11. Dalam oocyst ini selnya membelah menjadi sporozoid. Bila oocyst erbelah dua maka akan pecah dan tersebarlah sporaoid keseluruh tubuh nyamuk. 12. Nyamuk yang di dalam kelenjar ludahnya mengandung sporasoid maka sporasoid ini siap untuk menginfektir manusia kembali. 1. D. Hubungan Sporozoa Bagi Kehidupan Manusia Sporozoa hidup sebagai parasit bila terdapat didalam tubuh inang. Cara mendapatkan makanannya dengan menyerap nutrisi inangnya, misalnya Plasmodium yang merupakan anggota Sporozoa paling terkenal. Pada tubuh manusia, Plasmodium menyebabkan penyakit malaria. Penularannya terjadi melalui gigitan nyamuk Anopheles betina. Setelah digigit, Plasmodium langsung menyebar di dalam darah dan berkembang biak di dalam hati dan akan menginfeksinya sehingga menyebabkan kematian. Ada empat jenis species Plasmodium yang dapat menyebabkan penyakit malaria. Masingmasing jenis Plasmodium menimbulkan gejala-gejala tersendiri pada tubuh penderitanya. (a) Plasmodium vivax, merupakan penyebab malaria tersiana yang bersifat tidak ganas, gejalanya adalah suhu badan panas dingin berganti-ganti setiap 2 hari sekali. Jenis malaria ini tersebar hampir diseluruh kepulauan diIndonesia dan merupakan jenis malaria terbanyak yang dijumpai didaerah yang sering diserang penyakit malaria. Masa inkubasi malaria tersiana berkisar antaran 12-17 hari, yang diawalai dengan gejala nyeri kapala, nyeri pinggang, mual, muntah, dan badan terasa lesu. Pada awalnya timbul demam yang tidak teratur disusul dengan demam teratur setiap 48 sekali diwaktu siang atau sore hari. Suhu badan dapat mencapai 41 derajar selsius. Keadaan ini dapat diikuti dengan pembengkakakan limfa dan timbul cacar herpes pada bibir, using, dan rasa ngantuk. Kondisi tersebut terjadi karena adanya gangguan diotak. (b) Plasmodium ovale, merupakan penyebab malaria tersiana yang ganas, gejalanya sama dengan pada malaria tersiana. Malaria yang disebabkan parasit jenis ini relatif jarang kambuh dan dapat sembuh sendiri tanpa pengobatan. (c) Plasmodium malariae, penyebab malaria kuartana yang bersifat tak ganas, gejalanya suhu badan panas dingin setiap 3 hari sekali. Jenis malaria ini dapat tumbuh subur didaerah tropik, baik didataran rendah mauun dataran tinggi. Masa inkubasi plasmodium ini antara 18-40 hari. Gejala serangannya menyerpai plasmodium vivax. Namun, demam dirasakan pada sore hari dengan frekuensi yang teratur. Plasmodium malariae dapat menyebabkan gangguan pada ginjal yang bersifat menahun.

(d) Plasmodium falciparum, penyebab malaria kuartana yang bersifat ganas, gejalanya suhu badan panas dingin tak beraturan. Penyakit malaria jenis ini termasuk malaria ganas dengan masa inkubasi 9-14 hari. Serangan dari plasmodium jenis ini diawali dengan rasa nyeri kepala,pegal linu, dan nyeri pinggang yang dilanjutkan dengan rasa mual serta mutah dan diare. Suhu badan tidak terlalu tinggi seperti serangan plasmodium yang lain sehingga penderita tidak terasa seperti sakit malaria. Bila keadaan ini tidak segera diobati, intensitas serangan semakin berat, bahkan dapat menyerang limfa dan hati. Apabila hai sudah terkena, akan timbul gejala tambahan yang menyerupai penyakit kuning. Selain itu, penderita merasa gelisah dan kadang-kdang mengigau diikuti dengan keluarnya keringat dingin dan disertai dengan peningkatan frekuensi denyut nadi serta paernapasan. Penyakit ini dapat menyerang ginjal yang ditandai warna air kencing menjadi keruh dan menghitam. Gejala selanjutnya, mata membengkak dan menderita tidak akan mengeluatkan air kencing dengan baik. Akibat paling buruk akan terjadi bila plasmodium tersebut sudah menyerang otak sehingga menyebabkan gumpalan darah pada pembuluh darah. Akibat lebih lanjut dapat mnyebabkan proses kelumpuhan, menurunnya kesadaran, dan akhirnya penderita tersebut meninggal. Serangan dari plasmodium jenis ini memberikan gejala yang paling berat sehingga proses pengobatan perlu dilakukandengan takaran yang tinggi. Selain itu, perlu dibarikan tambahan obat-obatan yang lain untuk mengurangi gejala yang ditimbulkan

Penyebab Penyakit Malaria, Gejala, Mencegah dan Cara Mengobati


Penyakit malaria adalah penyakit menular yang dapat ditularkan oleh nyamuk bernama Anopheles. Nyamuk ini membawa parasit plasmodium dan menggigit orang sekaligus menyebarkannya melalui peredaran darah. Malaria merupakan penyakit berbahaya yang dapat menyebabkan kematian. Dari pernyataan yang saya kutip dari Wikipedia, berdsarkan data di dunia, penyakit malaria membunuh anak setiap 30 detik. Sekitar 300-500 juta orang terinfeksi dan sekitar 1 juta orang meninggal karena penyakit ini setiap tahunnya. 90% kematian terjadi di Afrika, terutama pada anak-anak.

Nyamuk yang menyebarkan parasit ini yaitu nyamuk betina yang sebelumnya sudah terinfeksi oleh plasmodium. Selain melalui nyamuk, penyakit malaria juga dapat menyebar

melalui beberapa hal seperti transfusi darah, transplantasi organ, jarum suntuk yang sudah terkontaminasi. Ibu hamil juga dapat menularkan penyakit ini kepada bayinya.

Penyebab Penyakit Malaria Penyakit malaria disebabkan oleh parasit yang merupakan golongan plasmodium. Media utama yang menjadi penyebar penyakit ini yaitu nyamuk Anopheles betina. Nyamuk ini terinfeksi oleh parasit plasmodium dari gigitan yang dilakukan terhadap seseorang yang sudah terinfeksi parasit tersebut. Nyamuk tersebut akan terinfeksi selama satu mingguan hingga waktu makan selajutnya. Pada saat makan, maka nyamuk ini menggigit orang lain sekaligus menyuntikkan parasit plasmodium ke dalam darah orang tersebut sehingga orang tersebut akan terinsfeksi malaria.

Ada 4 jenis plasmodium yang dapat menginfeksi manusia, diantaranya yaitu: 1. 2. 3. 4. Plasmodium ovale Plasmodium malariae Plasmodium falciparum Plasmodium vivax

Dari kasus-kasus tentang penyakit malaria di seluruh dunia, disimpulkan bahwa jenis plasmodium vivax yang paling sering ditemukan pada pasien yang terserang penyakit ini. Selain itu plasmodium falciparum merupakan penyumbang kematian paling besar pada penyakit malaria yang menyerang manusia di dunia yaitu sekitar 90%.

Gejala Penyakit Malaria Gejala malaria dapat dibagi menjadi 2 bagian ditinjau dari berat-ringannya. Gejalanya yaitu sebagai berikut.

A. Gejala Penyakit Malaria Ringan (Malaria tanpa Komplikasi) Pada penderita penyakit malaria, umumnya mengalami demam dan menggigil, sakit kepala, mual-mual, muntah, diare, terasa nyeri pada otot, pegal-pegal. Pada gejala malaria ringan, dapat dibagi menjadi 3 stadium yaitu sebagai berikut.

1. Stadium dingin Pada stadium dingin penderita merasakan dingin dan menggigil yang luarbiasa, denyut nadi

terasa semakin cepat namun lemah, bibir dan jari terlihat kebiruan, kulit kering, muntahmuntah yang terjadi kurang lebih 15 menit hingga 1 jam.

2. Stadium demam Pada stadium ini penderita merasakan panas, muka merah, kulit kering, muntah dan kepala rasanya sangat sakit. Suhu tubuh biasanya mencapai 40 derajat celcius atau lebih. Kadang penderita mengalami kejang-kejang. Gejala ini berlangsung biasanya 2 hingga 4 jam lebih.

3. Stadium berkeringat Stadium berkeringat yaitu pengidap penyakit malaria ini selalu berkeringat, suhu tubuh dibawah rata-rata sehingga menyebabkan suhu tubuh menjadi dingin. Karena sering berkeringat, biasanya sering merasakan haus dan kondisi tubuh sangat lemah.

B. Gejala Penyakit Malaria Berat (Malaria dengan Komplikasi) Penderita yang masuk dalam criteria ini biasanya sangat lemah sekali. Malaria berat dapat diketahui dengan melakukan pemeriksaan laboratorium sendian darah tepi dan penderita juga memiliki komplikasi sebagai berikut ini.

Tidak sadarkan diri kadang hingga koma Sering mengigau Bicara yang salah-salah (tidak terkontrol) Kejang-kejang Suhu tubuh sangat tinggi Dehidrasi Nafas cepat, sesak nafas

Cara Mencegah Penyakit Malaria Penyakit malaria ini disebarkan oleh nyamuh sehingga kita harus menjaga kebersihan diri maupun lingkungan sekita sehingga tidak ada nyamuk yang berkembang biak. Bila anda sedang mengujungi tempat-tempat yang terkenal sebagai timbulnya penyakit malaria, minumlah obat Klorokuin yang berfungsi untuk mencegah masuknya parasit plasmodium falciparum ke dalam tubuh.

Cara Mengobati Penyakit Malaria 1. Cara Modern Jika terkena penyakit malaria, usahakan cepat ditangani dengan membawanya berobat ke

dokter ahli penyakit malaria. Jika sudah ditangan dokter pastinya akan cepat ditangani namun bagaimana jika anda berada ditempat terpencil dan sangat jauh dari tempat dokter, anda bisa menggunakan cara tradisional

2. Cara Tradisional Cara tradisional dapat dijadikan alternatif jika ada kendala berobat kepada dokter. Untuk pengobatan secara tradisonal sangat mudah yaitu menggunakan Daun Pepaya. Jangan salah, daun papaya juga sangat manjur untuk mengobati penyakit malaria. Caranya yaitu siapkan beberapa daun papaya kemudian rebus dan minum airnya 3 kali sehari. Lakukan ini secara teratur setiap hari dan yakinlah bahwa anda akan sembuh.

Itulah tadi ulasan yang bisa saya tuliskan tentang malaria mulai dari penyebab, gejala, pencegahan dan cara mengobati penyakit malaria. Semoga artikel ini bermanfaat untuk kita semuanya.

Iodoquinol termasuk dalam kelompok obat yang disebut antiprotozoals, yaitu obat yang digunakan untuk mengobati infeksi akibat protozoa. Iodoquinol paling sering digunakan dalam pengobatan infeksi usus yang disebut amebiasis. Namun, dapat digunakan untuk mengobati jenis infeksi lain seperti yang ditentukan oleh dokter. Iodoquinol hanya tersedia dengan resep dokter. Indikasi: Iodoquinol juga digunakan pada pasien tertentu dengan infeksi parasit berikut: Amebiasis, ekstraintestinal atau invasif (infeksi amebiasis terjadi di luar usus) Balantidiasis (infeksi yang disebabkan oleh protozoa) Untuk pasien yang memakai obat ini untuk infeksi amebiasis ekstraintestinal atau invasif harus meminum iodoquinol bersama dengan metronidazol sesuai petunjuk dokter. Produk ini tersedia dalam bentuk sediaan tablet. Dosis Untuk amebiasis: Dewasa : 630 atau 650 mg tiga kali sehari selama dua puluh hari. Anak-anak : Dosis didasarkan pada berat badan dan harus ditentukan oleh dokter. Dosis umum adalah 10-13,3 mg per kg (4,5 - 6 mg per pon) berat badan, tiga kali sehari selama dua puluh hari. Efek samping 1. Diare

2. Mual atau muntah 3. Nyeri Perut

Entamoeba histolytica
Entamoeba histolytica Entamoeba histolytica merupakan salah satu spesies dari Rhizopoda. Pertama kali ditemukan oleh Losch pada tahun 1875 dari tinja seorang penderita disentri di Rusia. Schaudinn berhasil membedakannya dengan Entamoeba coli yan merupakan parasit komersial di dalam usus besar. Pada tahun 1913, Walker dan Sellards membuktikan bahwa Entamoeba histolytica merupakan penyebab penyakit koletis amebic (Srisasi Gandahusada, dkk, 2006).1[1] Entamoeba histolytica termasuk kelas archamoebae filum amoebozoa. Ini adalah hewan parasit bersel tunggal yaitu protozoa, terutama yang menginfeksi manusia dan primata lainnya. Protozoa ini membutuhkan hospes intermediet untuk menginfeksi hospes definitifnya yaitu kucing dan anjing. Penyakit yang disebabkan oleh protozoa ini disebut amoebiasis. Parasit ini memiliki 2 (dua) bentuk dalam siklus hidupnya, yaitu bentuk pasif (kista), yang bentuk umumnya bulat dengan dinding kista dari hialin, dan bentuk aktif (trofozoit), dimana trofozoit ini dapat berkembangbiak dan aktif mencari makanan menggunakan pseudopodinya sehingga bentuknya tidak tetap, ektioplasmanya jernih, sedangkan endoplasmanya berbutir-butir (granuler) .Trofozoit hidup di dalam dinding usus atau hidup diantara isi usus dan memakan bakteri. Bila terjadi infeksi, trofozoit bisa menyebabkan diare, yang juga akan membawa trofozoit keluar dari tubuh kita. Di luar tubuh manusia, trofozoit yang rapuh akan mati. Jika pada saat infeksi seseorang tidak mengalami diare, trofozoit biasanya akan berubah menjadi kista sebelum keluar dari usus. Kista merupakan bentuk yang lebih kuat dan bisa menyebar, baik secara langsung dari orang ke orang, atau secara tidak langsung melalui air maupun makanan. Penularan langsung terjadi melalui kontak dengan tinja yang terinfeksi. Penyakit ini paling sering ditemukan pada masyarakat yang tinggal di negara berkembang, yang derajat kesehatan lingkungannya buruk. Buah-buahan dan sayuran bisa terkontaminasi jika tumbuh di dalam tanah yang diberikan pupuk kotoran manusia, atau dicuci dengan air yang terkontaminasi atau diolah/disajikan oleh seseorang yang terinfeksi. Penyakit ini juga ditemukan pada orang yang telah mengadakan perjalanan ke negara berkembang dan pada pria homoseksual. DISTRIBUSI GEOGRAFIK Amebiasis terdapat di seluruh dunia atau bersifat kosmopolit. Parasit ini terutama ada di daerah tropic dan daerah beriklim sedang (Srisasi Gandahusada, dkk, 2003). DAUR HIDUP Daur hidup E. histolytica sangat sederhana, dimana parasit ini didalam usus besar akan memperbanyak diri. Dari sebuah kista akan terbentuk 8 tropozoit yang apabila tinja dalam usus besar konsistensinya padat maka, tropozoit langsung akan terbentuk menjadi kista dan

dikeluarkan bersama tinja, sementara apabila konsistensinya cair maka, pembentukan kista terjadi diluar tubuh. (Brotowidjoyo,1987). Amoebiasis terdapat diseluruh dunia (kosmopolit) terutama didaerah tropik dan daerah beriklim sedang. Dalam daur hidupya Entamoeba histolytica memiliki 3 stadium yaitu: 1. Bentuk histolitika. 2. Bentuk minuta 3. Bentuk kista Bentuk histolitika dan bentuk minuta adalah bentuk rofozoit. Perbedaan antara kedua bentuk tropozoit tersebut adalah bahwa bentuk histolytika bersifat fatogendan mempunyai ukuran yang lebih besar dari bentuk minuta. Bentuk histolitika berukuran 20 40 mikron, mempunyai inti entamoeba yang terdapat di endoplasma.Ektoplasma bening homogen terdapat di bagian tepi sel, dapat dilihat dengan nyata.Pseudopodium yang dibentuk dari ektoplasma, besar dan lebih seperti daun, dibentuk dengan mendadak, pergerakannya cepat. Endoplasma berbutir halus, biasanya tidak mengandung bakteri atau sisa makanan, tetapi mengandung sel darah merah. Bentuk histolytica ini patogen dan dapat hidup dijaringan usus besar, hati, paru, otak, kulit dan vagina. Bentuk ini berkembang biak secara belah pasang di jaringan dan dapat merusak jaringan tersebut sesuai dengan nama spesiesnya Entomoeba histolitica (histo= jaringan, lysis = hancur). Bentuk minuta adalah bentuk pokok esensial, tanpa bentuk minuta daur hidup tidak dapat berlangsung, besarnsya 10-20 mikron. Inti entamoeba terdapat di endoplasma yang berbutir-butir. Endoplasma tidak mengandung sel darah merah tetapi mengandung bakteri dan sisa makanan. Ektoplasma tidak nyata, hanya tampak bila membentuk pseudopodium. Pseudopodium dibentuk perlahan-lahan sehingga pergerakannya lambat. Bentuk minuta berkembang biak secara belah pasang dan hidup sebagai komensal di rongga usus besar, tetapi dapat berubah menjadi bentuk histolitika yang patogen. Bentuk kista dibentuk di rongga usus besar, besamya 10 -20 mikron, berbentuk bulat lonjong, mempunyai dinding kista dan ada inti entamoeba. Dalam tinja bentuk ini biasanya berinti 1 atau 2, kadang-kadang terdapat yang berinti 2. Di endoplasma terdapat benda kromatoid yang besar, menyerupai lisong dan terdapat juga vakuol glikogen. Benda kromatoid dan vakuol glikogen dianggap sebagai makanan cadangan, karena itu terdapat pada kista muda. Pada kista matang, benda kromatoid dan vakuol glikogen biasanya tidak ada lagi. Bentuk kista ini tidak patogen, tetapi dapat merupakan bentuk infektif. Entamoeba histolytica biasanya hidup sebagai bentuk minuta di rongga usus besar manusia, berkembang biak secara belah pasang, kemudian dapat membentuk dinding dan berubah menjadi bentuk kista. Kista dikeluarkan bersama tinja. Dengan adanya dinding kista, bentuk kista dapat bertahan terhadap pengaruh buruk di luar tubuh manusia (Rasmaliah, 2003)

Gambar siklus hidup Entamoeba histolytica Pengaruh terhadap inang Infeksi protozoa ini dapat menyebabkan disentri amuba atau amuba abses hati . Gejala dapat termasuk disentri fulminan, diare berdarah, penurunan berat badan, kelelahan, sakit perut, dan amoeboma . Amuba dapat masuk ke dalam dinding usus, menyebabkan lesi dan gejala usus, dan dapat mencapai aliran darah. Dari sana, ia dapat mencapai organ-organ vital yang berbeda dari tubuh manusia, biasanya hati, tapi kadang-kadang paru-paru, otak, limpa, dll Sebuah hasil umum dari invasi jaringan adalah abses hati, yang bisa berakibat fatal jika tidak diobati. Tertelan sel darah merah kadang-kadang terlihat dalam sitoplasma sel amuba. Lesi intestinal Terjadi pertama didaerah caecum, appendix, colon ascenden dan berkembang ke colon lainnya. Bila sejumlah parasit ini menyerang mukosa akan menimbulkan ulcus(borok), yang mempercepat kerusakan mukosa. Lapisan muskularis usus biasanya lebih tahan. Biasanya lesi akan terhenti didaerah membran basal dari muskularis mukosa dan kemudian terjadi erosi lateral dan berkembang menjadi nekrosis. Jaringan tersebut akan cepat sembuh bila parasit tersebut dihancurkan (mati). Pada lesi awal biasanya tidak terjadi komplikasi dengan bakteri. Pada lesi yang lama (kronis) akan diikuti infeksi sekunder oleh bakteri dan dapat merusak muskularis mukosa, infiltrasi ke sub-mukosa dan bahkan berpenetrasi ke lapisan muskularis dan serosa. Terjadinya kasus trophozoit terbawa aliran darah dan limfe ke lokasi lain dari tubuh, menyebabkan terjadinya lesi pada organ lain. Tingginya angka kematian karena penyakit ini disebabkan oleh robeknya colon bersamaan dengan terjadinya peritonitis. Lesi sekunder pada organ lain dapat pula ditemukan tetapi lebih sering dijumpai lesi pada hati (sekitar 5% dari kasus amebiasis). Lesi pada hati Hal ini terjadi bila trophozoit masuk kedalam venula mesenterika dan bergerak ke hati melalui sistem vena porta hepatis, kemudian masuk melalui kapiler darah portal menuju sinusoid hati dan akhirnya membentuk absces. Besarnya absces cukup bervariasi dari bentuk titik yang kemudian membesar sampai seperti buah anggur. Ditengah absces akan terlihat adanya cairan nekrosis, ditengahnya ada sel stroma hati dan bagian luarnya terlihat jaringan hati yang ditempeli oleh ameba. Bilamana absces pecah serpihan absces akan tersebar dan menginfeksi jaringan lainnya. Lesi jaringan lainnya

Lesi pada jaringan lainnya seperti lesi pulmonaris (paru), otak, kulit dan penis, terjadi karena metastasis dari jaringan hati. Dimana semua kasus terjadi berasal dari absces jaringan hati.2[2] GEJALA Bentuk klinis yang dikenal ada dua, yaitu amebiasis intestinal dan amebiasis ekstra intestinal. Amebiasis kolon intestinal terdiri dari amebasis kolon akut dan amebasis kolon menahun. Amebasis kolon akut gejalanya berlangsung kurang dari satu bulan, biasa disebut disentri ameba memiliki gejala yang jelas berupa sindrom disentri. Amebasis kolon menahun gejalanya berlangsung lebih dari satu bulan, disebut juga koletis ulserosa amebic, gejalanya bersifat ringan dan tidak begitu jelas. Amebasis ekstra intestinal terjadi jika amebasis kolon tidak diobati. Dapat terjadi secara hematogen, melalui aliran darah atau secara langsung. Hematogen terjadi bila amoeba telah masuk di submukosa porta ke hati dan menimbulkan abses hati, berisi nanah warna coklat. Cara langsung terjadi bila abses hati tidak diobati sehingga abses pecah, dan abses yang keluar mengandung ameba yang dapat menyebar kemana-mana.3[3]

Amebasis ekstra intestinal


Gejala disentri amoeba dapat bervariasi, mulai rasa tidak enak di perut hingga diare. Gejala yang khas adalah sindroma disentri, yakni kumpulan gejala gangguan pencernaan yang meliputi diare berlendir dan berdarah. Kebanyakan penderita, terutama yang tinggal di daerah beriklim sedang, tidak menunjukkan gejala. Kadang-kadang gejalanya samar-samar, sehingga hampir tidak diketahui. Gejalanya bisa berupa diare yang hilang-timbul dan sembelit, banyak buang gas (flatulensi) dan kram perut. Bila disentuh perut akan terasa nyeri dan tinja bisa mengandung darah serta lendir. Bisa terjadi demam ringan. Diantara serangan, gejala-gejala tersebut berkurang menjadi kram berulang dan tinja menjadi sangat lunak. Sering terjadi penurunan berat badan dan anemia. Bila trofozoit menyusup ke dalam dinding usus akan terbentuk suatu benjolan besar (ameboma). Ameboma bisa menyumbat usus dan sering disalah-artikan sebagai kanker. Kadang trofozoit menyebabkan perlubangan pada dinding usus. Jika isi usus sampai masuk ke dalam rongga perut akan terjadi nyeri perut yang hebat dan infeksi perut (peritonitis). Invasi trofozoit ke usus buntu dan usus di sekelilingnya bisa menyebabkan apendisitis (peradangan usus buntu) ringan. Pembedahan yang dilakukan untuk mengatasi apendisitis bisa menyebarkan trofozoit ke seluruh perut. Oleh karena itu, pembedahan bisa ditunda sampai 48-72 jam dan selama itu diberikan obat-obatan untuk membunuh trofozoit. Di dalam hati bisa terbentuk suatu abses yang berisi trofozoit. Gejalanya adalah nyeri atau rasa tidak nyaman di daerah hati, demam yang hilang-timbul, berkeringat, menggigil, mual, muntah, kelemahan, penurunan berat badan dan kadang sakit kuning (jaundice) ringan. Kadang-kadang trofozoit menyebar melalui aliran darah dan menyebabkan infeksi di paru-paru, otak serta organ lainnya. Kulit juga bisa terinfeksi, terutama kulit di sekitar

bokong dan alat kelamin. Selain itu infeksi juga bisa terjadi pada luka karena pembedahan atau luka karena cedera.4[4] DIAGNOSA Diagnosis ditegakkan berdasarkan ditemukannya amuba pada contoh tinja penderita. Amuba penyebab amebiasis tidak selalu ditemukan pada setiap contoh tinja, karena itu biasanya diperlukan pemeriksaan tinja sebanyak 3-6 kali. Suatu protoskop bisa digunakan untuk melihat bagian dalam rektum dan untuk mengambil contoh jaringan ulkus (luka terbuka) yang ditemukan disana. Pada abses hati, kadar antibodi terhadap parasit hampir selalu tinggi.

Antibodi ini bisa tetap berada dalam darah selama berbulan-bulan atau bertahun-tahun, karena itu kadar antibodi yang tinggi tidak selalu menunjukkan adanya abses pada saat ini. Jika diduga telah terbentuk abses hati, diberikan obat pemusnah amuba.5[5] Pengobatan

Metronidazol untuk trophozoites invasif PLUS amoebicide lumenal bagi mereka yang masih dalam usus. Paromomycin (Humatin) adalah obat luminal pilihan, paromomycin (Humatin) harus digunakan dengan hati-hati pada pasien dengan kolitis, seperti yang baik nefrotoksik dan ototoxic. Penyerapan melalui dinding yang rusak dari saluran usus dapat menyebabkan kehilangan pendengaran permanen dan kerusakan ginjal. Diberikan obat pembasmi amuba per-oral (melalui mulut), seperti iodokuinol, paromomisin dan diloksanid, yang akan membunuh parasit di dalam usus. Untuk penyakit yang berat dan penyakit di luar usus, diberikan metronidazol atau desidroemetin. Tinja diperiksa ulang dalam waktu 1,3 dan 6 bulan setelah pengobatan, untuk memastikan bahwa penderita telah sembuh.

Dosis Dosis anjuran: Metronidazole 750 mg tid oral, selama 5 sampai 10 hari paromomycin DIIKUTI 30 mg / kg / hari oral dalam 3 dosis sama selama 5 sampai 10 hari atau 500 mg. Pencegahan Cara untuk mencegah agar tidak menderita gangguan yang disebabkan oleh Entamoeba histolitica antara lain sebagai berikut:

Jagalah kebersihan dengan mencuci tangan sebelum makan.6[6]

Tidak makan makanan mentah (sayuran,daging babi, daging sapi dan daging ikan), buah dan melon dikonsumsi setelah dicuci bersih dengan air. Minum air yang sudah dimasak mendidih baru aman. Menjaga kebersihan diri, sering gunting kuku, membiasakan cuci tangan menjelang makan atau sesudah buang air besar. Tidak boleh buang air kecil/besar di sembarang tempat, tidak menjadikan tinja segar sebagai pupuk; tinja harus dikelola dengan tangki septik, agar tidak mencemari sumber air. Di Taman Kanak Kanak dan Sekolah Dasar harus secara rutin diadakan pemeriksaan parasit, sedini mungkin menemukan anak yang terinfeksi parasit dan mengobatinya dengan obat cacing. Bila muncul serupa gejala infeksi parasit usus, segera periksa dan berobat ke rumah sakit. Meski kebanyakan penderita parasit usus ringan tidak ada gejala sama sekali, tetapi mereka tetap bisa menularkannya kepada orang lain, dan telur cacing akan secara sporadik keluar dari tubuh bersama tinja, hanya diperiksa sekali mungkin tidak ketahuan, maka sebaiknya secara teratur memeriksa dan mengobatinya.

Balantidium Coli termasuk kelas litostomatea filum ciliophora. penyakit yang disebabkan balantidium disebut balantidiasis. Balantidium adalah protozoa bersilia hanya diketahui menginfeksi manusia. Balantidiasis adalah penyakit zoonosis dan diperoleh oleh manusia melalui rute fecal-oral dari host normal, babi, dimana tanpa gejala. Air yang terkontaminasi merupakan mekanisme transmisi yang paling umum.

Pengaruh terhadap inang Infeksi terjadi bila kista yang tertelan, biasanya melalui makanan atau air yang terkontaminasi infeksi Balantidium pada individu imunokompeten tidak keterlaluan,. Tapi jarang menyebabkan penyakit serius pada saluran pencernaan. Hal ini dapat berkembang dalam saluran pencernaan selama ada keseimbangan antara protozoa dan tuan rumah tanpa menyebabkan gejala disentri. Infeksi paling mungkin terjadi pada orang dengan gizi buruk karena keasaman lambung rendah atau orang dengan sistem kekebalan tubuh berkompromi. Pada penyakit akut, diare ledakan dapat terjadi sesering setiap dua puluh menit. Perforasi usus besar juga dapat terjadi pada infeksi akut yang dapat menyebabkan situasi yang membahayakan jiwa. Pengobatan

Tetrasiklin sesuai petunjuk dari penyedia layanan kesehatan Anda. Tetrasiklin tidak dianjurkan untuk wanita hamil atau anak di bawah 8 tahun. Jika obat tidak tersedia, maka iodoquinol dan metronidazol dapat digunakan.

Pencegahan

Jangan gunakan kotoran manusia sebagai pupuk pertanian. Cuci tangan setelah pergi ke toilet dan sebelum makan. Hanya minum air murni. Cuci sayuran dan memasak daging dengan benar. Kista Balantidium coli infektif tewas oleh panas.

Anda mungkin juga menyukai