SANTRIWATI Dan CINTA
SANTRIWATI Dan CINTA
SANTRIWATI Dan CINTA
TOKOH-TOKOH
Ani : Anita Kartini
Atin : Maya Supriatin
Mardoh : Ryndi Mardoh
Ustadzah Fatimah : Puput Fatimah
Milzam : Kharisma Anarchi M S
Lina : Lina Karlina
SINOPSIS
Di sebuah Pesantren di suatu daerah, ada tiga santriwati yang menjalin persahabatan
sejak lama. Mereka adalah Ani, Atin, dan Mardoh. Pada awalnya semua terlihat baik-baik
saja, sampai suatu hari anak Ustadzah Fatimah―guru mengaji mereka―yang baru saja
menyelesaikan kuliah di Mesir akan datang.
Ani dititipi kunci rumah Ustadzah Fatimah untuk diberikan kepada anaknya karena
dia ada urusan mendadak. Pada saat anak Ustadzah yang bernama Milzam itu datang dan
bertemu dengan Ani, tiba-tiba saja Ani merasa jatuh cinta pada pandangan pertama.
Karena hal itu, Ani jadi suka melamun. Sampai pada suatu saat Atin dan Mardoh
mengira Ani kesurupan. Atin segera mencari bantuan sementara Mardoh menunggui Ani.
Tetapi betapa kagetnya Mardoh mendengar Ani mengucapkan nama Milzam, dan
pada saat itu Atin dan Milzam datang, Ani dan Mardoh serempak memanggil nama Milzam.
Ani heran mengapa Mardoh kenal dengan Milzam dan ternyata Mardoh adalah pacar Milzam
dulu sebelum Milzam kuliah ke Mesir.
Ani dan Mardoh beradu mulut karena merasa yang paling berhak mendapatkan
Milzam. Kemudian berlanjut menjadi saling dorong dan bertengkar. Atin dan Milzam
berusaha melerai mereka tetapi sulit.
Di saat yang tepat, Atin berhasil melerai mereka dan menyadarkan mereka bahwa
yang mereka lakukan adalah salah. Tiba-tiba datang Ustadzah Fatimah bersama seorang
wanita berbusana muslim dan bercadar yang bernama Lina, yang ternyata adalah calon istri
dari Milzam. Sudah tidak ada harapan lagi bagi Ani maupun Mardoh.
Atin menasihati Ani dan Mardoh bahwa jangan persahabatan yang telah lama terjalin
rusak begitu saja karena satu orang pria. Dan akhirnya mereka berbaikan dan kembali
menjadi tiga sahabat baik.
ADEGAN 1
(Di panggung ada sebuah kursi panjang yang diduduki oleh Ani, Atin, dan Mardoh. Masing-
masing sibuk membaca buku yang mereka pegang, sampai Atin berbicara dan memecahkan
kesunyian)
Atin : Eh… ga boleh ngerayain ulang tahun tau! Itu kan sama aja mengikuti tradisi agama
lain…
Atin : Gini… (menggaruk-garuk kepalanya) Tau kan kalau aku dikasih uang saku sama
ortu tiap bulan… Nah terus…
Mardoh : Udah tradisi kamu kali… akhir-akhir bulan pasti minjem uang… makanya
jangan boros!
Ani : Tuh pinjem sama Mardoh, pasti dikasih… iya kan? Secara gitu dia kan orang kaya
pengusaha Sandal besar!!! Merk Ryndi gitu loh!!! (Dengan penekanan dalam
kata terakhir sambil menunjuk sandalnya)
Mardoh : Makasih buat ocehan ga perlunya. Nih Tin, kalo kamu mau pinjem…
(memberikan beberapa lembar uang berwarna merah kepada Atin)
Atin : Ya Allah makasih!!! Aku udah dikasih sahabat yang baik plus kaya… mau minjemin
aku uang… (sambil memeluk Mardoh)
Ani : Atin! Emangnya yang ini bukan sahabat yang baik ya? (sambil menunjuk dirinya
sendiri)
(tiba-tiba muncul seorang wanita berbusana muslim dan bercadar menghampiri mereka,
namanya Lina)
Lina : Assalamu’alaikum…
Lina : Permisi, mau numpang tanya. Rumah Ibu Fatimah di mana ya?
(Ani, Atin, dan Mardoh menunjuk ke arah yang berlainan dan membuat Lina bingung)
Ani : Udah lah ga usah kompak-kompakan… (berdiri dan mendekati Lina) Teteh jalan
luruuuus… terus belok kiriiii…. Trus belok kanan… (sambil
memperagakannya)
ADEGAN 2
(Ada sebuah alas atau tikar dengan beberapa bantal kecil sebagai tempat Al-Quran. Ani, Atin,
dan Mardoh baru saja selesai mengikuti pengajian bersama Ustadzah Fatimah)
Semua : Shodaqollahuladzim…
Ust. Fatimah : Anak-anak, besok anak Ibu akan datang... Dia baru saja selesai kuliah di
Mesir, dan rencananya mau bikin usaha di sini…
(tiba-tiba handphone milik Ustadzah Fatimah berbunyi dari dalam tas kecilnya)
Ust. Fatimah : Bentar ya, ada es-em-es… (melihat sebentar ke HPnya) Wah, gimana nih…
Ust. Fatimah : Ibu ada urusan ngedadak nih… bisa beberapa hari…
Ani : So?
Ust. Fatimah : (sibuk sendiri tanpa memperhatikan Ani, Atin, dan Mardoh) Gini deh…
gimana ya? (terlihat bingung) Nah, gini lah! (Mencari-cari sesuatu dalam tas
kecilnya) Di mana ya…?
Ani, Atin, dan Mardoh : (melirik satu sama lain dengat tatapan heran)
Ust. Fatimah : Nah, ini dia! (memperlihatkan sebuah kunci) Ibu nitip kunci rumah Ibu ya…
(memberikan kunci itu kepada Ani) Ntar kasih ke anak ibu...
Wassalamu’alaikum! (langsung pergi)
Ani, Atin, dan Mardoh : Wa… waalaikumsalam… (masih dengan tatapan heran)
Ani : Udah lah, besok kan Jumat…libur… aku nangkring aja di depan rumah ustadzah
nungguin anaknya…
ADEGAN 3
(Ani duduk di atas kursi di tengah panggung sambil memegang kunci rumah Ustadzah
Fatimah. Tiba-tiba muncul seorang laki-laki dengan ransel di pundaknya dan secarik kertas di
tangannya sedang mencari-cari sesuatu. Laki-laki itu adalah anak Ustadzah Fatimah yang
bernama Milzam. Dia sedang mencari alamat dengan cara mengelilingi Ani beberapa kali
sampai membuat Ani heran)
Milzam : Saya Milzam, anaknya Bu Fatimah… Kalo teteh siapa? (lalu tersenyum)
Ani : Nama saya Ani, murid ustadzah Fatimah. Bener kamu anak ustadzah? Bukan
pencuri dan sebangsanya?
Milzam : Iya… masa tidak percaya? (tersenyum lagi) Saya punya fotokopi akte
kelahiran sama KTP lama saya (sambil memperlihatkan beberapa lembar
kertas)
Ani : (menerima kertas itu dan membacanya sekilas) Eh iya.. bener… ya udah deh, ini
kuncinya… (memberikan kuncinya kepada Milzam sambil menunduk)
Ani : Waalaikumsalam…
Ani : Subhanallah!!! Mood Allah pasti lagi bagus banget waktu menciptakan dia…
ADEGAN 4
(Di panggung ada sebuah kursi panjang yang diduduki oleh Ani, Atin, dan Mardoh. Atin dan
Mardoh sedang membaca buku seperti biasa, tapi Ani malah duduk memisah sambil
melamun dan senyum-senyum sendiri)
Atin : Mardoh, liat nih… ada yang kesambet! (Atin mulai panik)
Ani : Milzam… Subhanallah… Milzam… (dengan mata yang masih tidak fokus)
(Mardoh terdiam sejenak, pikirannya mencoba mengingat sesuatu)
Mardoh : Mil…milzam?
(Ani dan Mardoh berdiri dan menatap Milzam, dan serempak mengatakan)
Ani&Mardoh : Milzam!
Mardoh : Ya iya lah…dia kan pacar aku dulu sebelum dia dapet beasiswa ke luar
negeri… Kamu jangan coba-coba deketin dia! (mendekati Milzam)
Ani : Apa!!?? (Ani berusaha mengingkari apa yang didengarnya) Tapi tu kan dulu!
(menarik Mardoh untuk menjauhi Milzam) Sekarang kalian udah ga ada apa-
apa lagi!
Ani : (bangun) Maksud aku sekarang kamu udah ga ada apa-apa lagi sama dia!!!
(mendorong Mardoh)
Atin : Udah, udah!!! (mencoba melerai Ani dan Mardoh tetapi gagal)
(Beberapa saat Ani dan Mardoh terlibat perkelahian sengit. Atin dan Milzam berusaha
melerai tapi gagal, sampai pada satu kesempatan Atin bisa melerai mereka)
Atin : UDAH!!!UDAH!!! (memisahkan Ani dan Mardoh) Kalian nih apa-apaan sih! Malu
ga sih santri ngerebutin cowok!!! mana cowoknya ada di depan kalian!!! Aku
emang bukan santri yang cukup baik tapi setidaknya aku tahu kalau apa yang
kalian lakukan itu salah!!! Kita kan sahabatan, kenapa harus jadi berantem
gara-gara cowo!?
(Saat diceramahi Atin, Ani dan Mardoh hanya bisa menunduk. Tiba-tiba Ustadzah Fatimah
muncul dengan seorang wanita yang memakai busana muslim dan cadar)
Semua : Waalaikumsalam…
Milzam : Eh, Ibu… (mencium tangan ibunya)
Ust. Fatimah : Aduh, nak… Tinggi sekali dirimu seperti tiang listrik. Rasanya dulu kamu
masih sepantaran ibu…
Ani, Atin, dan Mardoh : (melirik satu sama lain dengat tatapan bingung)
Milzam : Biasa lah bu, sedikit sharing… (dengan wajah agak malu)
Ust. Fatimah : Wah, bagus dong. Tapi sharingnya dilanjutin nanti aja ya… Sekarang ibu
mau ngenalin kamu sama calon istri kamu yang ibu bilang lewat telepon itu.
Ini Lina, dia lulusan UI lho…
(Ustadzah Fatimah, Milzam dan Lina meninggalkan panggung. Meninggalkan Atin yang
bingung, juga Ani dan Mardoh yang menangis)
Atin : Sudahlah. Jangan sampai persahabatan kita rusak karena cinta yang tidak semestinya
terhadap lawan jenis. Apalagi orang itu telah memiliki calon istri. Kita kan
sahabat baik selamanya… (memeluk Ani dan Mardoh)
TAMAT