Pembahasan Argentometri
Pembahasan Argentometri
Pembahasan Argentometri
Kemudian dilakukan titrasi unt uk menentukan kadar kcl dalam larutan, dalam prosedur
ini metode yang digunakan adalah metode mohr, dimana titrasi dilakukan dengan cara
langsung menggunakan larutan agno3 dengan analit berupa larutan sample ( kcl)
menggunakan indikator k2cro4. Proses identifikasi kadar cl- ini menggunakan metode
mohr, karena kelarutan ion cl- yang relative kecil sehingga akan mudah mengendap saat
dititrasi selain itu pada titik akhir titrasi perubahan warna dapat terlihat dengan jelas.
Pada praktiknya Pertama-tama sample digerus agar serbuak menjadi lebih halus
dan memudahkan dalam proses pelaruan. Kemudian sample ditimbang
sebanyak
250mg sebanyak 3 kali. Setelah itu sample dilarutkan dalam aquades masing-masing 50
ml. proses pelarutan cukup mudah karena kelarutan kcl yang cukup besar dalam air (
40G/ l ) sehingga tidak ada masalah dalam pelarutan maka langkah selanjutnya adalah
proses titrasi.
Erlenmeyer baru untuk dititrasi, hal ini dilakukan untuk mencegah penggunaan agno3
yang terlalu banyak dalam titrasi karena secara matematis perbandingan mol antara
agno3 dengan kcl adalah 1:1, maka diperkirakan jumlah agno3 yang dibutuhkan untuk
mencapai titik akhir titrasi akan sebanding dengan volume analat yang dititrsi. Sehingga
pada proses perhitungan kadar digunakan perbandingan 50:10
Sebelum titrasi dilakukan ditambahkan beberapa tetes indikator k2cro4, untuk
membantu menunjukkan titik akhir titrasi dan hal yang paling penting dalam proses
titrasi ini adalah pengukuran ph sebelum titrasi dilakukan. Indikator menyebabkan
terjadinya reaksi pada titik akhir dengan titran, sehingga terbentuk endapan yang
berwarna merah-bata, yang menunjukkan titik akhir karena warnanya berbeda dari
warna endapan analat dengan Ag+.Pada analisa Cl- mula-mula terjadi reaksi:
Ag+(aq) + Cl-(aq) AgCl(s)
Sedang pada titik akhir, titran juga bereaksi menurut reaksi:
2Ag+(aq) + CrO4(aq) Ag2CrO4(s)
Karena
antara6,0 10,0. Dalam larutan asam konsentrasi ion kromat akan sangatdikurangi
karena HCrO4 hanya terionisasi sedikit sekali. Lagi pula denganhidrogen kromat
berada dalam kesetimbangan dengan dikromat terjadireaksi :
2CrO42-(aq)
Cr2O72-
+H2O(l)
Yang mengurangi konsentrasi indikator dan menyebabkan tidak timbul endapannya atau
sangat terlambat.
Untuk mengukur ph dalam praktikum ini digunakan kertas lakmua, pada saat
kertas lakmus biru dimasukkan kedalam larutan tidak ada perubahan warna dan
demikian pula saat kertas lakmus merah dimasukkan sedalam larutan, sehingga
disimpulkan bahwa suasana larutan adalah netral.
Kemudian larutan langsung dititrasi menggunakan larutan agno3, sebelum titrasi
buret harus dilapisi menggunakan plastic hitam karena sifatnya yang fotolisis ( terurai
dengan cahaya ), jika perak nitrat terkena cahaya maka ia akan tereduksi dan
konsentrsinya dapat berupah dari konsentrasi awal dan hal ini berpengaruh pada
perhitungan kadar akhiir Erlemeyer pun dilapisi menggunakan plastic hitam dan titrasi
dilakukan di bagian ruangan yang gelap (tidak terpapar cahaya langsung ). Selama titrasi
Mohr, larutan harus diaduk dengan baik. Bila tidak, maka secara lokal akan terjadi
kelebihan titrant yang menyebabkan indikator mengendap sebelum titik ekivalen
tercapai, dan dioklusi oleh endapan AgCl yang terbentuk kemudian; akibatnya ialah,
bahwa titik akhir menjadi tidak tajam.
Proses titrasi dilakukan sebanyak 3 kali untuk didapatkan volume yang lebih
akurat. pada proses titrasi awal didapatkan volume sebesar 4,5 ml , volume kedua
sebesar 4,6 ml dan volume ketiga sebesar 4,3 ml. disini tidak terdapat perbedaan yang
cukup signifikan dari volume pentiter. Kemudian dilakukan perhitungan kadar kcl dalam
sample. Dalam perhitungan ini digunakan perbandingan 50:10, dengan cara
pembilangnya dikali lima atau penyebutnya dibagi lima, karena pada proses titrasi,
volume analat yang dititrasi hanya 10 ml dari 50 ml larutan sample. Dari hasil
perhitungan didapatkan kadar kcl dalam sample yaitu 51,1120 %.