Hormon PDF
Hormon PDF
Hormon PDF
HORMON
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2013
1
HORMON
1. Pengertian Hormon
Hormon
(dari
bahasa
Yunani,
yang
berarti
menimbulkan
atau
berfungsi
untuk
menstimulasi
adenohypophysys
untuk
Lobus anterior dan pers intermedia, yang embryologis berasal dari suatu
kantong yang terbentuk pada atap mulut (kantong rathke). Glandula
pituitaria bagian depan menghasilkan hormon-hormon sebagai berikut:
a. Hormon FSH (Follicle Stimulating Hormone). Berfungsi :
Merangsang sel granulose dan sel theca pada folikel yang masak
untuk memproduksi estrogen.
f.
b.
3. Thyroid
Kelenjar thyroid terdapat pada semua vertebrata, jumlahnya
sepasang yang merupakan lobus yang berbentuk perisai yang saling
dihubungkan oleh suatu isthmus. Tiap-tiap lobus mempunyai lobuli yang
di masing-masing lobuli terdapat folikel dan parafolikuler. Di dalam
folikel ini terdapat rongga yang berisi koloid dimana hormon-hormon
disintesa. Arteri tiroidea superior merupakan percabangan arteri karotis
eksternal dan arteri tiroidea inferior merupakan percabangan dari arteri
subklavia. Lobus kanan kelenjar tiroid mendapat suplai darah yang lebih
besar dibandingkan dengan lobus kiri (Haqiqi, 2008).
Kelenjar
Thyroid
menghasilkan
hormon
tyroxine
dan
b.
Mempertahankan
sekresi
GH
(Growth
Hormone)
dan
gonadotropin.
c.
d.
e.
Mempengaruhi
kompensasi
kekuatan
tubuh
dan
terhadap
ritme
pernapasan
kebutuhan
oksigen
sebagai
akibat
metabolisme.
f.
g.
4. Parathyroid
ginjal, PTH
Langerhans
berfungsi
sebagai
kelenjar
endokrin
yang
7. Thymus
Thymus terdapat dalam bagian superior thorax didekat bagian bawah
tracea. Pada anak-anak kelenjar ini agak besar, tetapi pada waktu pubertas
antara 12-17 tahun, akan mengalami regressi/kemunduran.
Pada kelenjar thymus terdapat fungsi endokrin daripada thymus ini,
pada tikus, thymus membentuk suatu substansia yang akan memasuki
ventriculus.
c. Cholecystikinin. Berfungsi: menyebabkan kontraksi vesica vellia untuk
mencurahkan bilus yang telah ditimbunnya dalam intestinum tenue.
Homon ini dilepaskan dari mocosa intestinalis oleh makanan-makanan
yang berupa lipid.
9. Testis
Testis memproduksi sejumlah hormon jantan yang kesemuanya disebut
androgen. Yang paling potensi dari androgen adalah testosterone. Berikut
fungsi-fungsi dari testosterone:
10. Ovarium
10
Antara
estrogen
dengan
FSH
terjadi
mekanisme
saling
ketergantungan.
b. Progesteron
Progesteron adalah progesteron alamiah terpenting yang disekresikan
oleh sel-sel lutein corpus luteum. Disamping itu hormon ini dihasilkan
juga oleh placenta. Sebagaimana steroid-steroid lainnya, progesteron
tidak disimpan didalam tubuh, ia dipakai secara cepat atau diekskresikan
dan hanya terdapat dalam konsentrasi rendah didalam jaringan-jaringan
tubuh (Toelihere, 1985). Fungsi hormon progesteron adalah:
11
c. Relaxin
Relaxin merupakan hormon protein. Relaxin terutama disintesa dan
dilepaskan kedalam peredaran darah. Fungsi dari relaxin yaitu
menyebabkan relaxasi simfisis pelvis. Relaxasi ini lebih nyata jika
sebelumnya hewan telah dijenuhkan dengan estrogen dan progesterone.
Fungsi lain misalnya synergism dengan estrogen dan progesterone dalam
merangsang pertumbuhan kelenjar susu (Partodihardjo, 1980).
Menurut Toelihere (1985) fungsi fisiologik relaxin terutama
berhubungan dengan partus dan bekerja erat dengan estrogen. Fungsifungsi tersebut adalah:
Relaxin menimbulkan dilatasi cervix uteri pada babi, sapi, tikus, dan
mencit
dan
mungkin
pada
manusia
sesudah
penyuntikan
12
Kalin
Kalin adalah hormon yang berperan dalam proses organogenesis. Kalin
berdasarkan fungsinya dibedakan menjadi empat jenis, yaitu:
f.
g. Asam Traumalin
Hormon yang fungsinya untuk regenerasi sel apabila tumbuhan
mengalami kerusakan jaringan.
13
Daftar Pustaka
Haqiqi, Sohibul H., 2008. Biosintesis Hormon Tiroid dan Paratiroid. Makalah
Seminar, Malang: Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya.
Kartasudjana, R dan Suprijatna, E., 2006. Ilmu Dasar Ternak Unggas. Penebar
Swadaya. Jakarta.
Lehninger, Albert. 1982. Dasar-Dasar Biokimia. Erlangga. Jakarta.
Mukhtar, A., 2006. Ilmu Produksi Ternak Perah. UNS Press. Surakarta.
Nalbandov, A.V., 1964. Reproductive Physiology. 2nd Ed. W.H. Freeman & Co.,
SanFransisco.
Partodihardjo. 1980. Ilmu Reproduksi Hewan. Penerbit Mutiara. Jakarta.
Sturkie, PD., 1987. Avian Physology, Fourt Ed. Springerverlag. New York. Berlin,
Heidenberg, Tokyo.
Toelihere R. Mozes, Drh., M. Sc., Dr., 1985. Fisiologi Reproduksi Pada Ternak.
Penerbit Angkasa. Bandung.
14