Cara Penggunaan PCR
Cara Penggunaan PCR
Cara Penggunaan PCR
http://fatchiyah.lecture.ub.ac.id/teachingresponsibility/general/bbbb/
Oleh: Fatchiyah
Universitas Brawijaya
extension (72C), waktu tergantung panjang pendeknya ukuran DNA yang diinginkan
sebagai produk amplifikasi.
Peningkatan jumlah siklus PCR diatas 35 siklus tidak memberikan efek yang positif.
Siklus PCR
16
32
64
10
1.024
20
1. 048.576
30
1.073.741.824
mempengaruhi kerja ensim DNA polymerase dan waktu yang diperlukan lebih lama. Hal ini
dapat menyebabkan hasil amplifikasi yang tidak diinginkan.
2.2 Primers
Primer disusun dari sintesis oligonukleotida sepanjang 15-32bp dan primer ini harus mampu
mengenali urutan yang akan diamplifikasi. Untuk standar amplifikasi sepasang primer akan
mempunyai kisaran pasangan basa sekitar 20 basa panjangnya pada tiap primernya. Kandungan
GC harus antara 45-60%. Annealing temperatur antara primer yang digunakan harus berkisar
antara 1C. Ujung 3 dari setiap primer harus G atau C, akan tetapi hindari susunan nukleotida
G/C berturut-turut tiga pada ujung ini, misal CCG, GCG, GGC, GGG, CCC, GCC. Pada
penentuan atau penyusunan sepasang primer, penting diperhatikan urutan primer tidak saling
komplementer sehingga membentuk dimer-primers, berikatan satu sama lain, atau membentuk
hairpins. Hal lainnya hindari menyusun primer pada daerah DNA repetitif.
mitokondria
Gimana Sih Bentuknya DNA?, Buat apa sih DNA itu??
DNA itu dianimasikan seperti untaian 2 buah kalung mutiara yang dironce dari berbagai
macam warna. (pernah liat kan gelang atau kalung yang dironce terus diputar-putar?. kira2
bentuknya seperti itu). Tali atau benang yang mengikat mutiara itu adalah tali Sugar-Phosphate
Backbone , sementara mutiara-nya adalah Basa yang terdiri dari kombinasi Purin atau
Pirimidine. Kombinasi inilah yang akan membedakan warna dari mutiara-nya. Liat deh
gambar struktur DNA ini, cantik kan??. Secara umum, DNA ini membawa kode genetik masingmasing individu. DNA mempunyai kode-kode untuk menentukan warna kulit seseorang, seperti
warna bola mata, hidung mancung dan sifat-sifat fisik lainnya. Semua sel mempunyai DNA,
bukan cuma sel manusia tapi sel hewan dan tumbuhan termasuk bakteri. Sel normal, sel kanker,
rantai terlepas, maka suhu akan diturunkan sampai 60C untuk memulai proses penempelan
primer di bagian rantai DNA yang cocok (primer ini akan mencari kode genetik yang sesuai,
jadi gak akan nempel di tempat lain!). Setelah primer menempel di kedua rantai DNA, salah
satu enzim yang tadi juga ditambahkan kedalam larutan DNA yang bernama Tag
Polymerase juga ikut menempel disitu, enzim ini lah yang akan meronce untaian kalung mutiara
yang baru sebagai pasangan dari masing-masing kalung mutiara tadi. Jadi, pada akhir siklus
pertama ini, akan dihasilkan 2 buah kalung mutiara yang baru. Siklus ini akan terus diulangi
sampai 60 kali. dan.. kalau masih ada yang ingat teori eksponensial, berapa banyak kalung
mutiara yang didapat pada akhir siklus ke 60? hayoooo.. jawabannya ada
Setelah proses PCR selesai, maka bisa dilanjutkan dengan elektroforesa atau metode lain, untuk
mengukur atau melihat kadar potongan DNA yang sudah jadi bermilyar-milyar banyaknya
So mudah2an tulisan ini gak bikin puyeng ya, kalo udah puyeng coba aja liat gelang jni.
^_^, mirip ama DNA kan???
Polymerase Chain Reaction (PCR) adalah metode untuk amplifikasi (perbanyakan) primer
oligonukleotida diarahkan secara enzimatik urutan DNA spesifik. Teknik ini mampu
memperbanyak sebuah urutan 105-106-kali lipat dari jumlah nanogram DNA template dalam
latar belakang besar pada sequence yang tidak relevan (misalnya dari total DNA genomik).
Sebuah prasyarat untuk memperbanyak urutan menggunakan PCR adalah memiliki pengetahuan,
urutan segmen unik yang mengapit DNA yang akan diamplifikasi, sehingga oligonucleotides
tertentu dapat diperoleh. Hal ini tidak perlu tahu apa-apa tentang urutan intervening antara
primer. Produk PCR diamplifikasi dari template DNA menggunakan DNA polimerase stabilpanas dari Thermus aquaticus (Taq DNA polimerase) dan menggunakan pengatur siklus termal
otomatis (Perkin-Elmer/Cetus) untuk menempatkan reaksi sampai 30 atau lebih siklus
denaturasi, anil primer, dan polimerisasi. Setelah amplifikasi dengan PCR, produk ini dipisahkan
dengan elektroforesis gel poliakrilamida dan secara langsung divisualisasikan setelah pewarnaan
dengan bromida etidium.
PCR (Polymerase Chain Reaction) merupakan suatu teknik perbanyakan (amplifikasi) potongan
DNA secara in vitro pada daerah spesifik yang dibatasi oleh dua buah primer oligonukleotida.
Primer yang digunakan sebagai pembatas daerah yang diperbanyak adalah DNA untai tunggal
yang urutannya komplemen dengan DNA templatnya. Proses tersebut mirip dengan proses
replikasi DNA secara in vivo yang bersifat semi konservatif.
PCR memungkinkan adanya perbanyakan DNA antara dua primer, hanya di dalam tabung reaksi,
tanpa perlu memasukkannya ke dalam sel (in vivo). Pada proses PCR dibutuhkan DNA untai
ganda yang berfungsi sebagai cetakan (templat) yang mengandung DNA-target (yang akan
diamplifikasi) untuk pembentukan molekul DNA baru, enzim DNA polimerase,
deoksinukleosida trifosfat (dNTP), dan sepasang primer oligonukleotida. Pada kondisi tertentu,
kedua primer akan mengenali dan berikatan dengan untaian DNA komplemennya yang terletak
pada awal dan akhir fragmen DNA target, sehingga kedua primer tersebut akan menyediakan
gugus hidroksil bebas pada karbon 3. Setelah kedua primer menempel pada DNA templat, DNA
polimerase mengkatalisis proses pemanjangan kedua primer dengan menambahkan nukleotida
yang komplemen dengan urutan nukleotida templat. DNA polimerase mengkatalisis
pembentukan ikatan fosfodiester antara OH pada karbon 3 dengan gugus 5 fosfat dNTP yang
ditambahkan. Sehingga proses penambahan dNTP yang dikatalisis oleh enzim DNA polimerase
ini berlangsung dengan arah 53 dan disebut reaksi polimerisasi. Enzim DNA polimerase
hanya akan menambahkan dNTP yang komplemen dengan nukleotida yang terdapat pada rantai
DNA templat.
PCR melibatkan banyak siklus yang masing-masing terdiri dari tiga tahap berurutan, yaitu
pemisahan (denaturasi) rantai DNA templat, penempelan (annealing) pasangan primer pada
DNA target dan pemanjangan (extension) primer atau reaksi polimerisasi yang dikaalisis oleh
DNA polimerase.
B. Kegunaan
Polymerase Chain Reaction (PCR) dapat digunakan untuk:
1. amplifikasi urutan nukleotida.