Namaku Andi
Namaku Andi
Namaku Andi
Anit pun menerima segelas air putih yang kusodorkan dan meminumnya
seperti kehausan sekali. Sekilas senyum muncul di bibirku karena ternyata
rencanaku sebenarnya bukan untuk menenangkannya, tetapi melanjutkan
kenikmatan yang tertunda.
Tanpa Anit sadari, segelas air putih itu sudah aku taburkan obat perangsang.
Aku pun dengan cepat memohon diri kepada Anit untuk kembali ke kamarku
dengan alasan ingin mandi dan tidur. Aku berjalan dengan perasaan sudah
menang. Aku yakin sekali tidak lama lagi Anit akan gelisah dan mencari
pelampiasan. Ya siapa lagi kalau bukan aku.
Di kamar, aku buka bajuku kembali dan menuju kamar mandi bertelanjang
bulat.
Kenikmatan yang tertunda tadi aku teruskan di kamar mandi dengan
bermasturbasi. Sengaja aku buka pintu kamarku dan kamar mandiku dengan
harapan Anit datang ke kamarku dan mendapati aku sedang bertelanjang.
Dengan khayalan yang belum menjadi kenyataan, aku bermasturbasi
mengkhayalkan kembali tubuh Anit yang sexy yang baru kurasakan hanya
sejenak.Tepat seperti dugaanku,samar-samar kulihat sesosok tubuh berjilbab
mendekati kamarku.
Seperti salah tingkah, Anit memanggil-manggil namaku.
"Andi, keluar sebentar, ada yang mau kakak bicarakan lagi.".
Aku sebetulnya mendengar yang Anit bicarakan, tapi aku ingin memancing
Anit seperti rencanaku.
" Masuk lah Kak ke kamar, pintunya kan terbuka, tanggung aku lagi mandi"
jawabku.
Anit pun masuk ke kamarku yang terbuka dan ia semakin gelisah
mendapatiku sedang bertelanjang bulat di kamar mandi. Aku yang sudah
merencanakan hal ini langsung pura-pura keluar dari kamar mandi dengan
sabun yang banyak menyelimuti badanku terutama kontolku yang sudah
kukocok-kocok dari tadi. Anit terhentak sejenak dan menjerit, tetapi tidak
seperti jeritan sebelumnya, tapi sedikit terdengar suara jeritan yang genit.
" Maaf ya Kak,aku begini,apa yang mau kakak bicarakan?".
Anit yang salah tingkah akhirnya mendekatiku dengan malu-malu tetapi
terlihat obat perangsang yang sepertinya sudah sangat bekerja dengan baik.
"Ini lho Andi, air di wc kakak kecil airnya, boleh kakak numpang mandi
disini?'
Hahaha???
sekali sensasi ini. Memeknya mengurut-urut keras kontolku yang juga akan
menyemburkan lahar panasnya.
"Oooh..Andi..Kakak nyampe...ohhh..ayo keluarin aja di dalam.."
Aku pun terus berpacu dan akhirnya keluarlah peluru-peluru pamungkasku
di dalam memeknya yang sempit ini. Sekali lagi tubuh Anit tergetar hebat
bersamaan dengan badanku yang mengejang hebat merasakan sensasi ini.
Akhirnya kami pun terdampar lemas di Bath tub sejarah percintaan kami.
Setelah beberapa saat, kami pun lanjutkan di atas kasur dengan berbagai
gaya dan cara. Saat itu adalah saat yang sangat menyenangkan sekaligus
menegangkan dalam hidupku. Bisa-bisanya aku yang cukup alim (di
pandangan keluargaku) bermain sex dengan Anit yang justru berjilbab besar.
Akhirnya waktu berlalu. Kejadian aku dengan Anit pun hanya menjadi
rahasia kami berdua. Anit sepertinya menyesal telah melakukan hal tersebut,
karena terlihat ia sering menghindariku saat berdua. Mungkin ia sadar kalau
ia melakukan sex denganku dalam keadaan minum obat perangsang alias ia
tidak sadar. Dan akhirnya peristiwa itupun hanya jadi kenangan kami berdua
saja. Aku barharap kejadian seperti ini bisa berulang walau aku tak tahu
kapan hal seperti ini terjadi lagi.