Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Namaku Andi

Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 6

Namaku Andi.

Aku seorang pria dengan tinggi badan sekitar 170 cm dan


berat badan 75 kg. Aku termasuk orang yang pemalu. Aku berasal dari
keluarga yang sangat menjunjung tinggi nilai agama.
Sampai pada satu hari yang sangat tak diduga,aku sampai di rumah pada
siang hari. Hal ini jarang terjadi karena aku biasanya pulang paling cepat
jam 6 sore. Tapi hari itu, semua karyawan dipulangkan lebih awal.
Aku sampai ke rumah sekitar pukul satu siang. Kuketuk berkali-kali pintu
rumah, tak ada jawaban. Mungkin karena rumah kami sangat panjang hingga
ketukan tak terdengar. Akhirnya aku buka pintu, ternyata tidak dikunci.
Kudengar suara televisi lumayan keras dan aku pun langsung menuju ke
kamarku yang melewati ruang tamu. Alangkah terkejutnya aku melihat
sesosok tubuh wanita berpakaian sexy terhampar di hadapanku.
Aku melihat Anit sedang tertidur di atas karpet dan Anit mengenakan daster
tipis.Mungkin ia mengenakan itu karena hari yang sangat panas siang itu.
Tangannya memegang remote yang hampir terlepas.
Dan yang paling indah, sebuah payudaranya nongol keluar karena dia lagi
menyusui anaknya yang paling kecil. Dua anak yang lainnya sedang tertidur
di kamar yang lain.Aku tercengang melihat kejadian tersebut.
Saat-saat yang kuimpikan akhirnya terjadi juga. Aku bisa melihat wajahnya
yang putih tanpa jilbab ditambah bonus sebuah payudaranya yang indah
dengan ukuran sekitar 36B. Woww..indahnya.
Aku terdiam sejenak di hadapannya. Dengan segenap keberanian aku
dekatkan diriku menuju Anit.Aku dengan malu malu mau menggerakkan
tanganku menyentuh putingnya sedikit saja. Ternyata Anit sama sekali tak
bergerak, mungkin saking lelap tidurnya.
Akhirnya aku beranikan diri, aku angkat anaknya yang paling kecil dan
kupindahkan ke kamar dengan hati-hati. Akhirnya tinggal Anit sendirian
tertinggal di ruang tamu.
Aku dekati tubuh Anit, kemudian aku ulangi sekali lagi perbuatanku dengan
menyentuh putingnya.Kumainkan putingnya dan lama-lama putingnya tegak
berdiri.Aku yang pemalu tapi lebih tak tahan lagi menahan napsuku,akhirnya
aku beranikan mulutku menyusui putingnya yang sudah menegang.
Ohhh nikmatnya puting susu Anit...ada ASInya lagi.
Ohhh..enak banget.

Suara desahan pun terdengar sedikit-sedikit,aku perhatikan wajah Anit,


ternyata matanya masih tertutup rapat. Aku makin menggila, kubuka semua
pakaianku sehingga aku sekarang telanjang
Aku dekati lagi Anit dan kubuka perlahan lahan daster tipisnya.
Sekarang keadaan sudah seimbang. Anit dan aku sudah sama sama tidak
berpakaian.Aku yang pemalu sepertinya sudah hilang kemaluanku, tapi
"kemaluanku" yang lain justru tambah membesar menyaksikan tubuh polos
yang sudah lama kuidam-idamkan. Anit masih tertidur dengan pulasnya.
Aku dekati lagi wilayah yang cukup lebat untuk area Miss-V nya.
Meskipun lebat, tetapi bulunya tipis2.Aku sangat suka sekali dengan bulu2
ini.Kujilati vaginanya,kucari klitorisnya..
oh enak banget..asin2 seperti punya istriku.
Semakin lama kusedot-sedot vaginanya, tubuh Anit makin mengelinjanggelinjang. Akupun semakin bersemangat, aku mainkan juga kedua
payudaranya sambil terus menyedot-nyedot vaginanya.Semakin lama tubuh
Anit semakin bergerak tak beraturan dan akhirnya vaginanya mengeluarkan
cairan2 bening yang cukup banyak. Terdengar suara lenguhan kecil olehku,
sepertinya Anit sudah mencapai orgasmenya yang pertama.
Kulihat lagi wajah Anit, dadanya turun naik seperti telah mandaki gunung
yang tinggi.
Pelan-pelan matanya terbuka dan alangkah kagetnya dia melihat seorang
lelaki di hadapannya tanpa memakai busana sehelai pun. Dan yang lebih
mengagetkannya ternyata lelaki di hadapannya adalah adik iparnya sendiri
yaitu aku. Seperti langsung tersadar, dia menjerit tak terlalu keras kepadaku.
"Andi, teganya kamu berbuat itu kepada kakak!".
Anit langsung pergi berlari menuju ke kamar anak-anaknya yang sedang
tertidur. Aku pun melongo seperti kehilangan akal. Pikiranku pun mulai
kembali normal. Yah kepalaku langsung pusing memikirkan apa yang
barusan terjadi.Aku takut sekali kalau Anit melaporkan apa yang terjadi
barusan apalagi melaporkannya kepada istriku yang sangat pencemburu
berat.
Aku terdiam beberapa saat dan pelan-pelan kukenakan kembali pakaianku
dan menuju ke kamarku.Di dalam kamar,aku tidak bisa tenang.
Aku bingung bagaimana berhadapan dengan Anit lagi
Akhirnya aku membulatkan tekad untuk menuju ke kamarnya
Aku akan meminta maaf.

Sambil kubawa segelas air putih menuju kamarnya.


Aku ketuk pintu kamar Anit.
"Kak, bisa bicara sebentar. Aku mohon maaf atas kejadian tadi, aku khilaf
Kak.".
Tidak ada jawaban dari kamarnya untuk sejenak.
Kembali aku berucap kepada Anit.
"Kak,sekali lagi aku mohon maaf atas kekhilafanku tadi. Entah setan mana
yang menggodaku tadi."
Akhirnya kudengar sahutan dalam kamar walaupun sangat pelan.
"Kakak akan memaafkan dengan satu syarat" terdengar suara serak Anit.
"Iya Kak, apapun syaratnya akan kupenuhi asal Kak Anit memaafkan aku.
Tapi please keluar sebentar, aku ingin berbicara langsung dengan Kakak
disini untuk menunjukkan penyesalanku."
Terdengar suara pintu kamar terbuka, kulihat Anit sudah berpakaian lengkap
seperti biasa dengan jilbab besarnya.
"Tega kamu Andi, kenapa kamu melakukan ini kepada Kakak. Kamu kan
tahu Kakak sudah punya suami dan yang penting Kak Anit adalah kakak istri
kamu. Apa kamu tidak kasihan kepada istri kamu, kepada suami kakak dan
kepada kakak sendiri?" pertanyaan Anit mencecar bertubi-tubi datang
kepadaku.
"Iya Kak, aku sekali lagi menyesal,maafkan kelakuan bodohku tadi.
Sekarang aku mau tanya. Apa syarat kakak Anit tadi?" aku mengajukan
pertanyaan kepada Anit.
Anit masih terpaku seakan masih tidak percaya hal yang barusan terjadi
kepadanya.
"Satu syarat yang ingin kakak ajukan adalah jangan kamu ceritakan hal yang
terjadi barusan!"
Seperti mendapat durian runtuh, syarat itu memang sangat mudah kulakukan
karena siapa yang mau menceritakan aibnya kepada keluarga apalagi istriku.
"Pasti Kak,itu akan kulakukan. Terjun dari gunung pun akan aku lakukan
demi menebus dosa aku tadi. Sekarang Kak Anit sudah tenang Kan?".
Anit pun sepertinya masih shock dengan kejadian tadi.
Aku pun lalu menyodorkan segelas air putih yang kubawa tadi untuk
menenangkan Anit.
"Minumlah Kak, supaya Kakak tenang. Anggap ini permohonan maaf sekali
lagi dari aku".

Anit pun menerima segelas air putih yang kusodorkan dan meminumnya
seperti kehausan sekali. Sekilas senyum muncul di bibirku karena ternyata
rencanaku sebenarnya bukan untuk menenangkannya, tetapi melanjutkan
kenikmatan yang tertunda.
Tanpa Anit sadari, segelas air putih itu sudah aku taburkan obat perangsang.
Aku pun dengan cepat memohon diri kepada Anit untuk kembali ke kamarku
dengan alasan ingin mandi dan tidur. Aku berjalan dengan perasaan sudah
menang. Aku yakin sekali tidak lama lagi Anit akan gelisah dan mencari
pelampiasan. Ya siapa lagi kalau bukan aku.
Di kamar, aku buka bajuku kembali dan menuju kamar mandi bertelanjang
bulat.
Kenikmatan yang tertunda tadi aku teruskan di kamar mandi dengan
bermasturbasi. Sengaja aku buka pintu kamarku dan kamar mandiku dengan
harapan Anit datang ke kamarku dan mendapati aku sedang bertelanjang.
Dengan khayalan yang belum menjadi kenyataan, aku bermasturbasi
mengkhayalkan kembali tubuh Anit yang sexy yang baru kurasakan hanya
sejenak.Tepat seperti dugaanku,samar-samar kulihat sesosok tubuh berjilbab
mendekati kamarku.
Seperti salah tingkah, Anit memanggil-manggil namaku.
"Andi, keluar sebentar, ada yang mau kakak bicarakan lagi.".
Aku sebetulnya mendengar yang Anit bicarakan, tapi aku ingin memancing
Anit seperti rencanaku.
" Masuk lah Kak ke kamar, pintunya kan terbuka, tanggung aku lagi mandi"
jawabku.
Anit pun masuk ke kamarku yang terbuka dan ia semakin gelisah
mendapatiku sedang bertelanjang bulat di kamar mandi. Aku yang sudah
merencanakan hal ini langsung pura-pura keluar dari kamar mandi dengan
sabun yang banyak menyelimuti badanku terutama kontolku yang sudah
kukocok-kocok dari tadi. Anit terhentak sejenak dan menjerit, tetapi tidak
seperti jeritan sebelumnya, tapi sedikit terdengar suara jeritan yang genit.
" Maaf ya Kak,aku begini,apa yang mau kakak bicarakan?".
Anit yang salah tingkah akhirnya mendekatiku dengan malu-malu tetapi
terlihat obat perangsang yang sepertinya sudah sangat bekerja dengan baik.
"Ini lho Andi, air di wc kakak kecil airnya, boleh kakak numpang mandi
disini?'
Hahaha???

Dengan tanpa malu-malu lagi menatapku,Anit melontarkan permintaannya


dan memang itu yang kuharapkan.
"Ooo gitu Kak, sekalian saja mandi bareng ya Kak, aku juga kan lagi mandi
seperti yang Kakak lihat" itulah jawaban beraniku sambil terus memainkan
burungku yang cukup besar ini.
Seperti tidak sabar, akhirnya Anit melepaskan semua pakaiannya dan
bertelanjang bulat dan akhirnya masuk ke kamar mandi. Aku sangat girang
sekali mendapatinya dalam keadaan ini. Akhirnya ia pun mandi dan tanpa
menunggu aku pun membantunya mandi dengan mengusapkan sabun yang
ada di tanganku.
"Ini Kak, aku bantu sabuni yah, biar bersih"
Anit tidak menjawab, ia hanya menikmati saja apa yang terjadi.
Akhirnya aku sentuh badannya, aku sabuni perutnya, payudaranya yang
montok dan vaginanya yang halus.Anit hanya mendesah-desah mendapatkan
perlakuan seperti itu.
Aku pun semakin menjadi, kumainkan klitorisnya dengan tanganku dan
respon dari Anit pun semakin menjadi. Tubuhnya menggelinjang menggila.
Aku pun sudah tak tahan. Kubaringkan ia di Bath Tub,kubuka lebar kakinya.
Dan seperti sudah tidak tahan,Anit pun turut membantu melebarkan kakinya.
Akhirnya saat yang dinanti pun tiba.
Kugesek-gesek penisku di lubang vaginanya, anit makin tak tahan.
"Masukkan aja cepat Andi, Kakak sudah gak tahan!"
"Pasti Kak..Kakak cantik sekali seperti bidadari Kak..aku suka ama Kakak..
apalagi ternyata memek kakak masih sempit"
Oooooh..
Kumasukkan sedikit-sedikit kontolku yang menegang dan akhirnya masuk
juga menerobos memeknya Anit.
"OOOOooooh..Andi..terus ..Andi..ayo cepat..aahhhh.."
Kupacu semakin cepat gerakanku berirama dan Anit pun mengikuti
gerakanku dan akhirnya akan sampai juga pada puncak kenikmatan.
"Ooooh..Andi Kakak mau keluar..oohhh..." ceracau Anit.
"Andi juga mau nyampe kak..dikeluarin dalem atau di luar Kak... Ooohhh?"
" Teruss Andi goyang Andi..dalem aja biar nikmat..ohhhhh..terus"
Dan akhirnya Anit pun mengejang keras sekali mencapai puncak
kenikmatan. Tubuhnya mengejang sejenak terdiam dan kontolku merasakan

sekali sensasi ini. Memeknya mengurut-urut keras kontolku yang juga akan
menyemburkan lahar panasnya.
"Oooh..Andi..Kakak nyampe...ohhh..ayo keluarin aja di dalam.."
Aku pun terus berpacu dan akhirnya keluarlah peluru-peluru pamungkasku
di dalam memeknya yang sempit ini. Sekali lagi tubuh Anit tergetar hebat
bersamaan dengan badanku yang mengejang hebat merasakan sensasi ini.
Akhirnya kami pun terdampar lemas di Bath tub sejarah percintaan kami.
Setelah beberapa saat, kami pun lanjutkan di atas kasur dengan berbagai
gaya dan cara. Saat itu adalah saat yang sangat menyenangkan sekaligus
menegangkan dalam hidupku. Bisa-bisanya aku yang cukup alim (di
pandangan keluargaku) bermain sex dengan Anit yang justru berjilbab besar.
Akhirnya waktu berlalu. Kejadian aku dengan Anit pun hanya menjadi
rahasia kami berdua. Anit sepertinya menyesal telah melakukan hal tersebut,
karena terlihat ia sering menghindariku saat berdua. Mungkin ia sadar kalau
ia melakukan sex denganku dalam keadaan minum obat perangsang alias ia
tidak sadar. Dan akhirnya peristiwa itupun hanya jadi kenangan kami berdua
saja. Aku barharap kejadian seperti ini bisa berulang walau aku tak tahu
kapan hal seperti ini terjadi lagi.

Anda mungkin juga menyukai