METFORMIN Pelayanan
METFORMIN Pelayanan
METFORMIN Pelayanan
.: INDIKASI :.
Untuk terapi pada pasien diabetes yang tidak tergantung insulin dan kelebihan berat
badan dimana kadar gula tidak bisa dikontrol dengan diet saja.
Dapat dipakai sebagai obat tunggal atau dapat diberikan sebagai obat kombinasi dengan
Sulfonilurea.
Untuk terapi tambahan pada penderita diabetes dengan ketergantungan terhadap insulin
yang simptomnya sulit dikontrol.
.: KONTRA INDIKASI :.
Gangguan fungsi ginjal yang serius, karena semua obat-obatan terutama dieksresi
melalui ginjal.
berhubungan dengan laktat asidosis seperti syok, insufisiensi pulmonal, riwayat laktat
asidosis, dan keadaan yang ditandai dengan hipoksemia.
.: DOSIS :.
Dosis awal 500 mg : 1 tablet 3 kali sehari.
Tablet diberikan bersama makanan atau setelah makan. Dosis percobaan tunggal.
Penentuan kadar gula darah setelah pemberian suatu dosis percobaan tunggal tidak
memberikan petunjuk apakah seorang penderita diabetes akan memberikan respon
terhadap Metformin berminggu-minggu. Oleh karena itu dosis percobaan tunggal tidak
digunakan sebagai penilaian.
.: EFEK SAMPING :.
Metformin dapat diterima baik oleh pasien dengan hanya sedikit gangguan
gastrointestinal yang biasanya bersifat sementara. Hal ini umumnya dapat dihindari
apabila metformin diberikan bersama makanan atau dengan mengurangi dosis secara
temporer. Biasanya efek samping telah lenyap pada saat diabetes dapat dikontrol.
.: OVER DOSIS :.
Tidak dianjurkan penggunaan pada kondisi dimana menyebabkan dehidrasi atau pada
penderita yang baru sembuh dari infeksi serius atau taruma.
Pada pengobatan kombinasi Metformin dan insulin, sebaiknya dilakukan di rumah sakit
agar tercapai rasio kombinasi pada kedua obat dengan mantap.
Hati-hati pemberian pada pasien usia lanjut yang mempunyai gangguan fungsi ginjal.
.: INTERAKSI OBAT :.
Kemungkinan terjadi interaksi antara Metformin dan antikoagulan tertentu. Dalam hal
ini mungkin diperlukan penyesuaian dosisi antikoagulan.
Terjadi penurunan kliren ginjal Metformin pada penggunaan bersama dengan simetidin,
maka dosis harus dikurangi.
.: LAIN-LAIN :.
Penyimpanan:
Simpan pada suhu 15-30oC.
HARUS DENGAN RESEP DOKTER
GLIMEPIRIDE
Jenis Obat
Golongan
Obat resep
Manfaat
Dikonsumsi Oleh
Dewasa
Bentuk Obat
Tablet
Penggunaan glimepiride memerlukan resep dokter. Pastikan untuk mengikuti resep dan petunjuk
yang disarankan oleh dokter berdasarkan kondisi kesehatan Anda.
Peringatan
Obat ini tidak cocok dikonsumsi oleh wanita hamil, menyusui, atau yang sedang
mencoba untuk hamil.
Harap berhati-hati bagi penderita gangguan hati, gangguan ginjal, defisiensi glucose 6phosphate dehydrogenase (G6PD), dan porfiria.
Jika terjadi reaksi alergi atau overdosis, segera temui dokter.
Dosis Glimepiride
Dosis awal biasanya adalah 1 mg per hari dan bisa ditingkatkan sesuai tingkat keparahan
penyakit dan atas anjuran dokter. Dosis maksimal glimepiride adalah 6 mg per hari.
Mengonsumsi Glimepiride dengan Benar
Ikuti anjuran dokter dan baca informasi yang tertera pada kemasan glimepiride sebelum
menggunakannya.
Glimepiride dapat dikonsumsi sesaat sebelum atau pada saat sarapan. Gunakan air putih untuk
menelan tablet glimepiride.
Periksakan kadar gula darah dan diri Anda secara rutin kepada dokter agar dapat mengetahui
perkembangannya.
Ikuti saran dokter tentang pola makan yang sehat dan olahraga secara teratur. Upaya untuk
mengurangi merokok akan membantu proses pengobatan. Sebelum Anda melakukan olahraga
fisik yang baru, konsultasikan terlebih dulu kepada dokter.
Dosis mungkin perlu disesuaikan oleh dokter jika Anda lebih sering buang air kecil, merasa
sangat lelah, dan merasa haus yang tidak biasa.
Hindari mengonsumsi minuman keras karena dapat memengaruhi kadar gula darah.
Bagi pasien yang lupa mengonsumsi glimepiride disarankan segera meminumnya begitu teringat
jika jadwal dosis berikutnya tidak terlalu dekat. Jangan menggandakan dosis glimepiride pada
jadwal berikutnya untuk mengganti dosis yang terlewat.
Segera mengonsumsi makanan atau minuman yang mengandung gula jika mengalami gejala
hipoglisemia seperti merasa lemas, pucat, jantung berdebar, penglihatan kabur, rasa lapar, dan
gemetar.
Kenali Efek Samping dan Bahaya Glimepiride
Sama seperti obat-obatan lainnya, glimepiride berpotensi menyebabkan efek samping. Tapi
seiring dengan penyesuaian tubuh dengan obat, efek samping umumnya akan berkurang dan
mereda.
Berikut ini adalah beberapa efek samping yang dapat terjadi, tapi jarang dialami:
Konstipasi
Mual
Diare
Pucat
Pusing
GLIMEPIRIDE
Tablet
Indikasi:
Non-insulin-dependent (type II) Diabetes melitus (NIDDM) dimana kadar glukosa darah tidak
dapat hanya dikontrol dengan diet dan olahraga saja.
Kontra Indikasi:
- Hipersensitivitas - Pasien ketoasidosis diabetik, dengan atau tanpa koma
Komposisi:
GLIMEPIRIDE 1 mg
Tiap tablet mengandung:
Glimepiride 1 mg
GLIMEPIRIDE 2 mg
Tiap tablet mengandung:
Glimepiride 2 mg
GLIMEPIRIDE 3 mg
Tiap tablet mengandung:
Glimepiride 3 mg
GLIMEPIRIDE 4 mg
Tiap tablet mengandung:
Glimepiride 4 mg
Farmakologi:
Glimipiride bekerja terutama menurunkan kadar glukosa darah dengan perangsangan sekresi
insulin dari sel beta pankreas yang masih berfungsi. Selain itu, aktivitas sulfonilurea seperti
glimipiride dapat juga melalui efek ekstra pankreas, hal ini didukung oleh studi preklinis dan
klinis yang menunjukkan bahwa pemberian glimipiride dapat meningkatkan sensitivitas jaringan
perifer terhadap insulin.
Dosis:
Kadar glukosa darah pasien dan HbA1c harus diukur secara berkala untuk menetapkan dosis
minimum yang efektif bagi pasien tersebut, untuk mendeteksi kegagalan primer yaitu tidak
adanya penurunan berarti dari gula darah pada pemberian dosis maksimum yang diperbolehkan,
untuk mendeteksi kegagalan sekunder yaitu hilangnya respon penurunan glukosa darah setelah
adanya periode keefektifan inisial.
Dosis awal:
1-2 mg satu kali sehari, diberikan bersamaan makan pagi atau makanan utama yang pertama.
Untuk pasien yang lebih sensitif terhadap obat-obat hipoglikemik, dosis awal yang diberikan
sebaiknya dimulai dari 1 mg satu kali sehari, kemudian boleh dinaikkan (dititrasi) dengan hatihati.
Dosis pemeliharaan:
1-4 mg satu kali sehari. Dosis maksimum yang dianjurkan 8 mg satu kali sehari. Pada saat
pemberian telah mencapai dosis 2 mg maka kenaikkan dosis tidak boleh melebihi 2 mg dengan
interval 1-2 minggu tergantung dari respon gula darah pasien. Efikasi jangka panjang harus
dimonitor dengan mengukur kadar HbA1c, sebagai contoh setiap 3-6 bulan.
Peringatan dan Perhatian
Umum
Hipoglikemia:
Tidak terkendalinya kadar glukosa darah: Bila seorang pasien, yang kondisi penyakit DMnya
stabil dengan menggunakan regimen antidiabetik tertentu, terpapar stress seperti demam, trauma,
infeksi, pembedahan, kadar gluosa darah bisa tidak terkendali. Dalam keadaan seperti ini,
dibutuhkan kombinasi insulin dengan glimipiride atau pengobatan tunggal dengan insulin.
Informasi untuk Pasien
Pasien harus diinformasikan mengenai:
Pentingnya untuk melakukan diet, program olah raga secara teratur dan pemeriksaan
glukosa darah secara teratur
Gangguan pada saluran cerna seperti muntah, nyeri lambung dan diare (<1%).
Daya kerja glimepiride dalam menurunkan kadar glukosa darah akan menurun jika
diberikan bersamaan dengan obat-obat yang cenderung menimbulkan hiperglikemia, seperti
tiazid dan diuretik lain, kortikosteroid, fenotiazin, produk-produk kelenjar tiroid, estrogen,
kontrasepsi oral, fenitoin, asam nikotinat, simpatomimetik dan isoniasid.
Pemberian propranolol (40 mg tid) dan glimepiride meningkatkan Cmax, AUC dan T1/2
dari glimepiride sebesar 23%, 22% dan 15% serta menurunkan CL/f sebesar 18%, pasien perlu
diperingatkan akan potensi hipoglikemia yang dapat terjadi.
Interaksi antara mikonazol oral dan obat hipoglikemia oral dilaporkan dapat
menyebabkan hipoglikemia, sedangkan interaksi pada pemberian i.v., topikal atau vaginal belum
pernah dilaporkan.
Tentang Lisinopril
Jenis obat
Golongan
Obat resep
Mengobati hipertensi atau tekanan darah tinggi.Mengobati gagal jantung dan
edema.Mencegah terjadinya stroke dan serangan jantungMencegah
Manfaat
Dikonsumsi oleh
Bentuk obat
Tablet
Peringatan
Bagi wanita hamil atau sedang merencanakan kehamilan atau menyusui, jangan
mengonsumsi obat ini.
Harap berhati-hati dalam mengonsumsi obat ini bagi penderita lupus, gangguan ginjal,
dehidrasi, aterosklerosis, penyakit vaskular perifer (sirkulasi buruk), kardiomiopati (penyakit otot
jantung), stenosis aorta (penyempitan pembuluh darah dari jantung), angioedema
(pembengkakan wajah, lidah, dan tenggorokan), terapi desensitisasi, dan menjalani dialisis.
Sebelum mengonsumsi obat lain, baik yang dibeli bebas maupun obat resep, terutama
obat penghilang rasa sakit dan obat untuk gangguan pencernaan, tanyakan kepada dokter yang
memberikan resep obat.
Obat ini tidak boleh diberikan kepada anak-anak di bawah usia 6 tahun.
Jika terjadi reaksi alergi atau overdosis, segera temui dokter atau pergi ke rumah sakit
terdekat.
Dosis Lisinopril
Dosis awal dalam mengonsumsi lisinopril adalah 2,5-20 mg satu kali sehari. Dosis akan
ditingkatkan sesuai kondisi kesehatan pasien dan respons tubuhnya. Dosis maksimal dalam
mengonsumsi lisinopril untuk hipertensi adalah 80 mg per hari dan untuk gagal jantung adalah
35 mg per hari.
Dosis untuk anak-anak akan disesuaikan dengan berat badan mereka. Dosis awalnya antara 2,5-5
mg sekali per hari. Dosis ini bisa dinaikkan hingga maksimal 20-40 mg per hari.
Obat ini hanya membantu mengendalikan tekanan darah tinggi, tidak bisa menyembuhkan
hipertensi secara langsung. Sebaiknya Anda mengonsumsi obat ini sesuai anjuran yang diberikan
oleh dokter. Terdapat kemungkinan Anda perlu mengonsumsinya seumur hidup demi
menurunkan tekanan darah Anda.
Bagi pasien yang lupa mengonsumsi lisinopril, disarankan segera mengonsumsinya begitu
teringat jika jadwal dosis berikutnya tidak terlalu dekat. Jangan menggandakan dosis lisinopril
pada jadwal berikutnya untuk mengganti dosis yang terlewat.
Pastikan Anda memeriksakan diri secara teratur ke dokter selama mengonsumsi obat ini agar
dokter dapat memonitor perkembangan kondisi Anda dan jika dosis yang Anda konsumsi perlu
disesuaikan lagi.
Merasa pusing atau kepala terasa ringan terutama saat bangkit dari posisi duduk atau
berbaring.
Sakit kepala.
Merasa kelelahan.
Diare.
Batuk kering.
Jika efek samping yang terjadi terus berkepanjangan, mengganggu aktivitas, atau Anda
mengalami reaksi alergi, segera temui dokter atau datangi rumah sakit terdekat.