Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

METFORMIN Pelayanan

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 12

METFORMIN

.: KEMASAN & NO REG :.


Metformin 500 mg tablet (1 box berisi 10 strip @ 10 tablet), No. Reg : GKL0608513117A1.
.: FARMAKOLOGI :.
Meftormin merupakan obat antidiabetik oral yang berbeda dari golongan sulfonilurea baik
secara kimiawi maupun dalam cara bekerjanya. Obat ini merupakan suatu biguanida yang
tersubsitusi rangkap yaitu Metformin (dimethylbiguanide) Hydrochloride. Mekanisme kerja
Metformin antara lain :

Metformin merupakan zat antihiperglikemik oral golongan biguanid. Mekanisme kerja


Metformin menurunkan kadar gula darah dan tidak meningkatkan sekresi insulin.

Metformin tidak mengalami metabolisme di hati, diekskresikan dalam bentuk yang


tidak berubah terutama dalam air kemih dan sejumlah kecil dalam tinja.

.: INDIKASI :.

Untuk terapi pada pasien diabetes yang tidak tergantung insulin dan kelebihan berat
badan dimana kadar gula tidak bisa dikontrol dengan diet saja.

Dapat dipakai sebagai obat tunggal atau dapat diberikan sebagai obat kombinasi dengan
Sulfonilurea.

Untuk terapi tambahan pada penderita diabetes dengan ketergantungan terhadap insulin
yang simptomnya sulit dikontrol.

.: KONTRA INDIKASI :.

Koma diabetik dan ketoasidosis.

Gangguan fungsi ginjal yang serius, karena semua obat-obatan terutama dieksresi
melalui ginjal.

Penyakit hati kronis, kegagalan jantung, miokardial infark, alkoholisme, keadaan


penyakit kronik atau akut yang berkaitan dengan hipoksia jaringan. Keadaan yang

berhubungan dengan laktat asidosis seperti syok, insufisiensi pulmonal, riwayat laktat
asidosis, dan keadaan yang ditandai dengan hipoksemia.

Hipersensitif tehadap obat ini.

Kehamilan dan menyusui.

.: DOSIS :.
Dosis awal 500 mg : 1 tablet 3 kali sehari.

Pemberian Metformin 500 mg dalam beberapa hari biasanya cukup dapat


mengendalikan penyakit diabetes, tetapi tidak jarang efek terlambat dicapai sampai dua
minggu. Apabila dosis yang diinginkan tidak tercapai, dosis dapat dinaikkan secara
berhati-hati (maksimum 3 gram sehari). Bila gejala diabetes telah dapat dikontrol, dosis
dapat diturunkan.

Pada pengobatan kombinasi dengan sulfonilurea, mula-mula diberikan 1 tablet


Metformin 500 mg, dosis dinaikkan perlahan-lahan sampai diperoleh kontrol optimal.
Dosis sulfonilurea dapat dikurangi, pada beberapa pasien bahkan tidak perlu diberikan
lagi. Pengobatan dapat dilanjutkan dengan metformin sebagai obat tunggal.

Apabila diberikan bersama insulin, dapat mengikuti petunjuk ini :


1. Bila dosis insulin kurang dari 60 unit sehari, permulaan diberikan satu tablet
metformin 500 mg, kemudian dosis insulin dikurangi secara berangsur-angsur
(4 unit setiap 24 hari). Dosis Metformin dapat ditambah setiap interval
mingguan.
2. Bila dosis insulin lebih dari 60 unit sehari, pemberian Metformin adakalanya
menyebabkan penurunan kadar gula darah dengan cepat. Pasien yang demikian
harus diobservasi dengan hati-hati selama 24 jam pertama setelah pemberian
Metformin. Setelah itu dapat diikuti petunjuk (1).

Tablet diberikan bersama makanan atau setelah makan. Dosis percobaan tunggal.
Penentuan kadar gula darah setelah pemberian suatu dosis percobaan tunggal tidak
memberikan petunjuk apakah seorang penderita diabetes akan memberikan respon
terhadap Metformin berminggu-minggu. Oleh karena itu dosis percobaan tunggal tidak
digunakan sebagai penilaian.

.: EFEK SAMPING :.

Metformin dapat diterima baik oleh pasien dengan hanya sedikit gangguan
gastrointestinal yang biasanya bersifat sementara. Hal ini umumnya dapat dihindari
apabila metformin diberikan bersama makanan atau dengan mengurangi dosis secara
temporer. Biasanya efek samping telah lenyap pada saat diabetes dapat dikontrol.

Bila tampak gejala-gejala intoleransi, penggunaan Metformin tidak perlu langsung


dihentikan, biasanya efek samping demikian tersebut akan hilang pada penggunaan
selanjutnya.

Anoreksia, mual, muntah, diare.

Berkurangnya absorbsi vitamin B12.

.: OVER DOSIS :.

Gejala-gejala : hipoglikemia dapat terjadi bila diberikan bersama Sulfonilurea, Insulin


atau alkohol. Pada dosis berlebih dapat terjadi asidosis.

Cara penanggulangan : Terapi penunjang dapat diberikan secara intensif terutama


memperbaiki hilangnya cairan dan gangguan metabolik.

.: PERINGATAN DAN PERHATIAN :.

Hati-hati penggunaan pada penderita dengan gangguan fungsi ginjal.

Tidak dianjurkan penggunaan pada kondisi dimana menyebabkan dehidrasi atau pada
penderita yang baru sembuh dari infeksi serius atau taruma.

Dianjurkan pemeriksaan berkala kadar B12 pada penggunaan jangka panjang.

Oleh karena adanya kemungkinan terjadinya hipoglikemia pada penggunaan kombinasi


dengan Sulfonilurea, kadar gula dalam darah harus dimonitor.

Pada pengobatan kombinasi Metformin dan insulin, sebaiknya dilakukan di rumah sakit
agar tercapai rasio kombinasi pada kedua obat dengan mantap.

Hati-hati pemberian pada pasien usia lanjut yang mempunyai gangguan fungsi ginjal.

Tidak direkomendasikan penggunaan pada anak-anak.

.: INTERAKSI OBAT :.

Kemungkinan terjadi interaksi antara Metformin dan antikoagulan tertentu. Dalam hal
ini mungkin diperlukan penyesuaian dosisi antikoagulan.

Terjadi penurunan kliren ginjal Metformin pada penggunaan bersama dengan simetidin,
maka dosis harus dikurangi.

.: LAIN-LAIN :.
Penyimpanan:
Simpan pada suhu 15-30oC.
HARUS DENGAN RESEP DOKTER

GLIMEPIRIDE
Jenis Obat

Obat anti-diabetes sulfonylurea

Golongan

Obat resep

Manfaat

Mengatasi diabetes melitus tipe 2

Dikonsumsi Oleh

Dewasa

Bentuk Obat
Tablet
Penggunaan glimepiride memerlukan resep dokter. Pastikan untuk mengikuti resep dan petunjuk
yang disarankan oleh dokter berdasarkan kondisi kesehatan Anda.

Peringatan
Obat ini tidak cocok dikonsumsi oleh wanita hamil, menyusui, atau yang sedang
mencoba untuk hamil.

Harap berhati-hati bagi penderita gangguan hati, gangguan ginjal, defisiensi glucose 6phosphate dehydrogenase (G6PD), dan porfiria.
Jika terjadi reaksi alergi atau overdosis, segera temui dokter.
Dosis Glimepiride
Dosis awal biasanya adalah 1 mg per hari dan bisa ditingkatkan sesuai tingkat keparahan
penyakit dan atas anjuran dokter. Dosis maksimal glimepiride adalah 6 mg per hari.
Mengonsumsi Glimepiride dengan Benar
Ikuti anjuran dokter dan baca informasi yang tertera pada kemasan glimepiride sebelum
menggunakannya.
Glimepiride dapat dikonsumsi sesaat sebelum atau pada saat sarapan. Gunakan air putih untuk
menelan tablet glimepiride.
Periksakan kadar gula darah dan diri Anda secara rutin kepada dokter agar dapat mengetahui
perkembangannya.
Ikuti saran dokter tentang pola makan yang sehat dan olahraga secara teratur. Upaya untuk
mengurangi merokok akan membantu proses pengobatan. Sebelum Anda melakukan olahraga
fisik yang baru, konsultasikan terlebih dulu kepada dokter.
Dosis mungkin perlu disesuaikan oleh dokter jika Anda lebih sering buang air kecil, merasa
sangat lelah, dan merasa haus yang tidak biasa.
Hindari mengonsumsi minuman keras karena dapat memengaruhi kadar gula darah.
Bagi pasien yang lupa mengonsumsi glimepiride disarankan segera meminumnya begitu teringat
jika jadwal dosis berikutnya tidak terlalu dekat. Jangan menggandakan dosis glimepiride pada
jadwal berikutnya untuk mengganti dosis yang terlewat.
Segera mengonsumsi makanan atau minuman yang mengandung gula jika mengalami gejala
hipoglisemia seperti merasa lemas, pucat, jantung berdebar, penglihatan kabur, rasa lapar, dan
gemetar.
Kenali Efek Samping dan Bahaya Glimepiride

Sama seperti obat-obatan lainnya, glimepiride berpotensi menyebabkan efek samping. Tapi
seiring dengan penyesuaian tubuh dengan obat, efek samping umumnya akan berkurang dan
mereda.
Berikut ini adalah beberapa efek samping yang dapat terjadi, tapi jarang dialami:

Konstipasi

Mual

Diare

Pucat

Pusing

GLIMEPIRIDE
Tablet
Indikasi:
Non-insulin-dependent (type II) Diabetes melitus (NIDDM) dimana kadar glukosa darah tidak
dapat hanya dikontrol dengan diet dan olahraga saja.
Kontra Indikasi:
- Hipersensitivitas - Pasien ketoasidosis diabetik, dengan atau tanpa koma
Komposisi:
GLIMEPIRIDE 1 mg
Tiap tablet mengandung:
Glimepiride 1 mg
GLIMEPIRIDE 2 mg
Tiap tablet mengandung:
Glimepiride 2 mg
GLIMEPIRIDE 3 mg
Tiap tablet mengandung:
Glimepiride 3 mg

GLIMEPIRIDE 4 mg
Tiap tablet mengandung:
Glimepiride 4 mg
Farmakologi:
Glimipiride bekerja terutama menurunkan kadar glukosa darah dengan perangsangan sekresi
insulin dari sel beta pankreas yang masih berfungsi. Selain itu, aktivitas sulfonilurea seperti
glimipiride dapat juga melalui efek ekstra pankreas, hal ini didukung oleh studi preklinis dan
klinis yang menunjukkan bahwa pemberian glimipiride dapat meningkatkan sensitivitas jaringan
perifer terhadap insulin.
Dosis:
Kadar glukosa darah pasien dan HbA1c harus diukur secara berkala untuk menetapkan dosis
minimum yang efektif bagi pasien tersebut, untuk mendeteksi kegagalan primer yaitu tidak
adanya penurunan berarti dari gula darah pada pemberian dosis maksimum yang diperbolehkan,
untuk mendeteksi kegagalan sekunder yaitu hilangnya respon penurunan glukosa darah setelah
adanya periode keefektifan inisial.
Dosis awal:
1-2 mg satu kali sehari, diberikan bersamaan makan pagi atau makanan utama yang pertama.
Untuk pasien yang lebih sensitif terhadap obat-obat hipoglikemik, dosis awal yang diberikan
sebaiknya dimulai dari 1 mg satu kali sehari, kemudian boleh dinaikkan (dititrasi) dengan hatihati.
Dosis pemeliharaan:
1-4 mg satu kali sehari. Dosis maksimum yang dianjurkan 8 mg satu kali sehari. Pada saat
pemberian telah mencapai dosis 2 mg maka kenaikkan dosis tidak boleh melebihi 2 mg dengan
interval 1-2 minggu tergantung dari respon gula darah pasien. Efikasi jangka panjang harus
dimonitor dengan mengukur kadar HbA1c, sebagai contoh setiap 3-6 bulan.
Peringatan dan Perhatian

Umum
Hipoglikemia:
Tidak terkendalinya kadar glukosa darah: Bila seorang pasien, yang kondisi penyakit DMnya
stabil dengan menggunakan regimen antidiabetik tertentu, terpapar stress seperti demam, trauma,
infeksi, pembedahan, kadar gluosa darah bisa tidak terkendali. Dalam keadaan seperti ini,
dibutuhkan kombinasi insulin dengan glimipiride atau pengobatan tunggal dengan insulin.
Informasi untuk Pasien
Pasien harus diinformasikan mengenai:

Risiko, manfaat glimipiride, dan cara pengobatan lain

Pentingnya untuk melakukan diet, program olah raga secara teratur dan pemeriksaan
glukosa darah secara teratur

Risiko hipoglikemia, gejala-gejala dan cara pengobatannya serta kondisi-kondisi yang


dapat mempengaruhi sebaiknya dijelaskan kepada pasien dan anggota keluarga yang
bertanggung jawab. Berdasarkan penelitian pada hewan, glimipiride tidak dianjurkan pada
kehamilan.

Pada ibu menyusui penggunaan glimipiride sebaiknya tidak dilanjutkan.

Keamanan dan efektivitas pada anak-anak belum diketahui.


Efek Samping

Gangguan pada saluran cerna seperti muntah, nyeri lambung dan diare (<1%).

Reaksi alergi seperti pruritus, erythema, urtikaria, erupsi morbiliform atau


maculopapular, reaksi ini bersifat sementara dan akan hilang meskipun penggunaan glimipiride
dilanjutkan, jika tetap terjadi maka penggunaan glimepiride harus dihentikan (<1%)

Gangguan metabolisme berupa hiponatremia.

Perubahan pada akomodasi dan/atau kaburnya penglihatan mungkin terjadi pada


penggunaan glimepiride (plasebo 0,7%, glimepiride 0,4%).

Reaksi hematologik seperti leukopenia, agranulositosis, trombositopenia, anemia


hemolitik, anemia aplastik, dan pansitopenia dilaporkan terjadi pada penggunaan sulfonilurea.
Interaksi obat:

Risiko hipoglikemia akan meningkat pada pemberian glimepiride bersama-sama dengan


obat-obat tertentu, yaitu NSAID dan obat lain dengan ikatan protein tinggi, seperti salisilat,
sulfonamida, kloramfenikol, kumarin, probenesid, MAO inhibitors, b adrenergic blocking agents.

Daya kerja glimepiride dalam menurunkan kadar glukosa darah akan menurun jika
diberikan bersamaan dengan obat-obat yang cenderung menimbulkan hiperglikemia, seperti
tiazid dan diuretik lain, kortikosteroid, fenotiazin, produk-produk kelenjar tiroid, estrogen,
kontrasepsi oral, fenitoin, asam nikotinat, simpatomimetik dan isoniasid.

Pemberian propranolol (40 mg tid) dan glimepiride meningkatkan Cmax, AUC dan T1/2
dari glimepiride sebesar 23%, 22% dan 15% serta menurunkan CL/f sebesar 18%, pasien perlu
diperingatkan akan potensi hipoglikemia yang dapat terjadi.

Pemberian glimepiride bersamaan dengan warfarin, menurunkan respon farmakodinamik


dari warfarin, namun tidak bermakna secara klinis.

Interaksi antara mikonazol oral dan obat hipoglikemia oral dilaporkan dapat
menyebabkan hipoglikemia, sedangkan interaksi pada pemberian i.v., topikal atau vaginal belum
pernah dilaporkan.

Glimepiride berpotensi terjadi interaksi dengan fenitoin, diklofenak, ibuprofen,


naproksen dan asam mefenamat, karena seluruhnya dimetabolisme oleh sitokrom P450 II C9.
Penyimpanan:

SIMPANLAH DITEMPAT KERING, PADA SUHU DIBAWAH 30C TERLINDUNG DARI


CAHAYA
LISINOPRIL
Lisinopril adalah kelompok obat ACE inhibitor yang berfungsi mengobati hipertensi atau
tekanan darah tinggi, dan untuk mengatasi penyakit gagal jantung. Secara tidak langsung, obat
ini berguna mencegah stroke, serangan jantung, dan gangguan ginjal. Lisinopril juga dikonsumsi
oleh mereka yang baru mengalami serangan jantung untuk mencegah komplikasi dari kondisi
tersebut.
Kelompok obat ACE inhibitor mencegah tubuh menghasilkan hormon yang dikenal dengan
nama angiotensin II. Obat ini melakukannya dengan menghalangi unsur kimia bernama enzim
pengubah angiotensin. Pembuluh darah akan rileks dan membantu mengurangi kadar air dalam
darah yang dikembalikan oleh ginjal. Akibatnya, tekanan darah akan berkurang dan
meningkatkan pasokan darah serta oksigen ke dalam jantung.
Hipertensi biasanya tidak menyebabkan tubuh terasa sakit, tapi jika tidak ditangani, kondisi ini
bisa melukai jantung dan merusak pembuluh darah. Komplikasi lainnya adalah serangan jantung
dan stroke.
Biasanya terdapat terlalu banyak cairan dalam pembuluh darah saat seseorang mengalami gagal
jantung. Obat ini membantu mengurangi cairan yang berlebih. Obat ini memberikan efek
perlindungan pada jantung dan memperlambat proses perkembangan gagal jantung.

Tentang Lisinopril
Jenis obat

Kelompok obat ACE inhibitor

Golongan

Obat resep
Mengobati hipertensi atau tekanan darah tinggi.Mengobati gagal jantung dan
edema.Mencegah terjadinya stroke dan serangan jantungMencegah

Manfaat

gangguan ginjal dan mata sebagai komplikasi diabetes.

Dikonsumsi oleh

Dewasa dan anak-anak di atas usia 6 tahun

Bentuk obat

Tablet

Peringatan
Bagi wanita hamil atau sedang merencanakan kehamilan atau menyusui, jangan
mengonsumsi obat ini.

Harap berhati-hati dalam mengonsumsi obat ini bagi penderita lupus, gangguan ginjal,
dehidrasi, aterosklerosis, penyakit vaskular perifer (sirkulasi buruk), kardiomiopati (penyakit otot
jantung), stenosis aorta (penyempitan pembuluh darah dari jantung), angioedema
(pembengkakan wajah, lidah, dan tenggorokan), terapi desensitisasi, dan menjalani dialisis.

Sebelum mengonsumsi obat lain, baik yang dibeli bebas maupun obat resep, terutama
obat penghilang rasa sakit dan obat untuk gangguan pencernaan, tanyakan kepada dokter yang
memberikan resep obat.
Obat ini tidak boleh diberikan kepada anak-anak di bawah usia 6 tahun.
Jika terjadi reaksi alergi atau overdosis, segera temui dokter atau pergi ke rumah sakit
terdekat.
Dosis Lisinopril
Dosis awal dalam mengonsumsi lisinopril adalah 2,5-20 mg satu kali sehari. Dosis akan
ditingkatkan sesuai kondisi kesehatan pasien dan respons tubuhnya. Dosis maksimal dalam
mengonsumsi lisinopril untuk hipertensi adalah 80 mg per hari dan untuk gagal jantung adalah
35 mg per hari.
Dosis untuk anak-anak akan disesuaikan dengan berat badan mereka. Dosis awalnya antara 2,5-5
mg sekali per hari. Dosis ini bisa dinaikkan hingga maksimal 20-40 mg per hari.

Mengonsumsi Lisinopril dengan Benar


Pastikan untuk membaca petunjuk pada kemasan obat dan mengikuti anjuran dokter dalam
mengonsumsi lisinopril. Jangan menambahkan atau mengurangi dosis tanpa izin dokter.
Obat ini biasanya dikonsumsi dengan segelas air, baik disertai atau tanpa makanan. Pastikan
mengonsumsinya pada waktu yang sama untuk lebih mudah mengingat dan mendapat manfaat
maksimal dari obat ini. Dikarenakan obat ini bisa menyebabkan pusing ketika pertama kali
mengonsumsinya, dokter akan menyarankan meminumnya pada malam hari.
Lisinopril bisa menyebabkan pusing dan terasa ingin pingsan. Untuk mengurangi risiko itu,
disarankan untuk berdiri perlahan saat bangkit dari posisi duduk atau berbaring.

Obat ini hanya membantu mengendalikan tekanan darah tinggi, tidak bisa menyembuhkan
hipertensi secara langsung. Sebaiknya Anda mengonsumsi obat ini sesuai anjuran yang diberikan
oleh dokter. Terdapat kemungkinan Anda perlu mengonsumsinya seumur hidup demi
menurunkan tekanan darah Anda.
Bagi pasien yang lupa mengonsumsi lisinopril, disarankan segera mengonsumsinya begitu
teringat jika jadwal dosis berikutnya tidak terlalu dekat. Jangan menggandakan dosis lisinopril
pada jadwal berikutnya untuk mengganti dosis yang terlewat.
Pastikan Anda memeriksakan diri secara teratur ke dokter selama mengonsumsi obat ini agar
dokter dapat memonitor perkembangan kondisi Anda dan jika dosis yang Anda konsumsi perlu
disesuaikan lagi.

Kenali Efek Samping dan Bahaya Lisinopril


Reaksi orang terhadap sebuah obat berbeda-beda. Beberapa efek samping yang bisa terjadi
akibat mengonsumsi obat lisinopril adalah:

Merasa pusing atau kepala terasa ringan terutama saat bangkit dari posisi duduk atau
berbaring.

Sakit kepala.

Merasa mual dan muntah.

Gangguan pencernaan dan sakit perut.

Merasa kelelahan.

Diare.

Batuk kering.
Jika efek samping yang terjadi terus berkepanjangan, mengganggu aktivitas, atau Anda
mengalami reaksi alergi, segera temui dokter atau datangi rumah sakit terdekat.

Anda mungkin juga menyukai