Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Pendekatan Pembelajaran Anak SD

Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 21

PENDEKATAN

PEMBELAJARAN
ANAKSD

TUJUAN TUTORIAL ADALAH MEMAHAMI:

Pendekatan pembelajaran holistik dan


konstruktivisme
Pendekatan belajar experience learning
dan multiple intelegence
Pengembangan pendidikan anak di SD
Inovasi pendidikan di SD

A. PENDEKATAN HOLISTIK (TERPADU)

Obyek atau peristiwa tertentu akan


dipandang oleh individu sebagai suatu
keseluruhan yang terorganisir, bukan
jumlah bagian-bagian.
Hasil pembelajaran tidak dilihat
dampaknya dari satu aspek saja,
melainkan harus dari seluruh aspek
yaitu fisik, sosial, kognitif, emosi,
moral, dan kepribadian secara utuh.

APLIKASI PENDEKATAN HOLISTIK DI SD:

Wawasan pengetahuan yang mendalam (insight),


yaitu keterkaitan antar unsur dan memecahkan
masalah.
Pembelajaran yang bermakna (meaningful
learning). Misal: makna mengapa harus sehat,
dan pengaruhnya terhadap keberhasilan, atau
makna dibalik musibah (takdir).
Perilaku yang bertujuan (purpusive behavior),
guru sampaikan tujuan pembelajaran.
Prinsip ruang hidup (life space). Materi harus
terkait dengan kondisi lingkungan (CTL).
Transfer dalam pembelajaran, yaitu penerapan
pada situasi/daerah lain yang berbeda.

HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN:

Pembelajaran berfungsi membantu perkembangan


individu.
Pembelajaran merupakan proses pengalaman yang
menjadikan anak sebagai pusat.
Pembelajaran memberikan ruang gerak kepada siswa
secara aktif dan intensif.
Pembelajaran menempatkan individu pada posisi
terhormat.
Harus terus belajar tanpa terbatas ruang, waktu, dan
guru.
Pembelajaran adl proses menciptakan lingkungan dan
suasana kondusif.
Pembelajaran bidang studi yang tak terpisah (terpadu).
Adanya hubungan keluarga, sekolah, dan lingkungan.

B. PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME

Pendekatan konstruktivisme adalah


individu membentuk sendiri
pengetahuannya.
Pengetahuan adalah konstruksi kognitif
terhadap obyek, pengalaman, dan
lingkungan.
Pengetahuan bukan barang yang dapat
dipindah dari guru kepada siswa.

LANJUTAN

Banyak anak yang salah paham/salah


mengerti ketika menyimak penjelasan guru.
Sebuah pepatah menyebutkan: I hear I
forget, I see I Know, I do I Understand.
De Porter mengungkapkan manusia dapat
menyerap suatu materi sebanyak:10% yang
dibacanya,20%yang didengarnya,30% yang
dilihatnya,50% dari apa yang didengar dan
dilihat,70% dari apa yang dikerjakan.

KONSTRUKTIFISME DIBEDAKAN ATAS 3 LEVEL:

Konstruktivisme radikal (pengetahuan


adl yang dikonstruksi oleh pikiran kita,
bukan representasi kenyataan).
Realisme hipotesis (pengetahuan adl
hipotesis yang terus berkembang).
Konstruktifisme biasa (pengetahuan
dibentuk dari kenyataan).

APLIKASI PENDEKATAN KONSTRUKTIFISME DI SD:

Tidak hanya pada segi pencapaian prestasi belajar


(nilai angka).
Topik yang dipelajari dapat berdasarkan pengalaman
anak sendiri.
Metode pembelajaran harus berorientasi pada anak
dan menyenangkan.
Kesempatan anak untuk bermain dan bekerja sama
lebih diprioritaskan.
Materi pembelajaran diambil dari bahan yang konkrit.
Membawa implikasi (dampak perubahan) terhadap
guru.

C. PENDEKATAN EXPERIENCE LEARNING

Experience adalah guru terbaik.


Pendekatan Experience Learning adalah
proses pembelajaran dimana anak langsung
berinteraksi secara langsung dengan realitas
yang dipelajari.
Contoh: anak yang belajar menanam,
menyirami, dan memupuk tanaman sendiri.
ANAK-ANAK LEBIH BUTUH CONTOH
DARIPADA KRITIK.

D. PENDEKATAN MULTIPLE INTELEGENCE

Masalah: Seringkali ada anggapan bahwa siswa yang


memiliki kecerdasan matematis (logic smart) telah
mewakili sosok pintar. Padahal sudah banyak contoh
melalui siswa yang terkenal nakal atau malas di kelas
seperti Thomas Alva Edison, justru lebih sukses dan
terkenal ketimbang rekannya yg menjadi idola seperti John
Lennon.
Multiple Intelegence merupakan kecerdasan yang terbawa
sejak lahir dan tidak dapat dibentuk (Profesor Howard
Gardner).
Kecerdasan majemuk lahir sebagai sebuah pembuktian
bahwa kecerdasan itu tidaklah tunggal (IQ) saja, tetapi
kecerdasan itu berwujud majemuk

MACAM-MACAM MULTIPLE INTELEGENCE:

1. BAHASA

Kemampuan untuk menggunakan bahasa dan


kata-kata, baik secara tertulis maupun lisan,
dalam berbagai bentuk yang berbeda.
Anak cenderung memiliki daya ingat yang kuat,
misalnya terhadap nama-nama orang, istilahistilah baru, maupun hal-hal yang sifatnya detail.
Tokoh: William Shakespeare, Martin Luther
King, Soekarno, Putu Wijaya, Taufiq Ismail.
Mereka para jurnalis hebat, ahli bahasa,
sastrawan, dan orator.

2. MATEMATIKA-LOGIKA

Kemampuan dalam berpikir secara


induktif/deduktif, menurut aturan logika,
memahami dan menganalisis pola angka-angka,
serta memecahkan masalah dengan
menggunakan kemampuan berpikir.
Anak menyukai aktivitas berhitung dan memiliki
kecepatan tinggi dalam menyelesaikan problem
matematika. Dan permainan, seperti catur dan
bermain teka-teki.
Contoh tokoh: Madame Currie, Blaise Pascal, B.J.
Habibie.

3. PEMAHAMAN RUANG

Kemampuan memahami secara lebih


mendalam hubungan antara objek dan
ruang.
Cenderung menciptakan imajinasi
bentuk dalam pikirannya atau
kemampuan untuk menciptakan
bentuk-bentuk tiga dimensi.
Contoh tokoh: Picasso, Walt Disney,
Garin Nugroho.

4. KINESTETIK

Kemampuan untuk secara aktif


menggunakan bagian-bagian atau
seluruh tubuhnya untuk berkomunikasi
dan memecahkan berbagai masalah.
Anak akan lebih unggul pada
cabang-cabang olahraga.
Contoh tokoh: Michael Jordan, Martha
Graham (penari balet), Susi Susanti.

5. MUSIKAL

Kemampuan untuk peka terhadap


suara-suara nonverbal yang berada di
sekelilingnya, termasuk dalam hal ini
adalah nada dan irama.
Anak cenderung senang sekali
mendengarkan nada dan irama yang
indah.
Contoh tokoh: Stevie Wonder, Melly
Goeslow, Titik Puspa.

6. INTERPERSONAL/SOSIAL

Kemampuan untuk peka terhadap


perasaan orang lain.
Anak cenderung untuk memahami
dan berinteraksi dengan orang lain.
Contoh tokoh: Abraham Lincoln dan
Mahatma Gadhi memanfaatkan
kecerdasan ini untuk mengubah dunia.

7. INTRAPERSONAL

Kemampuan untuk peka terhadap


perasaan dirinya sendiri. Ia cenderung
mampu untuk mengenali berbagai kekuatan
maupun kelemahan yang ada pada dirinya
sendiri. Bukan ADA APA DENGANMU, tapi
ADA APA DENGANKU
Cenderung menyukai kesunyian,
kesendirian, dan merenung.
Contoh: para pemimpin keagamaan dan
para psikolog.

8. NATURALIS

Kemampuan untuk peka terhadap


lingkungan alam.

UNGKAPAN

Anak-anak tidak pernah baik dalam


mendengarkan orang yang lebih tua.
Namun anak-anak tidak pernah gagal
dalam meniru orang yang lebih tua.
Anak-anakmu lebih butuh
kehadiranmu daripada hadiahmu.

Anda mungkin juga menyukai