Kepemimpinan Dalam Keperawatan
Kepemimpinan Dalam Keperawatan
Kepemimpinan Dalam Keperawatan
OLEH
Windy Tafrieani
P05120313055
DOSEN PEMBIMBING
Ns. Mardiani, S.Kep, MM
POLITEKNIK KESEHATAN
KEMENTRIAN KESEHATAN BENGKULU
PROGRAM STUDI DIV KEPERAWATAN
2015
DAFTAR ISI
Halaman Judul..
Kata Pengantar..
Daftar Isi
Bab 1 Pendahuluan
1.
2.
3.
4.
5.
Latar Belakang..
Rumusan masalah..
Tujuan Penulisan...
Manfaat Penulisan.
Sistematika Penulisan
Bab 3 Penutup
1. Kesimpulan
2. Saran..
Daftar Pustaka...
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
limpahan rahmat dan karunia-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah MKK yang
berjudul Kepemimpinan dalam keperawatan ini dengan lancar. Penulisan makalah ini
bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah yang diberikan oleh dosen
pembimbing.
Makalah ini ditulis dari hasil penyusunan data-data sekunder yang diperoleh dari
beberapa sumber yang berkaitan dengan manajemen dan kepemimpinan dalam keperawatan,
Dalam penyusunan makalah ini, saya menemui beberapa kesulitan dan hambatan, namun
berkat bimbingan, bantuan dan dorongan dari berbagai pihak, sehingga makalah ini dapat
terselesaikan. Memang makalah ini masih jauh dari sempurna, kritik dan saran dari pembaca
saya harapkan demi perbaikan menuju arah yang lebih baik.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kepemimpinan
merupakan
lokomotif
organisasi
yang
selalu
menarik
dibicarakan.Daya tarik ini didasarkan pada latar historis yang menunjukkan arti penting
keberadaanseorang pemimpin dalam setiap kegiatan kelompok dan kenyataan bahwa
kepemimpinanmerupakan sentrum dalam pola interaksi antar komponen organisasi.
Lebih dari itu,kepemimpinan dan peranan pemimpin menentukan kelahiran, pertumbuhan
dankedewasaan serta kematian organisasi.Pada tahun 1997, lebih dari 5000 perawat dari
120 negara bertemu dalam kongreske-21 International Council Of Nurses (ICN) di
Vancouver, British Columbia, untukmembahas arah pelayanan kesehatan internasional
dari perawat diseluruh dunia.
Tema utama dari kongres tersebut adalah bagaimana memancing para perawat
untuk melatih kemampuan kepemimpinan mereka sebagai pendamping, dalam
memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas.
Tenaga keperawatan merupakan salah satu sumber daya manusia dalam suatu
unit pelayanan keperawatan, dimana kualitas pelayanan keperawatan sangat berkaitan
erat dengan kualitas sumber daya manusianya (Nayak, 2007).
Pelayanan keperawatan di rumah sakit merupakan bagian integral dari pelayanan
rumah sakit secara menyeluruh, yang sekaligus merupakan tolak ukur keberhasilan
pencapaian tujuan rumah sakit, bahkan sering menjadi faktor penentu citra rumah sakit
dimata masyarakat. Hal ini bekaitan dengan kepemimpinan perawat dalam pelayanan
keperawatan dan tuntutan profesi sebagai tuntutan global, bahwa setiap perkembangan
dan perubahan memerlukan pengelolaan secara profesional, dengan memperhatikan
setiap perubahan yang terjadi di Indonesia.
Peran dan fungsi perawat merupakan tingkah laku yang diharapkan oleh orang
lain terhadap seseorang sesuai dengan kedudukan dalam sistem, dimana dapat
dipengaruhi oleh keadaan sosial baik dari profesi perawat maupun luar profesi
keperawatan yang bersifat konstan. Peran perawat menurut konsorsium ilmu kesehatan
tahun 1989 terdiri dari peran sebagai pemberi asuhan keperawatan, advokat pasien,
pendidik, koordinator, kolaborator, konsultan dan peneliti. Melihat fungsinya yang luas
sebagaimana tersebut di atas, maka perawat profesional harus dipersiapkan dengan
mendapatkan pengetahuan dan keterampilan tentang kepemimpinan. Pemimpin
keperawatan dibutuhkan baik sebagai pelaksana asuhan keperawatan, pendidik, manajer,
ahli, dan bidang riset keperawatan (AzizAlimul, 2004)
B. Rumusan Masalah
1. Manajemen hubungan antar manusia?
2. Pengembangan teori kepemimpinan?
3. Teori yang harus dimiliki manajer keperawatan?
C. Tujuan penulisan
1. Tujuan umum
Untuk mengetahui lebih jelas tentang manajemen dan kepemimpinan dalam
keperawatan
2. Tujuan khusus
Mengetahui tentang manajemen hubungan antar manusia
Mengetahui pengembangan teori kepemimpinan
Mengetahui teori yang harus dimiliki manajer keperawatan
D. Manfaat Penulisan
1. Institusi pelayanan rumah sakit
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan bagi para tenaga kesehatan
dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan di bidang kesehatan.
2. Institusi pendidikan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi literatur bagi perpustakaan. Menambah
wawasan dan pengetahuan bagi mahasiswa khususnya mahasiswa keperawatan
mengenai kepemimpinan dalam keperawatan.
E. Metode Penulisan
Metode yang digunakan dalam penyusunan makalah ini yaitu dengan studi
kepustakaan. Studi kepustakaan adalah suatu metode pengumpulan data dengan cara mencari,
mengumpulkan, dan mempelajari materi-materi dari buku maupaun dari media informasi
lainnya dalam hal ini yang berkaitan dengan kepemimpinan dalam keperawatan.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
Situasional Leadership.
Pengembangan teori situasional merupakan penyempurnaan dan kekurangan teori-teori
sebelumnya dalam meramalkan kepemimpinan yang paling efektif. Dalam situational
leadership pemimpin yang efektif akan melakukan diagnose situasi, memilih gaya
kepemimpinan yang efektif dan menerapkannya secara tepat. Seorang pemimpin yang
efektif dalam teori ini harus bisa memahami dinamika situasi dan menyesuaikan
kemampuannya dengan dinamika situasi yang ada.Empat dimensi situasi yakni
kemampuan manajerial, karakter organisasi, karakter pekerjaan dan karakter pekerja.
Keempatnya
secara
dinamis
akan
memberikan
pengaruh
terhadap
efektivitas
kepemimpinan seorang.
Transformational Leadership.
Pemikiran terakhir mengenai kepemimpinan yang efektif disampaikan oleh sekelompok
ahli yang mencoba menghidupkan kembali teori trait atau sifat-sifat utama yang
dimiliki seseorang agar dia bisa menjadi pemimpin. Robert House menyampaikan teori
kepemimpinan dengan menyarankan bahwa kepemimpinan yang efektif mempergunakan
dominasi, memiliki keyakinan diri, mempengaruhi dan menampilkan moralitas yang
tinggi untuk meningkatkan kadar kharismatiknya (Ivancevich, dkk, 2008:213).
Menurut pencetus teori ini, pemimpin transformational adalah sangat efektif karena
memadukan dua teori yakni teori behavioral dan situational dengan kelebihan masingmasing.Atau, memadukan pola perilaku yang berorientasi pada manusia atau pada produksi
(employee or production-oriented) dengan penelaahan situasi ditambah dengan kekuatan
kharismatik yang dimilikinya.Tipe pemimpin transformational ini sesuai untuk organisasi
yang dinamis, yang mementingkan perubahan dan inovasi serta bersaing ketat dengan
perusahaan-perusahaan lain dalam ruang lingkup internasional.Syarat utama keberhasilannya
adalah adanya seorang pemimpin yang memiliki kharisma. (Ivancevich, 2008:214)
3. Teori kontingensi dan situasional
Teori Situasional
Keberhasilan seorang pimpinan menurut teori situasional ditentukan oleh ciri
kepemimpinan dan situasi organisasional yang dihadapi dengan memperhitungkan factor
waktu dan ruang. Faktor situasional yang berpengaruh terhadap gaya kepemimpinan
tertentu menurut Sondang P. Siagian (1994:129) adalah:
a) Jenis pekerjaan dan kompleksitas tugas
b) Bentuk dan sifat teknologi yang digunakan
c) Persepsi, sikap dan gaya kepemimpinan
d) Norma yang dianut kelompok
e) Rentang kendali
f) Ancaman dari luar organisasi
g) Tingkat stress
h) Iklim yang terdapat dalam organisasi
kelompok
(group
task
situation)
dan
tingkat-tingkat
daripada
gaya
B. Teori Motivasi
Motivasi kerja terbagi atas dua teori dasar, yaitu sebagai berikut:
1. Content
theoris:
berhubungan
dengan
faktor-faktor
yang
meningkatkan
kebutuhan
biologis seperti buang air besar, buang air kecil, bernafas, dan lain sebagainya.
Kebutuhan Keamanan dan Keselamatan
Contoh : Bebas dari penjajahan, bebas dari ancaman, bebas dari rasa sakit, bebas dari
teror, dan lain sebagainya.
Kebutuhan Sosial
Misalnya adalah : memiliki teman, memiliki keluarga, kebutuhan cinta dari lawan
jenis, dan lain-lain.
Kebutuhan Penghargaan
Contoh : pujian, piagam, tanda jasa, hadiah, dan banyak lagi lainnya.
Kebutuhan Aktualisasi Diri
Adalah kebutuhan dan keinginan untuk bertindak sesuka hati sesuai dengan bakat dan
minatnya.
b) Teori ERG
Terori ERG adalah teori kepuasan dalam motivasi yang mengatakan bahwa individu
mempunyai kebutuhan- kebutuhan berupa ekstensi,keterkaitan dan pertumbuhan
Ada 3 hierarki :
Eksistensi
Kebutuhan yang bisa dipuaskan oleh faktor-faktor seperti makan, minuman, udara,
upah, dan kondisi kerja.
Keterkaitan
Kebutuhan yang bisa di puaskan oleh hubungan sosial,hubungan antar pribadi.
Pertumbuhan
Kebutuhan yang bisa dipuaskan bila seseorang memberikan kontribusi yang kreatif
dan produktif
c) Teori dua faktor Hersberg
Teori motivasi yang dikemukakan oleh Herzberg dan kelompoknya. Teori ini
sering disebut dengan M H atau teori dua faktor, bagaimana manajer dapat
mengendalikan faktor-faktor yang dapat menghasilkan kepuasan kerja atau
ketidakpuasan kerja. Berdasarkan penelitian telah dikemukakan dua kelompok faktor
yang mempengaruhi seseorang dalam organisasi, yaitu motivasi. Disebut bahwa
motivasi yang sesungguhnya sebagai faktor sumber kepuasan kerja adalah prestasi,
promosi, penghargaan dan tanggung jawab.
Kelompok faktor kedua adalah iklim baik dibuktikan bukan sebagai sumber
kepuasan kerja justru sebagai sumber ketidakpuasan kerja. Faktor ini adalah kondisi
kerja, hubungan antar pribadi, teknik pengawasan dan gaji. Perbaikan faktor ini akan
mengurangi ketidakpuasan kerja, tetapi tidak akan menimbulkan dorongan kerja.
Faktor iklim baik tidak akan menimbulkan motivasi, tetapi tidak
d) Teori Kebutuhan belajar
Teori yang berkaitan erat dengan konsep belajar.teori ini mengatakan bahwa melalui
kehidupan dalam suatu budaya, seseorang belajar tentang kebutuhannya. 3 kebutuhan
yang dipelajari;
Kebutuhan berprestasi
Misalnya: menyelesaikan pekerjaan yang menantang, memenangkan kompetisi,bisa
menyelesaikan masalah dengan baik.
Kebutuhan menjalin hubungan atau berafiliasi
Misalnya menjalin pertemanan atau persahabatan.
Kebutuhan berkuasa
Misalnya kekuasaan untuk memerintah orang lain,atau kekuasaan untuk menentukan
kebijakan.
2. Process theories: berfokus pada bagaimana (proses) tingkah laku itu ditingkatkan.Proses
motivasi biasanya diawali dengan kebutuhan yang merefleksikan beberapa kekurangan
sebagai individu.
Teori yang mendukung:
a) Teori Kewajaran (Keadilan)
Adalah bahwa karyawan membandingkan usaha mereka dan imbalan yang
diterimannya dengan imbalan yang diterima karyawan lainnya dalam situasi kerja
yang sama. Ada empat ukuran penting dalam teori ini:
Orang yaitu individu yang merasakan diperalakukan adil atau tidak adil.
Perbandingan dengan orang lain yaitu setiap kelompok atau orang yang digunakan
oleh seseorang sebagai pembanding rasio masukan (input) atau perolehan
(outcome).
Masukan (input) yaitu karakteristik individual yang dibawa ke pekerjaan,seperti
b) Teori Pengharapan
Teori ini mencakup konsep-konsep dasar sebagai berikut:
Hasil tingkat pertama yang di peroleh dari perilaku adalah hasil yang berkenaan
dengan
pelaksanaan
pekerjaan
itu
sendiri,
misalnya
produktivitas,mutu
pengalaman
stimulus,respons,dan konsekuensi.
d) Penyusunan Tujuan
Dalam teori ini sifat-sifat dalam penetapan tujuan adalah :
Keterincian tujuan yaitu tingkat ketetapan kuantitatif tujuan tersebut
Kesukaan tujuan yaitu tingkat keahlian atau tingkat prestasi yang ingin di capai.
Intesitas tujuan yang menyangkut proses menentukan bagaimana tujuan dapat
6.
tercapai
Komitmen tujuan yaitu kadar usaha yang dilakukan untuk mencapoai tujuan
Teori Z
Teori ini dikemukakan oleh Ouchi (1981). Teori ini merupakan pengembangan
dari teori Y dari McGregor (1460) dan mendukung gaya kepemimpinan demokratis.
Komponen teori Z meliputi pengambilan keputusan dan kesepakatan, menempatkan
pegawai sesuai keahliannya, menekankan pada keamanan pekaryaan, promosi yang
lambat, dan pendekatan yang holistik terhadap staf.
7.
Teori Interaktif
Schein (1970) menekankan bahwa staf atau pegawai adalah manusia sebagai
suatu sistem terbuka yang selalu berinteraksi dengan sekitarnya dan berkembang secara
dinamis. Asumsi teori ini adalah sebagai berikut :
I.
II.
III.
IV.
V.
8.
keterampilan dan etika.Pengetahuan yang meliputi bidang teknis dan bidang manejerial.
Seorang manejer harus memahami proses bisnis yang dipimpinnya dan mempunyai
pengetahuan tentang bidang manejerial agar mampu menjalankan industry atau perusahaan
dengan baik. Pengetahuan dapat diperoleh dari pendidikan formal maupun pendidikan non
formal.Selain engetahuan, seorang manajer harus mempunyai keterampilan atau skill baik
dalam
bidang
teknis
maupun
keterampilan
dalam
mengelola
industry
atau
2. Technical Skill,
kemmpuan teknis merupakan kemampuan dalam menggunakan alat, ermasuk alat bantu
(Tools), menerapkan prosedur operasional standard an pengetahuan teknis yang berkaitan
dengan bidang kerja. Manajer harus memiliki keahlian yang cukup dalam bidang
kerjanya.
3. Human Skill,
kemampuan manusiawi merupakan emampuan untuk bekerjasama dengan orang lain dan
memotivasi orang lain baik sebagai individu maupun kelompok.
4. Conceptual skills,
kemampuan konseptual merupakan kemampuan untuk mengkordinasi dan memadukan
berbagai kepentingan dan kegiatan didalam perusahaan atau industry manajer harus
mempunyai konsep yang jelas, terarah, terukur untuk menjalankan industry tersebut.
Oleh karena itu manajer tidak akan lepas dari pengambilan keputusan. Pengambilan
keputusan berangkat dari masalah atau kescempatan. Pengambilan keputusan pad dasarnya
memilih alternative yang terbaik dari serangkaian alternative yang ada. Ada dua tipe
keputusan yaitu keputusan terprogram dan keputusan tidak terprogram keputusan tidak
terprogram untuk memecahkan masalah yang tidak muncul secara rutin sedangkan keputusan
yang terprogram untuk memecahkan masalah secara rutin.Dalam pengambilan keputusan
situasi yang dihadapi oleh seorang manajer dapat bervariasi dari kondisi yang pasti sampai
kondisi yang tidak pasti.
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
B. SARAN
Sangat diperlukan sekali jiwa kepemimpinan pada setiap pribadi manusia. Jiwa
kepemimpinan itu perlu selalu dipupuk dan dikembangkan. Paling tidak untuk memimpin
diri sendiri. Jika pemimpin sudah tidak bisa memimpin dengan baik, cirinya
adalah pengikut tidak mau lagi mengikuti. Oleh karena itu kualitas kita tergantung
kualitas pemimpin kita. Makin kuat yang memimpin maka makin kuat pula yang
dipimpin.
Daftar Pustaka
https://www.academia.edu/7130888/TUGAS_MANAJEMEN_KEPERAWATAN_TEORITEORI_KEPEMIMPINAN_DAN_GAYA_KEPEMIMPINAN_
Nursalam.2002.Manajemen
Keperawatan;
Aplikasi
pada
praktek
perawatan
Wiyono, Djoko.1997.Manajemen
Airlangga University Press
kepemimpinan
dan
dan
organisasi kesehatan,
organisasi kesehatan.Surabaya: