Wendi Atanova Atropa Bella Donna)
Wendi Atanova Atropa Bella Donna)
Wendi Atanova Atropa Bella Donna)
ABSTRAK
Pestisida adalah bahan yang digunakan untuk mengendalikan berbagai
hama yang terbukti mengganggu dalam kegiatan pertanian. Pemakaian pestisida
saat ini masih dilematis, dibalik manfaat yang besar bagi peningkatan produksi
pertanian, ada bahaya yang harus diantisipasi . Cukup tingginya dampak negatif
dari penggunaan pestisida sintetis, mendorong berbagai usaha untuk
pemberdayaan pestisida alami sebagai alternatif pengganti pestisida sintetis.
salah satu tanaman yang berpotensi dijadikan sebagai bahan utama pestisida
alami adalah tanaman Atropa bella-donna.
Tanaman Atropa bella-donna adalah tanaman herba dari keluarga
Solanaceae,umumnya dikenal sebagai ' bayangan hitam kematian ' dikenal sangat
beracun merupakan tanaman asli dari Eropa , Afrika Utara dan Asia Barat.
Semua bagian dari tanaman mengandung alkaloid atropin , skopolamin dan
hyoscyamine yang merupakan senyawa metabolit sekunder dan memiliki efek anti
- kolinergik sehingga beracun pada tubuh . Anti kolinergik mempengaruhi
kedua sistem saraf yaitu sistem syaraf pusat dan dan sistem syaraf perifer. Anti kolinergik menyebabkan deliriumakut , halusinasi , takikardia ,mulut kering , kulit
memerah, muntah dan pandangan kabur .
Pelarut yang digunakan dalam proses ekstraksi mengandung methanol dan
kloroform karena senyawa alkaloid pada tanaman Antropa bella-donna bersifat
polar sehingga pelarut yang digunakan harus bersifat polar.
PENDAHULUAN
Pengertian pestisida
Pestisida adalah substansi kimia dan bahan lain untuk mengendalikan hama
misalnya tungau, penyakit tanaman yang disebabkan oleh fungi , bakteria, dan
virus, nematoda ,siput, tikus, burung dan hewan lain yang dianggap merugikan
Sejak ditemukannya diklorodifeniltrikloroetan (DDT) tahun 1939, penggunaan
pestisida nabati mulai tinggalkan. Penggunaan pestisida kimia menimbulkan
dampak buruk bagi lingkungan misalnya dapat meracuni sumber air minum,
meracuni makanan hewan, ketidakseimbangan ekosistem sungai dan danau,
mengubah perilaku dan morfologi pada hewan. Selain itu dapat meracuni dan
membunuh biota laut seperti fitoplankton. Matinya fitoplankton berpengaruh pada
terputusnya rantai makanan sehingga menyebabkan kematian pada ikan.
Dari segi kesehatan manusia tanpa disadari bahan kimia beracun tersebut
masuk ke dalam tubuh seseorang melalui mulut, kulit, dan pernafasan dan bila
terakumulasi dalam waktu yang lama menyebabkan pembentukan jaringan kanker
pada tubuh, kerusakan genetik, dan kelahiran anak yang cacat dari ibu yang
keracunan.
Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO mencatat sejumlah keracunan
pestisida diseluruh dunia antara 44.000 - 2.000.000 orang setiap tahunnya. Selain
itu dampak negatif dari penggunaan pestisida sintetis terlihat dari meningkatnya
daya tahan hama terhadap pestisida, sehingga dibutuhkan dosis yang tinggi untuk
mengendalian hama yang menyerang tanaman akibatnya terjadi kenaikan biaya
produksi yang merugikan petani. Pestisida alami dapat menjadi solusi untuk
mengendalikan hama karena relatif aman dalam penggunaannya (Anggraeni
,2010).
Tingginya dampak negatif dari penggunaan pestisida kimia, mendorong
kembali pemanfaatan pestisida alami sebagai alternatif pengganti pestisida kimia
yang terbukti sangat beracun. Salah satu tanaman yang berpotensial digunakan
sebagai pestisida alami adalah ekstrak tanaman belladonna yang mengandung
alkaloid atropin , skopolamin dan hyoscyamine yang merupakan senyawa
metabolit sekunder. Efek samping yang ditimbulkan bila ditelan adalah mulut
kering, retensi urin, sembelit, kebingungan dan delirium atau penurunan
kesadaran (Ashtiania et al., 2011).
Tingkat keparahan gejala keracunan yang disebabkan oleh Atropa belladonna dapat bervariasi dari ringan sampai sedang sampai berat, tergantungpada
dosis dan sumber. Konsentrasi alkaloid ini dalam buah dan daun juga mungkin
berbeda tergantung pada spesies.Atropin melintasi sistem saraf pusat yaitu otak
menyebabkan, kebingungan, disorientasi,halusinasi, pergerakan terkoordinasi dan
delirium gelisah dengan psikosis akut. Pada Kasus yang parah misalnya
toxidrome anti-kolinergik menyebabkan koma, kejang, pernapasan dan Kegagalan
kardiovaskular
Kandungan kimia
Atropin
GAGASAN KHUSUS
Kondisi Kekinian
Pestisida adalah bahan kimia yang digunakan untuk mengendalikan hama
yang merugikan kegiatan pertanian agar kualitas maupun kuantitas hasil panen
tidak menurun, hama didefinisikan sebagai binatang diluar binatang ternak yang
keberadaannya menyebabkan kerugian yang serius.
Kebiasaan masyarakat menggunakan pestisida kimiawi yang sudah
berlangsung lama mengingat mudahnya dalam mendapatkan pestisida kimiawi
serta rendahnya minat masyarakat untuk beralih dari pestisida kimiawi ke
pestisida nabati karena alasan kepraktisannya tentu sangat disayangkan, apalagi
masyarakat kadang menghiraukan dosis pemberian pestisida kimia pada tanaman .
Dampak negative penggunaan pestisida kimia tidak hanya dirasakan oleh
manusia namun semua organisme baik tumbuhan, hewan, dan lingkungan ikut
merasakan dampak misalnya tercemarnya sumber perairan, resistensinya hama
terhadap pestisida kimia. hama pada tanaman tidak boleh dimusnahkan sampai
habis namun hanya dikendalikan jumlahnya. penggunaan pestisida kimia malah
ikut memusnahkanorganisme non hama yang bermanfaat bagi sehingga
keseimbangan ekosistem terganggu . Zat kimia yang mengendap dalam waktu
lama akan terakumulasi didalam tanaman yang pada akhirnya bila tanaman
dikonsumsi oleh manusia bisa menimbulkan bahaya yang baru bisa dirasakan
dalam jangka waktu lama. mengingat senyawa kimia didalam pestisida kimia
merupakan senyawa karsinogen bila terakumulasi dalam jangka waktu lama
didalam tubuh dapat menyebabkan kanker bahkan perubahan susunan genetika
makhluk hidup.
Penggunaaan pestisida kimiawi yang lebih banyak mudharatnya dari pada
manfaatnya dapat diatasi dengan kembali menggunakan pestisida alami yang telah
ditinggalkan. banyak tanaman yang bisa digunakan sebagai bahan baku
pembuatan pestisida nabati. pestisida nabati dipilih karena selain murah serta
mudah dalam pembuatannya, Dialam senyawa kimia dari pestisida nabati mudah
terurai serta tidak menimbulkan resistensi terhadap hama, tidak mencemari
sumber-sumber perairan dan yang paling terpenting tidak membunuh organisme
lain selain hama yang bermanfaat bagi tanaman.
10
11
Bahan yang sudah diekstraksi Kemudian disimpan pada suhu kamar selama
1 jam agar mengendap setelah itu menyaring menggunakan kertas saring.
Tambahkan sebanyak dua kali dengan 1 ml CHCl3 , kemudian pelarut diuapkan
sampai kering . Residu yang mengering dilarutkan dalam 5 ml CHCl3 dan 2 ml
dari 1 N sulfatasam dan aduk rata . Fraksi CHCl3 dibasakan dengan ( pH 10 )
dengan 25 % amonium hidroksida di atas es . Alkaloid diekstraksi sekali lagi
dengan 2 ml CHCl3 dan dua kali dengan 1 ml khloroform. Setelah penambahan
Na2SO4 anhidrat , disaring dan residu dicuci dengan 1-2 ml CHCl3 . Pelarut
diuapkan sampai kering di bawah vakum pada 40 C dan residu ( ekstrak total )
dilarutkan dalam volume yang sesuai ( 1-2 ml ) metanol ( Kamada et al . , 1986) .
Upaya Promotif Pestisida Alami dari Ekstrak Tanaman Atropa bella-donna
Tanaman Atropa bella-donna dikenal sangat beracun. Nama Atropa berasal
dari "Atropos" dalam mitologi Yunani dan Belladonna yang berarti "Wanita
cantik" dalam bahasa Italia. Tanaman ini tumbuh di alam liar dan menyebar ke
Eropa, Afrika, dan Asia. Tinggi tanaman ini sekitar 4 sampai 5 kaki tinggi dan
memiliki daun hijau gelap yang tebal dan berbentuk oval. Warna buahnya hitam
identik dengan blueberry sehingga telihat menarik untuk makan. Hal ini menjadi
alasan umum terjadinya keracunan setelah konsumsi buah baik pada orangorang
dewasa maupun anak-anak. keracunan yang disebabkan oleh alkaloid atropin,
skopolamin dan hyoscyamine, yang hadir dalam buah, daun dan akar.
Menyebabkan keracunan pada tubuh (Rajput H, 2013).
Belum banyak masyarakat indonesia yang memanfaatkan tanaman
belladonna sebagai tanaman yang digunakan sebagai bahan alternatif pengganti
pestisida kimia, padahal tanaman tersebut mengandung senyawa metabolit
sekunder yaitu alkaloid yang lazimnya merupakan bahan utama dalam pembuatan
pestisida nabati. padahal kondisi geografis Indonesia mendukung untuk
pengembangan tanaman belladonna yang bisa digunakan sebagai bahan baku
pembuatan pestisida nabati dan anti mikroba.
Upaya promotif yang sudah
dilakukan salah satunya dengan
diterbitkannya buku berjudul Secondary metabolism in plant cell culture atau
Senyawa metabolisme sekunder didalam sel tanaman yang dibudidayakan oleh
Phillip morris terbitan tahun 1986 dari Wilfson Institute of Biotecnology,
University of Shiffied didalam bukunya Phillip morris mengatakan bahwa
kandungan metabolisme sekunder dari beberapa tanaman yang sering
dibudidayakan, pada tanaman Atropa bella-donna ditemukan senyawa alkaloid
tropin dibagian batang dan yang terbanyak terdapat di bagian akar. Buku ini
banyak digunakan sebagai rujukan untuk mengetahui tingkat toksisitas beberapa
tanaman. Sehingga sangat membantu dalam menyebarluaskan informasi seluas-
12
luasnya untuk ilmu pengetahuan dan dapat digunakan sebagai referensi untuk
membuat pestisida nabati mengingat kandungan racun yang sangat tinggi pada
tanaman belladona.
Upaya Preventif Pestisida Alami dari Tanaman Atropa Blla-donna
Penggunaan pestisida kimia menyebabkan keracunan. keracunan
dikategorikan menjadi 3 kelompok, yaitu keracunan akut ringan, keracunan akut
berat dan kronis. Keracunan akut ringan menimbulkan pusing, sakit kepala, iritasi
kulit ringan, badan terasa sakit dan diare. Keracunan akut berat menimbulkan
gejala mual, menggigil, kejang perut, sulit bernapas keluar air liur, pupil mata
mengecil dan denyut nadi meningkat. Selanjutnya, keracunan yang sangat berat
dapat mengakibatkan pingsan, kejangkejang, bahkan bisa mengakibatkan
kematian.
Pestisida dapat masuk ke tubuh manusia atau hewan melalui 3 cara yaitu
kontaminasi lewat kulit. Pestisida yang menempel di permukaan kulit dapat
meresap ke dalam tubuh dan menimbulkan keracunan. Terhisap lewat hidung atau
mulut, Pestisida terhisap lewat hidung merupakan yang terbanyak kedua sesudah
kontaminasi kulit.
Dampak dari penggunaan pestisida kimia yang tidak terkendali bisa
menyebabkan punahnya spesies hewan yang bukan merupakan target utama
dalam penggunaan pestisida misalnya predator alami jika predator punah, maka
serangga dan hama akan berkembang tanpa kendali.sehingga terjadi gangguan
keseimbangan ekosistem akibat
Punahnya spasies tertentu dapat mengubah pola interaksi di dalam suatu
ekosistem. Rantai makanan, jaring-jaring makanan dan aliran energi menjadi
berubah. Akibatnya keseimbangan lingkungan, daur materi, dan daur biogeokimia
menjadi terganggu. (Anggraeni, 2010).
Sehingga upaya yang harus segera dilakukan adalah mengkampanyekan
penggunaan pestisida alami yang tidak berbahaya bagi lingkungan maupun
kesahatan serta mengedukasi khususnya kepada para petani sebagai pihak yang
banyak terlbat dalam penggunaan pestisida kimia mengenai dampak buruk yang
ditimbulkan oleh penggunaan pestisida kimia. misalkan memanfaatkan tanaman
atropa bella-donna yang memiliki racun alkaloid atropin , skopolamin dan
hyoscyamine yang merupakan senyawa metabolit sekunder dan memiliki efek anti
kolinergik sehingga menekan sistem syaraf pusat maupun sistem syarat tepi bila
digunakan untuk mengendalikan untuk mengendalikan hama akan menekan
penggunaan bahan kimia diklorodifeniltrikloroetan (DDT) yang sering digunakan
dalam pestisida kimia.
13
Daftar pustaka
Anggraeni, L. (ed). (2010) Pengenalan Tumbuhan Penghasil Pestisida Nabati dan
Pemanfaatannya Secara Tradisional. Booklet Pestisida Nabati. Kementrian
Kehutanan.
Ashtiania, F., Fatemeh, S.(2011) Tropane alkaloids of Atropa belladonna L. and
Atropa acuminata Royle ex Miers plants. Journal of Medicinal Plants Research,
Vol. 5(29), pp. 6515-6522.
Berdai,M.A., Labib, S., Chetouani,K.,Harandau. M .(2012) Atropa belladonna
intoxication case report.Pan Afr med J 11:72.
Bisignano, G., Sanogo, R., Marino, A., Aquino, R., Dangelo, V., Germano, M.
P., Pasquale, R., & Pizza, C. (2000) Letters in Applied Microbiology. 30:105108.
Choure, R., Vaidya, N.(2010) Structurally Modified Atropine molecule by
electroanalytical method for its increased Anesthetic Potency. J. Chem. Pharm.
Res, 2(6):410-415
Diaz,D.M., Diaz,F.S.,Mark,D.S.(1980) Cardiovascular Effect of Glycopyrrolate
and Belladonna Derivatives in Obstetric Patienst.BULL N Y Acad Med 56:245248
Guggisberg, A., Hesse, M.(1983) Putrescine, Spermidine, Spermine and Related
Polyamine Alkaloids in The Alkaloids. Academic press, New York.
Jannah, S.R.(2013) Aktivitas Ekstra Etanol Daun Bintaro (Cerbera odollam)
Terhadap Bakteri Shigella sonnei dan Staphylococcus saprophyticus Beserta
Bioautografinya.Skripsi. Surakarta:UMS.
Joshi, P., Wicks, A.C., Munshi, S.K. (2003) Recurrent autumnal psychosis.
Postgrad Med J 79: 239-240.
Kamada, H., Okamura, N., Satake, M., Harada, H., Shimomura, K., (1986)
Alkaloid production by hairy root cultures in Atropa belladonna. Plant cell Rep
5(4) 239-242.
Khan, M. B., Harborne, J. B. (1991) A comparison of the effect of mechanical
and insect damage on alkaloid levels in Atropa acuminata. Biochemical
systematics and ecology, 19:529-534.
Kumar, S. (2014) Alkaloidal drug . A review,Vol 4 107-119.
14