Ekstraksi Karaginan
Ekstraksi Karaginan
Ekstraksi Karaginan
Oleh :
2010
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Rumput laut merupakan salah satu bahan makanan baru yang sudah banyak
dikembangkan. Jenis yang banyak dimanfaatkan adalah dari jenis ganggang merah
merupakan suatu senyawa polisakarida yang tersusun dari unit D-galaktosa dan L-
galaktosa 3,6 anhidrogalaktosa yang dihubungkan oleh ikatan 1-4 glikosidik. Jenis
E.cotonii. penggunaan karaginan yang utama dalam bidang industri adalah untuk
permen jelly. Permen jelly merupakan produk yang dibuat dari rumput laut yang
kompleks gula dan pektin. Gula adalah suatu istilah umum yang selalu diartikan bagi
setiap karbohidrat yag digunakan sebagai pemanis, tetapi dalam industri pangan
biasanya digunakan untuk menyatakan sukrosa, gula yang diperoleh dari bit atau
tebu (Mulan, 1986). Pemanis lain yang digunakan dalam pangan adalah madu,
glukosa, fruktosa, maltosa, laktosa, sorbitol, manitol, gliserin dan pemanis buatan.
dalam makanan sebagai pemanis dan dapat bertindak sebagai pengawet makanan.
Dalam industri rumah tangga pemanfaatan rumput laut dapat juga digunakan
untuk pembuatan fried seaweed yang dalam hal ini mungkin masih sangat jarang
B. Tujuan
Tujuan dari praktikum kali ini adalah untuk mengetahui proses ekstraksi
dalam ekstraksi.
II. MATERI DAN METODE
A. Materi
Alat yang digunakan dalam praktikum kali ini yaitu thermometer, pH meter,
timbangan , gelas ukur, bak plastik, hot plate, saringan 60 mesh, pipet ukur, oven,
beaker glass, erlenmeyer 1 ltr, freezer, pengaduk, kain kasa, blender, preasure
Bahan yang digunakan dalam praktikum kali ini yaitu Eucheuma cottonii,
B. Metode
sebagai berikut :
1. Persiapan
ditimbang seberat 30 g.
2. Perebusan
Rumput laut direbus dalam pressure coocker pada suhu 1200C. Selama 15
3. Ekstraksi
4. Penyaringan
Hasil yang didapat kemudian disaring dengan kain kasa dalam keadaan panas
5. Pemucatan
6. Pengendapan
7. Perendaman
alkohol 95% selama 30 menit sehingga didapat serat karaginan yang lebih
8. Pengeringan
Hasil endapan tersebut dikeringkan dalam oven pada suhu 600C hingga
9. Analisis hasil
A. Hasil
Hasil berat kering karaginan yang diperoleh dalam praktikum ini adalah 6,67
gr. Sehingga rendeman agarnya (%) yaitu bobot lembaran agar dibagi dengan bobot
rumput laut :
= 6,67 gr x 100 %
30 gr
= 22,23 %
B. Pembahasan
pengental, dan pengikat substansi pada industri makanan, farmasi, kosmetik, tekstil,
adalah :
Divisi : Rhodophyta
Class : Rhodophyceae
Ordo : Eucheumales
Family : Eucheumaceae
Genus : Eucheuma
sebesar 22,23 %. Hasil ini sesuai dengan kisaran Anggadireja et al. (2006) yaitu 8
rumput laut sehingga berpengaruh pada pertumbuhan rumput laut yang pada
akhirnya juga berpengaruh pada karaginan yang dihasilkan, yang menyatakan bahwa
fotosintesis dan respirasi pada rumput laut cenderung berkorelasi dengan suhu,
rendemen karaginan. Proses pemanasan pada saat ekstraksi membuat proses estraksi
lebih mudah sehingga karaginan yang terlepas dari dalam thalus semakin banyak.
Proses pembuatan tepung karaginan dari rumput laut secara hidrasi melalui
ekstraksi, rumput laut dibersihkan dari kotoran berupa karang, kapur, batu-batuan,
pasir, Lumpur dan garam mineral. Kotoran ini dipisahkan dengan pencucian dan
dikeringkan dapat direndam dalam larutan kaporit 0,25% atau kapur tohor 0,5%
kemudian diaduk selama tiga hari hingga rumput laut menjadi pucat (proses
larutan basa misalkan larutan NaOH, Ca(OH)2, atau KOH sehingga pH larutan
mencapai 8-10. ektraksi biasanya mendekati suhu didih yaitu sekitar 90-95 ºc selama
polisakarida dari campuran rumput laut dan berfungsi untuk mengkatalisis hilangnya
Mutu karaginan ditentukan oleh jenis rumput laut, daerah budidaya, cara
karaginan. Bahan rumput laut yang digunakan dalam praktikum ini yaitu Eucheuma
Spesifikasi CFCC
• Abu 15-40%
pengentalan, stabiliser dan emulsi, suspensi dan buih dan untuk mengendalikan
pertumbuhan kristal. Hal ini karena sifat karaginan yang dapat berfungsi sebagai
gelling agent, thickhe agent, stabilizer dan emulsifrer (Winarno, 1985). Lebih lanjut
Suryadi et.al. (1993) menambahkan fungsi karaginan pada berbagai industri seperti
farmasi dan kosmetika adalah sebagai bodying agent dan pensuspensi dalam industri
Karaginan adalah zat aditif alami yang banyak dimanfaatkan dalam berbagai
adalah salah satu produk karaginan dengan tingkat kemurnian lebih rendah
secara komersial diproduksi dari rumput laut jenis Eucheuma cottonii melalui proses
(Bawa et al 2007).
farmasi dan kosmetik sebagai bahan pembuat gel, pengental atau penstabil
(Oviantari,2007).
dikembangkan. Umumnya prosedur ini terdiri atas tiga tahapan kerja yaitu; ekstraksi,
penyaringan, dan pengendapan. Pada tahapan ekstraksi, kecepatan dan daya larut
karaginan dalam air dipengaruhi oleh temperatur dan waktu proses bergabungnya
seluruh fraksi karaginan dari rumput laut dengan fraksi air yang digunakan sebagai
media pelarut (Sarjana, 1998; Sadhori, 1986). Di samping itu, stabilitas karaginan
1. Pemerian
coklat terang.
2. Berat molekul
3. Kelarutan
Semua karaginan larut dalam air panas (lebih dari 75°C). Kappa dan
iota tidak larut dalam air suling yang bersuhu 20° C sedangkan lambda larut.
semakin besar pada suhu yang lebih tinggi dan waktu proses yang lama.
4. Pembentukan gel
Larutan panas (lebih dari 75°C) kappa dan iota karaginan akan
membentuk gel pada waktu pendinginan. Lambda tidak dapat membentuk gel
baik dalam larutan panas maupun dingin. Gel dari kappa dan iota dapat
5. Kekentalan
kekentalan yang nyata jika dicapai suhu gelnya. Setyowati et.al. (1998),
menambahkan bahwa karaginan dapat terlepas dari dinding sel dan larut jika
kontak dengan panas. Suasana basa akan memprcepat ekstraksi ataupun bias
IV. KESIMPULAN
berikut :
DAFTAR REFERENSI
Afrianto, E. dan Evi Liviawati. 1993. Budidaya Rumput Laut dan Cara
Pengolahannya. Bathara. Jakarta.
Bawa I G. A. G et al. 2007. Penentuan Ph Optimum Isolasi Karaginan Dari Rumput Laut
Jenis Eucheuma cottonii. Jurusan Kimia FMIPA Universitas Udayana, Bukit
Jimbaran. Halaman 15-20
Indriyani, H. dan E. Sumiarsih. 1999. Budidaya, Pengolahan dan Pemasaran
Rumput Laut. Penebar Swadaya, Jakarta.
Insan A.I dan D.S Widyartini, 2001. Makroalga. Fakultas Biologi UNSOED,
Purwokerto.
Mulan, S.A. 1986. Pengaruh Komposisi Selai Mentega dan Selai Margarin serta
Bahan Penstabil terhadap Mutu Selai Nanas. Skripsi Fakultas Teknologi
Pertanian IPB, Bogor.
Setyowati, B., B. Sasmita dan H. Nursyam. 1998. Pengaruh Jenis Rumput Laut dan
Lama ekstraksi terhadap Peningkatan Kualitas karaginan. UNIBRAW.
Malang.
Winarno, F.G. 1985. Kimia Pangan dan Gizi. PT. Gramedia Anggota IKAPI, Jakarta.