1. Klien mengalami kolik abdomen yang ditandai dengan nyeri perut dan gangguan pencernaan.
2. Terdapat beberapa faktor penyebab seperti adhesi, karsinoma, infeksi, atau obstipasi.
3. Penatalaksanaan meliputi manajemen nyeri, pemberian cairan dan elektrolit, serta tindakan operasi jika diperlukan.
100%(3)100% menganggap dokumen ini bermanfaat (3 suara)
3K tayangan29 halaman
1. Klien mengalami kolik abdomen yang ditandai dengan nyeri perut dan gangguan pencernaan.
2. Terdapat beberapa faktor penyebab seperti adhesi, karsinoma, infeksi, atau obstipasi.
3. Penatalaksanaan meliputi manajemen nyeri, pemberian cairan dan elektrolit, serta tindakan operasi jika diperlukan.
1. Klien mengalami kolik abdomen yang ditandai dengan nyeri perut dan gangguan pencernaan.
2. Terdapat beberapa faktor penyebab seperti adhesi, karsinoma, infeksi, atau obstipasi.
3. Penatalaksanaan meliputi manajemen nyeri, pemberian cairan dan elektrolit, serta tindakan operasi jika diperlukan.
1. Klien mengalami kolik abdomen yang ditandai dengan nyeri perut dan gangguan pencernaan.
2. Terdapat beberapa faktor penyebab seperti adhesi, karsinoma, infeksi, atau obstipasi.
3. Penatalaksanaan meliputi manajemen nyeri, pemberian cairan dan elektrolit, serta tindakan operasi jika diperlukan.
Unduh sebagai DOC, PDF, TXT atau baca online dari Scribd
Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 29
ASUHAN KEPERAWATAN SISTEM PENCERNAAN
KOLIK ABDOMEN & TRAUMA ABDOMEN
PROGRAM S1 KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BUDI LUHUR CIMAHI 2014 2.1 KOLIK ABDOMEN A. Penge!"#n Kolik Abdomen adalah gangguan pada aliran normal isi usus sepanjang traktus intestinal (Nettina, 2001). Obstruksi terjadi ketika ada gangguan yang menyebabkan terhambatnya aliran isi usus ke depan tetapi peristaltiknya normal (ee!es, 2001). B. E!"$%$g" 1. "ekanis # Adhesi$ perlengketan pas%abedah (&0' dari obstruksi mekanik) # Karsinoma # (ol!ulus # )ntususepsi # Obstipasi # *olip # +triktur 2. ,ungsional (non mekanik) # )leus paralitik # -esi medula spinalis # .nteritis regional # Ketidakseimbangan elektrolit # /remia C. M#n"&e'!#'" K%"n"( 1. "ekanika sederhana 0 usus halus atas Kolik (kram) pada abdomen pertengahan sampai ke atas, distensi, muntah empedu a1al, peningkatan bising usus (bunyi gemerin%ing bernada tinggi terdengar pada inter!al singkat), nyeri tekan di2us minimal. 2. "ekanika sederhana 0 usus halus ba1ah Kolik (kram) signi2ikan midabdomen, distensi berat,muntah 0 sedikit atau tidak ada 0 kemudian mempunyai ampas, bising usus dan bunyi 3hush4 meningkat, nyeri tekan di2us minimal. 5. "ekanika sederhana 0 kolon Kram (abdomen tengah sampai ba1ah), distensi yang mun%ul terakhir, kemudian terjadi muntah (2ekulen), peningkatan bising usus, nyeri tekan di2us minimal. 6. Obstruksi mekanik parsial 7apat terjadi bersama granulomatosa usus pada penyakit 8rohn. 9ejalanya kram nyeri abdomen, distensi ringan dan diare. :. +trangulasi 9ejala berkembang dengan %epat; nyeri parah, terus menerus dan terlokalisir; distensi sedang; muntah persisten; biasanya bising usus menurun dn nyeri tekan terlokalisir hebat. ,eses atau !omitus menjadi ber1arna gelap atau berdarah atau mengandung darah samar. D. Pe)e"('##n Pen*n+#ng 1. +inar < abdomen menunjukkan gas atau %airan di dalam usus 2. =arium enema menunjukkan kolon yang terdistensi, berisi udara atau lipatan sigmoid yang tertutup. 5. *enurunan kadar serum natrium, kalium dan klorida akibat muntah; peningkatan hitung +7* dengan nekrosis, strangulasi atau peritonitis dan peningkatan kadar serum amilase karena iritasi pankreas oleh lipatan usus. 6. Arteri gas darah dapat mengindikasikan asidosis atau alkalosis metabolik. E. Pen#!#%#('#n##n Me,"'-Be,#. 1. Koreksi ketidakseimbangan %airan dan elektrolit > 2. ?erapi Na@, K@, komponen darah 5. inger laktat untuk mengoreksi kekurangan %airan interstisial 6. 7ekstrosa dan air untuk memperbaiki kekurangan %airan intraseluler :. 7ekompresi selang nasoenteral yang panjang dari proksimal usus ke area penyumbatan; selang dapat dimasukkan dengan lebih e2ekti2 dengan pasien berbaring miring ke kanan. A. )mplementasikan pengobatan unutk syok dan peritonitis. B. Ciperalimentasi untuk mengoreksi de2isiensi protein karena obstruksi kronik, ileus paralitik atau in2eksi. D. eseksi usus dengan anastomosis dari ujung ke ujung. &. Ostomi barrel#ganda jika anastomosis dari ujung ke ujung terlalu beresiko. 10. Kolostomi lingkaran untuk mengalihkan aliran 2eses dan mendekompresi usus dengan reseksi usus yang dilakukan sebagai prosedur kedua. /. K$n'e0 D#'# A'*.#n Ke0e#1#!#n I. Peng#(#+"#n a. )dentitas klien 1) Nama 2) /mur 5) Eenis kelamin 6) +uku bangsa :) *ekerjaan A) *endidikan B) Alamat D) ?anggal "+ &) 7iagnosis b. Keluhan utama Keluhan yang dirasakan klien sebelum "+ dan saat "+. =iasanya klien mengeluh nyeri perut, de2ans muskular, muntah dan lain#lain. %. i1ayat kesehatan # i1ayat kesehatan sekarang =agaimana serangan itu timbul, lokasi, kualitas, dan 2aktor yang mempengaruhi dan memperberat keluhan sehingga diba1a ke umah +akit. # i1ayat kesehatan dahulu "egkaji apakah klien pernah sakit seperti yang dirasakan sekarang dan apakah pernah menderita C? atau penyakit keturunan lainnya yang dapat mempengaruhi proses penyembuhan klien. # i1ayat kesehatan keluarga 9ambaran mengenai kesehatan keluarga dan adakah penyakit keturunan atau menular. d. *ola# pola 2ungsi kesehatan # *ola pesepsi dan tata laksana hidup sehat *erubahan penatalaksanaan dan pemeliharaan kesehatan sehingga dapat menimbulkan pera1atan diri. # *ola nutrisi dan metabolisme ?erjadi gangguan nutris karena klien merasakan nyeri sehingga tidak toleran terhadap makanan dan klien selalu ingin muntah. # *ola eliminasi ?erjadi gangguan karena klien tidak toleran terhadap makanan sehingga terjadi konstipasi. # *ola akti!itas dan latihan Akan terjadi kelemahan dan kelelahan. # *ola persepsi dan konsep diri ?idak terjadi gangguan $ perubahan dalam diri klien. # *ola sensori dan kogniti2 Kurangnya pengetahuan akan menyebabkan %olli% abdomen yang berulang. # *ola reproduksi dan seksual ?idak terjadi dalam gangguan dalam pola reproduksi dan seksual. # *ola hubungan peran Kemungkinan akan terjadi perubahan peran selama klien sakit sehubungan dengan proses penyakitnya. # *ola penanggulangan stress =agaimana %ara klien mengatasi masalahnya. # *ola tata nilai dan keper%ayaan ?idak terjadi gangguan pada pola tata nilai dan keper%ayaan. e. *emeriksaan 2isik # +tatus kesehatan umum Akan terjadi nyeri perut yang hebat, akibat proses penyakitnya. # +istem respirasi +esuai dengan derajat nyerinya, jika nyerinya ringan kemungkinan tidak terjadi sesak tapi jika derajat nyerinya hebat $ meninggi akan terjadi sesak. # +istem kardio!askuler =isa terjadi takikardi, brodikardi dan disritmia atau penyakit jantung lainnya. # +istem persyara2an Nyeri abdumen, pusing$sakit kepala karena sinar. # +istem gastrointestinal. *ada sistem gastrointestinal didapatkan intoleran terhadap makanan $ na2su makan berkurang, muntah. # +istem genitourinaria$eliminasi ?erjadi konstipasi akibat intoleransi terhadap makanan. 2. Analisa 7ata # 7ata 1 7s > Nyeri pada perut 7o > .kspresi 1ajah penderita, postur tubuh, berhati#hati dengan abdomen, respon autonomik misalnya perubahan tanda !ital. "asalah > 9angguan rasa nyaman (nyeri akut $ kronik). .tiologi > *roses penyakitnya. # 7ata 2 7s > Klien terlihat gelisah 7o > *erubahan tanda !ital, perilaku menyerang, panik, kurang kontak mata, ekspresi 1ajah. "asalah > Ansietas $ %emas .tiologi > *erubahan status kesehatan (an%aman kematian) # 7ata 5 7s > Nyeri perut 7o > "untah, intoleran terhadap makanan, mual. "asalah > esiko gangguan pemenuhan nutrisi .tiologi > Anoreksia (proses penyakitnya) II. D"#gn$'# (e0e#1#!#n 1. 7ata 1 9angguan rasa nyaman (nyeri akut$kronis) berhubungan dengan proses penyakitnya ditandai dengan nyeri perut, ekspresi 1ajah penderita, postur tubuh, berhati#hati dengan abdomen, respon autonomik. 2. 7ata 2 Ansietas (%emas) berhubungan dengan status kesehatan (an%aman kematian) ditandai dengan klien terlihat gelisah, perubahan tanda !ital, prilaku menyerang, panik, kurang kontak mata, ekspresi 1ajah penderita. 5. 7ata 5 esiko gangguan pemenuhan nutrisi berhubungan dengan anoreksia (proses penyakitnya) ditandai dengan muntah, mual, nyeri perut, intoleran terhadap makanan. III. Peen2#n##n 1. 7iagnosa 1 9angguan rasa nyaman (nyeri akut$kronis) berhubungan dengan proses penyakitnya ditandai dengan nyeri perut, ekspresi 1ajah penderita, postur tubuh, berhati#hati dengan abdomen, respon autonomik. ?ujuan > Nyeri berkurang Kriteria hasil > # Klien menyatakan nyeri mulai berkurang # .kspresi 1ajah klien tidak menyeringai en%ana tindakan a. 8atat keluhan nyeri, termasuk lokasi lamanya. b. Obser!asi ??( klien. %. Kaji ulang 2aktor yang meningkatkan atau menurunkan nyeri. d. =erikan makan sedikit tapi sering sesuai indikasi untuk pasien. e. )denti2ikasi dan batasi makanan yang menimbulkan ketidaknyamanan. 2. Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian terapi. asional > a. Nyeri tidak selalu ada tetapi bila ada harus dibandingkan dengan gejala nyeri pasien sebelumnya dimana dapat membantu siagnosa. b. /ntuk mengetahui perkembangan klien. %. "embantu dalam membuat diagnosa dan kebutuhan terapi. d. "akanan mempunyai e2ek penetralisir asam, juga menghan%urkan kandungan gaster. "akan sedikit men%egah distensi dan haluaran gastrin. e. "akanan khusus yang menyebabkan distress berma%am# ma%am antara indi!idu. *enelitian menunjukkan meri%a dan kopi berbahaya dapat menimbulkan dispepsia. 2. /ntuk memper%epat proses penyembuhan. 2. 7ata 2 Ansietas (%emas) berhubungan dengan status kesehatan (an%aman kematian) ditandai dengan klien terlihat gelisah, perubahan tanda !ital, prilaku menyerang, panik, kurang kontak mata, ekspresi 1ajah penderita. ?ujuan > 8emas berkurang Kriteria hasil > # "enunjukkan rileks # Klien tidak terlihat gelisah # "enunjukkan peme%ahan masalah en%ana tindakan a. A1asi respon 2isiologis seperti takipnea, palpitasi. b. 8atat petunjuk prilaku seperti gelisah, mudah terangsang, kurang kontak mata. %. 7orong pernyataan takut dan ansietas > berikan umpan balik. d. 7orong orang terdekat tinggal dengan pasien. e. Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian terapi asional a. 7apat menjadi indikati2 derajat takut yang dialami pasien tetapi dapat juga berhubungan dengan kondisi 2isik. b. )ndikator derajat takut yang dialami pasien,misal > pasien akan merasa tak terkontrol terhaap situasi atau men%apai status panik. %. "embantu pasien menerima perasaan dan memberikan kesempatan untuk memperjelas kesalahan konsep. d. "embantu menurunkan takut melalui pengalaman menakutkan menjadi seorang diri. e. /ntuk memper%epat proses penyembuhan dan memberikan rasa tenang pada klien. 5. 7iagnosa 5 esiko gangguan pemenuhan nutrisi berhubungan dengan anoreksia (proses penyakitnya) ditandai dengan muntah, mual, nyeri perut, intoleran terhadap makanan. ?ujuan > Klien tidak merasa nyeri perut Kriteria hasil > # Klien tidak merasa mual dan muntah. # Klien toleran terhadap makanannya. en%ana tindakan a. Kaji dan obser!asi ??( klien. b. 7orong klien untuk makan makanannya sedikit demi sedikit. %. =erikan makan sedikit tapi sering sesuai indikasi pasien. d. Kolaborasi dengan tim giFi dalam pemberian diit. asional a. /ntuk mengetahui keadaan $ perkembangan klien. b. Agar isi dalam lambung tidak kosong atau memperbaiki keadaan sistem pen%ernaan klien. %. "akanan mempunyai e2ek penetralisir asam, juga menghan%urkan kandungan gaster. "akan sedikit men%egah distensi dan haluaran gastrin. d. "elakukan 2ungsi independen pera1at. I3. Pe%#('#n##n - ")0%e)en!#'" *ada tahap ini ada pengolahan dan per1ujudan dari ren%ana pera1atan yang telah disusun pada tahap peren%anaan kepera1atan yang telah ditentukan dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan se%ara optimal. 3. E4#%*#'" .!aluasi adalah perbandingan yang sistemik dan teren%ana tentang kesehatan pasien dengan tujuan yang telah ditetapkan dan dilakukan dengan %ara berkesinambungan dengan melibatkan pasien dan tenaga kesehatan lain. 2.2 KONSEP DASAR PEN5AKIT A. 7e2inisi ?rauma adalah %edera atau rudapaksa atau kerugian psikologis atau emosional 6 Dorland, 2002 : 2111 ) ?rauma abdomen adalah %edera pada abdomen, dapat berupa trauma tumpul dan tembus serta trauma yang disengaja atau tidak disengaja 6Smeltzer, 2001 : 2476 ) =. .tiologi $ ,aktor *enyebab =erdasarkan mekanisme trauma, dibagi menjadi 2 yaitu > 1. ?rauma tumpul +uatu pukulan langsung, misalkan terbentur stir ataupun bagian pintu mobil yang melesak ke dalam karena tabrakan, bisa menyebabkan trauma kompresi ataupun crush injury terhadap organ !is%era. Cal ini dapat merusak organ padat maupun organ berongga, dan bisa mengakibatkan ruptur, terutama organ#organ yang distensi (misalnya uterus ibu hamil), dan mengakibatkan perdarahan maupun peritornitis. ?rauma tarikan (shearing injury) terhadap organ !is%era sebenarnya adalah crush injury yang terjadi bila suatu alat pengaman (misalnya seat belt jenis la belt ataupun komponen pengaman bahu) tidak digunakan dengan benar. *asien yang %edera pada suatu tabrakan motor bisa mengalami trauma decelerasi dimana terjadi pergerakan yang tidak sama antara suatu bagian yang ter2iksir dan bagian yang bergerak, seperti rupture lien ataupun ruptur hepar (organ yang bergerak) dibagian ligamentnya (organ yang ter2iksir). *emakaian air! bag tidak men%egah orang mengalami trauma abdomen. *ada pasien# pasien yang mengalami laparotomi karena trauma tumpul, organ yang paling sering kena adalah lien (60#::'), hepar (5:#6:'), dan usus (:# 10'). +ebagai tambahan, 1:' nya mengalami hematoma retroperitoneal. 2. ?rauma tajam -uka tusuk ataupun luka tembak (ke%epatan rendah) akan mengakibatkan kerusakan jaringan karena laserasi ataupun terpotong. -uka tembak dengan ke%epatan tinggi akan menyebabkan trans2er energi kinetik yang lebih besar terhadap organ !is%era, dengan adanya e2ek tambahan berupa temorary ca"itation, dan bisa pe%ah menjadi 2ragmen yang mengakibatkan kerusakan lainnya. -uka tusuk tersering mengenai hepar (60'), usus halus (50'), dia2ragma (20'), dan %olon (1:'). -uka tembak menyebabkan kerusakan yang lebih besar, yang ditentukan oleh jauhnya perjalanan peluru, dan berapa besar energy kinetiknya maupun kemungkinan pantulan peluru oleh organ tulang, maupun e2ek pe%ahan tulangnya. -uka tembak paling sering mengenai usus halus (:0'), %olon (60'), hepar (50') dan pembuluh darah abdominal (2:'). 6#merican $ollege o% Surgeon $ommittee o% &rauma, 2004 : 14'7 8. ?anda dan 9ejala ! -aserasi, memar,ekimosis ! Cipotensi ! ?idak adanya bising usus ! Cemoperitoneum ! "ual dan muntah ! Adanya tanda 3=ruit4 (bunyi abnormal pd auskultasi pembuluh darah, biasanya pd arteri karotis), ! Nyeri ! *endarahan ! *enurunan kesadaran ! +esak ! ?anda Kehrs adalah nyeri di sebelah kiri yang disebabkan oleh perdarahan lim2a.?anda ini ada saat pasien dalam posisi re%umbent. ! ?anda 8ullen adalah ekimosis periumbulikal pada perdarahan peritoneal ! ?anda 9rey#?urner adalah ekimosis pada sisi tubuh ( pinggang ) pada perdarahan retroperitoneal . ! ?anda %oopernail adalah ekimosis pada perineum,skrotum atau labia pada 2raktur pel!is ! ?anda balan%e adalah daerah suara tumpul yang menetap pada kuadran kiri atas ketika dilakukan perkusi pada hematoma lim2e (Scheets, 2002 : 277!27)) 7. *ato2isiologi 7an *ohon "asalah =ila suatu kekuatan eksternal dibenturkan pada tubuh manusia (akibat ke%elakaan lalu lintas, penganiayaan, ke%elakaan olahraga dan terjatuh dari ketinggian), maka beratnya trauma merupakan hasil dari interaksi antara 2aktor 0 2aktor 2isik dari kekuatan tersebut dengan jaringan tubuh. =erat trauma yang terjadi berhubungan dengan kemampuan obyek statis (yang ditubruk) untuk menahan tubuh. *ada tempat benturan karena terjadinya perbedaan pergerakan dari jaringan tubuh yang akan menimbulkan disrupsi jaringan. Cal ini juga karakteristik dari permukaan yang menghentikan tubuh juga penting. ?rauma juga tergantung pada elastitisitas dan !iskositas dari jaringan tubuh. .lastisitas adalah kemampuan jaringan untuk kembali pada keadaan yang sebelumnya. (iskositas adalah kemampuan jaringan untuk menjaga bentuk aslinya 1alaupun ada benturan. ?oleransi tubuh menahan benturan tergantung pada kedua keadaan tersebut.. =eratnya trauma yang terjadi tergantung kepada seberapa jauh gaya yang ada akan dapat mele1ati ketahanan jaringan. Komponen lain yang harus dipertimbangkan dalam beratnya trauma adalah posisi tubuh relati2 terhadap permukaan benturan. Cal tersebut dapat terjadi %idera organ intra abdominal yang disebabkan beberapa mekanisme > 1. "eningkatnya tekanan intra abdominal yang mendadak dan hebat oleh gaya tekan dari luar seperti benturan setir atau sabuk pengaman yang letaknya tidak benar dapat mengakibatkan terjadinya ruptur dari organ padat maupun organ berongga. 2. ?erjepitnya organ intra abdominal antara dinding abdomen anterior dan !ertebrae atau struktur tulang dinding thoraks. 5. ?erjadi gaya akselerasi#deselerasi se%ara mendadak dapat menyebabkan gaya robek pada organ dan pedikel !askuler. .. Klasi2ikasi =erdasarkan mekanismenya, yaitu > #7 T#*)# !*)0*% ! =iasanya disebabkan karena ke%elakaan kendaraan bermotor. ! ,aktor lainnya seperti jatuh dan trauma se%ara mendadak ! Casil dari %rush injury dan trauma deselerasi mengenai organ padat (karena perdarahan) atau usus (karena per2orasi dan peritonitis) ! -im2e dan hati adalah organ yang paling sering dilibatkan 87 T#*)# !#+#) ! =iasanya disebabkan karena tusukan, tikaman atau tembakan senapan. ! "ungkin dihubungkan dengan dada, dia2ragma dan %edera pada system retroperitoneal. ! Cati dan usus ke%il adalah organ yang paling tersering mengalami kerusakan. ! -uka tusukan mungkin akan menenbus dinding peritoneum dan seringkali merusak se%ara konser!ati2, bagaimanapun luka akibat tembakan senapan selalu membutuhkan pembedahan dan penyelidikan lebih a1al untuk mengendalikan %edera intraperitoneal. (8atherino, 2005 > 2:1) ,. *emeriksaan 7iagnostik$*enunjang Pe)e"('##n D"#gn$'!"( #7 T#*)# T*)0*% 1. D"#gn$'!"( Pe"!$ne#% L#4#ge 7*- adalah prosedur in!asi!e yang bisa %epat dikerjakan yang bermakna merubah ren%ana untuk pasien berikutnya ,dan dianggap &D ' sensiti!e untuk perdarahan intraretroperitoneal. Carus dilaksanakan oleh team bedah untuk pasien dengan trauma tumpul multiple dengan hemodinamik yang abnormal, terutama bila dijumpai > 1. *erubahan sensorium#trauma %apitis, intoksikasi al%ohol, ke%anduan obat#obatan. 2. *erubahan sensasi trauma spinal 5. 8edera organ berdekatan#iga ba1ah, pel!is, !ertebra lumbalis 6. *emeriksaan diagnostik tidak jelas :. 7iperkirakan aka nada kehilangan kontak dengan pasien dalam 1aktu yang agak lama, pembiusan untuk %edera e<traabdominal, pemeriksaan G#ay yang lama misalnya Angiogra2i A. Adanya lap#belt sign (kontusio dinding perut) dengan ke%urigaan trauma usus 7*- juga diindikasikan pada pasien dengan hemodinamik normal nilai dijumpai hal seperti di atas dan disini tidak memiliiki 2asilitas /+9 ataupun 8? +%an. +alah satu kontraindikasi untuk 7*- adalah adanya indikasi yang jelas untuk laparatomi. Kontraindikasi relati!e antara lain adanya operasi abdomen sebelumnya, morbid obesity, shirrosis yang lanjut, dan adanya koagulopati sebelumnya. =isa dipakai tekhnik terbuka atau tertutup (+eldinger ) di in2raumbilikal oleh dokter yang terlatih. *ada pasien dengan 2raktur pel!is atau ibu hamil, lebih baik dilakukan supraumbilikal untuk men%egah kita mengenai hematoma pel!isnya ataupun membahayakan uterus yang membesar. Adanya aspirasi darah segar, isi gastrointestinal, serat sayuran ataupun empedu yang keluar, melalui tube 7*- pada pasien dengan henodinamik yang abnormal menunjukkan indikasi kuat untuk laparatomi. =ila tidak ada darah segar (H10 %%) ataupun %airan 2eses ,dilakukan la!ase dengan 1000%% inger -aktat (pada anak#anak 10%%$kg). +esudah %airan ter%ampur dengan %ara menekan maupun melakukan rogg! oll, %airan ditampung kembali dan diperiksa di laboratorium untuk melihat isi gastrointestinal ,serat maupun empedu. (American College of Surgeon Committee of Trauma, 2004 > 149:1;07 ?est (@) pada trauma tumpul bila 10 ml atau lebih darah makroskopis (gross) pada aspirasi a1al, eritrosit H 100.000 mm 5 , leukosit H :00$mm 5 atau penge%atan gram (@) untuk bakteri, bakteri atau serat. +edangkan bila 7*- (@) pada trauma tajam bila 10 ml atau lebih darah makroskopis (gross) pada aspirasi a1al,sel darah merah :000$mm 5 atau lebih. (Scheets, 2002 : 279-280) 2. /AST 6/$2*'e, A''e')en! S$n$g#0.< "n T#*)#7 )ndi!idu yang terlatih dengan baik dapat menggunakan /+9 untuk mendeteksi adanya hemoperitoneum. 7engan adanya peralatan khusus di tangan mereka yang berpengalaman, ultrasound memliki sensi2itas, spe%i2itas dan ketajaman untuk meneteksi adanya %airan intraabdominal yang sebanding dengan 7*- dan 8? abdomen /ltrasound memberikan %ara yang tepat, nonin!ansi!e, akurat dan murah untuk mendeteksi hemoperitorium, dan dapat diulang kapanpun. /ltrasound dapat digunakan sebagai alat diagnostik bedside dikamar resusitasi, yang se%ara bersamaan dengan pelaksanaan beberapa prosedur diagnostik maupun terapeutik lainnya. )ndikasi pemakaiannya sama dengan indikasi 7*-. (American College of Surgeon Committee of Trauma, 2004 > 1;07 =. C$)0*!e, T$)$g#0.< 6CT7 7igunakan untuk memperoleh keterangan mengenai organ yang mengalami kerusakan dan tingkat kerusakannya, dan juga bisa untuk mendiagnosa trauma retroperineal maupun pel!is yang sulit di diagnosa dengan pemeriksaan 2isik, ,A+?, maupun 7*-. (American College of Surgeon Committee of Trauma, 2004 > 1;17 87 T#*)# T#+#) 1. 8edera thora< bagian ba1ah /ntuk pasien yang asimptomatik dengan ke%urigaan pada dia2ragma dan struktur abdomen bagian atas diperlukan pemeriksaan 2isik maupun thora< 2oto berulang, thora%oskopi, laparoskopi maupun pemeriksaan 8? s%an. a. .ksplorasi lo%al luka dan pemeriksaan serial dibandingkan dengan 7*- pada luka tusuk abdomen depan. /ntuk pasien yang relati2 asimtomatik (ke%uali rasa nyeri akibat tusukan), opsi pemeriksaan diagnostik yang tidak in!asi!e adalah pemeriksaan diagnostik serial dalam 26 jam, 7*- maupun laroskopi diagnostik. b. *emeriksaan 2isik diagnostik serial dibandingkan dengan double atau triple %ontrast pada %edera 2lank maupun punggung /ntuk pasien yang asimptomatik ada opsi diagnostik antara lain pemeriksaan 2isik serial, 8? dengan double atau triple %ontrast, maupun 7*-. 7engan pemeriksaan diagnosti% serial untuk pasien yang mula#mula asimptomatik kemudian menjadi simtomatik, kita peroleh ketajaman terutama dalam mendeteksi %edera retroperinel maupun intraperineal untuk luka dibelakang linea a<illaries anterior. (American College of Surgeon Committee of Trauma, 2004 > 1;17 Pe)e"('##n R#,"$%$g" 1. Pe)e"('##n >:R#< *n!*( '2een"ng !#*)# !*)0*% ontgen untuk s%reening adalah o#2oto %er!i%al lateral, ?hora< A* dan pel!is A* dilakukan pada pasien trauma tumpul dengan multitrauma. ontgen 2oto abdomen tiga posisi (telentang, setengah tegak dan lateral de%ubitus) berguna untuk melihat adanya udara bebas diba1ah dia2ragma ataupun udara di luar lumen diretroperitoneum, yang kalau ada pada keduanya menjadi petunjuk untuk dilakukan laparatomi. Cilangnya bayangan psoas menunjukkan kemungkinan %edera retroperitoneal 2. Pe)e"(#'##n >:R#< *n!*( '2een"ng !#*)# !#+#) *asien luka tusuk dengan hemodinamik yang abnormal tidak memerlukan pemeriksaan G#ay pada pasien luka tusuk diatas umbili%us atau di%urigai dengan %edera thora%oabdominal dengan hemodinamik yang abnormal, rontgen 2oto thora< tegak berman2aat untuk menyingkirkan kemungkinan hemo atau pneumothora<, ataupun untuk dokumentasi adanya udara bebas intraperitoneal. *ada pasien yang hemodinamiknya normal, pemasangan klip pada luka masuk maupun keluar dari suatu luka tembak dapat memperlihatkan jalannya peluru maupun adanya udara retroperitoneal pada rontgen 2oto abdomen tidur. =. Pe)e"('##n ,eng#n ($n!#' <#ng (.*'*' a. /rethrogra2i +ebagaimana yang telah disebutkan sebelumnya, harus dilakukan urethrogra2i sebelum pemasangan kateter urine bila kita %urigai adanya ruptur urethra. *emeriksaan urethrogra2i digunakan dengan memakai kateter no.I D#, dengan balon dipompa 1,:#2%% di 2ossa na!i%ulare. 7imasukkan 1:#20 %% kontras yang dien%erkan. 7ilakukan pengambilan 2oto dengan projeksi oblik dengan sedikit tarikan pada pel!is. b. +istogra2i upture buli#buli intra# ataupun ekstraperitoneal terbaik ditentukan dengan pemeriksaan sistogra2i ataupun 8?#+%an sistogra2i. 7ipasang kateter urethra dan kemudian dipasang 500 %% kontras yang larut dalam air pada kol2 setinggi 60 %m diatas pasien dan dibiarkan kontras mengalir ke dalam bulu#bulu atau sampai (1) aliran terhenti (2) pasien se%ara spontan mengedan, atau (5) pasien merasa sakit. 7iambil 2oto rontgen A*, oblik dan 2oto post#!oiding. 8ara lain adalah dengan pemeriksaan 8? +%an (8? %ystogram) yang terutama berman2aat untuk mendapatkan in2ormasi tambahan tentang ginjal maupun tulang pel!isnya. (American College of Surgeon Committee of Trauma, 2004 > 14?7 %. 8? +%an$)(* =ilamana ada 2asilitas 8? +%an, maka semua pasien dengan hematuria dan hemodinamik stabil yang di%urigai mengalami sistem urinaria bisa diperiksa dengan 8? +%an dengan kontras dan bisa ditentukan derajat %edera ginjalnya. =ilamana tidak ada 2asilitas 8? +%an, alternati2nya adalah pemeriksaan )!p. 7isini dipakai dosis 200mg E$kg bb kontras ginjal. 7ilakukan injeksi bolus 100 %% larutan Eodine A0' (standard 1,: %%$kg, kalau dipakai 50' 5,0 %%$kg) dengan 2 buah spuit :0 %% yang disuntikkan dalam 50#A0 detik. 20 menit sesudah injeksi bila akan memperoleh !isualisasi %aly< pada G#ay. =ilamana satu sisi non#!isualisasi, kemungkinan adalah agenesis ginjal, thrombosis maupun tertarik putusnya a.renalis, ataupun paren%hyma yang mengalami kerusakan massi2. Non!isualisasi keduanya memerlukan pemeriksaan lanjutan dengan 8? +%an @ kontras, ataupun arteriogra2i renal atau eksplorasi ginjal; yang mana yang diambil tergantung 2asilitas yang dimiliki. d. 9astrointestinal 8edera pada struktur gastrointestinal yang letaknya retroperitoneal (duodenum, %olon as%endens, %olon des%endens) tidak akan menyebabkan peritonitis dan bisa tidak terdeteksi dengan 7*-. =ilamana ada ke%urigaan, pemeriksaan dengan 8? +%an dengan kontras ataupun pemeriksaan O#2oto untuk upper 9) ?ra%k ataupun 9) tra%t bagian ba1ah dengan kontras harus dilakukan. (American College of Surgeon Committee of Trauma,2004>1497 Pe)e"('##n L#8$#!$"*) o *emeriksaan darah lengkap untuk men%ari kelainan pada darah itu sendiri o *enurunan hematokrit$hemoglobin o *eningkatan .nFim hati> Alkaline 2os2at,+9*?,+9O?, o Koagulasi > *?,*?? o ") o Angiogra2i untuk kemungkinan kerusakan !ena hepatik o 8? +%an o adiogra2 dada mengindikasikan peningkatan dia2ragma,kemungkinan pneumothora< atau 2raktur tulang rusuk ()))#G. o +%an lim2a o /ltrasonogram o *eningkatan serum atau amylase urine o *eningkatan glu%ose serum o *eningkatan lipase serum o 7*- (@) untuk amylase o *enigkatan J=8 o *eningkatan amylase serum o .lektrolit serum o A97 6ENA@ 2000A49:;;7 9. Komplikasi ?rombosis (ena .mboli *ulmonar +tress /lserasi dan perdarahan *neumonia ?ekanan ulserasi Atelektasis +epsis 6P#*%@ ,"e4"'" !#ngg#% 2? B*%" 200?7 *ankreasA *ankreatitis, *seudo%yta 2ormasi, 2istula pan%reas#duodenal, dan perdarahan. -im2a> perubahan status mental, takikardia, hipotensi, akral dingin, diaphoresis, dan syok. /sus> obstruksi usus, peritonitis, sepsis, nekrotik usus, dan syok. 9injal> 9agal ginjal akut (99A) 6C#!.e"n$@ 200= A 2;1:2;=7 C. *enatalaksanaan Kega1atdaruratan 7an ?erapi *engobatan ! *asien yang tidak stabil atau pasien dengan tanda#tanda jelas yang menunjukkan trauma intra#abdominal (pemeriksaan peritoneal, injuri dia2ragma, abdominal %ree air, e"isceration) harus segera dilakukan pembedahan ! ?rauma tumpul harus diobser!asi dan dimanajemen se%ara non# operati!e berdasarkan status klinik dan derajat luka yang terlihat di 8? ! *emberian obat analgetik sesuai indikasi ! *emberian O2 sesuai indikasi ! -akukan intubasi untuk pemasangan .?? jika diperlukan ! ?rauma penetrasi > 7ilakukan tindakan pembedahan di ba1ah indikasi tersebut di atas Kebanyakan 9+J membutuhkan pembedahan tergantung kedalaman penetrasi dan keterlibatan intraperitoneal -uka tikaman dapat dieksplorasi se%ara lokal di .7 (di ba1ah kondisi steril) untuk menunjukkan gangguan peritoneal ; jika peritoneum utuh, pasien dapat dijahit dan dikeluarkan -uka tikaman dengan injuri intraperitoneal membutuhkan pembedahan =agian luar tubuh penopang harus dibersihkan atau dihilangkan dengan pembedahan 6C#!.e"n$@ 200= A 2;17 ). Konsep 7asar Asuhan Kepera1atan 1. Peng(#+"#n 17 D#!# '*8<e(!"& a. i1ayat penyakit sekarang > a) Nyeri di /K, hipokondria atau region epigastrik (%edera pada hati) b) Nyeri pada kuadran kiri atas (-/K), tanda Kehr (nyeri pada kuadran kiri atas yang menjalar ke bahu kiri) pada %edera lim2a %) Nyeri pada area epigastrik atau bagian belakang, mungkin asimptomatik ke%uali terdapat peritonitis, tanda mungkin tidak ditemukan sampai 12 jam setelah %edera pada %edera pan%reas d) Nyeri pada abdomen ,mual dan muntah pada %edera usus e) "ekanisme %edera trauma tumpul atau tajam b. i1ayat medis > # Ke%enderungan terjadi pendarahan # Alergi # *enyakit li!er $ hepatomegali pada %edera hati 27 D#!# $8+e(!"& 7ata *rimer A A A"1#< A ?idak ada obstruksi jalan na2as B A Be#!."ng 60en#0#'#n7 > Ada dispneu, penggunaan otot bantu napas dan napas %uping hidung. C A C"2*%#!"$n 6'"(*%#'"7 > Cipotensi, perdarahan , adanya tanda 3=ruit4 (bunyi abnormal pd auskultasi pembuluh darah, biasanya pd arteri karotis), tanda 8ullen, tanda 9rey#?urner, tanda 8oopernail, tanda balan%e.,takikardi,dia2oresis D A D"'#8"%"!< 6(e!",#()#)0*#n 7 > Nyeri, penurunan kesadaran, tanda Kehr 7ata sekunder E A EC0$'*e A ?erdapat jejas ( trauma tumpul atu trauma tajam) pada daerah abdomen tergantung dari tempat trauma / A /"4e "n!e4en'"$n - 4"!#% '"gn > ?anda !ital > hipotensi, takikardi, pasang monitor jantung, pulse oksimetri, %atat hasil lab abnormal Casil lab > *emeriksaan darah lengkap untuk men%ari kelainan pada darah itu sendiri *enurunan hematokrit$hemoglobin *eningkatan .nFim hati> Alkaline 2os2at,+9*?,+9O?, Koagulasi > *?,*?? ") Angiogra2i untuk kemungkinan kerusakan !ena hepatik 8? +%an adiogra2 dada mengindikasikan peningkatan dia2ragma,kemungkinan pneumothora< atau 2raktur tulang rusuk ()))#G. +%an lim2a /ltrasonogram *eningkatan serum atau amylase urine *eningkatan glu%ose serum *eningkatan lipase serum 7*- (@) untuk amylase *enigkatan J=8 *eningkatan amylase serum .lektrolit serum A97 G A G"4e 2$)&$! 6PDRST7 > a) Nyeri di /K, hipokondria atau region epigastrik (%edera pada hati), b) Nyeri pada kuadran kiri atas (-/K ), ?anda Kehr (nyeri pada kuadran kiri atas yang menjalar ke bahu kiri) pada %edera lim2a %) Nyeri pada area epigastrik atau bagian belakang, mungkin asimptomatik ke%uali terdapat peritonitis, tanda mungkin tidak ditemukan sampai 12 jam setelah %edera pada %edera pan%reas d) Nyeri pada abdomen e) Nyeri yang dirasakan si2atnya akut dan terjadi se%ara mendadak bisa diakibatkan oleh trauma tumpul atau trauma tajam. H A He#, !$ !$e > In'0e('" A # Adanya ekimosis # Adanya hematom A*'(*%!#'" A # "enurun$tidak adanya suara bising usus P#%0#'" A # *embengkakan pada abdomen # Adanya spasme pada abdomen # Adanya masa pada abdomen # Nyeri tekan Pe(*'" A # +uara dullness I A In'0e('" 0$'!e"$ '*e > 7ikaji jika ada yang mengalami %edera pada bagian punggung (spinal) 2. DIAGNOSA KEPERAWATAN 1) *K *erdarahan 2) *K> +yok Cipo!olemik 5) Nyeri akut b$d agen %edera 2isik( ?rauma tumpul $ tajam) ditandai dengan keluhan nyeri, diaphoresis, dispnea, takikardia 6) 8emas b$d prosedur pembedahan ditandai dengan pasien gelisah, takut, gugup, gemetar, 1ajah tegang =. RENCANA KEPERAWATAN -EMERGENC5 INTER3ENSION DC 1 A PK Pe,##.#n T*+*#n A +etelah dilakukan asuhan kepera1atan selama 2 < 6 jam diharapkan perdarahan dapat dihentikan$teratasi K"!e"# .#'"% A ?anda#tanda perdarahan (#) ??( normal ( Nadi L A0#100 <$menit ; ?7 L 110#160$B0#&0 mmCg ; +uhu L 5A, : 0 5B, : 0 8 ; dan L 1A#26 <$menit) 8? M 2 detik Akral hangat In!e4en'" A M#n,"" A 1) *antau ??( *engidenti%i+asi +ondisi asien, 2) *antau tanda#tanda perdarahan. *engidenti%i+asi adanya erdarahan, membantu dalam emberian inter"ensi yang teat, 5) *antau tanda#tanda perubahan sirkulasi ke jaringan peri2er (8? dan sianosis). *engetahui +eade+uatan aliran darah, K$%#8$#'" A 1) *antau hasil laboratorium (trombosit). ?rombosit sebagai indicator embe+uan darah, 2) Kolaborasi pemberian %airan )( (%airan kristaloid N+$-) sesuai indikasi. *embantu emenuhan cairan dalam tubuh, 5) =erikan obat antikoagulan, e< > -"JC ( -o1 "ole%ul Jith Ceparin). *encegah erdarahan lebih lanjut, 6) =erikan trans2usi darah. *embantu memenuhi +ebutuhan darah dalam tubuh, :) -akukan tindakan pembedahan jika diperlukan sesuai indikasi *embantu untu+ menghenti+an erdarahan dengan menutu area lu+a DC 2 A N<e" #(*! 8-, #gen 2e,e# &"'"( 6 T#*)# !*)0*% - !#+#)7 ,"!#n,#" ,eng#n (e%*.#n n<e"@ ,"#0$e'"'@ ,"'0ne#@ !#("(#,"# T*+*#n A +etelah dilakukan tindakan kepera1atan selama 2 < 10 menit diharapkan nyeri yang dialami pasien terkontrol K"!e"# .#'"% A *asien melaporkan nyeri berkurang *asien tampak rileks ??( dalam batas normal (?7 160#&0$&0#A0 mmCg, nadi A0#100 <$menit, > 1A#26 <$menit, suhu 5A, : 0 5B, : 0 8) *asien dapat menggunakan teknik non#analgetik untuk menangani nyeri. In!e4en'" A M#n,"" A 1. Kaji nyeri se%ara komprehensi2 meliputi lokasi, karakteristik, durasi, 2rekuensi, Nualitas, intensitas nyeri dan 2aktor presipitasi. *emengaruhi ilihan- enga.asan +ee%e+ti%an inter"ensi, 2. .!aluasi peningkatan iritabilitas, tegangan otot, gelisah, perubahan tanda#tanda !ital. /etunju+ non!"erbal dari nyeri atau +etida+nyaman memerlu+an inter"ensi, 5. =erikan tindakan kenyamanan, misalnya perubahan posisi, masase. &inda+an alternati"e untu+ mengontrol nyeri 6. Ajarkan menggunakan teknik non#analgetik (relaksasi progresi2, latihan napas dalam, imajinasi !isualisasi, sentuhan terapeutik, akupresure) *em%o+us+an +embali erhatian, mening+at+an rasa +ontrol dan daat mening+at+an +e+uatan otot0 daat mening+at+an harga diri dan +emamuan +oing, :. =erikan lingkungan yang nyaman *enurun+an stimulus nyeri, K$%#8$#'" A 1. =erikan obat sesuai indikasi > relaksan otot, misalnya > dantren; analgesik Dibutuh+an untu+ menghilang+an sasme-nyeri otot, DC = A Ce)#' 8-, 0$'e,* 0e)8e,#.#n ,"!#n,#" ,eng#n 0#'"en ge%"'#.@ !#(*!@ g*g*0@ ge)e!#@ 1#+#. !eg#ng T*+*#n A +etelah diberikan asuhan kepera1atan selama 2 < 10 menit diharapkan %emas pasien berkurang K"!e"# .#'"% A 9elisah pasien berkurang "engatakan takut dan gugup berkurang ?idak nampak gemetar In!e4en'" A M#n,"" A 1. )ndeti2ikasi tingkat ke%emasan dan persepsi klien seperti takut dan %emas serta rasa kekha1atirannya. 2. Kaji tingkat pengetahuan klien terhadap musibah yang dihadapi dan pengobatan pembedahan yang akan dilakukan. 5. =erikan kesempatan pada klien untuk mengungkapkan perasaannya. 6. =erikan perhatian dan menja1ab semua pertanyaan klien untuk membantu mengungkapkan perasaannya. :. Obser!asi tanda 0 tanda ke%emasan baik !erbal dan non !erbal. A. =erikan penjelasan setiap tindakan persiapan pembedahan sesuai dengan prosedur. B. =erikan dorongan moral dan sentuhan therapeuti%. D. =erikan penjelasan dengan menggunakan bahasa yang sederhana tentang pengobatan pembedahan dan tujuan tindakan tersebut kepada klien beserta keluarga. DC 4 A P$%# n#0#' !",#( e&e(!"& 8-, ."0e4en!"%#'" ,"!#n,#" ,eng#n 'e'#(@ ,"'0ne#@ 0engg*n##n $!$! 8#n!* n#0#'@ n#0#' 2*0"ng .",*ng T*+*#n A +etelah dilakukan askep selama 1 < 10 menit diharapkan pola na2as pasien kembali e2ekti2 K"!e"# .#'"% A *asien melaporkan sesak berkurang 7ispnea (#) *enggunaan otot bantu pernapasan (#) Napas %uping hidung (#) In!e4en'" A M#n,"" A 1. *antau adanya sesak atau dispnea 1ntu+ mengetahui +eadaan breathing asien 2. "onitor usaha pernapasan, pengembangan dada, keteraturan pernapasan, napas %uping dan penggunaan otot bantu pernapasan 1ntu+ mengetahui derajat gangguan yang terjadi, dan menentu+an inter"ensi yang teat 5. =erikan posisi semi2o1ler jika tidak ada kontraindikasi 1ntu+ mening+at+an e+sansi dinding dada 6. Ajarkan klien napas dalam 1ntu+ mening+at+an +enyamanan K$%#8$#'" 1. =erikan O 2 sesuai indikasi 1ntu+ memenuhi +ebutuhan 2 2 2. =antu intubasi jika pernapasan semakin memburuk dan siapkan pemasangan !entilator sesuai indikasi 1ntu+ membantu ernaasan ade+uat 4. E3ALUASI 7< 1 > *erdarahan dapat dihentikan$teratasi 7< 2 > Nyeri pasien terkontrol 7< 5 > 8emas pasien berkurang 7< 6 > *ola napas pasien kembali e2ekti2 DA/TAR PUSTAKA 8atherino ,Ee22rey ".2005..mergen%y "edi%ine Candbook./+A> -ipipin%ott Jilliams 7orland,2002,3amus Sa+u 3edo+teran .Eakarta >.98 -ynda Eual 8arpenito#"oyet. 200A. =uku +aku 7iagnosis Kepera1atan. Eakarta > .98 "arilynn ., 7oengoes. 2000. 4encana #suhan 3eera.atan 5disi 6. .98 > Eakarta Nanda. 200:. *anduan 7iagnosa Kepera1atan Nanda 7e2inisi dan Klasi2ikasi 200: #200A. .ditor > =udi +entosa. Eakarta > *rima "edika Nettina, +andra ". *edoman *raktik Kepera1atan. Alih bahasa +etia1an dkk. .d. 1. Eakarta > .98; 2001 *ri%e, +yl!ia Anderson. *athophysiology > 8lini%al 8on%epts O2 7isease *ro%esses. Alih =ahasa *eter Anugrah. .d. 6. Eakarta > .98; 1&&6 ee!es, 8harlene E et al. "edi%al#+urgi%al Nursing. Alih =ahasa Eoko +etyono. .d. ). Eakarta > +alemba "edika; 2001 +meltFer 8. +uFanne, =runner O +uddarth. 2002. 7u+u #jar 3eera.atan *edi+al 7edah. .98 > Eakarta +meltFer +uFanne 8. =uku Ajar Kepera1atan "edikal =edah =runner O +uddarth. Alih bahasa Agung Jaluyo, dkk. .ditor "oni%a .ster, dkk. .d. D. Eakarta > .98; 2001. ?u%ker, +usan "artin et al. *atient %are +tandards > Nursing *ro%ess, diagnosis, And Out%ome. Alih bahasa Pasmin asih. .d. :. Eakarta > .98; 1&&D http>$$rastirainia.1ordpress.%om$2010$0B$11$laporan#asuhan#kepera1atan#ga1at# darurat#pada#pasien#dengan#trauma#abdomen$ http>$$detra1D.blogspot.%om$2015$12$do1nload#materi#tentang#kepera1atan# ga1at#darurat#ii.html