Prak Kelinci
Prak Kelinci
Prak Kelinci
1.
2.
Bahan
Larutan paracetamol
Larutan metanol
Darah kelinci
Aquadest
TCA
METODOLOGI
1. Menghitung dosis kelinci untuk dosis P.O
2. Manimbang kelinci dan membersihkan bulu telinga sekitar vena marginalis pada
kelinci
3. Menyuntikan larutan paracetamol melalui vena marginalis
4. Mengambil darah pada kuping kelinci (1ml) setelah pemberian obat pada jam ke 1
dan ke 2
5. Sentrifuge 5000rpm selama 7 menit untuk memisahkan darah dan supernatannya
6. Ambil supernatan
7. Tambahkan TCA dan metanol dengan perbandingan supernatan,TCA,metanol
1:1:1
8. Vortex selama 15 detik
9. Sentrifuge 15000rpm selama 5 menit
10. Add 5 ml aquadest
HASIL
Perhitungan Dosis Hewan
5 00 mg
12
=D h x
60 kg
37
7,1=D h x 0,324
Dh = 22,18 mg/kgBB
Perhitungan VAO
Tikus dengan BB = 2,5 kg
VAO=
22,18
VAO=
VAO=
53,232 mg
4 mg/ml
VAO=13,308 ml
Kurva kalibrasi
a
b
s
o
r
b
a
n
s
i
0.05
0.04
f(x) = 0x + 0
R = 0.94
0.03
0.02
Linear ()
0.01
0
0
20
40
60
konsentrasi
Waktu (menit)
60
120
80
100
120
metode yang dipakai merupakan standar baku, serta menggunakan instrumen yang telah
terkalibrasi dan keduanya telah memenuhi parameter-parameter validasi.
Paracetamol atau asetaminophen, N-asetil-4Aminofenol (C8H9NO2), dengan BM
151,16 dan mengandung tidak kurang dari 98% dan tidak lebih dari 101,0% C8H9NO2.
Khasiat dan kegunaan: analgetikum, antipiretikum (Farmakope Indonesia III, 1976).
Absorbsinya tergantung pada kecepatan pengosongan lambung, dan kadar puncak didalam
darah biasanya tercapai dalam waktu 30 60 menit. Asetaminophen sedikit terikat dengan
protein plasma dan sebagian dimetabolisme oleh enzim mikrosom hati dan diubah menjadi
asetaminofensulphat dan glukoronida, yang secara farmakologi tidak aktif.Kurang dari 5%
dieksresikan dalam bentuk tidak berubah.
Pada praktikum ini, menggunakan sampel paracetamol yang telah dibuat
konsenterasinya menjadi 4000 ppm, dengan menggunakan sampel kelinci yang akan diambil
darahnya pada vena marginalis. Menurut Dr. drg. Nur Permatasari, M.Kes, terdapat beberapa
kode etik yang harus dilakukan saat pengambilan darah pada kelinci:
a. Pengambilan darah kelinci dilakukan pada vena auricularis.
b. Jarum ditusukkan pada vena yang besar pada daun telinga setelah sebelumnya
daerah tersebut diusap dengan kapas yang dibasahi dengan alkohol.
c. Kelinci harus diusahakan diam dan senyaman mungkin karena vena pada daerah
ini sangat tipis sehingga mudah terjadi hematom (pendarahan).
Mula-mula kelinci sengaja tidak diberi makan atau dipuasakan untuk menjaga agar
darah tidak terganggu oleh metabolit-metabolit lainnya. Pemberian dosis pada kelinci ini
dilakukan dengan menghitung Banyaknya volume obat yang diberikan tergantung dengan
berat badan kelinci dengan menggunakan rumus VAO ,Dosis paracetamol yang diberikan
pada kelinci telah dihitung dan didapatkan VAO nya sebanyak 13,308 ml. Pada penyondean
kelinci ditemukan hambatan karena mulut kelinci susah dibuka sehingga obat paracetamol
banyak yang tidak masuk pada mulut kelinci. Kemudian ditunggu hingga setiap satu jam,
untuk mengambil darah kelinci pada vena marginalis dilakukan pencukuran bulu pada sekitar
vena marginalis agar daerah pengambilan darah menjadi bersih. Darah diambil sebanyak 1 ml
dan setelah pengambilan darah di sentrifuge dengan 5000 ppm selama 7 detik, lalu diambil
supernatan nya, dibuat perbandingan plasma : TCA : Metanol (1:1:1) Pengendapan protein
menggunakan metanol, penambahan zat tersebut berguna untuk mengendapkan protein yang
terdapat di dalam plasma agar tidak mengganggu hasil pembacaan absorbansi pada alat
spektrofotometer UV-Vis nantinya. selanjutnya di vorteks selama 15 detik lalu sentrifuge
dengan 15.000 ppm selama 5 menit agar protein mengendap dengan sempurna sehingga
plasma yang didapat benar-benar bebas protein. dan kemudian diambil serum plasmanya
yang berada pada lapisan atas (supernatan). Plasma yang didapat kemudian digunakan untuk
penetapan kadar parasetamol dan diukur serapannya dengan Spektrofotometer Uv-Vis.
pengukuran dilakukan yaitu pada 1 jam sesudah dan 2 jam sesudah pemberian pct.
Setelah dilakukan pengukuran menggunakan spektrofotometer UV-Vis terhadap
cuplikan plasma darah pada waktu 1 jam dan 2 jam secara berturut-turut didapatkan hasil
berupa kadar obat parasetamol dalam plasma darah, yaitu -808.63, 4313,558 dibuat kurva log
kadar obat terhadap waktu untuk menetapkan parameter farmakokinetik parasetamol dalam
darah kelinci. Dari pembuatan kurva baku didapatkan persamaan y = 0.000401x + 0.002263
dengan R = 0.943726 , dimana kurva baku yang baik memiliki nilai R mendekati 1.
Parameter-parameter validasinya adalah akurasi yang dapat diperoleh dari perolehan kembali
dan presisi yang ditentukan dari nilai CV.
Pada beberapa data yang diambil, didapatkan hasil negatif. Menurut Noviana
Wulansari, dkk nilai negatif tersebut dapat disebabkan oleh kadar sampel yang diuji tidak
masuk pada rentang kadar sensitivitas parasetamol kalibrasi. Selain itu, nilai negatif juga
kemungkinan disebabkan karena kadar yang terlalu kecil, kesalahan ekstraksi, dll. Namun,
hasil uji sampel darah kelinci tersebut dapat dideteksi secara kualitatif dengan pembuatan
kurva antara waktu dan absorbansi.Dari kurva tersebut dapat diketahui hanya T (waktu)
maksimum di menit ke-90 karena menujukkan absorbansi maksimum di waktu
tersebut.Kurva hasil tersebut juga sudah menunjukkan profil farmakokinetik yang sesuai
dengan semua fase terwakili, yaitu absorbansi, distribusi, dan eliminasi (Wulansari, 2008).
Kesalahan lain yang dapat menyebabkan konsentrasi bernilai negative adalah karena
absorbansi blanko awal memiliki absorbansi lebih besar daripada absorbansi sampel namun
tetap di zero kan sehingga menyimpan nilai yang bila dikurangkan akan menghasilkan
negative. Hal ini dapat terjadi karena pada saat pembacaan absorbansi pada spektrofotometri
UV-VIS kuvet tidak bersih akibat sampel yang menempel pada luar kuvet yang seharusnya
dibersihkan dengan alcohol karena sampel mengandung lemak. Kesalahan lain adalah metode
yang digunakan tidak tepat untuk dilakukan pada pengujian kelinci seperti metode ekstraksi,
pembuatan blanko menggunakan sampel darah manusia yang kemungkinan mengandung
paracetamol sebelum diinjeksikan parasetamol dengan sampel darah tikus yang seharusnya
tidak dapat dibandingkan secara langsung.
Daftar pustaka