Laporan-Pendahuluan Apendik
Laporan-Pendahuluan Apendik
Laporan-Pendahuluan Apendik
Apendisitis
1. Anatomi fisiologi
Fungsi apendikstidak diketahui. Apendiks menghasilkan lendir 1-2
ml/hari. Lendir secara normal dicurahkan ke dalam lumen dan selan mengalir ke
secum. Hambatan aliran lendir di muara apendiks tampaknya berperan pada
patogenisasi apendiksitis. Diperkirakan apendiks mempunyai peranan dalam
mekanisme imunologik. Immunoglobulin sekretoar yang dihasilkan oleh GALT
( Gut Associated Lympoid Tissue ) yang terdapat di sepanjang saluran cerna
termasuk apendiks ialah Ig A. Immonoglobulin itu sangat efektif sebagai
pelindung terhadap infeksi. Namun pengangkatan apendiks tidak mempengaruhi
sistem imun tubuh sebab jumlah jaringan limfe disini kecil sekali jika
dibandingkan dengan jumlah di saluran cerna dan seluruh tubuh.
2. Definisi
Apendiksitis adalah kasus gawat bedah abdomen yang paling sering
terjadi. Apendiksitis adalah peradangan yang terjadi pada apendiks vermiformis,
dan merupakan penyebab abdomen akut yang paling sering. Apendiksitis disebut
juga umbai cacing. Istilah usus buntu yang selama ini dikenal dan digunakan di
masyarakat kurang tepat, karena yang merupakan usus buntu yang selama ini
dikenal dan digunakan di masyarakat kurang tepat, karena yang mrupakan usus
buntu sebenarnya adalah sekum.
Sampai saat ini belum diketaui secara pasti apa fungsi apendiks
sebenarnya. Organ ini sering menimbulkan masalah kesehatan 9monica, 2002)
Apendiksitis adalah merupakan salah satu penyakit saluran pencernaan
yang paling umum diteukan dan paling sering memberikan keluhan abdomen
yang akut (acu abdomen). Apendiktomy adalah pengangkatan apendiks
terinflamasi dapat dilakukan pada pasen dengan menggunakan pendekatan
endoskopu, namun adanya perlengkapan multiple posisi retroperitoneal dari
apendiks atau robek perlu dilakukan prosedur pembkaan. Apendictomy adalah
pengangkatan secara bedh apendiks vermiformis.
Apendiksitis akut adalah penyebab paling umum inflamasi akut pada
kuadrat pada bawah kanan rongga abdomen, penyebab paling umum untk bedah
abdomen darurat (smelzer,2001). Apendiksitis akut adalah nyeri atau rasa tidak
enak disekitar umbilicus berlangsung antara 1 sampai 2 hari. Dalam beberapa jam
nyeri bergeser ke kuadran kanan bawah (titik Mc Burney) dengan disertai mual,
anoreksia dan muntah.(Lindseth,2006).
Apendiksitis kronik adalah nyeri perut kanan bawah lebih dari 2 minggu,
radang kronik apendiks secara makroskopik dan mikroskopik, dan keluhan
menghilang setelah apendektomi. Kriteria mikroskopik apediks kronik adalah
fibrosis menyeruluh dinding apendiks, adanya jaringan perut dan ulkus di mukosa,
dan infiltrasi sel inflamasi kronik (pieter,2005)
3. Etiologi
a. Ulserasi pada mukosa
b. Obstruksi pada calon oleh fecalit (feses yang keras)
c. Pemberian barium
5. Woc
Apendiksitis
Hiperplasi folikel
benda asing
Limposit
tumor
apendiks
Obstruksi
Mukosa terbendung
Apendiks teregang
Tekanan intaluminal
Alirah darah terganggu
Ulseri dan invasi bakteri pada dinding apendiks
Apendiks
Ke peritonium
Peritonitis
pembengkakan pd iskemia
abses
Perforasi
hiperter
cemas
Pembedahan operasi
syok hipovolemik
Luka insisi
Defisit self
Nyeri
Referensi : http://lpkeperawatan.blogspot.co.id/2014/01/laporan-pendahuluanapendisitis.html
6. Manifestasi klinis
1.
Blumberg sign
7. Pemeriksaan Diagnostik
1) Laboratorium
Ditemukan leukositosis 10.000 s/d 18.000/mm , kadang-kadang dengan
pergeseran ke kiri leukositosis lebih dari 18.000/mm disertai keluhan/gejala
apendiksitis lebih dari empat jam mencurigakan perforasi sehingga diduga bahwa
tingginya leukositosis sebanding dengan hebatnya peradangan.
2) Radiologi
Pemeriksaan radiology akan sangat berguna pada kasus atipikal. Pada
55% kasus apendiksitis stadium awal akan ditemukan gambran foto polos
abdomen yang abnormal, gambaran yang lebih spesifik adanya masa jaringan
lunak di perut kanan bawah dan mengandung gelembung-gelembung udara.
Selain itu gambaran radiologist yang ditemukan adanya fekalit, pemeriksaan
barium enama dapat juga dipakai pada kasus-kasus tertentu cara ini sangat
bermanfaat dalam menentukan lokasi sakum pada kasus Bizar. Pemeriksaan
radiology X-ray dan USG menunjukan densitas pada kuadran kanan bawah atau
tingkat aliran udara setempat.
3) Pemeriksaan Penunjang lainnya
a. Pada copy fluorossekum dan ileum terminasi tampak irritable
b. Pemeriksaan colok dubur : menyebabkan nyeri bila di daerah
infeksi, bisa dicapai dengan jari telunjuk.
c. Uji proses dan uji obturator
8. Penatalaksanaan apendiksitis
a. Sebelum operasi
1. Observasi
Dalam 8-12 jam setelah timbulnya keluhan, tanda dan gejala apendiksitis
seringkali belum jelas, dalam keadaan ini observas ketat perlu dilakukan. Pasien
diminta melakukan tirah baring dan dipuakan. Laksatif tidak boleh diberikan bila
dicurigai adanya apendiksitis ataupun peritonitis lainnya. Pemeriksaan abdomen
dan rectal serta pemeriksaan darah (leukosit dan hitung jenis) diulang secara
periodik, foto abdomen dan toraks tegak dilakukan untuk mecari kemungkinan
adanya penyulit lain. Pada kebanyakan kasus, diagnosis ditegakkan dengan
lokalisasi nyeri di daerah knan bawah dalam 12 jam setla timbulnya keluhan.
2. Antibiotik
Apendiksitis tanpa komplikasi biasanya tidak perlu diberikan antibiotik,
kecuali apendiksitis ganggrenosa atau apendiksitis perporasi. Penundaan tindak
beddah sambil memberikan antibiotik dapat mengakibatkan abses atau perporais.
b. Operasi
1. Apendiktomi
2. Apendiks di buang, jika apendiks megalami perporasi bebas , maka
abdomen dicuci dengan garam fisiologis dan antibiotik
3. Abses apendiks diobati dengan antibiotika IV, massanya mungkin
mengecil, atau abses mungkin memerlukan drainase dalam jangka
waktu beberapa hari. Apendiktomi dilakukan bila abses dilakukan
operasi elektif ssudah 6 minggu sampai 3 bulan.
4. Pasca operasi
Abses
Perforasi
praoperatif pada 70% kasus dengan gambaran klinis yang timbul lebih dari 36 jam
sejak sakit, panas lebih dari 38,50C, tampak toksik, nyeri tekan seluruh perut, dan
leukositosis terutama polymorphonuclear (PMN). Perforasi, baik berupa perforasi
bebas maupun mikroperforasi dapat menyebabkan peritonitis.
3.
Peritononitis
Laporan Kasus
Apendiksitis
1. Kasus
Seorang bernama Tn.G datang ke RSUD Makmur Jaya pada hari sabtu tanggal 1
Desember 2012, dibawa ke IGD RSUD Makmur ja dan mendapat No. Register
112. Dan dirujuk ke Ruang Bougenfil. Tn.G berusia 27 tahun, dengan pendidikan
terahir SLTA. Beralamat di Bendul merisi III. Suku Jawa. Klien mengeluh nyeri di
sekitar epigastrium menjalar ke perut kanan bawah. Nyeri seperti ditusuk-tusuk.
Timbul keluhan Nyeri perut kanan bawah saat beraktivitas. Nyeri dirasakan terusmenerus. Keluhan yang menyertai antara lain rasa mual dan muntah, panas.
2. Pengkajian Pre-Operasi
A. Anamnesa
Data demografi.
Nama : Tn.G
Suku/bangsa: Jawa
Umur : 27 Tahun
Pendidikan: Sarjana
Pekerjaan: Swasta
Agama : Islam
Dx medis : Apendiksitis
Keluhan utama.
Klien akan mendapatkan nyeri di sekitar epigastrium menjalar ke perut
kanan bawah. Timbul keluhan Nyeri perut kanan bawah mungkin beberapa jam
kemudian setelah nyeri di pusat atau di epigastrium dirasakan dalam beberapa
waktu lalu. Nyeri dirasakan terus-menerus. Keluhan yang menyertai antara lain
rasa mual dan muntah, panas.
Riwayat penyakit sekarang
Keluhan yang dirasakan oleh pasien mulai pertama / saat dirumah sampai
MRS / opname.
Riwayat penyakit dahulu
Biasanya berhubungan dengan masalah kesehatan klien sekarang.
B. Pemeriksaan Fisik.
1. B1 (Breathing) : Ada perubahan denyut nadi dan pernapasan.
Respirasi : Takipnoe, pernapasan dangkal.
2. B2 (Blood) : Sirkulasi : Klien mungkin takikardia.
3. B3 (Brain) : Ada perasaan takut. Penampilan yang tidak tenang. Data
psikologis Klien nampak gelisah.
4. B4 (Bladder) :
5. B5 (Bowel) : Distensi abdomen, nyeri tekan/nyeri lepas, kekakuan,
penurunan atau tidak ada bising usus. Nyeri/kenyamanan nyeri
abdomen sekitar epigastrium dan umbilicus, yang meningkat berat dan
terlokalisasi pada titik Mc. Burney. Berat badan sebagai indikator
untuk menentukan pemberian obat. Aktivitas/istirahat : Malaise.
Eliminasi Konstipasi pada awitan awal dan kadang-kadang terjadi
diare
6. B6 (Bone) : Nyeri pada kuadran kanan bawah karena posisi ekstensi
kaki kanan/posisi duduk tegak.
C. Analisa Data
N
o
1
Data
-
Etiologi
Insisi bedah
DS:
Klien mengatakan
nyeri pada daerah
operasi
Klien mengatakan
nyeri pada perut kanan
bawah
DO:
Tampak meringis
Nyeri tekan (+)
TTV
S : 37 C
TD : 100/60 mmHg
RR : 20 x/mnt
ND : 86 x/mnt
P : Apendiksitis
Q : Nyeri seperti
ditusuk-tusuk
R : epigastrium
menjalar ke perut kanan
bawah
S : 5 (1-10)
T : ketika saat
beraktivitas
kelemahan
DS :
dirasakan
Problem
Nyeri akut
yang dirasakan
Badan berkeringat
Badan terasa gatal
Tungkai kanan tidak
dapat diluruskan
Data Objektif :
Kulit kepala kotor
Kuku nampak kotor
Klien nampak kotor
D. Diagnosa keperawatan
1. Nyeri akut b.d insisi bedah.
2. Defisit perawatan diri b.d kelemahan yang dirasakan
E. Intervensi keperawatan
N
o
1
Diagnosa
Keperawatan
Gangguan rasa
nyaman : nyeri
berhubungan
dengan insisi
bedah
Tujuan/
Kriteria
Evaluasi
setelah
dilakukan askep
selama 1 x 24
jam dirassakan
pasien
melaporkan rasa
nyeri berkurang
atau hilang
dengan Kriteria
hasil : Pasien
tampak rileks
mampu tidur/
istirahat dengan
tepat.
Intervensi
Rasional
O: Kaji
nyeri :
lokasi
karakteristik
, berat (skala
0-10).
Selidiki dan
laporkan
perubahan
nyeri
dengan
tepat.
M:Dorong
melakukan
ambulasi
E: Alihkan
fokus nyeri
1. Monitor
keefektifan
obat
kemajuan/
kemunduran
terapi,
menentukan
tindakan
lanjutan.
2.Meningkatk
an normalisasi
fungsi organ,
mengurangi
ketidaknyama
nan abdomen.
3. Fokus
perhatian
K: Kaji
analgesik
yang klien
pakaiBerika
n analgesik
sesuai
indikasi
2.
Defisit perawatan
diri berhubungan
dengan kelemahan
yang dirasakan
Tujuan : setelah
dilakukan askep
selama 2 x 24
jam diharapkan
klien dan
keluarga mampu
merawat diri
sendiri dengan
kriteria hasil :
O: observasi
kebersihan
tempat tidur
klien.
M:
Mandikan
pasien setiap
hari sampai
klien
mampu
melaksanak
an sendiri
serta
cuci
rambut dan
potong kuku
klien.
E: Berikan
HE
pada
klien
dan
keluarganya
tentang
pentingnya
kebersihan
kembali,
meningkatkan
relaksasi,
meningkatkan
kemampuan
koping.
4.
Mempermuda
h intervensi
penanganan
nyeri.
5.Mengontrol
nyeri,
mempermudah
pelaksanaan
intervensi lain
misalnya
ambulasi.
1.Klien
merasa
nyaman
dengan tenun
yang
bersih
serta
mencegah
terjadinya
infeksi.
2. Agar badan
menjadi segar,
melancarkan
peredaran
darah
dan
meningkatkan
kesehatan.
3 Agar klien
dan keluarga
dapat
termotivasi
untuk menjaga
personal
hygiene
diri.
4 Agar
keterampilan
Bimbing
dapat
keluarga / diterapkan
istri
klien
memandika
n
3. Pengkajian Post-Operasi
A. Anamnesa
Data demografi.
Nama : Tn.G
Suku/bangsa: Jawa
Umur : 27 Tahun
Pendidikan: Sarjana
Pekerjaan: Swasta
Agama : Islam
Dx medis : Apendiksitis
B.
1.
Keluhan utama :
2.
Alasan masuk RS
dan bertambah parah jika klien melakukan aktivitas yang berat karena
sakitnya bertambah dari hari ke hari sehingga klien dan keluarga
memutuskan untuk membawanya ke rumah sakit dan disarankan untuk
rawat inap.
3.
Riwayat penyakit
Region
Severity
Timing
C.
Riwayat alergi
: tidak ada
3.
Keadaan umum
Klien tampak lemah, tidak bergairah, tampak meringis, nyeri tekan dan
Vital sign
S : 38,5 C
TD : 100/60 mmHg
P : 20 x/mnt
ND : 86 x/mnt
2.
Head to toe
Kulit/integument
Kulit sawo matang, tekstur kenyal, tidak terdapat edema, turgor baik
suhu 38,5 C.
Kuku
Bantalan kuku berwarna merah mudah, kuku tangan dan kaki cukup
Mata/penglihatan
Mata bulat, refleks cahaya normal, kedua pupil isokhor, akomodasi
bagus, konjungtiva tidak ademis, fungsi penglihatan bagus tidak ada peradangan.
Hidung/penciuman
Septum hidung berada di tengah, simetris kanan dan kiri, tidak ada
Leher
Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada distensi. Vena jugularis
Dada
Pernafasan tenang, gerakan toraks ke atas dan keluar simetris saat
Abdomen
Tampak luka insisi operasi, perut tidak kembung, tidak ada massa, tidak
ada pembesaran hepar, bising usus (+). Klien mengatakan nyeri bila ditekan pada
daerah perut kanan bawah.
Genitalia
Tidak ada peradangan dan perdarahan
Data
Etiologi
1.
DS:
- Klien mengatakan
nyeri pada daerah
operasi
- Klien mengatakan
nyeri pada perut kanan
bawah
DO:
- Tampak meringis
- Nyeri tekan (+)
- TTV
S : 38,5 C
TD : 100/60 mmHg
Tindakan pembedahan
Problem
Nyeri akut
RR : 20 x/mnt
ND : 86 x/mnt
P : klien mengatakan
nyeri
karena
disebabkan
luka
operasi
bergerak
dan
beraktivitas
R:daerah perut kuadran
kanan bawah
S:nyeri akut dengan
skala 6 (1-10)
T:klien
mengatakan
waktunya
DS:
DO:
- Tampak ada luka
insisi di perut kuadran
kanan bawah
Tindakan pembedahan
F. Diagnosa keperawatan
1. Nyeri akut b.d tindakan bedah.
2. Risiko tinggi infeksi b.d tindakan bedah
F.
Risiko tinggi
infeksi