LP Tumor Renal
LP Tumor Renal
LP Tumor Renal
A. DIAGNOSIS KESEHATAN
Tumor renal
B. PENGERTIAN
Tumor ginjal adalah massa abnormal yang berkembang di ginjal. ginjal adalah
organ berbentuk kacang yang berfungsi sebagai bagian dari sistem kemih seseorang.
Ini membantu untuk menyaring limbah dan cairan ekstra dari aliran darah, membuat
urin, yang pindah ke kandung kemih dan keluar dari tubuh. Manusia dilahirkan
dengan dua ginjal. Tumor Ginja terbentuk ketika sel tumbuh terlalu cepat dalam
ginjal. Biasanya, sel yang lebih tua mati dan diganti oleh sel baru. Ketika proses ini
berjalan kacau, sel-sel tua tidak mati, dan sel-sel baru tumbuh ketika mereka tidak
dibutuhkan, membuat tumor. Ketika tumor ginjal jinak, tidak kanker dan tidak
menyebar ke bagian tubuh lainnya. Namun, kadang-kadang tumor dapat mengganggu
fungsi organ, sehingga mereka bisa diangkat melalui pembedahan.
C. ETIOLOGI
Penyebab mengganasnya sel-sel ginjal tidak diketahui. Tetapi penelitian telah
menemukan faktor-faktor tertentu yang tampaknya meningkatkan resiko terjadinya
kanker ginjal. Merokok merupakan faktor resiko yang paling dekat dengan timbulnya
kanker ginjal. Faktor resiko lainnya antara lain :
o Kegemukan
o Tekanan darah tinggi (hipertensi)
o Lingkungan kerja (pekerja perapian arang di pabrik baja memiliki resiko tinggi,
juga pekerja yang terpapar oleh asbes)
o Dialisa (penderita gagal ginjal kronis yang menjalani dialisa menahun memiliki
resiko tinggi)
o Penyebabnya tidak di ketahui secara pasti,tetapi juga di duga melibatkan faktor
genetik.
o Kurang dari 2 % terjangkit karena faktor keturunan.Kebanyakan kasus terjadi
secara sporadik dan merupakan hasil dari mutasi genetik yang mempengaruhi
perkembangan sel-sel di ginjal.
D. PATOFISIOLOGI
Tumor ini berasal dari tubulus proksimalis ginjal yang mula-mula berada di
dalam korteks, dan kemudian menembus kapsul ginjal. Tidak jarang ditemukan kista-
kista yang berasal dari tumor yang mengalami nekrosis dan diresorbsi.
Tumor tersebut tumbuh dengan cpat di lokasi yang dapat unilateral atau
bilateral. Pertumbuhan tumor tersebut akan meluas atau menyimpang ke luar renal.
Mempunyai gambaran khas berupa glomerulus dan tubulus yang primitif atau abortif
dengan ruangan bowman yang tidak nyata, dan tubulus abortif di kelilingi stroma sel
kumparan. Pertama-tama jaringan ginjal hanya mengalami distorsi,tetapi kemudian di
invasi oleh sel tumor. Tumor ini pada sayatan memperlihatkan warna yang putih atau
keabu-abuan homogen,lunak dan menyerupai jaringan ikat. Tumor tersebut akan
menyebar atau meluas hingga ke abdomen dan di katakana sebagai suatu massa
abdomen. Akan teraba pada abdominal dengan di lakukan palpasi. Munculnya tumor
dapat sejak dalam perkembangan embrio dan aka tumbuh dengan cepat setelah lahir.
Pertumbuhan tumor akan mengenai ginjal atau pembuluh vena renal dan menyebar ke
organ lain. Tumor yang biasanya baik terbatas dan sering terjadi nekrosis, cystic dan
perdarahan. Terjadinya hipertensi biasanya terkait iskemik pada renal.
E. MANIFESTASI KLINIS
Gejala klinis yang biasa dikeluhkan adalah nyeri pinggang, jarang dilaporkan
adanya nyeri perut, namun nyeri perut dapat timbul bila terjadi infasi tumor yang
menembus ginjal sedangkan hematuria terjadi karena infasi tumor yang menembus
system velveo kalises. Demam dapat terjadi sebagai reaksi anafilaksis tubuh terdapat
protein tumor dan gejala lain yang bisa muncul adalah:
a. Adanya massa dalam perut (tumor abdomen)
b. Hematuri akibat infiltrasi tumor ke dalam sistem kaliks
c. Hipertensi diduga karena penekanan tumor atau hematom pada pembuluh-
pembuluh darah yang mensuplai darah ke ginjal, sehingga terjadi iskemi
jaringan yang akan merangsang pelepasan renin atau tumor sendiri
mengeluarkan rennin
d. Anemia
e. Penurunan berat badan
f. Infeksi saluran kencing
g. Demam
h. Malaise
i. Anoreksia
j. Nyeri perut yang bersifat kolik, akibat adanya gumpalan darah dalam
saluran kencing.
F. PENATALAKSANAAN MEDIS
1. Nefrektomi. Tumor yang masih dalam stadium dini dilakukan nefrektomi
radikal yaitu mengangkatginjal beserta kapsula gerota. Beberapa kasus yang
sudah dalam stadium lanjut tetapi masih mungkin unutk dilakukan operasi,
masih dianjurkan untuk dilakukan nefrektomi paliatif. Pada beberapa tumor
yang telah mengalami metastasis, setelah tindakan nefrektomi ini sering
didahului dengan embolisasi arteri renalis yang bertujuan untuk memudahkan
operasi(Basuki, 2003).
2. Hormonal. Penggunaan terapi hormonal belum banyak diketahui hasilnya.
Preparat yang dipakai adalah hormon progestagen. Dari berbagai literatur
disebutkan bahwa pemberian preparat hormon tidak banyak memberi manfaat
(Basuki, 2003).
3. Imunoterapi. Pemberian imunoterapi dengan memakai interferon atau
dikombinasikan dengan interleukin saat ini sedang dicoba di negara-negara
maju. Karena harganya sangat mahal dan hasil terapi dengan obat-obatan
imunoterapi masih belum jelas, maka pemakaian obat ini masih sangat
terbatas (Basuki, 2003).
4. Radiasi Eksterna. Radiasi eksterna tidak banyak memberi manfaat pada
adenokarsinoma ginjal karena tumor ini adalah tumor yang radioresisten
(Basuki, 2003).
5. Sitostatika. Demikian pula pemakaian sitostatika tidak banyak memberikan
manfaat pada tumor ginjal (Basuki, 2003).
G. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Foto thoraks (Rontgen)
Merupakan pemeriksaan untuk mengevaluasi ada tidaknya metastasis ke paru-
paru.Arteriografi khusus hanya diindikasikan untuk pasien dengan tumor Wilms
bilateralatau termasuk horseshoe kidney.
Ultrasonografi
Merupakan pemeriksaan non invasif yang dapat membedakan tumor solid
dengantumor yang mengandung cairan. Dengan pemeriksaan USG, tumor Wilms
nampaksebagai tumor padat di daerah ginjal. USG juga dapat digunakan sebagai
pemandu pada biopsi. Pada potongan sagital USG bagian ginjal yang terdapat tumor
akantampak mengalami pembesaran, lebih predominan digambarkan sebagai
massahiperechoic dan menampakkan area yang echotekstur heterogenus.
CT-Scan
Memberi beberapa keuntungan dalam mengevaluasi tumor Wilms. Ini
meliputikonfirmasi mengenai asal tumor intrarenal yang biasanya
menyingkirkanneuroblastoma; deteksi massa multipel; penentuan perluasan tumor,
termasukketerlibatan pembuluh darah besar dan evaluasi dari ginjal yang lain. CT
scanmemperlihatkan massa heterogenus di ginjal kiri danmetastasis hepar multiple.
CTscan dengan level yang lebih tinggi lagi menunjukkan metastasishepar
multipeldengan thrombus tumor di dalam vena porta.
Laboratorium
Hasil pemeriksaan laboratorium yang penting yangmenunjang untuk tumor
Wilmsadalah kadar lactic dehydro genase (LDH) meninggi dan Vinyl mandelic acid
(VMA)dalam batas normal. Urinalisis juga dapat menunjukkan bukti hematuria,
LEDmeningkat, dan anemia dapat juga terjadi, terlebih pada pasien dengan
perdarahansubkapsuler. Pasien dengan metastasis di hepar dapat menunjukkan
abnormalitas padaanalisa serum.
Biopsi
Di lakukan untuk mengambil contoh jaringan dan pemeriksaan
mikroskopik.Biopsitumor ini untuk mengevaluasi sel dan diagnosis.
H. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
a. Identitas pasien dan identitas penanggung jawab
b. Riwayat kesehatan
Riwayat kesehatan sekarang
Klien mengeluh kencing berwarna seperti cucian daging, bengkak sekitar
perut. Tidak nafsu makan, mual, muntah dan diare. Badan panas hanya 1 hari pertama
sakit.
Riwayat kesehatan dahulu
Apakah klien pernah mengeluh kelainan pada ginjal sebelumnya, atau
gejala-gejala tumor wilms.
Riwayat kesehatan keluarga
Apakah ada riwayat keluarga klien pernah mengidap kanker atau tumor
sebelumnya.
Pemeriksaan Fisik
Melakukan pemeriksaan TTV pada klien, melakukan pemeriksaan secara
head to toe yang harus diperhatikan adalah palpasi abdomen yang cermat dan
pengukuran tekanan darah pada klien. Tumor dapat memproduksi rennin atau
menyebabkan kompresi vaskuler sehingga mengakibatkan hipertensi pada anak.
Pemeriksaan kebutuhan Fisik dan Psikososial
1. Pola Nutrisi dan Metabolik.
Dapat terjadi kelebihan beban sirkulasi karena adanya retensi natrium dan
air,edema pada sekitar mata dan seluruh tubuh. Klien mudah mengalami
infeksi karena adanya depresi sistem imun. Adanya mual,muntah,dan
anoreksia menyebabkan intake nutrisi yang tidak adekuat. BB meningkat
karena adanya edema. Perlukaan pada kulit dapat terjadi karena uremia.
2. Pola Eliminasi.
Eliminasi urine : gangguan pada glomerulus menyebabkan sisa-sisa
metabolisme tidak dapat di ekskresi dan terjadi penyerapan kembali air dan
natrium pada tubulus ginjal yang tidak mengalami gangguan yang
menyebabkan oliguri, anuria, proteinuria, dan hematuria.
3. Pola Aktivitas dan latihan.
Pada klien dengan kelemahan malaise,kelemahan otot dan kehilangan
tonus karena adanya hiperkalemia. Dalam perawatan,klien perlu istirahat
karena adanya kelainan jantung dan tekanan darah mutlak selama 2 minggu
dan mobilisasi duduk di mulai bila tekanan darah udah normal selama satu
minggu. Adanya edema paru maka pada inspeksi terlihat retraksi
dada,penggunaan otot bantu napas, teraba massa, auskultasi terdengar rales,
dispnea, ortopnea, dan pasien terlihat lemah ( kelebihan beban sirkulasi
sehingga menyebabkan pembesaran jantung ), anemia, dan hipertensi yang di
sebabkan oleh spasme pembuluh darah.
4. Pola Tidur dan Istirahat.
Klien tidak dapat tidur terlentang karena sesak dan gatal karena adanya
uremi, keletihan, kelemahan malaise, keemahan otot dan kehilangan tonus.
5. Pola Kognitif dan Perseptual.
Penigkatan ureum darah menyebabkan kuit bersisik kasar dan gatal-gatal
karena adanya uremia. Gangguan penglihatan dapat terjadi apabila terjadi
ensefalopati hipertensi.
6. Persepsi Diri
Klien dan orang tuanya cemas dan takut karena adanya warna urine yang
berwarna merah, adanya edema, serta perawatan yang lama.
I. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Pre operasi
1. Nyeri akut berhubungan dengan efek fisiologis dari neoplasia
2. Perubahan Nutrisi : Kurang dari Kebutuhan berhubungan dengan peningkatan
kebutuhan metabolime, kehilangan protein dan penurunan intake
3. Kecemasan berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang penyakit dan
prosedur pembedahan
4. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kurangnya nutrisi tubuh
b. Pasca operasi
1. Nyeri berhubungan dengan terputusnya kontinuitas jaringan
2. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan adanya luka operasi
J. INTERVENSI
· Tingkatkan istirahat
· Tingkatkan istirahat
Infection Protection
· Dorong istirahat
K. REFERENSI
Brunner & Suddarth. 2000. Keperawatan Medikal-Bedah. Edisi 8 vol 2. Jakarta: EGC
Corwin, Elizabeth J., 2009. Buku Saku Patofisiologi. Edisi Ketiga. Jakarta: EGC.
Kusuma Hardi dan Nurain Huda Amin. 2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan
Berdasarkan Diagnosa Medis dan NANDA NIC-NOC. jilid 2. Yogyakarta : Media
Action Publishing