Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Proposal Penelitian Dewi

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 23

PROPOSAL PENELITIAN

PERBEDAAN KADAR HEMATOKRIT METODE MANUAL


(MENGGUNAKAN MIKROHEMATOKRIT YANG DI PUTAR
DENGAN CENTRIFUGE ) DENGAN METODE AUTOMETIC
(PENGGUNAAN ALAT HEMATOLOGI ANALYZER)

Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Melakukan


Penyusunan Karya Tulis Ilmiah
DEWI SALIM
AKS

PROGRAM STUDI DIPLOMA TIGA ANALIS KESEHATAN


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS INDONESIA TIMUR
MAKASSAR
2016

LEMBAR PERSETUJUAN

PERBEDAAN KADAR HEMATOKRIT METODE MANUAL


(MENGGUNAKAN MIKROHEMATOKRIT YANG DI PUTAR
DENGAN CENTRIFUGE ) DENGAN METODE AUTOMETIC
(PENGGUNAAN ALAT HEMATOLOGI ANALYZER)

Telah Disetujui Untuk Diseminarkan Dihadapan Tim


Penguji Pada Tanggal

Pembimbing I

Pembimbing II

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan

adalah

elemen

terpenting

dalam

kehidupan yang sangat di butuhkan oleh manusia. Sesuai


dengan isi dari UU kesehatan Nomor 36 Tahun 2009 pasal 4
yang berbunyi setiap

orang berhak atas kesehatan.

Sehat sebagai hak hiudp yang merupakan hak dasar yang


tidak bisa di ganggu gugat dan di harapkan orang tetap
sehat dan lebih sehat,sedangkan yang berpenyakit lekas
dapat di sembuhkan.(DINKES RI.2009)
Dalam mendiagnosis suatu penyakit ,di butuhkan
suatu hasil yang teliti, akurat dan tepat.oleh karna itu
pemeriksaan

penunjang

sangat

di

butuhkan

dalam

mendiagnosansuatu penyakit. Salah satu pemeriksaan


penunjang

yaitu

pemeriksaan

laboratorium

untuk

menunjang pelayanan kesehatan yang efisien,teliti dan


cepat. Pemeriksaan hematologi sederhana salah satu
contoh pemeriksaan hematokrit sangat banyak di minta
oleh dokter dalam mendiagnosa suatu penyakit.

Penurunan kadar hematokrit padat terjadi pada


kondisi tubuh seperti: anemia, leukemia , malnutrisi dan
gagal ginja . sedangkan peningkatan kadar padat terjadi
pada kondisi: dehidrasi, diare berat ,DBD, luka bakar dan
pembedahan.
Pada pemderita DBD,pemeriksaan trombosit dan
hematokrit merupakan tes awal sederhana.Dimana jumlah
trombosit kurang dari 100.000/ dan nilai hematokrit
meningkat 20% lebih tinggi dari normal.seprti yang kita
ketahui Indonesia menempati peringkat tertinggi kedua di
dunia untuk kasus demam berdarah.
Untuk mendapatkan hasil pemeriksaan yang tepat
dan

teliti,kita

harus

memperhatikan

tahapan

umum

pemeriksaan,yaitu tahap pra analitik,analitik dan pasca


analitik.Tahap pra analitik meliputi : permintaan tes dari
dokter,persiapan

pasien,persiapan

alat,pengambilan

specimen serta penyimpanan specimen.tahap analitik


meliputi:penulisan hasil dan interprestasi hasil, pencatatan
dan pelaporan hasil.
Pada
dengan

pemerriksaan

dua

cara

hematoktrit

yaitu

cara

dapat

manual

dilakukan
dan

cara

automatic.pada cara manual di lakukan dua pengukuran


yaitu

dengan

cara

menggunakan

tabung

mikrohematokrit.sampel yang di gunakan darah kapiler


atau darah vena dengan antikoagulan,hasil pemeriksaan
dibaca dengan menggunakan alat khusus dan dinyatakan
dalam persen.
Pada pemeriksaan hematokrit cara manual (metode
mikro )specimen diolah berdasarkan daya sentrifuge,
dimana alat tersebut mempunyai kekurangan yaitu saat
dilakukan sentrifuge atau pemusingan yang kurang kuat
atau

terlalu

cepat,terjadinya

kebocoran

pada

tabung

kapiler saat pemusingan sehingga dapat menyebabkan


endapan

sel

darah

merah

yang

didapat

tidak

maksimal/berkurang , adanya plasma yang terperangkap


(dikarenakan

bentuk

eritrosit

tidak

normal)yang

menyebabkan nilai hematokrit akan meningkat (Larry


Waterbury, 1998), sedangkan untuk kelebihannya yaitu
waktu pemusingan untuk mendapatkan endapan sel darah
merah yang singkat sehingga sesuai untuk kepentingan
rutin.
Pada pemeriksaan hematokrit dengan cara automatic
yang menggunakan alat BC-2600 Auto hematologi Analyzer
yang bekerja berdasarkan prinsip Impedansi elektrik, alat
tersebut

juga

memiliki

keterbatasan/kekurangan

yaitu

disaat jumlah eritrosit meningkat maka analyzer tidak

mampu menghitung, waktu pemeriksaan yang ditunda


terlalu lama akan menyebabkan terjadi nya perubahan
morfologi sel darah merah, sampel yang tidak homogen
menyebabkan hasil pemeriksaan yang kurang akurat,
sedangkan

untuk

kelebihannya

yaitu

waktu

pemeriksaannya yang singkat, hasil pemeriksaan segera


diperoleh dan dapat menunjukkan 19 parameter sekaligus,
dapat melakukan 30 kali pemeriksaan dalam 1 jam.
Menurut teori dikatakan bahwa sampel darah untuk
pemeriksaan hematokrit hanya bertahan selama 6 jam
(Y .A. Asrar).
Setelah

memahami

berkeinginan
perbedaan

untuk
kadar

uraian

diatas

maka

penulis

melakukan

penelitian

tentang

hematokrit

metode

manual

(menggunakan tabung mikrohematokrit yang di putar


dengan

centrifuge)dengan

metode

automatic

(menggunakan alat hematologi analyzer).

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan

latar

belakang

diatas

maka

dapat

dirumuskan permasalahan sebagai berikut : perbedaan


kadar hematokrit metode manual (menggunakan tabung

mikrohematokrit yang di putar dengan centrifuge)dengan


metode automatic (menggunakan alat hematologi analyzer).
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Untuk membedakan cara pemeriksaan hematokrit cara
manual dan automatic.
2. Tujuan khusus
a. Menghitung kadar hematokrit dalam darah dengan
metode mikro(sentifuge)
b. Menghitung kadar hematokrit dalam darah dengan
alat autometik(analyzer).
c. Menganalisis perbedaan kadar hematokrit cara maual
dan autometik.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Penulis
Dapat menambah ketelitian
melakukan

pemeriksaan

dan keterampilan dalam

hematokrit

dan

menambah

wawasan dan ilmu pengetahuan dalam pemeriksaan


hematokrit.
2. Bagi Akademi
Di harapakan penelitian ini dapat menambah ragam
penelitian dalam bidang hematologi.
3. Bagi Mahasiswa
Mendapatkan
pengetahuan

tentang

hematokrit cara manual dan automatic.

pemeriksaan

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Umum Tentang Darah
1. Definisi Darah
Darah merupakan komponen esensial mahluk hidup
berada dalam ruang pembuluh darah tertutup ( vasculer ).
Darah adalah jaringan tubuh yang berbeda dengan
jaringan tubuh lainnya, berada dalam konsistensi cair ,
beredar dalam suatu system vascular menjalankan fungsi
sebagai

transport

berbagi

bahan

metabolic,

system

imunologik serta fungsi hemostasis dan mengatur system


hemostatik.
Darah pada umumnya sebagai cairan tubuh yang
kental ( koloid ), berwarna merah, tidak transparan berada
dalam ruang tertutup.
Penggolongan darah sebagai jaringan di dasarkan
atas definisi jaringan yaitu sekelompok atau beberapa
jenis

sel-sel

yang

mempunyai

bentuk

sama

dan

menjalankan fungsi tertentu. Karakteristik umum darah


meliputi warna ( darah arteri berwarna muda, karena

banyak mengandung O2, darah vena berwarna merah tua


( kurang O2 ), viskositas darah kurang lebih lebih tinggi
dari air ( 1,048-1,066 ), pH ( 7,35-7,45 ), volume ( 70-75
ml/kg BB atau 4-5 liter darah ).

2. Komponen Utama Darah


a. Serum darah
Bagian darah yang cair dan berwarna kekuningkuningan pada darah adalah serum darah.Di dalam
darah, serum adalah komponen yang bukan berupa
sel darah, juga bukan faktor koagulasi, serum adalah
plasma darah tanpa fibrinogen.Serum terdiri dari
semua

protein

pembekuan

(yang

darah)

tidak

digunakan

termasuk

cairan

untuk

elektrolit,

antibodi, antigen, hormon, dan semua substansi


exogenous.
Serum
dibekukan

diperoleh
dan

setelah

bekuannya

sampel

dipisahkan

darah
dengan

pemusingan.Pemakaian serum sebagai pengganti


plasma juga mencegah pencemaran spesimen oleh
antikoagulan yang mungkin mempengaruhi satu atau
lebih tes.

Teknik pemisahan serum dengan sentrifugasi


adalah setelah pengambilan darah vena, bagian
darah tersebut dibiarkan membeku ( 15 menit)
kemudian

dipusingkan

pada

sentrifuge

dengan

kecepatan 2000-3000 rotasi permenit selama 15


menit, sesegera mungkin dipisahkan serumnya.
b. Sel-sel Darah
Sel darah

adalah

sel

yang

hidup

dan

merupakan bagian darah yang padat.Sel darah terdiri


dari sel darah merah (eritrosit), sel darah putih
(lekosit) dan keping-keping darah (trombosit).
1) Sel Darah Merah (eritrosit)
Sel

darah

merah

adalah

sel

darah

yang

terbanyak beredar dalam darah dengan jumlah


kurang dari 5.000.000/m darah pada rata-rata
orang

dewasa.

Karena

sel

ini

mengandung

senyawa yang berwarna merah yaitu hemoglobin,


maka dengan sendirinya darah akan berwarna
merah.

Bila

sel-sel terpaksa

herus

melewati

pembuluh darah kapiler dengan garis tengah ratarata yang lebih kecil dari pada garis tengah
eritrosit. Sel ini dapat pula membentuk lain
sehingga diameternya menjadi lebih kecil dari

pada eritrosit. Oleh karena itu ketika melalui


kapiler banyak diantara eritrosit yang tidak biasa
ini rusak sehingga terjadilah pemecahan sel darah
merah

dalam

pembuluh

darah

(hemolisis

intravasikuler). Akibatnya subyek dengan eritrosit


seperti itu akan mengalami keadaan kekurangan
darah atau anemia. (Sadikin M, 2002).
2) Sel Darah Putih ( lekosit )
Lekosit

adalah

sekelompok

sel-sel

berinti,

antara lain granulosit, limposit, dan monosit.


Terdapat tiga macam granulosit yaitu : netrofil,
eosinofil dan basofil.
Jumlah normal lekosit yang beredar dalam
darah, jauh lebih sedikit dari jumlah sel darah
merah.Pada orang dewasa sehat, terdapat antara
4.000-11.000/mm3 darah.Lekosit adalah sel-sel
yang berinti dan masa hidupnya lebih pendek.
Granulosit hidup sekitar 3-5 hari saja.Sedangkan
masa hidup limposit tidak begitu jelas, mungkin
sekitar beberapa hari hingga bertahun-tahun.
Fungsi utama sel darah putih adalah memakan
kuman-kuman penyakit atau benda asing lain
yang masuk ke dalam tubuh. Oleh karena itu, sel

darah putih bersifat fagosit.Kemampuan sel darah


putih melakukan fagosit disebut fagositosis.
3) Keping-keping Darah (trombosit)
Keping darah pembeku lebih kecil dari pada sel
darah merah maupun sel darah putih.Jumlahnya
150.000-500.000/mm3
dewasa.Trombosit

berperan

darah

orang

penting

dalam

mekanisme pembeku darah. Perannya antara lain


melepaskan zat ditempat cedera atau luka dan
bersama

dengan

berbagai

faktor

pembeku

lainnya dalam plasma akan membentuk anyaman


protein yang kuat (fibrin). Selanjutnya bentuk
anyaman fibrin tersebut dapat menangkap sel
darah merah sampai terbentuk bekuan yang
menghentikan perdarahan lebih lanjut.(Guntur H,
2003).

3. Fungsi Darah
Secara umum fungsi darah adalah sebagai berikut :
a. Alat transport makanan, yang diserap dari saluran
cerna dan diedarkan ke seluruh tubuh.
b. Alat transport O2, yang diambil dari paru-paru atau
insang untuk dibawa ke seluruh tubuh.

c. Alat transport bahan buangan dari jaringan ke alatalat eksresi seperti paru-paru (gas). Ginjal dan kulit
(bahan terlarut dalam air) dan hati untuk diteruskan
keempedu dalam saluran cerna sebagai tinja (untuk
bahan yang sukar larut dalam air).
d. Alat trasnsport alat jaringan dari bahan-bahan yang
diperlukan oleh suatu jaringan yang dibuat oleh
jaringan lain.
e. Mengatur

keseimbangan

mempertahankan

dinamis

suhu,

dalam

mengatur

tubuh,

keseimbangan

distribusi air dan mengatur keseimbangan asam-basa


sehingga pH darah dan cairan tubuh tetap dalam
keadaan yang seharusnya.
f. Mempertahankan

tubuh

dari

agresi

benda

atau

senyawa asing umumnya yang dianggap mempunyai


potensi menimbulkan ancaman.
Dengan
dikatakan,

demikian
bahwa

secara
fungsi

garis
darah

besar
adalah

dapat
sebagai

transport, alat hemostasis dan alat pertahanan.


(Sadikin M, 2002).

B. Tinjauan Umum Tentang Hematokrit

1. Definisi
Hematokrit

adalah

angka

yang

menunjukan

persentase zat padat dalam darah terhadap cairan darah.


Pemeriksan Hematokrit ini dilakukan bila ada kecurigaan
penyakit

yang

menggunggu

sel

darah

merah,

baik

berlebihan atau kekurangan. Nilai normal hematokrit


sangat bervariasi menurut masing-masing laboratorium
dan

metode

pemeriksaan

(Gandasoebrata

R,

2006

weterburi L, 2001)
Nilai hematokrit adalah volume semua eritrosit
dalam 100 ml darah dan disebut dengan persen (%) dari
volume darah tersebut. Biasanya nilai hematokrit ini
ditentukan dengan menggunakan darah vena atau darah
kapiler. Nilai hematocrit menunjukan kekentalan darah
yang sebanding dengan jumlah oksigen yang dibawanya .
persentase hematocrit yang rendah juga merupakan
pertanda anemia.
Hematokrit

dapat

dihitung

dengan

mengambil

sampel darah pada jari tangan atau pada vena yang


terletak pada lengan.
dalam

sampel

Sel darah merah yang terdapat

kemudian

di

endapkan

dengan

cara

memutarnya menggunakan alat centrifuge. Endapan ini

kemudian di persentasikan dengan jumlah keseluruhan


dari darah yang terdapat dalam tabung. Nilai inilah yang
dinamakan nilai hematocrit.
Pada umunya penetapan nilai hematocrit sudah
memberikan gambaran umum, apakah konsentrasi sel
darah merah seseorang cukup atau tidak. Akan tetepi bila
terjadi animia kerap kali juga di perlukan informasi lebih
lanjut, bagaimana konsentrasi rata-rata hemoglobin / SDM.
Volume SDM diperoleh dari membagi hematocrit ( ml/l
darah ) di bagi dengan jumlah SDM (juta/ml darah ).
Satuan yang digunakan adalah femto liter dan nilainya
berkisar 80-94 fl rata-rata 87 fl konsentrasi Hb/SDM
diperoleh dengan membagi konsentrasi Hb/SDM. Hasil di
nyatakan dengan satuan pg,pada orang dewasa sehat
nilai ini berkisar antara 27-32 pg dengan rata-rata sebesar
29,5.pt.
Ada
seperti

beberapa

macam

pemeriksaan

pemeriksaan

manual

dan

hematokrit
pemeriksaan

autoketic.pemeriksaan hematokrit merupakan salah satu


pemeriksaan penting dalam mendiagnosa penyakit dalam
darah. Pemeriksaan hematocrit merupakan salah satu
pemeriksaan laboratorium dalam mendiagnosa penyakit

demam berdarah dimana pada kasus tersebut terjadi


penurunan kadar trombosit ( trombositopenia ) secara
drastis sampai dibawah 100.00/ mm3 yang di ikuti dengan
peningkatan kadar hematocrit 20% atau lebih ,dianggap
menjadi bukti definitive adanya peningkatan permiabelitas
vaskuler. Pada kasus tersebut kadar hematocrit dapat di
pengaruhi baik pada pergantian volume tubuh secara dini
atau oleh pendarahan.

2. Sumber-sumber kesalahan dalam penetapan nilai


hematocrit
Adapun beberapa
hematocrit

yang

kesalahan
di

dalam

kemukakan

penetapan

oleh

nilai

Y.A.Israr,2009,

sebagai berikut :
1) Bila memekai darah kapiler tetesan darah pertama
harus dibuang karena mengandung cairan intrastitial.
2) Bahan pemeriksaan yang ditunda lebih dari 6-8 jam
akan meningkatkan hematocrit.
3) Bahan pemeriksaan tidak dicampur hingga homogen
4)
5)
6)
7)

sebelum pemeriksaan dilakukan.


Darah yang diperiksa tidak boleh mengandung bekuan.
Kecepatan dan lama pemusingan harus sesuai.
Konsentrasi antikoagulan yang digunakan tidak sesuai
Pembacaan yang salah fenikol.

8) Obat-obatan yang dapat menurunkan hasil hematocrit


seperti : penicillin, kloran.
C. Tinjauan Umum Pemeriksaan Hematokrit
1. Tujuan pemeriksaan hematocrit
Untuk mengetahui volume dalam darah

dan

untuk

menentukan seberapa banyak jumlah sel darah merah


dalam 1 ml darah atau dengan kata lain perbandingan
antara sel darah merah dengan komponen darah yang
lain.
2. Prinsip
Darah dengan antikogulan isotonic dalam tabung di
centrifuge selama 30 menit dengan kecepatan 3000 rpm
sehingga eritrosit dipadatkan membuat kolom dibagian
bawah tabung, tingginya kolom plasma mencerminkan
nilai hematocrit.
3. Cara kerja
a. Cara Makrometedo Menurut Wintrobe
1) Isi tabung wintrobe dengan darah oxalate atau
heparin atau EDTA sampai tanda 100.
2) Masukkan tabung ke dalam centrifuge yang cukup
besar, kecepatan 3000rpm 30 menit.
3) Baca hasil penetapan dengan memperhatikan :
Warna plasma bagian atas : warna kuning itu
dapat

dibandingkan

kaliumbichromat

dan

dengan
intensitasnya

larutan
disebut

dengan satuan. Satu satuan sesuai dengan warna


kaliumbichromat 1: 10.000

Tebalnya lapisan putih di atas sel darah merah


yang tersusun dari leukosit dan trombosit disebut

buffty coat.
Volume sel-sel darah merah.
b. Cara Mikrometode
1) Isi tabung mikrokapiler khusus

dibuat

untuk

penetapan mikrohematokrit dengan darah


2) Tutup ujung satu dengan plasticine/bantalan karet
mentah (bahan penutup khusus).
3) Masukan tabung kapiler itu ke dalam centrifuge
mikrohematokrit kecepatan 16.000rpm.
4) Centrifuge selama 3-5 menit.
5) Bacalah nilai hematocrit dengan menggunakan
grafik/skala Hct.
6) Nilai normal : pria = 40-48 %, wanita = 37-43%.
c. Cara automatic
1) Keluarkan darah dari spoit lalu masukkan darah
2)

kedalam tabung.
Masukkan darah kedalam Alat otomatik sampai

kedasar tabung.
3)
Kemudian tekan

star

Switch

untuk

memulai

pengisapan
4) Setelah terdengar suara beep 2 kali tabung darah
dikeluarkan pada Alat otomatik tersebut.
5) Kemudian alat akan memeriksa secara otomatis dan
akan menampilkan data pada layar dan setelah itu
diprint.

BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini bersifat eksperimen yaitu untuk
melihat perbedaan kadar hematocrit metode manual
dengan metode automatic.
B. Lokasi dan waktu penelitian
1. Lokasi
Penelitian
direncanakan

untuk

dilaksanakan

di

Laboratorium klinik sandi karsa


2. Waktu penelitian
Waktu penelitian di rencanakan bulan
C. Populasi dan sampel penelitian
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah perbedaan kadar
hematocrit metode manual dan automatic.
2. Sampel penelitian.
Sampel dalam penelitian ini adalah darah.

D. Variabel penelitian
a. Variable Bebas

Perbedaan

kadar

hematokrit

metode

manual

dan

otoautomatik.
b. variabel terikat
Hasil pemeriksaan hematokrit.
E. Defenisi Operasional
1. Hematokrit adalah volume eritrosit yang dipisahkan dari
plasma

dengan cara memutarnya

didalam tabung

khusus yang nilainya dinyatakan dalam persen(%)


2. Pemeriksaan
hematokrit
dengan
metode
mikro
( centrifuge) adalah darah dimasukan di tabung / pipa
kapiler

kemudian diputar dengan centrifuge dengan

kecepatan 16000 rpm selama 3 - 5 menit.


3. Pemeriksaan hematokrit dengan metode
(sysmex

kx-21)

adalah

darah

dimasukan

otomatik
kedalam

tabung reaksi yang berisi EDTA kemudian masukkan


darah ke aspiration probe (pipa) sysmex kx-21 maka
dengan sendirinya darah akan diisap.
4. EDTA (etilend diamint tetra asetat) adalah anti koagulan
darah yang mana menghambat massa pembekuan
darah.

F. Prosedur Penelitian
a. Alat dan bahan penelitian
i. Alat
1) Alat penghitung skala hematokrit
2) Centrifuge
3) Karet pembendung/terniquet
4) Pipa kapiler (mikrokapiler)
5) Silica ( senyawa plastic)

6) Spoit 3 cc
7) Sysmex kx- 21
8) Tabung EDTA
ii. Bahan
1) Anti koagulan EDTA 10%
2) Kapas alkohol 70%
3) Sampel darah
b. Cara Kerja
i. Pengambilan sampel darah:
1) Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2) Dilakukan pembendungan pada lengan pasien
dengan menggunakan karet pembendung atau
terniquet lalu desinfeksikan bagian yang ditusuk
dengan menggunakan kapas alkohol 70%.
3) Ditegakkan kulit diatas vena dengan jari-jari
ditangan kiri agar vena tidak bengkak, kemudian
tusuk lengan dengan jarum sampai ujung jarum
masuk kedalam lumen vena dengan posisi lubang
jarum skala menghadap keatas dan arah tusukkan
jarum membentuk sudut 10- 30.
4) Bila sudah terkena vena tarik semprit, diisap
pelan-pelan darahnya supaya tidak hemolisis,
sampai di dapatkan volume darah sebanyak 3 ml.
5) Darah dimasukkan kedalam botol penampung
yang telah berisi EDTA 10% dengan perbandingan
1 ml darah : 0,01 ml EDTA 10% campur hingga
homogen.
ii.

Pemeriksaan Hematokrit :

Pemeriksaan hematokrit dilakukan


dengan

dua metode yaitu manual dan otomatik

sebagai berikut :
1. Metode Mikro ( centrifuge mikrohematokrit )
a) Sampel yang dipakai adalah darah yang
dimasukan kedalam tabung pipa kapiler
( mikrokapiler) yang mengisap dengan
sendirinya dengan gaya kapilaritas biarkan
sampai 10 mm, bagian ujungnya tidak berisi
darah.
b) Bagian ujung lainnya ditutupdengan senyawa
plastic (silica) kemudian letakkan pada
piringan alat centrifuge khusus. Perhatikan
cara meletakkan tabung kapiler dengan
memberikan penyimbang yaitu pipa kapiler
yang kosong dan mengingat arah gaya
sentrifugenya.
c) Putar selama 3-5 menit dengan kecepatan
16.000 rpm.
d) Baca tinggi kolom eritrosit pada alat
pengukurnya/pembacanya, dinyatakan dalam
vol persen (%).
2. Metode Otomatik (sysmex kx-21) sebagai
berikut :

a) Sampel yang dipakai adalah darah yang


dicampur dan dihomogenkan dengan EDTA
10% yang dimasukkan ke dalam tabung reaksi
b) Pastikan alat dalam keadaan ready
c) Tekan tombol ( nomor sampel ) untuk
memasukkan nomor identitas sampel darah
kemudian tekan tombol enter
d) Homegenisasikan darah yang akan diperiksa
dengan baik
e) Buka tutupnya dan letakkan dibawah
aspiration probe pastikan ujung probe
menyentuh dasar botol darah control agar
tidak mengisap udara.
f) Tekan star switch untuk memulai proses
g) Tarik tombol sampel darah dari bawah probe
setelah terdengar bunyi beep dua kali
h) Hasil akan tertampil pada layar secara
otomatis tercetak pada kertas printer.

Anda mungkin juga menyukai