Materi Umum Transgenik Dan Agrobacterium
Materi Umum Transgenik Dan Agrobacterium
Materi Umum Transgenik Dan Agrobacterium
Tanaman Transgenik
Transgenik terdiri dari kata trans yang berarti pindah dan gen yang berarti pembawa sifat.
Jadi transgenik adalah memindahkan gen dari satu makhluk hidup kemakhluk hidup lainnya,
baik dari satu tanaman ke tanaman lainnya, atau dari gen hewan ke tanaman.
Transgenik secara definisi adalah the use of gene manipulation to permanently modify the
cell or germ cells of organism (penggunaan manipulasi gen untuk mengadakan perubahan yang
tetap pada sel makhluk hidup).
Secara sederhana tanaman transgenik dibuat dengan cara mengambil gen-gen tertentu
yang baik pada makhluk hidup lain untuk disisipkan pada tanaman, penyisipan gen ini melalui
suatu vector (perantara) yang biasanya menggukan bakteri Agrobacterium tumefeciens untuk
tanaman dikotil atau partikel gen untuk tanaman monokotil, lalu diinokulasikan pada tanaman
target untuk menghasilkan tanaman yang dikehendaki.
Tanaman transgenik adalah tanaman GMO (Genetically Modified Organism), yaitu
tanaman yang telah disisipi atau memiliki gen asing dari spesies tanaman yang berbeda atau
makhluk hidup lainnya. Penggabungan gen asing ini bertujuan untuk mendapatkan tanaman
dengan sifat-sifat yang diinginkan, misalnya pembuatan tanaman yang tahan suhu tinggi, suhu
rendah, kekeringan, resisten terhadap organisme pengganggu tanaman, serta kuantitas dan
kualitas yang lebih tinggi dari tanaman alami. Sejarah penemuan tanaman transgenik dimulai
pada tahun 1977 ketika bakteri Agrobacterium tumefaciens diketahui dapat mentransfer DNA
atau gen yang dimilikinya ke dalam tanaman.
Tujuan dari pengembangan tanaman transgenik ini di antaranya adalah
Menghambat pelunakan buah (pada tomat).
Tahan terhadap serangan insektisida, herbisida, virus.
Meningkatkan nilai gizi tanaman, dan
Meningkatkan kemampuan tanaman untuk hidup pada lahan yang ektrem seperti lahan
kering, lahan keasaman tinggi dan lahan dengan kadar garam yang tinggi.
Gambaran ringkas pembuatan tanaman transgenic :
Untuk membuat suatu tanaman transgenik, pertama-tama dilakukan identifikasi atau
pencarian gen yang akan menghasilkan sifat tertentu (sifat yang diinginkan).
Gen yang diinginkan dapat diambil dari tanaman lain, hewan, cendawan, atau bakteri.
Setelah gen yang diinginkan didapat maka dilakukan perbanyakan gen yang disebut
Kemudian, vektor kloning akan dimasukkan ke dalam bakteri sehingga DNA dapat
pestisida.
Makanan yang lebih tahan dan matang untuk tinggal lebih lama sehingga mereka dapat
dikirim jauh atau disimpan lebih lama
Sifat yang terdapat dari tanaman transgenik pada umumnya adalah resisten terhadap
herbisida, pestisida, hama serangga dan penyakit serta untuk meningkatkan nilai gizi.
B. Agrobacterium tumefaciens
Karakteristik Agrobacterium tumefaciens
Agrobacterium tumefaciens adalah bakteri patogen pada tanaman yang banyak digunakan
untuk memasukkan gen asing ke dalam sel tanaman untuk menghasilkan suatu tanaman
transgenik. Secara alami, A. tumefaciens dapat menginfeksi tanaman dikotiledon melalui bagian
tanaman yang terluka sehingga menyebabkan tumor mahkota empedu (crown gall tumor).
Memiliki sebuah plasmid besar yang disebut plasmid-Ti yang berisi gen penyandi faktor
virulensi penyebab infeksi bakteri ini pada tanaman. Agrobacterium berbentuk batang, berukuran
0,6 1,0 m sampai 1,5 3,0 m, dalam bentuk tunggal atau berpasangan. Agrobacterium
merupakan bakteri yang mudah bergerak (motile) dan memiliki 1-6 flagela peritrichous serta
merupakan bakteri tak berspora. Suhu optimal pertumbuhan bakteri ini adalah 25-28C.
Kumpulan bakteri ini biasanya berbentuk cembung, bulat, lembut, dan tak berpigmen.
Agrobacterium diisolasi dari tanaman yang terinfeksi Crown Gall.
Agrobakterium dan Perannya dalam Transfer Gen
Transformasi gen adalah proses dimana DNA asing dimasukkan kedalam sel tanaman,
dimanapara pemulian tanaman dapat memasukkan gen asing kedalam sel atau jaringan tanaman,
baik secara langsung maupun tak langsung tanpa merujuk kepada tingkat hubungan genetik atau
kompatibelilitas suatu jenis. Teknologi pemindahan gen atau transfer gen dapat dibedakan
menjadi dua, yaitu langsung dan tidak langsung. Contoh transfer gen secara langsung adalah
perlakuan pada protoplas tanaman dengan eletroporasi atau dengan polyethyleneglycol (PEG),
penembakan eksplan gen dengan gene gun atau di vortex dengan karbit silikon. Teknik
pemindahan gen secara tak langsung dilakukan dengan bantuan bakteri Agrobacterium
tumefaciens. Dari banyak teknik transfer gen yang berkembang, teknik melalui media vector A.
tumefaciens paling sering digunakan untuk metransformasi tanaman, terutama tanaman
kelompok dikotil. Bakteri ini mampu mentransfer gen kedalam genom tanaman melalui eksplan
baik yang berupa potongan daun (leaf disc) atau bagain lain dari jaringan tanaman yang
mempunyai potensi beregenerasi tinggi.
Gen yang ditransfer terletak pada plasmid Ti (tumor inducing). Segmen spesifik DNA
plasmid Ti disebut T-DNA (transfer DNA ) yang berpindah dari bakteri ke inti sel tanaman dan
berintegrasi kedalam genom tanaman. Karena A. tumefaciens merupakan patogen tanaman maka
Agrobacterium sebagai vektor yang digunakan untuk transformasi tanaman adalah bakteri dari
jenis plasmid Ti yang dilucuti virulensinya (disarmed), sehingga sel tanaman yang ditransformasi
oleh Agrobacterium dan yang mampu beregenerasi akan membentuk suatu tanaman sehat hasil
rekayasa genetik. Teknik transformasi melalui media vektor Agrobacterium pada tanaman dikotil
telah berhasil dengan baik tetapi sebaliknya tidak umum digunakan pada tanaman monokotil.
Namun beberapa peneliti telah melaporkan bahwa beberapa strain Agrobacterium berhasil
metransformasi tanaman monokotil seperti jagung dan padi.
Mekanisme Proses Transformasi Gen oleh Agrobacterium tumefaciens
Dasar dari transformasi genetik oleh Agrobacterium adalah transfer dan integrasi T-DNA
ke dalam genom di dalam inti sel tanaman. T-DNA adalah suatu bagian pada tumor inducing (Ti)
plasmid yang terdapat di dalam sel Agrobacterium. Ti-plasmid berukuran sekitar 200-800 kbp
dan T-region (T-DNA)nya sendiri berukuran sekitar 10% nya (10-30 kbp). T-region ini dibatasi
oleh dua sekuen pembatas (border) yaitu right border dan left border yang mengapit T-region.
Bagian lain dari Ti-plasmid yang tidak kalah pentingnya adalah vir-region yang mengandung
sejumlah gen-gen virulen (virA, virB, virC, virD, virE, virF,virG dan virH) yang berfungsi
didalam proses transfer T-DNA ke dalam sel tanaman.
Proses transformasi dimulai dengan melekatnya Agrobacterium pada sel tanaman.
Kejadian awal ini dimediasi oleh gen-gen yang berlokasi pada kromosom bakteri (gen chvA,
chvB dan att). Langkah berikutnya adalah terinduksinya gen-gen pada vir-region oleh suatu
signal yang spesifik didalam sel bakteri sehingga dihasilkan produk dari expresi gen-gen virulen
untuk memproses T-DNA dan mentransfernya dari dalam sel bakteri. Prosesing dan transfer TDNA dimediasi oleh berbagai protein yang dikode pembentukannya oleh gen-gen virulen.
Prosesing T-DNA dimulai dari suatu kejadian memproduksi T-DNA untai tunggal yang disebut
T-strand yang ditransfer ke dalam sel tanaman. Kejadian ini dimediasi oleh produk dari genvirD1
dan virD2 yang berfungsi memotong T-DNA di bagian left border dan right border. Salah satu
produk yaitu molekul VirD2 tetap melekat secara kovalen pada 5 end dari T-strand dan
membentuk apa yang disebut T-complex yang masih setengah jadi. Pembentukan T-complex ini
dilaporkan berfungsi untuk menjaga T-DNA dalam perjalanannya menuju inti sel tanaman inang.
Tahap akhir dari transformasi genetik oleh Agrobacterium adalah integrasi T-DNA ke dalam
genom sel tanaman inang.
DAFPUS
McLean, M.A. and D.J. MacKenzie. 2001. Principles and practice of environmental safety
assessment of transgenic plants. Materials presented for Food Safety and Environmetal
Assesment Workshop. Bogor, April 10-12, 2001.
Muladno, MSA. 2002. Seputar Teknologi Rekayasa Genetika. Bogor. Pustaka Wirausaha Muda.
Fuller, G. 1999. Safety assessment of genetically modified corn: a case study. Regional
Symposium on Genetically Modified Foods: Benefits and Awareness. Bangkok, March
17-18, 1999.
Irianto Koes. 2007. Mikrobiologi : Menguak Dunia Mikroorganisme. Yrama Widya. Bandung.
Pelczar, M.J. dan Chan, E.C.S. 1986. Dasar-Dasar Mikrobiologi. UI-Press. Jakarta.
Pelczar MJ dan Chan ECS. 2005. Dasar-Dasar Mikrobiologi (2). UI Press. Jakarta.