Askeb Nifas Post SC Oleh Karena APB Dan Anemia
Askeb Nifas Post SC Oleh Karena APB Dan Anemia
Askeb Nifas Post SC Oleh Karena APB Dan Anemia
LANDASAN TEORI
A. PERDARAHAN ANTEPARTUM
a. Perdarahan antepartum adalah perdarahan yang terjadi setelah kehamilan 28
minggu. (Rustam M, 1998: 269).
b. Perdarahan antepartum adalah perdarahan pervaginam pada kehamilan di atas 28
minggu atau lebih dan sering disebut atau digolongkan perdarahan trimester
ketiga. (Ida Bagus Gde Manuaba, 1998: 253).
c. Perdarahan antepartum adalah perdarahan dari trektus genitalis setelah kehamilan
28 minggu, yang mungkin disebabkan karena vaginitis, polip serviks, servisitis,
varises vagina dan serviks dan lesi ganas pada vagina atau serviks. (Wagstaff, T.
Ian, 1997: 137)
d. Perdarahan Antepartum adalah perdarahan yang terjadi pada akhir kehamilan dan
merupakan ancaman serius terhadap kesehatan dan jiwa baik ibu maupun anak.
(M Hakimi, 1995: 425)
Klasifikasi Perdarahan Antepartum dikelompokkan sebagai berikut:
a. Perdarahan yang ada hubungannya dengan kehamilan:
-
Plasenta previa
Solusi plasenta
Pasang infuse
Kembar siam
Tumor (mioma uteri) di segmen bawah uterus
Hipervaskularisasi segmen bawah uterus (pada plasentaprevia)
Karsinoma serviks
Jika kepala bayi telah masuk panggul lakukan tindakan tindakan antisevsis pada
vagina
C. NIFAS
Nifas atau masa nifas adalah suatu masa yang dimulai setelah kelahiran plasenta
dan berakhir ketika alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil.
Berlangsung selama kira-kira 6 minggu. (Saifuddin, 2001).
Nifas atau puerperium adalah waktu yang diperlukan untuk pulihnya alat
kandungan pada keadaan yang normal dan dijumpai dua kejadian penting dalam
puerperium, yaitu involusi uterus dan proses laktasi. (Manuaba, 1999).
Masa puerperium atau masa nifas mulai setelah partus selesai, dan berakhir
setelah kira-kira 6 minggu. Akan tetapi seluruh alat genitali baru pulih kembali
seperti sebelum ada kehamilan dalam waktu 3 bulan. (Hanifa,1999).
Etiologi
Lahirnya hasil konsepsi.
Periode Nifas
1. Puerperium Dini
Yaitu kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri dan berjalan-jalan.
2. Puerperium Intermedial
Yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat genitala yang lamanya 6-8 minggu.
3. Remote Puerperium
Yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna terutama bila
selama hamil atau waktu persalinan mempunyai komplikasi. Waktu untuk sehat
sempurna bisa berminggu-minggu, bulanan atau tahunan.
Fisiologi
3
Sejak kehamilan muda, sudah terdapt persiapan-persiapan pada kelenjarkelenjar mamma untuk menghadapi masa laktasi ini. Perubahan yang terdapat pada
kedua mamma antara lain :
1. Proliferasi jaringan, terutama kelenjar-kelenjar dan alveolus mamma dan lemak.
2. Pada duktus laktiferus terdapat cairan yang kadang-kadang dapat dikeluarkan
berwarna kuning (kolostrum)
3. hipervaskularisasi terdapat pada permukaan maupun pada bagian dalam mamma.
Pembuluh-pembuluh vena berdilatasi dan tampak dengan jelas. Tanda ini
merupakan pula salah satu tanda tidak pastiuntuk membantu diagnosis
kehamilan.
4. Setelah partus, pengaruh menekan dari estrogen dan progesteron terhadap
hipofisis hilang. Timbul pengaruh hormon-hormonhipofisis kembali, antara lain
lactogenic hormone (prolaktin) yang akan dihasilkan pula. Mamma yangtelah
dipersiapkan pada masa hamil terpengaruhi, dengan akibat kelenjar-kelenjar
berisi air susu. Pengaruh oksitosin mengakibatkan mioepitelium kelenjarkelenjar susu berkontraksi, sehingga pengeluaran air susu dilaksanakan.
Umumnya produksi air susu baru berlangsung betul pada hari ke 2-3 post
partum. Pada hari-hari pertama air susu mengandung kolostrum, yang
merupakan cairan kuning lebih kentaldaripada air susu, mengandung banyak
protein albumin dan globulin. Kadar prolaktin akanmeningkat dengan
perangsangan fisik pada puting mamma sendiri. Dengan menetekkan bayi pada
ibunya akan mengakibatkan peningkatan produksi ASI. Lebih sering ibu
menetekkan lebih meningkatkan pula produksi ASI. Kadar estrogen dan
gonadotropin menurun pada laktasi, akan tetapi akan meningkat lagi pada waktu
frekuensi menetekkan dikurangi umpamanya bila bayi mulai dapat tambahan
makanan.
Perubahan lain pada masa nifas
Bila tidak ada infeksi atau luka-luka jalan lahir yang berarti, wanita yang
baru melahirkan merasa sangat lega. After pains atau mules-mules sesudah partus
akibat kontraksi uterus kadang-kadang sangat mengganggu selama 2-3 hari post
partum. Perasaan mules ini lebih terasa bila wanita tersebut sedang menyusui.
Perasaan sakit itupun timbul bila masih terdapat sisa-sisa selaput ketuban, sisa
plasenta, atau umpalan darah di kavum uteri.
Suhu badan wanita inpartu tidak lebih dari 37,2 C. Sesudah partus dapat
naik + 0,5 C dari keadaan normal, tetapi tidak melebihi 38 C. Sesudah 12 jam
pertama melahirkan, umumnya suhu badan akan kembali normal. Bila suhu badan
lebih dari 38 C, mungkin ada infeksi.
Nadi berkisar umumnya antara 60-80 denyutan permenit. Segera setelah
partus dapat terjadi bradikardia. Bila terdapat takikardia sedangkan badan tidak
panas, mungkin ada perdarahan berlebihan atau pada vitium kordis pada penderita.
Pada masa nifas umumnya denyut nadi lebih labil dibandingkan dengan suhu
badan.
Pada beberapa kasus ditemukan keadaan hipertensi postpartum. Tetapi ini
akan menghilang dengan sendirinya apabila tidak terdapat penyakit-penyakit lain
yang menyertainya dalam 2 bulan tanpa pengobatan. Abdomen, terutama uterus
harus diawasi secara teliti dalam masa nifas. Pada hari pertama post partum, tinggi
fundus uteri kira-kira satu jari di bawah pusat. Setelah 5 hari post partum menjadi
1/3 jarak antara simpisis ke pusat. Dan setelah 10 hari fundus uteri sukar diraba di
atas simpisis. Syarat pada pemeriksaan ini ialah kandung kencing harus kosong.
Lokia adalah sekret yang berasal dari kavum uteri dan vagina dalam masa
nifas. Pada hari pertama dan kedua lokia rubra atau lokia kruenta, terdiri atas darah
segar bercampur sisa-sisa selaput ketuban, sel-sel desidua, sisa-sisa verniks kaseosa,
lanugo, dan mekonium. Hari berikutnya darah bercampur lendir dan disebut lokia
sanguinolenta. Setelah satu minggu, lokia cair tidak berdarah lagi, warnanya agak
kuning, disebut lokia serosa. Setelah 2 minggu, lokia hanya merupakan cairan putih
disebut sebagai lokia alba. Biasanya lokia berbau sedikit amis, kecuali bila terdapt
infeksi, dan kan berbau busuk, umpamanya pada adanya lokiostatis (lokia tidak
lancar keluar) dan infeksi.
D. PERAWATAN PASCA SALIN
1. Mobilisasi
Karena lelah sehabis bersalin, ibu harus istirahat, tidur terlentang selama 8
jam pasca persalinan. Kemudian boleh miring-miring kekanan dan kekiri untuk
mencegah terjadinya trombosis dan tromboemboli. Pada hari ke 2 diperbolehkan
duduk, hari ke 3 jalan-jalan dan hari ke4 dan 5 sudah diperbolehkan pulang.
Mobilisasi diatas mempunyai variasi, bergantung pada komplikasi persalinan,
nifas dan sembuhnya luka-luka.
2. Diet
Makanan harus bermutu, bergizi dan cukup kalori. Sebaiknya makan
makanan yang mengandung protein, banyak cairan, sayur-sayuran dan buahbuahan.
3. Miksi
Hendaknya kencing dapat dilakukan sendiri secepatnya. Kadang-kadang
wanita mengalami kesulitan kencing, karena sfingter uretra ditekan oleh kepala
janin dan spasme oleh iritasi m. Spphincter ani selama persalinan, juga oleh
karena adanya oedema kandung kemih yang terjadi selama persalinan. Bila
kandung kemih penuh dan wanita sulit kencing, sebaiknya dilakukan kateterisasi.
4. Defekasi
Buang air besar harus dilakukan 3-4 hari pasca persalinan. Bila masih sulit
buang air besar dan terjadi obstipasi apalagi BAB keras dapat diberikan obat
laksans peroral atau per rektal.
5. Perawatan payudara
Perawatan mamma telah dimulai sejak wanita hamil supaya puting susu
lemas, tidak keras dan kering sebagai persiapan untuk menyusui bayinya.
6. Laktasi
Untuk menghadapi masa laktasi (menyusukan) sejak dari kehamilan telah
terjadi perubahan-perubahan pada kelenjar mamma, yaitu :
Proliferasi jaringan pada kelenjar-kelenjar, alveoli, dan jaringan lemak
bertambah.
8
Keluaran cairan dari duktus laktiferus disebut kolostrum, berwarna kuningputih susu.
Hipervaskularisasi pada permukaan dan bagian dalam, dimana vena-vena
berdilatasi sehingga tampak jelas.
Setelah persalinan, pengaruh supresi estrogen dan progesteron hilang. Maka
timbul pengaruh hormon laktogenik (LH) atau prolaktin yang akan
merangsang air susu. Di samping itu, pengaruh oksitosin menyebabkan mioepitel kelenjar susu berkontraksi sehingga air susu keluar. Produksi akan
banyak sesudah 2-3 hari pasca persalinan.
Bila bayi mulai menyusui, isapan pada puting susu merupakan rangsangan psikis
yang secara reflektoris mengakibatkan oksitosin dikeluarkan oleh hipofise.
Produksi ASI akan lebih banyak. Sebagai efek positif adalah involusi uterus akan
lebih sempurna. Disamping ASI merupakan makanan utama bayi yang tidak ada
bandingannya, menyusukan bayi sangat baik untuk menjelmakan rasa kasih
sayang antara ibu dan anaknya. Ibu dan bayi dapat ditempatkan dalam satu kamar
(rooming in) atau pada tempat yang terpisah.
Keuntungan rooming in :
Mudah menyusukan bayi
Setiap saat selalu ada kontak antara ibu dan bayi
Sedini mungkin ibu telah belajar mengurus bayinya
7. Cuti hamil dan bersalin
Menurut Undang-Undang, bagi wanita pekerja berhak mengambil cuti
hamil dan bersalin selama 3 bulan, yaitu 1 bulan sebelum bersalin ditambah 2
bulan setelah persalinan.
8. Pemeriksaan pasca persalinan
Di Indonesia, ada kebiasaan atau kepercayaan bahwa wanita bersalin baru
boleh keluar rumah setelah habis masa nifas yaitu 40 hari. bagi wanita dengan
persalinan normal hal ini baik dan dilakukan pemeriksaan kembali 6 minggu
setelah persalinan. Namun, bagi wanita dengan persalinan luar biasa harus
kembali untuk kontrol seminggu kemudian.
Pemeriksaan postnatal antara lain :
1. Pemeriksaan umum
2. Keadaan umum
3. Payudara
ANEMIA
A. Pengertian
Anemia pada kehamilan adalah anemia kondisi ibu dengan kadar Hemoglobin di bawah
11 gr% pada trimester I dan 3 atau kadar < 10,5 gr% pada trimester 2 (Saefuddin AB,
2002)
B. Tanda dan Gejala
Keluhan lemah, pucat, mudah pingsan sementara tensi masih dalam batas normal, perlu
dicurigai anemia defesiensi. Secara klinik dapat dilihat tubuh yang malnutrisi, pucat.
C. Diagnosis anemia pada kehamilan
Untuk menegakkan diagnosis anemia kehamilan dapat dilakukan dengan anamnesa. Pada
anamnesa akan didapatkan keluhan cepat lelah, sering pusing, mata berkunang-kunang,
dan keluhan mual-muntah lebih hebat pada hamil muda. Pemeriksaan dan pengawasan
Hb, dapat dilakukan dengan menggunakan alat sahli. Hasil pemeriksaan Hb dengan Sahli
dapat digolongkan sebagai berikut:
- Hb 11 gr% tidak anemia
- 9 10 gr% anemia ringan
10
Pemeriksaan darah dilakukan niminal dua kali selama kehamilan, yaitu pada
trimester I dan trimester III. Dengan pertimbangan bahwa sebagian besar ibu
hamil mengalami anemia, maka dilakukan pemberian preparat Fe sebanyak 90
tablet pada ibu-ibu hamil di puskesmas.
D. Bentuk-bentuk anemia
Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan darah adalah sebagai berikut :
a. Kompenen (bahan) yang berasal dari makanan terdiri dari :
Protein, glukosa, dan lemak
Vitamin B12, B6, asam folat, dan vit. C
Elemen dasar : Fe, Ion Cu dan zink
b. Sumber pembentukan darah.
Sumsum tulang
c. Kemampuan resorbsi usus halus terhadap bahan yang diperlukan
d. Umur sel darah merah (eritrosit) terbatas sekiatr 120 hari. Sel-sel darah merah yang
sudah tua dihancurkan kembali menjadi bahan baku untuk amembentuk sel darah yang
baru.
e. Terjadinya perdarahan kronik (menahun)
Gangguan menstruasi
Penyakit yang menyebabkan perdarahan pada wanita seperti mioma uteri, polip serviks,
penyakit darah.
Parasit dalam usus : askariasis, ankilostomiasis, teania.
Berdasarkan faktor-faktor tersebut di atas, anemia dapat digolongkan menjadi :
1. Anemia defisiensi besi (kekurangan zat besi)
2. Anemia mengaloblastik (kekurangan viatamin B12)
3. Anemia hemolitik (pemecahan sel-sel darah lebih cepat dari pembentukan).
4. Anemia hipoplastik (gangguan pembentukan sel-sel darah)
Pengaruh anemia pada kehamilan dan janin
1. Pengaruh anemia terhadap kehamilan
a. Bahaya selama kehamilan
Dapat terjadi abortus
11
Persalinan prematuritas
Hambatan tumbuh kembang janin dalam rahim
Mudah terjadi infeksi
Ancaman dekompensasi kordis (Hb < 6 gr%)
Mola hidatidosa
Hiperemesis gravidaraum
Perdarahan antepartum
Ketuban pecah dini (KPD).
b. Bahaya saat persalinan
Gangguan his kekuatan mengejan
Kala pertama dapat berlangsung lama, dan terjadi partus terlantar.
Kala dua berlangsung lama sehingga dapat melelahkan dan sering memerlukan tindakan
operasi kebidanan.
Kala Uri dapat diikuti retensio plasenta, dan perdarahan pospartum karena atonia uteri.
Kala empat dapat terjadi perdarahan pospartum sekunder dan atonia uteri.
c. Pada kala nipas :
Terjadi subinvolusi utrei menimbulkan perdarahan pospartum
Memudahkan infeksi puerperium
Pengeluarkan ASI berkurang
Terjadi dekompensasi kordis mendadak setelah persalinan
Anemiaa kala nifas
Mudah terjadi infeksi mamae.
2. Bahaya terhadap janin.
Sekalipun tampaknya janin mampu menyerap berbagai kebutuhan dari ibunya, tetapi
dengan anemia akan mengurangi kemampuan metabolisme tubuh sehingga mengganggu
pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim. Anemia dapat terjadi gangguan
dalam bentuk :
Abortus
Terjadi kematian intrauterin
Persalinan prematuritas tinggi
Berat badan lahir rendah
Kelahiran dengan anemia
Dapat terjadi cacat bawaan
12
13
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN PADA Ny.M
DENGAN POST SEKSIO SESAREA OLEH KARENA APB DAN ANEMIA
DI RUANG MELATI RSUP NTB
TANGGAL 30 DESEMBER 2009
I. PENGUMPULAN DATA
A.
DATA SUBYEKTIF
1)
Biodata
1. Biodata
Nama
Umur
Agama
Suku
Pendidikan
Pekerjaan
Alamat
Istri
Ny. M
35 tahun
Islam
Sasak
SD
Pedagang
Gunung Sari
Suami
Tn. A
43 tahun
Islam
Sasak
SMP
Pedagang
Gunung Sari
Tanggal persalinan
Tanggal pengkajian
10.16 wita
13.00 wita
2)
Keluhan Utama
Ibu mengatakan merasakan nyeri pada luka operasi dan mengatakan badan terasa
panas dingin.
3)
14
N0.
Anak
ke
UK
1
2
3
4
I
II
III
ini
Aterm
Aterm
Aterm
Aterm
5)
Penolong
Tempat
Persalinan persalinan
Dukun
Dukun
Dukun
Dokter
Jenis
persalinan
JK
BBL
(gram)
Umur
Ket.
Spontan
Spontan
Spontan
SC
L
P
P
P
3200
3000
3000
2500
19 thn
15 thn
14 thn
H
H
H
H
Rumah
Rumah
Rumah
RSUP
Hamil ke
IV
HPHT
lupa
HTP
Umur kehamilan :
8,5 bulan
ANC
> 4x di puskesmas
Imunisasi TT
2x (lengkap) di puskesmas
6)
: tidak ada
Jenis Persalinan
: SC
Jenis Anastesi
: Spinal Lumbalis
15
Diabetes
Tidak pernah
Hipertensi
Tidak pernah
Malaria
Tidak pernah
Jantung
Tidak pernah
Asma
Tidak pernah
TBC
Tidak pernah
Hiv/AIDS
Tidak pernah
Hepatitis
8)
hamil
nifas
Komposisi
Frekuensi
:2-3x sehari
1 porsi habis
Kesulitan
:tidak ada
tidak ada
BAB
: 1x sehari
BAK
:5-7x sehari
UT 300 cc
Kesulitan
: tidak ada
gerak terbatas
Eliminasi
Istirahat
Siang
: 1-2 jam
1 jam
Malam
: 7-8 jam
Kesulitan
: tidak ada
16
Personal hygiene
Mandi
: 2x/hari
Ganti pakaian
: 2x/hari
Gosok gigi
: 2-3x/hari
Keramas
: 2x/mgg
Potong kuku
b. Psikologis
Respon suami, keluarga terhadap bayi dan ibu : sangat senang dan
mendukung kelahiran bayinya.
c. Sosial Ekonomi
d. Spiritual
Ibu tidak bisa melakukan kegiatan ibadah karena keterbatasan gerakan.
B. DATA OBJEKTIF
1)
Pemeriksaan Umum
K/U ibu
lemah
Kesadaran
composmentis
Keadaan emosi
TB/BB
149 cm / 71 kg
Tanda-tanda vital :
stabil
Tekanan Darah
80/50 mmHg
Nadi
96 x/menit
Suhu
: 35,2 C
17
Respirsi
2)
: 24 x / menit
Pemeriksaan Fisik
Kepala, rambut, wajah : tidak ada lesi, rambut bersih, tidak ada ketombe,
wajah tidak oedema, konjungtiva pucat, sclera tidak ikterus
Leher ; tidak ada bendungan vena jugularis, tidak ada pembesaran kelenjar
tiroid, dan tidak ada pembesaran kelenjar limfe.
Abdomen : luka bekas operasi terbungkus kasa steril, nyeri tekan (+), TFU
2 jari bawah pusat, CUT baik.
Genitalia : vulva oedema, varises (-), lochea rubra 40 cc, dower kateter
terpasang, urine tampung 300 ml
Ekstremitas :
Atas
tangan kanan.
Bawah : oedema(-), varices (-), kaki belum dapat digerakan karena
pengaruh anastesi
3)
Pemeriksaan Penunjang
Tanggal 30 Desember 2009
Pemeriksaan Darah :
Hb
: 9,5 gr %
HBSAg
: (-)
Leukosit
: 11900
Trombosit
: 190000
Injeksi
Ampisilin 1 gr/6 jam (Pukul : 16.00-22.00-04.00 WITA)
Suppositoria
Kaltofren Supp.
Oral
Asam mefenamat 3 x 500 mg
19
Hb 9,5 gr%
Mandiri
Kolaborasi
20
X/mnt, S: 35,2 C, TFU 2 jari bawah pusat, CUT baik, perdarahan lochea rubra
40 cc, urin tampung 300 cc
4. Menganjurkan ibu untuk mobilisasi dini (miring kiri.miring kanan) apabila
kakinya sudah terasa untuk membantu mempercepat involusio uterus
5. Menganjurkan ibu untuk ma/mi bila tidak mual dan muntah agar kondisi ibu
cepat pulih
6. Menganjurkan ibu untuk minum obat yang diberikan (asam mefenamat 3x500
gram) untuk mengurangi rasa nyeri
7. Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup agar kondisi ibu cepat pulih
8. Melaksanakan advice dokter (injeksi ampicillin 3x1/6 jam) pada pukul 16:00,
22:00 dan 04:00 wita dan transfuse darah I kolf dengan jenis darah PC jumlah 200
cc 40 tetes/menit.
9. Menciptakan suasana yang nyaman.
10. Melibatkan keluarga pasien untuk membantu ibu dalam makan dan minum.
VII. EVALUASI
Tanggal 30 Desember 2009 Pukul 14.00 WITA
1. K/U ibu baik, TD= 90/60 mmHg, N= 88 x/mnt , S = 36C , R= 20 x/mnt
2. Perdarahan lochea 20 cc.
3. Ibu sudah makan dan minum habis 1 porsi yang diberikan dari RS, ibu sudah
dapat istirahat , ibu sudah dapat menggerakan kedua kakinya
4. Ibu sudah minum obat yang diberikan.
5. Infus sudah diganti dengan transfuse darah 40 tetes/menit
6. Urin tampung 600 cc
21
TFU 2 jari bawah pusat, Cut baik, Lochea Rubra 20 cc, infus masih
O:
A:
P4A0H4 Post SC Hari Pertama
P:
-
22
TFU 2 jari bawah pusat, Cut baik, Lochea Rubra 20 cc, infus masih
O:
A:
P4A0H4 Post SC Hari Pertama
P:
-
Anjurkan mobilisasi.
O:
23
TFU 2 jari bawah pusat, Cut baik, Lochea Rubra 20 cc, infus
transfusi masih terpasang, DC masih terpasang.
A:
P4A0H4 Post SC Hari Pertama
P:
-
Anjurkan mobilisasi.
24
TFU 2 jari bawah pusat, Cut baik, Lochea Rubra 10 cc, infus
O:
25
Os.sudah bisa miring ke kiri dan ke kanan serta sudah dapat duduk.
TFU 2 jari bawah pusat, Cut baik, Lochea Rubra 20 cc, infus masih
O:
terpasang.
-
A:
P4A0H4 Post SC Hari Kedua
P:
-
Os.sudah bisa miring ke kiri dan ke kanan serta sudah dapat duduk.
26
TFU 2 jari bawah pusat, Cut baik, Lochea Rubra 20 cc, infus masih
O:
terpasang.
-
A:
P4A0H4 Post SC Hari Kedua
P:
-
27
Os.sudah bisa miring ke kiri dan ke kanan serta sudah dapat duduk.
TFU 3 jari bawah pusat, Cut baik, Lochea Rubra 10 cc, infus sudah
O:
di-up.
A:
P4A0H4 Post SC Hari Ketiga
P:
-
28
O:
A:
P4A0H4 Post SC Hari Ketiga
P:
-
O:
29
A:
P4A0H4 Post SC Hari Ketiga
P:
-
CATATAN PERKEMBANGAN
Tanggal 03 Januari 2010 pukul 10.00 wita
S:
-
O:
A:
P4A0H4 Post SC Hari Ketiga
P:
-
30
DAFTAR PUSTAKA
Anonimus. 1994. Obstetri Patologi. Bandung: Fakultas Kedokteran Padjajaran.
Abdul Bari, Saifuddin. 2000. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
John, Rendle-Shorf. 1994. Ikhtisar Penyakit Anak Jilid 2. Binarupa Aksara: Jakarta
M Hakimi. 1990. Ilmu Kebidanan: Fisiologi dan Patologi Persalinan. Yayasan Essentia
Medica: Jakarta.
Manuaba Ida Bagus Gde. 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga
Berencana, Cetakan I. EGC: Jakarta.
31
32