Jurnal Pid
Jurnal Pid
Jurnal Pid
ISSN 0216-8685
I. Pendahuluan
I.1. Latar belakang masalah
Sistem kendali telah memegang
peranan yang sangat penting dalam
kehidupan sehari-hari. Sistem kendali yang
semakin berkembang dapat meningkatkan
kinerja sistem, kualitas produksi dan
menekan biaya produksi. Keberadaan
kontroler dalam sebuah sistem kontrol
mempunyai kontribusi yang besar terhadap
prilaku sistem. Pada prinsipnya hal itu
disebabkan oleh tidak dapat diubahnya
komponen penyusun sistem tersebut.
Artinya, karakteristik plant harus diterima
sebagaimana adanya, sehingga perubahan
perilaku sistem hanya dapat dilakukan
melalui penambahan suatu sub sistem, yaitu
kontroler. Masalah umum dalam sistem
kontrol adalah pencapaian spesifikasi
performansi
yang
berkaitan
dengan
kestabilan dan kecepatan respon sehingga
akan menghasilkan sistem kontrol yang
optimal. Hal lain yang juga perlu
diperhatikan adalah bagaimana spesifikasi
performansi tersebut dapat dicapai.
Beberapa tahun terakhir ini, telah
banyak usaha yang dilakukan untuk
pengembangan metode kontroler terutama di
dunia industri yang disebut metode kontrol
modern . Metode dan teori kontrol automatik
konvensional sudah lama berkembang sejak
pertengahan abad 19. Metode Tempat
Kedudukan Akar, Nyquist, diagram Bode
dan sebagainya adalah beberapa metode yang
menggunakan kawasan frekuensi sebagai
domain pembahasan yang telah memberikan
sumbangan berarti, khususnya untuk sistem
sederhana.Semua metode di atas digunakan
untuk sistem linier dan tidak berubah waktu
(misalnya sistem kontrol PID), akan tetapi
jika sistem tidak linier atau linier tetapi
berubah waktu dan sistem dengan multi
input-multi output maka kriteria kestabilan
sedemikian tidak berlaku (Ogata, K, 1997).
Perkembangan selanjutnya untuk sistem yang
memerlukan perhitungan real time dan
kualitas output dengan indeks performansi
maka berkembang metode sistem kontrol
diantaranya adalah sistem kontrol optimal .
Motor DC
dengan pengontrolan
jangkar menggunakan medan magnet
permanen yang tetap. Gambar berikut ini
adalah pemodelan dengan rangkaian listrik
dari motor DC pengontrolan jangkar dan
diagram fisiknya.
em (t ) = K
d 0
dt
(1)
T (t ) = K m .ia. (t )
(3)
T (t ) = Ki .ia (t )
Dari gambar 1, dapat kita
persamaan motor berdasarkan
Newton dan Kirchoff
Lm
d 2 (t )
d (t )
+B
= K t .ia
2
dt
dt
(4)
turunkan
Hukum
dia (t )
+ Rm .ia (t ) = ea (t ) em (t )
(6)
dt
di (t )
Lm a + Rm .ia (t ) = ea K m .&
dt
(7)
Gunakan transformasi Laplace, maka
persamaan diatas dapat ditulis sebagai:
( Js 2 + Bs ) ( s ) = K t .I a ( s )
(8)
( Ls + Ra ) I a ( s) = Ea ( s) K t s ( s)
(9)
Dengan menyelesaikan persamaan diatas,
kita dapatkan fungsi transfer sebagai berikut,
dimana kecaatan sudut sebagai keluaran dan
tegangan jangkar sebagai masukannya.
( s)
Kt
=
Ea ( s ) ( JS + b)( LS + R) + Kt 2
m (t )
1 e Ts
s
(10)
(12)
E * (s) =
R * ( s)
1 + D * ( s )G H * ( s)
(13)
C ( z) =
Maka
D( z )G ( z )
R( z )
1 + D( z )G H ( z )
(14)
T ( z) =
C( z)
D( z )G ( z )
=
R( z ) 1 + D ( z )G H ( z )
(15)
M(z) = D(z)E(z) = Kp + i + Kd
E(z)
z 1
Tz
(17)
atau
1 z 1
KT
M ( z) = K p + i 1 + Kd
E( z )
1 z
T
(18)
M ( z)
D( z) =
=
E( z )
KiT
1 z
+ Kd
Kp +
(19)
1
T
1 z
b0 = K p + KiT +
b1 = ( K p + 2
Kd
T
Kd
)
T
Kd
T
a1 = 1
a2 = 0
b2 =
(21)
(22)
(23)
(24)
(25)
dengan
K p = penguatan proporsional
K i = penguatan integarl
K d = penguatan turunan (derivatif)
T = perioda pencuplikan
D(z)= Fungsi transfer pengendali PID
Pengendali PID memiliki fungsi alih sebagi
berikut, (Phillips,1995, Tang,1999):
T z + 1
z 1
+ KD
D( z) = K p + K I
2 z 1
Tz
(26)
Tiga parameter pengendali, K p , K i dan K d
ditentukan dengan proses perancangan.
K d ( z 1)
Tz
(28)
Sehingga
fungsi alihnya dapat ditulis
sebagai berikut
M ( z)
z +1
(29)
= D( z ) = K p + K I (
)
E ( z)
z 1
Elemen
pengendali
integral
mempunyai kelemahan dalam respon
dinamik, dimana pengaturan lingkar tertutup
berosilasi dengan amplitudo yang mengecil
secara perlahan atau bahkan amplitudo yang
membesar, biasanya kedua hal ini tidak
diinginkan. Beberapa sifat pengendali
Proporsional plus Integral, (Ogata,1997):
a. Aksi kendali proporsional cendrung
menstabilkan sistem
b. Aksi
kendali
integral
cendrung
menghilangkan atau memperkecil galat
keadaan tunak dari tanggapan terhadap
berbagai masukan
m(t ) = K p e(t ) + K d
de(t )
dt
(30)
adalah
(32)
dimana
x (k) = vektor keadaan (n-vektor)
u(k)
G
H
K
=
=
=
=
P= Q + GP (I + HR-1HP)-1G
(35)
= Q + GP (P-1+ HR-1H)-1G
(36)
Dimana
Q
= matriks bobot definitif positif atau
matrik simetrik real (n x n )
R
= matriks bobot definitif positif atau
matrik simetrik real (r x r)
S
= matriks bobot definitif positif atau
matrik simetrik real (n x n )
P(k)= solusi persamaan Ricccati(matriks
definitif positif)
Untuk menentukan matrik penguat umpan
balik K digunakan persamaan
1
K = ( R + H ' PH ) H ' PG
(37)
Dengan mensubsitusikan persamaan (37)
pada persamaan (32), maka vektor kontrol
optimal dapat ditulis sebagai
1
(38)
Subsitusikan
persamaan
(38)
dalam
persamaan (31) diperoleh sistem regulator
optimal dengan persamaan
(39)
(40)
P(k) =Q+G'P(k+1)GG'P(k+1)H[R+H'P(k+1)H]1H'P(k+1)G
(41)
atau
P(k +1) =Q+G'P(k)GG' P(k)H[R+H' P(k)H]1H'P(k)G
(42)
Blok diagram sistem kendali
optimal
dengan metode LQR
seperti gambar
dibawah ini:
(44)
(45)
sehingga
u((k) = -Kx(k) + K1v(k)
(46)
(48)
dimana :
Karena
3. Menggumpulkan data
d
parameeter motor DC
D
servoo HITEC HS
S-422 melallui data sheeet
moto
or DC dan haasil proses iddentifikasi.
4. melaakukan penggujian kon
ntroler untuuk
meng
gatur posisi model mottor DC servvo
HITE
EC HS-4222 menggunaakan metodde
PID dan LQR ddengan adannya gangguaan
dan taanpa gangguuan.
5. Analisa terhadap hasil penguujian.
mbahasan
III. Hassil Dan Pem
K = [k1 k2 k3]
(49)
Motor
M
DC seervo yang diigunakan padda
penelitiaan ini adalaah motor Deluxe HITE
EC
HS-422 dengan parameter
p
m
motor
sebaggai
berikut:
b
,
1. Koeefisien viskoos rotor dan beban
B = 0.008
2. Mom
men inersia rotor dan beeban ,
J =5
5.7e-007 Kgg/m2
3. Kon
nstanta torsi motor,
Km
m =0.0134 Nm
m/A
4. Induuktansi jangkar La=6.5ee-005 H
5. Tah
hanan jangkaar Ra =1.9 Ohm
O
lan
ngkah pertam
ma yang dilaakukan adalaah
pengujiaan lup tertuttup plant mo
otor DC tanppa
kontroleer dan diiamati resp
pon stepnyya,
kemudiaan dilanjukkan dengaan pengujiaan
kontroleer PID untukk mengontrol posisi motor
DC pad
da perubahann posisi tannpa gangguaan
dan denggan adanya gangguan
g
.
Gaambar berikkut memperlihatkan repoon
step lu
up tertutup sistem taanpa adanyya
kontroleer.
Gambarr 7. Diagram
m kontrol unntuk sebuah
motor DC
III.1. Koontrol Posissi Menggunaakan
Kon
ntroler PID Dan LQR Tanpa
T
Gan
ngguan
n step lup teertutup plannt
Settelah respon
tanpa kontroler
diperoleh,
dilakukann
gontrolan po
osisi keluarann
penelitiann untuk peng
motor DC
D sesuai dengan
d
refeerensi posissi
masukan yang dibeerikan dan diharapkann
kan selalu stabil setiapp perubahann
sistem ak
posisi tannpa gangguan.
Gam
mbar 8 dan 9 berturut-turu
b
ut
memperliihatkan hassil pengujiaan kontroleer
PID untu
uk mengontrool posisi mottor DC. Padaa
pengujianni ini diasum
msikan sudutt poros motoor
pada saatt start adalahh berada padda posisi 00,
kemudiann motor haruus menggerakkan bebann
menuju posisi
p
110 atau
a
0.2 raddian dan 6000
atau 1.0447 radian. Parameter
P
k
kontrol
yangg
dipilih daalam pengujian diatas untuk
u
posissi
0.2 radiaan dan 1.047 radian maasing-masingg
adalah :
Kp = 2.0
001;
Ki = 0.0
Kd = 0.00001;
Gam
mbar 9. Respoon lup tertuttup sistem
denggan kontroleer PID dan LQR
L
tanpa
gaangguan untuuk posisi 1.0047 rad
Daari Gambarr 8 dan 9 dapat dilihhat
respon
sistem
menggunaka
m
an
dengan
kontroleer PID cukkup baik, waktu yanng
dibutuhkkan untuk mencapai sistem yanng
stabil dengan
d
mennggunakan kontroler
k
PIID
masing masing berada padaa t= 0.72 daan
0.6 detiik dengan peersentase Ovvershoot 0.0554
% . Darri gambar ddi atas juga terlihat hassil
pengujiaan kontrolerr LQR untuuk mengontrrol
posisi motor
m
DC unntuk posisii 110 atau 0.2
0
radian dan
d 600 attau 1.047 raadian. Matrrik
bobot yang
y
dipilih dalam penngujian untuuk
posisi 0..2 radian dann 1.047 radian adalah :
01;
R = 0.00
Q = [1 0 0 0; 0 1 0 0; 0 0 1 0;0
0 0 1];
uk mencappai
Waktu yang dibuttuhkan untu
y
stabil dengan menggunaka
m
an
sistem yang
LQR beerada pada t=
= 0.48 detikk , lebih ceppat
dibandin
ngkan mennggunakan PID dengaan
persentaase Overshooot 0.66% un
ntuk posisi 110
0
dan 0.599% untuk poosisi 60 .
3.2. Koontrol Posisii Menggunaakan
Kontroler PID
D Dan LQR Dengan
Adanya Ganggguan
Peengujian peengaruh gaangguan ataau
perubahhan beban teerhadap kesttabilan sisteem
dalam mengontroll posisi keeluaran motor
uai dengan rreferensi posisi masukaan
DC sesu
yang dib
berikan, dilaakukan dengan menambaah
beban torsi
t
pada motor. Beban
B
yangg
diberikann mulai dari 0, 0,1 Nm, 0.3 Nm dann
0.5 Nm.
D
Dalam
penggujian ini diasumsikann
sudut pooros motor pada saat start adalahh
berada paada posisi 00, kemudiann motor haruus
menggeraakkan bebann menuju poosisi 110 atauu
0.2 radiaan dan 600 atau 1.047 radian.
r
Hasiil
pengujiann pengaru
uh pembebbanan padaa
kontrolerr PID dan LQR
L
diperlihatkan padaa
gambar berikut.
b
G
10 dan 11 naampak bahw
wa
Pada Gambar
kontroleer LQR dalam
m kasus konntrol posisi ini
i
responsiif terhadap pperubahan beban,
b
terlihhat
kontroleer LQR mam
mpu menjaga konvergennsi
atas perrubahan beban tanpa peningkatkaan
berarti pada overrshootnya. Matrik
M
bobbot
yang dippilih dalam pengujian untuk posiisi
110 dan 600 adalah:
001;
R = 0.0
Q = [1 0 0 0; 0 1 0 0; 0 0 1 0;0 0 0 1];
p
overshoot berturut-turrut
Nilai persentase
0,384 % dan 0,5999% untuk posisi 110 daan
600, seedangkan w
waktu yangg dibutuhkaan
sistem untuk menncapai kestaabilan adalaah
0
detik, lebih
l
cepat dibandingkaan
sekitar 0.48
mengguunakan PID.
IV. Keesimpulan
k
posiisi
Beerdasarkan ppenelitian kontrol
mengguunakan konntroler PID
D dan LQ
QR
dengan adanya ganngguan atau tanpa adanyya
gangguaan dapat disiimpulkan sebbagai berikuut:
a. Mettode LQR uuntuk menggontrol posiisi
mottor DC mem
mpunyai kestabilan yanng
kokoh dan keteelitian yang tinggi hal ini
i
k
sudaah
terbukti walauppun sinyal kontrol
utput sisteem
menngalami gaangguan, ou
massih stabil dann waktu yanng dibutuhkaan
sisteem untuk m
mecapai kestaabilan dengaan
adannya gangguaan mendekatti waktu yanng
dibutuhkan
sistem
tanpa
adanya
gangguan.
b. Pada penelitian posisi tanpa adanya
gangguan atau dengan adanya gangguan,
respon sistem dengan menggunakan
kontroler LQR lebih cepat mencapai
sistem yang
stabil
dibandingkan
menggunakan kontroler PID .
c. Dari penelitian menggunakan kontrol PID
untuk sistem kontrol posisi dengan
adanya ganguan, sistem masih mampu
menjaga konvergensi atas perubahan
beban, namun perubahan beban atau
gangguan yang besar menyebabkan
oveshootnya makin tinggi pula.
d. Pemakaian kontroler LQR dapat
dipertimbangkan untuk sistem dengan
adanya perubahan beban atau gangguan.
V. Daftar Pustaka